Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara
|
|
- Farida Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No., Juli 2016 (1 6) Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara I Kadek Danu Wiranugraha, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali Abstrak Energi matahari adalah salah satu sumber alternatif yang sangat mudah diperoleh di Indonesia. Namun pemanfaatan energi matahari belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang bisa memanfaatkan energi matahari secara optimal. Kolektor surya adalah sebuah alat yang mampu menyerap dan memindahkan panas dari energi matahari ke fluida kerja. Penelitian dilakukan dengan kolektor surya pelat bergelombang bertujuan untuk menambah luasan permukaan penerima radiasi matahari. Penelitian ini dilakukan dengan variasi kecepatan udara 8 m/s, 6,4 m/s, 4,8 m/s, 3,2 m/s dan 1,6 m/s. Hasil dari pengujian dan perhitungan didapat energi berguna dan efisiensi paling besar yang dihasilkan kolektor pada masing-masing kecepatan adalah : kecepatan 8 m/s, Qu = W, ɳa = %, kecepatan 6,4 m/s, Qu = 596 W, ɳa = %, kecepatan 4,8 m/s, Qu = W, ɳa = %, kecepatan 3,2 m/s, Qu = W, ɳa = % dan kecepatan 1,6 m/s, Qu = W, ɳa = %. Kata Kunci : Kolektor surya pelat bergelombang, Variasi kecepatan udara, Performansi kolektor. Abstract Solar energy is one alternative source that is readily available in Indonesia. However, the utilization of solar energy has not been used optimally. Therefore we need a tool that can harness solar energy optimally.solar collector is a device that is able to absorb and transfer heat from the solar energy to the working fluid. The study was conducted with a corrugated plate solar collector aims to increase the surface area of the sun's radiation recipients. This study was done by varying the air velocity 8 m/s, 6.4 m/s, 4.8 m/s, 3.2 m/s and 1.6 m/s. The results of the testing and calculations obtained useful energy and efficiency generated most collectors at each speed are: speed of 8 m/s, Qu = W, ɳa = %, the speed of 6.4 m/s, Qu = 596 W, ɳa = %, the speed of 4.8 m/s, Qu = W, ɳa = %, a speed of 3.2 m/s, Qu = W, ɳa = % and a speed of 1.6 m/s, Qu = W, ɳa = %. Keywords : corrugated plate solar collectors, air speed variation, Performance collector. 1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis yang sinar mataharinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Banyak pemanfaatan sumber energi matahari yang sudah dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, seperti menjemur padi, cengkeh, pakaian, dan lain sebagainya. Energi matahari adalah salah satu sumber alternatif yang sangat mudah diperoleh di Indonesia. Namun pemanfaatan energi matahari belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang bisa memanfaatkan energi matahari secara optimal. Perangkat yang digunakan untuk memanfaatkan energi surya disebut kolektor surya. Kolektor surya adalah sebuah alat yang mampu menyerap dan memindahkan panas dari energi matahari ke fluida kerja. Ada beberapa tipe kolektor surya, salah satu diantaranya adalah kolektor surya pelat datar. Jenis kolektor ini menggunakan pelat lembaran, dimana untuk mendapatkan hasil yang optimal pelat dicat dengan cat berwarna hitam doff, tujuannya adalah untuk mendapatkan penyerapan radiasi matahari yang optimal. Untuk menjaga supaya tidak terjadi kerugian panas, maka digunakan tutup transparan berupa kaca bening sehingga terjadi efek rumah kaca, dan pada bagian bawah dan samping diberikan isolasi. Pada dasarnya, modifikasi atau pengembangan kolektor surya dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti membuat pengganggu aliran udara di dalam kolektor dengan menggunakan sirip berlubang [1]. Penggunaan pelat bergelombang sebagai pelat penyerap pada kolektor [2], dan performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan aliran fluida mengikuti kontur pelat dan variasi jumlah saluran udara [3]. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu, bagaimana pengaruh variasi kecepatan udara yang diberikan ke kolektor terhadap performansi kolektor surya pelat bergelombang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui performansi yang dihasilkan dari kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara. 2. Dasar Teori Perpindahan panas atau heat transfer adalah ilmu yang meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur, dimana energi yang berpindah tersebut dinamakan kalor atau panas (heat). Panas akan berpindah dari medium yang bertemperatur lebih tinggi ke medium yang temperaturnya lebih rendah. Perpindahan panas ini berlangsung terus sampai ada kesetimbangan temperatur diantara kedua medium tersebut.perpindahan panas dapat terjadi melalui Korespondensi: Tel danuwiranugraha174@gmail.com
2 beberapa mekanisme, yaitu perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas konduksi merupakan perpindahan panas yang terjadi pada suatu media atau pada media fluida yang diam akibat adanya perbedaan temperatur antara permukaan yang satu dengan permukaan yang lain pada media tersebut. Persamaan laju konduksi dikenal dengan Hukum Fourier tentang Konduksi (Fourier Low of Heat Conduction), yang persamaan matematikanya sebagai berikut: dt q kond ka (1) dx dimana: q = laju perpindahan panas konduksi (W) K A kond = konduktivitas termal bahan (W/m.K) =luas penampang tegak lurus terhadap arah aliran panas (m 2 ) = gradien temperatur pada penampang (K/m) dt dx (-) = perjanjian Fourier Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari suatu permukaan media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir atau bergerak atau sebaliknya akibat adanya perbedaan temperatur. Laju perpindahan panas konveksi adalah merupakan hukum Newton tentang pendinginan (Newton's Law of Cooling) yaitu: q h. A T T (2) konv s. s dimana: q konv = Laju perpindahan panas konveksi (W) h = Koefisien perpindahan panas konveksi ( W/m 2.K) As = Luas permukaan perpindahan panas (m 2 ) Ts = Temperatur permukaan (K) T = Temperatur fluida (K) Energi dari medan radiasi ditransportasikan oleh pancaran atau gelombang elektromagnetik (photon), dan asalnya dari energi dalam material yang memancar. Transportasi energi pada peristiwa radiasi tidak harus membutuhkan media, justru radiasi akan lebih efektif dalam ruang hampa. Besarnya radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda riil (nyata), q rad,g (W), adalah : q rad,g = ε. σ. T s 4. A (3) dimana : q rad,g = laju pertukaran panas radiasi (W) ε = emisivitas (0< ε < 1) σ = konstanta proporsionalitas dan disebut konstanta Stefan-boltzmann yang nilainya 5,67 x 10-8 (W/m 2 K 4 ) A = luas bidang permukaan (m 2 ) Ts = temperatur benda (K) Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu media, maka sebagian energi radiasi tersebut akan di pantulkan (refleksi), sebagian akan diserap (absorpsi), dan sebagian lagi akan diteruskan (transmisi) [4], seperti ditunjukan pada gambar 1 dibawah ini: Gambar 1 Bagan pengaruh radiasi datang Sumber: (Bejan, 1993 halaman 507) Energi yang berguna digunakan untuk menghitung seberapa besar panas yang berguna yang dihasilkan oleh kolektor surya. Sedangkan efsiensi digunakan untuk menghitung performansi atau unjuk kerja dari kolektor surya tersebut. Untuk perhitungan energi yang diserap atau energi berguna pada kolektor digunakan persamaan: Q u,a = ṁ x c p x (T out - T in) (4) dimana: Q u,a = panas yang berguna (Watt) ṁ = laju aliran massa fluida (kg/s) c p = panas jenis fluida (J/kg.K), nilai c p didapat dari properties fluida berdasarkan temperatur (T rata rata = T 0+T i ) 2 T in = temperatur fluida keluar (K) = temperatur fluida masuk (K) T out Efisiensi kolektor adalah perbandingan panas yang diserap oleh fluida atau energi berguna dengan intensitas matahari yang mengenai kolektor. Performansi kolektor dapat dinyatakan dengan efisiensi thermal akan tetapi, intensitas matahari berubah terhadap waktu. Efisiensi kolektor surya dihitung menggunakan persamaan: a = Qu,a x 100% (5) Ac x IT dimana : ɳa = efisiensi actual kolektor (%) Q u,a = energi berguna pada kolektor ( Watt ) Ac = luas kolektor IT = intensitas cahaya matahari 2
3 3. Metode Penelitian 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan metode eksperimental. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara, variasi kecepatan udara yang akan dilakukan adalah dengan variasi bukaan katup pada blower, variasi kecepatan dibuat dengan kecepatan 1,6 m/s, 3,2 m/s, 4,8 m/s, 6,4 m/s dan 8 m/s. Setelah persiapan selesai maka dilakukan pengujian pada kolektor surya dengan cara pengamatan dan pencatatan data-data yang dutunjukkan oleh alat ukur. Setelah mendapatkan data-data yang aktual dari kolektor surya tersebut maka temperatur keluar kolektor diukur dan energi berguna dan efisiensi dihitung secara aktual. Kemudian dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi munculnya suatu gejala dalam penelitian ini variabel babasnya adalah intensitas radiasi matahari, waktu penelitian, dan variasi kecepatan aliran udara. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah energi berguna dan efisiensi kolektor surya. membuat aliran udara turbulen di dalam kolektor surya dan untuk memperluas bidang penyerapan panas. Untuk penutup bagian atas kolektor digunakan kaca bening dengan ketebalan 5mm. Pada bagian bawah dan samping kolektor diberi isolasi yang terdiri dari Styrofoam dengan ketebalan 20mm dan triplek dengan ketebalan 10mm. Jarak antara kaca dengan pelat penyerap N = 10cm. Kemiringan kolektor dibuat dengan sudut kemiringan 30,dan pada bagian lubang masuk udara dibuat sekat-sekat pembagi udara masuk. 3.3 Penempatan Alat Ukur Kecepatan udara di ukur pada saluran udara keluar kolektor dengan anemometer. Untuk pengukuran temperatur pelat penyerap dan udara mengalir digunakan thermocouple dan thermometer, yang dipasang masing-masing pada titik pengujian. Gambar 3. Penempatan Alat Ukur 3.4 Diagram Alir Penelitian Gambar 2. Konstruksi kolektor surya pelat bergelombang Keterangan: 1. Lubang keluar udara panas kolektor surya 2. Triplek 3. Styrofoam (isolator) 4. Pelat penyerap panas bergelombang 5. Kaca ( tutup transparan) 6. Sekat pembagi udara masuk 7. Lubang udara masuk kolektor surya 3.2 Persiapan Peralatan Luas kolektor surya yang dipakai A = 3,2m 2, dengan lebar kolektor W c = 1,6m dan panjang kolektor L p = 2m. Pelat penyerap menggunakan pelat bergelombang (seng atap) dicat dengan warna hitam doff. Penggunaan pelat bergelombang bertujuan untuk A 3
4 A dihasilkan kolektor menjadi kecil. Energi berguna paling besar dihasilkan pada pukul 12:10. Gambar 6. Grafik energi berguna aktual (Qu,a) pada kecepatan aliran udara 3,2 m/s Gambar 4. Diagram alir penelitian 4. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengujian kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaanpersamaan di atas diperoleh hasil yang dibuat dalam grafik hasil pengujian. Pada gambar 6 dapat dijelaskan, terjadi penurunan energi berguna pada pukul 11:10, hal ini disebabkan karena Tout yang dihasilkan kolektor kecil yang dipengaruhi oleh turunnya intensitas cahaya matahari yang masuk kolektor, karena berkurangnya panas yang diserap kolektor menyebabkan panas udara yang mengalir di dalam kolektor akan berkurang sehingga menghasilkan energi berguna yang kecil. Energi berguna paling besar dihasilkan pada pukul 12: Grafik Energi Berguna Tiap Kecepatan Gambar 7. Grafik energi berguna aktual (Qu,a) pada kecepatan aliran udara 4,8 m/s Gambar 5. Grafik energi berguna aktual (Qu,a) pada kecepatan aliran udara 1,6 m/s Pada gambar 5 dapat dijelaskan, penurunan energi berguna terjadi pada pukul 10:30 dan 11:50 hal ini disebabkan karena Tout kolektor yang menurun yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam kolektor, karena berkurangnya panas yang diterima oleh udara yang mengalir di dalam kolektor menyebabkan energi berguna yang Paga gambar 7 dapat dijelaskan, terjadi penurunan energi berguna pukul 12:00 dan 13:40 hal ini disebabkan oleh Tout kolektor yang dihasilkan kecil karena pengaruh dari turunnya intensitas cahaya matahari. Karena berkurangnya panas yang diserap oleh kolektor menyebabkan turunnya panas udara yang mengalir di dalam kolektor sehingga energi berguna yang dihasilkan menjadi kecil. Energi berguna paling besar dihasilkan pada pukul 13:00. 4
5 2. Efisiensi Aktual (ƞa) Kolektor Pelat Bergelombang Gambar 8. Grafik energi berguna aktual (Qu,a) pada kecepatan aliran udara 6,4 m/s Pada gambar 8 dapat dijelaskan, terjadi penurunan energi berguna kolektor pada pukul 15:00, hal ini disebabkan oleh Tout yang dihasilkan kecil karena pengaruh dari intensitah cahaya matahari yang menurun. Dengan turunnya panas yang diterima oleh kolektor menyebabkan penurunan temperatur pada udara mengalir yang ada di dalam kolektor sehingga energi berguna yang dihasilkan akan kecil. Energi berguna paling besar diperoleh pada pukul 12:10. Gambar 10. Grafik efisiensi aktual ( ɳa ) pada kecepatan aliran udara 1,6 m/s Pada gambar 10 dapat dijelaskan, efisiensi pada jam 10:10 naik diakibatkan karena intensitas cahaya matahari menurun, intensitas akan berbanding terbalik dengan efisiensi, selain pengaruh dari intensitas efisiensi juga dipengaruhi oleh besarnya Qu yang dihasilkan, semakin besar Qu maka efisiensi akan semakin besar juga. Efisiensi paling besar didapat padat pukul 10:10. Gambar 11. Grafik efisiensi aktual ( ɳa ) pada kecepatan aliran udara 3,2 m/s Gambar 9. Grafik energi berguna aktual (Qu,a) pada kecepatan aliran udara 8 m/s Pada gambar 9 dapat dijelaskan, energi berguna yang dihasilkan terjadi penurunan pada pukul 11:20, 11:40, 12:30 dan 15:10 hal ini disebabkan oleh Tout yang dihasilkan kolektor kecil karena pengaruh dari intensitas cahaya matahari yang menurun, cepatnya penurunan energi berguna juga dipengaruhi oleh kecepatan aliran udara yang melewati kolektor sehingga pada kecepatan yang tinggi pada saat I T turun energi berguna akan menurun yang disebabkan oleh Tout yang menurun dengan cepat karena pelat penyerap lebih cepat membuang panasnya ke udara. Energi berguna paling besar diperoleh pada pukul 12:50. Pada gambar 11 dapat dijelaskan, terjadi peningkatan efisiensi pada pukul10:50, hal ini disebabkan karena intensitas cahaya matahari yang menurun sehingga pada saat intensitas turun energi yang ada di dalam kolektor dilepaskan keluar oleh kolektor yang menyebabkan efisiensinya meningkat. Efisiensi paling besar didapat pada pukul 10:50. Gambar 12. Grafik efisiensi aktual ( ɳa ) pada kecepatan aliran udara 4,8 m/s 5
6 Pada gambar 12 dapat dijelaskan, terjadi peningkatan efisiensi pada pukul 13:40 hal ini disebabkan karena intensitas cahaya matahari yang turun, sesuai dengan rumus efisiensi jika intensitas semakin kecil maka efisiensi yang dihasilkan kolektor akan meningkat. Gambar 13. Grafik efisiensi aktual ( ɳa ) pada kecepatan aliran udara 6,4 m/s Pada gambar 13 dapat dijelaskan, terjadi peningkatan efisiensi pada pukul 14:40, hal ini disebabkan turunnya intensitas cahaya matahari, dimana efisiensi sangat dipengaruhi oleh intensitas yang masuk ke dalam kolektor, sesuai dengan rumus ƞ a = Q u, jika Qu yang dihasilkan besar maka Ac x I T efisiensi akan meningkat dan jika intensitas kecil maka efisiensi juga akan meningkat. kecepatan udara adalah kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara adalah: 1. Intensitas cahaya matahari dan kecepatan aliran udara yang diberikan pada kolektor mempengaruhi T out, Qu dan efisiensi kolektor. 2. Energi berguna dan efisiensi paling besar yang dihasilkan kolektor pada masingmasing kecepatan adalah : kecepatan 8 m/s, Qu = W, ɳ a = %, kecepatan 6,4 m/s, Qu = 596 W, ɳ a = %, kecepatan 4,8 m/s, Qu = W, ɳ a = %, kecepatan 3,2 m/s, Qu = W, ɳ a = % dan kecepatan 1,6 m/s, Qu = W, ɳ a = %. Daftar Pustaka [1] Gigih Predana Putra, I Nyoman, (2015), Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar dengan Variasi Sirip Berlubang, Skripsi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. [2] Hollands, K. G. T., (1963), Directional selectivity, emittance, and absorptance properties of vee corrugated specular surfaces. [3] Aditya Kresnawan, I Dewa Gede, (2013), Analisis Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang Dengan Aliran Fluida Mengikuti Kontur Pelat dan Variasi Jumlah Saluran Udara, Skripsi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. [4] Bejan, Andrian, (1993), Heat Transfer. Second Edition, Duke University, Jhon Willey and Sons Inc. Gambar 14. Grafik efisiensi aktual ( ɳa ) pada kecepatan aliran udara 8 m/s Pada gambar 14 dapat dijelaskan, efisiensi yang didapat naik dan turun, hal ini disebabkan oleh naik dan turunnya intensitas cahaya matahari sehingga efisiensi yang didapat akan berubah ubah, selain dipengaruhi oleh intensitas, efisiensi juga dipengaruhi oleh Qu dan kecepatan udara yang diberikan pada kolektor, jika kecepatan udara yang masuk kolektor semakin besar maka Qu akan yang dihasilkan akan meningkat dan menghasilkan efisiensi kolektor yang besar juga. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi I Kadek Danu Wiranugraha menyelesaikan studi program sarjana di Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana dari tahun 2011 sampai menyelesaikan studi program sarjana dengan topik penelitian Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang dengan Variasi Kecepatan Udara. 6
Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Ketut Astawa1, Nengah Suarnadwipa2, Widya Putra3 1.2,3
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN VARIASI SIRIP BERLUBANG
SKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN VARIASI SIRIP BERLUBANG Oleh : I Nyoman Gigih Predana Putra 1004305047 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ANALISIS
Lebih terperinciAnalisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (88-92) Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa Jurusan
Lebih terperinciAnalisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 4 No.1. April 2010 (7-15) Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana, Made Sucipta & I Made Dhanu
Lebih terperinciAnalisa Performansi Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penambahan Sirip Berlubang Berdiameter Berbeda Yang Disusun Secara Staggered
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 2, April 2017 (205 210) Analisa Performansi Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penambahan Sirip Berlubang Berdiameter Berbeda Yang Disusun Secara Staggered
Lebih terperinciPERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED
PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED Author Guidance : Agus Junianto : Ketut Astawa, ST., MT Ir. Nengah Suarnadwipa,
Lebih terperinciAnalisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Lima Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Sejajar
/Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol.6 No.1, Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Lima Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Sejajar I Wayan Sudiantara, Ketut Astawa, I Gusti
Lebih terperinciAnalisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Sepuluh Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Staggered
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol.6 No.1, Januari 217 (83-89) Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Sepuluh Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Staggered I Putu Roni Ambara,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR...xii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN LIMA SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA EJAJAR. : I Wayan Sudiantara ABSTRAK
ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN LIMA SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA EJAJAR Oleh Dosen Pembimbing : I Wayan Sudiantara : Ketut Astawa, ST.,MT. : I Gusti Ngurah Putu Tenaya,
Lebih terperinciPengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri
Jurnal Energi dan Manufaktur Vol 9. No. 2, Oktober 2016 (161-165) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) ISSN: 2541-5328 (e) Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN SEPULUH SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA SEJAJAR
ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN SEPULUH SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA SEJAJAR Oleh Dosen Pembimbing : Putu Desdi Uripta Putra : I Gusti Ngurah Putu Tanaya,ST.,MT Ir Nengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERINGAN Pengeringan adalah proses pengurangan kelebihan air yang (kelembaban) sederhana untuk mencapai standar spesifikasi kandungan kelembaban dari suatu bahan. Pengeringan
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)
TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang
Lebih terperinciSISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING
SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef 1, Marsal 2, Rizky Arman 3 dan K. Sopian 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan
Lebih terperinciAnalisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder
Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder Ketut Astawa, I Ketut Gede Wirawan, I Made Budiana Putra Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, Bali-Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Pengering Surya Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan dan pembuatan alat pengering surya (solar dryer) adalah : Desain Termal 1.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Desain Termal 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T
Lebih terperinciPENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI
PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciAnalisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No., Juli 2016 (xx) Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana
Lebih terperinciPengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar
Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar Philip Kristanto Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Yoe Kiem San Alumnus Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Jarak Pitch Longitudinal Pengganggu Aliran Tersusun Staggered Terhadap Performa Kolektor Surya Pemanas Udara Made Sucipta *, I Putu Surya Pandita, Ketut Astawa Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciPerformansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1. April 2011 (98-102) Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Made Sucipta, Ketut
Lebih terperinciSISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan
SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciPerformansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. Juni 2016 (1-6) Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG A A Gde Ngurah Agung, Hendra
Lebih terperinciANALISA PERFORMASI KOLEKTOR SURYA TERKONSENTRASI DENGAN VARIASI JUMLAH PIPA ABSORBER BERBENTUK SPIRAL
ANALISA PERFORMASI KOLEKTOR SURYA TERKONSENTRASI DENGAN VARIASI JUMLAH PIPA ABSORBER BERBENTUK SPIRAL Oleh Dosen Pembimbing : I Gusti Ngurah Agung Aryadinata : Dr. Eng. Made Sucipta, S.T, M.T : Ketut Astawa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prinsip kerja kolektor surya pelat penyerap adalah memindahkan radiasi matahari ke fluida kerja. Radiasi matahari yang jatuh pada cover kaca sebagian akan langsung dipantulkan,
Lebih terperinciPengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar
JURNA TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 2, Oktober 2001: 52 56 Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya
Lebih terperinciANALISA KOMPONEN KOLEKTOR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA SURYA DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 0 0 DAN 30 0
ANALISA KOMPONEN KOLEKTOR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA SURYA DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 0 0 DAN 30 0 Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh:
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE
Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari
BAB II DASAR TEORI 2.1 Energi Matahari Matahari merupakan sebuah bola yang sangat panas dengan diameter 1.39 x 10 9 meter atau 1.39 juta kilometer. Kalau matahari dianggap benda hitam sempurna, maka energi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)
B-62 Studi Eksperimental Pengaruh Laju Aliran Air terhadap Efisiensi Thermal pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa Sandy Pramirtha dan Bambang Arip Dwiyantoro
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar Pengeringan Dari sejak dahulu pengeringan sudah dikenal sebagai salah satu metode untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER
ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER Nizar Ramadhan 1, Sudjito Soeparman 2, Agung Widodo 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V
STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V Oleh : REZA ARDIANSYAH 2015 100 033 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. DJATMIKO ICHSANI, M.Eng OUTLINE LATAR BELAKANG PERUMUSAN, batasan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan
Lebih terperinciTugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap
BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar
BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK
PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER Arief Rizki Fadhillah 1, Andi Kurniawan 2, Hendra Kurniawan 3, Nova Risdiyanto Ismail 4 ABSTRAK Pemanas
Lebih terperinciPerformansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor
B-68 Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor Dendi Nugraha dan Bambang Arip Dwiyantoro Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i PERSAYARATN GELAR... ii LEMBARPERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT...
Lebih terperinciPEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS
PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS D. Hayati 1, M. Ginting 2, W. Tambunan 3. 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Konversi
Lebih terperinciStudi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-30 Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca Indriyati Fanani Putri, Ridho Hantoro,
Lebih terperinciPENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB
No. 31 Vol. Thn. XVI April 9 ISSN: 854-8471 PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB Endri Yani Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prinsip kerja kolektor surya pelat datar adalah memindahkan radiasi matahari ke fluida kerja. Radiasi matahari yang jatuh pada cover (kaca bening) sebagian akan langsung dipantulkan,
Lebih terperinciPeningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam
Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam NK. Caturwati 1)*, Yuswardi Y. 2), Nino S. 3) 1, 2, 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR. Oleh :
SKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR Oleh : I NYOMAN WIDYA PUTRA YASA NIM : 0919351019 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciSkripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI
KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR ENERGY DEMONSTRATION TYPE LS-17055-2 DOUBLE SPOT LIGHT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Proses perpindahan panas secara konduksi Sumber : (maslatip.com)
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas (heat transfer) adalah proses berpindahnya energi kalor atau panas (heat) karena adanya perbedaan temperatur. Dimana, energi kalor akan berpindah
Lebih terperinciPengaruh Penempatan Sirip Berbentuk Segitiga Yang Dipasang Secara Aligned Dan Staggered Terhadap Performansi Kolektor Surya Pelat Datar
Pengaruh Penempatan Sirip Berbentuk Segitiga Yang Dipasang Secara Aligned Dan Staggered Terhadap Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Ketut Astawa 1)*, I Nengah Suarnadwipa 1) 1) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG
ANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG Oleh : I Made Agus Wirawan Pembimbing : Ir. Hendra Wijaksana, M.Sc. Ketut Astawa, ST., MT. ABSTRAK
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI
RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH CHRIST JULIO BANGUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan air panas pada saat ini sangat tinggi. Tidak hanya konsumen rumah tangga yang memerlukan air panas ini, melainkan juga rumah sakit, perhotelan, industri,
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :
PERBEDAAN LAJU ALIRAN PANAS YANG DISERAP AIR DALAM PEMANAS AIR BERTENAGA SURYA DITINJAU DARI PERBEDAAN LAJU ALIRAN AIR DALAM PIPA KOLEKTOR PANAS Sumanto Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR
ISSN 2302-0180 7 Pages pp. 32-38 PEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR Faisal Amir 1, Ahmad Syuhada 2, Hamdani 2 1) Magister Ilmu Hukum Banda Aceh 2) Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii iv v vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Energi Surya Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi panas surya (Matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
Lebih terperinciRadiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam
Pendekatan Perhitungan untuk intensitas radiasi langsung (beam) Sudut deklinasi Pada 4 januari, n = 4 δ = 22.74 Solar time Solar time = Standard time + 4 ( L st L loc ) + E Sudut jam Radiasi ekstraterestrial
Lebih terperinciPengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger
Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENYULINGAN AIR GAMBUT DENGAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN KOLEKTOR SENG BERGELOMBANG
RANCANG BANGUN SSTEM PENYULNGAN AR GAMBUT DENGAN ENERG MATAHAR MENGGUNAKAN KOLEKTOR SENG BERGELOMBANG Rio Saputra Nanda, Riad Syech, Walfred Tambunan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan
Lebih terperinciPengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (215 ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print B-31 Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BB III METODOLOGI PENELITIN Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap lat Distilasi Surya dengan menvariasi penyerapnya dengan plastik hitam dan aluminium foil.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
3 BAB II LANDASAN TEORI Prinsip kerja kolektor surya pelat penyerap adalah memindahkan radiasi matahari ke fluida kerja. Radiasi matahari yang jatuh pada cover kaca sebagian akan langsung dipantulkan,
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.
PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.R * Abstrak Telah banyak dilakukan usaha meningkatkan kinerja solar water
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya
1 Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya Dewi Jumineti 1) Sutopo Purwono Fitri 2) Beni Cahyono 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK
PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK Energi fosil di bumi sangat terbatas jumlahnya. Sedangkan pertumbuhan penduduk dan
Lebih terperinciPEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR
PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR Nafisha Amelya Razak 1, Maksi Ginting 2, Riad Syech 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen
Lebih terperinciKarakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas
Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciEddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3
Analisa Pengaruh Variasi Lapisan Plat Pada Pipa Sejajar ANALISA PENGARUH VARIASI LAPISAN PLAT PADA PIPA SEJAJAR TERHADAP EFEKTIFITAS PENYERAPAN PANAS KOLEKTOR SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN SISTEM EFEK
Lebih terperincisteady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu
Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat
Lebih terperinciANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER
ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER Sutrisno 1), Mustafa 2) 1),2) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun email : sutrisno_wb@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK
PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Bayu Anggoro 1, Nova R. Ismail 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Bagian
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA
PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA Firmansyah Burlian, M. Indaka Khoirullah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB 2105 100 127 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. DJATMIKO ICHSANI,
Lebih terperinciSUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON
SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON Caturwati NK, Agung S, Chandra Dwi Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA
ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA Walfred Tambunan 1), Maksi Ginting 2, Antonius Surbakti 3 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru 1) e-mail:walfred_t@yahoo.com
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciPRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING
PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Jalan Gajah Mada No.19 Padang, Telp.754257, Fax. 751341 E-mail:
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK PLAT KOLEKTOR MATAHARI TERHADAP PRODUKSI KONDENSAT
PENGARUH BENTUK PLAT KOLEKTOR MATAHARI TERHADAP PRODUKSI KONDENSAT Sugiyarta 1), Yohanes Suyoko 2), Joko Sukarno 3) Teknik Mesin dan Teknik Otomotif Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT The effect
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS
TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS Ayu Wardana 1, Maksi Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen Bidang Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA
BAB IV HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA Data hasil pengukuran temperatur pada alat pemanas air dengan menggabungkan ke-8 buah kolektor plat datar dengan 2 buah kolektor parabolic dengan judul Analisa
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) G-184
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-184 Analisa Kinerja Termal Solar Apparatus Panel pada Alat Destilasi Air Payau dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Matahari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari, misalnya dalam bidang industri, dan rumah tangga. Saat ini di Indonesia pada umumnya masih menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL
PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL Irwin Bizzy, Dendi Dwi Saputra, Muhammad Idris Dwi Novarianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matahari adalah sumber energi tak terbatas dan sangat diharapkan dapat menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di Indonesia masih
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN
ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA)
KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA) CHARACTERISTICS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR BECAUSE OF VARIATION DISTANCE (LITERATUR RIVIEW) Muhamad Jafri Staf Pengajar
Lebih terperinciPerbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar
JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No. 1, April : 68-7 Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Terhadap Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciStudi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas
Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas Mulyanef Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta, Padang-Indonesia Email : smulyanef@yahoo.com Abstract Experimental investigation
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi
Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi Darwin Departement Of Mechanical Engineering, Syiah Kuala University Jl. Tgk. Syeh Abdurrafuf No. 7 Darussalam - Banda Aceh 23111,
Lebih terperinci