KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO

Transkripsi

1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO Bojonegoro, Maret 2018

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latas Belakang Korupsi dan gratifikasi merupakan penghambat utama tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undangan Dasar Korupsi di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius, maka pemberantasan korupsi harus dilakukan melalui penindakan sekaligus pencegahan.. Sinergi kedua upaya tersebut akan menghasilkan dampak positif yang besar dalam jangka panjang. Salah satu upaya pencegahan korupsi di antaranya adalah melalui Program Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) sebagai bagian dari Inpres Nomor 5 Tahun Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB bahwa WBK hanya dapat diwujudkan melalui upaya-upaya pendahuluan berupa penegakan integritas sebagai wujud komitmen pemberantasan korupsi yang diimplementasikan dalam bentuk program-program pencegahan yang bersifat konkrit dan terukur tingkat keberhasilannya. Program ini merupakan tindak lanjut dari aksi penerapan pakta integritas yang diterapkan dalam Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan Intruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun Aksi ini merupakan implementasi Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang telah dilaksanakan mendahului terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun dan Jangka Menengah Tahun Untuk mewujudkan unit kerja berpredikat WBK, perlu lebih dahulu dilakukan pembangunan Zona Integritas (ZI), yang didahului dengan penandatanganan dokumen pakta integritas yang berdasarkan PERMENPAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 dan Pencanangan Pembangunan ZI berdasarkan PERMENPAN dan RB Nomor 60 Tahun 2012 sebagai wujud komitmen pemberantasan korupsi pada tingkat individu dan instansi pemerintah. Pembangunan ZI merupakan model pencegahan korupsi melalui berbagai upaya pencegahan korupsi secara konkrit

3 dan terukur. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Penyusunan laporan ini untuk memberikan gambaran tentang laporan tindak lanjut hasil monitoring pelayanan Besuk Tahanan Sattahti Polres Bojonegoro dalam rangka mewujudkan kawasan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM. 2. Tujuan Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai pertanggung jawaban kepada pimpinan tentang laporan tindak lanjut hasil monitoring pelayanan Besuk Tahanan di Rutan Sattahti Polres Bojonegoro dalam rangka mewujudkan kawasan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM oleh Sattahti Polres Bojonegoro. C. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik; 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 5. Perkap Nomor 4 Tahun 2015 tentang perawatan Tahanan di Rutan polri.

4 BAB II PELAYANAN SARAN DAN PENGADUAN MASY (PEMBESUK) A. Mekanisme Saran dan Pengaduan Besuk Tahanan Mekanisme saran dan pengaduan masyarakat terkait pelayanan Besuk tahanan yang dimaksudkan dalam pedoman ini adalah mekanisme pemberian saran dan pengaduan masyarakat yang dikhususkan pada masalah administrasi ataupun pelayanan yang dilakukan pada pelayanan Besuk tahanan di Rutan Sattahti Polres Bojonegoro. Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; 5. Perkap Nomor 4 Tahun 2015 tentang perawatan Tahanan di Rutan polri. Bagi masyarakat yang ingin memberikan saran/masukan ataupun pengaduan terhadap pelayanan pelayanan Besuk Tahanan Sattahti Polres Bojonegoro bisa langsung datang keruang pelayanan Besuk Tahanan dalam hal ini Rumah Tahanan Polres Bojonegoro, kemudian menulis dan memasukan ke dalam kotak aduan masyarakat atau kotak saran yang telah di sediakan di ruang pelayanan Besuk Tahanan Rutan Polres Bojonegoro untuk kemudian akan ditindak lanjuti oleh Sattahti Polres Bojonegoro. B. Kotak Saran / Pengaduan Masyarakat 1. Kotak Saran / aduan pada Rumah Tahanan Polres Bojonegoro.

5 2. Kotak Kepuasan bagi Pembesuk Tahanan. 3. Saran dan informasi melalui Medsos C. Transparansi pelayanan 1. Mekanisme/Alur pelayanan Besuk Tahanan

6 2. Ketentuan pelayanan besuk tahanan 3. Ketentuan pelayanan melalui medsos D. Transparansi pembiayaan 1. Kawasan Bebas Pungli

7 2. Pembiayaan Besuk tahanan BAB III KETENTUAN SARAN DAN ADUAN MASYARAKAT 1. Tata Cara penerimaan penerimaan dan pengaduan masyarakat mengenai pelayanan Besuk Tahanan dapat melalui : a. Facebook b. Blog c. Kotak Saran/aduan 2. Saran dan aduan yang telah diterima akan dicatat kemudian dikelompokan berdasarkan jenis dan masalah sebagai berikut : 1). kode 01 penyalahgunaan wewenang ; 2). kode 02 pelayanan besuk; 3). kode 03 korupsi atau pungli ; 4). kode 04 petugas jaga tahanan ; 5). kode 05 kejelasan informasi; 6) kode 06 saran perbaikan.

8 3. saran dan aduan yang telah masuk akan dicatat melalui buku register dan di input kedalam komputer untuk di analisa dan ditindak lanjuti. 4. Membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan atas aduan masyarakat (pembesuk) kemudian melaporkan hasilnya kepada Kasat Tahti untuk diteruskan kepada Kapolres Bojonegoro. 5. saran dan aduan yang diterima akan dijadikan dasar perbaikan pelayanan Besuk Tahanan pada Sattahti umumnya dan penjagaan Tahanan khususnya. BAB IV MEKANISME DAN KETENTUAN PELAYANAN BESUK TAHANAN 1. Ketentuan pelayanan Besuk Tahanan dapat di akses melalui : 1) Banner, yang telah terpampang dengan jelas di Rutan Sattahti Polres Bojonegoro; 2) Medsos, di bidang pelayanan tahanan telah di buat dalam bentuk facebook dan blog sehingga penyampaian informasi, saran dan aduan yang berkaitan dengan pelayanan Besuk Tahanan dapat terakomodir dengan cepat. 2. Ketentuan pelaksanaan pelayanan Besuk tahanan telah ditentukan sesuai Perkap nomor 4 tahun 2015 tentang perawatan Tahanan di Rutan Polri yaitu : Ketentuan waktu besuk tahanan : a. Selasa : pkl WIB WIB; b. Kamis : pkl WIB WIB; c. Hari libur keagamaan : pkl WIB WIB; Dan kemerdekaan RI ; Dalam situasi tertentu dengan seizin penyidik. 3. Ketentuan bagi Tahanan : b. Berhak menerima kunjungan/besuk dari keluarga, kerabat, pengacara paling lama 15 menit dan hanya diperbolehkan menerima besuk 1 (satu) kali pertemuan maksimal 3 (tiga) orang pembesuk;

9 c. Wajib menggunakan pakaian atau baju seragam tahanan; d. Tahanan dilarang memberikan uang, barang, makanan kepada petugas; e. Wajib menjaga ketertiban pada saat jam besuk dan dilarang keras menerima besuk di dalam ruang tahanan BAB V PENUTUP Demikianlah Laporan Keterbukaan Informasi Publik dalam rangka kawasan Zona Integritas WBK dan WBBM pada Pelayanan Besuk Tahanan di Rutan Sattahti Polres Bojonegoro ini disusun sebagai pertanggung jawaban kepada pimpinan, selanjutnya mohon petunjuk. Bojonegoro, Maret 2018 a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESORT BOJONEGORO KASAT TAHTI WATIPAH IPTU NRP