PENELITIAN TEKNOLOGI PEMBATIKAN PADA TENUN SABUT KELAPA
|
|
- Farida Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENELITIAN TEKNOLOGI PEMBATIKAN PADA TENUN SABUT KELAPA Lies Susilaning Sri Hastuti Peneliti pada Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl.Kusumanegara No 7 Yogyakarta hastuti2121@gmail.com ABSTRAK Tanaman kelapa banyak terdapat di seluruh pelosok Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan tanaman yang serbaguna, karena dari ujung daun sampai ujung akarnya dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah sabut yang ada pada buah kelapa. Sudah banyak produk dibuat dari sabut kelapa misalnya sapu, keset, sikat, tali dan lain lain. Pada penelitian ini dilakukan dengan menerapkan teknologi pembatikan pada sabut kelapa yang telah ditenun. Sebagai bahan lusi digunakan benang dari nilon maupun katun, sedang untuk pakan digunakan sabut. Teknologi pembatikan yang diterapkan adalah batik tulis dengan motif kontemporer, hal ini karena untuk motif tradisional sulit diterapkan pada bahan ini karena permukaannya yang tidak rata sehingga akan membuat motifnya tidak bagus. Zat warna yang digunakan adalah zat warna basis dan pelorodan menggunakan cara panas. Hasil yang diperoleh adalah untuk tenun yang menggunakan benang nilon warna yang ditimbulkan tidak merata karena nilon kurang sempurna menyerapzat warna, sedang yang menggunakan benang katun warnanya cukup rata. Pada saat pelorodan zat warna banyak ikut terlarut sehingga hasil pewarnaannya kurang sempurna. Dari hasil kuesioner untuk mengetahui seberapa jauh dari harapan keberterimaan produk di masyarakat diperoleh nilai 63 atau 63% dari nilai tertinggi 100 atau 100%. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa tenun sabut dapat diproses batik namun cara pelorodannya yang perlu dicoba dengan cara lain agar dapat ditemukan cara pelorodan yang paling tepat dan zat warna yang digunakan perlu dicari yang lebih sesuai. Dari penilaian yang masih rendah maka hasil yang diperoleh perlu penyempurnaan lebih lanjut. Kata kunci : Sabut kelapa, tenun, batik PENDAHULUAN Barang kerajinan pada saat ini banyak digemari oleh konsumen karena sifatnya yang alami dan harganya yang terjangkau. Selain itu bahan baku dari produk kerajinan ini banyak dan mudah ditemui diseluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah sabut kelapa yang berasal dari kulit buah kelapa. Seperti telah diketahui bahwa tanaman / pohon kelapa merupakan pohon yang serbaguna karena hamper semua bagian pohonnya dapat dimanfaatkan. Jika kita lihat dari daunnya dapat dimanfaatkan untuk atap, pembungkus ketupat dan lidinya dapat dibuat sapu atau kerajinan lidi seperti piring, tempat buah. Bunganya dapat dimasak menjadi gudeg, pelepahnya dapat digunakan untuk kayu bakar. Buahnya digunakan untuk membuat makanan,minyak goreng, tempurungnya dapat untuk bahan bakar,kerajinan. Air buahnya dapat diolah menjadi Nata de Coco, sabutnya dapat dijadikan kerajinan seperti sapu, sikat, keset, atau tali, Batangnya dapat digunakan untuk bahan bangunan atau mebel atau bahkan produk kerajinan lain yang berfungsi. Bahkan akarnyapun dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar atau kerajinan. Dari manfaat pohon kelapa yang banyak tersebut maka pada penelitian ini difokuskan hanya disabut kelapa saja. Masalah yang ada sampai pada saat ini di insutri sabut kelapa adalah bahwa produk yang dihasilkan adalah produk dengan desain yang kurang menarik dan pada umumnya berupa alat rumah tangga saja. Inipun saat ini sudah tidak banyak digemari oleh konsumen karena jika digunakan dan kena air maka sabut kelapa akan mengeluarkan wara sehingga membuat kotor lingkungan di sekitarnya. Produk sabut kelapa yang sudah agak maju adalah untuk bahan pembantu pengisi jok mobil atau pengisi kasur busa atau yang lebih dikenal dengan kasur springbed. Berangkat dari masalah tersebut maka penelitian ini dilakukan. Untuk mengetahui seberapa jauh produk hasil dari penelitian ini diminati oleh konsumen, maka dilakukan pengujian melalui survey dengan memberikan kuesioner kepada beberapa orang koresponden. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sabut kelapa agar dapat memiliki nilai tambah yang A-88
2 lebih tinggi dengan menjadikannya produk kerajinan yang lebih menarik. Adapun manfaatnya adalah mengembangkan industry sabut kelapa sehingga mampu bertahan dan bersaing dengan industry kerajinan lain. Metode penelitian yang dipakai adalah dengan melakukan ujicoba pembuatan produk di laboratorium anyam anyaman Balai Besar Kerajinan dan Batik ( BBKB )Yogyakarta dan kemudian hasilnya diikutkan pada pameran yang dilakukan oleh BBKB sehingga memperoleh masukan untuk penyempurnaannya. Sabut kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang dapat dimanfaatkan. Sabut buah yang tua, disakal, direndam dan setelah itu dikeringkan lagi baik dipilin untuk semacam tali, yang tahan lama dalam air masin, tetapi cepat busuk di dalam air tawar. Tali itu dipakai juga untuk memakai perahu yang mengambang dalam air. Dalam perkembangannya tali sabut ini dibuat dalam berbagai diameter sehingga dapat dipakai sebagai bahan baku kerajinan anyaman dari sbaut kelapa seperti keset, keranjang sampah, tempat paying dan lain lain. Sementara sabut yang tidak dianyam dapat digunakan juga untuk membuat sapu. Untuk dapat membuat kerajinan sabut menjadi produk kerajinan yang lebih menarik, maka pada penelitian ini sabut kelapa tersebut ditenun terlebih dahulu, Benang nilon dan katun yang digunakan untuk lusi sementara pakannya digunakan sabut yang ukurannya agak panjang. Tenun yang digunakan adalah tenun ATBM. Tenun sabut ini telah diproduksi di perajin di wilayah Yogyakarta namun masih dalam bentuk polos belum diberi 89ember89t apapun. Proses batik secara garis besar hanya melalui beberapa tahap yaitu pemolaan, pemberian/ pelekatan lilin dengan menggunakan canting, pewarnaan dan terakhir pelorodan. Pemolaan adalah membuat pola motif pada kain mori. Desain motif ada yang tradisonal namun ada juga yang lebih modern atau lebih dikenal dengan kontemporer. Setelah proses pemolaan selesai maka selanjutnya adalah pemberian / pelekatan lilin. Pelekatan lilin menggunakan lilin batik, pelekatan liln ini sesuai dengan motif yang telah dibuat dan lilin yang digunakan adalah lilin batik. Ada beberapa cara pelekatan lilin batik ini, yaitu dengan ditulis menggunakan canting tulis, dengan dicap menggunakan canting cap atau dilukiskan dengan menggunakan kuwas atau jegul. Fungsi dari lilin batik ini adalah untuk menolak terhadap warna yang diberikan pada kain pada pengerjaan berikutnya. Yang dimaksud dengan lilin batik adalah campuran dari 89ember unsure lilin batik, pada umumnya terdiri dari gondorukem, mata kucing, paraffin atau microwax, lemak atau minyak nabati kadang kadang ditambah dengan lilin dari tawon atau dari lancing. Pewarnaan batik, pekerjaan ini dapat berupa mencelup, dapat secra coletan atau lukisan. Pewarnaan dilakukan secara dingin (tanpa pemanasan) dan zat warna yang dipakai tidak hilang warnanya pada saat pengerjaan menghilangkan lilin atau tahan terhadap tutupan lilin. Pewarna yang digunakan adalah pewarna tekstil, namun tidak semua zat warna tekstil dapat digunakan, hal ini karena : 1.Pada pewarnaan batik dikerjakan tanpa pemanasan karena batik memakai lilin batik 2.Lilin batik pada umumnya tidak tahan terhadap alkali yang kuat. 3.Pada proses terakhir dari pembatikan menggunakan air panas dan tidak semua zat warna tahan terhadap air panas tersebut. Pada penelitian ini zat adalah basis, zat warna ini mengandung gabungan amino basisi, sehingga larutan zat warna ini bersifat basis, dalam perdagangan umumnya yang ada adalah garam chloride atau garam mulfatnya. Zat warna ini mempunyai warna yang brilliant dan dapat 89ember warna bahan dari binatang secara langsung misalnya sutera atau wol. Untuk 89ember warna pada katun harus memakai obat pemnatu sebagai beitsa. Obat yang dapat dipakai untuk beitsa adalah 1. TRO, 2. Tannine, 3. Tawas dan sedikit soda abu, 4. Katanol. Zat Warna basis sudah sejak dulu dipakai pada pembatikan, tetapi karena ketahanannya kurang kuat maka ter desak oleh zat warna lain yang lebih kuat. Namun demikian akhir akhir ini masih digunakan karena untuk member warna pada bakal baju batik dan kain batik kasar. Pelorodan adalah proses menghilangkan lilin yang telah melekat pada permukaan kain secara keseluruhan atau hanya pada tempat tempat tertentu dengan mengerok ( ngerik ). Pelorodan ini dilakukan dengan mencelupakan kain pada air mendidih sehingga lilin batik yang melekat pada kain akan melebur dan lepas dari kainnya. METODE Dalam mencari data untuk mengetahui seberapa jauh minat konsumen terhadap produk yang dihasilkan, populasi yang digunakan adalah para pengunjung pameran yang usianya telah dewasa A-89
3 sehingga dapat memberikan masukan pada hasil penelitian. Populasi yang diambil adalah sekitar 50 orang, dari table 5.1 Penentuan Jumlah Sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1,5 dan 10 % dari buku Metode Penelitian Bisnis ( Prof. Dr. Sugiyono ).dan dengan memilih tingkat kesalahan 5 % maka diperoleh banyaknya sampel yang dibutuhkan adalah 44 orang. Untuk pengukuran digunakan Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebgai variable penelitian. Dengan skala Likert maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebgai titik tolak untuk menyusun item item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata kata antara lain : 1 Sangat setuju 2 Setuju 3 Ragu ragu 4 Tidak setuju 5 Sangat tidak setuju 1 Setuju 2 Sering 3 Kadang kadang 4 Hampir tidak pernah 5 Tidak pernah 1 Sangat positif 2 Positif 3 Netral 4 Negatif 5 Sangat negatif 1 Baik sekali 2 Cukup baik 3 Kurang baik 4 Sangat tidak baik Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya : 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/sering/positif diberi skor 4 3. Ragu - ragu/kadang kadang/ netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hamper tidak pernah/negative diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernaha/sangat negative diberi skor 1 Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Teknik analisa data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam Statistik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi stattistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan ntuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populas yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluag ( probability No Tabel 1 Kuesioner Produk yang dibuat Aspek yang dinilai 1 Keserasian sabut kelapa untuk produk yang dibuat 2 Desain produk sabut kelapa 3 Motif batik yang dibuat 4 Kerataan warna yang ditimbulkan 5 Kualitas produk sabut yang dibuat 6 Kombinasi warna yang digunakan 7 Harga produk yang dibuat 8 Kekuatan Konstruksi produk yang dibuat 9 Kesesuaian bahan pembantu yang dipakai untuk kombinasi desain produk 10 Kualitas tenunan sabut kelapa secara fisik Keterangan Skor : 4 = Baik sekali; 3 = Baik 2 = Cukup baik; 1 = Tidak baik A-90 Skor nilai
4 Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalm bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5%, maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian adalah kuesioner dan pengamatan. Kuesioner yang digunakan adalah sebagai pada Tabel 1. Dari butir butir yang dicantumkan dalam kuesioner diharapkan masyarakat memberi penilaian yang baik sehingga produk sabut yang dibuat tersebut dapat diterima dan besar kemungkinan untuk dapat dipasarkan. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perajin sabut kelapa agar terbuka wawasannya bahwa sabut kelapa dapat dibuat produk yang menarik dan laku untuk dijual. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan ujicoba pembuatan produk di laboratorium anyaman Balai Besar Kerajinan dan Batik ( BBKB ) Yogyakarta dan kemudian dipamerkan pada pameran yang diikuti oleh BBKB untuk mendapatkan masukan pendapat dari para pengunjung yang datang. PEMBAHASAN Populasi yang diambil disini adalah para pengunjung pameran yang usianya antara tahun, karena asumsinya adalah pada usia tersebut responden mampu memberikan penilaian secara baik dan mampu pula memberikan masukan untuk penyempurnaan produk yang dibuat. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 50 lembar untuk 50 orang yang dipakai sebagai sampel. Dari tabel 5.1Penentuan Jumlah Sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1,5 dan 10 % dari buku Metode Penelitian Bisnis ( Prof. Dr. Sugiyono ) dan memilih tingkat kesalahan 5 %, maka sampel yang harus diperoleh adalah 44. Produk yang dibuat adalah sketsel / penyekat ruangan dengan bingkai dari kayu kelapa dan untuk menjaga agar tenunan sabut dapat tegang pada saat dipasang digunakan bambu cendani. Finishing untuk kayu kelapa menggunakan vernis. Pada proses pewarnaan disini digunakan cara colet, menggunakan zat warna basis meskipun sesungguhnya telah diketahui bahwa ketahanan luntur dari zat warna ini sangat tinggi tetapi hanya zat warna ini yang paling bagus untuk diterapkan pada serat alam non tekstil yang antara lain adalah sabut kelapa. Untuk cara pelorodan atau penghilangan warnanya kurang tepat karena dengan menggunakan air panas maka warna yang digunakan akan mudah luntur.motif batik ayng digunakan adalah motif yang modern meskipun masih ada unsur batiknya sebab jika menggunakan murni motif tradisonal menemui kesulitan pada saat pencantingan karena permukaan yang tidak merata. Namun demikian mendapatkan masukkan bahwa motif batik tradisonal akan lebih baik jika dapat diterapkan. Gambar 1. Produk yang dibuat A-91
5 Dari kuesioner yang dibagikan maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 2. Data rata- rata produk yang dibuat No Skor untuk butir No : Jml Skor Jml A-92
6 Jumlah skor yang diperoleh = Jumlah skor ideal ( bila semua responden menjawab skor tertinggi pada setiap butir ) = 4 x 10 x 44 = 1760 ( 4 = skor tertinggi, 10 = jumlah butir instrumen, 44 =ukuran sampel ). Pendapat masyarakat tentang produk sabut yang dibuat = 1107 : 1760 = 0,63 ( dari hasil pembulatan ). Artinya 63 % dari kriteria yang diharapkan atau mendapat nilai 63 untuk skor tertinggi 100. KESIMPULAN Dari hasil yang diperoleh bahwa masyarakat memberikan penilaian sebesar 63 atau 63% dari nilai 100 atau 100% pengharapan bahwa produk diterima, maka dapat disimpulkan bahwa produk tersebut masih belum dapat memenuhi harapan sehingga masih perlu dilakukan penyempurnaan lagi terutama dari sisi pewarnaan agar dapat dicari zat warna yang lebih tepat dan cara pelorodan yang lebih sesuai sehingga tidak membuat luntur warna batiknya. Dan yang terpenting bahwa sabut kelapa ternyata dapat dibatik. DAFTAR PUSTKA K. Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 1, Cetakan kesatu, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, Alfabeta,CV, Bandung. A-93
Vivin Atika *, Agus Haerudin Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia
23 PENGARUH KOMPOSISI RESIN ALAMI TERHADAP SUHU PELORODAN LILIN UNTUK BATIK WARNA ALAM Effect of Natural Resin Composition on Temperature of Wax Removing for Batik Natural Dye Vivin Atika *, Agus Haerudin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kembang Telekan Kembang Telekan (Tagetes Erecta L) Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa) Tanaman ini sering ditanam di halaman rumah dan taman-taman
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciJl. C.7-1. Abstrak. yang bertujuan untuk. kaca, lembaran. dalam pameran untuk. dijinjing. Bali yang juga. Selain dari hal. kemasan yang cocok.
KEMASAN UNTUK KERAJINAN DARI BAHAN BAKU ANYAMANN SERAT ALAM NON TEKSTIL ( SANT ) Lies Susilaning Sri Hastuti Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta E-mail : hastuti2121@gmail.com
Lebih terperinciBayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu
EKSPLORASI WARNA ALAM MENGGUNAKAN KULIT BATANG, AKAR, DAUN DAN BUAH DARI TANAMAN MANGROVE (RHIZOPORA STYLOSA) SEBAGAI PEWARNA BATIK DENGAN PENGGUNAAN FIKSATOR TAWAS, TUNJUNG DAN KAPUR Bayu Wirawan D. S.
Lebih terperinciKerajinan Batik Tulis
Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciMENILIK KELAPA & MINYAKNYA UNTUK BERBAGAI PELUANG USAHA
MENILIK KELAPA & MINYAKNYA UNTUK BERBAGAI PELUANG USAHA (Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Lingkungan Bisnis) DISUSUN OLEH: IRFAN FAUZIANSYAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 10.11.4409 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY
SENI KERAJINAN BATIK Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY Pengertian Batik Pengertian batik secara umum adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan teknik tutup
Lebih terperinciKEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)
KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) Lina Indra Kartika Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email : m300adsa@yahoo.co.id
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Nama : Anugrah Kurniadi NIM : 10.11.3965 Kelas : S1TI-2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENDULANG RUPIAH DARI KELAPA ABSTRAK Peluang usaha dari manfaat kelapa Indonesia merupakan tempat
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciKRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS
Lebih terperinciSENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSES PEMBUATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. MENGOLAH KAIN (PERSIAPAN ALAT DAN
Lebih terperinciKLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar
KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL
digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tekstil di era modern seperti sekarang ini semakin dibutuhkan.batik adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN
ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya
Lebih terperinciREKAYASA ALAT PENCELUP SERAT ALAM NON TEKSTIL (SANT)
REKAYASA ALAT PENCELUP SERAT ALAM NON TEKSTIL (SANT) Lies Susilaning Sri Hastuti, Aan Eddy Antana *) Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta 55166, Indonesia, Telp (0274) 546111
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Natrium Silika Pada Proses Pelorodan Kain Batik Sutera
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011 Pengaruh Konsentrasi Natrium Silika
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN
BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Sebuah ide biasanya dapat berasal dari manapun, bersumber dari apapun, sesuai inspirasi yang didapatkan oleh seniman itu sendiri, serta stimulus yang
Lebih terperinciTabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.
Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1. warna kusam Air Mendidih 2. mudah luntur 3 bungkus 3. bisa diurai 4. bisa dipilin
Lebih terperinciHO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK
HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK Tentang Batik Cap ISTILAH BATIK (SII.0041-74) Cara pelekatan lilin batik Tulis Adalah bahan kain tekstil hasil pewarnaan menurut corakcorak khas Indonesia, dengan menggunakan
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubunganhubungannya.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Metodologi yang digunakan penulis adalah metodologi kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubunganhubungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu tanaman yang terpenting dalam perekonomian Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan buah mempunyai
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat
Lebih terperinciUjian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII
Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII 1. Batik berasal dari kata amba dan tik yang berarti... a. Menggambar, titik c. Menulis, garis b. Menulis, titik d. Menggambar, garis 2.
Lebih terperinciBATIK DARI INDONESIA
BATIK DARI INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Rissa Destyan Anindita NIM : 09.12.3519 Kelas : S1SI4K SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Abstrak Seni batik adalah sebuah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Adapun jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciBangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN
UD. Oca Batik Madura adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan batik tulis yang sedang berkembang dan professional. UD. Oca Batik Madura merupakan salah satu perusahaan yang ikut
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
35 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Dalam penciptaan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul APLIKASI TEKNIK BATIK TULIS DENGAN MOTIF RUMAH ADAT DAYAK KANAYATN PADA PEMBUATAN TAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
Lebih terperinciZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK
ABSTRAK Zat warna untuk kain katun terdiri dari zat warna Alami (Natural Dyes) dan zat warna Sintetis (Synthetic Dyes). Zat warna alam terdiri dari akar, batang, kulit, buah, dan bunga. Sedangkan zat warna
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang
BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA 3.6 Proses Pengambilan Serat Kapuk Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang waktu 2 atau 3 pekan, yang pertama kalinya biasanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam pengertianya metode ilmiah scara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pnelitian dengan masalah penelitian yang akan dijawab.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menjawab masalah penelitian, seorang peneliti harus menetapkan metode yang tepat yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian. Menetapkan metode penelitian harus
Lebih terperinciSOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang
Lebih terperinciSEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2010 ISSN :
TEKNOLOGI PEMBUATAN BATIK KULIT KAYU JOMOK ( MORACEAE ) UNTUK PRODUK KERAJINAN Oleh : Eustasia Sri Murwati ABSTRAK Kulit kayu jomok dapat diproses menjadi lembaran kulit kayu yang tipis sampai ketebalan
Lebih terperinciTEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY
TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY Pendahuluan Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik
43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara
Lebih terperinciPENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017
PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)
FINAL TEST BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD) GRADE 7 2011/2012 1. Konsep PTD adalah PGBU, yaitu... a. Pikir, Gambar, Buat, Ulangan b. Palu, Gergaji, Baut, Ulir c. Pikir, Gambar, Buat, Uji d. Pikir, Gabung,
Lebih terperinciPenggunaan Natrium Silikat pada Proses Pelorodan Batik Terhadap Pelepasan Lilin dan Kekuatan Tarik Kain
Penggunaan Natrium Silikat pada Proses Batik Terhadap Pelepasan Lilin dan Kekuatan Tarik Kain Dwi Suheryanto Balai Besar Kerajinan dan Batik Badan Penelitian Kebijkan Iklim dan Mutu Industri - Kementrian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.5 Definisi Judul Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk Sebagai Bahan Baku Tekstil. Pengertian dan cakupan dari judul diatas dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan
Lebih terperinciMAKALAH LINGKUNGAN BISNIS
MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Pembuatan minyak kelapa Nama : Aditya krisnapati Nim : 11.01.2900 Kelas : D3TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Dengan berbagai kemajuan yang telah diperoleh dari produk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (independen) tampa membuat perbandingan, atau menghubungkan anatara variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif kualitatif, Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciberagam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia. Kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MALAM TAWON PADA PEMBUATAN BATIK KLOWONG TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBATIKAN
PENGARUH KOMPOSISI MALAM TAWON PADA PEMBUATAN BATIK KLOWONG TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBATIKAN Abdul Malik 1, Retno 2, Ayu 3 Jurusan Teknik Kimia-Tekstil, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam
Lebih terperinciNASKAH APA KABAR JOGJA
Kerajinan Batik Kayu Kerajinan adalah salah satu keunggulan daya tarik wisata yang mampu mendukung Yogyakarta sebagai kota pariwisata // berbagai sumber potensi mengangkat citra kota yogyakarta / salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Literatur Didapat dari macam-macam buku baik cetak maupun
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. RUANG LINGKUP Wanita Indonesia yang tinggal atau menetap di Jakarta. Pengujian Hipotesa. Kesimpulan Hipotesa
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular
BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan
Lebih terperinci1 R i m a R a c h m a w a t i
Instrumen penelitian diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Oleh karena itu jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di pinggir kota Yogyakarta). Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja dipilih dengan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki
BAB III METODA PENELITIAN III.1 Jenis dan Sumber Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis yang meliputi
Lebih terperinci-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement
No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai
BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan
Lebih terperinciSKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF
SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF EKO HERTANTO PROGRAM PASCASARJANA Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan
Lebih terperinciDian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S. Bagian Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan, UGM Jl. Agro No : 1 Bulaksumur Yogyakarta.
PENGARUH PERBEDAAN CARA EKSTRAKSI dan BAHAN FIKSASI BAHAN PEWARNA LIMBAH SERBUK KAYU MAHONI (Swietenia macrophylla King.) TERHADAP KUALITAS PEWARNAAN BATIK Dian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S Bagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Gambar 3.1. Denah Gedung Kesenian Rumentang Siang Sumber: Google Maps Gedung kesenian Rumentang Siang terletak di Jalan Baranang Siang No.1.terletak di sebelah
Lebih terperinciSOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA
DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY
Lebih terperinciAgus Haerudin, Dana Kurnia Syabana, Dwi Wiji Lestari Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta
93 PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGEMBAN PADA PEWARNAAN ALAM BATIK KAIN CAMPURAN CHIEF VALUE OF COTTON (CVC) Carrier Concentration Effect on Natural Color Batik Mixed Fabric Chief Value of Cotton (CVC) Agus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Studi Pustaka 1. Seni Batik Lukis Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik lukis dikerjakan dengan teknik tutup celup, menggunakan malam bahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kota Bandung, jalan Aceh no. 30 Bandung.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di Restoran. Lokasi ini bertempat di Kota Bandung, jalan Aceh no. 30 Bandung. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciBab 3 METODE PENELITIAN
Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan dibidang ekonomi pada SDA dan SDM yang produktif, mandiri, maju dan berdaya saing. Karena dibidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. populasi tersebut dengan menyebarkan kuisioner. 1. lebih terurai lagi melalui gabungan antarkarakteristik tertentu.
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersikap kuantitatif. Dimana peneliti hanya menggambarkan,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersikap kuantitatif. Dimana peneliti hanya menggambarkan, menjelaskan atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena atau berbagai
Lebih terperinciStudi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan
Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Dody Hadiwijaya Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas Cikarang E-mail : dodydp@yahoo.com
Lebih terperinciKompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Yaitu melukiskan variabel, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan melukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Manusia sebagai makhluk sosial memiliki berbagai macam kebutuhan, kebutuhan manusia tersebut harus dipenuhi agar manusia dapat hidup dengan layak. Berbicara
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok dari Familia Palmae dan disebut juga Cocos nucifera L dan banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanaman yang dapat hidup di beberapa ketinggian adalah tanaman kelapa. Selain mudah tumbuh, tanaman kelapa juga memiliki banyak manfaat. Tanaman kelapa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES
Lebih terperinciBAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan
BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif
Lebih terperinciMINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK DAN KEAWETAN IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN ABU PELEPAH KELAPA
UJI ORGANOLEPTIK DAN KEAWETAN IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN ABU PELEPAH KELAPA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian yang berdasarkan angka-angka ( statistik).
46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Koordinasi Pimpinan terhadap kinerja pegawai di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi dan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco
21 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan, terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA
PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA Oleh: Widihastuti Staf Pengajar Prodi Teknik Busana FT UNY widihastuti@uny.ac.id Pendahuluan Tanaman alpukat
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang
Lebih terperinciUJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA
UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: SUPRAPTI
Lebih terperinci