PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR 5E DAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR 5E DAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA."

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR 5E DAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA. Rini Susanti 1), Widha Sunarno 2), Haryono 2), 1 Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia rsusanti85@yahoo.co.id 2 Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Widha sunarno@gmail.com 3 Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Haryono_uns@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan siklus belajar 5E, inkuiri bebas dimodifikasi, kemampuan berpikir analisis, kreativitas, dan interaksinya terhadap prestasi belajar ranah kognitif siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilaksanakan dari bulan November Mei Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPA SMA N 3 Madiun tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling yang terdiri dari empat kelas. Kelas XII IPA1 dan XII IPA 4 diberi pembelajaran siklus belajar 5E dan kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3 diberi pembelajaran inkuri bebas dimodifikasi. Data dikumpulkan dengan metode tes untuk prestasi belajar kognitif, kemampuan berpikir analisis, dan kreativitas, angket untuk prestasi afektif, dan lembar observasi untuk psikomotor siswa. Hipotesis diuji menggunakan Anava. Dari hasil analisis data disimpulkan: 1) tidak ada pengaruh pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 2) ada pengaruh kemampuan berpikir analisis terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 3) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 4) tidak ada interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dengan kemampuan berpikir analisis terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 5) ada interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 6) ada interaksi antara kemampuan berpikir analisis dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 7) tidak ada interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi, kemampuan berpikir analisis, dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa. Kata kunci : prestasi belajar, metode eksperimen, elektrolisis. Pendahuluan dalam pendidikan inilah yang melatarbelakangi berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan faktor pendidikan sebagaimana yang pendidikan, potensi sekolah, karakteristik diamanatkan UUD 1945 bahwa pendidikan sekolah, sosial budaya masyarakat, dan nasional bertujuan untuk mencerdaskan karakteristik peserta didik. Guru sebagai salah kehidupan bangsa. Namun pada kenyataannya satu bagian dari proses pendidikan memegang kualitas pendidikan Indonesia sangat peranan penting dalam meningkatkan mutu memprihatinkan. Berdasarkan hasil data PISA pendidikan dengan cara mengubah proses (2006), pelajar Indonesia di bidang sains, pembelajaran dari teacher-centered menjadi bacaan, dan matematika menempati peringkat student-centered. Pembelajaran ini diharapkan 50, 48, dan 50 dari 57 negara (Seto Mulyadi, mendorong terwujudnya pembelajaran aktif, 2011: 67). Berdasarkan kondisi ini harus kreatif, efektif, inovatif, dan bermakna bagi dilakukan suatu pembaharuan dalam bidang siswa. Siswa diberi kesempatan mengeksplorasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, membuktikan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan konsep-konsep melalui percobaan yang 60

2 dilakukan sendiri sehingga akan memperoleh pengalaman belajar yang akan meningkatkan pemahamannya Selain itu guru juga harus merancang dan mengimplementasikan modelmodel pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter materi yang akan disampaikan serta karakter siswa yang diajarnya, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai setelah akhir pembelajaran. Pembelajaran ilmu kimia masih merupakan tantangan bagi guru, kimia masih dipandang siswa sebagai materi pelajaran yang sulit, hal ini karena siswa masih sering mengalami kesulitan dalam memahami konsepkonsep, istilah-istilah dalam kimia, kesulitan dalam bekerja dengan angka-angka, bahkan menggunakan alat-alat kimia. Elektrolisis adalah salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa, materi tersebut bersifat kompleks, meliputi konsep-konsep yang memerlukan kemampuan analisis tinggi, bersifat faktual dan empiris, serta memiliki beberapa kegunaan dalam industri antara lain pada proses penyepuhan, pengisian aki, dan pemurnian logam. Selama ini proses pembelajaran di SMAN 3 Madiun masih sering berpusat pada guru dan metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Metode ini digunakan karena guru menganggap metode ini paling efisien terutama waktu yang diperlukan tidak terlalu lama dan materi segera terselesaikan, namun dengan metode ini siswa menjadi pasif dan jarang bertanya, bahkan mengalami kesulitan memahami konsep-konsep, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Sementara disisi lain penilaian prestasi belajar hanya terbatas pengukurannya pada ranah kognitif saja, tidak dilakukan pada ranah psikomotor dan afektif. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam pembelajaran kimia banyak model atau metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan. Penerapan model atau metode ini harus disesuaikan dengan karakter materi, sarana pendukung, dan kondisi siswa. Menurut pandangan konstruktivisme dalam proses pembelajaran, manusia membangun pengetahuan dengan cara memberi arti pengetahuan sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan bukan seperangkat fakta yang siap diambil dan diingat tetapi manusia harus membangun pengetahuan dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Ratna Wilis Dahar (1988) menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa adalah akibat 61 konstruksi aktif melalui asimilasi, akomodasi, dan organisasi yang berlangsung terus menerus sehingga struktur kognitif akan berkembang. Oleh karena itu siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, menumbuhkan sikap ilmiah, dan bergelut dengan ide-ide. Inkuiri adalah pembelajaran yang berparadigma konstruktivistik. Menurut Trowbridge dan Bybee (1986: 183) menyatakan bahwa inkuiri diartikan sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan mengambarkan kesimpulan dari masalah-masalah tersebut. Dengan inkuiri akan mengaktifkan siswa dalam proses pengkonstruksian pemahamannya melalui pengalaman yang dialaminya sendiri. Inkuiri terdiri dari tingkat tingkatan yaitu: inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas dimodifikasi, perbedaanya terletak pada proses yang dilakukan siswa dan keterlibatan guru dalam pembelajaran. Salah satu pembelajaran konstruktivistik lain adalah siklus belajar atau learning cycle 5E (LC 5E). LC 5E terdiri dari dari 5 tahap (Lorsbach, 2001) yaitu: engagement, exploration, explanation, elaboration, and evaluation. Penekanan LC 5E adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa melakukan investigasi dan bukti-bukti untuk mendukung kesimpulan yang dibuatnya, serta mengaplikasikan konsep yang didapatnya pada situasi yang baru, sehingga konsep yang didapat akan lebih dipahami dengan baik. Selain ketepatan pemilihan model atau metode yang digunakan, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru harus memperhatikan aspek internal siswa seperti kemampuan berpikir analisis, kreativitas, gaya belajar, dll. Berdasarkan karakter materi elektrolisis maka dalam mempelajarinya diperlukan kemampuan berpikir analisis, yaitu kemampuan mengidentifikasi maksud dan hubunganhubungan kesimpulan yang benar diantara pernyataan, pertanyaan, konsep, gambaran, atau bentuk lain yang mewakili untuk mengungkapkan keyakinan, alasan, informasi, dan opini (Facione, 2011: 5). Dalam mempelajari elektrolisis siswa-siswa akan mengidentifikasi spesi-spesi yang mengalami reduksi dan oksidasi di katoda dan anoda, mengidentifikasi data-data hasil eksperimen,

3 maupun data-data yang tersedia ketika menyelesaikan soal-soal hukum Faraday. Kreativitas juga salah satu aspek internal yang diperlukan. Kreativitas menurut Utami Munandar (2009: 25) adalah kemampuan memberikan gagasan-gagasan baru untuk memecahkan masalah. Dalam mempelajari meteri elektrolit misalkan dalam penyepuhan diperlukan kreativitas siswa merancang percobaan dan melakukan percobaan. Siswa SMAN 3 Madiun memiliki karakter aktif, dinamis, senang melakukan percobaan di laboratorium, dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, sarana laboratorium sekolah juga lengkap, sehingga menunjang untuk pembelajaran eksperimen, akan tetapi prestasi belajar yang dicapai untuk materi elektrolisis masih kurang maksimal. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi terhadap prestasi belajar siswa, (2) pengaruh kemampuan berpikir analisis siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa, (3) pengaruh kreativitas siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa, (4) interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dengan kemampuan berpikir analisis siswa terhadap prestasi belajar siswa, (5) interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa, (6) interaksi antara kemampuan berpikir analisis dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa, (7) interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi, kemampuan berpikir analisis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan dua kelompok eksperimen. Kelompok pertama diberi perlakuan dikenai pembelajaran LC 5E dan kelompok kedua dengan pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi. Sebelum diberi perlakuan masing-masing kelas eksperimen diberi tes kemampuan berpikir analisis dan kreativitas siswa. Data hasil yang diperoleh dikategorikan menjadi siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi dan rendah, begitu juga untuk kreativitas dikategorikan kreativitas tinggi dan rendah. Selama proses 62 pelaksanaan pembelajaran praktikum dilakukan penilaian aspek psikomotor melalui pengamatan dan setelah pembelajaran selesai dilakukan penilaian aspek kognitif dan afektif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMAN 3 Madiun tahun pelajaran Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Diperoleh kelas XII IPA 1 dan 4 kelas eksperimen pertama, kelas XII IPA 2 dan 3 kelas eksperimen kedua, kelas-kelas eksperimen yang digunakan dilakukan uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui bahwa kelas yang digunakan memiliki keadaan awal yang sama. Desain faktorial penelitian adalah 2x2x2.Variabel terikat adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran LC 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi, dan berskala nominal. Kemampuan berpikir analisis dan kreativitas sebagai variabel moderator, dan berskala ordinal. Sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar aspek kognitif dan berskala interval. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi aspek kognitif, kemampuan berpikir analisis, dan kreativitas siswa. Sedangkan untuk mengukur prestasi aspek afektif digunakan teknik angket, dan prestasi aspek psikomotor diukur dengan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen-instrumen tersebut dilakukan ujicoba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Untuk instrumen tes prestasi aspek kognitif dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Sedangkan untuk instrumen aspek afektif dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Untuk instrumen pada variabel moderator disusun kisikisinya dan dikonsultasikan pada ahli untuk mengetahui kesesuaian teori dengan komponen dan indikator dan juga dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan homogenitas. Taraf signifikansi yang digunakan (α = 0,05). Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan ANAVA dengan statistik uji general linear model dengan taraf signifikansi (α = 0,05).

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Data prestasi belajar kimia aspek kognitif diperoleh dari hasil tes prestasi belajar pada materi pokok elektrolisis disajikan pada Table 1. Tabel 1. Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa Kelas Jumlah Nilai Nilai Rata SD data Maks Min -rata Siklus belajar 5E ,1 9,9 Inkuiri Bebas Dimodifikasi ,5 12,3 Data prestasi belajar kognitif siswa dengan kemampuan analisis tinggi dan rendah serta kreativitas tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 2 dan 3 Tabel 2. Data Prestasi Kognitif Siswa dengan Kemampuan Berpikir Analisis Tinggi dan Rendah LC 5E Analisis Analisis Tinggi Rendah Inkuiri Bebas Dimodifikasi Analisis Analisis Tinggi Rendah Jumlah Data Rata-rata 81,1 74,8 80,2 71,3 Deviasi Standar 10,3 8,5 8,7 13,7 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Tabel 3. Data Prestasi Kognitif Siswa dengan Kreativitas Tinggi dan Rendah Inkuiri Bebas Siklus Belajar 5E Dimodifikasi Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah Jumlah Data Rata-rata 80,9 75,6 81,9 68,9 SD 9,0 10,1 8,8 12,1 Nilai Min Nilai Maks Hasil uji Anava terhadap prestasi belajar dalam penelitian ini dianalisis dengan SPSS 18 yang hasil analisisnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis Sig. Taraf sig. Keputusan Uji Hipotesis pertama 0,161 0,05 H 0 diterima Hipotesis kedua 0,000 0,05 H 0 ditolak Hipotesis ketiga 0,000 0,05 H 0 ditolak Hipotesis kempat 0,410 0,05 H 0 diterima Hipotesis kelima 0,047 0,05 H 0 ditolak Hipotesis keenam 0,025 0,05 H 0 ditolak Hipotesis ketujuh 0,432 0,05 H 0 diterima Hipotesis pertama Berdasarkan uji dengan GLM diperoleh sig>0,05, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rerata kelas siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi berturut-turut 78,1 dan 75,5. Menurut Tzu-Chien Liu, Hsinyi Peng, Wen-Hsuan Wu dan Ming-Sheng Lin (2009: 355) bahwa pembelajaran berbasis siklus belajar 5E efektif meningkatkan pemahaman siswa, dan juga Stephen J. Wolf dan Barry J Fraser (2008) menyatakan bahwa siswa dengan pembelajaran inkuiri mendapatkan nilai pencapaian yang lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran non inkuiri. Berdasarkan kedua pendapat diatas bahwa kedua pembelajaran memiliki kelebihan meningkatkan prestasi belajar siswa, dan juga sintaks kedua model tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hanya saja pada siklus belajar intensitas bimbingan guru lebih besar daripada inkuiri. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa siswa yang dikenai pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi lebih siap menerima pembelajaran karena pada pembelajaran berbasis ekasperimen mereka telah merancang prosedur eksperimennya sendiri, hal ini membuat siswa lebih paham apa yang harus dilakukan dan dibuktikan sehingga proses praktikum berjalan lebih lancar, sedangkan pada siklus belajar 5E guru telah menyediakan prosedur praktikum ternyata menyebabkan siswa cenderung menunggu instruksi dari guru untuk melaksanakan percobaan dan kurang memahami apa yang harus dilakukan. Kedua model pembelajaran tidak berpengaruh didukung oleh data nilai rerata prestasi belajar ranah afektif pada model siklus belajar dan inkuiri bebas dimodifikasi berturut-turut 121,0 dan 123,3; pada ranah psikomotor adalah 78,2 dan 78,0 hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. 2. Hipotesis Kedua Signifikansi 0,000 < 0,05, ini menunjukkan kemampuan berpikir analisis tinggi rendah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata prestasi kognitif siswa yang memiliki kemampuan berpikir analisis tinggi dan rendah berturut-turut adalah 80,7 dan 72,9. Siswa dengan kemampuan analisis tinggi dalam menyelesaikan masalah akan mempergunakan kemampuannya untuk

5 mengidentifikasi dan mencari hubungan dari fakta-fakta yang ada, mengetahui alasan atau penyebab mengapa terjadi demikian sehingga setelah yakin akan akan hasil analisisnya maka siswa tersebut akan membuat keputusan (decision making). Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki semakin baik keputusan yang dibuat. Siswa dengan kemampuan analisis tinggi akan lebih mudah melakukan asimilasi dan akomodasi dalam proses membangun pengetahuannya, dengan demikian hasil belajar yang dicapainyapun akan lebih baik daripada siswa dengan kemampuan analisis rendah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Oscarson and Osberg (2010: 4) menyatakan bahwa keterampilan berpikir (thinking skills) berkorelasi signifikan terhadap prestasi kognitif siswa materi kimia 3. Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh sig. 0,000 < 0,05, menunjukkan ada pengaruh kreativitas tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rerata prestasi kognitif siswa yang memiliki kemampuan kreativitas tinggi dan rendah berturut-turut adalah 81,4 dan 72,4. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dapat diamati dari sikapnya dimana siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memiliki ciriciri imajinatif, inisiatif, mandiri dalam berpikir, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, percaya diri, berani mengambil resiko dalam menyelesaikan masalah. Sementara ciri-ciri aptitute dari kreativitas adalah kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir hal ini berhubungan dengan berpikir divergen atau memiliki kemampuan untuk melihat bermacammacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Karnes et al (1961) dalam Daniel Fasco, Jr (2001: 320) menyatakan bahwa kreativitas berhubungan secara signifikan pada pencapaian pendidikan. Materi elektrolisis memerlukan kreativitas dalam memahaminya, dengan kelenturan dan kelancaran berpikir siswa-siswa dapat mengemukan ide-ide maupun cara dalam membangun pengetahuannya, semakin tinggi kreativitasnya semakin baik proses pemkonstruksian pengetahuan sehingga prestasi belajar semakin baik. 4. Hipotesis Keempat Hasil analisis diperoleh sig. 0,410>0,05 menunjukkan tidak ada interaksi antara interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan 64 inkuiri bebas dimodifikasi kemampuan berpikir analisis siswa terhadap prestasi belajar siswa. Materi elektrolisis memerlukan kemampuan berpikir analisis untuk memahaminya. Kedua model pembelajaran menuntut siswa berpikir aktif untuk mengintegrasikan kemampuannya mengindentifikasi, mencari hubungan antar konsep, hingga mengambil keputusan. Siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi dikenai model Pada pembelajaran siklus belajar 5E intensitas bimbingan lebih besar, siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi maupun rendah memiliki prestasi lebih tinggi pada pembelajaran ini. Siswa dengan kemampuan rendah dengan bimbingan guru maka akan memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis data-data yang tersedia hingga proses penyimpulan konsep dengan lebih baik. Selain itu pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, hal ini akan terbentuk kerjasama antar siswa, sehingga tidak hanya faktor kemampuan berpikir analisis dan model pembelajaran saja yang mempengaruhi prestasi belajar tetapi juga faktor-faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa yang lainnya. 5. Hipotesis Kelima Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan ada interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. rata-rata prestasi belajar aspek kognitif kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi menggunakan pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi berturut-turut 81,0 dan 81,9; sedangkan siswa dengan kreativitas rendah menggunakan berturut-turut 75,6 dan 68,9. Pada siklus belajar 5E siswa telah diberi petunjuk praktikum dengan jelas sehingga tuntutan untuk berkreasi tidak begitu tinggi, tetapi pada tahap-tahap berikutnya kreativitas tetap diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan, sedangkan inkuiri bebas dimodifikasi kreativitas tinggi sangat diperlukan karena pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk mendesain percobaannya sendiri, disini imajinasi dan kreasi siswa diuji, walaupun hasil desain tidak harus baru tetapi mungkin diperlukan suatu modifikasi tergantung alat yang tersedia. Apabila kreativitas rendah siswa akan mengalami kesulitan untuk melakukan proses tersebut, sehingga siswa dengan kreativitas rendah akan lebih optimal pada pembelajaran

6 siklus belajar 5E dan kreativitas tinggi akan lebih baik pada inkuiri bebas dimodifikasi karena diberi kebebasan mengeksplorasi kreativitas yang dimiliki. 6. Hipotesis Keenam Kesimpulan penelitian menunjukkan ada interaksi antara kemampuan berpikir analisis siswa dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata kelompok siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas tinggi, kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas rendah, kemampuan berpikir analisis rendah kreativitas tinggi, dan kemampuan berpikir analisis rendah kreativitas rendah berturut-turut adalah 83,0; 78,4; 79,8; dan 66,8. Berdasarkan rerata diatas siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas tinggi, tentu akan memiliki pretasi yang tinggi, siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas rendah juga memiliki nilai ratarata yang baik karena kreativitas rendah yang dimiliki masih dapat diimbangi dengan kemampuan berpikir analisisnya yang tinggi. Untuk siswa dengan kemampuan berpikir analisis rendah tinggi masih memiliki rata-rata yang baik atau tidak berbeda secara signifikan dari rerata kedua kelompok, hal ini karena kreativitas dapat menutupi kekurangan kemampuan analisisnya, sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir analisis rendah dan kreativitas yang rendah tentu akan memiliki prestasi yang rendah, tetapi kedua kemampuan internal tersebut dapat diperbaiki dengan cara melatih mereka untuk aktif berpikir yaitu melalui metode-metode pembelajaran yang mengaktifkan kemampuan tersebut maupun dari lingkungan. 7. Hipotesis Ketujuh Berdasarkan hasil analisis diperoleh sig. 0,432 > 0,05 ini menunjukkan tidak ada interaksi antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi, kemampuan berpikir analisis siswa dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Siswa-siswa dengan kemampuan berpikir analisis rendah kreativitas tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik pada pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi, begitu juga yang memiliki kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas tinggi. Nilai rata-rata siswa dengan pembelajaran siklus belajar 5E yang memiliki kreativitas tinggi kemampuan berpikir analisis tinggi ( 82,4) dan rendah (79,3) dan kreativitas rendah kemampuan berpikir analisis 65 tinggi (79,9) dan rendah (71,4) sedangkan pada pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi siswa dengan kreativitas tinggi kemampuan berpikir analisis tinggi ( 83,5) dan rendah (80,3) dan kreativitas rendah kemampuan berpikir analisis tinggi (76,9) dan rendah (62,2), hal ini menunjukkan kreativitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar aspek kognitif, meskipun kemampuan berpikir analisis seorang siswa rendah asalkan siswa tersebut memiliki kreativitas tinggi dengan model pembelajaran apapun maka prestasi belajarnya tetap baik. Kesimpulan dan Rekondasi A. Kesimpulan Dari analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Pembelajaran siklus belajar atau learning cycle 5E (LC 5E) dan inkuiri bebas dimodifikasi, keduanya dapat diterapkan pada materi elektrolisis. Hal ini didukung oleh prestasi belajar pada ranah afektif dengan dan psikomotor. 2. Kemampuan berpikir analisis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar aspek kognitif. Siswa dengan kemampuan analisis tinggi akan memiliki kemampuan untuk menguraikan dan menghubungkan antara bagian dengan cermat sehingga kesimpulan yang diambil semakin tepat, dengan demikian akan membantu siswa mencapai prestasi belajar kognitif yang maksimal. 3. Pada pembelajaran kimia materi elektrolisis kreativitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar aspek kognitif. Siswa dengan kreativitas tinggi akan memiliki kemampuan kelancaran dalam berpikir, kelenturan, berpikir orisinal, dan dapat berpikir rinci (elaborasi) dalam mengemukakan gagasan-gagasan atau ideidenya untuk menyelesaikan masalah. Dengan kemampuan tersebut akan membantu siswa mencapai prestasi belajar kognitif yang maksimal. 4. Nilai rata-rata prestasi belajar aspek kognitif siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi dan rendah yang dikenai pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

7 5. Nilai rata-rata prestasi belajar aspek kognitif siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah yang dikenai siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan demikian menunjukkan ada interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas terhadap prestasi belajar aspek kognitif siswa. 6. Siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas tinggi memiliki perbedaan rerata yang signifikan dengan kemampuan berpikir analisis rendah kreativitas rendah. Siswa dengan kemampuan berpikir analisis rendah kreativitas tinggi memiliki rerata prestasi kognitif lebih baik daripada siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas rendah. Dengan demikian disimpulkan terdapat interaksi antara kemampuan berpikir analisis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar aspek kognitif. 7. Prestasi kognitif siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi dan rendah serta kreativitas tinggi dan rendah yang diberi pembelajaran LC 5E tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang diberi pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi. B. Rekomendasi Rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi dapat diterapkan pada materi elektrolisis karena dapat mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi elektrolisis. Kedua model ini berkarakteristik membangun pengetahuan siswa sehingga siswa mendapat pengalaman kognitif dan sosial dalam belajar. 2. Dalam mempelajari materi elektrolisis, faktor internal kemampuan berpikir analisis menentukan prestasi belajar. Oleh karena itu kemampuan berpikir analisis harus diperhatikan. 3. Kreativitas sebagai salah satu faktor internal yang lain juga menentukan prestasi belajar, sehingga kreativitas juga perlu diperhatikan. 4. Untuk meningkatkan pemahaman siswa perlu diperhatikan hubungan antara model pembelajaran dengan kreativitas, pada pembelajaran LC 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi siswa dengan kreativitas tinggi memiliki rerata nilai kognitif lebih baik daripada siswa dengan kreativitas rendah. 5. Untuk meningkatkan pemahaman siswa perlu diperhatikan hubungan antara kemampuan berpikir analisis dan kreativitas siswa, siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi kreativitas tinggi memiliki rerata prestasi belajar kognitif lebih baik daripada siswa dengan kemampuan berpikir analisis rendah dan kreativitas rendah. Daftar Pustaka Fascoine, P.A Critical Thinking : What It Is And Why It Counts. California: Measured Reasons And The California Academic Press, Millbrae, CA. Fasco, D. Jr Education And Creativity. Creativity Research J. 13 (3 & 4): Lorsbach, A.W The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction. Online.( orsbach). Oscarson and Oseberg The Invention Effect of Using WebQuest on Logical Thinking Ability in Science Education. Turkey. Procedia Social and Behavioral Science. www. sciencedirect.com Ratna Wilis Dahar Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Seto Mulyadi Intellectual Giftedness and Creative Personality Development through Learning with Process Approach in E- Learning Programme. International J. of Busines and Sosial Science. 2 (3): Trowbridge, L.W. & Bybee, R.W. Becoming a Secondary School Science Teacher 4 th Ed. Ohio : A Bell & Howell Company. Tzu-Chien Liu, Hsinyl Peng, Wen-Hsuan Wu, and Ming-Sheng Lin The Effect of Mobile Natural-science Learning Based on the 5E Learning Cycle: A case Study. Educational Technologi & Society, 12(4): Utami Munandar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta. 66

8 Wolf, S. J. dan Fraser, B. J Learning Environment, Attitutes and Achievement among Middle-school Science Students Using Inquiry-Based Laboratory. Res Sci Educ. 38 :

9 68

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 1 Tahun 17 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. -9 ISSN 7-999 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia KOMPARASI PROBLEM SOLVING DAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 46-57 ISSN : 1693-2654 Agustus 2013 PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DAN PENGARUHNYA TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI MIA SMAN 9 KOTA JAMBI OLEH : Luluk Lativa Sari A1C113023

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA Titik Ruwaidah 1), Ashadi 2), Sarwanto 3), 1 Pendidikan Sains, Pascasarjana,

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 36-43 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas, 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas, memiliki keahlian, menerapkan teknologi tepat guna dan menguasai ilmu kimia dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN PROCESS-ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN RASA INGIN TAHU Luluk Fajri 1, Ashadi 2, dan

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret,

Surakarta, 57126, Indonesia Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret, PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA Siti Rohmani 1, Widha Sunarno

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA Wahdah Rochmawati 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA Aryani Artha Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Suparmi 3)

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 60-68 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI MODEL

Lebih terperinci

Purwandari 1, Widha Sunarno 2, Cari 3. Surakarta, 57126, Indonesia

Purwandari 1, Widha Sunarno 2, Cari 3. Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Pembelajaran Materi Fluida Kelas XI IPA Semester Genap

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : RIRIK NIANGKASAWATI NIM K. 4303053 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

E043 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

E043 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI E3 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI Widodo SMP Negeri 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri Email: dwijowidodo@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN (PSE) MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA Dwijono 1, Widha

Lebih terperinci

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN Volume 2 Nomor 2, November 2015

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350 Volume 2 Nomor 2, November 2015 PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR Herekno Anen siswati 1), Widha Sunarno 2), Suparmi 3),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Lebih terperinci

*Keperluan korespodensi,

*Keperluan korespodensi, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE JIGSAW DISERTAI MEDIA LKS DAN POWER

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC)

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC) MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC) DENGAN MEDIA KIT LISTRIK DAN ANIMASI KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD PLUS RAHMAT KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Moh. Budi Susilo Eksan

Lebih terperinci

1) SMA Negeri 1 Wonogiri Wonogiri, 57612, Indonesia

1) SMA Negeri 1 Wonogiri Wonogiri, 57612, Indonesia PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA MODUL DAN E LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK Endah Dwi Yuniyanti 1, Widha Sunarno 2, Haryono

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Agung Putra Wijaya S

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Agung Putra Wijaya S digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN GAYA KOGNITIF PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA

PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA Dwijono Guru biologi SMA Negeri 2 Madiun dwijono_sma2@yahoo.com

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta Depi Setialesmana Pendidikan Matematika,FKIP,UNSIL, depi_setia23@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI

Lebih terperinci

Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37, Novri Kandowangko 38

Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37, Novri Kandowangko 38 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PADA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari pengaruh global, perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CTL

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Juli Sukimarwati 1, Widha Sunarno 2, Sugiyarto

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 57-64 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. Tahun 201 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN TGT DAN STAD TERHADAP

Lebih terperinci

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 265 PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 THE EFFECT OF LEARNING CYCLE 5E TO SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT IN 4 TH

Lebih terperinci

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA Sri Jumini )1 1) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains AlQuran Wonosobo umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

(Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL (Pembelajaran Materi Sistem Peredaran

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

*Korespondensi, tel : ,

*Korespondensi, tel : , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DISERTAI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA UNION:Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 1-6 PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Pengaruh Model Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017

Pengaruh Model Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017 Pengaruh Model Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017 Asriyadin 1, Yus iran 2, Hafidah Nurul Fikri 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Keguruan dan

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 21-28 KOMPARASI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM DAN

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 196-203 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia KOMPARASI MODEL

Lebih terperinci

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Oleh NANIK SURYANTI S

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Oleh NANIK SURYANTI S PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN MATEMATIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas

Lebih terperinci

* Keperluan korespondensi, Telp: ,

* Keperluan korespondensi, Telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 3 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 1-8 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 144-150 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Learning Cycle Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar atau anak didik

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 61-70 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI MODEL

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Praptiwi dan Jeffry Handhika IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 83-90 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI MODEL

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN : Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 202 Pengaruh Guided Discovery Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Sikap Ilmiah Menggunakan Metode Diskusi dan

Lebih terperinci

Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger

Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger Sarson W.Dj.Pomalato ( Universitas Negeri Gorontalo) Abstrak Penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Isi dan tujuan mata pelajaran kimia SMA, pembelajaran kimia

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE,

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (MM) DAN

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, telp : , ABSTRAK

*Keperluan korespondensi, telp : ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 74-81 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

KEPENDIDIKAN ISBN :

KEPENDIDIKAN ISBN : SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 Available online at JIPVA website: http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/jipva email: jipva.veteran@gmail.com PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Lu luin Nur Hasanah 1 *, Endang Susilowati 2, dan Budi Utami 2. * HP:

Lu luin Nur Hasanah 1 *, Endang Susilowati 2, dan Budi Utami 2. * HP: Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E DISERTAI STRATEGI DIAGRAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dengan pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Albertus D Lesmono, Supeno, Tita Riani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOK MELALUI EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM DAN PERSEPSI DIRI SISWA Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 7-14 STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STUDENT

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI

Lebih terperinci

PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Pelaksanaan PembelajaranPada MateriInduksi Magnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA Oleh: Septi Wijianingsih, Bambang Priyo Darminto, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

EFFECT OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING WITH FIELD AND LABORATORY EXPERIMENT TO STUDENT S LEARNING ACHIEVEMENT OF X GRADE SMAN 2 YOGYAKARTA

EFFECT OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING WITH FIELD AND LABORATORY EXPERIMENT TO STUDENT S LEARNING ACHIEVEMENT OF X GRADE SMAN 2 YOGYAKARTA 134 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun I, No. 2, Desember 2013 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN LAPANGAN DAN EKSPERIMEN LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI

Lebih terperinci

*Keperluan korespodensi, tel: ,

*Keperluan korespodensi, tel: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CTL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO Desita Tri Anggraini, Muhardjito, Sutarman Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Volume 15, Nomor 2, Hal. 01-10 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Aulia Sanova Fakultas

Lebih terperinci

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 57-66 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LISTENING TEAM DAN METODE GUIDED NOTE-TAKING DENGAN

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 54-60 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah siswa berbagai macam

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : , ABSTRAK

Keperluan korespondensi, HP : ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

Lebih terperinci