Membasmi Pungutan Liar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Membasmi Pungutan Liar"

Transkripsi

1

2

3 Cermien sarana komunikasi dan informasi umat SALAM REDAKSI 03 Membasmi Pungutan Liar EDISI NOPEMBER 2016 TAHUN X ISTILAH pungutan liar (pungli) kembali mencuat akhir-akhir ini, setelah tim Mabes Polri melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) dugaan praktek pungli perizinan di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Selasa, 11 Oktober Presiden Jokowi pun langsung bereaksi. Pria yang patungnya diabadikan di Museum Madame Tussauds Hongkong ini langsung mendatangi lokasi OTT di gedung Kemenhub Jl. Abdul Muis, Jakarta Pusat. Ia meminta pelakunya ditangkap dan dipecat. Pungli, memang menjadi musuh pemerintahan yang mengusung slogan revolusi mental ini. Bahkan, Jokowi-JK, memperkuat komitmen itu dengan mengeluarkan Perpres No 87/2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang bertugas memberantas pungli hingga ke pelosok negeri. Perang terhadap pungli jika ditilik dari sisi sejarah, sebenarnya sudah dilakukan bangsa Indonesia sejak era orde baru (Orba), kala pucuk pemerintahan dikendalikan HM Soeharto sekitar tahun Pada tahun itu, Soeharto mengeluarkan Inpres Nomor 9/1977 tentang Opersi Tertib (Obstib) yang sasaran utamannya adalah pungli. Operasi itu dipimpin oleh Panglima Komandan Operasi Keamanan dan Ketertiban, Laksamana Soedomo. Bersama Menpan, Jenderal TNI Angkatan Udara (AU) ini gencar melancarkan Opstib (Wijayanto, 2010: 672). Namun jihad pungli yang didengungkan pemerintahan Orba tak menuai hasil maksimal. Sehingga pungli menjadi penyakit kronis yang terus menggerogoti dan menyebar ke seluruh sendi kehidupan bangsa ini, hingga ke era pemerintahan Jokowi-JK. Memang pungli adalah gejala sosial yang sudah lama menjangkiti aparatur bangsa Indonesia. Benihbenih pungli mungkin sudah ada sejak bangsa ini di bawah cengkeraman penjajah atau mungkin jauh sebelum itu. Pungli adalah kejahatan aparatur publik baik berstatus pegawai negeri, honorer, atau pejabat negara dengan cara meminta pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan peraturan yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. Perbuatan ini, menurut Jaksa Agung RI, Prasetyo sering disamakan dengan pemerasan, penipuan atau korupsi (cnnindonesia.com, 20/10/2016). Pungli juga termasuk dalam kategori kejahatan jabatan, karena ia melakukan perbuatan m e n - g u n - tungkan d i r i sendiri atau orang lain, menyalahgunakan kekuasaannya untuk memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Nominal mungkin bisa saja kecil, namun dampak pungli sangat besar dan dirasakan langsung oleh rakyat yang membutuhkan pelayanan publik serta masyarakat bawah yang sedang berjuang menaikkan tingkat kesejahteraan dan status sosial. Setidaknya ada tiga dampak buruk pungli bagi eksistensi bangsa ini seperti diungkapkan Jaksa Agung M Prasetyo di media online Beritahati. com pada 14 Oktober lalu, pertama pungli di instansi maupun lembaga pemerintah terlebih di sektor pelayanan publik akan mengganggu dan memberatkan masyarakat. Kedua dalam konteks dunia usaha, pungli sangat mempengaruhi iklim investasi. Orang yang mau investasi di Indonesia akan berpikir ulang, karena prosesnnya terlalu panjang, berbelit-belit dan penuh dengan pungli. Ketiga, maraknya pungli akan berpengaruh pada merosotnya wibawa hukum. Karena itu, pungli harus segera dibasmi, segera disudahi. Keseriusan pemerintahan Jokowi- JK membasmi pungli melalui tim saber pungli harus didukung oleh semua pihak baik aparatur maupun masyarakat umum. Kegagalan Opstib periode dalam memberantas pungli tidak boleh menjadi halangan bagi tim saber pungli. Kegagalan tim bentukan orde baru itu mungkin terjadi karena aparat dalam Opstib itu tidak sepenuhnya menampilkan diri sebagai sapu yang bersih. Selain itu, karena Opstib tidak didukung dengan peningkatan pengawasan di semua lini serta sanksi hukum yang tegas. Pemberantasan pungli, memang harus dilengkapi oleh sanksi yang keras dan tegas agar ada efek jera bagi para pelakunya. Karena itu perlu payung hukum. Pengawasan di setiap lembaga dan instansi pemerintah, pusat hingga daerah juga perlu lebih ditingkatkan. Keberadaan inspektorat jenderal (Irjen) di setiap kementerian harus betul-betul berfungsi maksimal dalam memerangi pungli. Sebab pungli merajalela dan berurat disebabkan oleh kelemahan pengawasan dan pembiaran. Sekali lagi, pungli adalah kejahatan sosial yang tidak bisa ditoleransi. Gebrakan Presiden Jokowi perlu disambut dan didukung secara total oleh seluruh masyarakat. Sehingga keberadaan Tim Saber Pungli akan betul-betul mampu mengikis habis praktik pungli di tanah air. Semoga.

4

5 Cermien sarana komunikasi dan informasi umat CERMIEN UTAMA 05 Awasi Pungli di Kemenag dan Tuntaskan PALANGKA RAYA, CERMIEN Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah betul-betul serius memerangi kejahatan pungutan liar (pungli). Seluruh pejabat di instansi bermoto iklas beramal ini, memegang komitmen kuat memberantas pungli diseluruh satuan kerjanya di Bumi Tambun Bungai. Ya semua pejabat di Kemenag Kalteng wajib mensukseskan pemberantasan praktek pungli di Kemenag Kalteng. Bapak kakanwil sudah mengeluarkan edaran terkait itu, ucap Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Kalteng, H Masrawan baru-baru ini. Dikatakan H. Masrawan, edaran itu merupakan tindak lanjut dari Perpres RI Nomor 87 tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli dan edaran Menpan RB No 5 tahun 2016 tentang pemberantasan praktek pungli. Dalam edaran kakanwil tersebut, lanjut mantan Kepala Kemenag Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas ini, menegaskan agar seluruh pejabat dan ASN Kemenag Kalteng dilarang keras melakukan pungutan liar terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dan akan ditindak tegas jika terbukti melakukannya. Dalam edaran itu, kakanwil juga meminta para pejabat melakukan pengawasan internal secara berjenjang untuk mencegah praktek pungli. Kakanwil juga memerintahkan agar setiap satker mengupayakan pemakaian sistem layanan berbasis IT untuk mengurangi intensitas pertemuan yang bisa berpotensi terjadi praktek pungli, ucapnya. Para pejabat Kemenag di Provinsi Kalteng, lanjut dia, secara berjenjang dan berkala juga akan mengintensifkan pembinaan dan arahan untuk meningkatkan integritas dalam pelayanan masyarakat. Kita juga diminta segera merespon secara cepat terhadap laporan atau kejadian pungutan liar yang ada. Karena itu, kita diminta membuka kotak saran dan pengaduan dari masyarakat, ucapnya. Diakui H. Masrawan, perang terhadap pung- EDISI NOPEMBER 2016 TAHUN X li di Kemenag Kalteng tidak akan berjalan maksimal jika tidak melibatkan seluruh masyarakat selaku publik pengguna layanan Kementrian Agama. Karena itu, tambah H. Masrawan, para darma wanita Kemenag se-kalteng juga diminta aktif mengkampanyekan anti pungli dan korupsi di Kemenag antara lain melalui gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Ia juga meminta agar masyarakat Kalteng berpartisipasi memerangi pungli di instansinya dengan cara mengadukan atau menginformasikan melalui pengaduan masyarakat (dumas) di website Kemenag Kalteng, atau kanwilkalteng@kemenaag.go.id atau media sosial kanwil kemenag kalteng. H MASRAWAN Jika menemui penyimpangan oleh aparatur berupa pungli atau lainnya silahkan laporkan. Kita akan langsung ditindaklanjuti, ucapnya. Selain melaporkan ke Kanwil Kemenag Kalteng, masyarakat juga dipersilahkan oleh H Masrawan untuk melaporkan praktek pungli melalui kanal LAPOR!, yakni lapor.go.id atau SMS ke Selain itu, bisa juga melalui media sosial Pokoknya kita serius memerangi pungli, sebab pungli itu kejahatan yang sangat merugikan bangsa ini. Kita juga berkomitmen untuk menjadikan Kemenag sebagai teladan, salah satunya dalam memerangi pungli. Karena itu dukung upaya kami mewujudkan Kemenag yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab, penuh inovasi dan menjadi teladan, ucapnya. (rf)

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24 24 KOTAWARINGIN TIMUR sarana komunikasi dan informasi umat Cermien PIALA dari kejuaraan taekwondo berhasil dipersembahkan oleh tiga siswa MAN Sampit. Prestasi itu semakin memperpanjang deretan prestasi madrasah tersebut. Siswa MAN Sampit Persembahkan Piala Taekwondo SAMPIT, CERMIEN Tiga atlet taekwondo MAN Sampit sukses mempersembahkan piala di ajang Rektor Universitas Darwan Ali (Unda) Cup Taekwondo Championship yang digelar baru-baru ini di Kota Sampit. Kejuaraan itu mengambil tema Wujudkan Sportifitas Bertanding dalam Area Kejuaraan dan Mempererat Tali Pertemanan Setiap Dojang. Pertandingan digelar di lantai dasar Borneo City Mall dan SAMPIT, CERMIEN Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Tengah, HM Asbli didampingi Kepala Kemenag Kotawaringin Timur, H Samsudin, Kasi Kepenghuluan Muhidin Arifin serta sejumlah staf di Kanwil Kemenag Kalteng mengunjungi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotim, belum lama tadi. Itu merupakan kunjungan perdana, HM Asbli setelah dilantik menjadi Kabid Bimas Islam. Kunjungan ini untuk silaturahmi sekaligus menggali informasi terkait kinerja aparatur EDISI NOPEMBER 2016 TAHUN X diikuti atlit taekwondo Kota Sampit maupun luar daerah. Tiga atlet MAN Sampit yang sukses menyabet juara itu antara lain Sudrianur juara II under 68 kilogram, Ilham juara III under 68 kilogram, dan Yogiansyah juara III under 55 kilogram. Ketiganya dinyatakan berhak mendapat piala, uang pembinaan, dan piagam penghargaan. Kepala MAN Sampit, Idris mengapresiasi ketiga siswanya yang berhasil meraih di KUA. Apa saja kendalanya harus kita carikan solusinya bersama, sehingga layanan publik di KUA dapat terlaksana maksimal, ucap HM Asbli. Pada kesempatan itu, mantan Kepala Kemenag Kabupaten Barito Selatan ini mengajak seluruh aparatur KUA untuk terus bekerja secara profesional, mengedepankan layanan yang cepat, tepat, mudah, murah dan berkualitas. Saat ini, kata Asbli, aparatur pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, kedisiplinan, tanggungjawab, kejujuran dan transparansi. Ini tentu sangat selaras dengan lima nilai budaya kerja juara itu. Alhamdulillah, saya bangga sekaligus tidak menduga bahwa ternyata ada siswa-siswa kami yang menekuni olahraga taekwondo ini, walaupun latihannya di luar lingkungan madrasah, ucapnya. Dikatakannya, taekwondo merupakan kegiatan ekstrakurikuler di MAN Sampit. Diungkapkan Idris, dulu di madrasah yang dipimpinnya ini pernah berdiri kegiatan beladiri taekwondo, namun karena sepi peminat, akhirnya divakumkan. Insya Allah taekwondo akan diaktifkan kembali setelah liburan semester ini. Tetapi kami harus memastikan terlebih dahulu peminat olahraga beladiri Korea ini banyak, ucapnya. Dia juga berharap dengan diadakannya kejuaraan itu akan menambah pengalaman bagi anak didiknya sekaligus langkah awal untuk mengikuti berbagai kejuaraan di level yang lebih tinggi. (Abdi) Asbli Ingatkan KUA Untuk Kedepankan Layanan yang sedang dibangun di Kementerian Agama. Karena itu saya berharap agar di lingkup KUA betul-betul bisa bekerja sesuai aturan, ucapnya. HM Asbli juga mengingatkan aparatur KUA untuk menjauhi tindakan yang tidak terpuji dalam bekerja salah satunya adalah melakukan pungutan liar (pungli) semisal pungutan biaya pencatatan nikah di luar kenentuan yang telah diatur dalam peraturan pemerintah dan keputusan Menteri Agama. Pada kesempatan itu, HM Asbli juga mengajak aparatur KUA untuk berdialog, menyampaikan pelbagai kendala atau hambatan pelaksanaan program dan layanan publik di KUA. Kasi Bimas Islam Kemenag Kotim, H. Subli yang mengawali dialog menyempaikan beberapa hal terkait keuangan dan perencanaan di lingkungan KUA. Ia menginginkan agar ke depan seluruh KUA di Kabupaten Kotim bisa mendapatkan bantuan pembangunan gedung balai nikah dan manasik haji melalui dana SBSN. Sementara Kepala Kemenag Kotim, H Samsuddin berharap Kabid Bimas Islam yang baru bisa terus mendorong terwujudknya layanan KUA yang profesional, bersih dan akuntabel. (Novita)

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47 Cermien EDISI NOPEMBER 2016 TAHUN X sarana komunikasi dan informasi umat PADA sebuah pesan, setidaknya terdapat tiga unsur pembentuknya, yakni struktur pesan, proses penyampaian pesan, dan bagaimana pesan diinterpretasikan. Ketiga unsur itu terdapat pula dalam syair pujipujian yang menjadi bagian dari budaya masyarakat muslim di desa Karangsari. STRUKTUR PESAN Menurut semiotika bahasa, salah satunya dalam teori yang dikatakan oleh Ferdinand de Saussure, disebutkan bahwa bahasa merupakan sistem yang terstruktur yang menggambarkan kenyataan. Dalam hal ini misalnya diambil contoh syair tentang ketiadaan daya manusia tanpa adanya pertolongan Allah SWT. Hal itu jelas menggambarkan bahwa realitanya manusia tidak akan mampu bertindak apapun tanpa mendapatkan pertolongan Allah dalam berbagai bentuknya. Pertolongan itu semisal dalam bentuk kemampuan intelektual, kemampuan emosional, maupun bentuk pertolongan Allah lain seperti kesehatan dan kekuatan fisik. Bahasa merupakan suku kata yang diartikulasikan atau diucapkan melalui mulut agar terdengar dengan jelas, baik, dan benar oleh pendengarnya. Agar pesan yang disampaikan melalui puji-pujian terdengar jelas dan dipahami dengan jelas oleh jamaah, maka syair tersebut harus diucapkan dengan baik dan benar. Hal itu karena syair puji-pujian tidak hanya memiliki makna bagi individu, namun juga memiliki makna bagi masyarakat sosial. Selain itu, dalam perspektif komunikasi pula, syair puji-pujian memungkinkan perubahan seiring terjadinya interaksi sesama individu. Perubahan yang jelas terjadi adalah perubahan macam syair puji-pujian yang dilantunkan saat menjelang shalat. Misalnya shalawat Nabi cenderung akan digunakan saat shalat Dhuhur dan Isya, sedangkan masyarakat desa Karangsari memilih syair puji-pujian tentang tauhid atau keimanan saat shalat Maghrib atau shalat Subuh. Pemilihan syair dengan tata bahasa tertentu itu yang kemudian disebut Noam Chomsky sebagai tata bahasa generatif. PENYAMPAIAN PESAN Apabila ditinjau dari aspek komunikasi lainnya, puji-pujian juga bisa dikaji dari sisi penyampaian pesan. Sisi ini akan melihat bagaimana seorang muadzin atau pelantun pesan selaku komunikator melakukan pengaturan dan pemilihan isi pesan pujipujian yang akan dilantunkannya. Salah satu teori komunikasi, compliance-gaining theory atau teori mendapatkan kepatuhan yang diungkapkan Gerald Marwell dan David Schmitt berpendapat bahwa salah satu Oleh: Gondo Utomo tujuan utama komunikasi adalah menciptakan kepatuhan orang lain. Marwel dan Schmitt dalam Litllejohn berpendapat bahwa orang akan terdorong untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan oleh komunikator melalui pesan yang disampaikannya karena di dalam pesan tersebut mengandung beberapa hal. Misalnya karena ada reward, adanya ancaman, atau adanya komitmen impersonal yang melibatkan nilai-nilai moral. Dalam hal ini, unsur reward pada puji-pujian biasanya diwujudkan dalam bentuk penggambaran surga bagi siapapun yang taat beribadah, adanya ancaman sanksi berupa neraka bagi umat Islam yang ingkar kepada perintah Allah. Selain dilihat dari sisi teksnya, puji-pujian bisa juga ditilik dari sisi konteksnya. Dalam hal ini, puji-pujian ingin meningkatkan kesadaran umat Islam untuk beribadah, menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta berbagai kandungan konteks puji-pujian lainnya. Itu pula yang membuat puji-pujian muncul dan berkembang dalam berbagai bentuk yang memungkinkan penggunaannya disesuaikan dengan konteks puji-pujian itu sendiri. Konteks suasana shalat Subuh dimana seseorang masih terlelap dalam tidurnya, mendorong munculnya puji-pujian yang menggugah seseorang untuk segera bangun dan menunaikan ibadah shalat. Tentu akan berbeda manakala puji-pujian serupa dilantunkan saat menjelang shalat Dhuhur, dimana konteks pelantunannya sudah tidak tepat lagi dan akan terdengar aneh di telinga masyarakat apabila dipaksakan untuk dilantunkan. PENAFSIRAN PESAN Pesan yang disampaikan melalui pujipujian akan ditafsirkan oleh siapapun yang mendengarkannya. Dalam pandangan ilmu komunikasi, penafsiran atau interpretasi pesan merupakan proses yang dilakukan secara sadar dan secara berhati-hati untuk mendapatkan pemahaman. Meski begitu, penafsiran setiap orang pada satu pesan yang sama dimungkinkan akan berbeda-beda. Itu artinya, tindakan orang setelah mendengarkan pesan tersebut juga akan berbeda-beda. Sebagai kemungkinannya adalah, setelah mendengarkan puji-pujian, akan ada orang yang lantas bergegas ke masjid karena merasa terdorong untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah. Namun, karena menafsirkan berbeda, maka mungkin juga akan ada orang yang tetap memilih untuk shalat sendiri di rumah atau malah tidak shalat sama sekali meskipun setiap hari mendengarkan lantunan puji-pujian dari masjid atau mushalla. OPINI Budaya Puji-pujian dalam Perspektif Komunikasi (2 Habis) 47 Apabila ditelaah lebih jauh, maka kemungkinan penyebab seseorang tidak tergerak melakukan sesuatu sebagaimana terkandung di dalam pesan puji-pujian bisa jadi tidak hanya karena isi pesan itu sendiri. Akan ada banyak faktor yang mendasari dilakukan atau tidak dilakukannya sebuah tindakan meskipun telah mendapatkan dorongan dari puji-pujian. Menurut teori hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer, pemaknaan atas sebuah pesan harus dilakukan melalui interaksi sosial. Atau dalam kata lain, pemaknaan atas puji-pujian sebaiknya dilakukan dalam sebuah percakapan antarpribadi yang melibatkan pertukaran informasi dan pengalaman secara lebih intensif sehingga akan muncul pemaknaan yang sama antara komunikator dengan jamaah atau komunikan, sehingga kemudian jamaah akan melakukan tindakan yang sama dengan yang diinginkan puji-pujian tersebut. Dalam sudut pandang ini, komunikasi antarpribadi menekankan pentingnya proses yang berkelanjutan, saling mengirim, menerima, dan beradaptasi atas pesan verbal dan nonverbal dengan orang lain untuk membuat dan mengubah gambar di kedua pikiran orang yang terlibat komunikasi tersebut. KESIMPULAN Selama Islam masuk dan disebarluaskan di nusantara telah menjalani berbagai proses interaksi dengan budaya lokal, hingga kemudian memunculkan berbagai budaya atau tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat namun dengan tetap mengandung nilai-nilai Islami. Interaksi antara Islam dan budaya itu telah berjalan sedemikian lama dan harmonis, sehingga kemudian salah satunya melahirkan budaya puji-pujian di kalangan masyarakat. Puji-pujian yang berupa lantunan sanjungan atas kebesaran Allah SWT, syair shalawat bagi Nabi Muhammad SAW, atau syair lain dilantunkan menjelang pelaksanaan shalat fardhu di masjid atau mushalla. Di dalamnya mengandung berbagai ajaran, nilai dan pesan merupakan bentuk komunikasi. Isi puji-pujian menurut perspektif komunikasi bisa mendorong seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Puji-pujian merupakan salah satu budaya Islam lokal yang dijadikan sebagai penyampai pesan kepada umat Islam agar melaksanakan shalat berjamaah, beribadah, atau berbagai dorongan keagamaan dan kemasyarakatan lainnya. (*) Penulis adalah staf pada Subbagian Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah, sedang menyelesaikan studi S2 Ilmu Komunikasi di UNS Surakarta.

48

49

50

51

52

53

54

55

56

SABER PUNGLI. di lingkungan Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

SABER PUNGLI. di lingkungan Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia SABER PUNGLI di lingkungan Kemendikbud Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Apa pungutan pendidikan itu boleh? MARAKNYA OTT KASUS PUNGLI DI SEKOLAHRINGKASAN BERITA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa praktik pungutan

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP 1 1 Nama Lengkap : Dr. Ir. SRI PURYONO KARTO SOEDARMO, M.P. 2 Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 29 Pebruari 1960 3 NIP : 19600229 198603 1 004 4 Biodata : Pangkat /Golongan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PERINGATAN HARI KESADARAN NASIONAL DILINGKUP PEMDA BENGKALIS BENGKALIS, 17 JULI 2017

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PERINGATAN HARI KESADARAN NASIONAL DILINGKUP PEMDA BENGKALIS BENGKALIS, 17 JULI 2017 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PERINGATAN HARI KESADARAN NASIONAL DILINGKUP PEMDA BENGKALIS BENGKALIS, 17 JULI 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA PESERTA UPACARA

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP. Nama Lengkap Dr. Ir. SRI PURYONO KS, M.P. Tempat, Tanggal Lahir. NIP Pangkat /Golongan Ruang

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP. Nama Lengkap Dr. Ir. SRI PURYONO KS, M.P. Tempat, Tanggal Lahir. NIP Pangkat /Golongan Ruang Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP 1 BIODATA Nama Lengkap Dr. Ir. SRI PURYONO KS, M.P. Tempat, Tanggal Lahir Sragen, 29 Pebruari 1960 NIP 19600229 198603 1 004 Pangkat /Golongan Ruang Pembina Utama (IV/e)

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011 SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum wr. wb, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Pejabat

Lebih terperinci

DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK

DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK OLEH : WIDYOPRAMONO Disampaikan pada Workshop Peran APIP dalam, Pencegahan Pungutan Liar Pada Layanan Publik yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Bismillahirrahmanirrahim,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum wr. wb, Salam sejahtera bagi kita semua.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH RIAU RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB PEKANBARU Jl. Sialang Bungkuk - Kulim Telp : (0761) 869892 Email : rutanpekanbaru@gmail.com VISI Menjadi Rutan

Lebih terperinci

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi Prototipe Media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi Prakata SALAM SEHAT TANPA KORUPSI, Korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai masalah kebijakan tertentu. Output dari sebuah kebijakan publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai masalah kebijakan tertentu. Output dari sebuah kebijakan publik adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebijakan publik merupakan keputusan mengenai suatu dasar pedoman untuk bertindak, terhadap suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana proses

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Syukuran Hari Bhayangkara ke-86 Tahun 2014, di Jakarta, tgl. 1 Juli 2014 Selasa, 01 Juli 2014

Sambutan Presiden RI pd Syukuran Hari Bhayangkara ke-86 Tahun 2014, di Jakarta, tgl. 1 Juli 2014 Selasa, 01 Juli 2014 Sambutan Presiden RI pd Syukuran Hari Bhayangkara ke-86 Tahun 2014, di Jakarta, tgl. 1 Juli 2014 Selasa, 01 Juli 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SYUKURAN HARI BHAYANGKARA KE-86 TAHUN 2014

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMEN-KP/2017 TENTANG PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI DAN JABATAN ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA,

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA, . BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA KEGIATAN SOSIALISASI TIM PENGAWALAN, PENGAMANAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DAN DAERAH (TP4D) DAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI, BENGKALIS, 19 APRIL

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS BENGKALIS, 24 AGUSTUS 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT MALAM, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

BUPATI BENGKALIS BENGKALIS, 24 AGUSTUS 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT MALAM, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA, BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA SYUKURAN SEMPENA PERINGATAN HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-71 DI DESA MUARA BASUNG, KECAMATAN PINGGIR BENGKALIS, 24 AGUSTUS 2016 ASSALAMU

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945.

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. 1 A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. Oleh karena itu dengan cara apapun dan jalan bagaimanapun

Lebih terperinci

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017 TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang

Lebih terperinci

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP ) RENCANA GARIS BESAR UNIT PUNGLI ( UPP ) DASAR PERPRES NO. 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR. KEPUTUSAN BUPATI KEBUMEN NOMOR : 700 / 169 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PUNGUTAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA, 3 JANUARI 2016

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA, 3 JANUARI 2016 SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA, 3 JANUARI 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara aparatur Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang yang diperlukan bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta merupakan bagian penting bagi kehidupan berbangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

Panduan Peringatan HAB Kementerian Agama ke PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-68 TAHUN 2014

Panduan Peringatan HAB Kementerian Agama ke PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-68 TAHUN 2014 PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-68 TAHUN 2014 Kementerian Agama RI Tahun 2013 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG

Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG KEDUDUKAN INSPEKTORAT MERUPAKAN PENGAWAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pelantikan Pamong Praja Muda IPDN XX Thn 2013, tgl. 28 Agt 2013, di Jabar Rabu, 28 Agustus 2013

Sambutan Presiden RI pd Pelantikan Pamong Praja Muda IPDN XX Thn 2013, tgl. 28 Agt 2013, di Jabar Rabu, 28 Agustus 2013 Sambutan Presiden RI pd Pelantikan Pamong Praja Muda IPDN XX Thn 2013, tgl. 28 Agt 2013, di Jabar Rabu, 28 Agustus 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PELANTIKAN PAMONG PRAJA MUDA INSTITUT

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN Pengantar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 9.767 puskesmas dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI INTEGRITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA

Lebih terperinci

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Cermien CERMIEN UTAMA sarana komunikasi dan informasi umat 07 Kenyamanan dan Keselamatan Jadi Fokus Utama Kenyamanan dan keselamatan penerbangan haji jadi fokus utama yang diperhatikan oleh Kementerian

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO Bojonegoro, Maret 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latas Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks yang berusaha mengalokasi sumber daya manusia secara penuh demi tercapainya suatu tujuan. Apabila suatu organisasi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, 31 Agustus 2010 Selasa, 31 Agustus 2010

Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, 31 Agustus 2010 Selasa, 31 Agustus 2010 Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, 31 Agustus 2010 Selasa, 31 Agustus 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET BIDANG POLHUKAM DI KANTOR PERSIDEN,

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA OPERA TEMU KENAL IKATAN KELUARGA BANYUWANGI (IKAWANGI) MALANG RAYA DI PENDOPO AGUNG KABUPATEN MALANG JL.

SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA OPERA TEMU KENAL IKATAN KELUARGA BANYUWANGI (IKAWANGI) MALANG RAYA DI PENDOPO AGUNG KABUPATEN MALANG JL. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA OPERA TEMU KENAL IKATAN KELUARGA BANYUWANGI (IKAWANGI) MALANG RAYA DI PENDOPO AGUNG KABUPATEN MALANG JL. KH. AGUS SALIM No. 7 MALANG TANGGAL : 18 SEPTEMBER

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta 10110 SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah perilaku benturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Panduan Peringatan HAB Kementerian Agama ke PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-69 TAHUN 2015

Panduan Peringatan HAB Kementerian Agama ke PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-69 TAHUN 2015 PANDUAN PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-69 TAHUN 2015 Kementerian Agama RI Tahun 2014 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 511 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 511 TAHUN 2016 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 511 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-45 KORPRI TAHUN 2016

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-45 KORPRI TAHUN 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-45 KORPRI TAHUN 2016 Jakarta, 29 November 2016 2 Bismillahirahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA KE 25 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA KE 25 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA KE 25 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TANGGAL 9 MEI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda? Rokhmat S Labib, Ketua DPP HTI Ramadhan adalah bulan mulia. Rakyat seharusnya menyambut dengan suka cita. Namun apa daya, justru kaum Muslim kian terjepit di bulan penuh berkah ini. Berbagai kesulitan

Lebih terperinci

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP ) RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP ) DASAR PERPRES NO. 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR. KEPUTUSAN BUPATI KEBUMEN NOMOR : 700 / 169 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ASSALAMU ALAIKUM WR.WB

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ASSALAMU ALAIKUM WR.WB Bupati Garut SAMBUTAN BUPATI GARUT PADA KEGIATAN PEMENTASAN PAGELARAN SENI DAN BUDAYA P4GN SEBAGAI RANGKAIAN HARI ANTI NARKOBA INTERNASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN GARUT MALL RAMAYANA SABTU, 27 JUNI 2015

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

AMANAT KETUA MAHKAMAH AGUNG RI PADA HARI JADI MAHKAMAH AGUNG KE Agustus 2014

AMANAT KETUA MAHKAMAH AGUNG RI PADA HARI JADI MAHKAMAH AGUNG KE Agustus 2014 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA AMANAT KETUA MAHKAMAH AGUNG RI PADA HARI JADI MAHKAMAH AGUNG KE 69 19 Agustus 2014 Dengan Thema : DENGAN SEMANGAT PEMBARUAN KITA CIPTAKAN PERADILAN BERBASIS PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN IKATAN PEMUDA PEMUDI ISLAM (IPPI) MANDAU, SEMINAR NARKOBA DAN PERGAULAN BEBAS

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN IKATAN PEMUDA PEMUDI ISLAM (IPPI) MANDAU, SEMINAR NARKOBA DAN PERGAULAN BEBAS BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN IKATAN PEMUDA PEMUDI ISLAM (IPPI) MANDAU, SEMINAR NARKOBA DAN PERGAULAN BEBAS DURI, 8 JANUARI 2017 ASSALAMU ALAIKUM, WR. WB, ALHAMDULILLAHIROBBIL

Lebih terperinci

Kanwil Kemenag Prov. Kalteng

Kanwil Kemenag Prov. Kalteng Judul Berita Cegah Kenakalan Anak, Mendidik Kedisiplinan Nama Media Kalteng Pos Hari/Tanggal Jum at, 1 April 2016 Rubrik Radar Barito Nomor Halaman 20 Tipe Berita Berita dan Foto Nama atau Inisial Editor

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ ke KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.II/ 231 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN TELADAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1198, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pengaduan Masyarakayt. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

UPAYA MENUJU PELAYANAN PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS, IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR BEBAS PUNGLI

UPAYA MENUJU PELAYANAN PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS, IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR BEBAS PUNGLI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT UPAYA MENUJU PELAYANAN PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS, IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR BEBAS PUNGLI Oleh : Lucky H Korah Tenaga Ahli Menteri

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 Solo, 20 November 2013 Yth. Menteri Komunikasi dan Informatika

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA HARI SENIN 7 DESEMBER Senin, 7 Desember 2015

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA HARI SENIN 7 DESEMBER Senin, 7 Desember 2015 BUPATI KEBUMEN SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA HARI SENIN 7 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum wr. wb. Senin, 7 Desember 2015 Selamat Pagi dan Salam Sejahtera. Yth. Sekretaris Daerah beserta Para

Lebih terperinci

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta 1 UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. LATAR BELAKANG Kejahatan narkotika yang sejak lama menjadi musuh bangsa kini

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa melalui beberapa proses yaitu memberikan hukuman dan sanki yang tegas bagi siswa

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 5 April 2010 Senin, 05 April 2010

Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 5 April 2010 Senin, 05 April 2010 Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 5 April 2010 Senin, 05 April 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN JAKARTA TANGGAL 5 APRIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Struktur Organisasi pada Direktorat Operasi Sumber Daya terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN Struktur Organisasi pada Direktorat Operasi Sumber Daya terdiri atas: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sesuai dengan yang tertera pada website resmi Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI), www.postel.go.id (Akses: 12 Maret

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan penelitian, permasalahan utama yang dibahas adalah banyak terjadinya kasus pada layanan administrasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI

INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI KEMENTERI AN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI JAKARTA, 09 AGUSTUS 2017

Lebih terperinci