PENGARUH PENJUALAN JAGUNG GILING SECARA ECERAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN POPAYATO KABUPATEN POHUWATO

Transkripsi

1 PENGARUH PENJUALAN JAGUNG GILING SECARA ECERAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN POPAYATO KABUPATEN POHUWATO The Effect of Maize Corn Retail Sales on The Income Of Farmers in Popayato, Pohuwato District Fatmawati 1), Milawati Lalla 2), Padlianto Djako 1) 1) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo 2) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo Korespondensi : fathyafath.ff@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penjualan jagung giling secara eceran terhadap pendapatan petani dan meningkatkan pendapatan pada usahatani tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato selama 3 bulan. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi literatur dan metode sensus untuk pengambilan datanya. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang bermata pencaharian sebagai petani sekaligus pedagang eceran. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan jagung secara eceran berpengaruh terhadap pendapatan usahatani jagung giling. Hal ini berdasarkan nilai koefisien determinan (R 2 ) sebesar 0,816 yang artinya, penjualan jagung giling secara eceran mempengaruhi pendapatan sebesar 81,6%. Uji stasistik diperoleh nilai F hitung > F tabel yaitu 124,204 sedangkan F tabel yaitu 4,20. Serta nilai t hitung > t tabel yaitu 11,145 > 1,70. Kata kunci: jagung giling, eceran, penjualan, pendapatan ABSTRACT The aim of this study was to know the influence of milled corn retail selling on farmer income and to increase it. This recent study was conducted in Popayato (sub-district of Pohuwato district, Indonesia) for 3 months. Observation, interview, literature study, and census were done for data collection and the obtained data were analyzed by simple linear regression. The number of samples used were as many as 30 people who livelihood as a farmer as well as retailer. The result showed that milled corn retail selling were able to improve farmer income. This result based on determinant coefficient value (R 2 ) of which mean milled corn retail selling affect the farmer income of 81.6%. Statistically the result obtained that value of F count > F table was whereas value of F table was 4.20, and for value of t count > t table was > Keywords : milled corn, retail selling, income. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

2 PENDAHULUAN Sektor pertanian khususnya jagung di Kecamatan Popayato setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi, seperti pada tahun 2011 produksi jagung mencapai ,00 ton jagung dengan luas lahan Ha, dibandingkan tahun sebelumnya. Dan kenaikan jagung dan jumlah lahan yang makin bertambah pada tahun 2012 mencapai hingga ,64 ton dengan luas lahan Ha, Kenaikan jagung pada tahun 2013 mencapai ,80 ton dengan luas lahan pertanian yang berbeda dengan tahun 2011 dan 2012 dengan jumlah luas lahan Ha (BPS Kabupaten Pohuwato, 2014). Produksi pertanian di Kecamatan Popayato terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga harapannya dengan bertambahnya produksi tentu akan berpengaruh pada pendapatan petani. Saat ini dalam proses penjualan hasil produksi jagung dalam meningkatkan pendapatan hasil pertanian para petani tidak hanya langsung menjual jagungnya kepada pengepul atau tengkulak tetapi ada beberapa petani di yang mengolah jagungnya menjadi beras jagung atau jagung giling yang kemudian menjualnya secara eceran atau disebut penjualan eceran. Menurut Keller (2002) bahwa penjualan secara eceran meliputi kegiatan yang melibatkan penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir dan non bisnis. Penjualan eceran merupakan jenis penjualan langsung yang menurut penulis harus di kendalikan secara baik oleh petani pengecer khusunya pengecer jagung giling, karena melihat produk yang ditawarkan adalah beras jagung yang merupakan makanan yang di gemari oleh semua orang khususnya masyarakat gorontalo sehingga pasaran untuk jagung giling di Kecamatan Popayato sangat terbuka untuk petani yang ingin memproduksi jagung giling, dan dari proses pengamatan penulis bahwa harga jagung giling di pasar mencapai Rp sampai Rp /liter. Meskipun harga pasar yang sangat tinggi, tetapi tidak menurunkan permintaan konsumen untuk membeli jagung giling atau beras jagung tersebut, sehingga produksi jagung giling/beras jagung jangan sampai terhenti dikarenakan banyak yang minat serta suka mengonsumsi jagung giling atau beras jagung tersebut. Jagung giling sendiri adalah butiran kasar yang diperoleh dari proses penggilingan jagung kering. Jagung giling digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dan bisa menjadi konsumsi bagi masyarakat yang suka mengonsumsi jagung giling sebagai campuran untuk beras padi. Pembuatan jagung giling sangat mudah. Jagung kering digiling atau tumbuk sampai menjadi butiran kasar. Bahan yang digunakan dalam pembuatan jagung giling yaitu butiran jagung yang sudah dikeringkan atau yang dikeringkan dengan menggunakan mesin kemudian diolah dengan menggunakan mesin atau menggunakan batu. Alat yang digunakan yaitu penggiling jagung. Alat ini digunakan untuk menggiling jagung menjadi butiran yang kasar dan halus sesuai ukuran yang dibutuhkan. Alat mekanis yang biasa digunakan adalah hammer. Penggilingan juga dapat dilakukan dengan alat semi mekanis, atau dengan menggunakan batu sebagai alat pembantu untuk menghancurkan jagung. Cara Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

3 mempersiapkan jagung untuk pembuatan jagung giling ini sangat mudah dan praktis jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan menggunakan alat pengering. Jagung yang telah kering di giling sampai menjadi butiran kasar hingga disebut sebagai jagung giling. (Hasbullah, 2009). Penjualan eceran adalah tingkat terakhir dari proses distribusi yang di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen.dari kedua pendapat di atas memiliki esensi yang sama, bahwa yang di kategorikan penjualan eceran adalah suatu mekanisme penjualan produk atau jasa ke konsumen akhir (Berman, 2007). Penjualan secara eceran meliputi kegiatan yang melibatkan penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir dan non bisnis (Kotler, 2006). Fungsi pengecer menyediakan bauran barang dan jasa, melakukan pengemasan menjadi bagian yang lebih kecil, menyimpan persediaan, menyediakan jasa agar pelanggan dapat memperoleh barang dengan mudah. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga desa yaitu Desa Dambalo, Desa Telaga, dan Desa Telaga Biru, Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato, selama 3 bulan pada Bulan Desember 2016 sampai Februari Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapat informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dilakukan dengan petani yang juga berprofesi sebagai pedagang eceran jagung giling di pasar. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan datadata yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelah secara intens sehingga mendukung dan menambah kepercayaan dalam pembuktian suatu kejadian. Analisis Penerimaan Total penerimaan (Total Revenue) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, secara sistematis dirumuskan sebagai berikut : TR = P. Q Keterangan : TR = Total Revenue atau penerimaan (Rp) P = Price atau harga (Rp/L) Q = Quantity atau jumlah produksi (L) Analisis Pendapatan untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh petani jagung giling dari usahatani yang dijalankan, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : I = TR TC Keterangan : I = Income atau pendapatan (Rp) TR = Total Revenue atau total penerimaan (Rp) TC = Total Cost atau total biaya (Rp) Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis yang digunakan dalam pnelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penjualan eceran terhadap pendapatan petani/pedagang. Menurut Sugiyono (2000) Analisis Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

4 regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen atau biaya yang dikeluarkan (X) dengan variabel dependen atau pendapatan (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini: Y = a + bx Keterangan : Y = Pendapatan (Rp) X = penjualan (L) a = konstanta b= koefisien regresi HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Petani Responden Umur Petani Responden Keberhasilan petani di dalam mengelola usaha tani jagung giling dapat dipengaruhi oleh faktor umur. Adapun rata-rata umur petani responden yang menjadi petani sekaligus pedagang jagung giling berkisar tahun. Untuk kelompok umur selengkapnya dapat disajikan pada Tabel 1. Dilihat dari Tabel 1 menjelaskan bahwa persentase umur dari pada petani responden yaitu umur berjumlah 9 orang (30%), umur berjumlah 8 orang (226,66%), umur berjumlah 6 orang (20%), serta umur > 54 berjumlah 7 orang (23,33%). Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam mengelola usaha tani. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh baik formal maupun non formal. Dengan pendidikan yang dimiliki petani tersebut akan memudahkan dalam mengadopsi teknologi dan keterampilan dalam berusaha tani seperti usahatani jagung giling. Tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Distribusi Umur Petani Responden pada Usahatani Jagung Giling di Kec. Popayato Kab. Pohuwato No Kelompok Umur > 54 Jumlah (orang) Persentase (%) 30,00 26,66 20,00 23,33 Jumlah 100 Tabel 2. Tingkat Pendidikan Petani Responden Jagung Giling di Kec. Popayato Kab. Pohuwato No. Pendidikan Responden (orang) SD SMP 21 9 Persentase (%) 70,00 30,00 Jumlah 100 Dilihat dari tingkat pendidikan para petani responden sangat bervariasi dari tingkat SD petani berjumlah 21 orang (70%) dan tingkat SMP berjumlah 9 orang (30%). Meski tingkat pendidikan dari petani responden hanya SD dan SMP tetapi dalam hal bisnis sebagai petani pengecer jagung giling para petani memiliki keahlian tersendiri dalam hal pengelolaan serta Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

5 pengetahuan yang bisa membuat bisnis jagung giling ini bisa berkembang dan diterima oleh masyarakat luas, bahkan setiap orang sangat meminati jagung giling tersebut. Suatu keinginan maupun keberhasilan dapat terhambat diantaranya disebabkan oleh pendidikan yang diterima tidak secukupnya mempersiapkan seseorang untuk menghadapi perkembangan dalam kegiatan usahatani keadaan seperti ini akan berpengaruh terhadap tingkat kemampuan petani responden untuk menerima dan menyerap informasi yang sekaligus juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan berusahatani, khususnya usahatani jagung giling. Tetapi meski tingkat pendidikan tersebut sangat menghambat keberhasilan berusaha tani, itu tidak membuat para petani pengecer tersebut malu untuk terus berusaha tani tetapi sesuai pengamatan penulis malah sebaliknya, para petani pengecer jagung giling terus mengembangkan usahatani tersebut. Jumlah Tanggungan Keluarga dan Lama Berusahatani Petani Responden Jumlah tanggungan keluarga para petani responden dapat dilihat pada Tabel 3. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa jumlah tanggungan keluarga 22 orang petani responden adalah 1-3 atau (73,33%), dan jumlah tanggungan keluarga 8 orang petani responden memiliki tanggungan > 3 adalah (26,67%). sedangkan lama berusahatani petani responden jagung giling dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menjelaskan bahwa lama berusahatani petani responden 4 8 tahun berjumlah 25 orang (83,33%), 9 13 tahun berjumlah 4 orang tingkat persentase 13,33% dan lebih dari 13 tahun berjumlah 1 orang (3,33%). Tabel 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Rata- rata Petani Responden No Tanggungan Keluarga 1 3 > 3 Jumlah (Jiwa) 22 8 Persen tase (%) 73,33 26,67 Jumlah 100 Tabel 4. Lama Berusahatani Petani Responden Jagung Giling No. Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (orang) Persen tase (%) > ,33 13,33 3,33 Jumlah 100 Daya Serap Informasi Daya serap informasi merupakan kemampuan penyebaran informasi yang meliputi sejauh mana kegiatan pedagang dalam mencari informasi, metode penyampaian informasi oleh pedagang kepada konsumen tentang tata cara pemanfaatan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang pelaksanaan kegiatan usahatani jagung giling tersebut sehingga konsumen dapat mengenal sejauh mana pengembangan jagung giling ini hingga mencapai keberhasilan Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

6 yang bisa berakhir dengan pendapat para petani sekaligus pedagang jagung giling ini. Penerimaan Penjualan Jagung Giling Volume penjualan jagung giling merupakan suatu proses dimana para petani jagung giling dapat mengetahui pendapatan yang dihasilkan dalam sekali proses produksi, petani pengecer dapat membandingkan hasil yang didapatkan dalam penjualan jagung giling ini, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan responden berjumlah Rp penerimaan ini diperoleh dari penjualan jagung giling sebanyak 317 L, dengan harga Rp.6.850/L. Tabel 5. Penerimaan Rata- rata Pejualan Jagung Giling Petani Responden responden yang termasuk pada penyusustan alat Rp (99,31%) pajak lahan/restribusi pasar Rp (0,69%) sehingga total biaya tetap adalah Rp Alat yang digunakan untuk menggiling jagung oleh para petani yaitu mesin Hammer Mill, Mesin Yanmar, mesin pengipas dan terpal. Mesin Hammer Mill digunakan untuk menghancurkan dan menghaluskan biji jagung. Mesin Yanmar digunakan untuk memisahkan biji jagung dari tongkolnya menjadi jagung pipilan. Sedangkan mesin pengipas yaitu digunakan untuk membersihkan kulit atau pun kotoran yang menempel pada biji jagung. b) Biaya Variabel Usaha Tani Jagung Giling Biaya variabel yang dikeluarkan dalam sekali proses produksi usahatani jagung giling dapat dilihat dalam Tabel 7. No Penjualan Jagung Giling (L) Harga (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya Usahatani Jagung Giling a) Biaya Tetap Usaha Tani Jagung Giling Biaya yang dikeluarkan para petani jagung giling dalam sekali proses produksi di jelaskan pada Tabel 6. Pada tabel 6 terlihat bahwa total pengeluaran para petani Tabel 7 dapat dilihat bahwa pendapatan bersih para petani jagung giling Rp karena dalam proses produksi jagung giling juga sangat berpengaruh pada pendapatan petani pengecer. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya variable rata- rata yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp Tabel 6.Biaya Tetap Rata - Rata Petani Responden. No Jenis Jumlah Rata-Rata Responden (Rp) Persent ase (%) 1 2 Penyusutan Alat Pajak Lahan/ retribusi pasar ,31 0,69 Jumlah ,00 Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun, Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

7 Tabel 7.Biaya Variabel Dalam Sekali Proses Produksi Rata - Rata Petani Responden, No Jenis Jumlah Rata-Rata Responden (Rp) Persent ase (%) 1 2 Bahan Bakar,tali dan Karung Tenaga Kerja(orang) , Jumlah ,00 Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun, Pendapatan Penjualan Jagung Giling Pendapatan pada penjualan jagung giling dapat dilihat pada Tabel 8. Pendapatan bersih para petani jagung giling Rp karena dalam proses produksi jagung giling juga sangat berpengaruh pada pendapatan petani pengecer. Tabel 8. Pendapatan Penjualan Jagung Giling Rata- rata Responden No. Uraian Nilai Rata- rata Responden (Rp) Penerimaan Biaya Pendapatan Analisis Regresi Linier Sederhana Pada Tabel 9 menjelaskan bahwa data hasil regrasi linier sederhana pada penjualan jagung giling nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,816 artinya kontribusi penjualan jagung terhadap pendapatan 81,6%. Penjualan Jagung Hasil regresi linier sederhana, nilai koefisien untuk variabel penjualan jagung adalah 5952,139 dimana penjualan jagung secara eceran sangat berpengaruh pada pendapat petani di Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung = 11,145 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 dimana nilainya < 0,05 sehingga dapat dikatakan signifikan pada α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hubungan penjualan jagung secara eceran terhadap pendapatan adalah positif dan signifikan. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya. Hasil regresi pengaruh variabel penjualan jagung giling secara eceran terhadap jumlah pendapatan di Kecamatan Popayato diperoleh nilai R 2 sebesar 0,816. itu dapat diartikan penjualan jagung giling secara eceran mempengaruhi pendapatan sebesar 81,6%. Analisis Uji Statistik f Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model dapat dilakukan dengan uji simultan (uji-f). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil regresi pengaruh penjualan jagung giling secara eceran terhadap pendapatan petani, Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

8 maka diperoleh f tabel sebesar 4.20 sedangkan f hitung sebesar 124,204. Sehingga f hitung > f tabel (124,204 > 4.20). Hal ini menunjukan bahwa variabel independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 9. Data Hasil Regresi Linier Sederhana Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t-hit Sig t-tabel Model B Std error Beta 11,145 0,000 Constanta -1,115E ,075 Penjualan 5952, ,087 jagung giling 0,903 1,70 R 0,903 R-Squared 0,816 F-hit 124,204 f-tabel 4,20 N 30 Signifikansi pada level 95% 0,000 Sumber : Analisis Uji Statistik t Nilai t hitung digunakan untuk menguji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. (Suliyanto, 2011). Dari tabel 9 hasil regresi linier sederhana pengaruh penjualan jagung giling secara eceran diperoleh t hitung sebesar 11,145 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,70. sehingga, t hitung > t tabel (11,145 > 1.70). Hal ini berarti variabel penjualan jagung secara eceran berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan petani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengaruh penjualan jagung giling secara eceran dapat menguntungkan bagi para petani juga sebagai pedagang karena biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi cukup rendah sedangkan pendapatan dalam sekali proses produksi cukup menguntungkan melebihi jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi. Dan tingkat pengaruh penjualan jagung giling secara eceran mencapai nilai 81,6%, untuk usahatani jagung giling. Saran Para petani juga sebagai pedagang jagung giling agar lebih dapat meningkatkan proses produksi, karena dengan tingginya harga jagung giling di pasar bisa lebih menguntungkan para petani juga sebagai pedagang eceran jagung giling. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli

9 DAFTAR PUSTAKA Berman Keragaman Produk dan Kualitas Produk Eceran, dan Failitas. Ghalia Indonesia. Jakarta BPS Luas Panen, Produksi dan Produktivitas. Provinsi Gorontalo Kabupaten Pohuwato Hasbullah Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri. Riset/penelitian pada Jagung Kuning, Sumatera Barat. Keller Pengertian Penjualan Eceran. Penebar Swadaya. Jakarta. Kotler dan Amstrong Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis dan Pengolahan Jagung. Alfabeta. Bandung. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli