BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian. Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian. Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian Audit Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh ataupun dari dekat. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dengan berhubungan langsung pada objek yang diawasi disebut audit, sedangkan pengawasan itu sendiri bagian dari pengendalian Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses yang sistematis, artinya audit dilakukan secara bertahap dan memerlukan perencanaan yang baik serta pemilihan teknis audit yang memadai. Dalam audit, dikumpulkan berbagai informasi yang dapat divertifikasi mengenai objek yang diaudit. Agar dapat diverifikasi, informasi harus diukur. Informasi dikumpulkan kemudian dievaluasi dan dilakukan penilaian tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang ada. Informasi-informasi yang diperoleh menjadi bukti bagi auditor dalam menilai secara objektif, oleh karenanya harus diperoleh bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. Seorang auditor seharusnya memiliki kemampuan dan mempunyai kebebasan bekerja dalam menjalankan tugasnya. Pengetahuan akan kriteriakriteria yang digunakan, jenis dan jumlah data yang diperlukan di bidang audit, 7

2 8 serta hal-hal lainnya yang berhubungan haruslah dikuasai oleh seseorang auditor untuk mendukung kesimpulan yang akan dibuatnya. Menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) mendefinisikan audit sebagai berikut : Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Audit should be done by a competent and independent person. Darsono & Ashari (2005) memberikan pengertian audit sebagai berikut : Audit adalah suatu proses sistematis yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan atau kejadian ekonomis untuk menegaskan tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak pengguna. definisi yaitu : Dari definisi ini, dapat disimpulkan beberapa bagian yang ada dalam Sebuah proses sistematis, yang mengacu pada pemikiran logis, terstruktur dan mengorganisasikan sekelompok tahap atau prosedur. Bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berarti memeriksa bukti yang mendukung asersi atau pernyataan dan secara bijak mengevaluasi hasil tanpa sangkaan atau bias. Tingkat hubungan yang berarti menganalisis tingkat kedekatan antara asersi yang ada dengan kriteria yang ada.

3 Jenis-jenis Audit Menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) ada tiga jenis pemeriksaan yang dianggap sebagai kelompok-kelompok jenis pemeriksaan (audit) yang memiliki ciri tersendiri, yaitu : 1. Financial Statement Audit 2. Operational Audit 3. Compliance Berikut ini akan dibahas mengenai audit laporan keuangan, audit operasional, dan audit ketaatan. Audit operasional akan menjadi salah satu variabel dalam skripsi ini yang akan dibahas secara tersendiri : 1. Financial Statement Audit Audit laporan keuangan merupakan proses audit yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Di Negara Indonesia kriteria umum yang dipakai adalah prinsip atau standar akuntansi yang berlaku sekarang yang dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 2. Operational Audit Audit operasional adalah suatu tinjauan terhadap bagian dan prosedur serta metode operasi suatu organisasi untuk menilai keefisienan dan keefektifan aktivitas operasi perusahaan dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Pada umumnya, setelah audit

4 10 operasional selesai, auditor bersangkutan akan mengajukan sejumlah saran kepada manajer untuk membenahi operasi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, audit jenis ini sering disebut dengan audit manajemen. 3. Compliance Audit Audit ketaatan merupakan proses audit yang tujuannya untuk mempertimbangkan apakah auditee (klien) telah mengikuti prosedur atau peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang. Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi yaitu pimpinan organisasi. Pimpinan organisasi merupakan pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan Audit Operasional Semakin berkembangnya suatu badan usaha maka semakin besar pula kebutuhan akan pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial yang baik dan efektif agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan alat ukur untuk mencapai tujuan perusahaan, salah satu alat tersebut adalah audit operasional Pengertian Audit Operasional Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian pemeriksaan audit operasional. Pendapat tersebut seolah-olah berbeda, tetapi

5 11 sebenarnya tujuannya sama. Hal ini disebabkan perbedaan sudut pandang yang mereka gunakan dalam mengartikan pemeriksaan operasional. Berikut ini pendapat dari beberapa pakar mengenai pengertian dari audit operasional tersebut: 1. Menurut Guy, Alderman, Winter (2003), audit operasional didefinisikan sebagai berikut : Audit operasional adalah penelaahan atas prosedur dan metode operasi entitas untuk menentukan tingkat efesiensi dan efektivitasnya. 2. Menurut Agoes (2004), management audit (operasional audit) adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. 3. Menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003), definisi audit operasional adalah An operational audit is a review of any part of an organizations operating procedure and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness. At the completions of an operational audit, management audit managment normally expects recommendations for improving operations. 4. Menurut Tunggal (2008) Audit Operasional merupakan suatu proses yang sistematis seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang

6 12 terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, dan juga mendapatkan dan secara objektif menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. Berdasarkan definisi yang telah dikemukan tersebut, dapat dikatakan bahwa audit operasional adalah : 1. Merupakan suatu proses penelaahan yang sistematis atas aktivitas, metode dan prosedur pengelolaan yang dijalankan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi. 2. Mengevaluasi efektivitas metode dan prosedur pengelolaan yang dijalankan oleh suatu organisasi. 3. Melaporkan secara sistematis hasil evaluasi kepada pihak yang berwenang dan memberikan rekomendasi yang berguna bagi peningkatan dan perbaikan manajemen. Audit operasional pada prinsipnya merupakan suatu bentuk jasa nasehat kepada manajemen yang dalam pelaksaannya berkaitan dengan suatu organisasi atau segmen tertentu dari suatu organisasi dalam hubungannya dengan tujuantujuan yang terperinci, dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi yang dilaksanakan oleh manajemen dalam mencapai tujuan tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis Tujuan Audit Operasional Audit operasional dalam pelaksanaannya memiliki tujuan yang berbeda pada beberapa perusahaan. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh tingkat penerimaan manajemen, latar belakang manajemen, tingkat pendidikan dan

7 13 pelatih para pemeriksa serta filosofi dasar organisasi yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan teknisnya. Menurut Tunggal (2008), tujuan audit operasional adalah sebagai berikut : 1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan terjadi untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan. 2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien. 3. Untuk mengusulkan pada manajemen bagaimana cara-cara dan alatalat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang memiliki pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien. 4. Tujuan audit operasional adalah untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan. 5. Untuk membantu manajemen, audit atau operasi berhubungan dengan fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan pada manajemen. 6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka. Pada dasarnya tujuan audit operasional yang utama adalah membantu manajemen dalam mencapai efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan, dan juga untuk menilai apakah cara pengelolaan kegiatan dalam perusahaan sudah berjalan dengan baik melalui analisis, penilaian, sasaran, komentar dari aktivitas

8 14 perusahaan yang dilakukan pemeriksa operasional atau secara garis besar dapat disimpulkan menjadi tiga hal yaitu : 1. Menilai kinerja. 2. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan. 3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan dan tindak lanjut Manfaat Audit Operasional Audit operasional timbul dari kebutuhan manajer yang bertanggung jawab untuk area di luar observasi langsung mereka, yang secara penuh diberi informasi mengenai efesiensi dan efektivitas dari unit-unit dibawah kendali mereka. Audit operasional memberikan peringatan dini (early warning) atau sistem deteksi, menyingkapkan kepada manajemen kelemahan-kelemahan dan penyalahgunaan pada area-area tertentu dari organisasi yang dikaji dan menunjukan kesempatankesempatan perbaikan. Audit operasional merupakan alat pengawasan dan informasi manajemen. Dan merupakan suatu bentuk audit yang paling luas, dan mempunyai cakupan audit atas semua fungsi perusahaan. Audit operasional yang dilakukan atas suatu objek, seperti departemen perusahaan, mempunyai manfaat-manfaat. Menurut Widjayanto (2001), audit operasional memiliki manfaat yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas. 2. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen.

9 15 3. Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu. 4. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan. 5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen. 6. Penetapan tingkat keandalan (reliability) dan kemanfaatan (usefulness) dari berbagai laporan manajemen. 7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya. 8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau hambatan dalam organisasi. 9. Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan. Dengan adanya audit operasional, perusahaan dapat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan solusi dari kemungkinan tersebut sedini mungkin, menggunakan sumber daya alam dan manusia secara efektif dan efisien, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Jenis-Jenis Audit Operasional Menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) audit operasional dibagi dalam tiga kategori yaitu: 1. Functional Audit 2. Organizational Audit 3. Special Assigment

10 16 Dari ketiga jenis kategori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Functional Audit Audit operasional terhadap salah satu atau beberapa fungsi dalam organisasi. Keuntungan dari audit operasional ini adalah seorang auditor dapat mengembangkan keahliannya dan menggunakan seluruh waktunya khusus untuk mengaudit fungsi tersebut. 2. Organizational Audit Audit operasional yang dilakukan atas seluruh unit organisasi. Audit ini menekankan pada seberapa jauh fungsi-fungsi dalam organisasi saling berinteraksi dengan efisien dan efektif. 3. Special Assigment Audit ini dilakukan atas permintaan manajemen seperti menentukan penyebab terjadinya kecurangan dalam suatu divisi dan mengajukan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk. Melalui audit operasional diharapkan tersusun suatu rekomendasi yang bersifat membangun. Dan pada langkah selanjutnya meningkatkan pelaksanaan aktivitas kegiatan perusahaan, program maupun fungsi tersebut menjadi lebih baik. Atau secara ringkas dapat dikatakan bahwa sasaran audit operasional adalah bagaimana mengusahakan agar kegiatan itu lebih efisien dan lebih efektif Kualifikasi Auditor Kualifikasi auditor menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) adalah sebagai berikut: The auditor must be qualifed to understand criteria used and must be competent to know to types and amount of evidence to accumulate to reach

11 17 the proper conclusion after the evidence has been examined. The auditor mus be also have an independent mental attitude. Pelaksanaan audit operasional biasanya dilakukan oleh auditor internal, dimana seorang auditor internal harus memiliki sikap : A. Independensi (Independence) Pemeriksaan operasional merupakan salah satu hal yang pokok untuk mencapai keefektifan pemeriksaan operasional. Auditor operasional dapat dikatakan independen bila auditor operasional memiliki peranan penting dalam melaksanakan tugasnya karena diharapkan akan memperoleh hasil pemeriksaan yang efektif. Menurut Tugiman (2002), independensi adalah sebagai berikut: Para auditor internal dianggap mandiri apabila melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksa sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif para auditor internal. Dari uraian yang telah dijelaskan bahwa independensi auditor operasional dapat memberikan pertimbangan yang tidak memihak dan tanpa paksaan, dimana independensi sangat diperlukan bagi pemeriksaan. berikut ini : Independensi pemeriksaan operasional dapat diperoleh melalui dua hal 1. Status Organisasi Status organisasi unit pemeriksaan haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Pemeriksaan operasional haruslah memperoleh dukungan dari

12 18 manajemen dan bagian-bagian yang terdapat dalam struktur organisasi sesuai dengan audit yang akan dilaksanakan sehingga akan terjadi kerja sama dari pihak yang diperiksa dan auditor dapat menyelesaikan pekerjaan secara bebas dari berbagai campur tangan dari pihak lain. 2. Objektivitas Merupakan sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh auditor operasional (opertional auditors) dalam melaksanakan tugas audit. Auditor harus bersungguh-sungguh yakin atas hasil pekerjaannya dan tidak akan membuat penilaian yang kualitasnya merupakan hasil kesepakatan yang diragukan. Sikap objektif auditor operasional tidak akan dipengaruhi oleh pihak-pihak manapun pada saat melaksanakan audit. Jadi pada dasarnya independensi dalam audit operasional sangatlah diperlukan untuk membuat laporan yang objektif dan tidak memihak yang diperlukan oleh manajemen. B. Kompeten (Competence) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001) mengemukakan tentang kompetensi auditor internal sebagai berikut : 1. Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor internal. 2. Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan. 3. Kebijakan, Program, dan Prosedur audit. 4. Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor internal. 5. Supervisi dan review terhadap aktivitas auditor internal. 6. Mutu dokumentasi dalam kertas kerja, laporan dan rekomendasi.

13 19 7. Penilaian atas kinerja auditor internal. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar teknis profesi. Artinya, seorang auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan, agar pada akhirnya pemeriksaan dapat menarik kesimpulan yang tepat Keterbatasan Audit Operasional Walaupun audit operasional telah dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, namun audit ini tetap memiliki keterbatasan dan tidak dapat memecahkan semua masalah yang ada. Adapun keterbatasan dari audit operasional adalah : 1. Waktu Waktu adalah faktor yang sangat membatasi audit operasional untuk mencapai tujuan dan manfaat audit operasional karena pemeriksaan harus memberikan informasi kepada manajemen dengan segera untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, audit operasional perlu dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan penting yang dihadapi perusahaan tidak berlarut-larut. 2. Keahlian yang diperlukan Audit operasional sangat luas sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh pemeriksa merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan audit operasional. Sedangkan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki

14 20 oleh pemeriksa terbatas, karena seorang pemeriksa tidak mungkin menguasai atau ahli dalam semua bidang. 3. Biaya Pemeriksa operasional harus selalu ingat bahwa biaya juga merupakan salah satu faktor keterbatasan dalam melaksanakan audit. Oleh karena itu pemeriksa operasional harus dapat menghemat biaya pemeriksaannya. Keterbatasan biaya yang tersedia mengharuskan pemeriksa untuk melakukan skala prioritas pemeriksaannya pada masalah yang mengancam keberadaan organisasi. Adapun menurut Tunggal (2008) keterbatasan audit operasional adalah sebagai berikut : 1. Waktu, berkaitan dengan audit komprehensif tersebut. 2. Pengetahuan, karena orang tidak bisa ahli dalam setiap aspek perusahaannya, maka auditor hanya akan sensitif terhadap masalahmasalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya saja, kurang memberi perhatian pada masalah lain diluarnya. 3. Standar, bidang-bidang yang berada diluar standar atau kriteria keefektifan adalah di luar ruang lingkup audit operasional. 4. Orang tidak boleh menyinggung ketidakmampuan seseorang dalam melaksanakan fungsinya tetapi hanya menunjukkan bahwa suatu pekerjaan atau tugas dilaksanakan secara efektif.

15 21 5. Biaya, auditor perlu melakukan sedikit penghematan dalam pelaksanakan tugasnya, walaupun sebenarnya pelaksaan audit operasional harus mengabaikan situasi perusahaan yang dapat memakan biaya cukup besar apabila diselidiki lebih rinci. 6. Audit entity atau kesatuan audit, pembatasan audit operasional pada suatu fungsi tertentu atau unit dalam beberapa hal menyampingkan aspek-aspek yang mempengaruhi audit entity tetapi aspek-aspek tersebut berada dalam cakupan suatu fungsi atau unit lain Pelaksanaan Audit Operasional Menurut Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) audit operasional biasanya dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok dibawah ini : 1. Internal Auditor 2. Goverment Auditor 3. CPA Firm Ketiga pelaksana audit operasional tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Internal Auditor (Auditor Intern) Auditor intern merupakan bagian dari perusahaan, diberi tugas untuk melakukan kegiatan audit intern di dalam perusahaan itu sendiri. Banyak departemen audit yang melakukan audit operasional dan audit keuangan secara bersama. Untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas mereka, bagian audit intern harus melaporkan kepada direktur. Auditor intern dapat mengembangkan pengetahuan tentang

16 22 perusahaan dan segala permasalahan yang ada dalam perusahaan. Hal ini sangat penting dalam mendukung audit operasional yang efektif. 2. Government Auditor (Auditor Pemerintah) Merupakan salah satu badan dalam pemerintah yang bertugas untuk melakukan audit operasional, seringkali merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan. Di Indonesia badan yang bertugas melakukan audit ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Salah satu tugas dari badan ini adalah untuk menemukan kemungkinan adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada BUMN. Sedangkan secara umum yang menjadi perhatian utama auditor pemerintah dalam melakukan audit adalah : a. Keuangan dan ketaatan. b. Efektivitas dan efisiensi. c. Hasil-hasil program. 3. CPA Firm (Kantor Akuntan) Melaksanakan audit laporan keuangan. Pada bagian audit biasanya terdiri dari pengidentifikasian masalah-masalah operasional dan membuat rekomendasi yang dapat bermanfaat dari klien yang diperiksa. Rekomendasi ini dapat diutarakan secara lisan, tetapi biasanya mereka membuat management letter. Pengetahuan dasar mengenai bisnis klien harus diperoleh auditor ekstern dalam melaksanakan audit, informasi ini akan berguna dalam memberikan rekomendasi operasional. Auditor yang mempunyai latar belakang

17 23 bisnis dan pengalaman yang luas dengan perusahaan-perusahaan serupa akan cenderung lebih efektif dalam membantu klien dengan dengan rekomendasi operasional yang relevan kepada klien Standar Audit Operasional Sifat khas selanjutnya dari audit operasional adalah mengukur dengan membandingkan terhadap standar, yang merupakan landasan yang dapat diterima satu-satunya untuk memperbandingkan unit dan jangka waktu. Tanpa menggunakan standar suatu audit merupakan tidak lebih dari pada kumpulan pendapat yang berbeda tergantung dari masing-masing auditor. Standar adalah alat ukur atau bahan pembanding yang merupakan nilainilai yang ideal dari objek yang diauditnya, standar yang berharga sekali dalam audit operasional datangnya dari dua sumber, yaitu : 1. Perusahaan sendiri. 2. Bidang usaha perusahaan yang menjadi salah satu bagiannya. Untuk menemukan standar perusahaan, ukuran-ukuran presisi yang harus dicapainya dapat diketemukan dalam : 1. Tujuan-tujuan. 2. Anggaran belanjanya. 3. Catatan-catatan tentang prestasi-prestasi yang telah dicapainya. 4. Kebijakan, prosedur, pedoman dan sebagainya. Untuk standar-standar bidang usaha, audit operasional mengandalkan atas pengetahuan umum tentang praktik dunia usaha yang sehat dan statistik ekonomi yang biasa diperoleh dari asosiasi profesi dan pemerintah.

18 Karakteristik Audit Operasional Menurut Tunggal (2008) karakteristik audit operasional meliputi : 1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif. 2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi. 3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya, atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya. 4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/unit/fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab atau tugasnya. 5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/data dan standar. 6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif atau tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi. Audit operasional tumbuh dengan sendirinya sebagai perluasan audit keuangan, melampaui batas apa yang pada umumnya dianggap sebagai fungsi akuntansi Tahap-Tahap Audit Operasional Dalam melaksanakan audit operasional diperlukan kerangka kerja yang terstruktur agar auditor memiliki suatu kerangka tugas untuk pedoman dalam bekerja sehingga dapat mencapai tujuan. Tanpa adanya kerangka kerja yang tersusun dengan baik auditor akan banyak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, mengingat bahwa struktur perusahaan ataupun kegiatannya sekarang ini sudah demikian maju dan rumit. Suatu kerangka yang

19 25 diiringi dengan suatu program audit terperinci dapat memberikan dasar kerja bagi audit operasional. Menurut Widjayanto (2001) audit Operasional dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu : a. Tahap Pendahuluan b. Tahap Audit Mendalam c. Tahap Pelaporan Ketiga tahapan tersebut akan membantu auditor untuk bekerja secara aktif, sistematis dan teratur, baik untuk satu maupun seluruh audit Efektivitas Menurut Anthony, Robert, Govindarajan, Vijay (2004) : Efektivitas ditentukan oleh hubungan antar output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektif unit tersebut karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasikan. Berdasarkan definisi yang dipaparkan tersebut, dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah hubungan output yang akan dihasilkan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu unit di dalam sebuah perusahaan, sehingga pada dasarnya efektivitas merupakan tolak ukur keberhasilan suatu unit dalam sebuah perusahaan, semakin besar kontribusi output terhadap tujuan perusahaan, maka unit tersebut dapat dinilai efektif.

20 Pengukuran Evektivitas Pada umumnya efektivitas diukur dengan membandingkan rencana dengan aktual yang terjadi. Dan pengukuran efektivitas juga dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Arens, Alvin, and Loebbecke (2003) mendefinisikan efektifitas adalah sebagai berikut : efektivitas merujuk ke pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi mengacu ke sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. Berdasarkan kutipan di atas efektivitas dapat diukur dengan membandingkan rencana/target/sasaran dengan akualisasi/realisasi/hasil nyata yang sesungguhnya. Salah satu alat perencanaan adalah anggaran, dengan demikian anggaran dapat menjadi alat ukur efektivitas Efektivitas Penjualan Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari kegiatan produksinya, oleh karena itu perusahaan dengan manajemen didalamnya akan menargetkan penjualan yang akan dicapai dalam suatu periode, penjualan ini dapat dikatakan efektif apabila perusahaan dapat mencapai penjualan yang ditargetkan oleh pihak manajemen. Menurut Nafarin (2000), anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan pada umumnya anggaran penjualan disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya.

21 27 Menurut Anthony, Robert, Govindarajan, Vijay (2004), ada dua unsur yang mempengaruhi efektivitas penjualan yaitu: 1. Anggaran perusahaan Dalam anggaran penjualan akan tertuang target penjualan yang telah disepakati dan ditetapkan. Dalam menetapkan target tersebut diperlukan perhitungan dan pertimbangan yang matang menyangkut seluruh sumber daya yang dimiliki dan faktor-faktor lain diluar perusahaan yang mempengaruhi perusahaan (lingkungan bisnis). Target yang ditetapkan merupakan bagian dari kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan karena setelah menghitung dan mempertimbangkan setiap faktor tersebut baru perusahaan dapat memutuskan target yang akan dicapai. 2. Realisasi Penjualan Anggaran penjualan yang sudah disetujui dan disahkan akan dilaksanakan oleh perusahaan dengan melakukan kegiatan penjualan didukung dengan sumber daya yang dimiliki dalam rangka mencapai target penjualan akan memberikan hasil penjualan yang pada akhir periode merupakan realisasi penjualan. Efektivitas penjualan dapat diukur dengan membandingkan realisasi penjualan dengan anggaran penjualan perusahaan dalam mencapai sasaran kegiatan penjualannya.

22 Penjualan Kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba yang maksimal. Kegiatan penjualan bergerak bersamasama dengan perkembangan perusahaan tersebut, ketika perusahaan mengalami pertumbuhan maka kegiatan penjualan sangat perlu untuk mendapatkan perhatian yang lebih karena kegiatan penjualan adalah ujung tombak dalam keberadaan perusahaan tersebut Pengertian Penjualan Menurut Fees dan reeve (2005) mendefinisikan penjualan sebagai berikut: penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Penjualan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak penjual, dalam aktivitas penjualan ini terjadi perpindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan atau suatu harga dari barang maupun jasa yang dibeli dari penerima barang tersebut Tujuan Penjualan Dengan adanya kegiatan penjualan kehidupan perusahaan akan berjalan maka dari itu, penjualan adalah kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan karena kegiatan penjualan adalah salah satu kegiatan operasional perusahaan yang dapat mencetak laba bagi perusahaan.

23 29 Menurut Midjan (2001) mengemukakan sebagai berikut : 1. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan, sehingga kurang dikelolanya aktivitas penjualan dengan baik secara langsung akan merugikan perusahaan disebabkan selain sasaran penjualan tidak tercapai, pendapatan juga akan berkurang. 2. Pendapatan dari hasil penjualan merupakan sumber pembiayaan perusahaan oleh karena itu perlu untuk diamankan. 3. Akibat adanya penjualan akan berubah posisi harta yang menyangkut timbulnya piutang jika penjualan dilakukan secara kredit atau masuknya uang tunai jika penjualan secara tunai dan kuantitas barang yang akan berkurang di gudang karena penjualan terjadi. Dari uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan penjualan sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menjadi tolok ukur prestasi perusahaan dan tentunya kehidupan dari perusahaan itu sendiri. Kegiatan penjualan memerlukan kerja sama yang rapi diantara semua bagian yang terkait dengan fungsi penjualan Prosedur penjualan Prosedur penjualan tergantung pada bentuk usaha, cara penjualan, dan jenis barang yang digunakan, diterima, dan akhirnya dengan penyerahan barang pada pelanggan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan menurut Arens, Alvin, Loebbecke (2003) adalah;

24 30 1. Processing costumer orders 2. Grantings credits 3. Shipping goods 4. Billing costumer and recording sales 5. Processing and recording cash receipt 6. Processing and recording sales return and allowance 7. Charging off uncollectible account receivable 8. Providing for bad debts Penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemrosesan order pelanggan (Processing costumer orders) Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan siklus. Biasanya permintaan diperoleh dari penawaran untuk membeli barang-barang. 2. Persetujuan penjualan secara kredit (Grantings credit) Sebelum barang dikirimkan, seseorang yang berwenang dalam perusahaan harus menyetujui penjualan secara kredit ke pelanggan atas penjualan kredit tersebut. 3. Pengiriman barang (shipping goods) Merupakan fungsi yang paling kritis karena merupakan titik pertama dari silus ini diterima dimana terjadinya penyerahan aktivitas perusahaan. Umumnya perusahaan mengakui penjualan pada saat barang dikirimkan. Nota pengiriman disiapkan pada saat pengiriman

25 31 dan secara otomatis dilakukan oleh komponen berdasarkan informasi order penjualan. 4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan (billing coutumer and recording sales) Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut dan terpenting dalam penagihan ini adalah harus dilakukan tepat waktu. Aspek terpenting dalam penagihan ini adalah meyakinkan bahwa seluruh pengiriman yang dilakukan telah ditagih, tidak ada pengiriman yang ditagih dalam jumlah yang tidak benar. Penagihan pada jumlah yang benar tergantung pada pembebanan pada pelanggan untuk kuantitas yang dikirim pada harga yang disepakati. Harga yang disepakati tersebut memperhitungkan jasa angkut, asuransi, dan syarat pembayaran. 5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas (Processing and Recording Cash Receipt) Dalam pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, perhatian paling penting adalah kemungkinan terjadinya pencurian atas kas. Pencurian dapat terjadi sebelum penerimaan dicatat atau sesudahnya. Pertimbangan utama adalah penggunaan penerimaan kas, bahwa kas harus disetor ke bank dalam jumlah yang benar dan tepat waktu, dan dicatat didalam berkas penerimaan kas. Transaksi penerimaan kas

26 32 digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutahirkan berkas induk piutang usaha. 6. Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan (Processing and Recording Sales Return and Allowance) Jika pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterima, penjual seringkali menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga barang atas jumlah yang harus dibayar. Retur dan pengurangan harga penjualan harga setelah dicatat dalam berkas transaksi retur dan pengurangan penjualan serta berkas induk piutang usaha secara benar. Nota kredit biasanya dibuat untuk pengembalian dan pengurangan harga dalam rangka pengendalian dan memudahkan pencatatan. 7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih (Charging off Uncollectible Account Receive) Jika suatu perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah tidak tertagih jumlah tersebut harus dihapuskan, biasanya ini terjadi setelah pelanggan pailit. 8. Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Providing for Bad Debts) Penyisihan piutang tak tertagih harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat tertagih, hasil penyesuaian akhir periode oleh manajemen atas perhitungan piutang tak tertagih.

27 Pengendalian Intern Penjualan Dari definisi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu transaksi yang melibatkan penjual dan pembeli yang mengalihkan hak kepemilikan atas suatu barang maupun jasa dari hasil penjualan tersebut. Pihak penjual akan mendapatkan suatu imbalan berupa uang yang harus dibayar untuk mendapatkan barang atau jasa yang diperlukan pihak pembeli. Dari hasil penjualan tersebut perusahaan akan mendapatkan laba yang akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka kegiatan perusahaan harus dijalankan secara terus-menerus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga dengan seringnya perusahaan melakukan kegiatan penjualan perusahaan memerlukan adanya pengendalian internal yang diharapkan dapat berperan dan memberikan kontribusi sehingga terciptanya efektivitas penjualan. Setiap pengendalian internal harus terdapat suatu pengujian pengendalian untuk memverifikasi keefektivitasannya. Pengetahuan mengenai aktivitas pengendalian tersebut sangat membantu dalam mengidentifikasi pengendalian kunci beserta kelemahannya bagi penjualan. Berikut adalah pengujian aktivitas pengendalian untuk penjualan menurut Arens, Alvin, Loebbecke (2003) : 1. Pemisahan tugas yang memadai Pemisahan tugas yang memadai dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses ke kas bagi siapapun yang bertanggungjawab memasukan informasi transaksi

28 34 penjualan dan penerimaan kas bagi siapa pun yang bertanggung jawab memasukan informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer. 2. Otorisasi yang tepat Auditor akan memeriksa otorisasi pada 3 titik kunci, sebagai berikut: a. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan. b. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan. c. Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon harus diotorisasi. 3. Dokumen dan catatan yang memadai Karena setiap perusahaan memiliki sistem penerimaan, pemrosesan, dan pencatatan transaksi yang unik, auditor mungkin sulit mengevaluasi apakah setiap prosedur klien telah dirancang untuk pengendalian maksimum. Akan tetapi prosedur pencatatan yang memadai harus sudah tersedia sebelum sebagian besar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dapat dipenuhi. 4. Dokumen telah dipranomori Memberi nomor terlebih dahulu ditujukan untuk mencegah baik kegagalan dalam menagih maupun mencatat penjualan dan terjadinya penagihan serta pencatatan duplikat.

29 35 5. Laporan bulanan Pengiriman laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaat karena mendorong para pelanggan untuk merespon jika ada saldo yang dinyatakan tidak benar. 6. Prosedur verifikasi internal Program komputer atau personil yang independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Tujuan audit tersebut sebagai berikut ini: a. Penjualan yang dicatat adalah yang dikirimkan kepada pelanggan non fiktif b. Transaksi penjualan diotorisasi dengan tepat c. Transaksi penjualan yang terjadi dicatat d. Penjualan dicatat sejumlah barang yang akan dikirimkan dan difaktur serta dicatat dengan benar e. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan tepat f. Penjualan dicatat atas dasar waktu yang tepat g. Transkasi penjualan dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Penjualan Pengertian peranan menurut Soekanto (2006) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut :

30 36 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. 2. Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur sosial. Definisi diatas dapat menjelaskan bahwa yang melakukan suatu peranan adalah sesuatu yang konkrit dan nyata, bukan sesuatu yang abstark. Sehingga peranan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai fungsi seseorang dalam atau suatu divisi di dalam sebuah perusahaan. Sehingga peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan di perusahaan dapat tercapai dengan didukung oleh fungsi peranan yang berjalan dengan semestinya. Efektivitas operasi merupakan kegiatan pokok yang penting didalam suatu perusahaan, karena dari kegiatan itu sasarannya adalah penghematan (waktu, tenaga, dan biaya) dan pencapaian tujuan perusahaan. Efektivitas memang berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidaklah selalu sering berjalan. Dalam suatu organisasi yang menerapkan pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi, mungkin akan terhambat dalam pencapaian efektivitas atau sebaliknya. Jadi efisiensi dapat menjadi pelengkap tetapi juga dapat bertentangan dengan efektivitas. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengendalikan tingkat efektivitas dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan adanya suatu audit operasional atas suatu kegiatan guna mengetahui tercapai atau tidaknya efektivitas yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Peranan audit

31 37 operasional atas fungsi penjualan dalam hubungannya untuk mencapai efektivitas perusahaan meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan. Peranan audit operasional atas fungsi penjualan dalam hubungannya untuk mencapai efektivitas perusahaan meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan. Hal ini dapat dilihat dari tujuan audit operasional aktivitas penjualan seperti yang dikemukakan oleh Widjayanto (2001), yaitu: Tujuan dilakukannya audit operasional atas kegiatan penjualan adalah: 1. Menilai pelaksanaan kegiatan penjualan. 2. Mendeteksi adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan. 3. Mencari alternatif dalam usaha meningkatkan efesiensi dan efektivitas penjualan. 4. Mengembangkan rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan peningkatan prestasi. Dalam melakukan penilaian kegiatan penjualan, auditor harus berpegang pada prinsip bahwa prosedur yang ditetapkan dalam audit telah mengandung pokok-pokok pengendalian yang cukup, sehingga dapat mengurangi risiko ketidakefisienan dan ketidakefektifan hingga pada tingkat terendah, akan tetapi auditor harus menyadari bahwa pengendalian yang berlebihan akan mengakibatkan kegiatan menjadi kurang efisien dan kurang efektif sehingga dalam hal ini auditor harus berdiri pada posisi keduanya. Efektivitas penjualan diukur dengan cara membandingkan rencana dengan pelaksanaannya. Dengan adanya analisis dan pengujian atas aktivitas penjualan, akan didapatkan dua

32 38 kemungkinan yaitu hal-hal yang dapat mendukung dan hal-hal yang kurang mendukung dalam mencapai efektivitas kelancaran operasi perusahaan khususnya penjualan perusahaan. Auditor dapat memberikan rekomendasi atau saran-saran bagi perusahaan untuk mempertahankan prestasi atau menanggulangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektivitas penjualan. Dari rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor, perusahaan akan segera dapat mengambil tindakan untuk menanggulangi kelemahan dan meningkatkan prestasinya melalui alternatifalternatif yang direkomendasikan berdasarkan penilaian kegiatan dan analisis penjualan 2.2 Kerangka Pemikiran Dengan berkembangnya suatu perusahaan diikuti dengan kompleksnya aktivitas yang dijalankan, hal ini menuntut pelaksanaan aktivitas yang efisien dan efektif untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengetahui perbandingan sampai sejauh mana tujuan yang ditetapkan tersebut tercapai dibandingkan dengan kondisi yang ada perlu dilakukan audit. Audit yang dilakukan tidak cukup hanya audit keuangan saja yang menekannya pada penilaian yang sistematis dan obyektif serta berorientasi historis dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang ketelitian dan keandalan data keuangan serta pengamanan harta atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

33 39 Pimpinan perusahaan juga memerlukan informasi yang menyangkut aktivitas operasional perusahaan, audit ini merupakan perluasan dari audit keuangan disebut audit operasional perusahaan. Proses audit operasional adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan khususnya aktivitas penjualan dalam perusahaan. Hasil dari evaluasi ini adalah kesimpulan berupa laporan mengenai tingkat efektivitas penjualan yang ada di perusahaan. Selanjutnya efektivitas penjualan masing-masing dapat diketahui dari perbandingan biaya operasi penjualan, perbandingan perencanaan penjualan, perbandingan perencanaan penjualan dengan realisasi penjualan, pencapaian laba kotor dan tingkat ROI (Return on Investment). Pada sisi lain, dengan melakukan perbandingan dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai perbandingan angka efisien berarti semakin baik pencapaian efisiensi tersebut. Sedangkan semakin besar perbandingan angka efektivitas berarti semakin baik pencapaian efektivitas tersebut. Proses audit operasional adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Hasil evaluasi ini berupa efektivitas yang telah dicapai perusahaan. Sasarannya adalah membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja yang terdiri dari efesiensi dan efektivitas. Sasaran ini diwujudkan dalam bentuk rekomendasi yang bersifat konstruktif. Pada prinsipnya audit operasional merupakan alat bantu teknis bagi manajemen dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih kegiatan penjualan dengan alasan

34 40 bahwa kegiatan penjualan merupakan sumber utama untuk menghidupi perusahaan. Pengelolaan penjualan dari perusahaan yang baik tidak saja akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran penjualan tetapi juga akan mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima oleh perusahaan. Jadi secara langsung atau tidak, prestasi yang dicapai oleh bagian penjualan akan mempengaruhi bagianbagian lainnya. Selain itu pengelolaan penjualan yang tidak baik juga dapat menghabiskan sumber daya perusahaan yang pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Efektivitas penjualan tercapai apabila realisasi penjualan lebih besar dari perencanaan penjualan dan biaya penjualan lebih kecil dari anggaran biaya penjualan. Disamping itu temuan dari hasil audit operasional harus disertai dengan rekomendasi kepada manajemen dan adanya tindak lanjut oleh perusahaan atas rekomendasi sehingga dapat menunjang efektivitas penjualan.

35 41 Menurut Sekaran (2009) hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Berdasarkan rumusan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang penulis ajukan untuk penelitian ini adalah : Audit Operasional yang dilakukan pada BUMN di kota Bandung berperan terhadap efektivitas penjualan.

Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan Kuesioner Peranan Pemeriksaan Operasional (Auditor Internal) No Deskripsi Ya Tidak Keterangan Planning Phase 1 Apakah perusahaan memiliki target penjualan yang relevan? 2 Apakah sasaran perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing merupakan suatu proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, yang bertujuan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Secara garis besar Auditing dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya audit bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan Intern a. Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan a. Definisi Pemeriksaan Secara umum pengertian pemeriksaan adalah proses perbandingan antara kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksud disini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sedangkan pengawasan itu sendiri bagaian dari pengendalian.

BAB II LANDASAN TEORI. sedangkan pengawasan itu sendiri bagaian dari pengendalian. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh ataupun dari dekat. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dengan berhubungan langsung pada objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional yang dikemukakan para ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit. Salah satunya menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pemeriksaan Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Pada akhir pemeriksaan, auditor independen akan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Audit Menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. auditing. Berikut ini merupakan beberapa pengertian mengenai auditing yang

BAB II LANDASAN TEORI. auditing. Berikut ini merupakan beberapa pengertian mengenai auditing yang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemeriksaan (Auditing) II.1.1 Pengertian auditing Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan audit operasional, terlebih dahulu diperlukan pemahaman mendasar mengenai pengertian

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita memahami pengertian auditing menurut Arens

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit Pengertian Audit

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit Pengertian Audit BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Pengertian auditing menurut Arens et al. (2003:11) adalah : Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about quantifiable information

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Auditing Dalam bukunya, Boynton, Johnson, dan Kell yang diterjemahkan oleh Rajoe, P.A., Gania, G., & Budi, I.S. (2003:5) mendefinisikan auditing sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting

BAB II LANDASAN TEORI. Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Auditing Boynton, Johnson, & Kell (2003:5) mendefinisikan auditing sebagai berikut: Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Menurut William C.Boynton, Raymon N.Johnson dan Welter G.Kell yang diterjemahkan oleh Budi. 8.1(2007:5) memberikan definisi : "Auditing sebagai suatu proses sistematis

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian auditing menurut para pakar akuntansi: Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke dalam bukunya yang berjudul

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian auditing menurut para pakar akuntansi: Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke dalam bukunya yang berjudul BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Auditing II.1.1 Definisi Audit Terdapat banyak pengertian auditing. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian auditing menurut para pakar akuntansi: Menurut Alvin A. Arens

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Auditing Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. para penyusun laporan keuangan serta pembuat peraturan tertarik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. para penyusun laporan keuangan serta pembuat peraturan tertarik untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal Pengendalian Internal telah menarik perhatian banyak orang yang merupakan sumber perdebatan sengit yang tiada habisnya. Auditor internal dan eksternal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkebunan menjadi salah satu sektor potensial pembangunan Jawa Barat, karena telah mampu memberikan andil besar dalam kehidupan perekonomian. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat. Hal tersebut merupakan tantangan bagi Indonesia yang sedang mengalami keterpurukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf A.A. (2003) sebagai berikut, audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan pemimpin perusahaan dalam menjalankan dan menangani seluruh kegiatan operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional

BAB IV. A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional BAB IV ANALISIS PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KEGIATAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH (PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya) A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Pengendalian Intern II.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan pengendalian intern tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan : BAB I PENDAHULUAN Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Boynton & Johnson (2006) yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Boynton & Johnson (2006) yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Menurut Boynton & Johnson (2006) yaitu : Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertion about economic actions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan pada saat didirikan mempunyai visi dan misi yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tingkat laba yang maksimal. Laba yang maksimal

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki jenis usaha yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya bertujuan sama, yaitu memperoleh laba yang optimal. Banyaknya perusahaan yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaan tetapi jika perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit 8 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ATAS PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA (Studi Kasus pada PT.Arya Mandala Dwipa)

ANALISIS PEMERIKSAAN OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ATAS PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA (Studi Kasus pada PT.Arya Mandala Dwipa) JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 263-274 ANALISIS PEMERIKSAAN OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ATAS PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA (Studi Kasus pada PT.Arya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode

BAB II LANDASAN TEORI. audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf A.A. (2006), audit operasional merupakan penelaahan atas bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing Sebelum mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam, sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada beberapa pengertian auditing

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN PADA PT.FESTO VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit internal Penjualan a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadang jenis audit ini

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadang jenis audit ini BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Audit operasional (Operational Audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi

Lebih terperinci

Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah

Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah Banyaknya istilah teknis auditing yang digunakan oleh berbagai pihak yang menyangkut atau berkaitan dengan pengawasan, terkadang

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci