PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL"

Transkripsi

1 PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL (Aplikasi Jalan by Pass Padang) Emi Safria ( ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta (UBH) Kampus III Jl. Gajah Mada, Gng.Pangilun, Padang. Telp.(0751) INTISARI Energi listrik merupakan sumber energi yang paling penting dan dibutuhkan oleh manusia salah satunya untuk penerangan jalan umum (PJU). Penelitian ini dilakukan pada jalan raya by Pass yang baru saja dibangun dengan jalan kelas arteri panjang total meter, jalan dengan dua jalur dengan lebar total 16 m, menggunakan lampu jalan double ornamnet dengan tinggi 9 m, jarak tiang ke tiang 40 m. Pada perencanaan penerangan jalan umum by Pass kota Padang digunakan penerangan jalan umum bertenaga solar cell menngunakan lampu LED 60 Watt dan listrik PLN lampu SON 70 Watt saluran kabel tanah dan saluran kabel udara. Terdapat perbedaan material antara PJU solar cell dan PJU konvensional sehingga menyebabkan perbedaan dari sisi teknis dan ekonomis. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa kelayakan untuk mengetahui PJU mana yang lebih menguntungkan. Setelah dilakukan analisa secara teknis dan ekonomis PJU solar cell dan PJU listrik PLN saluran bawah tanah ditemukan titik balik biaya keseluruhan (Break Event Point) pada tahun ke 3 dengan jumlah R P ,72,- sedangkan untuk PJU listrik PLN saluran udara dengan PJU solar cell break event pointnya terjasi pada tahun ke 11 dengan jumlah R P ,42,-. Kata kunci : PJU solar cell, PJU konvensional (listrik PLN), Lampu LED, baterai lithium, Lampu SON, Break Even Point (BEP). Pendahuluan Krisis energi adalah masalah yang sangat fundamental di Indonesia. Salah satu usaha yang di lakukan adalah pemanfaatan sumber energi baru, dimana sumber energi tersebut haruslah yang berkelanjutan, berjumlah besar dan ramah terhadap lingkungan sekitarnya. Karena hal tersebut, maka mulai memanfaatkan energi matahari (sinar matahari) sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik. Untuk mengkonversikan sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung dibutuhkan suatu alat yang dinamakan sel surya (solar cell). Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan dari solar cell dapat digunakan untuk berbagai penggunaan. Salah satu aplikasinya digunakan untuk sumber energi lampu jalan pada penerangan jalan umum by Pass kota Padang. Tetapi material-material yang digunakan ketika solar cell diaplikasikan pada penerangan jalan umum sangat berbeda dengan material-material yang digunakan pada penerangan jalan umum konvensional. Sehingga akan menyebabkan perbedaan pada hal teknis dan ekonomis terhadap penggunaan PJU solar cell dengan PJU konvensional. Penerangan Jalan Umum Tenaga solar cell (PJUTS) terdiri dari beberapa komponen yaitu panel solar cell, lampu LED, tiang lampu jalan, baterai lithium, inverter (panel kontrol), dan kabel saluran udara tegangan rendah. Penerangan jalan umum listrik konvensional terdiri dari beberapa komponen yaitu tiang lampu jalan, lampu, panel lampu dan kabel saluran udara tegangan rendah. Teori penerangan Pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai perencanaan lampu penerangan jalan umum solar cell dan penerangan jalan umum listrik PLN dari segi teknis meliputi penentuan jenis tiang, jumlah titik lampu, jenis lampu, dasar penerangan, dan pengaturan penerangan. Dari segi ekonomis meliputi perhitungan biaya penggantian PJU dan biaya oprasional selama menyala satu bulan. Berikut tata cara penempatan tiang lampu jalan: 1. Penempatan lampu penerangan jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan : Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan;

2 Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan, dibanding pada bagian jalan yang lurus; Arah dan petunjuk (guide) yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki. 2. Pada sistem penempatan parsial, lampu penerangan jalan harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara, sehingga efek kesilauan dan ketidaknyamanan penglihatan dapat dikurangi. Berikut ini jenis-jenis lampu penerangan jalan umum: Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat dipasang di kiri atau kanan jalan serta di tengah (di bagian median jalan). Fungsi lampu penerangan jalan pada umumnya adalah menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya (lampu / luminer), elemen elemen optic (pemantul/reflector,pembias/refractor, penyebar / diffuser).elemen elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga / power supply dan lain - lain), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu. 1. Lampu LVD (Low Voltage Discharge) 2. Lampu HPM (High Pressure Mercury) 3. Lampu HPS (High Pressure Sodium) 4. Lampu Metal Halide 5. Lampu LED (Light Emiting Diode) A. PJU solar cell Penerangan Jalan Umum Tenaga solar cell (PJUTS) adalah penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya, PJU solar cell sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu panel sel surya, lampu LED, tiang PJU, kabel dan box baterai PJU serta inverter. B. PJU listrik PLN Penerangan Jalan Umum konvensional (listrik PLN) adalah penerangan jalan yang energi listriknya bersumber dari listrik PLN yang didistribusikan melalui trafo distribusi terdekat, PJU listrik PLN sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu tiang penyangga, lampu SON, kabel (NYFGbY, NYY, dan kabel Twisted) dan. panel alat pembatas dan pembagi (APP) dari PLN. Metode penelitian Berdasarkan surve yang telah dilakukan lebar sisi kiri dan sisi kanan jalan by pass 7 meter, taman jalan 2 meter sehingga total lebar jalan mencapai 16 meter. Akan dilakukan perencanaan tiang lampu jalan dengan tinggi 9 meter serta jarak dari tiang lampu yang satu ke tiang lampu yang berikutnya 40 meter dan dari total panjang jalan 26,7 km didapat sekitar 669 tiang lampu. Pada perencanaan ini digunakan tiang lampu double ornament, lampu SON 70 Watt untuk penerangan jalan umum listrik PLN dan lampu LED Venus 60 Watt untuk penerangan jalan umum menggunakan solar cell. Untuk penerangan jalan umum menggunakan listrik PLN akan dilakukan perencanaan dengan menggunakan saluran bawah tanah dengan kabel NYFGbY, menggunakan saluran udara dengan kabel twisted (TC) dan penerangan jalan umum menggunakan solar cell. Dari perencanaan yang dilakukan akan ditemukan perencanaan yang lebih menguntungkan dari segi teknis dan ekonomis berdasarkan : Perencanaan penerangan jalan umum menggunakan listrik PLN saluran bawah tanah kabel NYFGbY. Perencanaan penerangan jalan umum menggunakan listrik PLN saluran udara kabel Twisted. Perencanaan penerangan jalan umum menggunakan solar cell. A. Perencanaan secara teknis Dalam menentukan jarak tiang faktor pemakaian dan faktor kehilangan sangat berpengaruh. Faktor kehilangan cahaya adalah faktor faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas pencahayaan pada suatu bidang sehingga mempengaruhi kualitas dari penerangan itu sendiri. Muhaimin dalam bukunya yang berjudul teknologi pencahayaan menyatakan bahwa dalam mencari interval lampu penerangan jalan harus mempertimbangkan faktor kehilangan cahaya dan menyimpulkan bahwa : Jarak: (1) Dari rumus di atas faktor pemakaian hanya terdiri atas lama penggunaan lampu penerangan yaitu selama 12 jam.

3 Biaya modul solar cell untuk 1 unit tiang solar cell Biaya 2 unit lampu LED venus untuk 1 unit tiang solar cell Biaya alat kontrol lengkap dengan inverter danbaterai untuk 1 unit tiang solar cell Biaya tiang lampu dan pondasi untuk penerangan untuk 1 unit Menghitung anggran keseluruhan PJU solar cell Gambar 1 Penentuan sudut kemiringan stang ornamen terhadap lebar jalan T = (2) Sehingga : Cos = h / t (3) Dimana : h = Tinggi tiang (m) t = Jarak lampu ke tengah-tengah jalan (m) c = Jarak horizontal lampu-tengah jalan (m) W1 = Tiang ke ujung lampu (m) W2 = Jarak horizontal lampu ke ujung jalan (m) W = Lebar jalan dari W1 + W2 (m) S = Jarak dari tiang ke tiang (m) Jika lebar jalan dari bahu tiang PJU sudah diketahui dan lebar jalan untuk area penerangan juga sudah diketahui selanjutnya perlu dilakukan analisa tinggi lampu jalan yang akan digunakan. Serta menentukan faktor pengguna (utility faktor) dengan rumus berikut: U F1 = w1/h (4) U F2 = w2/h (5) U F = U F1 + U F2 (6) Dimana U F = faktor pengguna Dan untuk mencari kuat pencahayaan rata-rata digunakan rumus: E R = ( x U F)/(w x s) (7) Dimana : E R = Besar rata-rata penerangan (lux) = Besar luminasi cahaya lampu yang digunakan (lumen) U F = Faktor pengguna W = Lebar jalan (m) S = Jarak dari tiang ke tiang (m) Dalam menghitung anggaran biaya diperlukan: Parameter dasar biaya yang mempengaruhi perkiraan ekonomi PJU solar cell : a. Biaya investasi yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroparasi dengan baik. Biaya ini biasanya dilakuksn pada awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif untuk keseimbangan usaha tersebut. b. Biaya opersional adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktifitas usah tersebut sesuai dengan tujuan. Karena kegiatan tersebut dilakukan secara berkala dan biayanya akan terus naik setiap beberapa periode, maka digunakn metode nilai masa depan (future value annuity). FVA n = A (8) Dimana : FVA n = Nilai mendatang (future worth) A = Aliran khas akir untuk beberapa periode yang berurutan N = Jumlah periode pemajemukan I = Tingkat bunga efektif per periode 1. Menghitung anggaran perawatan PJU Biaya perawatan solar cell termasuk lebih mudah dan Biaya perawatan yaitu biaya yang diperuntukan dalam rangka menjaga / menjamin performance (kerja) fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap dioperasikan. Biaya perawatan pada PJU adalah biaya pergantian materil karena rusak atau tidak layak lagi digunakn. Fv = Pv (9) Dimana: Pv = Nilai sekarang (present worth) Fv = Nilai mendatang (future worth) N = Jumlah periode pemajemukan (usia material) I = Tingkat bunga efektif per periode Untuk biaya perawatan PJU solar cell diambil = 10% x Biaya investasi awal untuk tiap tahun. Dengan

4 demikian maka didapatlah perhitungan energi yang dipakai lampu PJU solar cell, biaya operasinal, biaya perawatan kemudian dapat dihitung biaya total pertahun nya. Maka total biaya keseluruhan dihitung dengan: Total biaya = biaya investasi + biaya perawatan + biaya operasi (10) Pembahasan Jalan raya by pass Kota Padang termasuk kedalam jenis jalan arteri primer yang akan menjadi jalur lintas umum untuk melayani angkutan utama perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata yang tinggi, sehingga kendaraan yang berkapasitas besar tidak lagi melintasi pusat kota. Untuk meningkatan perekonomian suatu daerah serta mendukung mobilitas dan meningkatkan keamanan lingkungan salah satunya perlu dilakukan renovasi saran perhubungan berupa akses jalan dengan penerangan yang maksimal, untuk jalan arteri kuat cahaya penerangannya lux. Jalan by pass ini terletak disepanjang pinggir Kota Padang dengan panjang jalan terhitung sekitar 26,7 km. Jalan by Pass ini merupakan jalan jalur negara yang terdiri dari dua jalur bagian sisi kiri jalan, taman dan sisi kanan jalan. Pada kesempatan ini akan dilakukan perencanaan jalan umum menggunakan listrik PLN dan perencanaan penerangan jalan umum menggunakan solar cell. Untuk perencanaan jalan ini perlu dikaji dulu penerangan jalan umum yang akan diterapkan. W2l = 7 m h = 9 m W1l = 1 m I = 3 m W = 16 m W1r = 1 m Gambar 2 Jalur dua lampu jalan W2r = 7 m 4.1 Penentuan tiang lampu jalan yang digunakan Jalan by pass Kota Padang termasuk kedalam jenis jalan arteri dengan aktifitas kendaraan yang padat. Jalan by pass memiliki jalur ganda sehingga tiang lampu penerangan yang digunakan adalah tiang double ornament yang ditanamkan pada bagian tengah taman jalan. Tinggi tiang lampu 9 meter dengan lebar stang double ornamentnya 3 meter, tiang yang digunakan untuk PJU solar cell dengan PJU PLN sama yang membedakannya hanya jenis lampu solar cell LED Venus 60 Watt dan lampu untuk listrik PLN lampu SON 70 Watt. Dengan jarak tiang ke tiang lampu jalan lebih kurang 40 meter. Sehingga kita dapat menentukan sudut kemiringan stang ornament dan sudut jatuhnya cahaya lampu ke jalan. 1 = 1,5 m h = 9 m W1r = 1 m ф C = 3 m t = 9, 48 m W = 8 m W2r = 7 m Gambar 3 Letak lampu jalan Keterangan gambar : Tinggi tiang (h) : 9 meter Lebar taman sisi kanan (w 1) : 1 meter Lebar jalan sisi kanan (w 2) : 7 meter Lebar keseluruhan jalan disisi kanan (w): 8 meter Lebar stang ornament sisi kanan (l 1) : 1,5 meter Jarak tiang ke tiang (s) : 40 meter Berdasarkan data diatas untuk menentukan sudut kemiringan stang ornament dapat dihitung dengan rumus berikut : t = = = = 9,48 meter Maka : = = = 0,949 = cos -1 0,949 = 18,4 Dimana : t = Tinggi jatuh cahaya ke sisi tengah jalan (m) c = Jarak dari titik jatuh cahaya ke tengah jalan (m) = Sudut kemiringan stang ornament lampu jalan ( ) Jadi berdasarkan perhitungan data diatas maka didapat besar kemiringan sudut stang ornanet untuk

5 tinggi tiang 9 meter dengan lebar jalan keseluruhan 8 meter adalah 18, Penentuan jumlah titik lampu Untuk menentukan jumlah titik lampu yang terdapat dijalan by pass ini gunakan rumus : T = + 1 = + 1 = 668,5 tiang lampu ( jumlah tiang lampu dibulatkan menjadi 669 tiang) 4.3 Pembagian rekap daya Untuk penerangan jalan umum menggunakan listrik PLN perlu dilakukan pembagian zone dan pembagian group daya untuk semua tiang, karena jumlah tiang lampu yang banyak dan jalan yang panjang berkisaran meter. Pada perencanaan ini jalan raya by pass terbagi menjadi 34 zone, dimana masingmasing zone memiliki sumber listrik dari satu unit trafo ditribusi (T R) terdekat. Untuk masing-masing zone dibagi pula menjadi beberapa group daya dan beberapa jumlah tiang lampu jalan, maksimal 27 tiang untuk satu zone. A. Analisa penerangan Setelah dilakukan perhitungan total daya lampu masing-masing zone, total energi lampu tiap hari serta total energi terpakai tiap bulannya maka perlu dilakukan perhitungan tarif listrik PLN untuk semua lampu jalan. Berdasarkan Peraturan Mentri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) No 8 tahun 2016, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PERSERO), bahwa tarif listrik penerangan lampu jalan tahun 2017 untuk daya VA VA = R P 1.076,-/kWh dan untuk daya VA kva = R P 1.352,-/kWh. Sehingga dapat dihitung biaya operasional listrik PLN untuk semua lampu jalan tiap bulanya. Biaya operasional PJU konvensional adalah biaya rekening listrik tiap bulan (biaya beban + tarif pemakaian listrik) yang harus dibayar. Maka biaya rekening listrik tiap bulanya sekitar : Total biaya operasi / bulan = = R P Total biaya operasi / tahun =R P x 12 = R P ,- Biaya operasional untuk PJU solar cell adalah biaya perawatan dan pembersihan panel solar cell tiap 3 bulan nya. Total biaya operasi / 3bulan = = R P Total biaya operasi / tahun = R P x 4 = R P Sedangkan untuk biaya penyambungan listrik dari PLN (APP penyambungan) menurut ketentuan PT.PLN adalah R P1.217,-/VAdengan rincian biaya: - Biaya penyangga R P 969,- - Uang jaminan langganan R P 198,- - Sertifikasi layak operasi R P 50,- Tabel 3 Biaya penyambungan listrik PLN Tabel 1 Tarif pembayaran listrik PLN selama satu bulan B.Rencana anggraran biaya Tabel 4 Biaya pekerjaan seluruh tiang penerangan jalan umum listrik PLN kabel tanah Menurut ketetapan pemerintah, tarif dasar listrik (TDL) akan berubah setiap 3 bulan sehingga biaya beban listrik pun tiap bulan da pat dihitung. Sedangkan untuk menghitung tarif beban PJU = ( 40 (jam nyala) x daya tersambung x biaya pemakaian per kwh). Tabel 2 Tarif beban PJU PLN selama satu bulan

6 Berikut ini merupakan rencana anggaran belanja penerangan jalan umum listrik PLN menggunakan kabel udara. Tabel 5 Biaya pekerjaan seluruh tiang penerangan jalan umum listrik PLN kabel udara Tabel 6 Biaya pekerjaan 1 unit tiang penerangan jalan umum solar cell Total biaya investasi = (Biaya pengadaan PJU) = R P Diperkirakan kenaikan harga material PJU tiap tahun 10 % sedangkan kenaikan tarif listrik tiap tahun 5 %. Perhitungan biaya perawatan PJU merupakan biaya pergantian material yang dilakukan sesuai dengan umur atau usia yang telah ditetapkan oleh produk material tesebut. Oleh karena itu perhitungan biaya perawatan PJU dapat dihitung dengan rumus berikut : a. Perawatan PJU konvensional Dengan perkiraan kenaikan material PJU 10 % tiap tahunya sehingga dapat dihitung biaya perawatan PJU PLN setiap 3 tahun sekali. Dimana material yang diganti berupa : lampu SON 70 Watt, ballast, kapasitor dan MCB 1phasa = x 669 = Rp F v = P V [(1 + i ) N ] = [(1 + 0,1 ) 3 ] = R P b. Perawatan PJU solar cell Jumlah tiang lampu solar cell sama dengan lampu PLN 669 tiang, oleh karena itu anggaran biaya untuk pengadaan PJU soalr cell : PJU solar cell = x 669 = R P Oleh karena itu dapat dihitung biaya investasi awal listrik PLN menggunakan kabel saluran bawah tanah dan kabel udara. a) Berikutr ini adalah biaya investasi awal menggunakan kabel saluran bawah tanah. Dengan perkiraan kenaikan material PJU 10 % tiap tahunya sehingga dapat dihitung biaya perawatan PJU solar cell setiap 7 tahun sekali. Dimana material yang diganti berupa : Baterai lithium 20 A = x 669 = R P F v = P V [(1 + i ) N ] =R P [(1 + 0,1 ) 7 ] = R P Tabel 7 (a) Biaya keseluruhan masing-masing PJU Total biaya investasi = (Biaya pengadaan PJU + biaya penyambungan listrik) = , = R P ,- b) Berikutr ini adalah biaya investasi awal menggunakan kabel saluran udara Total biaya investasi = (Biaya pengadaan PJU + biaya penyambungan listrik) = , = R P ,- Oleh karena itu dapat dihitung biaya investasi awal PJU Solar Cell.

7 Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan perhitungan anggaran biaya untuk masing-masing PJU listrik PLN menggunakan kabel tanah dan PJU solar cell dalam beberapa tahun maka akan ditemukan hasil Break Event Point (BEP) yang terjadi pada tahun ke 3. Dimana pada tahun ke 3 biaya PJU PLN dengan kabel tanah melebihi anggaran PJU solar cell sehingga akan didapat titik balik biaya keseluruhan PJU sekitar : BEP = R P ,72 - R P = R P ,72,- Tabel 7 (b) Biaya keseluruhan masing-masing PJU Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan perhitungan anggaran biaya untuk masing-masing PJU listrik PLN menggunakan kabel udara dan PJU solar cell dalam beberapa tahun maka akan ditemukan hasil Break Event Point (BEP) yang terjadi pada tahun ke 12. Dimana pada tahun ke 12 biaya PJU PLN dengan kabel tanah melebihi anggaran PJU solar cell sehingga akan didapat titik balik biaya keseluruhan PJU sekitar : BEP = R P ,74 - R P ,32 = R P ,42,- Setelah dilakukan analisa sampai beberapa tahun kemudian maka didapat anggran masing-masing PJU yang semakin meningkat, sehingga anggran biaya PJU listrik PLN pun semakin besar sedangkan anggran PJU solar cell menjadi lebih kecil dibanding PJU listrik PLN. Sehingga hasil break event point dapat digambarkan dengan grafik berikut ini: Gambar 4 Kurva biaya break event point PJU PLN dan PJU solar cell Kesimpulan Dari hasil analisa data yang diperoleh dari percobaan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jalan by pass merupakan jalan kelas arteri sarat kuat pencahayan rata-rata nya lux, panjang jalan meter, lebar jalan sisi kanan 7 meter, lebar taman 1 meter, lebar total kedua sisi jalan 16 meter, jarak dari tiang ke tiang 40 meter, tiang lampu double ornament dengan tinggi 9 meter. 2. Untuk panjang jalan 26,7 km didapat 669 tiang lampu jalan yang kemudian dibagi menjadi 34 zone lampu jalan. Masing-masing zone ada yang terdiri dari 16 tiang, 18 tiang, 20 tiang, 21 tiang dan 27 tiang sedangkan tiap 1 zone terdiri dari 3 group. 3. Daya total listrik PLN untuk penerangan lampu jalan keseluruhan P = watt sedangkan energi terpakai total selama sebulan W sebulan = ,080 kwh, tarif listrik per bulanya mencapai R P ,-. Sedangkan untuk listrik solar cell total daya untuk penerangan lampu jalannya P = watt dengan energi terpakai tiap bulanya mencapai W sebulan = ,64 kwh karena menggunakan solar cell tidak dibebani pembayaran tarif listrik. 4. Rencana anggran belanja untuk masing-masing PJU berbeda-beda dan untuk menghitung biaya keseluruhan total PJU didapat dari biaya investasi awal yang didapat dari RAB dan biaya operasional dari biaya operasi, perawatan tiap tahun. Dengan total biaya awal PJU solar cell R P ,-, total investasi awal PJU PLN saluran udara R P ,-, dan total investasi awal PJU PLN saluran bawah tanah R P ,-. 5. Break event point atau titik balik biaya keseluruhan, terjadi pada tahun ke 3 pada PJU PLN saluran tanah terhadap PJU solar cell dan

8 tahun ke 11 pada PJU PLN saluran udara terhadap PJU solar cell. DAFTAR PUSTAKA [1] Standar Nasional Indonesia Spesifikai Penerangan Jalan Dibkawasan Perkotaan.Jakarta:Badan Standar Nasional (BSN) [2] Limbong, Daniel bimbingan&kasim, Surya Tarmizi(2014). Perbandingan Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Penerangan Jalan Umum Solar Cell Dengan Penerangan Jalan Umum Konvensional. Teknik Energi Listrik Depatement Teknik Elektro : Universitas Sumatera Utara [3] Mardikaningsih, Ika Shinta.Sutopo, Wahyudi.Astuti, Rina Wijaya (2015). Study Kasus Analisis Teknis Dan Ekonomis Penerapan Penerangan Jalan Umum Bertenaga Solar Cell. Asisten Labor Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret. Surakarta [4] Donny T B Sihombing,(2013). (Perencanaan Sistem Penerangan Jalan Umum dan Taman di Areal Kampus Usu dengan Menggunakan Teknologi Tenaga Surya (Aplikasi di Areal Pendopo dan Lapangan Parkir) yang diterbitkan pada jurnal Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara. [5] Peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) NO 8 tahun 2016, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh PT.PLN(PERSERO.). [6] Irawan, Ahmad F., Dofhir, Moch., Suyono, Hadi. (2013). Analisis Peningkatan Efiensi Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kabupaten Jember. Malang : Teknik Elektro Brawijaya [7] Perencanaan Penciptaan Mini Plant Manufaktur dari Baterai Lithium-Ion yang akan dilaksanakan oleh Tim Pengembang Mobil Listrik Universitas Sebelas Maret (Sutopo dkk, 2013).

PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL

PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL Daniel Bimbingan LimbongSurya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 3 September 20 ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI I.W.H.

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL (Studi Terhadap Penerangan Jalan Umum Di Jalan Ir.H Juanda Medan) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai untuk kegiatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA Engga Kusumayogo 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

Lebih terperinci

Oleh: UMI KHOIRIYAH D

Oleh: UMI KHOIRIYAH D PERENCANAAN DAN ANALISIS PEMBIAYAAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) (Studi Kasus: Jl. Tangkil-Ngeluk Kec. Gesi Kab. Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 II DASAR TEORI

BAB 2 II DASAR TEORI BAB 2 II DASAR TEORI 2.1 Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri / kanan jalan dan atau di tengah (dibagian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN PENGGUNAAN LPJU SOLAR CELL

TUGAS AKHIR STUDI METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN PENGGUNAAN LPJU SOLAR CELL TUGAS AKHIR STUDI METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN PENGGUNAAN LPJU SOLAR CELL SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PENGGUNAAN LISTRIK DI KOTA MEDAN (Studi Terhadap PJU Di Kecamatan Medan Selayang) Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan energi listrik merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, penyediaan tenaga listrik harus menjadi prioritas dalam

Lebih terperinci

Table 1 Aliran dana dengan dana kumulatifnya

Table 1 Aliran dana dengan dana kumulatifnya ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI KABUPATEN JEMBER Ahmad Fadly Irawan¹, Moch. Dhofir², Hadi Suyono ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal

Lebih terperinci

PJU Tenaga Surya. Penerangan Jalan Umum Mandiri

PJU Tenaga Surya. Penerangan Jalan Umum Mandiri PJU Tenaga Surya Penerangan Jalan Umum Mandiri Mengenal PJUTS PJUTS adalah aplikasi Penerangan Jalan Umum (PJU) yang menggunakan Tenaga Surya (matahari) sebagai sumber energi mandirinya. Komponen PJUTS

Lebih terperinci

Proposal PJU Integrated

Proposal PJU Integrated TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id T: TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Integrated 2 www.tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Nama : Riki Setiawan NIM

Lebih terperinci

Proposal PJU Tenaga Surya

Proposal PJU Tenaga Surya TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 54 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id T: +62 22 732233 TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Tenaga Surya 2

Lebih terperinci

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2. PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI DI AREAL PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Donny T B Sihombing, Ir. Surya Tarmizi Kasim

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA Renaldo Marsal 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK. Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) Intisari

PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK. Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) Intisari PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) 1) Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Padang 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM :

TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM : TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM : 040402001 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Medan Selayang dengan jumlah LPJU yang terpasang ada sebanyak 3869 lampu di daerah seluas 9,01 km². Dimana ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi khususnya energi listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia terus meningkat. Khususnya di Indonesia kebutuhan energi listrik sebagian besar dipenuhi

Lebih terperinci

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN 1 Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN Bidang Teknik Invensi Invensi ini berkenaan dengan suatu lampu penerangan jalan umum atau dikenal dengan lampu PJU, khususnya lampu PJU yang dilengkapi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung Dalam

Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung Dalam 51 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 7, No. 1, JANUARI 018 Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG

ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG Ruditta Devianti 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ²

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA

RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA Ema Kartika Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data yang Didapat Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menunjang sebagai analisis perbandingan lampu yaitu menggunakan data jenis lampu yang digunakan pada area

Lebih terperinci

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Muhammad Agam Syaifur Rizal 1, Widjonarko 2, Satryo Budi Utomo 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum Lampu penerangan jalan umum pertama kali diterapkan pada tahun 188 di Rumania. Ada sebanyak 71 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum Lampu penerangan jalan umum pertama kali diterapkan pada tahun 188 di Rumania. Ada sebanyak 71 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia dan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri kelistrikan. Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan

BAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Spesifikasi dan Kondisi Jalan Spesifikasi dan kondisi jalan cukup besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan karena dalam spesifikasi/kondisi

Lebih terperinci

EVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI EVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI Adevia Arva Puspa *), Karnoto, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan.

BAB III LANDASAN TEORI. menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan. BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Spesifikasi dan Kondisi Jalan Spesifikasi dan kondisi jalan cukup besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan. 3.1.1. Kelas jalan kelas jalan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA

SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalam mendorong perkembangan

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 Moethia Faridha, M. Dahlan Yusuf Saputra Jurusan Teknik Elektro Uniska M A B Banjarmasin Jl. Adyaksa No2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Email:bariethia@gmail.com

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, MENIMBANG : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas perlengkapan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM BERTENAGA SEL SURYA

STUDI KASUS ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM BERTENAGA SEL SURYA STUDI KASUS ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM BERTENAGA SEL SURYA Ika Shinta Mardikaningsih 1, Wahyudi Sutopo 2, Rina Wiji Astuti 3 1 Asisten Laboratoriun Sistem Logistik dan

Lebih terperinci

TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart

TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: T: TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart 2 www.tmleergy.co.id 2 Smart Solar Street Light?

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik

Lebih terperinci

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING Oleh : FARHAN APRIAN NRP. 2207 100 629 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi

BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI PJU 3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi permasalahan yang timbul setelah pekerjaan diperlukan sebuah

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR Evaluasi Sistem Pencahayaan Lampu Jalan Di Kecamatan Sungai Bahar EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR Oleh : Asnal Effendi 1, Asep Suryana 2 1) Dosen Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo Disusun oleh : Nina Lutfia NIM. I0398041 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tarif Dasar Listrik (TDL) di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2007 SERI : Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang

Lebih terperinci

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

Penyusun: Tim Laboratorium Energi Penyusun: Tim Laboratorium Energi Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta-Tahun 2013 DAFTAR ISI BAB Pokok Bahasan Halaman 1 Pengujian Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi

Lebih terperinci

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK) P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK) Anggota Kelompok : Hasbulah Hendra Alam Ariwibowo M. Mandala Putra Wily Silviyanty Kelas : 5 ELC PT. PLN RAYON KENTEN Sampai Oktober 2013: - Memiliki 110.630

Lebih terperinci

Prodi Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III, Jl. Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman

Prodi Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III, Jl. Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman SISTEM PENGATUR LAMPU PEJALAN KAKI DENGAN SUMBER ENERGI MANDIRI Petrus Setyo Prabowo 1, Iswanjono 2, Andita Prastiti 3 1,2,3 Prodi Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III, Jl. Paingan,

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL

ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL Sri Pringatun 1), Karnoto 2), M. Toni Prasetyo 3) 1,3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! KATA PENGANTAR... Error! DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... Error! 1.1 Latar Belakang... Error! 1.2 Rumusan Masalah... Error!

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM REGULASI TEKNIS TERKAIT PJU Telah diterbitkan 11 Peraturan Menteri ESDM tentang pemberlakukan SNI Wajib untuk produk ketenagalistrikan. Standar

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK (1, 2, 6, 8, 9, 10) 2.1. FUNGSI PENERANGAN JALAN (1) Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi antara lain : 1. Menghasilkan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aspek kehidupan tidak lepas dari sarana-sarana penunjang kegiatan manusia, dimana setiap sarana membutuhkan energi untuk dapat bekerja. Pemanfaatan energi ini

Lebih terperinci

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT Mujiburrahman Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB Jl. Adhyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin Email : Mujiburrahman.4646@gmail.com

Lebih terperinci

PJU Tenaga Surya. Penerangan Mandiri Jalan dan Kawasan

PJU Tenaga Surya. Penerangan Mandiri Jalan dan Kawasan Solusi Listrik ik Tenaga Surya Hexamitra PJU Tenaga Surya Penerangan Mandiri Jalan dan Kawasan Sekilas Hexamitra Hexamitra berupaya untuk memudahkan dalam mengaplikasikan efisiensi energi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

ROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR

ROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR ROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 1 RUANG LINGKUP SPATIAL 2 2 JARINGAN DISTRIBUSI

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Jenis Pekerjaan yang Dilaksanakan Setelah mengetahui kinerja simpang empat Jalan Brigjend Sudiarto Jalan KH. Wahid Hasyim Jalan Kahayan I Serengan Kota

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 001 1 (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 002 1 (1) Tikungan ke kiri (2) Tikungan ke kanan (3) Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 003 1 (1) Tikungan beruntun,

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG

RANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG RANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG Ilyas Achmad Syarifudin ), Ir. Bonar Sirait, M.Sc 2), Dr. Purwoharjono, ST, MT 3) ) Mahasiswa dan 2,3) Dosen Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker

Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker B394 Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker Dhear P. Putri, Eddy S. Koenhardono, dan Indra R. Kusuma Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN: PKM-KC

BIDANG KEGIATAN: PKM-KC LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA "Bi-Sel (Bike for Street Lighting)" SEPEDA GRATIS UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM BIDANG KEGIATAN:

Lebih terperinci

Rooftop Solar PV System

Rooftop Solar PV System TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W : www.tmlenergy.co.id E : marketing@tmlenergy.co.id T : TMLEnergy We can make a better world together PREPARED FOR: Rooftop Solar PV System

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Jurnal Teknik Elektro ISSN STUDI ANALISIS PERBANDINGAN RUGI DAYA PADA TITIK SAMBUNG PIERCHING CONNECTOR DENGAN LINE TAP CONNECTOR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH 220 V DI PT. PLN (PERSERO) RAYON LAMONGAN Ulul Ilmi *), Arief Budi Laksono

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Sejarah sel surya dan penemuannya SEJARAH Sejarah sel surya dapat dilihat ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda Prancis berusia 19 tahun menemukan efek

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci