Purwandari 1, Widha Sunarno 2, Cari 3. Surakarta, 57126, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Purwandari 1, Widha Sunarno 2, Cari 3. Surakarta, 57126, Indonesia"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Pembelajaran Materi Fluida Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 4 Kota Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015) Purwandari 1, Widha Sunarno 2, Cari 3 1 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia purwandari16@gmail.com 2 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia widhasunarno@staff.uns.ac.id 3 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia cari@staff.uns.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian: 1). Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek. 2). Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah. 3). Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. 4). Mengetahui adakah interaksi antara pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa. 5). Mengetahui adakah interaksi antara pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. 6). Mengetahui adakah interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. 7). Mengetahui adakah interaksi antara pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Hasil dari penelitian :1) Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan F obs = > F α = 4,02, 2) Ada perbedaan hasil belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah dengan F obs = > F α = 4,02 3) Ada perbedaan hasil belajar siswa antara kreativitas tinggi dan rendah dengan F obs = > F α = 4,02 4) Ada interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dengan F obs = > F α = 4,02. 5) Ada interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas dengan F obs = > F α = 4,02. 6) Ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dengan F obs = > F α = 4,02. 7) Ada interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dengan F obs = > F α = 4,02. Kata kunci: Penelitian Eksperimen, Inkuiri Terbimbing Metode Eksperimen, Metode Proyek, Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas. commit to user 1

2 Pendahuluan Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Kesetimbangan Keberhasilan suatu bangsa salah satunya Benda Tegar. terletak pada mutu pendidikan yang dapat Prosentase meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kelas Rata-Rata Kelas (%) Mutu pendidikan mempunyai peran penting Tidak Tuntas dalam kehidupan individu, berbangsa maupun XI IPA 1 68,60 50 bernegara. Pendidikan adalah proses manusia XI IPA 2 70,10 43 mengenali diri dengan potensi yang dimiliki, XI IPA 3 70,00 44 XI IPA 4 70,21 46 memahami apa yang sedang dihadapi dan mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan (Sumber: Buku daftar nilai guru fisika) tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Proses Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai pembelajaran disekolah merupakan bagian dari rata-rata ketuntasan 54% dan tidak tuntas 46%. proses pendidikan formal yang bertujuan untuk Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran memberi pengalaman belajar siswa. fisika, nilai rata-rata hasil ulangan harian Guru merupakan salah satu pihak kesetimbangan benda tegar masih dibawah KKM yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya disebabkan karena beberapa permasalahan manusia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional sebagai berikut: 1) guru menggunakan No 47 Tahun 2007 tentang standart proses pembelajaran konseptual dalam penyampaian pendidikan menjelaskan bahwa guru merupakan materi fisika sehingga menimbulkan kejenuhan pendidik profesional dengan tugas utama pada siswa. 2) Kurangnya pemahaman siswa mendidik, melatih, menilai, dan mengevaluasi terhadap apa yang diketahui dan yang belum peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur diketahui terhadap materi yg diajarkan. 3) Siswa pendidikan formal, pendidikan dasar dan kurang aktif dalam menggali informasi materi pendidikan menengah. Berdasarkan uraian di atas fisika sehingga pengetahuan yang siswa dapatkan seorang guru sebagai salah satu penunjang dan hanya berasal dari guru. 4) Guru masih dominan pelaku dalam pendidikan, sehingga guru dituntut dalam pembelajaran (teacher centered learning) untuk menciptakan pembelajaran yang mengakibatkan siswa kurang percaya diri dalam merangsang siswa mampu menganalisis masalah berpendapat. 5) Guru belum memperhatikan yang ada dan mencari pemecahan masalah. model dan metode pembelajaran yang dapat Secara bertahap kurikulum yang meningkatkan mutu pembelajaran. 6) Guru belum digunakan di Indonesia mengalami perubahan sepenuhnya memperhatikan karakterstik siswa yang bertujuan untuk menyempurnakan sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa. kurikulum, sehingga diharapkan dapat Berdasarkan hasil observasi diatas, maka meningkatkan mutu pendidikan nasional. diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 4 Kota fisika. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan Madiun dalam pembelajaran adalah Kurikulum memperhatikan strategi dan metode pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). yang sesuai dengan karakter materi dan karakter Permendiknas RI No 22 Tahun 2006 menjelaskan siswa. Salah satu strategi yang sesuai dengan bahwa untuk mendukung pencapaian tujuan karakter pembelajaran fisika khususnya materi KTSP pengembangan kompetensi siswa di fluida yaitu strategi inkuiri terbimbing. Menurut sesuaikan dengan potensi, perkembangan, Sanjaya (2013: 196) Strategi inkuiri adalah kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan rangkaian kegiatan pembelajaran yang lingkungan. menekankan pada proses berpikir secara kritis Pelajaran fisika merupakan salah dan analitis untuk mencari dan menemukan pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Implementasi inkuiri terbimbing dalam SMA 4 kota Madiun diperoleh hasil ulangan pembelajaran dapat menggunakan metode harian materi kesetimbangan benda tegar kurang eksperimen dan metode proyek. dari KKM seperti yang terdapat pada tabel 1, Implementasi inkuiri terbimbing sehingga materi fisika belum maksimal dikuasai terbimbing dalam pembelajaran dapat siswa. Berikut ini adalah data nilai rata-rata hasil menggunakan metode eksperimen dan metode ulangan harian siswa SMA Negeri 4 Kota proyek. Metode eksperimen merupakan cara Madiun semester genap tahun pelajaran commit to penyajian user pelajaran, di mana siswa melakukan 2014/2015: percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari (Djamarah, Azwan 2

3 Zain, 2013: 84). Metode proyek adalah siswa. 5) Mengetahui adakah interaksi antara pemberian tugas kepada peserta didik untuk pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan dikerjakan secar individual. Peserta didik dituntut metode eksperimen dan metode proyek dengan untuk mengamati, membaca, meneliti kemudian kreativitas terhadap hasil belajar siswa. 6) di minta untuk membuat laporan dalam bentuk Mengetahui adakah interaksi antara kemampuan makalah atau produk (Yamin, 2013: 162). berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil Strategi inkuiri terbimbing dengan metode belajar siswa. 7) Mengetahui adakah interaksi eksperimen dan metode proyek diharapkan dapat antara pendekatan inkuiri terbimbing membantu siswa dalam mengaplikasikan teoriteori menggunakan metode eksperimen dan metode fisika yang didapat dengan langsung proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan mempraktekannya sehingga menghasilkan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. sebuah aplikasi baru hasil pengembangan Metode Penelitian pengetahuan mereka. Penelitian ini dilakukan di XI IPA SMA Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan Negeri 4 Kota Madiun tahun pelajaran metode eksperimen dan metode proyek cocok 2014/2015. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan diterapkan dalam pembelajaran fisika karena secara bertahap dan sesuai dengan tahapantahapan pembelajaran fisika tidak hanya mempelajari penelitian yang telah disusun. Adapun prinsip, hukum, dan konsep, namun diberikan tahap-tahap pelaksanaannya yaitu 1) Tahap aplikasi-aplikasi yang dapat mereka kembangkan persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, untuk kemajuan teknologi. Metode eksperimen permohonan pembimbing, pembuatan proposal, dan metode proyek diharapkan dapat membantu pembuatan instrumen, perijinan penelitian kepala siswa dalam mengaplikasikan teori-teori fisika lembaga terkait, konsultasi instrumen penelitian, yang didapat dengan langsung mempraktekannya dan validasi instrumen, 2) Tahap penelitian, yaitu sehingga menghasilkan sebuah aplikasi baru hasil semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat pengembangan pengetahuan mereka. penelitian, meliputi: uji instrumen penelitian dan Keberhasilan pembelajaran fisika selain pengambilan data yang disesuaikan dengan dipengaruhi pendekatan dan metode alokasi waktu penyampaian materi termofisika. pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor 3) Tahap penyelesaian, meliputi: pengolahan internal siswa. Dalam penelitian ini melihat dari data dan penyusunan laporan tesis kreativitas daan kemampuan berpikir kritis. Teknik pengambilan data dilakukan Penalaran dan pemahaman dalam materi ini dengan pemberian tes, observasi, angket dan menuntut siswa berfikir kreatif agar dapat dokumentasi. Data hasil belajar siswa diperoleh menerapkanya dalam penyelesaian permasalahan. dari hasil tes kognitif. Pada angket kreativitas Siswa yang memiliki kreativitas tinggi selalu dan tes kemampuan berpikir kritis diperoleh ingin tahu, memiliki minat yang tinggi, menyukai setelah proses pembelajaran, bertujuan untuk aktifitas yang kreatif. Siswa yang memiliki mengetahui kreativitas dan kemampuan kemampuan yang kreatif tidak hanya menerima berpikir kritis yang dimiliki siswa. Sedangkan informasi dari guru saja melainkan berusaha metode observasi dan dokumentasi diperoleh mencari dan memberikan informasi dalam proses pada saat proses pembelajaran dan praktikum belajar secara mandiri. berlangsung. Metode observasi dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk: 1) untuk mengambil data hasil belajar afektif dan Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar psikomotor. antara siswa yang diberi pembelajaran dengan Uji validitas pada tes hasil belajar kognitif pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan dilakukan untuk mengetahui apakah alat evaluasi metode eksperimen dan metode proyek. 2) itu layak digunakan. Hasil soal kognitif uji coba Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya antara siswa yang memiliki kemampuan beda soal, indeks kesukaran, validitas dan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir reliabilitas. Sedangkan tes kemampuan berpikir kritis rendah. 3) Mengetahui adakah perbedaan kritis dan angket kreativitas dihitung validitas hasil belajar antara siswa yang memiliki dan reliabilitas. Teknik analisis data pada kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. 4) penelitian ini terdiri dari uji prasyarat dan uji Mengetahui adakah interaksi antara pendekatan hipotesis. Pada uji prasyarat meliputi uji inkuiri terbimbing menggunakan metode commit to normalitas user dan uji homogenitas. Pada uji eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar 3 hipotesis data penelitian menggunakan uji Anava 2x2x2.

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan kesimpulan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal dan varian datanya homogen. Karena uji normalitas dan homogenitas telah dipenuhi kemudian dilakukan uji anava. Hasil uji hipotesis seperti pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2. Hasil Uji Anava Source F Sig. Metode Kemampuan_Berpikir_Kritis Kreativitas Metode * Kemampuan_Berpikir_Kritis Metode * Kreativitas Kemampuan_Berpikir_Kritis * Kreativitas Metode * Kemampuan_Berpikir_Kritis * Kreativitas Hasil analisis tabel 2 dapat disimpulkan bahwa: 1. Hipotesis pertama: Perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek. Hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS 17 menunjukkan H 0A ditolak dan H 1A diterima karena nilai F obs > F tabel. Nilai F obs kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II terhadap hasil belajar sebesar sedangkan untuk F tabel sebesar 4,02. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan hipotesis yaitu ada perbedaan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode proyek menghasilkan hasil belajar fisika yang lebih baik daripada penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen. Pada pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing menggunakan berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang metode proyek, guru memberikan kebebasan memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi penuh kepada siswa untuk mengembangkan pola memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi pikirnya. Siswa menjadi lebih paham konsep dibanding dengan siswa yang memiliki suatu materi apabila dalam proses pembelajaran kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini tersebut menemukan sendiri atau mengalami disebabkan siswa yang mempunyai kemampuan secara langsung sehingga pengetahuannya dapat berpikir kritis tinggi mampu menganalisis suatu commit to masalah user melalui evaluasi potensi, pemecahan melekat dalam pikiran siswa. Siswa juga mengalami proses ilmiah 4 secara langsung mulai mengamati, mengidentifikasi, mengobservasi, menganalisis dan menyimpulkan sendiri permasalahan, yang mana pemahaman yang diperoleh dengan pengalaman secara langsung jauh lebih efektif. Hal ini berbeda dengan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen. Pada metode eksperimen siswa secara kelompok melakukan percobaan dengan mempergunakan alat atau waktu lebih dari satu kali dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari, jadi metode eksperimen lebih menekankan pada pelibatan secara langsung siswa untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil percobaan. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Akinoglu, O (2008), menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis proyek meningkatkan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Penelitian relevan yang lainnya dari Sadeh & Michal Zion (2012). Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara inkuiri terbimbing dengan metode proyek dan open inkuiri. Berdasarkan penjelasan beberapa penelitian tersebut dapat diperoleh penjelasan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode proyek meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode eksperimen. Jadi ada perbedaan pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa. 2. Hipotesis kedua: Perbedaan hasil belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan F obs adalah 7,826 sedangkan untuk F tabel sebesar 4,02 sehingga F obs > F tabel maka H 0A ditolak dan H 1A diterima. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesis yaitu ada perbedaan hasil belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah. Pada penelitian ini kemampuan berpikir kritis masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan, Berbeda dengan siswa

5 yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan menentukan hasil belajar siswa, jadi ada rendah cenderung pasif dan malas dalam perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah mengikuti pelajaran sehingga cenderung kurang terhadap hasil belajar siswa. dapat memahami apa yang disampaikan oleh 4. Hipotesis keempat: Interaksi antara inkuiri guru. terbimbing melalui metode eksperimen Penelitian ini sesuai dengan penelitian dan proyek dengan kemampuan berpikir dari Li-Fang, Zhang (2011). Pada penelitian kritis terhadap hasil belajar siswa. tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan Hasil analisis menunjukkan bahwa Harga kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah. F obs 4,564 > dari F tabel 4,02 berarti bahwa H 0 Sehingga dapat diperoleh penjelasan bahwa ditolak dan H 01 diterima, sehingga ada interaksi kemampuan berpikir kritis siswa berpengaruh antara inkuiri terbimbing melalui metode terhadap proses pembelajaran dan menentukan eksperimen dan proyek dengan kemampuan hasil belajar. berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa. Kelas Berdasarkan uraian penelitian tersebut eksperimen I menggunakan pembelajaran inkuiri dapat diperoleh penjelasan bahwa kemampuan terbimbing dengan metode eksperimen berpikir kritis siswa berpengaruh terhadap proses menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pembelajaran dan menentukan hasil belajar, jadi kemampuan berpikir kritis tinggi mendapatkan ada perbedaan antara kemampuan berpikir kritis hasil belajar fisika lebih baik dari pada dari pada tinggi dan rendah terhadap hasil belajar. siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis 3. Hipotesis ketiga: Perbedaan hasil belajar rendah. Kelas eksperimen II menggunakan siswa antara kreativitas tinggi dan rendah. pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode Hasil analisis menunjukkan F obs adalah 7,6 proyek menunjukkan bahwa siswa yang memiliki sedangkan untuk F tabel sebesar 4,02 sehingga F obs kemampuan berpikir kritis tinggi mendapatkan > F tabel maka H 0c ditolak dan H 1c diterima. Hasil hasil belajar fisika lebih baik dari pada dari pada penelitian sesuai dengan hipotesis yaitu ada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah rendah. terhadap hasil belajar siswa. Kreativitas Metode pembelajaran dan kemampuan berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang berpikir kritis bersama-sama memberikan mempunyai kreativitas tinggi dapat menciptakan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. gagasan baru dari angan-angan, ingatan, Interaksi yang muncul adalah siswa yang keterangan dan konsep yang dimilikinya, memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi baik sehingga dapat melahirkan ide-ide yang sesuai diberikan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan konsep ilmiah, dengan demikian dapat dengan metode eksperimen maupun metode tercipta pula sesuatu yang baru yang sesuai proyek memiliki hasil belajar yang lebih baik dengan konsep fisika. Siswa yang kreatif juga dibandingkan dengan siswa yang memiliki akan mempunyai mental dan kepribadian yang kemampuan berpikir kritis rendah. tangguh dalam melakukan suatu percobaan, Penelitian ini sesuai dengan hasil oleh sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas McMullen, Maureen A (2015). Pada penelitian rendah cenderung pasif dalam mengikuti tersebut menunjukkan bahwa Ada perbedaan pelajaran sehingga kurang memahami apa yang antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan disampaikan oleh guru, dengan perbedaan ini rendah. Dibuktikan dengan hasil postest dan maka penguasaan terhadap materi pelajaran bagi pretest terdapat peningkatan hasil belajar. siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik Kemampuan berpikir kritis memiliki peran dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas penting dalam proses pembelajaran. Siswa yang rendah. memiliki kemampuan berpikir kritis mampu Penelitian ini sesuai dengan penelitian menganalisis suatu masalah melalui evaluasi dari Lampert, Nancy (2006). Hasil penelitian ini potensi, pemecahan masalah, dan sintesis menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki informasi untuk menentukan keputusan sehingga kreativitas tinggi memiliki banyak ide untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis mendapatkan solusi tentang permasalahan yang tinggi. diberikan guru. Guru juga berperan dalam Penelitian lain yang relevan adalah dari menumbuhkan kreativitas siswa.. Gunn, Thelma M; Grigg, Lance M; Pomahac, Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas commit to Guy user A (2015) menyimpulkan bahwa siswa yang dapat diperoleh penjelasan bahwa kreativitas siswa berpengaruh terhadap proses pembelajaran 5 memiliki kemampuan berpikir kritis mampu menganalisis suatu masalah melalui evaluasi

6 potensi, pemecahan masalah, dan sintesis Penelitian ini sesuai dengan hasil informasi untuk menentukan keputusan sehingga penelitian dari Aktamis, H dan Omer Ergin siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis (2008), menyimpulkan bahwa ada perbedaan mampu mendapatkan hasil belajar yang lebih pada kreativitas siswa sekolah dasar. baik. Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas Berdasarkan penjelasan penelitian di atas dapat diperoleh penjelasan bahwa pada kelas dapat diperoleh kesimpulan bahwa metode eksperimen I menunjukkan bahwa siswa yang pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis memiliki kreativitas tinggi mendapatkan hasil siswa berpengaruh terhadap proses pembelajaran belajar fisika lebih baik dari pada siswa yang dan menentukan hasil belajar, sehingga ada memiliki kreativitas rendah, sedangkan pada interaksi antara siswa inkuiri terbimbing kelas eksperimen II menunjukkan bahwa siswa menggunakan metode eksperimen dan metode yang memiliki kreativitas tinggi mendapatkan proyek dengan kemampuan berpikir kritis hasil belajar fisika lebih baik dari pada dari pada terhadap hasil belajar. siswa yang memiliki kreativitas rendah, jadi ada 5. Hipotesis kelima: Interaksi antara inkuiri Interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan terbimbing melalui metode eksperimen dan metode eksperimen dan metode proyek dengan proyek dengan kreativitas terhadap hasil kreativitas terhadap hasil belajar siswa. belajar siswa. 6. Hipotesis keenam: Interaksi antara Hasil analisis menunjukkan H 0Ac di tolak kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dan H 1Ac diterima karena nilai F obs > F tabel. terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.15 hasil anava untuk Hasil analisis data menunjukkan ada interaksi (AC) menunjukkan hasil statistik uji F obs interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan sebesar sehingga lebih besar dari F tabel 4,02 kreativitas terhadap hasil belajar siswa, karena berarti bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, maka harga F obs lebih besar dari F tabel 4,02. Hasil dapat disimpulkan bahwa ada interaksi antara ini merupakan konsekuensi dari dua keputusan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen sebelumnya yaitu secara parsial dan secara dan proyek dengan kreativitas terhadap hasil signifikan kemampuan berpikir kritis dan belajar siswa. Pada kelas eksperimen I dan kelas kreativitas memberikan pengaruh yang positif eksperimen II menunjukkan bahwa siswa yang terhadap hasil belajar. memiliki kreativitas tinggi mendapatkan hasil Siswa yang mempunyai kemampuan belajar fisika lebih baik dari pada siswa yang berpikir kritis tinggi dan kreativitas tinggi dalam memiliki kreativitas rendah. setiap proses pembelajarannya lebih baik Kreativitas adalah cara berpikir dimulai dibandingkan dengan kelompok siswa yang lain. dari mengidentifikasi suatu masalah, Kemampuan berpikir kritis yang tinggi menjadi memperdalam masalah dengan mencari informasi modal utama untuk dapat menyelesaikan menyangkut masalah tersebut, menimbulkan permasalahan dalam bentuk tes ataupun nontes. sebuah ide baru dari beberapa informasi yang Kreativitas tinggi membantu menyelesaikan didapat, kemudian membuktikan dan masalah pada materi fluida statis dengan cara mengimplementasikan ide tersebut. Penggunaan yang baru dan kreatif. Penelitian ini dilakukan metode proyek memberikan kebebasan penuh pada siswa yang mempunyai latar belakang yang kepada siswa untuk menggunakan kreativitasnya heterogen, sehigga baik siswa yang mempunyai dalam menyelesaikan masalah yang mereka tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi atau temukan sendiri sehingga siswa dengan rendah dan tingkat kreativitas tinggi atau rendah kreativitas tinggi akan lebih mudah dalam dapat mengerjakan soal yang diberikan guru dan menerima informasi. Ketika menggunakan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Selain metode eksperimen guru membimbing siswa itu, adanya kerjasama yang baik dalam dalam penyelesaian masalah, siswa yang menyelesaikan tugas kelompok. Adanya mempunyai kreativitas rendah dapat menerima kekompakan siswa dalam menyelesaikan tugas, informasi karena mendapat petunjuk secara tidak langsung dapat memotivasi siswa penyelesaian dari guru. Interaksi yang muncul yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah adalah metode proyek lebih baik jika digunakan dan kreativitas rendah. dalam pembelajaran pada siswa yang memiliki Berdasarkan uraian diatas dapat kreativitas tinggi, sedangkan metode eksperimen commit to disimpulkan user bahwa ada interaksi antara lebih baik jika digunakan dalam pembelajaran pada siswa yang memiliki kreativitas rendah. 6 kemampuan berpikir kritis dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.

7 7. Hipotesis ketujuh: Interaksi antara inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis data menunjukkan ada interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. F obs lebih besar dari F tabel 4,02, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada interaksi antara inkuiri terbimbing melaui metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. Pada deskripsi data menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas tinggi jika diberi pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode proyek memperoleh rata-rata hasil belajar lebih baik dibandingkan yang diajar dengan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen. Penelitian yang relevan dari Josef Trna (2012). Penelitian tersebut menunjukkan ada perubahan yang signifikan mengenai hasil belajar siswa setelah diterapkannya inkuiri terbimbing terhadap gaya belajar siswa, dengan penerapan metode proyek dalam pembelajaran maka hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada interaksi antara inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan 1). Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek, karena F obs = > F α = 4,02. 2) Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir Daftar Pustaka kritis rendah, karena F obs = > F α = 4,02. 3) Aktamis, H & Omer Ergin. (2008). The Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang Effect of Scientific Prosess Skills memiliki kreativitas tinggi dan kreativitas rendah, Education on Students Scientific karena F obs = > F α = 4,02. 4) Ada interaksi Creativity, Science Attitudes and antara pendekatan inkuiri terbimbing Acedemic Archievements. Asia-Pacific menggunakan metode eksperimen dan metode Forum, 9 (4), proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa, karena F obs = Akinoglu, O. (2008). Assessment Of The > F α = 4,02. 5) Ada interaksi antara pendekatan commit to user inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas tinggi atau rendah 7 menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa karena F obs = > F α = 4,02. 6) Ada interaksi antara kreativitas dan kemampuan berpikir kritis menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, karena F obs = > F α = 4,02. 7) Ada interaksi antara pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa karena F obs = > F α = 4,02. Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, sebagai perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran fisika saran dari peneliti adalah: 1). Manajemen waktu yang baik dan persiapan menggunakan praktikum dalam pembelajaran pada penerapan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran, khususnya metode eksperimen dan proyek akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 2). Perumusan masalah dan langkah kerja pada inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek harus diinformasikan kepada siswa secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan baik. 3). Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 5). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya yang sejenis dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran fisika. 6). Skala angket kreativitas hendaklah dibuat empat tingkatan saja yaitu selalu, sering, kadangkadang/jarang dan tidak pernah, karena antara kadang-kadang dan jarang perbedaanya sangat tipis sehingga menyulitkan responden untuk memilih satu diantara dua jawaban tersebut. Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon

8 Students Points Of Views. International journal of instruction, 1(1). Djamarah, S B & Zain.(2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Eragamreddy, N.. (2013). Teaching Creative Thinking Skills. Internatonal journal of English language. (1). Gunn, Thelma M; Grigg, Lance M; Pomahac, Guy A. (2008). Can Bioethical Issues and Questioning Strategies Increase Scientific Understandings. Critical Thinking in Science Education: (42). Lampert&Nancy. (2006). Enhancing critical thinking with aesthetic, critical, and creative inquiry. Jurnal Internasional. (59) McMullen & Maureen A.. (2008). Examining Patterns of Change in the Critical Thinking Skills of Graduate Nursing Student. The journal of nursing education. Li-Fang Zhang. (2013). Contributions of Thinking Styles to Critical Thinking Dispositions. International journal of humanities and social science. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 47 Tahun (2007). Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesa No 22 Tahun (2006). Standart Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sadeh, I & Zion,M. (2012). Which Type of Inquiry Project Do High School Biology Students Prefer: Open or Guided. Science Business Media. 1 (2). Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendedikan. Jakarta: Preanada media group. Trna. J. (2012). Implementation Of Inquiry- Based Science Education In Science Teacher Training. Journal of educational and instructional Student In the world (2). Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode dalam Pembelajaran. Jakarta: Referensi. commit to user 8

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

: PURWANDARI S

: PURWANDARI S PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA (Pembelajaran Materi Fluida Kelas XI IPA Semester

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Fitri Savitri *), Agus Setyo Budi, Mangasi Alion Marpaung Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA Sri Jumini )1 1) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains AlQuran Wonosobo umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Pembelajaran Materi Termokimia Kelas XI IPA Semester

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 21-28 KOMPARASI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM DAN

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 36-43 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 01 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 71-77 ISSN 337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

(Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL (Pembelajaran Materi Sistem Peredaran

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA Sutarto 1*, Damris M 2, Khairinal 2 1 SMPN 17 Sarolangun, 2 Universitas Jambi ABSTRACT The aims

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN Atikha Nur Khoidah 1, Budiyono 2, Riyadi 3 1 Mahasiswa Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PERUBAHAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PERUBAHAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS V Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)

Lebih terperinci

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan latar belakang masalah menentukan penelitian mengenai PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 23379995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI METODE STAD DAN TGT DITINJAU DARI MEMORI

Lebih terperinci

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 54 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PRACTICE STUDENT PROCESS SKILLS AT RATE OF REACTION INFLUENCE FACTORS SUBJECT

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (MM) DAN

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Pelaksanaan PembelajaranPada MateriInduksi Magnet

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan pada perkembangan peserta didik. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menyebutkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 117-122 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENINGKATAN AKTIVITAS

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 19-24 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PEMBELAJARAN METODE

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PEKANBARU Relysa Karenta*,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 1 Tahun 17 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. -9 ISSN 7-999 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia KOMPARASI PROBLEM SOLVING DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari banyak kalangan ahli. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 185 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN PROYEK DAN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS MAHASISWA Pembelajaran Kimia pada Materi Termokimia Mahasiswa

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi yang sangat cepat perlu upaya proaktif dari pemerintah seperti perubahan kurikulum sains. Perubahan kurikulum

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR 72 Educazione, Vol. 4 No. 1, Mei 2016 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR Diah Sudiarti 1 E-mail: Diah.sudiarti23@gmail.com ABSTRACT Inquiry

Lebih terperinci

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MATERI SIFAT MEKANIK ZAT MELALUI MEDIA EDMODO PADA SISWA KELAS X TKJ B SMK NEGERI 2 SURAKARTA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER DENGAN MODEL KONVENSIONAL DI SMA NEGERI 7 PALU Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di suatu negara menentukan keberhasilan bagi peserta didik. Hasil belajar yang memuaskan ditentukan oleh kualitas guru, minat belajar

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD Diyah Nur W 1), Djoko Nugroho 2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika SMA Negeri 1 Jiwan 2) Jl. Setia Budi

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 27-35 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 54-60 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 83-90 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI MODEL

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains. Oleh:

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains. Oleh: PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

Lebih terperinci

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU 1 THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE STUDENT SCIENCE SKILL PROCESS IN SCIENCE SUBJECT AT CLASS VII G SMPN 23 PEKANBARU IN ACADEMIC YEAR 2015/2016 Endah Kurnia Sari, Dr.Evi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa e-issn : 2407-795X p-issn : 2460-2582 Vol 2, No, 1 Januari 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelajaran fisika, yang sering menjadi permasalahan adalah lemahnya proses pembelajaran di kelas. Dimana dalam pembelajaran siswa lebih banyak dituntut dalam

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)

Lebih terperinci

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017 Science Education Journal, 1 (2), November 2017, 64-72 E. ISSN. 2540-9859 Article DOI: 10.21070/sej.v1i2.1178 Original Research Article Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning Berbasis Inquiry

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Puji Harmisih NIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di sekolah dasar sangat

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting didalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur yang paling mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 21 SURAKARTA Skripsi Oleh : Siti Mutmainah K4303060 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Rahmawati 1, A.Halim 2, Yusrizal 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah, Aceh

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CTL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Siti Aminah dan Derlina Physics Education Program, Graduate State University of Medan Email:

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5 ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id 1 EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci