Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA
|
|
- Suhendra Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA Renaldo Marsal 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia renaldo.marsal@gmail.com Abstrak Pembangunan jalan raya di negara ini tidak bisa lepas dari keberadaan lampu penerangan jalan umum (LPJU). Penerangan jalan umun (PJU) memiliki peranan penting untuk menunjang kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Namun, PJU memiliki sisi negatif yaitu penggunaan energi listrik yang cukup besar. Perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengurangi konsumsi energi listrik untuk PJU tanpa mengurangi nilai guna PJU tersebut, salah satunya dengan cara menggunakan lampu jenis LED. Di Kabupaten Banjarnegara, mayoritas lampu yang digunakan untuk PJU adalah jenis HPS berdaya besar. Dengan mengganti lampu-lampu HPS tersebut dengan LED, diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi listrik Kabupaten Banjarnegara. Untuk nilai lumen yang setara, daya lampu LED lebih rendah dibandingkan lampu HPS sehingga konsumsi energi listrik akan lebih rendah. Makalah ini menyampaikan studi atau kajian konservasi penggantian jenis lampu tersebut untuk mengetahui potensi penghematan yang dapat dilakukan. Kata kunci : LPJU, LED, konservasi, Banjarnegara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang berkembang,di Jawa Tengah. Mobilitas masyarakat cukup tinggi sehingga lalu lintas jalan di Banjarnegara cukup padat. Keberadaan penerangan jalan umum (PJU) sebagai sarana penunjang jalan sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Keberadaan PJU sangat berpengaruh pada penggunaan energi listrik. Mengingat semakin terbatasnya sumber energi untuk menghasilkan energi listrik, perlu dilakukan suatu langkah mengurangi konsumsi energi listrik untuk PJU tanpa mengurangi nilai guna PJU tersebut. Salah satu cara yaitu dengan menggunakan lampu jenis LED. 1.2 Tujuan Tujuan dari makalah kerja praktek ini yaitu untuk memberikan analisis konservasi perbandingan penggunaan lampu HPS dengan LED untuk penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara berupa analisis perhitungan biaya energi listrik, perhitungan biaya investasi, serta perhitungan penghematan. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam makalah kerja praktek ini penulis membatasi masalah tentang analisis konservasi peluang penghematan biaya energi listrik dengan menggunakan lampu jenis LED pada penerangan jalan umum (PJU) Kabupaten Banjarnegara. II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya (lampu/luminer), elemen-elemen optic (pemantul/ reflector, pembias/refractor, penyebar/diffuser). Elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga/power supply dan lain-lain), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu. 2.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini: a. Volume lalu-lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dan lain-lain
2 b. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (layout) jalan dan persimpangan jalan c. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, dan lain-lain d. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan e. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik f. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis g. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya; h. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi. Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan penerangan jalan antara lain sebagai berikut : a. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan b. Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam c. Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir, dan lain-lain; d. Jalan-jalan berpohon e. Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median f. Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (terowongan) g. Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan jalannya. 2.3 Satuan Penerangan Sistem Internasional Satuan penerangan sistem internasional yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Tingkat/kuat Penerangan (Iluminasi-Lux), didefinisikan sebagai sejumlah arus cahaya yang jatuh pada suatu permukaan seluas 1 (satu) meter persegi sejauh 1 (satu) meter dari sumber cahaya 1 (satu) lumen. b. Intensitas Cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam satu kerucut (cone) cahaya, dinyatakan dengan satuan unit Candela. c. Luminasi adalah permukaan benda yang mengeluarkan/memantulkan intensitas cahaya yang tampak pada satuan luas permukaan benda tersebut, dinyatakan dalam Candela per meter persegi (Cd/m 2 ). d. Lumen adalah unit pengukuran dari besarnya cahaya (arus cahaya). 2.4 Konsumsi Energi Listrik Lampu Dalam dunia kelistrikan. energi listrik merupakan jumlah daya yang diserap/digunakan oleh peralatan listrik selama satu satuan waktu. Dalam persamaan dituliskan sebagai berikut: W = P x t (2-1) Dengan : W = Energi (joule) P = Daya (Watt) t = Waktu (detik) Perhitungan energi listrik di Indonesia menggunakan satuan kwh, sehingga persamaan 2-1 menjadi : (2-2) 2.5 Biaya Energi Listrik Biaya energi listrik berkaitan dengan tarif dasar listrik. Untuk saat ini tarif dasar listrik berdasarkan pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. 2.6 Penerangan Jalan LED Penerangan jalan secara global diperkirakan menggunakan listrik sebesar 159 TWh per tahun. Pengurangan konsumsi hingga 50% secara global akan menghilangkan kebutuhan listrik sebesar 80 TWH dan menghindarkan emisi sekitar 40 MtCO 2 per tahun (CCI 2010). Untuk tingkat kota, pembiayaan listrik dari lampu-lampu jalan berkisar antara 5% hingga 60%, tergantung pada beberapa variabel, seperti ukuran kota tersebut dan pelayanan perkotaan, serta seberapa efsien lampulampu jalan yang ada (CCI 2010, Commonwealth of Australia 2005, REEP 2009). Melakukan penggantian terhadap lampulampu jalan yang ada dengan LED menawarkan beberapa keuntungan: untuk jangka pendek, kesempatan untuk menghemat energi, dan untuk jangka panjang, adanya kemungkinan mencapai target mitigasi serta mengurangi pengeluaran kota untuk energi. Penerangan jalan LED menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan penerangan jalan konvensional. Selain kemampuan penglihatan periferal yang sudah lebih maju, penerangan LED memiliki potensi hemat energi dan pengurangan emisi GRK dibandingkan dengan penerangan konvensional. Meskipun penerangan LED masih merupakan teknologi yang sedang berkembang, namun pengalaman dari proyek-proyek yang ada telah membuktikan bahwa penerangan tersebut sangat layak secara teknis saat ini dan nantinya akan berkontribusi pada pemahaman lebih baik terhadap kemampuan penerangan jalan LED.
3 Tabel 1 Perbandingan LED dengan jenis lampu lain Secara umum, ada dua faktor yang menonjol dalam mengkaji kelayakan ekonomis dari penerangan jalan LED dibandingkan dengan yang konvensional. Di satu sisi, instalasi penerangan jalan LED akan memakan biaya relatif lebih tinggi di awal implementasi ketimbang lampu-lampu yang konvensional. Hal tersebut dikarenakan lampu jalan LED masih tergolong teknologi baru sehingga akan lebih mahal dibandingkan lampu konvensional. Penerangan jalan konvensional seperti HPS sudah mencapai tingkat pasar yang lebih mapan sehingga tidak dimungkinkan adanya penurunan harga yang signifkan, sementara itu lampu LED masih dimungkinkan penurunan harga. Sementara, di sisi lain, lampu-lampu jalan LED bisa menghasilkan penghematan energi dan mengurangi biaya pemeliharaan. Dengan demikian, kelayakan ekonomis dari lampu-lampu jalan LED bergantung pada pengurangan biaya energi dan pemeliharaan (apakah sudah cukup tinggi) untuk dapat mengubah keuntungan lampu jalan LED dalam jangka pendek, atau apakah terdapat insentif untuk mendorong kota-kota dalam membiayai dana awal (USAID/BEE 2010). III. PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lampu Penerangan Jalan Umum Termeterisasi Penerangan jalan umum di Kabupaten Banjarnegara terdapat pada 29 jalan utama ditambah alun-alun dan komplek rumah dinas bupati. Gambar 1 Peta Wilayah Kajian Konservasi PJU Keterangan: 1. Jl. Kalibenda 2. Jl. Tentara Pelajar 3. Jl. Letjen S. Parman 4. Jl. Pemuda 5. Jl. Leten Suprapto 6. Jl. Raya Semampir Tugu Batas 7. Jl. Hos Cokroaminoto 8. Jl. Gatot Subroto 9. Jl. Jend. Ahmad Yani 10. Jl. Sunan Gripit 11. Jl. Jend. Sudirman 12. Jl. Mayjend. Panjaitan 13. Jl. Dipayuda 14. Jl.Mayjen. Sutoyo 15. Jl. Gotong Royong 16. Jl. Bambang Sugeng 17. Jl. Letnan Karjono 18. Jl. Selamanik Jl. Selamanik Jl. Ki Jagapati Jl. Stadion 22. Jl. Tirtosari 23. Jl. Veteran 24. Jl. MT. Haryono 25. Jl. Hos Partoadiwijaya 26. Jl. KH. Ahmad Dahlan 27. Jl. Al Munawaroh 28. Jl. Piere Tendean 29. Alun-alun Kota 30. Jl. Yos Soedarso 31. Komplek Rumah Dinas Bupati 3.2 Biaya Listrik Penerangan Jalan Umum Termeterisasi Pada kajian ini membahas biaya penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan jalan umum (PJU) pada jalan-jalan utama Kabupaten Banjarnegara dengan kondisi semua titik PJU telah dimeterisasi. Biaya penggunaan energi listrik tersebut dipengaruhi oleh daya lampu yang terpasang pada masing-masing titik PJU dan besarnya daya langganan beban ke perusahaan penyedia energi listrik.
4 Perhitungan biaya listrik tiap bulan untuk PJU termeterisasi berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.30 Tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 2 Tarif Tenaga Listrik untuk kantor pemerintah dan Penerangan Jalan Umum berlaku 1 Januari 2013 sampai 31 Maret 2013 Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya energi listrik dengan mengambil sampel pada Jalan Kalibenda APP 1 APP 1 Jalan Kalibenda terdiri dari 7 buah lampu jenis SON 250. Daya tersambung sebesar 5500 VA. Maka, Biaya beban = 40 x 5,5 kva x (50% x Rp 1.020,00/kVA) = 40 x 5,5 x 510 = Rp ,00 Biaya pemakaian = (7 x 250/1000) kw x 12 jam x 30 hari x Rp 861,00/kWh = 1,75 x 12 x 30 x 861 = Rp ,00 Biaya listrik/bulan = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00 Selama tahun 2013 terjadi empat (4) kali kenaikan tarif dasar listrik. Tarif untuk golongan P-3 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Tarif dasar listrik golongan P-3 tahun 2013 Pada kajian ini menggunakan tarif bulan Januari-Maret, yaitu Rp 861/kWh. Dari Tabel 2 dapat diketahui perhitungan biaya energi listrik tiap bulan untuk PJU adalah sebagai berikut: Biaya listrik/bulan = Biaya Beban + Biaya Pemakaian Biaya Beban = 40 x Daya tersambung (kva) x Biaya pemakaian blok 1 Biaya pemakaian blok 1 = H1 x Rp 1.020,00/kVA H1 adalah persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kva). Dengan persentase batas hemat terhadap jam nyala rata- rata nasional adalah 50 %. Biaya Pemakaian = Daya (kw) x jam nyala x tarif P-3 Pada analisis kajian ini diasumsikan PJU beroperasi selama per hari dan 1 bulan terdapat 30 hari. Tabel 4 Rekapitulasi biaya listrik termeterisasi Biaya Bulanan No Ruas Jalan Jumlah (Rp) 1 Jl Kalibenda Jl Tentara Pelajar Jl. Letjen. S. Parman Jl.Pemuda Jl Letjen Suprapto Jl Raya Semampir - Tugu Batas Jl Hos Cokroaminoto Jl Gatot Subroto Jl Jend. Ahmad Yani Jl Sunan Gripit Jl Jend. Sudirman Jl Mayjen.Panjaitan Jl Dipayuda Jl Mayjen. Sutoyo Jl Gotong Royong Jl Bambang Sugeng Jl Letnan Karjono Jl Selamanik Jl Ki Jagapati Jl Stadion Jl Tirtosari Jl Veteran Jl MT. Haryono Jl Hos Partoadiwijaya Jl KH. Ahmad Dahlan Al Munawaroh Jl Piere Tendean 0 0
5 28 Alun Alun Kota Jl. Yos Soedarso Komplek Rumah Dinas Bupati 0 0 TOTAL Dari tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat jumlah biaya energi listrik untuk PJU Kabupaten Banjarnegara dengan kondisi semua titik PJU telah dimeterisasi adalah sebesar Rp , Analisis Konservasi Lampu penerangan jalan umum pada jalan-jalan utama Kabupaten Banjarnegara didominasi oleh jenis SON, SON-T dan merkuri. Terdapat peluang untuk melakukan penghematan penggunaan energi dengan cara mengganti jenis lampu SON, SON-T dan merkuri tersebut dengan jenis LED. Lampu jenis LED memiliki daya yang lebih kecil yang tentunya menyebabkan biaya pemakaian energi listrik tiap bulannya menjadi lebih rendah. Berikut adalah tabel kesetaraan untuk lampu LED: Tabel 5 Kesetaraan lampu LED Sumber: OSRAM SYLVANIA Inc Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya dengan mengambil sampel Jalan Kalibenda APP 1. APP 1 Jalan Kalibenda terdiri dari 7 buah lampu jenis SON 250. Semua lampu diganti dengan lampu LED 120 Daya tersambung sebesar 5500 VA. Maka, Biaya beban = 40 x 5,5 kva x (50% x Rp 1.020,00/kVA) = 40 x 5,5 x 510 = Rp ,00 Biaya pemakaian = (7 x 120/1000) kw x 12 jam x 30 hari x Rp 861,00/kWh = 0,84 x 12 x 30 x 861 = Rp ,00 Biaya listrik/bulan = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00 Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan lampu LED, biaya energi listrik bulanan menjadi lebih rendah. Tabel 6 Rekapitulasi biaya listrik menggunakan LED No Ruas Jalan Jumlah Biaya Bulanan (Rp) 1 Jl Kalibenda Jl Tentara Pelajar Jl. Letjen. S. Parman Jl.Pemuda Jl Letjen Suprapto Jl Raya Semampir - Tugu Batas Jl Hos Cokroaminoto Jl Gatot Subroto Jl Jend. Ahmad Yani Jl Sunan Gripit Jl Jend. Sudirman Jl Mayjen.Panjaitan Jl Dipayuda Jl Mayjen. Sutoyo Jl Gotong Royong Jl Bambang Sugeng Jl Letnan Karjono Jl Selamanik Jl Ki Jagapati Jl Stadion Jl Tirtosari Jl Veteran Jl MT. Haryono Jl Hos Partoadiwijaya Jl KH. Ahmad Dahlan Al Munawaroh Jl Piere Tendean Alun Alun Kota Jl. Yos Soedarso Komplek Rumah Dinas Bupati 0 TOTAL Dari tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat bahwa jumlah biaya energi listrik per bulan untuk PJU Kabupaten Banjarnegara menggunakan LED sebesar Rp ,00. Penggunaan lampu LED menunjukkan nilai yang lebih hemat untuk biaya energi listrik per bulan dibandingkan lampu HPS. Untuk mengetahui besarnya penghematan penggunaan lampu jenis LED menggantikan lampu jenis HPS, perlu mempertimbangkan faktor usia hidup (lifetime) dan harga satuan set lengkap (complete set) dari masing-masing jenis lampu tersebut. 0
6 Tabel 7 Perbandingan usia hidup dan harga satuan set Jenis Lampu HPS 250 HPS 150 LED 120 LED 80 lengkap lampu HPS dan LED Masa Pakai/ Hari Usia Hidup jam (5,47 th) jam (5,47 th) jam (15,98 th) jam (15,98 th) Harga Satuan Set Lengkap Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Usia hidup lampu LED berkisar jam (15,98 th), sedangkan lampu HPS berkisar jam (5,47 th). Jika dibandingkan, lampu LED memiliki usia hidup hampir 3 kali (2,92 kali) dari lampu HPS. Ini berarti dalam kurun waktu 15,98 tahun (dibulatkan 16 tahun), untuk lampu LED hanya melakukan satu kali pembelian, sedangkan untuk lampu HPS melakukan 3 kali pembelian. Tabel 8 Perbandingan biaya investasi lampu HPS dan LED Jenis Lampu Jumlah Biaya Investasi selama 16 tahun HPS HPS Rp ,00 x 3 = Rp ,00 Rp ,00 x 3 = Rp ,00 Total Rp ,00 LED Rp ,00 LED Rp ,00 Total Rp ,00 Untuk perbandingan biaya bulanan antara lampu LED dan HPS selama 16 tahun dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Perbandingan biaya rekening listrik lampu HPS dan LED Jenis Biaya Selama 16 Biaya Per Bulan Lampu tahun HPS Rp ,00 Rp ,00 LED Rp ,00 Rp ,00 Dari hasil perhitungan investasi dan biaya rekening listrik selama 16 tahun di atas, maka diperoleh perbandingan biaya keseluruhan antara lampu HPS dan LED sebagai berikut. Tabel 10 Perbandingan biaya keseluruhan lampu HPS dan LED Jenis Biaya Keseluruhan Lampu HPS Rp ,00 LED Rp ,00 Dari Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa PJU menggunakan lampu LED lebih hemat dibandingkan dengan lampu HPS, walaupun biaya investasi pengadaan lampu LED lebih tinggi. Dalam kurun waktu 16 tahun, PJU dengan lampu LED lebih hemat sebesar Rp ,00. Maka dapat dihitung penghematan per tahun sebesar Rp ,00 dan penghematan per bulan sebesar Rp ,08. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Dari segi biaya penggunaan energi listrik per bulan, penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara menggunakan lampu LED lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan lampu HPS. Biaya listrik bulanan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp ,00, sedangkan untuk lampu LED adalah sebesar Rp , Lampu LED memiliki usia hidup hampir tiga kali dari lampu HPS (LED jam, HPS jam), sehingga dalam kurun waktu 16 tahun untuk lampu LED hanya satu kali pemasangan sedangkan untuk lampu HPS tiga kali pemasangan. 3. Biaya investasi lampu LED lebih tinggi dibandingkan lampu HPS. Dalam kurun waktu 16 tahun, biaya investasi lampu LED adalah sebesar Rp ,00, sedangkan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp , Biaya penggunaan energi listrik dan investasi lampu LED selama 16 tahun lebih rendah dibandingkan lampu HPS. Biaya untuk lampu LED adalah sebesar Rp ,00, sedangkan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp , Penggunaan lampu LED untuk penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara dapat menghemat biaya penggunaan energi listrik. Dengan menggunakan lampu LED, dapat melakukan penghematan per tahun sebesar Rp ,00. Maka penghematan per bulannya adalah sebesar Rp ,00.
7 4.2 Saran 1. Perhitungan yang lebih mendetail dapat dilakukan untuk menghitung besar energi yang dikonsumsi oleh Kabupaten Banjarnegara untuk penerangan, baik jalan umum, jalan lingkungan penerangan taman, lampu hias, lampu untuk reklame/iklan, lampu lalu lintas, lampu-lampu pada fasilitas umum. 2. Pemkab Banjarnegara hendaknya memperhatikan daerah-daerah yang belum mendapat penerangan jalan. 3. Penyusunan Detail Engineering beserta RAB sebaiknya dilakukan untuk mengetahui biaya investasi keseluruhan termasuk biaya jasa. DAFTAR PUSTAKA [1] Munzinger, P., Hauke Bröcker, & Adi Supriadi Penggantian Penerangan Jalan Konvensional dengan LED, Suatu pendekatan untuk aksi mitigasi RAD-GRK (NAMA).Dari content/uploads/downloads/2012/11/giz- OSRAM-RAD-GRK-LED-street-lighting-SB- IND.pdf, diakses tanggal 2 September [2] OSRAM Sylvania ProPoint TM Outdoor Luminaires LED Cobrahead Luminaire. Dari D158%20Cobrahead%20cutsheet.44d7d e-4816-a091-38cdcbb46927.pdf. [3] Pratomo, A., Agung Nugroho, & Bambang Winardi Perencanaan Penataan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Kabupaten Semarang UPJ Ungaran. Universitas Diponegoro. [4] Republik Indonesia Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, Sekretariat Negara. Jakarta. [5] Wasiyono, J.S Studi Ekonomi Meterisasi Penerangan Jalan Umum Kota Medan.USU. BIODATA PENULIS Renaldo Marsal, lahir di Semarang, 16 Januari Riwayat pendidikan dari SD Kartini 03 Semarang, SMP N 1 Semarang, SMA N 3 Semarang, dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Agung Warsito, DHET NIP
KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA
KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA Gilang Surya Atmaja 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciSPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA
SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalam mendorong perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (3, 5, 7) Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG (3, 5, 7) Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota sebagai bentuk
Lebih terperinciTUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM :
TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM : 040402001 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 STUDI
Lebih terperinciPERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL
PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL (Aplikasi Jalan by Pass Padang) Emi Safria (1310017111032) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPeluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung Dalam
51 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 7, No. 1, JANUARI 018 Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA
RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA Ema Kartika Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB 2 II DASAR TEORI
BAB 2 II DASAR TEORI 2.1 Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri / kanan jalan dan atau di tengah (dibagian
Lebih terperinciTable 1 Aliran dana dengan dana kumulatifnya
ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI KABUPATEN JEMBER Ahmad Fadly Irawan¹, Moch. Dhofir², Hadi Suyono ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPenghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga
Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan LED Di Rumah Tangga Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK
BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK (1, 2, 6, 8, 9, 10) 2.1. FUNGSI PENERANGAN JALAN (1) Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi antara lain : 1. Menghasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI
E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 3 September 20 ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI I.W.H.
Lebih terperinciAnalisis Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan
SKRIPSI Analisis Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program S -1 pada Teknik Elektro-Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus Disusun
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, MENIMBANG : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas perlengkapan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG
RANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG Ilyas Achmad Syarifudin ), Ir. Bonar Sirait, M.Sc 2), Dr. Purwoharjono, ST, MT 3) ) Mahasiswa dan 2,3) Dosen Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL
ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL Sri Pringatun 1), Karnoto 2), M. Toni Prasetyo 3) 1,3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR
ROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 1 RUANG LINGKUP SPATIAL 2 2 JARINGAN DISTRIBUSI
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG
ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,
Lebih terperinciEVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI
EVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI Adevia Arva Puspa *), Karnoto, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR PADA KAWASAN TERTIB LALU LINTAS WILAYAH KOTA DAN PENGGUNAAN JALUR KHUSUS SEPEDA DI KABUPATEN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2007 SERI : Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciJurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36
ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 Moethia Faridha, M. Dahlan Yusuf Saputra Jurusan Teknik Elektro Uniska M A B Banjarmasin Jl. Adyaksa No2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Email:bariethia@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data yang Didapat Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menunjang sebagai analisis perbandingan lampu yaitu menggunakan data jenis lampu yang digunakan pada area
Lebih terperinciPERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS
TESIS PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga Lengan Gamping Yogyakarta dan Simpang Empat Lengan Pelemgurih Yogyakarta) Oleh
Lebih terperinciDiajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :
PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk di Indonesia pada masa saat sekarang ini semakin pesat, bila tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik maka bangsa ini akan mengalami
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Nama : Riki Setiawan NIM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum Lampu penerangan jalan umum pertama kali diterapkan pada tahun 188 di Rumania. Ada sebanyak 71 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi
Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Badan Kebijakan
Lebih terperinciSTUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM
JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semarang sebagai ibukota propinsi di Jawa Tengah mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, maka terjadi
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA Engga Kusumayogo 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang disebabkan oleh semakin meningkatnya mobilitas penduduk, perubahan tata guna lahan, serta
Lebih terperinciSISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Novio Mahendra Purnomo (L2F008070) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK. Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) Intisari
PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) 1) Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Padang 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Ketersediaan jembatan sebagai salah satu prasarana transportasi sangat menunjang kelancaran pergerakan lalu lintas pada daerah-daerah dan berpengaruh terhadap
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG
ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG Ruditta Devianti 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ²
Lebih terperinciPencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?
Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)
Lebih terperinciProposal Proyek. Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum
Proposal Proyek Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum Tanggal Mulai : 2015 Tanggal Berakhir : 2016 Pelaksana : Ringkasan Proyek Operasional penerangan jalan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:
Lebih terperinciPENATAAN KAWASAN TUGU POCI SLAWI SEBAGAI LANDMARK KABUPATEN TEGAL
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN TUGU POCI SLAWI SEBAGAI LANDMARK KABUPATEN TEGAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL Disusun Oleh : RADITYO ARDHIAN PRATAMA L2A000142 RONNY SAGITA L2A000157 Disetujui dan disahkan pada : Hari : Tanggal : Dosen
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG BESARAN TARIF SEWA PEMANFAATAN ASET UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME PERMANEN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG Mahadi Prasetyawan (L2F008059) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2
STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Karakteristik kecelakaan berdasarkan beberapa klasifikasi
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelompokan Jalan Menurut Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, ditinjau dari peruntukannya jalan dibedakan menjadi : a. Jalan khusus b. Jalan Umum 2.1.1. Jalan
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA
STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA Ir.Setia Gunawan, M.Sc 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta setiagunawan55@yahoo.com ABSTRAK Penerangan jalan umum
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG
ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertemuan jalan atau yang sering disebut persimpangan jalan merupakan tempat bertemunya arus lalu lintas dari dua jalan atau lebih dan merupakan suatu titik tempat
Lebih terperinciBAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK
14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS
PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : M.SULTHONUL
Lebih terperinciPENATAAN DAN METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (LPJU) DESA APAR KECAMATAN PARIAMAN UTARA
PENAAAN DAN MEEIAI LAMPU PENEANGAN JALAN UMUM (LPJU) DEA APA KECAMAAN PAIAMAN UAA Oleh: Asnal Effendi 1) Niko azonta 2) 1) Dosen eknik Elektro Institut eknologi Padang 2) Mahasiswa Jurusan eknik Elektro
Lebih terperinciOleh: UMI KHOIRIYAH D
PERENCANAAN DAN ANALISIS PEMBIAYAAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) (Studi Kasus: Jl. Tangkil-Ngeluk Kec. Gesi Kab. Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruas Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi khususnya energi listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia terus meningkat. Khususnya di Indonesia kebutuhan energi listrik sebagian besar dipenuhi
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR
Evaluasi Sistem Pencahayaan Lampu Jalan Di Kecamatan Sungai Bahar EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR Oleh : Asnal Effendi 1, Asep Suryana 2 1) Dosen Teknik Elektro Institut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat tersebut bertemu dan memencar meninggalkan simpang. Pada
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL
PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL Daniel Bimbingan LimbongSurya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA TUGAS AKHIR Program S1 Oleh I DEWA AYU SRI EKA YADNYANI ( 0219151052 ) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK 2009 PERNYATAAN Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Spesifikasi dan Kondisi Jalan Spesifikasi dan kondisi jalan cukup besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan karena dalam spesifikasi/kondisi
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kecelakaan Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas, yang merupakan penjabaran UU No 14 tahun 1992 tentang lalu lintas
Lebih terperinci4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN PENGGUNAAN JARINGAN JALAN DAN GERAKAN ARUS LALU LINTAS DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan energi listrik merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, penyediaan tenaga listrik harus menjadi prioritas dalam
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian untuk menyusun konsep green road bagi jalan menuju Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi ini dengan beberapa tahapan ilmiah
Lebih terperinciLAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK
LAMPIRAN I GOLONGAN DASAR LISTRIK No. GOLONGAN BATAS DAYA KETERANGAN 1. S-1/TR 220 VA Tarif S-1 yaitu tarif untuk keperluan pemakai sangat kecil (tegangan rendah) 2. S-2/TR 250 VA s.d 200 kva Tarif S-2
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Spesifikasi dan Kondisi Jalan Spesifikasi dan kondisi jalan cukup besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan. 3.1.1. Kelas jalan kelas jalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciBAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan
BAB V MEDIAN JALAN 5.1 Macam-macam Median Jalan 1. Pemisah adalah suatu jalur bagian jalan yang memisahkan jalur lalulintas. Tergantung pada fungsinya, terdapat dua jenis Pemisah yaitu Pemisah Tengah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi di Perkotaan Menurut Abubakar, dkk (1995) salah satu ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Fungsi lampu lalu lintas Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai untuk kegiatan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING
TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Ruas jalan Cicendo memiliki lebar jalan 12 meter dan tanpa median, ditambah lagi jalan ini berstatus jalan arteri primer yang memiliki minimal kecepatan 60 km/jam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek secara visual. Penerangan jalan dibuat untuk mempermudah dan membantu manusia dalam melihat obyek
Lebih terperinciRASIONALISASI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI KABUPATEN PATI. Oleh : Ir. SUHARYONO, MM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PATI
RASIONALISASI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI KABUPATEN PATI Oleh : Ir. SUHARYONO, MM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PATI 1 RASIONALISASI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) Di KABUPATEN PATI 1. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.
PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang
Lebih terperinciANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG
ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG Deny Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Deni3151987@gmail.com Abstrak- Perencanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sejarah Lampu Penerangan Jalan Umum Lampu penerangan jalan umum pertama kali diterapkan pada tahun 188 di Rumania. Ada sebanyak 71 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh
Lebih terperinciANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR
ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : LINDA KURNIANINGSIH L2D 003 355 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAU PUSTAKA. jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan
BAB II TINJAU PUSTAKA 2.1 Simpang (Hendarto dkk,2001), Persimpangan adalah daerah di mana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Jalan merupakan salah satu instrument prasarana penghubung dari daerah yang satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun 2009 Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 2 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jalan lingkar adalah jalan yang melingkari suatu kawasan, yang berfungsi untuk mengalihkan sebagian arus lalu lintas terusan. Biasanya merupakan bagian jaringan jalan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA
Restu RiaRestiana 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Pada pertemuan dua jalan arteri primer diharapkan tidak terjadi hambatan arus lalu lintas, dimana kendaraan dapat bergerak bebas. Jalan Soekarno-Hatta
Lebih terperinciKONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM PENCAHAYAAN DAN AIR CONDITIONING (AC) DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KOTA MALANG JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK ENERGI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam lingkup lokal, kota Semarang adalah ibu kota Jawa Tengah yang merupakan sentra industri dan perdagangan, selain itu kota Semarang juga menjadi pusat pemerintahan,
Lebih terperinciPerencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data
1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Pembahasan metodologi meliputi uraian tahapan pelaksanaan studi dan uraian perencanaan yang digunakan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam studi ini meliputi tahap
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG
UNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG Performance and Design of Krapyak Toll Road Signalized Intersection to Pasar
Lebih terperinci