Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan ABSTRAK

Transkripsi

1 PERTUMBUHAN RELATIF POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA SUNGEI PUTIH DAN LOKAL SUMATERA YANG MENDAPAT PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT (The Relative Growth of the Commercial Carcass Cutting of Sungei Putih and Lokal Sumatera Sheep Fed on Palm Oil By-Product) H a s n u d i Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan relatif potongan komersial karkas domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera yang diberi dua macam pakan pada bobot potong yang berbeda. Domba yang digunakan masing-masing 20 ekor, dengan bobot hidup awal 7,5 11,5 kg (rataan 9,51 ± 1,10 kg). Pakan yang diberikan terdiri atas (1) rumput lapangan + konsentrat kontrol dan (2) rumput lapangan + konsentrat limbah kelapa sawit, kepada masing-masing pakan diberi Probiotik BIO-SF2 sebanyak 5 ml per kg pakan segar dan dibiarkan selama 3 hari sebelum diberikan kepada ternak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 2, dengan ulangan dua ekor setiap perlakuan dan ada lima kategori bobot potong (12,14,16,18, dan 20 kg). Untuk mempelajari pertumbuhan relatif potongan komersial karkas digunakan persamaan alometrik Huxley Y=aX b yang dalam penggunaannya ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan : Log Y = log a + b log X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bobot tubuh kosong yang sama potongan loin, rack, shoulder dan breast domba Sungei Putih lebih tinggi dibandingkan dengan domba lokal Sumatera sampai bobot hidup 20 kg. Disimpulkan bahwa galur domba berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan relatif loin, rack, shoulder, sedangkan pengaruh pakan tidak nyata pada bobot hidup kg. Kata kunci : domba, pakan, limbah kelapa sawit ABSTRACT The objectives of this study was to clarify the relative growth of the commercial carcass cutting of Sungei Putih and Lokal Sumatera sheep fed on two kinds of feeds on five different slaughter weigth categories. The number of sheeps used in this study were 20 for each treatment with the initial live body weight range from 7,5 to 11,5 kg (average 9,51 ± 1,10 kg). Feeding treatments consisted of (1) natural grass + control concentrate and (2) natural grass + concentrated based on by-product of palm oil. In each treatment, 5 ml of Probiotic BIO-SF2 was added to fresh feed, and was fermented for 3 days. This study used a 2 x 2 of factorial completely randomized design with 2 sheeps for each treatment and 5 categories of slaughter weight (12; 14; 16; 18; 20 kg). To study the relative growth of carcass commercial cutting, the allometric function of Huxley Y=aX b was used, transforming to logarithmic form :Log Y = log a + b log X. The results showed that at the same empty body weight, loin, rack, shoulder and breast of Sungei Putih sheep were higher than those of Local Sumatera sheep at live weight of kg. It was concluded that breed significantly affected the loin, rack and shoulder s relative growth, but the feed treatment did not significantly affected the live weight of kg. Keywords : sheep, feed, palm oil by-product The Commercial Carcass Cutting of Sungei Putih and Lokal Sumatera Sheep (Hasnudi) 115

2 PENDAHULUAN Karkas domba dibagi menjadi dua bagian besar yaitu foresaddle (bagian depan) meliputi neck (leher), shoulder (bahu), shank (paha depan), rack (dada) dan breast (bagian bawah dada) dan serta hindsadle (bagian belakang) yang meliputi leg (paha belakang), loin (pinggang), dan flank (bagian bawah perut) (Judge et al., 1989 ; Romans dan Ziegler, 1994). Cara pemotongan potongan komersial karkas ditentukan oleh spesies ternak dan selera kosumen, oleh karena itu ditemukan cara pemotongan yang berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya (Owen dan Norman, 1977). Sementara itu ditemukan sedikit modifikasi dari yang dilakukan Romans dan Ziegler (1977) yang membagi karkas menjadi potongan leg, loin rack, shoulder, breast dan shank, potongan yang lebih umum dijumpai saat ini adalah dimasukkannya neck dan middle neck sebagai bagian dari potongan komersial karkas. Herman (1993) menyatakan bahwa pada potongan karkas utama memperlihatkan bahwa domba Priangan mempunyai potongan shoulder yang lebih besar dengan persentase otot lebih tinggi dan lemak lebih rendah dibandingkan dengan potongan shoulder domba Ekor Gemuk. Domba Ekor Gemuk mempunyai potongan leg yang lebih besar daripada domba Priangan, tetapi persentase lemaknya lebih tinggi dan ototnya lebih rendah. Persentase potongan leg pada domba Priangan : 30,8%; pada domba Ekor Gemuk : 32,3%; loin pada domba Priangan : 9,1%; pada domba Ekor Gemuk : 10,1%; rack pada domba Priangan : 9,4%; pada domba Ekor Gemuk : 8,6% dan shoulder pada domba Priangan : 28,2%; pada domba Ekor Gemuk : 27,3%. Ngadiyono (1995) melaporkan bahwa potongan komersial karkas sapi menunjukkan perbedaan yang nyata diantara bobot potong, yaitu semakin berat dengan meningkatnya bobot potong. Adanya perbedaan bobot potongan komersial karkas disebabkan oleh adanya perbedaan bobot karkas diantara bobot potong tersebut. Adanya keragaman potongan-potongan karkas ini dapat pula disebabkan oleh keragaman bobot komponen penyusunnya termasuk ketebalan lemak subkutan. Jika potongan komersial karkas dinyatakan sebagai persentase terhadap bobot karkas layu pada masingmasing bangsa sapi didapatkan bahwa persentase potongan komersial karkas diantara bangsa sapi juga menunjukkan keragaman, sebagian berbeda nyata dan sebagian lainnya tidak berbeda nyata, sedangkan diantara bobot potong ternyata persentase potongan komersial karkas tidak menunjukkan perbedaan nyata. Perkembangan tubuh ternak dapat dipelajari dengan mengukur pertumbuhan relatif komponenkomponen tubuh dan biasanya dilakukan dengan teknik pemotongan ternak secara beruntun (Butterfield, 1988). Dengan menggunakan persamaan alometrik Huxley (1932) yaitu Y=aX b, dapat diketahui gambaran pertumbuhan organ atau komponen tubuh secara kuantitatif. Jika prinsip alometrik Huxley diaplikasikan secara tepat pada sejumlah individu hewan, maka akan dihasilkan komposisi karkas dan bobot yang spesifik selama pertumbuhan (McDonald et al., 1988). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan relatif potongan komersial karkas domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera yang diberi dua macam pakan pada bobot potong yang berbeda. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dari bulan Desember 2001 Juni 2002, menggunakan domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera jantan masing-masing sebanyak 20 ekor, dengan bobot badan 7,5 11,5 kg (rataan 9,51 ± 1,10 kg). Pakan yang diberikan terdiri atas (1) rumput lapangan + konsentrat kontrol dan (2) rumput lapangan + konsentrat berbasis limbah kelapa sawit dan masing-masing pakan diberikan Probiotik BIO- SF2 sebanyak 5 ml per kg pakan segar dan dibiarkan selama 3 hari sebelum diberikan kepada domba. Pakan disusun berdasarkan bobot hidup domba sesuai dengan rekomendasi NRC (1975). Perbandingan pemberian antara rumput lapangan dan pakan konsentrat dalam bahan kering adalah 30 : 70. Jumlah pemberian pakan konsentrat selama penelitian adalah sebesar 5 % dari bobot hidup berdasarkan bahan kering (NRC, 1975). Air minum tersedia secara terus menerus di dalam kandang. Susunan pakan yang digunakan disajikan dalam Tabel J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

3 Pemotongan domba dilakukan secara halal setelah dipuasakan selama 24 jam sesuai dengan bobot potong yang telah ditentukan dengan memotong leher sehingga vena jugularis, oesophagus dan trachea terputus (dekat tulang rahang bawah) agar terjadi pengeluaran darah yang sempurna. Domba sebanyak 40 ekor tersebut dibagi dalam dua kelompok perlakuan pakan secara acak. Bobot potong ditentukan pada bobot 12, 14, 16, 18 dan 20 kg. Karkas sebelah kiri dipotong menjadi delapan potongan komersial karkas mengikuti petunjuk Romans dan Ziegler (1994) yaitu: paha belakang (leg), pinggang (loin), dada (rack), bahu (shoulder), paha depan (shank), bagian bawah dada (breast), bagian bawah perut (flank) dan leher (neck) kemudian ditimbang bobotnya (bobot potongan komersial karkas). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2 x 2, faktor pertama adalah bangsa domba yaitu: (B1) domba Sungei Putih dan (B2) domba Lokal Sumatera. Faktor kedua adalah jenis pakan yaitu : (R1) rumput lapangan + konsentrat kontrol + probiotik BIO-SF2 dan (R2) rumput lapangan + konsentrat limbah sawit + probiotik BIO- SF2. Ulangan pada setiap perlakuan adalah dua ekor dan terdapat lima kategori bobot potong (12, 14, 16, 18 dan 20 kg). Untuk mempelajari pertumbuhan relatif potongan komersial karkas digunakan persamaan alometrik Huxley Y=a X b (Huxley, 1932) yang dalam penggunaannya terlebih dahulu ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan logaritma: Log Y = log a + b log X; Y adalah bobot potongan komersial karkas yang mengalami tumbuh kembang; X adalah bobot tubuh kosong; a adalah intersep (konstanta); dan b = koefisien pertumbuhan relatif. Uji pengaruh bangsa ternak pada intersep (log a) dan koefisien pertumbuhan Y relatif terhadap X (b) digunakan analisis peragam menurut Snedecor dan Cochran (1968) dengan bantuan program Mathcad Nilai b dibedakan dari nilai 1,0 diuji dengan uji t Student (Steel dan Torrie, 1991) dengan rumus : t hitung = (b 1)/(Sb); dengan ketentuan bahwa Ho adalah b = 1; dan H1 adalah b = 1 bila t hitung <t Tabel maka menerima Ho, bila t hitung > t Tabel maka menolak Ho. Tabel 1. Susunan dan Komposisi Nutrien Pakan Penelitian (dalam bahan kering) Komposisi Bahan Pakan Pakan Kontrol (R1) Pakan Limbah Sawit (R2) (%) (%) Rumput alam 30,00 27,00 Dedak halus 24,25 - Jagung kuning 30,00 - Bungkil kedele 7,00 - Tepung ikan 3,75 - Molases 3,25 3,25 Urea 1,00 1,00 Garam 0,25 0,25 Premix 0,50 0,50 Bungkil inti sawit - 30,00 Lumpur sawit - 10,00 Serabut sawit - 10,00 Tepung kepala udang - 8,00 Ampas tahu - 10,00 Total 100,00 100,00 1 Komposisi Nutrien Bahan kering (%) 78,97 78,31 Protein kasar (%) 18,88 16,27 Lemak kasar (%) 6,61 9,28 Serat kasar (%) 21,06 36,47 2 TDN (%) 73,00 73,00 1) Hasil analisis proksimat 2) Hasil perhitungan The Commercial Carcass Cutting of Sungei Putih and Lokal Sumatera Sheep (Hasnudi) 117

4 Tabel 2. Pertumbuhan Relatif Potongan Komersial Karkas Domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera Log Y Bangsa Intersep (log a) Koefisien Pertumbuhan b ± Sb Nilai b Nilai r Bobot Y yang disesuaikan (g) Bobot leg Sungei Putih > ,65 Lokal Sumatera > ,14 Bobot loin Sungei Putih D d > ,77 Lokal Sumatera E e > ,50 Bobot rack Sungei Putih d D > ,60 Lokal Sumatera e E > ,53 Bobot shoulder Sungei Putih D d > ,64 Lokal Sumatera E e > ,30 Bobot shank Sungei Putih > ,85 Lokal Sumatera > ,63 Bobot breast Sungei Putih D > ,41 Lokal Sumatera E > ,47 Bobot flank Sungei Putih = ,76 Lokal Sumatera > ,84 Bobot neck Sungei Putih > ,61 Lokal Sumatera > ,07 Peubah Log X : bobot tubuh kosong, Y disesuaikan pada bobot tubuh kosong : ,31 g. Perbedaan bangsa untuk intersep (a) dan koef pertumbuhan (b) dinyatakan dengan d dan e (P<0,05) serta D dan E (P<0,01) HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Relatif Potongan Komersial Karkas Pertumbuhan relatif karkas berdasarkan potongan komersial (Tabel 2) memperlihatkan bahwa koefisien pertumbuhan relatif (b) masing-masing terhadap bobot tubuh kosong mempunyai nilai > 1,0. Hal ini berarti bahwa persentasenya meningkat dengan meningkatnya bobot tubuh kosong pada bobot hidup kg. Pengaruh bangsa domba tidak nyata pada pertumbuhan relatif potongan komersial karkas, kecuali untuk bobot loin (P<0,05), rack (P<0,01) dan shoulder (P<0,05). Koefisien pertumbuhannya pada domba Sungei Putih lebih rendah yang berarti bahwa pertumbuhan potongan komersial karkasnya lebih dini dibandingkan dengan domba Lokal Sumatera. Pengaruh bangsa domba terhadap intersep (a) terdapat pada potongan loin (P<0,01), rack (P<0,05), shoulder (P<0,01), dan breast (P<0,01). Pada bobot tubuh kosong yang sama (11.235,31 gram) potongan loin, rack, shoulder dan breast lebih besar pada domba Sungei Putih dibandingkan dengan domba Lokal Sumatera. Potongan tersebut merupakan potongan karkas yang penting dari seekor ternak. Pada bobot tubuh kosong yang sama, potongan leg, loin, rack dan shoulder adalah 30,86; 9,19; 8,16 dan 25,86% pada domba Sungei Putih dan 31,01; 9,08; 8,14; dan 25,76% pada domba Lokal Sumatera. Bagian potongan komersial karkas yang penting tersebut untuk kedua bangsa adalah berbeda. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Beermann et al. (1986) bahwa peningkatan bobot karkas segar akan meningkatkan bobot leg, neck, loin, rack dan shoulder. Demikian juga dengan hasil penelitian Sugana et al. (1983) bahwa persentase loin meningkat (b>1) dan persentase leg berkurang (b<1) dengan meningkatnya bobot karkas. Namun, hal tersebut tidak sama dengan hasil penelitian Owen dan Norman (1977) bahwa proporsi neck, shoulder dan leg berkurang, sedangkan rack dan loin meningkat dengan semakin bertambahnya umur pada kambing dan domba Boswana kastrasi, dalam hal ini kalau umur bertambah maka bobot tubuh juga akan bertambah. Pengaruh pakan terhadap pertumbuhan relatif potongan komersial karkas terdapat pada Tabel 3. Koefisien pertumbuhan relatif (b) potongan komersial karkas terhadap bobot tubuh kosong adalah > 1,0; kecuali untuk shank dan flank yang 118 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

5 mendapatkan pakan limbah sawit nilai b = 1 untuk domba Lokal Sumatera sedangkan untuk domba Sungei Putih adalah > 1,0 untuk leg, shoulder dan breast 1,0 untuk loin, rack, shank, flank dan neck dengan pakan kontrol, >1,0 untuk rack, shank, dan neck, 1,0 untuk leg, loin, shoulder, breast dan flank. Pengaruh pakan pakan limbah sawit pada pertumbuhan relatif potongan komersial karkas kedua bangsa tidak nyata. Nilai intersep (a) untuk hubungan antara bobot loin, rack, shoulder dan breast terhadap bobot tubuh kosong yang sama antara perlakuan pakan yang berbeda diperoleh perbedaan yang nyata (P<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan persentase bobot loin, rack, shoulder dan breast antara perlakuan kedua pakan pada bobot tubuh kosong yang sama pada domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera pada bobot hidup kg. Bobot loin, shoulder dan breast domba Sungei Putih yang mendapat pakan kontrol tidak berbeda nyata dibandingkan dengan yang mendapat pakan limbah sawit. Namun bobot loin, shoulder dan breast domba Lokal Sumatera yang mendapat pakan kontrol berbeda nyata (P<0,05) bila dibandingkan dengan yang mendapatkan pakan limbah sawit. Di lain pihak bobot loin, shoulder, rack dan breast domba Lokal Sumatera yang mendapat pakan kontrol tidak berbeda nyata dengan yang mendapat pakan limbah sawit. Bobot rack domba Sungei Putih yang mendapat pakan limbah sawit berbeda nyata (P<0,05) dengan yang mendapat pakan kontrol dan dengan bobot rack domba Lokal Sumatera yang mendapat pakan kontrol dan limbah Tabel 3. Pertumbuhan Relatif Potongan Komersial Karkas Domba Sungei Putih dan Lokal Sumatera dalam Pakan Berbeda Log Y Bangsa Intersep (log a) Koefisien Pertumbuhan b ± Sb Nilai b Nilai r Bobot Y yang disesua ikan (g) Bobot leg Sungei Putih R > ,57 R = ,11 Lokal Sumatera R > ,20 R > ,78 Bobot loin Sungei Putih R d = ,24 R d = ,98 Lokal Sumatera R e > ,59 R e > ,60 Bobot rack Sungei Putih R d = ,09 R e > ,89 Lokal Sumatera R d > ,33 R d > ,48 Bobot shoulder Sungei Putih R d > ,64 R d = ,90 Lokal Sumatera R e > ,76 R e > ,44 Bobot shank Sungei Putih R = ,,09 R > ,16 Lokal Sumatera R > ,17 R = ,60 Bobot breast Sungei Putih R d > ,85 R d = ,67 Lokal Sumatera R e > ,40 R e > ,02 Bobot flank Sungei Putih R = ,49 R = ,53 Lokal Sumatera R > ,86 R = ,64 Bobot neck Sungei Putih R = ,18 R > ,45 Lokal Sumatera R > ,67 R > ,19 Peubah Log X : bobot tubuh kosong, Y disesuaikan pada bobot tubuh kosong : ,68 g. Perbedaan yang nyata (P<0,05) antara pakan untuk intersep (a) dinyatakan dengan d dan e. The Commercial Carcass Cutting of Sungei Putih and Lokal Sumatera Sheep (Hasnudi) 119

6 sawit pada bobot tubuh kosong yang sama pada bobot hidup kg. KESIMPULAN Pada bobot tubuh kosong yang sama potongan loin, shoulder dan rack domba Sungei Putih lebih tinggi dibandingkan dengan domba Lokal Sumatera sampai bobot hidup 20 kg. Bangsa domba berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan relatif loin, shoulder dan rack, sedangkan pengaruh pakan tidak nyata pada bobot hidup kg. Untuk meneliti lebih lanjut pertumbuhan relatif ternak dari berbagai aspek sebaiknya ternak yang dipergunakan berasal dari sumber bibit yang jelas umurnya sehingga didapat kisaran bobot hidup yang homogen. DAFTAR PUSTAKA Beermann, D. H. D. E. Hogue, V. K. Vishell, R. H. D. Dalrymple and C.A. Ricks Effects of cimaterol and fishmeal on performance, carcass characteristics and skeletal muscle growth in lambs. J. Anim. Sci. 62:370. Butterfield. R. M New Concepts of Sheep Growth, Dept. of Vet. Anatomy, University of Sidney Press. Herman. R Perbandingan Pertumbuhan, Komposisi Tubuh dan Karkas antara Domba Priangan dan Ekor Gemuk. Disertasi, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Huxley, J. S Problem of Relative Growth. 1 st Ed. Matheun. London. Judge, M. D. E. D. Aberle, J. C Forrest, H. B. Hedrick, and R. A. Merkel Principles of Meat Science. Kendall/Hunt Publishing Co. Dubuque. National Research Council Nutrient Requirements of Sheep. National Academy Press, Washington D.C. Ngadiyono, N Pertumbuhan serta Sifat-sifat Karkas dan Daging Sapi Sumba Ongole, Brahman Cross dan Australian Commercial Cross yang Dipelihara Secara Intensif pada Berbagai Bobot Potong. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Owen. J. E and G. A. Norman Studies on the meat production characteristics of Bostwana goat and sheep. II. General body composition carcass measurement and joint composition. Meat Science I : Romans. R. J. and P. T. Ziegler The Meat We Eat. 7 th Edition. The Interstate Printers and Publisher, Inc., Danville. Romans. R. J. and P. T. Ziegler The Meat We Eat. Vol th Edition. The Interstate Printers and Publisher, Inc.. Danville. Snedecor. G. W and W. G. Cochran Statistical Methods. The Iowa State University Press. Ames, Iowa. Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991, Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik, Edisi Ke-4. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diterjemahkan oleh : Sugana, N. M. Duldjaman. A. Natasasmita dan Saparto Paha dan lemusir domba lokal Priangan berdasarkan jenis kelamin dan pengelompokan bobot potong. Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil, November Bogor. Mc.Donald, P. R. A. Edward and J. F. D Greenbalgh Animal Nutrition. 4 th Ed. Longman and Scientific Technical. 120 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004