Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash"

Transkripsi

1 Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash Catur Karya Agus Priono SMA 2 Jekulo Kudus ABSTRAK Kemampuan siswa di dalam membaca pemahaman sangat rendah. Hal ini disebabkan motivasi siswa yang rendah dalam membaca, guru yang tidak memberikan kesempatan siswa untuk berlatih membaca, metode/teknik pembelajaran yang kurang bervariasi, serta terbatasnya sarana dan prasarana untuk kegiatan membaca. Berpijak pada kondisi ini, penulis meneliti kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan teknik membaca yang dirancang penulis, yaitu teknik latihan berulang berjenjang (Tela Ujang) dengan menggunakan macromedia flash. Penelitian ini bertujuan 1) meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) berbantuan Macromedia Flash dan 2) memotivasi siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) berbantuan Macromedia Flash. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, terdiri atas dua siklus, yaitu siklus satu menggunakan Tela Ujang tingkat dasar yang diberikan kepada siswa secara klasikal. Siklus dua menggunakan Tela Ujang tingkat lanjut yang diberikan kepada siswa secara individu. Hasil penelitian sebanyak dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut: 1) ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dari siklus satu sebesar 67,7% menjadi 85,3% pada siklus dua. Selain itu, motivasi siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Tela Ujang dengan menggunakan macromedia flash, yaitu: sangat tinggi 35,29%; tinggi 32,29%; sedang 20,59%, dan kurang 11,76%. Kata kunci: motivasi, membaca, teknik, dan macromedia flash A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu (1) keterampilan menyimak atau mendengarkan; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Tarigan (1994:1) mengelompokkan empat keterampilan tersebut menjadi dua yaitu: pertama, keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara sebagai komunikasi lisan; dan kedua, keterampilan membaca dan keterampilan menulis sebagai komunikasi tulis. Syafe i (1997:1.7) menyebutkan fungsi utama bahasa adalah untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Fungsi tersebut dijabarkan ke dalam enam fungsi

2 bahasa, yaitu (1) menyatakan fungsi faktual; (2) menyatakan sikap intelektual; (3) menyatakan sikap emosional; (4) menyatakan sikap moral; (5) menyatakan perintah; dan (6) untuk bersosialisasi. Oleh karena itu, Syafe i memberikan konsep-konsep pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, kegiatan-kegiatan berbahasa yang melibatkan komunikasi yang sebenarnya akan mendorong proses belajar bahasa, kegiatan-kegiatan bahasa sebagai tugas-tugas yang bermakna mendorong proses belajar bahasa, materi pelajaran bahasa yang berguna atau bermakna bagi siswa akan mendorong belajar bahasa, dan materi pelajaran bahasa dipilih berdasarkan kesesuaiannya yang diperlukan siswa dalam pemakaian bahasa yang bermakna dan nyata. Hal di atas berkaitan dengan Kurikulum 2004, yang sudah disempurnakan menjadi Kurikulum 2006/Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam Standar Isi KBK disebutkan bahwa keterampilan yang harus dikuasai siswa mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (BSNP, 2007:3-4). Namun, kenyataannya di antara empat keterampilan tersebut keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang paling rendah mendapat perhatian guru dan paling rendah dikuasai siswa. Bahkan, Taufiq Ismail membuat simpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang rabun membaca. Ia bersimpulan demikian karena hasil penelitiannya tentang membaca di beberapa negara, hanya di Indonesia yang tidak ada kewajiban siswa untuk membaca buku. Hasil penelitian yang dilakukan Program of International Student Assessement (PISA) Tahun 2006 juga menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia masih di bawah standar (rata-rata internasional). Skor yang diperoleh siswa Indonesia dalam kemampuan membaca 393. Skor tersebut masih di bawah skor standar internasional yaitu 450 dan di bawah jauh dari skor ideal yaitu 500. Gambaran kemampuan membaca di Indonesia tersebut adalah gambaran umum, lebih khusus adalah gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XII IPS-4 di SMA 1 Jekulo Tahun Pelajaran 2010/2011 yang juga sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman hanya 18 siswa (52,9%) dari 34 siswa yang berhasil mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Dari 18 siswa tersebut tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, nilai tertinggi adalah 85. Siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 16 siswa (47,1%). Di antara siswa tersebut, ada siswa yang mendapat nilai 30. Kemampuan membaca pemahaman siswa yang masih rendah tersebut disebabkan karena kurangnya motivasi siswa pada materi membaca dan siswa kurang menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca pemahaman untuk menunjang pemahaman materi mata pelajaran lain. Guru juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih membaca pemahaman dan kurangnya kemampuan guru memvariasi teknik pembelajaran membaca pemahaman. Guru seharusnya memberi kesempatan siswa untuk berlatih empat keterampilan berbahasa. Keempatnya harus dilatihkan secara berimbang sesuai fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya perhatian guru dan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca, yaitu (1) kurangnya sarana dan

3 prasarana yang berkaitan dengan membaca, terutama untuk latihan membaca pemahaman; (2) kurangnya motivasi guru untuk memberikan kesempatan siswanya berlatih membaca; (3) motivasi siswa rendah pada kegiatan membaca; dan (4) lingkungan masyarakat yang kurang mendukung untuk menciptakan budaya membaca. Di antara faktor-faktor tersebut, khususnya di lingkungan pendidikan, guru bisa mengatasi kurangnya sarana dan prasarana untuk latihan membaca dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi shoftware komputer. Di antara software komputer yang bisa digunakan untuk latihan membaca adalah program Macromedia Flash. Macromedia Flash bisa digunakan dalam pembelajaran, di antaranya untuk membuat media pembelajaran interaktif, materi pembelajaran interaktif, dan latihan kecepatan membaca pemahaman. Dengan menggunakan Macromedia Flash untuk latihan kecepatan membaca pemahaman, siswa lebih tertantang untuk berlatih karena dalam program tersebut kecepatan membaca sudah ditentukan. Siswa harus membaca dengan kecepatan tertentu. Selain itu, siswa akan termotivasi karena membaca dengan program Macromedia Flash adalah program baru. Namun, apakah program latihan kecepatan membaca pemahaman menggunakan Macromedia Flash ini bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan membaca? Penulis mencoba meneliti hal tersebut dalam bentuk PTK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi pijakan peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu 1. Apakah ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman setelah siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash? 2. Apakah siswa termotivasi mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran membaca pemahamn melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash 2. memotivasi siswa mengikuti pembejaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash. D. Kajian Teori Ada beberapa teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Teoriteori tersebut berkaitan dengan teori motivasi pembelajaran, membaca pemahaman, program Macromedia Flash, dan Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang). Secara lengkap kerangka teoretis diuraikan sebagai berikut:

4 1. Motivasi Belajar Motivasi adalah seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan (Sobur, 2003:268). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan dan pengalaman secara terus-menerus dan relatif tetap. Jadi, motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan latihan atau pengalaman secara terus menerus dan tetap untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baik. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (1) pengetahuan dan pengertian tentang materi yang dipelajari; (2) situasi yang mendukung belajar; (3) sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar; (4) motivasi individu untuk mengikuti proses pembelajaran; dan (5) intensitas latihan dan pengalaman yang dilakukan individu (Fauzi, 1997:45). 2. Membaca Pemahaman Membaca dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Membaca dalam hati bertujuan untuk memahami isi bacaan. Membaca dalam hati di antaranya membaca pemahaman. Membaca nyaring bertujuan untuk melatih intonasi (dinamik, pitch, jeda, dan nada). Membaca dalam hati biasa disebut membaca intensif, sedangkan membaca nyaring sering disebut membaca ekstensif. Membaca pemahaman perlu dilatihkan siswa karena membaca pemahaman sangat mendukung pemahaman materi mata pelaajaran lain. Membaca pemahaman yang baik adalah membaca yang dapat memahami isi bacaan minimal 70% dari isi bacaan. Maka, setelah membaca, sebaiknya siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan (Tarigan, 1994:7). 3. Program Macromedia Flash Macromedia Flash adalah salah satu program pembuatan animasi yang sangat handal. Karena kehandalannya itulah hampir semua program animasi menggunakan program flash. Kehandalan program flash dibandingkan dengan program lain karena ukuran file dari hasil animasinya yang kecil. Ini sangat mungkin digunakan dalam sebuah web (Daryanto, 2003:9). Dalam dunia pendidikan program flash juga banyak digunakan untuk menunjang pembelajaran, terutama untuk membuat multimedia yang interaktif dan ada kaitannya dengan animasi. Flash juga bisa digunakan untuk pembuatan kuis interaktif, presentasi materi pembelajaran yang lebih interaktif, dan bisa juga digunakan untuk latihan membaca pemahaman yang menggunakan program kecepatan membaca tertentu. Flash memungkinkan teks bisa diprogram muncul dan hilang/berganti dalam waktu tertentu. Teknik pembelajaran yang menggunakan program ini akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Wena, 2009:203).

5 4. Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) Menggunakan Macromedia Flash Teknik latihan berulang berjenjang yang disingkat Tela Ujang adalah teknik pembelajaran yang diturunkan dari teori belajar behavoristik, yaitu teori tentang keberhasilan belajar yang dipengaruhi oleh stimulus-stimulus atau rangsangan-rangasangan dari luar. Behaviorisme ini sangat mengagungkan proses belajar (Sobur, 2003:122). Teknik yang digunakan dalam pembelajaran membaca adalah belajar keterampilan (Skill Learning), yaitu proses belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini, proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan (Sobur, 2003:240). Maka, bentuk belajar keterampilan ini sering disebut juga latihan atau training. Dalam teori behavioristik motivasi sangat diperlukan agar individu memiliki keinginan atau minat untuk belajar. Motivasi yang tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik. Maka, Tela Ujang dirancang menggunakan macromedia flash sebagai software dan komputer sebagai hardware agar pembelajaran lebih menarik. Pembelajaran yang menggunakan komputer dengan program pembelajaran multimedia interaktif memungkinkan motivasi siswa dalam belajar akan meningkat. Tela Ujang dengan macromedia flash diprogram oleh peneliti untuk membantu siswa berlatih membaca pemahaman. Tela Ujang dengan macromedia flash terdiri atas dua jenjang, yaitu jenjang dasar dan jenjang lanjut. Jenjang dasar terdiri atas dua bacaan yang dilengkapi beberapa pertanyaan, yaitu bacaan 1 tingkat dasar dan bacaan 2 tingkat dasar. Jenjang lanjut juga terdiri atas dua bacaan yang dilengkapi beberapa pertanyaan yaitu bacaan 1 tingkat lanjut dan bacaan 2 tingkat lanjut. Pembelajaran membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash dipaparkan lebih jelas sebagai berikut a. Siswa atau guru mempersiapkan komputer yang memiliki program flash yang sudah memliki file Tela Ujang Flash Movie. b. Pilihlah salah satu file yang akan digunakan untuk latihan membaca pemahaman (lihat gambar 1) File Tela Ujang Dasar 1 File Tela Ujang Dasar 2 File Tela Ujang Lanjut 1 File Tela Ujang Lanjut 2 Gb. 1 File Tela Ujang Flash Movie

6 c. Bacalah ketentuan yang ada dari Selamat Datang, Bacalah Petunjuk berikut, sampai SELESAI. Gb. 2 frame SELAMAT DATANG Gb. 3 frame Petunjuk Penggunaan d. Ketika membaca, siswa mengikuti garis putih sebagai panduan kecepatan membaca yang digunakan program (lebih kurang 200 kata per menit). Garis putih panduan kecepatan membaca. Garis putih akan bergerak turun. Gb. 4 Halaman I teks bacaan Teks yang harus dibaca siswa e. Selesai membaca, siswa harus menjawab pertanyaan hingga selesai. Siswa harus segera menjawab karena pertanyaan sudah diprogram akan segera berganti pertanyaan berikut setelah waktu tertentu.

7 Gb. 5 Kesiapan menjawab pertanyaan Gb. 6 Contoh pertanyaan E. Rancangan Penelitian 1. Tempat Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang bahasa Indonesia 1 dan Ruang Komputer (Laboratorium TIK) SMA 1 Jekulo. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah 34 siswa kelas XII IPS-4 SMA 1 Jekulo Tahun Pelajaran 2010/2011. Siswa yang dipilih adalah siswa kelas XII IPS-4 karena di antara empat kelas XII IPS, siswa kelas XII IPS-4 memiliki kemampuan membaca yang paling rendah. Selain itu, siswa kelas XII IPS-4 tersebut memiliki motivasi yang rendah ketika mengikuti pembelajaran membaca pemahaman. 2. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca pemahaman karena subjek penelitian mengalami masalah tentang proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman. Maka, metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Subyantoro, 2009:27). Teknik yang digunakan dalam setiap siklus adalah teknik yang dibuat dan dirancang oleh peneliti sendiri yaitu Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Macromedia Flash. Teknik pembelajarannya menggunakan dua teknik pembelajaran yang berbeda. Siklus pertama menggunakan teknik pembelajaran klasikal, sedangkan siklus kedua menggunakan teknik pembelajaran individual. 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang terdiri atas kegiatan (1) membuat dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan sarana dan prasarana, seperti LCD, Laptop, komputer, alat evaluasi, dan lembar-lembar pengamatan; (3) menyiapkan kelas dan siswa sebagai tempat dan objek penelitian; dan (4) mengoordinasikan dengan teman sejawat. Kegiatan penelitian dilakukan dua siklus dengan menggunakan teknik pembelajaran yang dirancang peneliti, yaitu Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Macromedia Flash. Tela Ujang pada siklus pertama menggunakan kegiatan pembelajaran klasikal, sedangkan siklus kedua

8 menggunakan kegiatan pembelajaran individual. Secara lengkap pelaksanaan kedua siklus dipaparan berikut a. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Siklus I dilaksanakan di kelas dalam waktu 1 X 45 menit. Langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macomedia flash secara klasikal adalah 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan proses kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Siswa melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dengan menggunakan program flash Tela Ujang Dasar 1 secara klasikal. Guru menayangkannya berulang menggunakan LCD di kelas. 3. Siswa mendiskusikan dan mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui kemampuan daya serap mereka. 4. Siswa berlatih lagi membaca pemahaman menggunakan program flash Tela Ujang Dasar 2. Pada kegiatan ini penayangan dilakukan hanya sekali. 5. Siswa mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui perbandingan daya serap membaca pemahaman yang pertama (Tela Ujang Dasar 1) dengan yang kedua ini (Tela Ujang Dasar 2). 6. Siswa melaksanakan kegiatan postes. b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Siklus II dilaksanakan di Ruang Komputer (Lab. TIK) dalam waktu 1 X 45 menit. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macomedia flash secara individu adalah 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pelaksanaan membaca pemahaman pada siklus I, karena masih ada beberapa siswa yang masih memiliki daya serap kurang dari 70%. 2. Siswa melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dengan menggunakan program flash Tela Ujang Lanjut 1 secara individu. Guru memandu agar pelaksanaan kegiatan dilakukan bersama-sama. Kegiatan ini dilakukan berulang. 3. Siswa mendiskusikan dan mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui kemampuan daya serap mereka. 4. Siswa berlatih lagi membaca pemahaman menggunakan program flash Tela Ujang Lanjut 2. Kegiatan ini dilakukan hanya sekali. 5. Siswa mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui perbandingan daya serap membaca pemahaman yang pertama (Tela Ujang Lanjut 1) dengan yang kedua ini (Tela Ujang Lanjut 2). 6. Siswa melaksanakan kegiatan postes. 4. Prosedur Observasi dan Refleksi Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan teman kolaborasi mengadakan pengamatan tentang aktivitas siswa. Kegiatan pengamatan guru dan teman kolaborasi menggunkan lembar observasi (lihat lampiran). Kegiatan siswa

9 yang diamati adalah perhatian siswa, kegiatan siswa membaca, kegiatan siswa menjawab pertanyaan, keaktifan berdiskusi, dan aktivitas mengikuti postes. Setelah akhir kegiatan, siswa mengisi kuesioner yang berkaitan dengan tanggapan siswa tentang pembelajaran yang dilaksanakan, kesan dan pesan tentang materi pembelajaran yang diterima, proses pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang digunakan guru. Berdasarkan hasil tes dalam proses, postes, pengamatan, dan pengisian kuesioner; guru mengadakan refleksi sebagai dasar melaksanakan siklus II. Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus I masih ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman kurang dari 70%. Setelah dibandingkan dengan hasil pengamatan dan isian kuesioner ternyata ada kaitan antara kemampuan siswa membaca pemahaman dan motivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa mendapat bimbingan guru agar semua siswa memiliki motivasi yang baik pada pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash dengan harapan pada kegiatan siklus II lebih baik. 5. Prosedur Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu analisis kuntitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari tes dalam proses dan postes, sedangkan analisis kulitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi dan pengisian kuesioner. Selanjutnya kedua analisis data dibandingkan untuk mendapatkan simpulan. Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian ini analisis kuantitatif dilakukan dengan mencari persentase daya serap setiap siswa terhadap isi bacaan (batas daya serap membaca minimal 70%). Selain itu, persentase daya serap siswa juga dilakukan secara klasikal (daya serap klasikal minimal 80%). Analisis data kulitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash. Tingkatan motivasi dibagi menjadi empat, yaitu motivasi sangat tinggi (keaktifan 65% - 75%), motivasi tinggi (keaktifan 50% - 64%), motivasi sedang (30% - 49%), dan motivasi kurang (kurang dari 30%). Berdasarkan empat tingkatan tersebut dicari jumlah siswa dan persentase setiap tingkatan. F. Hasil Penelitian Hasil penelitian diuaraikan dalam dua siklus sesuai dengan pelaksanaan kegiatan PTK. Dua siklus yang dimaksud adalah 1. Hasil Penelitian pada Siklus I Ada dua hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian pada siklus I, yaitu hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes dibagi menjadi dua yaitu tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses ada dua yaitu tes ketika siswa selesai membaca pada Tela Ujang Dasar 1 dan Tela Ujang Dasar 2. Hasil nontes dibagi menjadi dua yaitu hasil observasi teman sejawat dan hasil pengisian kesioner.

10 Secara lengkap hasil tersebut dipaparkan sebagai berikut a. Hasil Tes dalam Proses dan Postes pada Siklus I Tes dalam proses mencakupi dua kegiatan, yaitu tes dalam proses ketika siswa berlatih membaca pemahaman dengan menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, yaitu bacaan 1 tingkat dasar dan bacaan 2 tingkat dasar. Postes dilakukan setelah siswa berlatih berulang pada tingkat dasar. Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus I ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut Tabel 1 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar TES DALAM PROSES DASAR 1 DASAR 2 POSTES NILAI KET. F % f % f % ,9 B , , ,2 B ,6 7 20,6 B , , ,4 BB ,7 1 2,9 1 2,9 BB <= BB b. Hasil Pengamatan dan Pengisian Kuesioner pada Siklus I Data nontes pada siklus I diperoleh dari pengamatan ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash Dasar dan pengisian kuesioner setelah siswa mengikuti pembelajaran. Hasil dari pengamatan dan kuesioner secara lengkap dipaparkan sebagai berikut Tabel 2 Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa pada Kegiatan embelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar MOTIVASI SISWA f PERSENTASE Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kurang ,35 29,41 14,71 23,53,00

11 Tabel 3 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar NO PERTANYAAN PILIHAN F % 1. Ketika pertama kali Anda menggunakan program latihan membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apa yang Anda alami? Mudah 3 8,8 Biasa Saja 7 20,6 Susah 24 70,6 2. Setelah Anda latihan Mengalami 16 47,1 berulang menggunakan Tela Biasa Saja 6 17,6 Ujang dengan Macromedia Tdk ,3 Flash, apakah Anda Mengalami mengalami peningkatan pemahaman? 3. Apakah menggunakan Tela Sangat 21 61,8 Ujang dengan Macromedia Flash bermanfaat? Bermanfaat Biasa Saja 6 17,6 Kurang 7 20,6 Bermanfaat 4. Apakah ada termotivasi Termotivasi 25 73,5 untuk menggunakan Tela Biasa Saja 5 14,7 Ujang dengan Macromedia Kurang 4 11,8 Flash? Termotivasi 5. Senangkah Anda mengikuti Senang 20 58,8 pemebalajaran membaca Biasa Saja 8 23,6 pemahaman menggunakan Kurang Senang 6 17,6 Tela Ujang dengan Macromedia Flash? 2. Hasil Penelitian pada Siklus II Hasil penelitian pada siklus II juga dibagi menjadi dua, yaitu hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes dibagi menjadi dua yaitu tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses ada dua yaitu tes ketika siswa selesai membaca pada Tela Ujang Lanjut 1 dan Tela Ujang Lanjut 2. Hasil nontes dibagi menjadi dua yaitu hasil observasi guru/teman sejawat dan hasil pengisian kuesioner.

12 Secara lengkap hasil tersebut dipaparkan sebagai berikut a. Hasil Tes dalam Proses dan Postes pada Siklus II Tes dalam proses pada siklus II ini juga mencakupi dua kegiatan, yaitu tes dalam proses ketika siswa berlatih membaca pemahaman dengan menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, yaitu bacaan 1 tingkat lanjut dan bacaan 2 tingkat lanjut. Postes dilakukan setelah siswa berlatih berulang pada tingkat dasar. Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus II ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut Tabel 4 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut TES DALAM PROSES LANJUT 1 LANJUT 2 POSTES NILAI KET. F % f % f % ,9 1 2,9 B ,8 4 11,8 8 23,6 B , , ,8 B , ,3 5 14,7 BB ,9 1 2,9 - - BB <= BB b. Hasil Pengamatan dan Pengisian Kuesioner pada Siklus II Data nontes pada siklus II ini diperoleh juga dari pengamatan ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut dan pengisian kuesioner setelah siswa mengikuti pembelajaran. Hasil dari pengamatan dan kuesioner secara lengkap dipaparkan sebagai berikut Tabel 5 Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut MOTIVASI SISWA F PERSENTASE Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kurang ,29 32,35 20,59 11,76,00

13 Tabel 6 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut NO PERTANYAAN PILIHAN f % 1. Ketika pertama kali Anda menggunakan program latihan membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apa yang Anda alami? 2. Setelah Anda latihan berulang menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apakah Anda mengalami peningkatan pemahaman? Mudah 14 41,2 Biasa Saja 8 23,5 Susah 12 35,3 Mengalami 26 76,5 Biasa Saja 6 17,6 Tdk. Mengalami 2 5,9 3. Apakah menggunakan Tela Sangat 28 82,4 Ujang dengan Macromedia Flash bermanfaat? Bermanfaat Biasa Saja 5 14,7 Kurang 1 2,9 Bermanfaat 4. Apakah ada termotivasi Termotivasi 21 61,8 untuk menggunakan Tela Biasa Saja 9 26,5 Ujang dengan Macromedia Kurang 4 11,7 Flash? Termotivasi 5. Senangkah Anda mengikuti Senang 24 70,6 pemebalajaran membaca Biasa Saja 8 23,5 pemahaman menggunakan Kurang Senang 2 5,9 Tela Ujang dengan Macromedia Flash? G. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data yang ditampilkan dalam hasil penelitian di atas, maka dapat dideskripsikan data tersebut sesuai dengan dua kegiatan, yaitu siklus I dan siklus II. Selain itu, dibahas pula tentang perbandingan siklus I dengan siklus II. Lebih lengkap deskripsi data hasil penelitian dalam bentuk pembahasan hasil penelitian diuraikan sebagai berikut 1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus I Pada pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash tingkat dasar diperoleh data yang menunjukkan

14 adanya keberhasilan, baik keberhasilan di dalam daya serap membaca, maupun motivasi di dalam mengikuti pembelajaran. Tabel 1 di atas ditunjukkan keberhasilan itu tampak pada hasil tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses tingkat dasar 1 terdapat 20 siswa (58,8%) siswa mendapat nilai antara 80 89; hanya ada 14 siswa (41,2%) yang mendapat nilai di bawah 70, terdiri atas 9 siswa (26,5%) mendapat nilai antara dan 5 siswa (14,7%) mendapat nilai Tes dalam proses tingkat dasar 2 terdapat 19 siswa (55,9%), terdiri atas 11 siswa (32,3%) mendapat nilai dan 8 siswa (23,6%) mendapat nilai 70-79; hanya ada 15 siswa (44,4%) yang mendapat nilai di bawah 70, terdiri atas 14 siswa (41,2%) mendapat nilai dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai Kegiatan Tela Ujang Tingkat Dasar 2 memang mengalami penurunan, tetapi nilai di bawa 60 mengalami penurunan. Peningkatan daya serap tampak dari postes, siswa yang mendapat nilai di atas 70 ada 23 siswa (67,7%) terdiri atas 1 siswa (2,9%) mendapat nilai , 15 siswa (44,2%) mendapat nilai 80 89, dan 7 siswa (20,6%) mendapat nilai 70 79; sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 ada 11 (32,3%), terdiri atas 10 siswa (29,4%) mendapat nilai dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai Motivasi siswa juga mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 2, yaitu ada 11 siswa (32,35%) memiliki motivasi sangat tinggi, 10 siswa (29,41%) memiliki motivasi tinggi, 5 siswa (14,71%) memiliki motivasi sedang, dan ada 8 siswa (23,53%) mmemiliki motivasi kurang. Siswa yang memiliki motivasi sedang dan kurang ini disebabkan karena mereka memiliki kesusahan ketika membaca pemahaman menggunakan Macromedia Flash ada 24 siswa (70,6%), sedangkan siswa yang merasa mudah ketika membaca tersebut hanya ada 3 siswa (8,8%). Yang paling menggembirakan peneliti dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash adalah ada 20 siswa (58,8%) merasa senang, 21 siswa (61,8%) sangat bersemangat mengikuti pembelajaran ini. 2. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus II Keberhasilan siswa di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash juga tampak pada siklus 2. Berdasarkan tabel 4 keberhasilan siswa meningkat jika dibandingkan pada siklus 1. Hal tersebut dapat diuraikan sebagi berikut Tes dalam proses tingkat lanjut 1 ada 22 siswa (64,7%) mendapat nilai di atas 70. Di antara 22 siswa tersebut ada 4 siswa (11,8%) mendapat nilai dan 18 siswa (52,9%) mendapat nilai Namun, siswa yang mendapat nilai di bawah 70 hanya 12 siswa (35,3%) yang terdiri atas 10 siswa (29,4%) mendapat nilai dan 2 siswa (5,9%) mendapat nilai Keberhasilan siswa di dalam tes dalam proses tingkat lanjut 2 mengalami penurunan jika dibandingkan pada tingkat lanjut 1 yaitu dari 22 siswa (64,7%) menjadi 21 siswa (61,8%). Dari 21 siswa ada 1 siswa (2,9%) mendapat nilai , sedangkan yang mendapat nilai ada 4 siswa (11,8%) dan yang mendapat nilai ada 16 siswa (47,1%). Siswa yang belum berhasil ada 13

15 siswa (38,2%) yang terdir atas 12 siswa (35,3%) mendapat nilai dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai Keberhasilan postes pada siklus 2 ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 70 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kedua nilai tes dalam proses. Ada 29 siswa (85,3%) yang berhasil, terdiri atas 1 siswa (2,9%) mendapat nilai , 8 siswa (23,6%) mendapat nilai 80 89, dan 20 siswa (58,8%) mendapat nilai Siswa yang belum berhasil hanya ada 5 siswa (14,7%) mendapat nilai dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah 60. Keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash pada siklus 2 ini disebabkan ada 14 siswa (41,2%) yang merasa mudah ketika mengoperasikan Tela Ujang menggunkan Macromedia Flash. Selain itu ada 24 siswa (70,6%) merasa senang menggunakan program Tela Ujang dengan Macromedia flash dan ada 28 siswa (82,4%) merasa sangat bermanfaat pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash. 3. Perbandingan Hasil Penelitian pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash dapat diperhatikan dalam paparan berikut Kegiatan tes setiap siklus terdiri atas tiga kegiatan yaitu dua tes dalam proses dan satu postes. Pada siklus 1 disebut tes tingkat dasar dan siklus 2 disebut tes tingkat lanjut. Berdasarkan tes dalam proses tingkat dasar 1 siswa yang berhasil membaca pemahaman ada 20 siswa (58,8%), sedangkan tes dalam proses tingkat lanjut 1 menjadi 22 siswa (64,7%). Pada tes dalam proses tingkat dasar 2 siswa yang berhasil ada 19 siswa (55,9%), sedangkan pada tes dalam proses tingkat lanjut 2 menjadi 21 siswa (61,8%). Peningkatan keberhasilan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 tampak pada saat postes. Pada siklus 1 siswa yang berhasil ada 23 siswa (67,7%), sedangkan pada siklus 2 siswa yang berhasil ada 29 siswa (85,3%). Perhatikan perbandingan nilai kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus 1 dan siklus 2 diagram berikut ini Tes Proses 1 Tes Postes Proses 2 Siklus I Siklus II Gb. 7 Diagram Nilai Kemampuan Membaca Siswa Melalui Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash

16 Motivasi siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash juga mengalami peningkatan jika dibandingkan antara siklus 1 dengan siklus 2. Pada siklus 1 siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 11 siswa (32,35%), pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 12 siswa (35,29%). Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus 1 ada 10 siswa (29,41%), pada siklus 2 ada 11 siswa (32,35%). Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus 1 ada 5 siswa (14,71%), pada siklus 2 ada 7 siswa (20,59%). Namun, siswa yang memiliki motivasi kurang mengalami penurunan dari 8 siswa (23,53%) pada siklus 1 menjadi 4 siswa (11,76%). Lebih jelas perhatikan diagram berikut ini Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Siklus I Siklus II Gb. 8 Diagram Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahamn Melalui Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash H. Simpulan Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Kemampuan siswa untuk memahami bacaan melalui kegiatan membaca pemahaman mengalami kenaikan setelah siswa berlatih membaca pemahaman menggunakan program Tela Ujang dengan Macromedia Flash. 2. Faktor yang mendukung keberhasilan tersebut di antaranya adalah motivasi siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash. 3. Di sisi lain, siswa juga sangat senang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash karena mereka merasa program yang digunakan sangat bermanfaat untuk mereka. I. Saran-Saran Berkaitan dengan judul PTK ini saran-saran yang bisa disampaikan adalah 1. Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash adalah teknik latihan membaca pemahaman, maka sebaiknya program ini hanya untuk latihan, bukan untuk evaluasi.

17 2. Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash bukan satu-satunya teknik pembelajaran yang baik untuk latihan membaca, maka sebaiknya guru mencari teknik lain agar pembelajaran membaca lebih bervariasi. 3. Guru sebaiknya secara rutin dan berkelanjutan untuk melatih siswa membaca sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa membaca. DAFTAR PUSTAKA BSNP dan Depdiknas Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus : Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI dan XII Program IPA, IPS, dan Bahasa. Jakarta Daryanto Animasi Macromedia Flash. Bandung: Yrama Widya Fauzy, Ahmad Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Sobur, Alex Psikologi Umum (cetakan II). Bandung Pustaka Setia Subyantoro Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Sutopo, Ariesta Hadi Multimedia Interaktif denga Flash. Yogyakarta; Graha Ilmu Syafe i, Imam, Mam ur Saadie, dan Roekhan Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka Tarigan, Hendry Guntur Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Wena, Made Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS

PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS LAPORAN PENELITIAN PENULIS Dra. Enny Dwi Lestaringingsih, M.Pd. (Ketua)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS

PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA KELAS V SD 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS Enny Dwi Lestariningsih 31, Suhartono, Catur Karya Agus Priono S 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN Oleh : Siti Romelah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembuka dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB II PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 2 (3) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI MODEL WORD SQUARE KELAS V Jayanti Yudha Pertiwi, Sukardi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 106836 TANJUNG MORAWA *ERLINDA SIMANUNGKALIT DAN **FATMA

Lebih terperinci

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick. Peningkatan Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Film Kartun dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas VII SMP Ulul Albab Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Muhammad Farhan Abdurrahman Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Ratna Maulidia Fitriana Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Maryati, Jamaludin, Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari rendahnya kemampuan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO

PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO Hanindya Restu Aulia PBSI Unikal Abstrak Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Nur Asrianti, M. Tahir, dan Saharuddin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Agusmawan, Imran, dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Sinapati, Syamsuddin, dan Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2103

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2103 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2103 Oleh: Tuti Setyorini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SUB POKOK BAHASAN ANALISA KUANTITATIF UNTUK SOAL-SOAL DINAMIKA SEDERHANA PADA KELAS X SEMESTER I SMA Eko Budiono, Hadi

Lebih terperinci

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SESORAH PADA SISWA KELAS XI TKR-C SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Arie Suci Margasari arie.suci46@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. 1 BONEOGE Oleh: Hijrah, Dahlia Syuaib, Asep Mahfuds Abstrak Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan berbahasa (language skills) meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut antara lainnya saling

Lebih terperinci

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR BARU PIDIE JAYA Shidqi Iskandar 1, Hasmunir

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Siswa berjumlah 8

BAB III METODE PENELITIAN. Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Siswa berjumlah 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 030 Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Siswa berjumlah 8 orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe snowball throwing merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan meningkat pada setiap siklusnya. c. Ranah Psikomotor Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) dan meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga Wirda, Muhammad Jamhari, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru 1 Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru Mariana Theresia,Otang Kurniaman,Munjiatun Theresia.mariana@yahoo.com,Otang.kurniaman@gmail.com,Munjiatunpgsd@gmail.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG Oleh Wulan Sari Ni Nyoman Wetty S. Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail:wulansari5574@yahoo.com Abstract This research

Lebih terperinci

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME PEMANFAATAN MULTIMEDIA PRESENTASI DAN MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Pendahuluan Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur 34 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN GENERATIF SISWA KELAS VA SDN 004 BAGAN BESAR KECAMATAN BUKIT KAPUR 082172315443 SDN 004 Bagan Besar Kecamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MODEL TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO Oleh: Ria Maretna Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muammadiyah

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Penerapan Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MEDIA VISUAL DI KELAS IV SDN 02 TEMULUS Oleh: Yulina Ismiyanti PGSD FKIP Universitas Islam Sultan Agung ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan melalui proses bimbingan, dan pengajaran yang bertujuan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS X SMK WIDYA KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Muhammad

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media pembelajaran flash cards dalam pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SD Andi Priyanto, Wahyudi 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas sering disebut dengan classroom action

Lebih terperinci

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN MEDIA KORAN DAN MAJALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WANGON

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SDN 26 JATI UTARA PADANG Modika Hadmi Julanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memerlukan adanya reformasi berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa depan. Perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG Dedi Zulkarnain Pulungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan e-mail: pulungandedi@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK LAPORAN PERJALANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO Oleh: Tita Yulianti Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, laki-laki berjumlah 8

Lebih terperinci

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN 2 KALIBEJI TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Rovey Widianto 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Snowball Throwing. Dosen Pendidikan Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Snowball Throwing. Dosen Pendidikan Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus Di SMA N 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai) Oleh: Ardin Siallagan ' Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Hasni Karawasa, Sahrudin Barasandji dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok.

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok. Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Geografi Konsep Pedosfer Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas X Sma Negeri I Klirong Kabupaten Kebumen Dwi Wurciptaningsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Action Research yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2008:

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Berpidato Melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) Berbasis Kartu Acak

Peningkatan Keterampilan Berpidato Melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) Berbasis Kartu Acak Peningkatan Keterampilan Berpidato Melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) Berbasis Kartu Acak Pada Peserta Didik Kelas IXd SMP Negeri 2 Banyubiru Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Budiyanti Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok 29 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok pikiran

Lebih terperinci