PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO
|
|
- Ida Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO Hanindya Restu Aulia PBSI Unikal Abstrak Pembelajaran membaca cepat pada siswa kelas VII A Mts YMI Wonopringgo belum terlaksana dengan baik karena minat membaca siswa yang kurang, sehingga diperlukan media dan teknik yang menarik. Penerapan flating (media flash dan teknik latihan latihan terbimbing) merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat. Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya adanya perubahan perilaku ke arah positif dan peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata siklus I yaitu 60,43 dan nilai rata-rata siklus II yaitu 80,54. Kata kunci : membaca cepat, media flash, teknik latihan terbimbing. PENDAHULUAN Media pembelajaran berbasis teknologi sedang marak digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, salah satunya adalah media flash. Dhani (2003:3) mengungkapkan media flash adalah sebuah software ringan yang memiliki kemampuan pengolahan grafis, audio, dan video dan mampu mengakomodasi semuanya dalam suatu animasi yang disebut movie. Flash dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash. Adobe Flash merupakan media pembelajaran interaktif yang disusun dengan bantuan teknologi komputer. Media flash dapat dimanfaatkan untuk menarik minat baca siswa karena modelnya yang seperti game atau permainan dalam komputer. Siswa memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka, halaman bacaan yang mereka pilih muncul dengan waktu yang sudah ditentukan, setelah waktu selesai halaman bacaan hilang dan berganti dengan halaman soal dan pertanyaan yang
2 berhubungan dengan bacaan, hasil akhirnya akan muncul setelah siswa menyelesaikan soal dan meng-klik tanda selesai dan akan tertera hasil yang didapat dari membaca cepat. Dengan media ini, siswa tertantang untuk terusmenerus belajar dan membaca untuk mendapatkan hasil atau skor yang sesuai target. Sama halnya dengan permainanan di komputer mereka tidak akan berhenti bermain untuk memperoleh skor tertinggi begitu juga dengan media flash untuk proses pembelajaran membaca cepat. Penggunaan media flash tidak bisa sempurna tanpa adanya teknik latihan terbimbing. Teknik latihan terbimbing itu sendiri merupakan teknik yang bertujuan untuk mengarahkan siswa mengenai bagaimana cara membaca cepat dengan baik, bagaimana cara memahami isi bacaan dengan membaca cepat. Dengan kata lain teknik latihan terbimbing adalah sebuah teknik yang digunakan guru dengan menggunakan latihan terus menerus sehingga siswa mempunyai sifat yang berbeda disetiap latihan, itu menandakan bahwa siswa memperoleh respon positif. Pembelajaran membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jika menguasai keterampilan membaca, siswa akan mampu menyerap semua materi, baik itu materi dari mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia maupun materi dari mata pelajaran lainnya. Dengan menguasai keterampilan membaca juga akan menunjang untuk menguasai keterampilan bahasa lainnya yaitu, keterampilan menulis, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak. Membaca cepat merupakan salah satu bagian dari jenis-jenis membaca yang didasarkan pada perbedaan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan membaca cepat itu sendiri yaitu membaca dengan waktu yang ditentukan dan harus memahami isi bacaan minimal 70%. Sayangnya, pembelajaran membaca cepat proses pembelajaran dianggap berhasil jika kompetensi dasar yang disampaikan tercapai. Hal itu dapat terlihat dari pencapaian indikator yang maksimal. Begitu juga proses pembelajaran membaca cepat dianggap berhasi jika indikator yang disampaikan tercapai dengan maksimal. Indikator dalam pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit yang harus dicapai meliputi: (1) mampu
3 membaca cepat 200 kata per menit, (2) mampu menjawab dengan benar 70% dari jumlah pertanyaan yang disediakan, (3) mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokok-pokok bacaan. Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran membaca cepat di sekolah sehingga dilakukan observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo. Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh data bahwa siswa MTs YMI Wonopringgo keterampilan membaca cepatnya rendah. Ini terbukti ketika siswa diminta untuk menjawab pertanyaan terhadap bacaan yang telah dibacanya. Siswa tampak kebingungan dan sekali-kali membuka bacaan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut. Ketika guru menegurnya dan memintanya untuk tidak membuka bacaan, siswa terkesan diam, bingung, dan tidak bisa menjawab. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo mengenai keterampilan membaca cepat 200 kata per menit juga menunjukkan hal yang sama. Dari indikator kompetensi dasar mampu menjawab pertanyaan yang menyangkut bacaan minimal 70% dengan teknik membaca cepat 200 kata per menit, siswa hanya mampu menjawab maksimal 40%. Ini jelas menunjukkan bahwa keterampilan siswa terhadap indikator tersebut kurang memenuhi standar. Dan ini juga menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam pembelajaran membaca cepat sangat rendah. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash melalu teknik latihan terbimbing pada kelas VII MTs YMI Wonopringgo, (2) mendeskripsikan hasil peningkatan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash melalui teknik latihan terbimbing pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo, dan (3) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan
4 menggunakan media flash melalui teknik latihan terbimbing pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo LANDASAN TEORETIS Kajian yang digunakan sebagai kerangka teoritis pada penelitian ini adalah media flash, teknik latihan terbimbing, membaca cepat, dan menyimpulkan isi bacaan. Dhani (2003:3) mengungkapkan media flash adalah sebuah software ringan yang memiliki kemampuan pengolahan grafis, audio, dan video dan mampu mengakomodasi semuanya dalam suatu animasi yang disebut movie. Flash dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash. Adobe Flash merupakan media pembelajaran interaktif yang disusun dengan bantuan teknologi komputer. Dengan kata lain bahwa flash adalah aplikasi software ringan yang mampu membuat animasi handal dengan bantuan teknologi komputer yang menghadirkan fitur-fitur yang mudah digunakan dan mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan aplikasi pembuat animasi lainnya. Pada umumnya, teknik diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan teknik pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi pemilihan bahan, alat, dan keadaan siswa. Para guru disarankan menggunakan teknik yang bervariasi, kegiatan belajar mengajar pun dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas. Teknik latihan terbimbing pada pada umumnya metode diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar. Sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi pemilihan bahan, urutan penyajian bahan, dan pengulangan bahan. Metode latihan terbimbing disebut juga metode drill atau Trainning methode adalah suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu. Dalam melatih siswa, guru harus berhati-hati karena hasil dari suatu latihan biasanya akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain untuk menanamkan kebiasaan, metode latihan ini juga dapat menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melalukan sesuatu, serta dapat pula dipakai
5 sebagai suatu cara untuk mengulangi bahan yang telah disajikan. Untuk memperoleh keterampilan biasanya diperlukan latihan berkali-kali atau terusmenerus terhadap apa yang telah dipelajari karena hanya dengan melakukan dengan teratur siswa dapat disempurnakan dan disiap-siagakan namun dalam meningkatkan keterampilan belajar mengenai metode ini tidak dapat berlaku dalam setiap situasi. Menurut Haryadi (2006:155), dalam membaca cepat, pembaca melakukan proses mekanik secara cepat dengan mengayunkan mata dari bagian bacaan kebagian bacaan yang lain secepat mungkin. Ayunan mata tidak lagi berirama dan tidak pelan, tetapi irama ayunan mata melompat dari kata kunci ke kata kunci yang lain, dari kalimat pokok ke kalimat pokok yang lain, dari paragraf utama yang lain atau dari hal yang penting ke hal penting lainnya. Bagian-bagian yang penting dibaca lebih teliti. Membaca cepat adalah membaca dengan cepat dengan menggunakan lompatan mata yang tertuju pada kata kunci. Dengan kata lain membaca cepat adalah proses membaca dengan cepat tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaan dengan menggunakan gerakan mata yang difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikenal. Menyimpulkan bacaan adalah menyarikan apa yang telah dibaca. Dalam menyimpulkan bacaan tentu melalui proses pemahaman. Menurut Wainwright (2006:42-43), pemahaman bacaan adalah proses kompleks yang melibatkan pemanfaatan berbagai berbagai kemampuan yang berhasil maupun yang gagal. Setelah membaca, seharusnya kita mampu mengingat informasi dalam bacaan tersebut. Dari semua faktor kuatitas maupun kualitas pemahaman kita terhadap materi bacaan tampaknya yang terpenting adalah kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat bacaan. Dengan kata lain bahwa keterampilan menyimpulkan isi bacaan merupakan kegiatan meresum atau meringkas beberapa pernyataan yang terdapat dalam sebuah bacaan. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Jadi, simpulan merupakan sebuah
6 proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan mengetahui keterampilan membaca cepat untuk menyimpulkan isi bacaan dalam tindakan awal penelitian dan sekaligus digunakan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II, sedangkan siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus I, perencaan berupa kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah pada pembelajaran siklus I. Langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran membaca cepat selam ini. Tahap ini bermanfaat agar pelaksanaan pada tahap tindakan lebih mudah, terarah, dan sistematis. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang disusun. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Observasi dilakukan untuk mengetahui segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran maupun respon terhadap media dan teknik yang telah diajarkan oleh guru. Data observasi diperoleh dari deskripsi perilaku ekologis, catatan harian siswa, catatan harian guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kendala apa yang ditemui dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa dalam memahami bacaan. Pada siklus II, perencanaan adalah penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Hasil refleksi siklus I dikoordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia kelas VII MTs YMI Wonopringgo untuk melakukan perencanaan ulang. Tindakan yang dilakukan adalah dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan perbaikan pada siklus I. Materi pembelajaran sama seperti matero pembelajaran pada siklus I, yaitu membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Tahap
7 tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang media flash dan teknik latihan terbimbing pada pembelajaran membaca cepat 200 kp untuk menyimpulkan isi bacaan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dan hasil nontes yang dilakukan pada siklus II. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan membaca cepat pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel kompetensi membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan, dan variabel media flash dan teknik latihan terbimbing. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit sebelum menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Hasil tes tindakan pada siklus I dan siklus II berupa keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Adapun hasil nontes berupa uraian pendidikan karakter siswa selama melaksanakan pembelajaran, meliputi keaktifan, keseriusan, kepercayaan diri, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, serta kemampuan berbagi. Data mengenai pendidikan karakter tersebut didapatkan melalui instrumen nonters, yaitu deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru, catatan harian siswa, wawancara, dan dokumentasi foto. Siklus I
8 Proses pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus I yaitu 67,5% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, 75% untuk aspek proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, 75% untuk aspek proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, 75% untuk aspek kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan 67,5% untuk aspek terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, telah terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit pada siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, (2) kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan (3) kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Data yang diperoleh dari peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm pada siklus I yaitu 18,55 untuk aspek kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, 23,2 untuk aspek kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan 24,75 untuk aspek kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Hasil tes siklus I secara keseluruhan dengan nilai rata-rata 66,5 mengalami peningkatan daripada prasiklus yang hanya memperoleh nilai rata-rata 60,06 dan mengalami peningkatan sebesar 6.48%. Nilai keseluruhan pada siklus I
9 belum memenuhi target pencapaian nilai 70 dalam rata-rata kelas, sehingga perlu diadakan kegiatan siklus II. Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Data yang diperoleh yaitu 75% aktif untuk aspek perhatian siswa, 60% aktif untuk aspek respon siswa, 60% aktif untuk aspek cara siswa menanggapi, dan 80% untuk aspek aktivitas siswa membuat catatan. Siklus II Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan tersebut dilaksanakan karena pada siklus I hasil menyimpulkan isi bacaan siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo masih dalam kategori cukup dengan ratarata 67,27. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yang ditentukan yaitu 70 atau berkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki menyimpulkan isi bacaan siklus I. Proses pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus II yaitu 82,5% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, 90% untuk aspek proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, 92,5% untuk aspek proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, 80% untuk aspek kondusifnya kondisi siswa
10 ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan 75% untuk aspek terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, telah terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit pada siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, (2) kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan (3) kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Data yang diperoleh dari peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm pada siklus II yaitu 24,15 untuk aspek kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, 28,2 untuk aspek kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan 30 untuk aspek kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Hasil tes siklus II secara keseluruhan dengan nilai rata-rata 82,35 mengalami peningkatan dibanding pada siklus I yang hanya memperoleh nilai rata-rata 66,5. Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Data yang diperoleh yaitu 85% aktif untuk aspek perhatian siswa, 65% aktif untuk aspek respon siswa, 70% aktif untuk aspek cara siswa menanggapi, dan 85% untuk aspek aktivitas siswa membuat catatan. Tabel 1. Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Aspek F Presentase (%) SI SII SI SII 1. Intensifnya proses internalisasi ,5% 82,5% penumbuhan minat membaca cepat 2. Proses penjelasan yang kondusif % 90% tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan
11 Aspek F Presentase (%) SI SII SI SII media flash 3. Proses siswa berlatih membaca cepat % 92,5% 200 kata per menit dengan di dampingi guru 4. Kondusifnya kondisi siswa ketika % 80% memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas 5. Terbangunnya suasana yang refleksif ,5% 75% ketika kegiatan refleksi Keterangan : - Sangat baik : 80% - 100% - Baik : 65% - 79% - Cukup : 55% - 64% - Kurang : 0% - 54% Tabel 2. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menyimpulkan Isi Bacaan Siklus I dan Siklus II NO Aspek Rata-rata Peningkatan Ketuntasan S I S II S I S II S I S II 1 Pemahaman Wacana 18,55 24,15 5,6 12 siswa 28 siswa 2 Ketepatan Gagasan 23,2 28,2 5 atau atau Pokok sebesar 30% sebesar 70% 3 Simpulan Teks 24, ,25 Jumlah 66,5 82,35 15,85 Tabel 22. Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II NO Aspek Siklus I Siklus II Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif 1 Perhatian siswa 75% 25% 85% 15% 2 Respon siswa 60% 40% 65% 35% 3 Cara siswa menanggapi 60% 40% 70% 30% 4 Aktivitas siswa membuat catatan 80% 20% 85% 15%
12 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan penelitian pembelajaran keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing adalah sebagai berikut: 1) Proses yang terjadi pada pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan 1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan setelah membaca cepat 200 kpm dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II mempunyai alur yang hampir sama yaitu: (yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. 2) Terjadinya peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu pada siklus I 66,5 mengalami peningkatan pada siklus II 82,35. 3) Perilaku pada siklus II mengalami perubahan ke arah positif dibandingkan pada siklus I. Perubahan perilaku itu berupa perhatian siswa, respon siswa, cara siswa menanggapi, dan aktivitas siswa membuat catatan. Saran Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran membaca cepat 200 kata per menit untuk menyimpulkan isi bacaan dan mengatasi masalahmasalah yang dialami siswa. Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut (1) bagi guru bahasa Indonesia, sebaiknya menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing pada pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan sehingga pembelajaran tidak membosankan,
13 (2) siswa hendaknya menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbign karena akan mampu membaca cepat dan menyimpulkan isi bacaan, dan (3) penelitia lain dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat melakukan penelitian serupa dengan menggunakan media dan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapat berbagai alternatif media dan teknik pembelajaran keterampilan membaca cepat. DAFTAR PUSTAKA Fatmawati, Elly Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat 250 Kpm dengan Pembelajaran Latihan Berjenjang dan Penilaian Authentic Assesment pada Siswa Kelas VII A MTs Miftahul Ulum.Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Haryadi.2006.Retorika Membaca Model, Metode, dan Teknik.Semarang:Rumah Indonesia. Mugiarso, Heru.2006.Bimbingan dan Konseling.UNNES:UPT MKK. Waingwrighat, Gordon Seed Reading Better Recording.Terjemahan Heru Sutrisno Manfaatkan Teknik-teknik Teruji untuk Membaca Lebih Cepat dan Mengingatkan secara Maksimal.Jakarta:Gramedia Pustaka Umum. Yudhiantoro, Dhani.2003.Panduan Lengkap Macromedia Flash MX. Yogyakarta:ANDI.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MEMBACA FLEKSIBEL DAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MEMBACA FLEKSIBEL DAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE Hangga Aria Adhi Pratama dan Tommi Yuniawan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciNuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak
STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP MODEL RANTAI KEJADIAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN CERITA PADA SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinciPENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN
PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN Qodaroh SDN Gamer 02 Pekalongan Abstrak Masalah yang diangkat pada
Lebih terperincixiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54
DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... vi ABSTRACT... viii PRAKATA...x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR...xx DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciOleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA ULANG DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI MAN KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciOleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dani Kristanto Program
Lebih terperinciPENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Khanisatul Mila Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa
Lebih terperinciOleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Kartika Sari program
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu
Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST Oleh: Sri Sukaesih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa sri.sukaesih@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian
Lebih terperinciBadarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV MI MA ARIF NU LAMUK PURBALINGGA Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK Oleh: Arum Bariani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar komunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk berkomunikasi dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Purwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran bahasa yang berlangsung di dunia. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
JPBSI 2 (1) (2013) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi MEMBACA CEPAT UNTUK MENYIMPULKAN ISI BACAAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAYANG KILAS DENGAN MEDIA
Lebih terperinciPeningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash
Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash Catur Karya Agus Priono SMA 2 Jekulo Kudus ABSTRAK Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Eprilia Cahyaningtyas program studi pendidikan bahasa dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE MELALUI METODE MEMBACA KALIMAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VIID SMP N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinciMoh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS
AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring dengan hal tersebut setiap orang dituntut untuk selalu cepat dan tepat dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN Oleh: Eva Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa eva.hapsari@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian
343 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian menulis karangan argumentasi menggunakan model POT pada siswa kelas X AP di SMK Nasional Bandung. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi sebagai
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id
Lebih terperinciKata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.
Peningkatan Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Film Kartun dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas VII SMP Ulul Albab Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Muhammad Farhan Abdurrahman Program
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Pratama Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR RUANG KELAS (OUTDOOR STUDY) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: Taufiq Khoirurrrohman
Lebih terperinciOleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMK VIP AL-HUDA KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang peningkatan pemahaman siswa tentang materi peristiwa proklamasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil penelitian yang memperlihatkan tentang peningkatan pemahaman siswa tentang materi peristiwa proklamasi kemerdekaan RI melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut sumber daya manusia berkualitas yang memiliki pengetahuan, karakter dan keterampilan agar dapat beradaptasi dan menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
Lebih terperinciKata kunci : Peningkatan ketrampilan, Menulis Puisi, Metode Sugesti Imajinasi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE SUGESTI IMAJINASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Arif Joko Purwanto Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VII B MTS MA ARIF NU 02 BRUNO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Imron Kharis Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciOleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 KALIWIRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Liana Sulistiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Lebih terperinciRini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BACA SISWA KELAS V SDN BABELAN KOTA 09 KECAMATAN
Lebih terperinciLINGUA. Universitas Negeri Semarang. Dwi Rahmawati dan Haryadi. Info Artikel
Lingua XII (2) (2016) LINGUA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua MEMBACA INTENSIF MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MELALUI TEKNIK KEPALA
Lebih terperinciOleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN DENGAN METODE KUANTUM PADA SISWA KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program
Lebih terperinci2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat
Lebih terperinciPanggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS BERBAHASA JAWA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII MTs DARUSSA ADAH KRITIG PETANAHAN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Panggih Cahyani
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana
Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE REORGANISASI BARRETT TAXONOMY PADA SISWA KELAS VIII A MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciSKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI PADA SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI untuk memperoleh
Lebih terperinciA. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PIDATO DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BERBASIS KOOPERATIF STUDENT TEAM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI I AMBAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: kukuh arif
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Hestin Aryani Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciOleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF BERHURUF JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BUAYAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan
Lebih terperinciDwi Rahmawati, Haryadi, dan Deby Luriawati N. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Semarang
MEMBACA INTENSIF MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MELALUI TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR PADA SISWA VII C SMP NEGERI 1 BONANG DEMAK Dwi Rahmawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dipaparkan lima subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5) manfaat penelitian. Untuk lebih
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X.4 SMA Pasundan 3 Cimahi. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari empat kelas di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION DAN TEKNIK RANGSANG TEKS RUMPANG MELALUI MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 2 BOJA SKRIPSI untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV B SDN Pasanggrahan 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang mengenai penerapan model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 2 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam berbahasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang ada di dunia pendidikan khususnya di Indonesia ini menjadikan landasan yang mendasari pada penelitian ini. Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, semua keterampilan kemampuan berbahasa sangat penting untuk melakukan interaksi antara manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga dapat saling berkerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Eni Purwaningsih Program Studi Pendidikan ahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan pendidikan di era globalisasi saat ini tidak lepas dari perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di kelas III a MIN Punggung Lading Pariaman Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai
Lebih terperinci