BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian
|
|
- Yandi Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan penelitian, permasalahan utama yang dibahas adalah banyak terjadinya kasus pada layanan administrasi pernikahan oleh KUA yang menunjukan belum optimalnya kualitas pelayanan yang diberikan KUA. Beberapa diantaranya adalah masih adanya praktik pungli dan gratifikasi pada KUA, masih lemahnya kualitas administrasi pencatatan persitiwa nikah, sebagai contoh terjadinya kelangkaan buku nikah pada beberapa daerah, serta fakta bahwa Unit Layanan Administrasi Pernikahan oleh KUA adalah satu dari tiga unit yang menempati peringkat terendah berdasarkan Indeks Integritas Nasional (IIN) 2012 yang dikeluarkan oleh KPK. Hasil penelitian menunjukan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor. Masih adanya praktik pungli dan gratifikasi terjadi karena adanya peningkatan biaya pencatatan nikah di luar biaya tang telah ditetapkan. Faktor utama yang mendorong timbulnya biaya tambahan pencatatan nikah diluar biaya yang telah ditetapkan adalah karena sebagian besar pelaksanaan pencatatan nikah dilakukan di luar Kantor Urusan Agama dan bukan di hari kerja (pada umumnya di hari libur). Bahkan bagi beberapa pegawai, pelaksanaan pencatatan nikah di luar kantor dan di luar jam kerja tersebut menyebabkan penghulu merasa berhak mendapatkan uang tambahan tiap 171
2 kali menjalankan tugas. Namun memang, tidak semua pegawai KUA melakukan mark up biaya nikah. Pada banyak kasus, adanya pemberian oleh masyarakat kepada pegawai KUA bukanlah permintaan pegawai KUA (penghulu). Hal tersebut semata-mata merupakan budaya terimakasih masyarakat yang umumnya menghargai pengorbanan penghulu yang mau datang ke rumahnya meski bukan pada jam kerja. Hal lain yang turut mempengaruhi peningkatan biaya nikah adalah keberadaan Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N). Namun memang keberadaan pembantu penghulu di beberapa tempat masih dibutuhkan (khususnya di luar pulau Jawa). Lalu, terkait kelangkaan buku nikah, pada dasarnya sejumlah provinsi mengalami kekurangan buku nikah karena jumlah peristiwa nikah yang tinggi. Namun kelangkaan buku nikah, ternyata bukan saja disebabkan oleh tingginya volume pernikahan. Berdasarkan penuturan pegawai KUA, terjadi keterlambatan pada pengiriman buku nikah KUA dari provinsi. Terjadinya keterlambatan ternyata akibat terlambatnya pencairan persetujuan anggaran. Dampaknya, proses tender tentang buku nikah tersebut ikut terlambat. Sedangkan rendahnya Indeks Integritas Nasional 2012 pada unit Layanan Administrasi Pernikahan KUA disebabkan oleh beberapa hal. Yang paling utama adalah dikarenakan masih tingginya kebiasaan pemberian gratifikasi, rendahnya tingkat keterbukaan informasi, belum optimalnya 172
3 pemanfaatan teknologi informasi, masih tingginya ekspektasi/harapan petugas terhadap gratifikasi, tingginya sikap permisif masyarakat terhadap korupsi dalam layanan publik, dan masih rendahnya tingkat upaya antikorupsi serta mekanisme pengaduan masyarakat. Penyebab-penyebab tersebut yang semakin menegaskan diperlukannya pengendalian internal pada organisasi pemerintah, dalam hal ini KUA. Pengendalian internal bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai terkait pencapaian tujuan KUA melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil Kuesioner Efektivitas Pengendalian Internal mengenai Pengendalian Internal pada Kantor Urusan Agama di Kota Bekasi, diperoleh skor sebagai berikut: Tabel 5.1 Skor Pengendalian Internal Pada KUA di Kota Bekasi No Komponen Pengendalian Internal Skor Nilai 1 Lingkungan Pengendalian 87,48% Sangat memadai 2 Penilaian Risiko 70,06% Cukup memadai 3 Aktivitas Pengendalian 72,02% Cukup memadai 4 Informasi dan Komunikasi 77,66% Sangat memadai 5 Pemantauan 81,67% Sangat memadai Sumber: Data primer diolah
4 Skor diatas merupakan persentase kesesuaian unsur pengendalian internal yang ada dalam objek penelitian dengan unsur pengendalian internal dalam PP No.60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang juga mengacu pada Internal Control Integrated Framework COSO. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mendalam kuesioner efektivitas pengendalian internal tersebut, ditambah wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, secara keseluruhan pengendalian internal yang diterapkan pada KUA di Kota Bekasi sudah memadai. Lima elemen pengendalian internal menurut COSO sudah diterapkan pada KUA di Kota Bekasi, namun fungsi pengendalian internal tersebut masih belum efektif dan efisien karena ada beberapa hal yang masih kurang dan perlu perbaikan. Pertimbangan untuk penilaian desain dan efektivitas fungsi setiap komponen pengendalian internal pada KUA di Kota Bekasi dipaparkan sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian Komponen lingkungan pengendalian memiliki skor sebesar 87,48%, sehingga berdasarkan kriteria Dean J. Champion komponen tersebut dinilai memiliki desain pengendalian internal yang sangat memadai. Sedangkan untuk efektivitas fungsi komponen lingkungan pengendalian, berdasarkan hasil pendalaman dari kuesioner efektivitas pengendalian internal, wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, maka fungsi komponen lingkungan pengendalian dapat dikatakan telah efektif. 174
5 Desain komponen lingkungan pengendalian dinilai sudah sangat memadai karena sudah terpenuhinya unsur-unsur dalam komponen lingkungan pengendalian yang telah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 yang juga mengacu pada COSO seperti, KUA di Kota Bekasi sudah memiliki Visi dan Misi, Kode Etik Pegawai, serta aturan dan tata tertib yang berlaku. KUA di Kota Bekasi juga sudah memiliki struktur organisasi masing-masing, beserta arahan / deskripsi yang jelas untuk setiap tugas dan tanggung jawab pada jabatan yang dimiliki para pegawai. Deskripsi tersebut diwujudkan dalam bentuk Rincian Tugas untuk masingmasing pegawai. KUA di Kota Bekasi juga sudah memiliki standar prosedur operasional untuk pelayanan yang diberikan, terutama untuk pelayanan pencatatan peristiwa nikah. Sedangkan fungsi komponen lingkungan pengendalian dinilai telah efektif karena pedoman internal tentang sikap dan perilaku tekait dengan etika pegawai dalam bekerja serta aturan tata tertib displin pegawai telah diterapkan dengan baik pada KUA di Kota Bekasi. Dan, keberadaan struktur organisasi dan rincian tugas juga sudah diterapkan dengan baik sehingga masing-masing pegawai bisa memahami dan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya pada KUA di Kota Bekasi. 2. Penilaian Risiko Komponen penilaian risiko memiliki skor sebesar 70,06%, sehingga berdasarkan kriteria Dean J. Champion komponen tersebut dinilai memiliki desain pengendalian internal yang cukup memadai. 175
6 Sedangkan untuk efektivitas fungsi komponen penilaian risiko, berdasarkan hasil pendalaman dari kuesioner efektivitas pengendalian internal, wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, maka fungsi komponen penilaian risiko dapat dikatakan belum efektif. Desain unsur penilaian risiko dinilai cukup memadai karena belum terpenuhinya beberapa poin unsur penilaian risiko yang telah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 yang juga mengacu pada COSO seperti, masih banyaknya risiko yang mungkin terjadi pada KUA di Kota Bekasi yang menghambat tercapainya tujuan organisasi. Beberapa masalah utama yaitu terkait biaya pencatatan Nikah Rujuk, kemungkinan adanya gratifikasi, dan administrasi pencatatan nikah. Sedangkan fungsi komponen penilaian risiko pada KUA di Kota Bekasi dinilai belum efektif karena, penilaian risiko belum mampu mengidentifikasi risiko pencapaian tujuan dengan baik serta risiko tersebut sebagian besar belum menjadi pertimbangan dalam menentukan program maupun kegiatan di lingkungan KUA. Hal ini terlihat melalui cara suatu risiko diidentifikasi dan diatasi, dan hal tersebut kadang tidak dikomunikasikan secara khusus ke pegawai yang berkepentingan. 3. Aktivitas Pengendalian Komponen aktivitas pengendalian memiliki skor sebesar 72,02%, sehingga berdasarkan kriteria Dean J. Champion komponen tersebut dinilai memiliki desain pengendalian internal yang cukup memadai. 176
7 Sedangkan untuk efektivitas fungsi komponen aktivitas pengendalian, berdasarkan hasil pendalaman dari kuesioner efektivitas pengendalian internal, wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, maka fungsi komponen aktivitas pengendalian dapat dikatakan belum efektif. Desain unsur aktivitas pengendalian dinilai cukup memadai karena sudah terpenuhinya beberapa poin unsur aktivitas pengendalian yang telah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 yang juga mengacu pada COSO seperti, terkait penerimaan dana pada KUA, KUA sudah melakukan pengendalian sesuai PMA Nomor 71 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk. KUA di Kota Bekasi juga sudah memiliki media untuk penyampaian keluhan dari masyarakat, serta sudah menggunakan sistem presensi sidik jari sebagai pengendalian kinerja pegawai. Namun, masih ada beberapa pengendalian yang belum dimiliki KUA di Kota Bekasi. KUA tidak memiliki kendaraan dinas/operasional kantor. Padahal hal itu penting terutama bagi penghulu dalam melakukan pencatatan nikah di luar KUA (luar balai nikah). Lalu, sampai saat ini KUA juga belum memiliki mekanisme untuk pemberian uang terima kasih dari masyarakat kepada pegawai. KUA juga belum memiliki alat pemadam kebakaran (hydrant) yang bisa digunakan sendiri dalam keadaan darurat. Padahal, data dan informasi yang ada di KUA biasanya didokumentasikan dalam kertas, yang diketahui bersama memiliki risiko yang tinggi karena rawan 177
8 hilang, baik akibat kebakaran, banjir, hingga pencurian. Sedangkan fungsi komponen aktivitas pengendalian pada KUA di Kota Bekasi dinilai belum efektif karena, kegiatan pengendalian yang ada belum secara maksimal membantu memastikan instruksi untuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan telah dilakukan. Salah satu masalah pada Aktivitas Pengendalian KUA di Kota Bekasi, yaitu terkait aktivitas pengendalian pada pencatatan nikah di luar KUA (di luar Balai Nikah). Sudah ada peraturan yang mengatur terkait pencatatan nikah di luar KUA, namun peraturan tersebut justru membuat para penghulu resah karena belum secara jelas memastikan bagaimana prosedur dan biaya pencatatan peristiwa nikah di luar KUA. Hal ini terkait adanya pemberian uang terima kasih dari masyarakat apabila pernikahan dilakukan di luar KUA. Aktivitas pengendalian lainnya yang masih tidak efektif yaitu mengenai pengelolaan sistem informasi (data, informasi dan dokumen), terutama terkait back up data pada KUA di Kota Bekasi. 4. Informasi dan Komunikasi Komponen informasi dan komunikasi memiliki skor sebesar 77,66%, sehingga berdasarkan kriteria Dean J. Champion komponen tersebut dinilai memiliki desain pengendalian internal yang sangat memadai. Sedangkan untuk efektivitas fungsi informasi dan komunikasi, berdasarkan hasil pendalaman dari kuesioner efektivitas pengendalian internal, wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, maka fungsi 178
9 komponen informasi dan komunikasi dapat dikatakan belum efektif. Desain komponen informasi dan komunikasi dinilai sangat memadai karena sudah terpenuhinya unsur-unsur dalam komponen informasi dan komunikasi yang telah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 yang juga mengacu pada COSO seperti, KUA sudah memiliki media komunikasi internal / antar pegawai, yaitu biasanya menggunakan papan informasi dan handphone atau jaringan telepon di dalam KUA. Untuk media komunikasi eksternal, seperti untuk pengaduan masyarakat, bisa menggunakan beberapa media seperti kotak saran, SMS maupun telepon. KUA juga sudah memiliki media informasi seperti brosur, banner, majalah dinding, hingga menggunakan blog. Fungsi komponen informasi dan komunikasi pada KUA di Kota Bekasi dinilai belum efektif karena belum mampu mendukung secara maksimal fungsi lain dari pengendalian internal dalam rangka pencapaian tujuan entitas. Contohnya yaitu terkait media informasi. KUA di Kota Bekasi sudah menggunakan berbagai media komunikasi dalam menyampaikan informasinya, baik untuk internal maupun eksternal. Namun untuk media informasi, media yang digunakan masih kurang efektif. Contohnya, penggunaan teknologi informasi masih belum efektif. 5. Pemantauan Komponen pemantauan memiliki skor sebesar 81,67%, sehingga berdasarkan kriteria Dean J. Champion komponen tersebut dinilai memiliki desain pengendalian internal yang sangat memadai. Sedangkan 179
10 untuk efektivitas fungsi komponen pemantauan, berdasarkan hasil pendalaman dari kuesioner efektivitas pengendalian internal, wawancara, serta melengkapi data melalui hasil observasi kegiatan, inspeksi dokumen, dan inspeksi aset fisik, maka fungsi komponen pemantauan dapat dikatakan belum efektif. Desain komponen informasi dan komunikasi dinilai sangat memadai karena sudah terpenuhinya unsur-unsur dalam komponen informasi dan komunikasi yang telah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 yang juga mengacu pada COSO seperti, sudah dilakukannya rapat antar pegawai yang termasuk didalamnya terdapat evaluasi kinerja. Pengawasan internal pun sudah dilakukan biasanya oleh Kasie Urais Kankemenag Kota Bekasi dan terkadang ada pengawasan secara informal dari Kepala KUA. Fungsi komponen pemantauan pada KUA di Kota Bekasi dinilai belum efektif karena belum membantu memastikan masing-masing komponen pengendalian internal yang ada telah berfungsi dengan baik. Untuk pemantauan berkelanjutan (on going evaluation), KUA sudah melakukan beberapa cara seperti rapat antar pegawai, reviu pelayanan, dan lainnya. Namun, hal tersebut belum dilakukan secara rutin pada KUA. Untuk evaluasi terpisah, memang pernah ada pengawasan yang dilakukan oleh BPK, dalam bentuk pengawasan keuangan, pemeriksaan maupun audit. Namun pengawasan dari BPK tersebut pun tidak rutin dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan sebenarnya pengawasan bisa saja dilakukan melalui Kemenag Kabupaten/Kota atau Dirjen Bimas Islam. 180
11 5.2 KETERBATASAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa keterbatasan pada saat melakukan penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini salah satunya adalah dengan wawancara. Wawancara dilakukan kepada Kepala KUA, Penghulu, dan staf KUA / pegawai yang terkait. Beberapa pihak yang diwawancarai seperti Kepala KUA dan Penghulu sebenarnya memiliki tingkat kesibukan yang tinggi. Karena, biasanya ketika penghulu harus melakukan pencatatan nikah, akad dilakukan di luar KUA. Sehingga kadang saat peneliti datang, penghulu tidak ada ditempat. Sedangkan untuk Kepala KUA, terkadang sulit ditemui memang karena kesibukan jadwal pada hari itu yang harus menghadiri pertemuan di luar KUA maupun mengerjakan tugas tertentu. Sehingga peneliti tidak dapat bertemu langsung dengan seluruh Kepala KUA di Kota Bekasi. Hal ini menyebabkan saat melakukan wawancara, waktu yang tersedia tidaklah lama sehingga membuat proses wawancara menjadi kurang menyeluruh. 2. Kantor Urusan Agama sebenarnya memberikan cukup banyak pelayanan di bidang keagamaan seperti bidang kepenghuluan / nikah dan rujuk, bidang zakat dan wakaf, bidang kemasjidan, bidang keluarga sakinah, bidang produk / pangan halal, bidang pembinaan haji, bidang bina ibadah social dan bidang kemitraan umat islam. Walaupun memang tidak semua pelayanan hanya diberikan di tingkat KUA Kecamatan. Karena masih banyak yang dilakukan di tingkat Kabupaten/Kota oleh Kankemenag 181
12 seperti bidang pembinaan haji. Dengan banyaknya pelayanan yang ada, tidak memungkinkan untuk peneliti melakukan observasi ke semua bidang pelayanan tersebut. Alternatifnya, peneliti melakukan fokus pada pelayanan yang utama diberikan KUA yaitu di bidang kepenghuluan atau pencatatan peristiwa nikah dan rujuk. 3. Keterbatasan yang lain adalah penelitian ini tidak didukung dengan laporan keuangan KUA, sehingga tidak bisa dilakukan analisis mendalam mengenai pengendalian internal dari segi keuangan. Peneliti hanya bisa melakukan analisis pengendalian internal KUA dari segi kinerja operasional dan administrasi. 4. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti tidak dapat mengendalikan gangguan dari lingkungan sekitar ketika menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Proses wawancara hanya dapat dilakukan saat jam kerja, sehingga sebagian besar wawancara dilakukan di sela-sela aktivitas responden dan berlokasi di sekitar kantor objek penelitian. Kondisi ini membuat proses pengisian kuesioner dan wawancara terganggu karena ada kedatangan pegawai lain maupun kedatangan masyarakat untuk mengurus sesuatu di KUA, karena responden tentunya akan mengutamakan menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. 5.3 SARAN Saran maupun rekomendasi yang dapat peneliti berikan setelah melakukan penelitian mengenai evaluasi efektivitas pengendalian internal pada KUA di Kota Bekasi adalah sebagai berikut: 182
13 1. Rekomendasi untuk Kantor Urusan Agama di Kota Bekasi A. Melakukan pengajuan untuk penghitungan ulang terhadap komponen biaya pencatatan nikah dan rujuk. B. Melakukan pengkajian ulang terkait peraturan untuk melakukan pencatatan peristiwa nikah di luar KUA. C. Melakukan sosialisasi secara baik kepada masyarakat terkait prosedur pendaftaran pernikahan dan besaran biaya nikah. D. Untuk mendorong kinerja Kantor Urusan Agama yang lebih baik dan professional, perlu diberikan perhatian lebih (penambahan) untuk anggaran operasional KUA. E. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi. F. Melakukan reviu terkait beberapa hal yang masih belum jelas keberadaannya pada KUA seperti Suscatin (Kursus Calon Pengantin) dan P3N (Pembantu Petugas Pencatat Nikah). 2. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya Rekomendasi untuk penelitian mengenai evaluasi pengendalian internal pada instansi pemerintah yang selanjutnya adalah, sebaiknya memilih objek penelitian yang telah memiliki dokumen tertulis secara khusus mengenai sistem pengendalian internalnya sehingga nantinya peneliti dapat melakukan evaluasi efektivitas melalui keberadaan dokumen tersebut apakah telah menyajikan informasi yang efektif dan memadai. Walaupun nantinya tetap juga diperlukan pengecekan langsung oleh peneliti ke lapangan, namun adanya dokumen tertulis tersebut juga dapat 183
14 membantu apabila saat pelaksanaan penelitian, mungkin narasumber memiliki waktu yang terbatas sehingga sulit untuk ditemui. Sehingga dokumen tertulis tersebut bisa dijadikan salah satu dasar dalam menilai dan mengevaluasi. Selain itu, apabila peneliti memiliki waktu yang cukup panjang untuk melakukan penelitian, maka peneliti dapat melakukan wawancara lebih mendalam, tidak hanya ke personil-personil kunci saja tetapi juga kepada staf pelaksana agar memperoleh informasi yang lebih lengkap dan dapat membandingkan antara jawaban narasumber satu dengan yang lain untuk memperkuat kebenaran informasi yang diperoleh. 184
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kantor Urusan Agama merupakan ujung tombak Kementerian Agama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kantor Urusan Agama merupakan ujung tombak Kementerian Agama dalam melayani masyarakat di bidang keagamaan. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem
BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada
BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara yang dilengkapi dengan hasil observasi dan dokumen terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes,
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem
130 BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Kantor Pertanahan Nasional
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1.Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem pengendalian internal dalam kegiatan pemungutan pajak restoran yang dilaksanakan DPPKAD
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. operasional berdasarkan unit aktivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Peranan evaluasi pengendalian internal di RSUD Panembahan Senopati Bantul memang sangat dibutuhkan dalam memastikan kecukupan efekivitas sistem yang telah berjalan. Berdasarkan
Lebih terperinci1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi
Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam implementasi sistem pengendalian intern
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciTutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA
Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP
PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP OLEH : AGUNG DAMARSASONGKO, S.H., M.H. DASAR HUKUM PP No. 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) PERGUB BANTEN No. 47 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPROFIL KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI 2010
PROFIL KOTA SUKABUMI 2010 Peta Kecamatan Lembursitu KUA Kecamatan Lembursitu Jl. BKKBN No. 42 Kadulawang Kel. Cipanengah Kec. Lembursitu Kota Sukabumi Kode Pos 43168 Telp. (0266) 230705 P R O P I L KOTA
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial
Lebih terperinciBAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN
BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN 2014 2017 A. Sekilas Tentang KUA 1. Profil KUA Buduran Kantor urusan agama dalam peraturan menteri agama nomor 9 tahun 2012 tentang
Lebih terperinciSALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pelaksanaan kegiatan di KJM telah menerapkan unsur-unsur SPI di dalamnya. Hal
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dengan melihat kembali hasil analisis investigasi pada unit KJM-UGM, dari hasil wawancara dengan pimpinan diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan di KJM telah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Implementasi merupakan suatu kajian mengenai kebijakan yang mengarah
IV. GAMBARAN UMUM A. Implementasi Kebijakan Implementasi merupakan suatu kajian mengenai kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Paradigma Baru Pelayanan KUA Bidang Perkawinan
Mam MAKALAH ISLAM Paradigma Baru Pelayanan KUA Bidang Perkawinan 22, September 2014 Makalah Islam Paradigma Baru Pelayanan KUA Bidang Perkawinan Asep Rohadian,Lc (Penghulu KUA Ciampea Kabupaten Bogor)
Lebih terperinciApa sebenarnya SPI dan SPIP?
28 AGUSTUS 2008 Apa sebenarnya SPI dan SPIP? SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM KUA KEC. LEMBANG KAB. BANDUNG BARAT. Bandung Barat sebelah utara kota Bandung di bawah kaki gunung Tangkuban
44 BAB III TINJAUAN UMUM KUA KEC. LEMBANG KAB. BANDUNG BARAT 3.1. Gambaran Umum Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lembang berada di wilayah Kab. Bandung Barat sebelah utara kota Bandung di bawah kaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Visi Universitas XY pada tahun 2025 adalah menjadi. kecendekiaan. Salah satu misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Universitas XY pada tahun 2025 adalah menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan. Salah satu misi untuk
Lebih terperinci2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme
No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan audit internal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
Lebih terperinciTENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEWAJIBAN APIP DAERAH a. APIP Daerah harus mengikuti standar audit dalam segala pekerjaan audit yang dianggap material. Suatu hal dianggap material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Menteri Agama No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1 Tugas KUA adalah melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Signalling Theory (Teori Sinyal) Teori sinyal menurut Brigham dan Houston (1999) pada penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) adalah tindakan perusahaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat. Menetapkan
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK
PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciLAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015
LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan Sistem
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN
Lebih terperinciPERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN
PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M. Hum Inspektorat Jenderal Kemristekdikti Disampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. linear sederhana menggunakan SPSS diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan metode analisis regresi linear sederhana menggunakan SPSS 21.00 diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan
Lebih terperinciPEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk
PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Guna meningkatkan efektivitas pengawasan, pelaksanaan GCG serta Manajemen Risiko, maka SPI Perseroan telah memiliki Piagam Pengawasan
Lebih terperinciBUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyusunan laporan keuangan merupakan proses terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui bagaimana kinerja atau eksistensi suatu organisasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR
PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama kabupaten/kota di bidang urusan agama islam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam
Lebih terperinciBIMAS ISL STRATEGI DAN IMPLEMENTASI BIMAS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF
1 BIMAS ISL M STRATEGI DAN IMPLEMENTASI BIMAS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF VISI MISI Put a relevant subtitle in this line 1 COMPANY NAME ABS.COM
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar
No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran secara umum variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menarik kesimpulan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan
Lebih terperinciINTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DAN CLEAN GOVERNMENT Oleh : Dra. Zulaimah, Apt., M.Si Inspektur
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,
PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciBAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN. Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga
14 BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga Pekon Mutar Alam kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, berfungsi
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH 2 LATAR BELAKANG 1. Mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara Pemerintah
Lebih terperinciPT Wintermar Offshore Marine Tbk
PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ
ke KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.II/ 231 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN TELADAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP disebutkan bahwa dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI TAHUN 2010
KINERJA TAHUNAN KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 SASARAN KINERJA SATUAN 1. TATA USAHA Meningkatkan pembuatan laporan, program kerja dan penataan,tertib serta pemeliharaan inventaris kantor
Lebih terperinciBAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan
BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan
Lebih terperinciKUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010
KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 Kementerian/Pemprov/Pemkot/Pemkab : Unit Utama : Petunjuk Umum - Semua pertanyaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. merekap SSP. SSP tidak lagi dalam bentuk hard copy, melainkan SSP dapat
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain, sebagai berikut: 1. Perubahan sistem pelaporan pajak yang dilakukan oleh
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung
Lebih terperinciProf. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.
www.bpkp.go.id PERBAIKAN PENGENDALIAN INTERNAL DI SEKTOR PUBLIK MELALUI PERAN INTERNAL AUDIT DALAM UPAYA PENCEGAHAN FRAUD Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT 2015
PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE
Lebih terperinciKUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011
KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011 Kementerian/ Lembaga/ Pemprov / Pemkot : Unit Utama/SKPD : Petunjuk Umum - Semua
Lebih terperinciAKSI AREA PENGUATAN PENGAWASAN TAHUN 2017 per 31 mei 2017
AKSI AREA PENGUATAN PENGAWASAN TAHUN 2017 per 31 mei 2017 URAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN OUTPUT 1. Sosialisasi kepada Tim Satgas yang dilaksanakan pada awal tahun 2017 Sosialisasi Surat Keputusan 1268/SEKJEN/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciRabu, 19 Agustus 2015
Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENGENDALIAN INTERN DALAM PELAKSANAAAN DAN PERTANGUNGJAWABAN APBN : Pengalaman Kementerian Keuangan Rabu, 19 Agustus 2015 Rakorwas Peningkatan Kapasitas PI di Lingkungan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah menegaskan bahwa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah menegaskan bahwa dalam Pengawasan Internal Pemerintah lebih
Lebih terperinciDalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi
KUISIONER PENELITIAN Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal Berbasis COSO dan Dampaknya Pada Pencegahan Kecurangan Responden yang terhormat, Dalam rangka penelitian
Lebih terperinci