PROPOSAL RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMANAS MAKANAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DENGAN TEMPERATUR TERKENDALI
|
|
- Liani Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROPOSAL RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMANAS MAKANAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DENGAN TEMPERATUR TERKENDALI DISUSUN OLEH : 1. NANANG WAHDIAT AGUNG ARTANTO M. ALFADINO.M FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN
2 KATA PENGANTAR Atas limpahan taufik dan hidayah Allah SWT, penyusun bersyukur atas terselesaikan laporan praktikum CAE, dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Penyusun mengharapkan karya tulis ini dapat membantu pihak-pihak yang memerlukan, serta untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca. Selain itu, juga untuk memenuhi persyaratan nilai dari mata kuliah prktikum produksi. Laporan ini memuat pendahuluan,landasan teori praktikum, jurnal praktikum, jawaban pertanyaan serta penutup atau pembahasan. Tidak lupa dalam hal ini penyusun berterimakasih kepada Allah SWT. Memanjatkan syukur atas kehadiran Nya,serta kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung. Penyusun menyadari tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Begitu juga dengan penyusunan laporan ini, bila terdapat kekurangan maupun kesalahan, penyusun mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca. Demikian proposal ini disusun, semoga dapat berguna di kemudian hari serta dapat memberikan banyak manfaat. Jakartra, 10 juli
3 DAFTAR ISI Kata pengantar i Daftar Isi ii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Sketsa Gambar 3 (tiga) dimensi 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Energi Surya Thermal Pemantulan Cahaya Cermin Pembiasan Cahaya Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel Hukum Snellius Sistem kontrol 9 III. PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES 3.1 Perancangan Alat Cara Kerja Flow Chart Proses 14 IV. HASIL PERANCANGAN 4.1 Gambar Produk Prakiraan Biaya 16 V. PENUTUP 18 VI. DAFTAR PUSTAKA 19 3
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 % hingga tahun Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu nonrenewable energy dan renewable energy. Non-renewable energy merupakan sumber energi yang nantinya akan habis jika dipergunakan terus-menerus, sumber energi ini kini telah menyumbangkan 88% dari total kebutuhan energi di dunia. Sedangkan usia dari non-renewable energy ini sendiri hanya akan bertahan hingga 200 tahun ke depan. Dengan kondisi keterbatasan non-renewable energy tersebut menyebabkan perlunya diadakan suatu pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi yang disebut pengembangan energi hijau. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola dengan baik, sumber energi itu tidak akan habis. Di Indonesia pemanfaatan energi terbarukan dapat digolongkan dalam tiga kategori. Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap penelitian, misalnya energi pasang surut. Sebagai Negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi matahari yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut : untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat 4
5 Indonesia ( KBI ) sekitar 4,5 kwh / m 2 / hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia ( KTI ) sekitar 5,1 kwh / m 2 / hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kwh / m 2 / hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. 1.2 Perumusan Masalah Dalam perancangan dan pembuatan alat ini, penulis akan menghadapi beberapa permasalahan selama proses penyelesaian di atas. Permasalahanpermasalahan itu, diantaranya : 1. Menentukan cermin yang akan digunakan dalam pembuatan alat ini. 2. Menentukan set point temperatur untuk mengatur panas di dalam perangkat 3. Menentukan sudut kemiringan pada cermin agar mendapatkan sudut pantul yang diharapkan. 4. Menyesuaikan waktu dan biaya pembuatan dengan rencana yang telah dibuat dan diperkirakan sebelumnya. Dalam penulisan masalah Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Besarnya alat yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. 2. Menggunakan sensor untuk mengatur temperature di dalam perangkat. 3. Pengujian alat nantinya tergantung dengan kondisi cuaca yang terjadi pada saat pengujian, karena energi yang digunakan adalah Energi Matahari. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pemanfaatan alat yang akan dibuat adalah untuk mengurangi pemakaian sumber energi fosil karena selama ini minyak tanah dan gas lebih populer dibandingkan dengan energi matahari dalam hal memanaskan makanan bagi masyarakat luas. 1.4 Sketsa Gambar 3 (tiga) dimensi Tampak Atas 1 1. Control Panel 2. Sensor 2 3. Wadah 4. Celah Fluida 5
6 5. Kaca 6. Cermin Tampak Samping Cermin 2. Box Pemanas 3. Fan 4. Celah Udara 5. Accu 6. ControlPane 6
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Energi Surya Thermal Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 % dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Untuk memanfaatkan potensi energi matahari tersebut ada dua macam teknologi yang sudah diterapkan yaitu teknologi energi surya thermal dan energi surya Photo-Voltage. Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja lebih kecil atau hingga 60 0 C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga C) telah dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan kayu / besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional. Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya seperti sistem atau unit berikut: Pengering pasca panen (berbagai jenis teknologi); Pemanas air domestic; Pemasak/o; Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane ); Penyuling air ( Solar Distilation/Still ); Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet);
8 Sterilisator surya; Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih rendah. Perpindahan Panas Solar Thermal Panas berpindah dari daerah dengan temperatur yang tinggi kedaerah dengan temperatur yang lebih rendah menurut hukum thermodinamika ke-0 bahwa bila dua buah benda disatukan dalam suatu wadah, panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan, perpindahan panas yang terjadi pada alat ini dibagi menjadi 2 bagian, diantaranya adalah : 1. Konduksi Konduksi pada benda padat adalah perpindahan panas dari suatu titik pada benda padat pada titik lain dibenda padat tersebut sebagai hasil dari gradien temperatur. Perpindahan ini melibatkan perpindahan energi kinetik dari suatu molekul ke molekul lain yang dapat berupa cair dan gas. Konduksi dapat terjadi bila terdapat molekul, oleh karena itu konduksi tidak dapat terjadi pada saat pakum. Sebagai contoh konduksi sebuah pipa panjang dipanaskan pada ujung satunya, kemudian pada ujung satunya akan terjadi peningkatan temperatur. Persamaan perpindahan panas untuk aliran tetap. dt Q KA (2.1) dx Dimana Q = Besar Panas (W) A = Luas Penampang (m 2 ) K = Konduktivitas Termal (W.m/K) dt/dx = Gradien temperatur (K/m) Persaman diatas juga dapat ditulis sebagai berkut: T T Q KA x 1 2 (2.2) Dimana T 1,T 2 = Suhu dipermukaan berada pada Temperatur konstan (K) x = Ketebalan Benda (m)
9 2. Radiasi Radiasi adalah perpindahan energi dengan jalan gelombang elektromagnetik. Radiasi bisa ditransmisikan dengan memperbesar lebar gelombang dari panjnag gelombang, tetapi radiasi panas hanya berjalan pada lebar diantara 0,100 dan 100 mm. jadi untuk perangkat ini, radiasi panas adalah sumber panas penting yang berasal dari luar. Jika tubuh terkena radiasi panas, panas akan diserap sebagian, dipantulkan sebagian dan sebagian ditransfer melewati tubuh itu. 1 (2.3) Dimana α= Absorptivitas ρ= Reflektifitas τ= Transmisivitas ketika berbicara mengenai radiasi, sangat penting untuk mengerti mengenai benda hitam. Benda hitam menyerap semua radiasi dan energi dibawah ini. Dimana Eb E b = rata-rata energi (W/m 2 ) 4 T (2.4) σ = 5,67x10-8 W/m 2 K 4 = Ketetapan konstan Stefan Boltzmann T = temperature absolute (W/m 2 ) Hal ini dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzmann. Intensitas radiasi energi pada benda hitam kepada permukaan normal. Dimana I n = Intensitas (W/m 2 ) I E b n (2.5) 2.2 Pemantulan Cahaya Cahaya merupakan salah satu bentuk dari energi yang berupa gelombang elektromagnetik. Apabila berkas cahaya jatuh pada permukaan benda lalu
10 dibalikkan kembali, dikatakan bahwa cahaya itu dipantulkan (refleksi). Dimana hukum pemantulan cahaya, yang berbunyi : 1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada sebuah bidang datar. 2. Sudut pantul sama dengan sudut datang Cermin Cermin adalah semua benda baik yang terbuat dari kaca, logam atau cairan, yang permukaannya licin dan mengkilap. Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dapat digolongkan atas : 1. Cermin datar adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya datar. Sedangkan garis normalnya adalah garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang cermin. Gambar. Pemantulan pada Cermin Datar 2. Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan, dan merupakan bagian dari sesuatu bola. Sedangkan garis normalnya adalah garis-garis yang menghubungkan antara titik-titik jatuh pada permukaan bidang lengkung dengan titik pusat kelengkungan. Gambar. Pemantulan pada Cermin Cekung 3. Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan, dan merupakan bagian luar dari sesuatu bola. Garis normalnya adalah perpanjangan garis yang menghubungkan antara titik-titik jatuh pada permukaan bidang lengkung dengan titik pusat kelengkungan cermin.
11 Gambar. Pemantulan pada Cermin Cembung 2.3 Pembiasan Cahaya Berkas cahaya yang jatuh pada permukaan benda bening atau tembus cahaya, maka berkas cahaya tersebut : 1. Sebagian dipantulkan 2. Sebagian diserap 3. Sebagian besar diteruskan dengan lurus atau dibelokkan, sesuai dengan arah jatuhnya berkas cahaya pada bening tersebut. Pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu medium (zat perantara) menuju ke medium yang lain disebut pembiasan cahaya (refraksi) Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel Kaca planparalel adalah sebuah kaca tebal yang sebenarnya terdiri dari beberapa kaca tipis yang datar (plan), kemudian digabung menjadi satu secara paralel sehingga merupakan sebuah belok kaca. i N n 1 N r n 2 i r n 1 Gambar. Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel
12 Misalnya indeks bias udara n 1 dan indeks bias kaca n 2 ' sin i n sin i n sin r n r n ' 2 1 dan ' 1 sin 2 sin i sin i n n sin r r n n ' 2 1 ' sin 1 2 Dari gambar diketahui i' = r, maka sin i sin r 1 ' sin r sin r sehingga i = r' Hukum Snellius Menurut seorang ilmuwan Belanda, Willebrord Snellius, indeks bias suatu medium adalah perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias, yang sama panjangnya pada bidang batas antara dua medium. Kemudian Snellius menetapkan suatu hukum yang dikenal dengan Hukum Snellius, yang menyatakan bahwa : 1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam sebuah bidang datar. 2. Perbandingan proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias, yang sama panjangnya pada bidang batas antara 2 buah medium merupakan bilangan tetap Pembiasan pada Lensa Lensa merupakan zat optik yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau permukaan lengkung dan permukaan datar. Menurut sifat pembiasannya, lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu lensa konvergen dan lensa divergen. Lensa konvergen atau lensa cembung bersifat mengumpulkan berkas cahaya yang datang padanya. Sedangkan lensa divergen atau lensa cekung bersifat menyebarkan berkas cahaya yang datang padanya.
13 2.4 Sensor Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera.
14 BAB III PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES 3.1 Perancangan Alat Nama-nama bagian dari perangkat / alat yang akan kami buat : 1. Cermin bagian luar 2. Cermin bagian dalam 3. Kotak pemanas 4. Wadah tempat makanan yang akan dipanaskan / dimasak 5. Sensor suhu Cermin bagian luar Cermin yang akan digunakan pada bagian luar berjumlah 4 cermin yang dipasang berhadapan satu sama lainnya. Dengan menentukan sudut kemiringan dari pemasangan cermin bagian luar ini maka akan mempengaruhi besarnya sinar pantul yang akan dipantulkan ke bagian dalam perangkat dan mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya juga akan membentuk sudut pantul yang besarnya sama dengan sudut datang. Sinar datang Sinar pantul Sudut kemiringan cermin Persamaan perpindahan panas untuk aliran tetap. dt Q KA (3.1) dx Dimana Q = Besar Panas (W) A = Luas Penampang (m 2 )
15 K = Konduktivitas Termal (W.m/K) dt/dx = Gradien temperatur (K/m) Persaman diatas juga dapat ditulis sebagai berkut: T T Q KA x 1 2 (3.2) Dimana T 1,T 2 = Suhu dipermukaan berada pada Temperatur konstan (K) X = Ketebalan Benda (m) Laju panas dari benda dapat dihitung perunit area dengan cara membagi persamaan 3.1 dengan area seperti yang ditunjukan di bawah ini: Q X q A KA (3.3) Dimana, q = rata-rata perpindahan panas sepanjang X perunit area (W/m 2 ) Resitivitas thermal dari benda juga hal yang berguna untuk menentukan jarak material dan didefinisikan sebagai berikut: R Dimana : Rc = Resistivitas Thermal (K/W) C X (3.4) KA Disubtitusikan ke persamaan 3.2 : Q T T 1 (3.5) 2 Hukum Fourier untuk konduksi panas sama dengan Hukum Ohm untuk arus listrik, sifat Q seperti arus, perbedaan pada sifat suhu dasar seperti tegangan, dan resistivitas panas seperti resistivitas listrik. Dengan hal ini dipikirkan, model matematika panas bisa dibuat seperti model sirkuit listrik. Hal lain yang berguna adalah konduktivitas panas dari material yang diartikan sebagai kapasitas system dalam mengkonveksi panas. C Q T T 1 2 (3.6)
16 Dimana : C = Konduktansi dari material (W/K) Jika beberapa material digabung bersama rata-rata dari konduktansi panas melewati material bisa dihitung dengan cara yang sama seperti aliran arus listrik melewati baterai yang dihubungkan seri. T T 1 2 Q R 1 R 2 R 3 (3.7) Persamaan 3.7. diasumsikan kotak yang sempurna diantara tiap permukaan. Dalam system jarak ini bukan permasalahan dan jarak atau perbedaan kekasaran dari material harus di masukan dalam pertimbangan. Cermin bagian dalam Bagian dalam dari perangkat juga akan dipasangkan cermin totalnya sama dengan cermin yang dipasangkan di luar perangkat yaitu 4 buah cermin. Fungsi cermin yang dipasangkan di bagian dalam ini adalah untuk memantulkan kembali sinar matahari setelah dibiaskan oleh kaca penutup, cermin bagian dalam ini akan diatur pemasangannya agar sinar yang dipantulkan terfokus pada titik fokus yang telah ditentukan sebelumnya. Kotak pemanas Kotak pemanas ini akan memiliki 6 buah sisi dengan masing-masing besarnya luas sisi sama dengan luas bangun datar bujur sangkar. L = s 2 Dimana : L = Luas S = panjang sisi Sisi bagian atas dari kotak pemanas ini akan dipasangkan kaca yang gunanya untuk membiaskan cahaya ke dalam kotak pemanas setelah dipantulkan oleh cermin pada bagian luar. Selain itu fungsinya sama seperti efek rumah kaca untuk menahan energi yang dipancarkan kembali sehingga dapat meningkatkan temperatur di dalam ruangan tersebut.
17 Wadah tempat makanan Wadah berfungsi sebagai tempat makanan yang akan dipanaskan / dimasak. Wadah ini akan menggunakan bahan yang dapat menyerap panas dengan baik. Benda hitam menyerap semua radiasi dan energi dibawah ini. Dimana Eb E b = rata-rata energi (W/m 2 ) 4 T (3.8) σ = 5,67x10-8 W/m 2 K 4 = Ketetapan konstan Stefan Boltzmann T = temperature absolute (W/m 2 ) Hal ini dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzmann. Intensitas radiasi energi pada benda hitam kepada permukaan normal. I E b n (3.9) Dimana I n = Intensitas (W/m 2 ) Jika sumber radiasi membentuk sudut, cara menghitung dengan I E b cos (3.10) Sensor Suhu Pemasangan sensor bertujuan untuk mendeteksi temperature yang terjadi pada perangkat pemanas. Sensor itu akan mengirimkan sinyal kepada control panel agar temperature yang ada di dalam dapat dikendalikan dengan memberikan perintah kepada fan untuk bekerja. Range suhu pengendalian adalah 95 0 Celcius hingga Celcius. Fan yang digunakan terdiri dari dua buah, yaitu satu sebagai penyedot udara luar ke dalam agar masuk ke celah udara sedangkan Fan yang lain untuk menyedot udara dari dalam keluar. Fan 1 Fan 2 Arah aliran udara
18 3.2 Cara Kerja Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa fungsi alat yang kami rancang ialah untuk mengurangi pemakaian sumber energi fosil dengan beralih menggunakan energi matahari untuk memanaskan / memasak makanan. Maka kami akan menjelaskan proses atau cara kerja alat yang kami rancang dan akan kami buat. Cahaya Matahari Cermin Luar dipantulkan Kaca dibiaskan Cermin Dalam Dipantulkan ke titik fokus Wadah Energi panas meningkat Temperatur >105 0 Sensor Control Panel di perangkat Proses Pematangan Fan Matang
19 Cahaya matahari yang dipancarkan jatuh ke cermin dimana cahaya itu akan dipantulkan kembali ke dalam perangkat untuk diproses menjadi panas. Saat sinar matahari datang, sinar tersebut mempunyai sudut datang dengan sudut kemiringan tertentu tergantung dari posisi matahari sehingga sinar tidak langsung dapat menyinari wadah. Oleh karena itu, diperlukan cermin untuk memantulkan sinar matahari ke dalam perangkat dengan terlebih dahulu melalui kaca untuk proses terjadinya pembiasan. Di dalam perangkat yang berbentuk seperti kubus keempat sisi samping dari perangkat terdapat cermin untuk memantulkan sinar yang datang dari hasil pemantulan pada cermin bagian luar perangkat dan pembiasan dari kaca untuk diarahkan ke titik fokus yang telah ditentukan sebelumnya, titik fokus itu adalah wadah. Di dalam wadah ini akan terjadi penyerapan panas sehingga suhu di dalam perangkat juga akan meningkat yang dimanfaatkan untuk proses pemanasan makanan, peningkatan suhu ini akibat dari panas yang dikeluarkan wadah tertahan oleh kaca penutup. Untuk mencegah panas yang berlebihan digunakanlah fan atau kipas untuk mengurangi panas pada perangkat, fan ini dihubungkan dengan sensor suhu yang akan mendeteksi perubahan suhu di dalam perangkat. Batas suhu atau set point yang ditentukan antara 95 0 celcius hingga celcius. Ketika suhu di dalam perangkat mencapai celcius ke atas, perubahan suhu akan terdeteksi oleh sensor dan sensor akan mengirimkan sinyal ke control panel memerintahkan kepada fan untuk bekerja (fan berputar) dan apabila suhu di dalam perangkat pemanas telah kembali pada set point yang telah ditentukan, maka sensor akan memerintahkan fan untuk berhenti bekerja (fan berhenti berputar) sehingga suhu di dalam perangkat akan terjaga.
20 BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Gambar Produk Tampak Atas 1 1. Control Panel 2. Sensor 2 3. Wadah 4. Celah Fluida 5. Kaca 6. Cermin Tampak Samping Cermin 2. Box Pemanas 3. Fan 4. Celah Udara 5. Accu 6. Control Panel
21 4.3 Prakiraan Biaya Pembuatan alat Harga Satuan No Uraian Unit (Rp) Biaya yang diperlukan(rp) 1 Besi Siku 12 50, ,000 2 Cermin 30 cm² 10 50, ,000 3 Kaca 5 mm 2 100, ,000 4 Wadah 2 50, ,000 5 Engsel 15 10, ,000 6 Penyangga 4 25, ,000 7 Lem Kaca 2 25,000 50,000 8 Sensor 1 350, ,000 9 Control Panel 1 650, , Aki 12 V 1 100, , Fan 2 50, , Lain-lain 700,000 Jumlah 3,600,000 Pembuatan Proposal No Uraian Banyaknya Biaya Satuan Biaya yang dibutuhkan (Rp) (Rp) 1 Tinta Reffil Black Color 1 20,000 20,000 2 Kertas A4 1 rim 30,000 30,000 3 Buku Referensi 1 25,000 25,000 4 Jilid Proposal 1 2,000 2,000 5 Searching Referensi di Internet 4 Jam 4,000 16,000 Jumlah 88,000 BAB V PENUTUP Demikian proposal tugas akhir ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan semoga dapat memberikan gambaran secara umum tentang tugas akhir yang insya
22 allah akan kami buat. Kami berharap dari proposal ini Tim Evaluasi Tugas Akhir dapat mengizinkan kami untuk menjalankan dan kemudian kami aktulisasikan isi dari proposal ini menjadi suatu bentuk dari Tugas Akhir, sehingga dapat kami gunakan salah satunya sebagai syarat-syarat dari kelulusan Diploma Politeknik Negeri Jakarta. Dengan segala kerendahan hati kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal tugas akhir ini dan kami berharap Tim Evaluasi Tugas Akhir dengan kebesaran hati memakluminya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami selaku calon peserta Tugas Akhir mengucapkan terima kasih. BAB VI DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, W Teknologi Rekayasa Surya. Bandung. Pradnya Paramita
23 Komunitas Mahasiswa Sentra Energi Berbagai Aplikasi Energi Surya. Yogjakarta : Universitas Gadjah Mada. Sunarto, dkk Seri Fisika. Solo Portal Media Informasi Energi Solar Energy.Indonesia. Fischer, Max Thermal Control. UK
PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERINGAN Pengeringan adalah proses pengurangan kelebihan air yang (kelembaban) sederhana untuk mencapai standar spesifikasi kandungan kelembaban dari suatu bahan. Pengeringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka
Lebih terperinciMacam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.
BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012
ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 Waktu : 120 Menit Petunjuk: I. Pilihlah satu jawaban yang benar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciSISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING
SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef 1, Marsal 2, Rizky Arman 3 dan K. Sopian 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta,
Lebih terperinciCahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.
Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Energi Surya Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi panas surya (Matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
Lebih terperinciO L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I
CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar Pengeringan Dari sejak dahulu pengeringan sudah dikenal sebagai salah satu metode untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika
Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciPerpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan
Lebih terperinciAnalisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder
Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder Ketut Astawa, I Ketut Gede Wirawan, I Made Budiana Putra Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, Bali-Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari, misalnya dalam bidang industri, dan rumah tangga. Saat ini di Indonesia pada umumnya masih menggunakan
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI CAHAYA
PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya
Lebih terperinciKALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B
Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu
Lebih terperinciPERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN
PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA
ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA Walfred Tambunan 1), Maksi Ginting 2, Antonius Surbakti 3 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru 1) e-mail:walfred_t@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciPERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan
Nama : Ahmad Sulaiman NIM : 5202414055 Rombel :2 PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan energi yang berpindah antar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar
BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer
Lebih terperinciCAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.
Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER
RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER Oleh: Zainul Hasan 1, Erika Rani 2 ABSTRAK: Konversi energi adalah proses perubahan energi. Alat konversi energi
Lebih terperinciPengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar
JURNA TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 2, Oktober 2001: 52 56 Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT 1. USAHA Sebuah benda bermassa 50 kg terletak pada bidang miring dengan sudut kemiringan 30 terhadap bidang horizontal. Jika
Lebih terperinciPEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita
PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.
Lebih terperinciSISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan
SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciKonduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi
Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi
Lebih terperinciPENDINGIN TERMOELEKTRIK
BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena
Lebih terperinci3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar
1. Pembacaan jangka sorong di samping yang benar adalah. cm a. 1,05 c. 2, 05 b. 1,45 d. 2, 35 2. Adi berangkat ke sekolah pukul 06.15. Jarak rumah Ardi dengan sekolah 1.8 km. Sekolah dimulai pukul 07.00.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 204/205 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 0 Hari / Tanggal
Lebih terperinci9/17/ KALOR 1
9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering
Lebih terperinciHANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.
HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2013 HandOut Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika Prodi. PGSD Semester
Lebih terperinciLampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK
Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK
Lebih terperinciPEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL
Laporan Hasil Praktikum PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL Disusun Oleh : Daning Herawati 36 / XII IPA 5 SMA NEGERI 2 JEMBER Tahun ajaran 2014/2015 A. Tujuan Percobaan 1. Menyelidiki sifat pembiasan pada
Lebih terperinciPEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS
Lebih terperinciDitemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744
A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii iv v vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciPENGANTAR PINDAH PANAS
1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)
Lebih terperinciAnalisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Ketut Astawa1, Nengah Suarnadwipa2, Widya Putra3 1.2,3
Lebih terperincibesarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air
Lebih terperinciYAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja
YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Program : X/Inti Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juni 2008 Waktu : 120
Lebih terperinciSecara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l
SUHU DAN KALOR A. Perpindahan Kalor Kalor juga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses inilah yang disebut perpindahan kalor/ panas/ energi. Ada tiga jenis perpindahan kalor, yaitu:
Lebih terperinciSOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal
64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 01 Hari / Tanggal :
Lebih terperinciC. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x
1. Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L 0 pada temperatur T akan mengalami pemuaian panjang sebesar
Lebih terperinciPanas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving
PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciPemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas
Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK
PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER Arief Rizki Fadhillah 1, Andi Kurniawan 2, Hendra Kurniawan 3, Nova Risdiyanto Ismail 4 ABSTRAK Pemanas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BB III METODOLOGI PENELITIN Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap lat Distilasi Surya dengan menvariasi penyerapnya dengan plastik hitam dan aluminium foil.
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.
BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan
Lebih terperinciKALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...
Lebih terperinci13. Cahaya; Optika geometri
mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya
Lebih terperinciSuhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5
Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
Lebih terperinciSD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11
SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11 1. Pasangan alat berikut ini dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak adalah. kipas angin dan seterika kipas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Matahari atau juga disebut Surya adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak sekitar 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan di dalamnya dari hubungan energi dengan musim, pemenuhan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan energi Kebutuhan akan sumber energi di muka bumi ini sangat mempengaruhi aspek kehidupan di dalamnya dari hubungan energi dengan musim, pemenuhan kebutuhan pokok makhluk
Lebih terperinciTugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap
BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciOptika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.
1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 05 Hari / Tanggal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ENERGI MATAHARI Radiasi matahari dapat digunakan untuk menghasilkan energi termal untuk air, bisa juga digunakan sebagai sumber pemanas pada siklus pemanas mesin sebagai tenaga
Lebih terperinciANTIREMED KELAS 10 FISIKA
ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-07 halaman 1 01. Seseorang berdiri di depan cermin datar sehingga ia dapat melihat keseluruhan bayangannya. Jika cermin
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN
Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah
Lebih terperincisteady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu
Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat
Lebih terperinciSatuan Operasi dan Proses TIP FTP UB
Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Pasteurisasi susu, jus, dan lain sebagainya. Pendinginan buah dan sayuran Pembekuan daging Sterilisasi pada makanan kaleng Evaporasi Destilasi Pengeringan Dan lain
Lebih terperinciAnalisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No., Juli 2016 (1 6) Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara I Kadek Danu Wiranugraha, Hendra Wijaksana dan Ketut
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan kemajuan teknologi. Hal ini karena semakin banyak diciptakan mesin-mesin yang membutuhkan
Lebih terperinciSumber Cahaya dan Sumber Tenaga
Sumber Cahaya dan Sumber Tenaga Paper Halaqoh Disusun pada tanggal, 22 April 2013 Pembina Prof. Dr. KH. Ahmad Mudlor,SH Oleh M. Kholil Mahasiswa Semester 2 Fakultas Teknologi Pertanian Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Matahari. Radiasi matahari dapat digunakan untuk menghasilkan energi termal untuk air, bisa juga digunakan sebagai sumber pemanas pada siklus pemanas mesin sebagai tenaga
Lebih terperinci7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi
Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet
Lebih terperinciC21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.
1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas
Lebih terperincibiasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias
7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?
Lebih terperinciFisika Dasar 13:11:24
13:11:24 Coba anda gosok-gosok tangan anda, apa yang anda rasakan? 13:11:24 Apakah tangan anda menghangat? Kenapa bisa terjadi seperti itu? Mempelajari pengaruhdarikerja, aliranpanas, dan energi di dalam
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)
TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP
Lebih terperinciAnalisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (88-92) Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa Jurusan
Lebih terperinciBAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN
BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR
A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Informatika Mata Kuliah : Fisika Dasar Kode : TI 219 Bobot : 4 (empat) sks Kelas Semester Prasyarat Deskripsi Singkat Standar Kompetensi : TI 2A : 2 (dua)
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinci