BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Kerja Praktek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Kerja Praktek"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pendidikan diperguruan tinggi ada dua hal yang mendapatkan penekanan, yaitu pelajaran di bangku kuliah dan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan di lapangan dilakukan karena mahasiswa belumlah cukup menerima ilmu yang bersifat teoritis. Pengamatan dilapangan diperlukan sebagai proses aplikasi ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah dari kurikulum jurusan Teknik Mesin D3 Fakultas Teknik Universitas Riau yang dapat dijadikan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. Kerja praktek dilakukan dilapangan pada perangkat yang telah ada atau proyek fisik yang sedang berlangsung. Obyek pengamatan dalam kerja praktek ini diharapkan sesuai dengan disipilin ilmu jurusan Teknik Mesin D3 Universitas Riau. Dalam pelaksanaan kerja praktek diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja tentang teknis kerja dilapangan dan sosialisasi kerja teamwork. Selain itu dengan adanya kerja praktek ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman cara mengatasi masalah yang timbul pada pelaksanaan pekerjaan secara cepat dan tepat. Hal itu merupakan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek dimana faktor efektifitas dan efisiensi menjadi dasar utama untuk menunjang pelaksanaan suatu pekerjaan. 1.2 Tujuan Kerja Praktek Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek di PT.United Tractors.Tbk cabang Pekanbaru yaitu : 1) Mempelajari proses-proses yang terjadi pada bagian disassembly (pembongkaran) dan menganalisis kerusakan berdasarkan SOP buku Shop Manual. 1

2 2) Mengadakan pengamatan dan penelitian tentang penerapan teori dengan kondisi yang sebenarnya. 3) Memperoleh pengalaman operasional dari suatu industri dalam penerapan, rekayasa, dan ilmu pengetahuan dan teknologi engine. 4) Mengetahui prinsip-prinsip alat-alat yang ada pada bagian sistem disassembly Manfaat Kerja Praktek Manfaat yang dapat diambil selama melakukan kerja praktek di workshop PT.United Tractors.Tbk cabang Pekanbaru yaitu : 1) Mendapat pengetahuan dalam mengetahui kerusakan yang terjadi pada engine ) Mendapat pengetahuan tentang bagaimana sistem kerja engine ) Mendapat pengetahuan dalam mengetahui komponen-komponen utama dari engine ) Mendapat pengetahuan tentang cara-cara perawatan dan disassembly engine sesuai SOP Shop Manual. 1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek. Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT.United Tractors.Tbk Cabang Pekanbaru, Jl.Sukarno Hatta No.151. Waktu pelaksaan kerja praktek mulai tanggal 20 Juni 2011 sampai dengan 20 Juli Batasan Permasalahan Karena sistem perawatan engine ini sangat luas dan terdiri dari banyak peralatan dan keterbatasan waktu dalam kerja praktek ini, maka penulis membatasi topik permasalahan pada sistem disassembly (pembongkaran) dan menganalisa kerusakan beserta cara penanggulangan kerusakan. 2

3 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi dalam 4 bab, yaitu : BAB I Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah, sistematika penulisan. BAB II Teori Dasar Bab ini bersisikan teori-teori yang dipakai sebagai referensi dalam melakukan kerja praktek di PT.United Tractors.Tbk Cabang Pekanbaru. BAB III Troubleshoot Bab ini berisikan permasalahan yang dialami selama melaksanakan kerja praktek di PT.United Tractors.Tbk Cabang Pekanbaru pada engine yang dilakukan perawatan system disassembly. BAB IV Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis tulis dalam laporan ini. 3

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Dasar Pengertian Engine (PT.Hexindo Adiperkasa, 2006) Engine adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses tertentu dimana proses thermis dirubah menjadi tenaga mekanis, sedangkan machine adalah suatu unit secara keseluruhan yang mencakup engine sampai power train. Engine memiliki dua prinsip yaitu : 1) Prinsip Diesel Engine Udara yang dimasukkan kedalam silinder, kemudian dikompresikan hingga mencapai tekanan kg/cm 2 dengan tempratur sekitar C kemudian disemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan tekanan sebesar kg/cm2 dengan tempratur sekitar C. 2) Prinsip Gasoline Engine Udara dan bahan bakar yang dimasukkan kedalam silinder secara bersama-sama kemudian dikompresikan hingga mencapai tekanan 7-15 kg/cm2 dengan tempratur sekitar C kemudian dipercikkan bunga api lewat busi sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan tekanan sebesar kg/cm2 dengan tempratur sekitar 1500 C Prinsip Motor Diesel Dan Motor Bensin (PT.Hexindo Adiperkasa, 2006) 1. Motor Diesel Udara yang terhisap ke dalam ruang bakar dikompresi sehingga mencapai tekanan dan temperatur yang tinggi. Bahan bakar (fuel) diinjeksikan dan dikabutkan ke dalam ruang bakar. Sehingga terjadi pembakaran sesaat setelah terjadi pencampuran dengan udara. 4

5 Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel 2. Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam carburator, terhisap ke dalam ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan temperatur tertentu. Pada akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga terjadi pembakaran. Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin Motor 4 Langkah Dan 2 Langkah (PT.Hexindo Adiperkasa, 2006) 5

6 1. Prinsip Kerja Motor Diesel 4 langkah yaitu: a) Langkah Hisap (Intake Stroke) Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup, udara murni masuk ke dalam silinder melalui intake valve (Gambar 2.3a). b) Langkah kompresi (Compression Stroke) Udara yang berada didalam silinder dimampatkan oleh piston yang bergerak dari Titik Mati Bawah ( TMB ) ke Titik Mati Atas ( TMA ), dimana kedua valve intake dan exhaust tertutup. Selama langkah ini tekanan naik kg/cm2 dan temperatur udara naik C (Gambar 2.3b). c) Langkah Kerja ( Power Stroke ) Pada langkah ini, intake valve dan exhaust valve masih dalam keadaan tertutup, partikel -partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh nozzle akan bercampur dengan udara yang mempunyai tekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran yang menghasilkan tekanan dan suhu tinggi. Akibat dari pembakaran tersebut, tekanan naik kg/cm2 dan temperatur menjadi C (Gambar 2.3c). d) Langkah Buang ( Exhaust Etroke ) Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai titik mati bawah sehingga gas pembakaran mulai keluar. Piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas buang keluar seluruhnya (Gambar 2.3d). 6

7 Gambar 2.3 Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah 2. Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah a) Langkah Isap (Intake Stroke) Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup, udara bersih yang tercampur di karburator, terhisap masuk ke dalam ruang silinder (Gambar 2.4). b) Langkah kompresi (Compression Stroke) Campuran udara dan bahan bakar dimampatkan oleh piston yang bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas sehingga tekanan dan temperatur campuran tersebut naik (Gambar 2.4). c) Langkah Kerja (Power Stroke) Beberapa derajat sebelum mencapai titik mati atas, campuran udara dan bahan bakar tersebut diberi percikan api oleh busi, sehingga terjadi pembakaran. Akibatnya, tekanan naik menjadi kg/cm 2 dan temperatur pembakaran menjadi 1500 C. Tekanan tersebut bekerja pada luasan piston dan menekan piston menuju ke titik mati bawah (Gambar 2.4). 7

8 d) Langkah Buang ( Exhaust Stroke ) Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai titik mati bawah sehingga gas pembakaran mulai keluar. Piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas mendorong gas buang keluar seluruhnya (Gambar 2.4). Gambar 2.4 Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah 3. Langkah KerjaMotor 2 Langkah a) Langkah Piston ke Atas ( Upward Stroke ) Piston bergerak ke atas dari TMB menuju TMA, campuran udara dan bahan bakar masih mengalir ke dalam silinder melalui saluran (scavenging passage). Sebaliknya gas hasil pembakaran secara terus menerus dikeluarkan sampai lubang exhaust tertutup. Saat lubang exhaust ditutup oleh gerakan piston yang menuju TMA, campuran udara dan bahan bakar ditekan, sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada saat itu, lubang intake terbuka pada akhir langkah kompresi sehingga udara segar terhisap masuk ke dalam crank case (Gambar 2.5). b) Langkah Piston ke Bawah (Downward Stroke) 8

9 Campuran udara dan bahan bakar yang termampatkan diberi percikan bunga api dari busi yang menyebakan terjadinya pembakaran sehingga tekanan dan temperatur diruang bakar naik. Dan piston terdorong kearah titik mati bawah. Pada akhir langkah piston, lubang exhaust terbuka dan gas hasil pembakaran mulai keluar, yang diikuti oleh pembakaran scavenging passage, sehingga campuran bahan bakar dan udara yang berada di crank case masuk ke dalam silinder (Gambar 2.5). Gambar 2.5 Prinsip Kerja Motor 2 Langkah Keuntungan dan Kerugian Engine 2 Langkah dan 4 langkah (PT.United Tractors, 2005) Dibandingkan dengan engine 4 langkah, engine 2 langkah mempunyai keuntungan sebagai berikut: 1. Ukuran berat lebih kecil, dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar. 2. Harga lebih rendah karena tidak menggunakan valve dan struktur lebih sederhana. 3. Putaran lebih halus karena ukuran flywheel lebih kecil. Sedangkan kerugian engine 2 langkah yaitu : 9

10 1. Karena tidak menggunakan valve maka gas pembakaran tidak terbuang seluruhnya dan menyebapkan pembakaran tidak sempurna. 2. Karena sebagian bahan bakar dan udara ikut keluar (saat proses exhaust) bersama dengan gas buang, maka penggunaan fuel tidak ekonomis. 3. Karena waktu yang diperlukan untuk langkah intake singkat, maka jumlah campuran yang masuk sedikit. Sehingga mungkin dapat menaikkan tekanan kompresi dan efesiensi engine (ratio fuel consumtion per output) lebih rendah dibandingkan engine 4 langkah. 4. Crank case harus rapat tidak boleh ada kebocoran udara. 2.2 Mekanisme Sistem Cylinder Head (PT.United Tractors, 2005) Cylinder head dipasang pada bagian atas dari engine yang berfungsi untuk menahan tekanan pembakaran, mengendalikan panas, tempat duduknya mekanisme valve dan mekanisme injeksi bahan bakar. Cylinder head harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Dapat menahan tekanan pembakaran dan konsentrasi panas. 2) Mempunyai efek pendinginan yang tinggi. 3) Dapat mencegah kebocoran tekanan pembakaran secara keseluruhan. 4) Dapat mengalirkan udara intake dan exhaust dengan lancar. 5) Dapat mencampur udara dengan bahan bakar secara sempurna. Selain itu juga, cylinder head akan membentuk ruang bakar bersama-sama dengan cylinder dan piston. Komponen ini terbuat dari besi cor (cast iron). Terdapat juga cylinder head yang terbuat dari bahan alloy cast iron dengan paduan nickel, chrome, molybdenum dan lain-lain untuk digunakan pada supercharged engine yang tahan pada temperatur tinggi. Struktur dari cylinder head bermacam-macam, tergantung dari langkah pembakarannya (combustion cycle), bentuk dari ruang bakar, posisi dari camshaft, dan mekanisme valve. Menurut konstruksinya, cylinder head dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu cylinder head dengan tipe devided/sectional dan tipe unit/solid. Jika satu cylinder head digunakan untuk semua 10

11 silinder, maka disebut tipe unit/solid, sedangkan jika satu cylinder head digunakan untuk satu atau lebih silinder, maka disebut dengan tipe devided/sectional. a Gambar 2.6 b a) Cylinder Head Solid Type 2-Valve b) Cylinder Head Section Type 4-Valve 1) Intake Port (Duct) Intake port (duct) menghubungkan intake manifold dan ruang bakar sebagai saluran masuk dari udara hisap. Intake port yang dapat menghasilkan sebuah pusaran udara yang baik khusus digunakan pada engine yang menggunakan tipe pembakaran langsung (direct combustion), sehingga proses pencampuran antara udara dan bahan bakar dapat berlangsung dengan sempurna. 11

12 Gambar 2.7 Intake Port And Air Flow 2) Exhaust Port Exhaust port berhubungan dengan ruang bakar dan exhaust manifold. Exhaust port menghubungkan ruang bakar engine dan intake manifold. Berikut ini ditunjukkan macam-macam konstruksi dari exhaust port. Gambar 2.8 Exhaust Port Valve,Valve Guide dan Valve Seat (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) 1. Valve Terbuka dan tertutupnya valve secara teratur untuk memasukkan udara kedalam cylinder dan membuang gas bekas pembakaran keluar. Pergerakan valve diambil dari putaran camshaft yang dirubah menjadi gerakan vertical melalui 12

13 push rod dan kemudian gerakan push rod ditransfer melalui rocker arm dan diteruskan ke valve. Valve memiliki beberapa fungsi yaitu : 1) Mengatur udara yang masuk kedalam silinder dan keluarnya gas buang dari dalam silinder. 2) Mencegah kebocoran dari ruang pembakaran. 3) Meneruskan panas pembakaran ke pendingin melalui valve guide dan dinding cylinder head. 2. Valve Guide Valve guide sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding antara permukaan stem dan valve guide dengan gerakan vertikal dan juga sebagai pengontrol pelumasan pada valve stem. Dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem dan guide, sehingga tidak terjadi kebocoran udara dan oli ke dalam saluran masuk udara dan gas buang. Valve guide dan valve dibuat dari bahan yang tahan panas. Valve guide mempunyai fungsi yaitu melumasi dan sebagai jalan dari valve stem serta meneruskan panas dari valve. Gambar 2.9 Valve Guide 3. Valve Insert (Valve Seat) 13

14 Valve insert adalah suatu ring yang tahan terhadap panas dan benturan yang dipasang diantara permukaan valve yang bersentuhan dengan cylinder head. Valve seat mempunyai 2 fungsi yaitu : 1) Memperpanjang daya tahan pada dudukan valve dan mencegah kebocoran. 2) Mempermudah penggantian apabila kedudukan valve mengalami kerusakan Valve Spring (PT.United Tractors, 2005) Valve spring mempunyai suatu fungsi memberikan tekanan untuk sealing valve pada saat valve kembali pada kedudukannya dan memberikan keseimbangan pada saat valve bergerak mengembalikan kedudukan asal dari rocker arm, pushrod dan tappet/cam follower. Gambar 2.10 Valve Spring Pre-Combustion Chamber (PT.United Tractors, 2005) Pre-combustion chamber memiliki fungsi yaitu mengadakan pembakaran pendahuluan, sesaat sebelum terjadi pembakaran di main combustion chamber. 14

15 Gambar 2.11 Build In Type dan United Type Glow Plug (PT.United Tractors, 2005) Disetiap precombustion chamber dilengkapi dengan glow plug yang merupakan suatu alat pemanas listrik yang berfungsi untuk menyalakan bahan bakar, sehingga engine mudah dihidupkan (terutama engine dalam keadaan dingin) Rocker Arm dan Rocker Arm Shaft (PT.United Tractors, 2005) Rocker arm terpasang pada rocker arm shaft dan dihubungkan dengan push rod yang menggerakan intake valve dan exhaust. Pergerakan vertikal dari push rod mengikuti gerak putar camshaft dan ditransfer melalui rocker arm ke valve stem dengan arah yang berlawanan. Kerenggangan antara rocker arm dan valve stem dirancang untuk mengatasi pemuaian dari mekanisme penggerak. Rocker arm dan rocker arm shaft mempunyai 2 fungsi yaitu meneruskan gerakan dari pushrod ke valve dan injector dan menyalurkan pelumas ke bagian lain didalam cylinder head (Gambar 2.12). 15

16 Gambar 2.12 Rocker Arm Lubrication Cross Head (PT.United Tractors, 2005) Cross head berfungsi untuk meneruskan gerakan rocker arm ke valve dan sebagai jembatan/penghubung untuk satu set valve yang sama sehingga valve dapat terbuka atau menutup pada saat yang sama pula. Gambar 2.13 Cross Head Cylinder Head Gasket (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Cylinder head gasket berfungsi sebagai penyekat gas pembakar dan air pendingin dan oil pelumas yang bersikulasi antara cylinder head dan cylinder block. Cylinder head gasket juga dirancang untuk tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi yang dihasilkan dari pembakaran pada engine. 16

17 Gambar 2.14 Cylinder Head Gasket Cylinder Block (PT.United Tractors, 2005) Kontruksi/bentuk dari cylinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan dan pendinginan. Fungsi cylinder block adalah sebagai pemegang atau kedudukan komponen utama yang bergerak, seperti piston, connecting rod, crank shaft, dan lain-lainnya. Cylinder block baru biasa dikatakan engine bila dikombinasikan dengan cylinder head pada bagian atas block dan oil pan pada bagian bawah block, timming gear, gear case, fly wheel, dan haushing pada bagian belakang block. Gambar 2.15 Cylinder Block Keterangan: 17

18 1. Cylinder block 6. Crankshaft pulley 11. Liner O-ring 2. Cylinder liner 7. Rear seal 12. Liner O-ring 3. Crankshaft gear 8. Crank shaft 13. Oil pan 4. Front seal 9. Main bearing 14. Thrus bearing 5. Wear spring 10. Main bearing cap Cylinder Liner (PT.United Tractors, 2005) Disetiap cylinder liner dilengkapi dengan seal ring yang mempunyai tahanan tinggi terhadap air maupun oil suhu tinggi. Fungsinya untuk pembatas air pendingin di cylinder liner dan oil crankshaft. Cylinder liner mempunyai 5 fungsi yaitu : 1) Tempat terjadinya tekanan pembakaran. 2) Tempat bergeraknya piston. 3) Meneruskan panas pembakaran ke pendinginan. 4) Memperpanjang umur engine dan mempermudah penggantian. 5) Tempat kedudukan seal ring. Gambar 2.16 Cylinder Liner Piston (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) 18

19 Piston haruslah mempunyai ekspansi termal yang rendah meskipun saat menerima temperature pembakaran yang cukup tinggi (sekitar 1000 C), hal ini penting karena jangan sampai piston tidak dapat bergerak (macet) pada saat menerima panas yang cukup tinggi. Selain itu piston juga harus cukup kuat untuk menahan tekanan pembakaran sebesar kurang lebih 80 kg/cm2 agar dapat menyalurkan tekanan ke crankshaft dengan tepat. Piston memiliki beberapa fungsi yaitu : 1) Tempat kedudukan piston ring. 2) Meneruskan tekanan pembakaran ke crankshaft. 3) Meneruskan panas melalui piston ring. 4) Bentuk cekungan dari piston berfungsi agar bahan bakar dan udara bercampur dengan baik (turbulence). Gambar 2.17 Piston Piston Pin (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Piston dan connecting rod dihubungkan dengan piston pin, ada 3 macam hubungan antara piston, connecting rod dan piston pin : 1) Fixed type : Piston pin tak bergerak pada piston bush/hole karena diikat dengan bolt. 19

20 2) Semi floating : Piston ini diikat/tidak bergerak pada small end dari connecting rod, tetapi bergerak bebas pada piston bush/hole. 3) Full floating : Piston ini bergerak bebas pada piston bush maupun connecting rod, sehingga untuk itu diperlukan insert snap ring agar pin tak terlepas keluar dari piston cinecting rod. Full floating inilah yang paling banyak digunakan pada engine komatsu Piston Ring (PT.United Tractors, 2005) Piston ring berfungsi untuk menahan tekanan gas kompresi di dalam cylinder, menjaga ketebalan oil film pada dinding cylinder dan mentransfer panas dari piston ke cylinder liner. Ring bagian atas disebut ring kompresi untuk mencegah kebocoran gas kompresi, dan ring bagian bawah disebut oil ring yang bekerja menjaga ketebalan oil film. Tekanan gas kompresi akan mempercepat keausan piston ring dan mengurangi tenaga engine. Kebocoran pada piston ring akan meningkatkan konsumsi oli. Pada piston ring terdapat gap yang disebut fitting face, dan terdapat 3 jenis fitting yaitu : 1) Step fitting face. 2) Angle fitting face. 3) Straight fitting face. Gambar 2.18 Piston Ring 20

21 Connecting Rod (PT.United Tractors, 2005) Connecting rod berfungsi meneruskan tekanan pembakaran/gerakan piston ke crank shaft dan menjaga ketegak lurusannya jalannya piston. Conecting rod harus kuat menahan tekanan kompresi, tekanan pembakaran, tekanan beban yang berulangulang dan beban bengkok yang disebabkan beban inersia dari piston dan connecting rod pada putaran tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan diatas, connecting rod dibuat dari spesial baja tempa dan mempunyai kekuatan spesial dalam batas kelelahan material. Gambar 2.19 menunjukkkan bagian-bagian dari connecting rod. Gambar 2.19 Coneccting Rod Crank Shaft (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Crank shaft memiliki fungsi merubah gerak naik turun (reciprocating) dari piston menjadi gerak dan tenaga putar. Mengingat gerak dan tenaga putar crankshaft adalah hasil perubahan dari gerak naik turun, maka akan timbul gaya centripugal yang sangat besar. Oleh karena itu perlu keseimbangan dan untuk menghilangkan gaya centrifugal, crankshaft tersebut dilengkapi dengan centerweigt sehingga putaran crank shaft menjadi lebih rata/licin. 21

22 Gambar 2.20 Crank Shaft Camshaft (PT.United Tractors, 2005) Camshaft merupakan sebuah komponen yang diputar oleh crankshaft melaui hubungan roda gigi. Camshaft berfungsi untuk menyalurkan tenaga ke valve system (mekanisme membuka dan menutupnya intake dan exhaust valve). Pada cummin engine camshaft-nya dilengkapi dengan injector cam yang berfungsi sebagai mekanisme penggerak dari injector bahan bakar. Gambar 2.21 Cam Shaft Tappet/Cam Follower (PT.United Tractors, 2005) 22

23 Tappet (cam follower) dan push rod digabung dengan camshaft, rocker arm dan valve disebut sebagai mekanisme valve (valve mechanisme). Tappet (cam follower) berfungsi untuk merubah gerakan putar dari cam menjadi gerakan bolakbalik (naik-turun). Gambar 2.22 Tappet/Cam Follower Push Rod (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Push rod memiliki fungsi meneruskan gerakan dari cam follower/tappet ke rocker lever untuk menggerakkan valve dan injector. Cara kerja push rod dapat kita lihat pada (Gambar 2.22) Balancer Shaft (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Getaran engine yang terjadi pada dasarnya ditimbulkan oleh goncangan dari connecting rod, karena bagian paling atas connecting rod bergerak tegak lurus sedangkan bagian bawah bergerak memutar, perputaran dari crankshaft dengan beban yang berbeda-beda, dan tenaga yang dihasilkan hanya pada langkah pembakaran. Beban/getaran yang bermacam-macam tersebut akan terkumpul dicrankshaft dan dengan berputarnya crankshaft akan timbul gaya centrifugal yang menimbulkan getaran (secondary vibration). Untuk mengurangi akibat getaran tersebut, maka dipasang balancer shaft. Jadi balancer shaft untuk menghilangkan secondary vibration dan umumnya dipasang pada engine dengan 4 silinder. 23

24 Gambar 2.23 Balancer Shaft Timing Gear (PT.United Tractors, 2005) Timing gear dapat diartikan sebagai gigi penghubung untuk mentransfer putaran crankshaft ke perlengkapan engine yang membutuhkan tenaga putar. Timing Gear berfungsi meneruskan putaran dari crank shaft ke perlengkapan engine lainnya atau kebagian-bagian yang memerlukan gerak putar. Gambar 2.24 Timing Gear Vibration Damper (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) 24

25 Vibration damper berfungsi untuk meredam getaran dan tegangan puntir maupun getaran engine. Gambar 2.25 menjelaskan bagian-bagian dari vibration damper. Gambar 2.25 Vibration Damper Flywheel (PT.United Tractors, 2005) Flywheel merupakan sebuah plat bulat yang terbuat dari baja cor kelas tinggi dan diikatkan pada bagian belakang dari crankshaft. Hal ini akan membuat putaran engine yang dihasilkan dari tekanan piston ke bawah yang diterima oleh crankshaft menjadi lebih halus. Sebuah engine menghasilkan tenaga hanya pada saat melakukan langkah ekspansi (power) saja. Engine akan mengalami kecenderungan untuk berhenti berputar pada saat melakukan langkah hisap, langkah kompresi, dan langkah buang. Maka dari itu dibutuhkan gaya untuk memutar crankshaft selama langkalangkah tersebut. Flywheel digunakan untuk memfungsikan hal tersebut. Flywheel berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari engine ke power train sebagai sumber tenaga. Bagian dari flywheel dapat dilihat pada (Gambar 2.26). 25

26 Gambar 2.26 Struktur Flywheel Power Take Off (PTO) Gear Unit (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Power Take Off (PTO) Gear Unit berfungsi untuk menyalurkan tenaga untuk menggerakkan perlengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan yang dapat diperoleh langsung dari engine. Gambar 2.27 Struktur Power Take Off (PTO) Gear Unit 2.3 Lubrication System 26

27 2.3.1 Fungsi Lubrication System (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Untuk melumasi, pembersih dan penyekat dari komponen-komponen yang bergesekan sehinga dapat mempertahankan sekaligus memperpanjang umur komponen tersebut. Pelumasan yang sering dipakai adalah system pressure (tekanan) yaitu system pelumasan yang disirkulasikan dengan paksa melalui bantuan pompa oli Pengertian Minyak Pelumas (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Minyak pelumas yaitu untuk melumasi komponen-komponen yang bergesekan dan mencegah berkaratnya bagian-bagian engine yang bergerak transisi maupun rotasi. 1. Fungsi Oli a) Membentuk lapisan film minyak pelumasan. b) Pendingin (cooling). c) Penyekat (sealing). d) Pembersih (cleaning). e) Mencegah anti karat (anti korosi). f) Media pemindah gaya (pada torque converter). g) Media pemindah tenaga (pada hydraulic dan brake system). 2. Viscosity Minyak Pelumas Viscosity menunjukkan derajat kekentalan minyak pelumas, makin besar viscosity minyak pelumas makin kental. Viscosity dinyatakan dalam SAE (Society of Automatif Engineer). Contoh : SAE 10, SAE 30 dan lain-lain. 3. Klasifikasi Minyak Pelumas Klasifikasi dinyatakan dalam API service (American Petroleum Institute). Klasifikasi menunjukkan kualitas dari minyak pelumas, semakin berada pada urutan bawah berarti semakin baik (semakin banyak memenuhi fungsinya). Tabel 2.1 Kode Minyak Pelumas Diesel Engine 27

28 Clas Penggunaan Baru Lama CA DG Diesel angine natural aspirated, oprasi ringan CB DM Diesel engine natural aspirated, oprasi menengah CC DM Diesel engine, turbocharger, oprasi menengah CD DS Diesel engine, turbocharger, oprasi berat Sirkuit (PT.United Tractors, 2005) Beberapa engine tidak dilengkapi dengan scavenging pump, regulator valve dan by pass filter. Ada beberapa engine lainya dilengkapi dengan piston cooling nozzle. Pelumasan di engine sangat diperlukan, karena berfungsi untuk melumasi komponen-komponen yang bergesekan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan umur dan daya tahan komponen sesuai dengan umur ekonomisnya. Untuk aliran oil yaitu : 1) Oil didalam oil pan mengalir melalui strainer yang menyaring debu-debu kasar dan partikel lainnya. 2) Oil pump yang diputar oleh timing gear, mengalirkan oil dengan tekanan ke system pelumasan. 3) Oil dikirimkan oleh oil pump, didinginkan terlebih dahulu oleh oil cooler. 4) Oil yang disaring oleh oil filter mengalir melalui saluran utama (main gallery) didalam cylinder block ke permukaan komponen-komponen yang bergesekan. Sistem pelumasan 6D125 series: 28

29 Gambar 2.28 Sistem Pelumasan 6D125 Series Komponen-Komponen (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) 1. Scavenging Pump Saat posisi engine dioperasikan miring, oil mengalir dan berada di ujung oil pan. Sehingga oil yang bersirkulasi tidak sempurna dan menyebabkan keausan pada komponen-komponen yang bergesekan, scavenging oil circuit mempunyai strainer sendiri yang letaknya di sisi berlawanan dengan strainer utama. Sehingga oil yang berada di ujung oil pan dihisap oleh scavenging pump melalui strainer dan dikirimkan ke sisi lawannya. 29

30 Gambar 2.29 Scavenging Oil 2. By Pass Filter Sirkuit Oil pelumasan di oil pan secara normal mengalir melalui oil pump dan oil filter ke berbagai macam komponen dalam. Dengan adanya tambahan by pass filter sirkuit, oil terjaga bersih dan memperkecil kebutuhan oil filter. Engine komatsu membagi dua type, yaitu : Full flow type : Membawa seluruh aliran oil ke komponen dalam melalui filter oil dan full flow. Kombinasi by pass type : Mengembalikan sebagian oil yang dikirim dari pump ke oil panch. Gambar 2.30 By Pass Filter Oil Sirkuit 3. Katup Pengatur 30

31 Katup pengatur berfungsi untuk mengatur tekanan oil didalam system dan membatasi tekanan oil didalam system. Gambar 2.31 Katup Pengatur 4. Oil Pump Oil pump yang paling banyak digunakan untuk engine adalah tipe external gear dan type trochoid pump. Tekanan oil pelumasan di engine berkisar antara 3-6 kg/cm2 selama pengoperasian engine dalam batas normal. Debit oil yang disuplai ke system berkisar ltr/menit, walaupun kebutuhan debit oil masing-masing engine bervariasi. a) External Gear Pump Pompa oli yang paling banyak digunakan adalah type external pump dan trochoid pump. Tekanan pelumasan engine berkisar antara 3 4,5 kg/cm2 selama pengoprasian engine dalam batas normal. Debit oli yang disuplai ke system berkisar antara liter/menit. Perinsip kerja yaitu : 1. Gear berputar sesuai tanda panah, oil disisi inlet mengisi kekosongan gigi-gigi dan rumahnya. 2. Oil yang berada diantara gigi dan rumahnya dipindahkan sesuai dengan gerakan gigi ke sisi outlet. 31

32 Gambar 2.32 External Gear Pump b) Trochoid Type Pump Tochoid pump merupakan pompa roda gigi tetapi dengan gigi gigi berbentuk kurva trokoida, jumlah gigi dari rotor dalam yang berputar itu satu lebih kecil dari pada jumlah gigi rotor luar. Rotor luar berbentuk silinder dan berputar pada rumah pompa sedangkan sumbu rotor dalam terletak eksentrik terhadap sumbu silinder tersebut, sehingga pemasukan minyak pelumas berlangsung tegak lurus terhadap eksentrisitas tersebut. Gambar 2.33 Trochoid Type Pump 5. Oil Filter 32

33 Oil engine digunakan untuk pelumasan, pembersihan dan pendingnginan komponen-komponen dalam dan oil tersebut kembali ke oil pen. Oil yang bersirkulasi tersebut, secara bertahap menjadi kotor karena membawa partikel-partikel komponen yang bergesekan. Sebagian oil yang bersirkulasi tersebut akan melalui bagian-bagian yang mempunyai temperature tinggi dan tekanan tinggi sehingga ada yang terbakar dan menjadi karbon. Jika kotoran-kotoran tersebut ikut bersama oil ke komponenkomponen bagian dalam, maka komponen-komponen tersebut semakin cepat aus untuk menjaga hal tersebut diatas, maka pada system tersebut diberi filter agar kotoran-kotoran tersebut dapat disaring dan oil yang bersirkulasi bersih. Ada 3 macam oil filter yaitu : 1) Cartridge type, elemen kertas menjadi satu dengan rumahnya. 2) Cartridge type with safety valve. 3) The hanging type, elemen kertas terpisah dengan rumahnya. Penanganan oil filter secara bertahap akan mengalami kebuntuan oleh partikel asing dan kotoran-kotoran yang bersama-sama oil bersirkulasi. Kecepatan kebuntuan filter, tergantung cara penanganan oil. Karena itu, maka element filter harus diganti secara berkala sesuai dengan operation dan maintenance manual. Gambar 2.34 Oil Filter 6. By Pass Filter 33

34 By pass filter berfungsi untuk menyaring oil dari oil pan agar tetap bersih dan mencegah oil filter cepat buntu. Struktur by pass filter adalah sama dengan oil filter dan ukurannya lebih besar. Gambar 2.35 By Pass Filter 7. Oil cooler Oil cooler berfungsi untuk mencegah problem pada system. Kenaikan temperature oil yang berlebihan menyebabkan kualitas (deteriorasi) berubah dan kemampuan oil sebagai pendingin menurun. Untuk mencegah adanya problem tersebut, maka pada system dipasang oil cooler. Ada dua type oil cooler yaitu : 1) Layar type, pipa-pipa dengan sirip-sirip diatur sehingga membentuk oil mengalir didalam pipa tersebut dan air pendingin mengalir di sisi pipa dengan arah yang berlawanan dengan aliran oil. 2) Cylindrical, pipa-pipa dengan sirip-sirip diatur sehingga membentuk oil mengalir diluar pipa tersebut dan air pendingin mengalir disisi pipa tersebut. 34

35 Gambar 2.36 Oil Cooler 2.4 Fuel System (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Sistem penyaluran bahan bakar setiap engine pada dasarnya sama, tetapi dengan kebutuhan dan fungsi yang berbeda, sehingga terdapat dua macam cara untuk menyalurkan bahan bakar Cummin Fuel System (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Cummin fuel system terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Fuel Tank Fuel tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar. 2. Float Tank Floating mempunyai fungsi yaitu : a) Tempat penampungan bahan bakar dari fuel tank maupun pengembalian fuel dari injector. b) Mencegah over fueling pada saat engine mati. c) Mengendapkan kotoran atau air yang terkandung didalam bahan bakar tersebut. 3. Fuel Filter Fuel filter fungsinya untuk menyaring kotoran yang terkandung didalam bahan bakar. 35

36 4. PT Pump PT pump adalah mensuplai fuel ke injector dan menentukan quantity fuel yang disuplai. Karena adanya hambatan yang konstan, maka perubahan quantity suplay (debit) akan menyebabkan tekanan bervariasi. 5. Priming Pump Bila diperlukan untuk mensuplai bahan bakar ke glow plug pada intake manifold berguna untuk pemanasan. Gambar 2.37 Cummin Fuel System PT Pump (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Fungsi dari bagian PT pump yaitu : a) Gear Pump Menghisap dan menekan fuel ke PT pump. b) Pulsation Damper Tekanan fuel yang dipompakan oleh gear pump. c) PTG (Pressure Time Governor ) Mengatur tekanan fuel yang demikian membatasi putaran engine. 36

37 d) MVS (Mechanical Variable Speed) Mengatur jumlah fuel yang akan diinjeksikan sesuai dengan beban dan putaran engine. e) Saringan (Screen) Untuk menyaring kotoran dan gram-gram yang tercampur dalam bahan bakar. f) Shut Off Valve Shut Off Valve adalah katup yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan bahan bakar dari PT pump ke injector. Hal tersebut dapat dilakukan secara manual atau automatic. Gambar 2.38 Pressure Time Pump Injector (PT.United Tractors, 2005) Injector berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar kedalam silinder, serta menentukan timing penyemprotan. Penyemprotan injector mendapatkan suplai bahan bakar dengan tekanan bervariasi. Kemudian bahan bakar masuk kedalam lubang kecil didalam cup melalui matering orifice. 37

38 Gambar 2.39 Injector Keterangan : a) Start up stroke, pada langkah ini matering orifice masih tertutup tapi plunger mulai bergerak naik. b) Matering stroke, plunger trus naik, matering orifice mulai terbuka, bahan bakar mulai mengalir dan mengisi injector. c) Injection plunger, plunger matering orifice tertutup sehingga bahan bakar yang terdapat pada cup injector terjebak, plunger turun menekan bahan bakar sehingga bahan bakar menyemprot ke ruang bakar. d) Injection complete, ujung plunger pada cup injector, sampai langkah selanjutnya mulai lagi Komatsu Fuel System (Bosch Fuel System) (PT.United Tractors, 2005) Komatsu fuel system dapat dilihat pada gambar 2.40 dibawah ini : 38

39 Gambar 2.40 Komatsu Fuel System 6D155 Series Komatsu fuel system terdiri atas komponen : 1. Tangki bahan bakar. 2. Pompa alir (feed pump). 3. Saringan bahan bakar. 4. Pompa injeksi bahan bakar. 5. Penyemprot bahan bakar. 2.5 Fuel System (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Diesel engine dapat beroprasi karena adanya pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan panas yang digunakan untuk mendorong piston kebawah dan pada akhirnya dapat menghasilkan gaya putar pada crank shaft. Bahan bakar pada diesel engine diinjeksikan dengan tekanan yang cukup tinggi, sehingga menghasilkan partikel-partikel bahan bakar yang sangat lembut dan dengan cepat bercampur dengan udara yang sudah dikompresikan hingga mencapai tempratur tertentu. Bahan bakar tersebut diinjeksikan pada waktu, tekanan, dan jumlah yang tepat. Proses tersebut dilakukan sepenuhnya oleh system bahan bakar pada engine. Fuel sytem membahas mengenai konstruksi dan fungsi serta cara kerja dari saringan bahan bakar dan tangki bahan bakar Feed Pump (Variable Delivery Type) (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) 39

40 Feed Pump mempunyai fungsi yaitu mensuplai bahan bakar ke pompa bahan bakar dengan tekanan rendah yaitu berkisar 1,2-2,6 kg/cm 2. Bersama dengan pompa priming mensuplai bahan bakar ke system pada saat engine dalam keadaan masuk angin (engine hunting sama dengan system bahan bakar kemasukan udara). Ada tiga kejadian yang terjadi pada pompa alir yaitu : 1. Posisi Resirkulating Poros cam (cam shaft ) mendorong torak (piston) ke bawah untuk menekan bahan bakar (fuel) yang berada pada ruang dalam (inner chamber), keluar melalui katup pengeluaran (delivery chek valve), sebagian keluar menuju saringan bahan bakar dan sebagian lagi masuk ke ruang luar dari pompa (outer chamber). Selama dalam gerakan ini katup masuk (suction check valve), tetap dalam keadaan tertutup. Dalam hal ini terjadi peristiwa berpindahnya bahan bakar dari inner chamber ke outer chamber. 2. Posisi Discharging Piston bergerak kembali pada posisi semula akibat kekuatan spring. Akibat bahan bakar yang berada pada outer chamber ditekan keluar dan masuk kedalam disharge line. Delivery check valve tertutup dan bahan bakar dari tangki akan masuk kedalam inner chamber melalui suction check valve. Bila tekanan yang dibangkitkankan oleh bahan bakar pada discharge line masih lebih rendah dari kekuatan spring, maka proses kerja akan kembali pada proses kerja normal demikian seterusnya. Gambar 2.41 Posisi Discharging 3. Posisi ldling 40

41 Apabila tekanan yang dibangkitkan pada bagian pengeluaran (discharge) line rod tetap mengikuti bentuk lobe (contur cam) dari poros cam. Gerakan itu tidak mengakibatkan piston bergerak, apabila tekanan discharge menurun, maka kekuatan spring akan mendorong piston sehingga piston bisa mengikuti gerakan dari push rod. Gambar 2.42 Posisi Idling Pompa Injeksi Bahan Bakar (Fuel Injection Pump) (PT.United Tractors, 2005) FIP fungsinya adalah mensuplai bahan bakar ke nozzle dengan tekanan tinggi (maksimum 300 kg/cm2), juga menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan serta menentukan timing penyemprotan. a) Individual Pump Gambar 3.42 memperlihatkan sebuah penampang dari pompa pribadi tipe PES-PD. Shim terdapat pada pompa ini yang dipasang antara flange dan rumah pompa merubah ketebalan shim berarti merubah posisi dari plunger, relative terhadap saluran masuknya. Dengan kata lain, adanya shim ini berarti mengatur kedudukan flange pada rumah pompa arah vertical. Dengan kata lain mengatur riming. 41

42 Gambar 2.43 Potongan Vertical Fuel Injection Pump b) Delivery Valve Delivery valve berfungsinya mencegah penetesan fuel di chamber pada saat akhir injection dan mencegah membaliknya aliran bahan bakar. Gambar 2.44 Delivery Valve c) Governor 42

43 Governor berfungsi untuk mengatur rpm sesuai dengan jumlah bahan bakar dan beban. Untuk bagian-bagian governor dapat dilihat pada gambar Gambar 2.45 Governor Nozzle (PT.United Tractors, 2005) Nozzle berfungsi sebagai penyemprot dan pengabut bahan bakar dengan tekanan tinggi keruang bakar tetapi tidak menentukan saat injection. Konstruksinya penyemprot bahan bakar atau nozzle terdiri dari bodi dan kutub jarum (needle valve). Untuk engine saat ini nozzle berlubang banyak (8 lubang) yang paling banyak dipakai, akan tetapi ada juga mempunyai satu lubang. 43

44 Gambar 2.46 Nozzel Ada dua macam type nozzle : 1. Hole type nozzle : dipakai pada direct injection. 2. Pintle type nozzle : dipakai pada indirect injection. 2.6 Cooling System (PT.United Tractors, 2005) Panas yang diakibatkan oleh pembakaran suatu engine, pendinginannya dipakai sirkulasi air. Pada engine tempratur dijaga antara C. Sirkulasi air pendingin dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 2.47). Gambar 2.47 Cooling System Sirkulasi Air Pendingin (PT.United Tractors, 2005) 44

45 Water pump digerakkan oleh putaran crank shaft V belt untuk mensirkulasikan air dengan tekanan tertentu ke sirkuit pendingin setelah dan pompa, air pertama-tama menuju ke oil cooler untuk mendinginkan oli pelumas engine dan oli-oli system lainya. Kemudian, air tersebut mengalir ke cylinder block. Didalam cylinder block, air pendingin tersebut mengalir ke cylinder liner dan mendinginkan cylinder liner dan ruang bakar. Setelah ini air tersebut masuk ke water jacket silinder head. Untuk mendinginkan nozzle atau injection intake dan exhause valve serta permukaan cylinder head. Air tersebut kemudian masuk ke thermostart. Thermostart mendistribusikan air pendingin ke dua saluran yaitu ke water pump dan radiator. Volume air yang didistribusikan tersebut tergantung pada temperaturnya. Air yang mengalir ke radiator didinginkan oleh udara yang dihembuskan oleh kipas Bagian-Bagian dari Cooling System (PT.United Tractors, 2005) 1. Water Pump Water pump berfungsi mensuplai air pendingin dengan aliran bertekanan kedalam system pendingin. Untuk struktur water pump dapat dilihat pada gambar Gambar 2.48 Water Pump 2. Water Manifold 45

46 Water manifold berfungsi menampung air sisa bekas pendinginan dari engine untuk disalurkan ke engine atau ke radiator. 3. Thermostat Thermostat berfungsi untuk mengatur dan membuka dan menutup aliran air pendingin keradiator, sehingga temperatur air pada system tetap pada batas-batas yang telah ditentukan (70 C - 90 C). Dengan demikian akan mencegah timbulnya engine over heating serta dapat mempercepat tercapainya temperature kerja engine pada saat mulai operasi. Gambar 2.49 Thermostat Prinsip kerja yaitu jika temperature engine naik, maka expander akan mengembang dan mendorong piston keatas. Karena piston tersebut dijadikan satu dengan valve pada thermostat tersebut maka saluran yang ke radiator maupun yang ke pompa, tergantung dengan besar kecilnya valve yang terbuka. Terbukanya valve tersebut berdasarkan kenaikan temperature dari air pendingin. Valve mulai terbuka pada46temperature 74,5 C 78,5 C dan terbuka penuh pada 90 C. 4. Radiator 46

47 Radiator berfungsi sebagai pendingin air engine dan mendinginkan air tersebut dengan bantuan udara luar. Fungsi buffle plate adalah untuk memisahkan bubles yang terjadi didalam system radiator. Bubles adalah peristiwa pecahnya gelembung udara. Prinsip kerja radiator yaitu didalam upper tank dari radiator terdapat buffle plate yang memisahkan antara air yang boleh berhubungan dengan udara luar serta air yang tidak berhubungan dengan udara (ruang A dengan ruang B). Saluran C adalah saluran pembuangan udara dari dalam core pada saat pengisian air. Saluran D adalah juga saluran pembuangan udara dari dalam engine block pada saat pengisian air. Pada system pendinginan ini tidak boleh berhubungan langsung dengan udara luar, yang maksudnya untuk manaikkan titik didih air pada system dari 100 C menjadi 110 C radiator safety valve. Gambar 2.50 Radiator 5. Radiator Safety Valve 47

48 Radiator safety valve terdiri dari dua buah valve yaitu : a) Pressure Valve Karena panas tekanan udara didalam radiator naik, apabila tekanan udara didalam radiator naik sebesar 0,75 kg/cm2 lebih tinggi dari tekanan udara luar maka kelebihan tekanan tersebut akan mampu mendorong pressure valve melawan spring, sehingga kelebihan tekanan akan keluar melalui saluran pipa kecil ke udara bebas. Gambar 2.51 Pressure Valve b) Vacum Valve Vacum valve berfungsi untuk mencegah kevacuman didalam radiator, sehingga apabila tekanan di dalam radiator lebih kecil dari tekanan udara luar (1 atm), maka vacum valve akan terbuka. Gambar 2.52 Negative Pressure Regulation 6. Corrosion Resistor 48

49 Corosion resistor berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan dan karat yang dapat menyebabkan saluran pada system pendingin tersumbat. Gambar 2.53 Corrosion Resistor 3.7 Intake dan Exhaust System (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Intake dan exhaust system biasanya terbuat dari light alloy casting untuk saluran masuk dan untuk saluran buang terbuat dari bahan cost iron yang dirancang tahan terhadap pemuaian karena intake dan exaust system akan mendapatkan panas yang cukup tinggi dari engine yang mencapai ratusan C. Untuk saluran masuk biasanya dipasang mengggunakan bolt (intake port) sedangkan untuk saluran buang biasanya menggunakan kombinasi stud bolt dan nut dengan bahan anti karat. Hal ini untuk mencegah terjadinya keausan pada bolt. Sirkulasi udara masuk dan keluar system ini terdiri dari : Naturally aspirated (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Udara yang masuk kedalam silinder terjadi akibat hisapan piston dari engine itu sendiri, disamping karena adanya perbedaan tekanan tekanan pada saat piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah (Gambar 2.54). 49

50 Gambar 2.54 Naturally Aspirated Supercharged Aspirated (PT.Pama Persada Nusantara, 2004) Pada sistem ini udara yang masuk kedalam silinder dipisahkan, sehingga berat udara persatuan volumenya bertambah. Dengan cara ini diharapkan tenaga engine dapat bertambah pula. Supercharged aspirated ini dibagi dalam dua golongan yaitu : 1. Turbo Charged Aspirated Pada type ini udara yang masuk kedalam silinder dihisap turbocharged, dimana turbocharged ini digerakkan oleh gas buang. Umumnya tipe ini yang banyak digunakan. Gambar 2.55 Turbocharged Aspirated 50

51 2. Mechanical Supercharged Udara yang dimasukkan kedalam silinder dibantu oleh hembusan blower. Blower ini digerakkan oleh roda gigi atau tali kipas. Tipe macan ini banyak digunakan pada engine 2 langkah. 3. Turbocharged Aspirated With After Cooler After cooler dipasangkan antara turbocharged dan ruang bakar. Dengan dipasangkanya after cooler diharapkan tenaga engine dapat ditingkatkan. Kenaikan tenaga engine ini berkisar 5 sampai 10 %. Terjadinya kenaikan tenaga engine itu adalah sebagai berikut : a) Udara yang keluar dari turbocharger panas, dengan panasnya udara, maka kerapatan udara pun tinggi, sehinnga berat udara persatuan volume akan berkurang. b) Untuk mendapatkan kerapatan udara yang kecil (udara menjadi padat) maka udara itu harus didinginkan. Besarnya perubahan kerapatan udara itu adalah 2-4 % pada setiap terjadinya perubahan temperature 10 derajat celsius. Tingkat perubahan ini tergantung dari temperatur udara luar. Gambar 2.56 Supercharged dengan After Cooler Bagian-Bagian Dari Intake dan Exhaust System (PT.United Tractors, 2004) 51

52 1. Precleaner Precleaner berfungsi untuk memisahkan udara bersih dan udara kotor, sebelum masuk ke air cleaner (penyaring pendahuluan). Precleaner ada dua type yaitu : a) Precleaner Type Centrifugal. b) Precleaner Type Comaclone. Gambar 2.57 Precleaner Type Sentrifugal 2. Air Cleaner Air cleaner berfungsi sebagai alat pembersih udara, sehingga kotoran dan debu dapat dipisahkan terlebih dahulu sebelum masuk keruang bakar. Gambar 2.58 Air Cleaner 3. Vacuator Valve 52

53 Vacuator valve berfungsi untuk membuang debu pada air cleaner pada saat engine mati. Vacuator valve ini tertutup pada saat engine hidup dan terbuka pada saat engine mati, sehingga debu dapat keluar secara otomatis. Gambar 2.59 Vacuator Valve 4. Dust Indicator Dust indicator berfungsi untuk mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak. Dust indicator ini dipasangkan pada tempat-tempat yang mudah terlihat dari luar dan yang perlu diperhatikan adalah penunjukanya. Jika menunjuk tanda merah berarti air cleaner tersumbat. Gambar 2.60 Dust Indicator 5. Turbocharger 53

54 Turbocharger berfungsi untuk meningkatkan udara yang masuk kadalam keruang bakar, sehingga engine output akan bertambah besar. Turbocharger ini mempunyai dua impeller yaitu turbin dan blower. Turbin impeller diputar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada ujung poros turbin ini dipasangkan blower impeller dengan ikatan mur, sehingga putaran blower impeller akan sama dengan putaran turbin impeller. Putaran dari turbocharger ini berkisar antara rpm. Untuk menahan putaran tinggi tersebut poros turbin di support oleh journal bearing dan thrust bearing. Pada tengah-tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oli untuk pelumasan bearing. Untuk pelumasan ini digunakan oli engine dan untuk menghindari kebocoran oil ke sisi hisap maupun ke sisi turbin dipasang seal ring. Gambar 2.61 Bagian Turbocharger 6. After Cooler After cooler berfungsi untuk mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar sehingga kerapatan udara meningkat demikian juga tenaga 54

55 engine akan bertambah sekitar 5 sampai 10 persen. Media pendingin yang dipakai adalah air (water) yang diambil dari air radiator. Gambar 2.62 After Cooler 7. Muffler Muffler berfungsi sebagai peredam suara, menghilangkan percikan api, dan menurunkan temperature gas buang. Macam-macam tipe muffler yaitu horizontal type, tube type, vertical type dan catalytic muffler. Dari type-type diatas hanya dua type yang kebanyakan digunakan horizontal type dan vertical type. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar

56 Gambar 2.63 Mufller ` BAB III 56

57 TROUBLESHOOTING Troubleshooting (Mengatasi gangguan) berarti melokalisasikan berbagai kemungkinan penyebab gangguan, serta melaksanakan perbaikannya dan mencegah gangguan terjadi kembali. Dalam pelaksanaan troubleshooting (mengatasi gangguan), struktur dan fungsi merupakan hal yang penting untuk dipahami terlebih dahulu. Gambar 3.1 Bagan Troubleshooting 3.1 Trouble Shooting Chart 57

58 Pada proses troubleshooting chart informasi tentang unit sangat diperlukan antara lain : 1. Nama Customer : PT.THIESS. 2. Serial number dari engine : S6D Detail dari lokasi : DAMAI MUARALAWA. 4. Kondisi kerusakan : Rembesan oli pada rocker arm Umur Pemakaian engine : Engine baru dipakai 4444 Hrs. Gambar 3.2 Label Nomor Seri Engine Dari data-data diatas, persiapkan troubleshooting chart yang didapatkan dari buku Shop Manual. Buku Shop Manual yang dipakai yaitu untuk buku Shop Manual engine 105. Biasanya buku Shop Manual ini membahas 1 buku per komponen (Gambar 3.3). 58

59 Gambar 3.3 Buku Shop Manual Engine Possibilities Causes Sebelum unit dibongkar, perlu dikaji beberapa analisa kemungkinan penyebab trouble. Referensi yang bisa dipakai untuk mempertajam analisa penyebab yaitu : 1. Troubleshooting chart. 2. Shop Manual. 3. Part dan Service News. 4. Catatan trouble sejenis. 5. Machine Hystorical File. 6. Meassuring Tools. 7. Camera juga digunakan untuk memfoto kondisi engine

60 Gambar 3.4 Engine Observe & Diagnostic Pada tahap ini dilakukan pembongkaran untuk melihat kerusakan, proses pembongkaran dilakukan secara berurutan sesuai SOP (Standar Oprasional Pembongkaran), sebelum dilakukan pembongkaran dilakukan pengorderan terlebih dahulu, terutama gasket beserta O-ring wajib diganti dan ditandai dengan spidol warna hijau pada buku Part Book Engine 105. Untuk komponen lainnya dicek dan diorder sambil membongkar engine 105. Proses pembongkaran yang dilakukan yaitu: 1. Baut fan, cooling dibuka dengan kunci shock 17 sebanyak 6 baut. Gambar 3.5 Cooling Fan yang Telah Dilepas 2. Pulley, fan dibuka dengan kunci shock 14 dengan bantuan impact. 60

61 Gambar 3.6 Puley Fan Dibuka dengan Kunci Shock 3. Baut 14 exhaust manipold dibuka dengan kunci shock dengan bantuan impact. Gambar 3.7 Pembukaan Exsaust Manipold 4. Depstick dibuka dengan cara manual (ditarik dengan tangan). 61

62 Gambar 3.8 Pembukaan Depstik 5. Baut inlet pipe, turbocharger dibuka dengan kunci shock 10 dan 14 dengan bantuan impack. 6. Baut turbocharger dibuka dengan kunci shock 14. Gambar 3.9 Turbocarger yang Telah Dilepas 7. Baut return pipe, turbocharger dibuka dengan kunci shock 10 sebanyak 4 buah. 8. Breather ditarik dari kedudukannya dengan cara manual (dengan tangan). 62

63 Gambar 3.10 Breather yang Telah Dilepas dari Kedudukannya 9. Baut bracket, muffler dibuka dengan kunci shock 17 sebanyak 4 buah. Gambar 3.11 Bracket Muffler yang Telah Dilepas 10. Baut muffler dibuka dengan kunci pas ring 17 sebanyak 2 buah. 11. Clambs, muffler dilepas dengan cara manual dengan tangan. 63

64 Gambar 3.12 Clamb Muffler yang Akan Dilepas 12. Baut damper, pulley dibuka dengan kunci shock 19 sebanyak 6 buah. 13. Belt dibuka dengan cara ditarik dengan tangan (manual). Gambar 3.13 Belt yang Telah Dilepas dari Kedudukannya 14. Baut alternator dibuka dengan kunci shock

65 Gambar 3.14 Alternator yang Telah Dibuka dari Kedudukannya 15. Baut wirring hardness dibuka dengan kunci shock 10 dengan bantuan impact. Gambar 3.15 Wiring Hardness yang Akan Dibuka 16. Baut high pressure pipe dibuka dengan kunci shock 10 dengan bantuan impact. 65

66 Gambar 3.16 Hight Pressure Pipe yang Akan Dibuka 17. Baut intake manipold dibuka dengan kunci shock 14 dengan bantuan impact. 18. Baut nozzle dibuka dengan kunci shock Starting motor dibuka dengan kunci shock 14 dan dikirim ke sub genset untuk dianalisa. Gambar 3.17 Starting Motor yang Telah Dibuka dari Kedudukannya 20. Fuel filter assy dibuka dengan kunci fuel filter assy dengan cara manual (tangan). 66

67 Gambar 3.18 Fuel Filter Assy yang Telah Dibuka 21. Baut flywheel dibuka dengan kunci shock 19 dan ditahan dengan crane. Gambar 3.19 Flywheel yang Telah Dibuka 22. Oil filter assy dibuka dengan kunci oil filter assy/dengan cara manual. 67

68 Gambar 3.20 Oil Filter Assy yang Akan Dibuka 23. Oil cooler assy dibuka dengan kunci shock 10 dengan bantuan impact. Gambar 3.21 Oil Cooler yang Telah Dibuka 24. Engine diangkat dengan crane dan drain valve/plug dibuka dengan kunci adjustable wrench untuk membuang oli. 68

69 Gambar 3.22 Valve Plug Dibuka Untuk Membuang Oli 25. Baut secsion pipe dibuka dengan kunci shock 14 dan 10 sebanyak 3 buah dengan bantuan impact. Gambar 3.23 Secsion Pipe yang Telah Dibuka 26. Baut FIP dibuka dengan kunci shock 14 dan dikirim ke sub assy 2 untuk dianalisa. 69

70 Gambar 3.24 FIP yang Telah Dibuka 27. Baut oil filter cam dibuka dengan kunci shock 10 dengan bantuan impact. Gambar 3.25 Oil Filter yang Akan Dibuka 28. Baut rocker arm cover dibuka dengan kunci shock 10 dengan bantuan impact. 70

71 Gambar 3.26 Proses Pembongkaran Rocker Arm 29. Baut air inlet tube dibuka dengan kunci shock 17 dengan bantuan impact. Gambar 3.27 Air Inlet yang Akan Dibuka 30. Baut water pump assy dibuka dengan kunci shock 14 sebanyak 4 buah dan dikirim ke sub assy 2 untuk dianalisa. 71

72 Gambar 3.28 Water Pump Assy yang Telah Dibuka 31. Flywheel housing ditahan dengan crane dan bautnya dibuka dengan kunci shock 19. Gambar 3.29 Flywheel Housing yang Akan Dibuka 32. Baut rocker arm dibuka dengan kunci pas ring 14 dan dikirim ke sub assy 1 untuk dianalisis. 72

73 Gambar 3.30 Rocker Arm Dibuka dengan Kunci Shock 33. Baut cylinder head dibuka dengan kunci shock 14 dengan bantuan impact. 34. Liner digerinda dengan gerinda kawat untuk mempermudah pelepasan piston dari liner. Gambar 3.31 Liner Digerinda dengan Gerinda Kawat 35. Baut piston dibuka dengan kunci shock 14, dan dilepas dari kedudukannya mengikuti tanda pada piston. 73

74 Gambar 3.32 Proses Pembukaan Piston dan Mengecek Kode Urutan 36. Cylinder blok ditegakkan dengan crane dan dibuka dengan kunci shock 17 beserta metal dilepas dari kedudukannya. 74

75 Gambar 3.33 Proses Pembukaan Cylinder Block dan Metal 37. Crank shaft diangkat dari kedudukannya dengan menggunakan crane. 75

76 Gambar 3.34 Proses Pengangkatan Crank Shaft 38. Metal cam shaft dibuka dengan menggunakan kunci metal cam shaft hasil experiment mekanik reman. Gambar 3.35 Metal Cam Shaft yang Telah Dilepas dari Kedudukannya 39. Cylinder block ditegakkan menggunakan crane, dan liner dilepas dari cylinder dengan menggunakan hydraulic jack. 76

77 Gambar 3.36 Proses Pengambilan Liner dengan Hydrolic Jack 40. Cylinder block dikirim ke washing untuk dicuci dan dianalisa di disassembly. Gambar 3.37 Cylinder Block yang Akan Dicuci dan Dianalisa 3.4 Collect Data Pada tahap collect data dilakukan pengukuran dan pengecekan untuk analisa kerusakan pada engine 105. Komponen yang dicek yaitu : 1. Kelonggaran crank shaft dicek dengan dial indicator. Gambar 3.38 Proses Pemeriksaan Kelonggaran Crank Shaft dengan Dial 77

78 Indikator 2. Backlarnch, And play, dan Side clearance diperiksa dengan dial indicator. Gambar 3.39 Proses Pengukuran Backlarnch, And Play, dan Side Clearance 3. Untuk cylinder block dan intake manipold disemprot dengan WD 40 buatan Amerika untuk pengecekan adanya keretakan atau tidak dengan warna WD 40 yang digunakan penetralisir putih dan pengecekan keretakan warna merah. 78

79 Gambar 3.40 Proses Pemeriksaan Keretakan Pada Cylinder Block 4. Seluruh baut, piston, crank saft, cam saft, dan connecting rod dicuci dengan bensin dan dicek untuk melihat terjadi korosi atau tidak dan ternyata crank shaft mengalami pengikisan akibat gesekan. Gambar 3.41 Proses Pencucian Cam Shaft, Crank Shaft, Piston, dan Connecting Rod 79

80 5. Crank saft dan cam saft diukur dengan micrometer dengan ketelitian micrometer 0,05 mm. 6. Piston, conecting rod dicuci dengan bensin dan diukur menggunakan dial indicator. Gambar 3.42 Pengukuran Piston dengan Dial Indikator 3.5 Analisis Setelah dilakukan pemeriksaan dan didapatkan data-data seperti diatas maka diketahui rembesan oli disekitar cylinder head berasal dari bocornya gasket rocker arm nomor 3 pada saat unit beroprasi gasket tersebut telah mengalami pitting sehingga tidak mampu menahan oli keluar dari rocker arm dan menyebabkan oli engine berada pada posisi low melihat data-data yang didapat dan umur unit yang masih 4444 hours maka rusaknya gasket tersebut dikarnakan daya tahan yang kurang dari gasket tersebut (poor durability) dan untuk mencegah kebocoran dari posisi yang lain maka dilakukan penggantian gasket secara menyeluruh. 80

81 Gambar 3.43 Hasil Analisis Rembesan Oli Pada Rocker Arm Untuk crank shaft yang mengalami pengikisan oleh metal cylinder block dan connecting rod maka dilakukan pengukuran dengan micrometer dengan skala 0,05 mm. Batas Ukuran crank shaft yang mengalami pengikisan yaitu : Gambar 3.44 Panduan Pengecekan Crank Saft 81

82 Hasil pengukuran untuk main jurnal nomor 2 mengalami pengikisan yang agak dalam melebihi batas standard diameter main jurnal yaitu 84,58 dengan selisih 0,03 dalam 3 kali pengukuran dalam sisi yang berbeda sehingga crank shaft harus diperbaiki dengan proses metalizing oleh sub pembubutan. 3.6 Solution Dalam melakukan proses perbaikan crank shaft ini dilakukan pada sub bagian pembubutan, pembubutannya terbagi atas tiga tahapan tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Proses Pembubutan Awal Pada proses pembubutan awal ini, permukaan benda kerja dibuat tidak rata, tujuannya adalah agar pada saat proses metallizing berlangsung antara bahan pengisi dengan bahan induk dapat menyatu dengan sempurna. 2. Proses Metallizing Proses metallizing adalah proses pengelasan yang bertujuan utntuk menambah material atau bahan pengisi berupa kawat las (monel) kebahan induk. 3. Proses Pembubutan Akhir Sedangkan pada proses pembubutan akhir ini, dilakukan bertujuan untuk meratakan permukaan benda kerja yang telah menglami proses metallizing. Pada pembubutan akhir benda kerja dibubut dengan sangat hatihati, agar ukuran benda kerja dapat sesuai yang diinginkan. 3.7 Action To Everopment Pada tahap ini dilakukan langkah perbaikan dari hasil analisis dan pembahasan yang didapat, langkah perbaikan yang diambil sesuai sop manual engine 105 merupakan kebalikan langkah pembongkaran. Proses perakitan dilakukan oleh sub assembling line dengan pengetokan connecting rod dengan kunci tok (kunci moment) dengan beban 7 kg, dan diputar bautnya hingga membentuk sudut

83 Gambar 3.45 Proses Pengetokan Connecting Rod dengan Kunci Tok (Kunci Moment) Gambar 3.46 Proses Pemutaran Baut dengan Sudut Putar 90 Untuk pengetokan (Cylinder Block) dengan kunci tok diberikan beban 20 kg dan diputar

84 Gambar 3.47 Pengetokan Cylinder Block Kemudian untuk body engine dilakukan perakitan dan pengetokan dengan kunci tok (kunci moment) dengan beban tok 7 kg. Gambar 3.48 Proses Perakitan dan Pengetokan Engine Pada Sub Assy Setelah semua terpasang dengan baik, engine dicek kembali pada sub final inspection. 84

85 Gambar 3.49 Proses Pengecekan Engine yang Telah Dirakit Pada Sub Final Inspecsion kemudian engine dicat dasar pada sub painting dan dikeringkan hingga kering, setelah kering engine dibawa ke test bend untuk pengetesan engine, apakah rpm engine normal atau naik turun serta masih ada kerusakan atau tidak pada engine, jika masih terdapat kerusakan maka engine harus kembali ke sub disassembly line untuk proses redu (pembongkaran dan perbaikan ulang). Kerugian redu akan ditanggung oleh perusahaan sepenuhnya. Jika tidak mengalami kerusakan maka engine dicat ulang kembali dengan warna hitam kecoklatan yang menandakan engine sudah selesai diperbaiki dan merupakan lambang warna engine yang telah diperbaiki oleh PT.UT-Reman, setelah itu engine akan diraving (dibungkus dengan pelastik) untuk kembali dikirim ke konsumen. Untuk part bekas engine yang telah diperbaiki akan dikembalikan kepada konsumen sebagai bukti kerusakan engine 105 tersebut. 85

86 Gambar 3.50 Engine yang Telah Siap Dirakit dan Diraving 86

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Motor Bakar Seperti kita ketahui roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara,

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MODUL KOMPETENSI WAKTU DOSEN MOTOR DIESEL 1 [MEKANISME MOTOR DIESEL] KOMPOTEN DALAM MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN PERAWATAN MESIN PENGGILING PADI OLEH : BAMBANG PRATOWO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG v ww UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK Jl. Hi. Zainal

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

SISTEM PENDINGINAN ENGINE A. Sistem Pendingin Air SISTEM PENDINGINAN ENGINE Dalam sistem pendinginan air panas dari proses pembakaran dipindahkan dinding silinder dan ruang bakar melalui lobang air pendingin pada blok dan kepala

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

BASIC ENGINE ALUN TRAINING CENTER. DATE : NOVEMBER 2010 ALUN TRAINING CENTER

BASIC ENGINE ALUN TRAINING CENTER.  DATE : NOVEMBER 2010 ALUN TRAINING CENTER BASIC ENGINE DATE : NOVEMBER 2010 www.ptalun.com BASIC ENGINE Isi materi 1 Terminologi motor bakar 2 Teori Motor 2 langkah dan Motor 4 langkah 3 Mesin Bensin dan Diesel 4 Struktur Mesin Diesel & fungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses cutting Turbocharger Dalam pengerjaan media pembelajaran dalam sistim Turbocharger, adapun langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses cutting turbocharger. Berikut

Lebih terperinci

Air induction System. Jalur udara masuk

Air induction System. Jalur udara masuk Air induction System Adalah sistim pada engine diesel yang berfungsi untuk memperoleh udara yang mencukupi untuk proses pembakaran seluruh bahan bakar di dalam silinder, sehingga dapat menghasilkan tenaga/power

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD 785-5 PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG Ida Bagus Dharmawan, ST, M,Si Shendy Putra Yoga Program Studi Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Balikpapan

Lebih terperinci

MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN

MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN MESIN I. URAIAN Roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak. Sumber dari luar yang menghasilkan tenaga disebut mesin.

Lebih terperinci

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi. Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium

Lebih terperinci

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Remanufaktur Menurut jurnal S.L. Soh (2014) Remanufacturing brings used products back to equal or better than new condition. The primery benefit arise from the reuse of resources.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : a. Motor Diesel Putaran Rendah ( Low Speed Engine ) dimana putarannya dari 0 130 RPM, kebanyakan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Diesel Engine Empat Langkah Motor bakar empat langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat langkah piston. Empat

Lebih terperinci

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam

Lebih terperinci

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Sistem Penggerak Kapal Mesin Penggerak Utama 1. Mesin Uap Torak (Steam Reciprocating Engine) 2. Turbin Uap (Steam

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Session 4 Diesel Power Plant 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Siklus Otto Four-stroke Spark Ignition Engine. Siklus Otto 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Teknik Mesin Oleh : FAUZY HUDAYA NIM D 200 940 169 NIRM 9461060303050169 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

BAB XVII PENGISIAN TEKAN BAB XVII PENGISIAN TEKAN Pengisian adalah pemasukan udara kedalam silinder motor. Udara tersebut diperlukan untuk proses kompresi sekali gas untuk proses pembakaran bahan bakar. 1. Pada dasarnya pengisian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA KD 1 : MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN UTAMA ENGINE URAIAN Suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Motor Diesel 2.1.1 Sejarah Singkat Motor Diesel Pada tanggal 10 Agustus 1893 di jerman Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaiamana agar penggunaan bahan bakar

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN UNTUK INDUKSI PAKSA LANGKAH HISAP MOTOR DIESEL : SISTEM TURBOCHARGER

PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN UNTUK INDUKSI PAKSA LANGKAH HISAP MOTOR DIESEL : SISTEM TURBOCHARGER PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN UNTUK INDUKSI PAKSA LANGKAH HISAP MOTOR DIESEL : SISTEM TURBOCHARGER Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Motor Diesel Dosen Pengampu : Dr. Sukoco, M.Pd.

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Mesin Diesel Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar yang dalam pembakarannya menggunakan panas kompresi

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 56 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Kode Modul : OPKR 20 017

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci