DAFTAR ISI 1.1 PENGERTIAN TURBIN GAS FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS KONSTRUKSI TURBIN GAS... 6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI 1.1 PENGERTIAN TURBIN GAS FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS KONSTRUKSI TURBIN GAS... 6"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI 1.1 PENGERTIAN TURBIN GAS FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS KONSTRUKSI TURBIN GAS Komponen Utama Gas (Kompresor, Ruang Bakar, dan ) Kelengkapan Gas EFISIENSI TURBIN GAS KLASIFIKASI TURBIN GAS SIKLUS PLTGU (COMBINED CYCLE) BAB II TURBIN UAP (STEAM TURBINE) PENGERTIAN STEAM TURBINE FUNGSI DAN PRINSIP KERJA STEAM TURBINE INSTALASI STEAM TURBINE Siklus Pembangkit Sederhana (Rankine Cycle) Siklus Pembangkit Kompleks KONSTRUKSI STEAM TURBINE Komponen Utama Steam e Kelengkapan Steam e Alat-Alat Bantu Steam e SISTEM-SISTEM TERKAIT STEAM TURBINE Feed Water System Condensate Pump Cooling Water System (Sea Water) OPERASI STEAM TURBINE... 80

2 2.6.1 Cold Start Up (Start Dingin) Warm II Start Up (Start Hangat) Warm I Start Up (Start Hangat) Hot Start Up Very Hot Start Up GANGGUAN-GANGGUAN PADA STEAM TURBINE EFISIENSI STEAM TURBINE MAINTENANCE/ PERAWATAN STEAM TURBINE Preventive Maintenance Predictive Maintenance Corrective Maintenance Proactive Maintenance LAMPIRAN

3 BAB I TURBIN GAS 1.1. PENGERTIAN TURBIN GAS gas/ Gas-turbine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk memutar turbin dengan memanfaatkan kompresor dan mesin pembakaran internal. Di dalam turbin gas, energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar sudu turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin. Gambar 1.1 Sistem Gas gas digunakan sebagai penggerak generator listrik. Agar turbin dapat berputar, dibutuhkan beberapa komponen yang lain. gas merupakan serangkain komponen yang dirangkai menjadi kesatuan yang dinamakan siklus brayton. Siklus ini terdiri dari kompresor, combuster, dan turbin. Agar turbin gas dapat beroperasi dengan baik dan seefisien mungkin, turbin gas diperlukan peralatan-peralatan lain seperti lubrication system, control system, cooling system, fuel system, dan lain-lain. Pada pembangkit listrik, turbin gas tidak hanya digunakan untuk menggerakkan generator listrik. Akan tetapi turbin gas ini juga digunakan sebagai pemanas ada HRSG (Heat Recovery Steam 1

4 Generator). Temperatur pada sisi exhaust turbine masih cukup tinggi. Apabila gas sisa dari turbin gas dibuang ke atmosfir akan sia-sia FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS Dalam aplikasinya, turbin gas tidak dapat bekerja tanpa komponen kompresor dan ruang bakar/combuster. Ketiga komponenn tersebut membentuk siklus yang dikenal dengan nama Siklus Brayton. Fungsi dan prinsip kerja dari siklus ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar1.2 Skema Gas gas pada kondisi ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara atmosfir yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik (reversibel adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang bakar pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar 2

5 diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator. Apabila digambar dalam diagram P-V dan T-S, siklus turbin gas akan terlihat seperti gambar dibawah ini: proses 1-2 proses 2-3 proses 3-4 proses 4-1 Gambar 1.3 Diagram P-V dan T-S Gas Ideal : Proses pemempatan udara secara isentropik dengan menggunakan kompresor : Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini dilakukan di dalam combuster : Proses ekspansi gas hasil pembakaran (dari combuster). Ekspansi gas panas hasil pembakaran dilakukan pada turbin. Ekspansi dilakukan dalam kondisi isentropik. : Proses pembuangann panas pada tekanan konstan. Pada proses pemampatan udara (proses 1-2), secara termodinamika kompresor membutuhkan kerja sebesar selish entalpi antara inlet kompresor dengan exhaust kompresor. Pada combuster (proses 2-3) terjadi pemasukan kalor dari pembakaran bahan bakar bersama-sama dengan udara yang dimampatkan. Sedangkan pada proses ekspansi pada turbin (proses 3-4), gas hasil pembakaran digunakan sebagai tenaga untuk memutar sudu-sudu pada rotor turbin. Rotor yang berputar ini akan memutar poros/shaft yang akan memutar poros generator. Generator inilah yang akan membangkitkan listrik. Isentropik merupakan kondisi entropi yang terjadi konstan. Secara matematis kerja dan panas yang dihasilkan atau dilepaskan pada siklus brayton dituliskan sebagai berikut. 3

6 Kerja yang dilakukan kompresor Wc= m a (h 2 -h 1 ). Kalor yang diberikan pada Combuster Qc= (m a +m f )(h 3 -h 2 ) Kerja yang dihasilkan turbin Wt= (m a +m f )(h 3 -h 4 ) dimana m a adalah massa dari udara dan m f adalah massa bahan bakar. Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T-s dan diagram akan terlihat seperti gambar berikut: Gambar 1.4 Diagram T-S Gas Aplikasi Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal. Tetap terjadi kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebabsebab terjadinya kerugian antara lain: Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin. 4

7 Prinsip Kerja Kompresor Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah axial compressore dan centrifugal compressore. Pada axial compressore, bentuk dari sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Secara global kompresor bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus). Prinsip Kerja Combuster Dari kompresor, udara bertekanan dibawa ke ruang bakar (combuster). Di ruang bakar, udara bertekanan dibakar bersama dengann fuel/bahan bakar. Bahan bakar yang umum dipakai dalam ruang bakar ini adalah gas alam (natural gas). Selain gas alam, bahan bakar yang biasa dipakai sebagai bahan bakar adalah fuel oil/ minyak (dengan efisiensi tinggi). Bahan bakar yang dibakar berfungsi untuk menaikkan temperatur. Combuster didesain untuk menghasilkan campuran, pengenceran dan pendinginan sehingga gas yang keluar dari ruang bakar merupakan temperatur rata-rata dari campuran. Panjang dari ruang bakar didesain dengan mempertimbangkan waktu dan tempat yang cukup untuk bahan bakar bisa terbakar sempurna dan memudahkan pemantik untuk membakar bahan bakar menjadi lebih mudah. Desain ruang bakar juga mempertimbangkan masalah residu pembakaran. Desain ruang bakar harus mempertimbangkan bagaimana mereduksi gas NO x. Prinsip Kerja Pada turbin gas, temperature and preassure drop, dikonversi diubah menjadi energi mekanik. Konversi energi berlangsung dalam dua tahap. Pada bagian nosel, gas panas mengalami proses ekspansi. Sedangkan energi panas diubah menjadi energi kinetik. Hampir 2/3 dari kerja yang dibutuhkan dari siklus ini diperlukan untuk menggerakkan kompresor. Oleh karena itu, kerja output dari turbin, dipakai untuk menggerakkan poros penggerak beban, hanya mempresentasikan 1/3 dari kerja siklus. Pada turbin, khususnya pada 1 st stage, yang menggerakkan bucket dan disc, harus mampu menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200 F/ 1204 C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga bercampur dengan kotoran/ kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol,sehingga dibutuhkan bahan paduan/alloys dan 5

8 proses coating yang cukup bagus untuk melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari komponen ini KONSTRUKSI TURBIN GAS Komponen Utama Gas (Kompresor, Ruang Bakar, dan ) Kompresor Kompresor berfungsi untuk menghisap udara dari atmosfir dan memampatkannya. Udara bertekanan juga berfungsi untuk pendinginan temperatur pada turbin gas. Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah axial compressore dan centrifugal compressore. Pada axial compressore, bentuk dari sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Kompresor ini menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus). Pada Centrifugal Compressor, udara masuk melalui pusat/tengah dari sudu putar impeller. Putaran dari sudu gerak pada impeller ini menimbulkan gaya sentrifugal. Akibat dari gaya sentrifugal ini, udara dibawa ke stationary diffuser dengan kecepatan yang sangat tinggi. Fungsi dari stationary diffuser ini sama dengan axial compressor, yaitu memperbesar tekanan. Bentuk dari sudu-sudu pada kompresor harus bersih dan sepresisi mungkin dengan efisiensi 90%. Suduu yang kotor dapat menurunkan performa dari kompresor ini. a. Kompresor axial Dinamakan kompresor axial karena udara mengalir paralel terhadap sumbu rotor. Selama proses kompresi berlangsung, udara melalui satu susunan yang terdiri dari beberapa tingkat. Tiap tingkat terdiri dari satu baris sudu gerak yang terpasang pada rumah kompresor. Kompresor aliran axial bisa mencapai 15 stage untuk mencapai tekanan operasi yang diinginkan. Kompresor axial merupakan kompresor dimana aliran memasuki kompresor pada arah axial (axial direction), termasuk di dalam kompresor aliran yang kontinyu dan merupakan jenis Dynamic Compressor. Kompresor axial kebanyakan digunakan pada turbin gas, khususnya pada turbin gas dengan daya di atas 2,5 MW. 6

9 Gambar 1.6 Kompresor Aksial Pada turbin gas aliran ini akan terus mengalir pada arah axial sampai keluar dari turbin. Fluida kerja yang mengalir pada kompresor axial pada awalnya mengalami percepatan (acceleration) kemudian mengalami perlambatan sehingga menghasilkan kenaikan tekanan tertentu. Fluida kerja ini mengalami percepatan pada saat melalui sudu gerak (rotor blade ) dan mengalami perlambatan (diffusing) pada saat melalui sudu diam (stator blades). Stator mengkonversikan kenaikan kecepatan yang dialami pada saat melalui rotor menjadi kenaikan tekanan. Pada gambar 1..7 ditunjukkan sudu gerak dari kompresor axial. Gambar 1.7 Sudu Gerak Kompresor Aksial 7

10 Sebuah kompresor axial terdiri dari beberapa tingkat (stage). Kombinasi antara sebuah rotor dan sebuah stator merupakan satu tingkat kompresor axial. Sebelum memasuki rotor pada tingkat pertama, aliran fluida melalui Inlet Guide Vane (IGV) yang berfungsi untuk mengarahkann aliran fluida pada sudut tertentu. Begitu juga ketika fluida menginggalkan stator pada tingkat terakhirr terdapat Exit Guide Vanes (EGV) yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan aliran fluida ketika memasui ruang bakar (combustor). Pada saat udara melalui beberapa stage kompresor maka udara akan mengalami perubahan tekanan, perubahan temperatur, enthalpy, dan perubahan kecepatan. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan skema sebuah kompresor axial beserta variasi tekanan, temperatur dan kecepatannya Gambar 1.8 Variasi Temperatur, Kecepatan, dan Tekanan melalui Kompresor Aksial Pada kompresor sendiri terdapat beberapa bagian, yaitu: Compressor Rotor Assembly Merupakan bagian dari kompresor axial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki beberapa tingkat sudu yang mengkompresikan aliran udara secara axial dari 1 atm menjadi beberapa kalinya (sesuai dengan tingkat sudu), sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor. 8

11 rotor Gambar 1.9 Rotor Gas e Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari: Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet Guide Vane. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor blade. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. Gambar 1.10 Kompressor Stator 9

12 b. Kompresor sentrifugal Gambar 1.11 Kompresor Sentrifugal Kompresor sentrifugal digunakan untuk turbin gas yang berukuran relatif kecil. Kompresor sentrifugal ini terdiri dari impeler yang tersimpan dalam suatu rumah yang berisi difuser. Udara disedot ke dalam pusat impeller yang berputar dengan cepat. Dari impeller, udara berputar melewati semacam difusor. Pada difusor akan terjadi penurunan kecepatan (energi kinetik) dan kenaikan tekanan sehingga udara termampatkan (tekanan tinggi). Impeller pada kompresor sentrifugal mempunyai masukan udara tunggal dan ganda. Kompresor dengan pemasukan udara ganda menaikkan kapasitas aliran. Gambar 1.12 Kondisi Udara pada Diffuser 10

13 Gambar di atas menunjukkan kondisi dari tekanan dan kecepatan mulai udara masuk sampai melewati difuser. Terlihat bahwa kondisi udara saat melewati difusor mengalami kenaikan tekanan dan kecepatan mengalami penurunan. Gambar 1.13 Udara Melewati Difuser Bagian-bagian utama dari kompresor sentrifugal Casing Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi untuk: 1. Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar. 2. Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang bergerak. 3. Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam lainnya. Gambar 1.14 Casing Kompresor Sentrifugal 11

14 Inlet Wall Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi suction sebagai inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozle. Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka meterialnya harus tahan terhadap abrasive dan erosi. Gambar Inlet Wall Guide Vane Guide Vane di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada bagian suction (inlet channel). Fungsi utama Guide Vane adalah mengarahkan aliran agar gas dapat masuk impeller dengan distribusi yang merata. Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat diatur (movable) posisi sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stabilitas yang tinggi. Gambar Guide Vane 12

15 Impeller Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga menimbulkan gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari inlet tip (eye impeller) ke discharge tip. Karena adanya perubahan jari-jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip suduu keluar maka terjadi kenaikan energi kecepatan. Gambar Impeller Bantalan (Bearing) Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban radial dan axial yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan dan mencegah kerusakan pada komponen lainnya. Pada kompresor sentrifugal terdapat dua jenis bearing. Pada siklus turbin gas, terdapat Air Inlet Section yang berfungsi untuk menyaring kotoran/ debu sebelum masuk ke dalam kompresor. Bagian-bagian pada Air Inlet Section adalah: a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya tedapat peralatan pembersih udara. b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel-partikel yang terbawa besama udara yang disedot. c. Pre-Filter, penyaring udara awal yang dipasang pada inlet house. d. Main Filter, merupakan penyaringan utama yang tedapat pada inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor axial. e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor. f. Inlet Guide Fan, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan. 13

16 Ruang Bakar/Combuster Udara yang telah dimampatkan dari kompresor kemudian dialirkan menuju ruang bakar. Di dalam ruang bakar terdapat beberapa komponen yang berfungsi untuk menyalakan api pembakaran (nosel dan ignition/pemantik). Bahan bakar yang diinjeksikan pada ruang bakar berkisar anara 25%- 35% dari udara yang masuk (kondisi stoikiometri). 3 jenis ruang bakar yang biasaa dipakai adalah tipe tubular, tubo annualar, dan annular. Dari ketiga tipe ini meskipun desainnya berbeda, namun secara umum terbagi menjadi 3 zona, yaitu : Recirculation zone, Burning zone dan Dilution zone. Gambar Combuster Tipe Annular 14

17 Gambar Combuster Tipe Annular Pada recirculating zone, tidak semua bahan bakar terbakar. Bahan bakar sebagian menguap dan sebagian terbakar. Sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan dibakar seluruhnya pada burning zone. Diluting zone berfungsi sebagai tempat transfer panas antara udara dengan gas hasil pembakaran. Jika ada bahan bakar yang belum sepenuhnya terbakar, maka pada zona ini akan ditambahkan udara dingin untuk membantu proses pembakaran. Ruang bakar turbin gas ditempatkan di samping rumah turbin, dengan maksud agar saluran udara dari kompresor dan gas pembakaran menjadi pendek sehingga kerugian aliran kecil. Saluran gas panas ditempatkan di dalam saluran udara kompresor sehingga tidak membutuhkan isolasi panas yang khusus. Untuk menghindari gumpalan-gumpalan gas panas karena tidak bercampur dengan udara segar, saluran gas dibuat dibelokan 90 o dua kali sehingga gas panas dan udara bercampur dengan baik, sebelum masuk turbin (sepeti karburator pada sepeda motor). Pengaturan kecepatan udaraa dari kompresor juga penting. Kecepatan udara yang rendah akan mengakibatkan api merambat ke arah kompresor dan sebaliknya api akan ke luar dari ruang bakar yang mengakibatkan ruang bakar menjadi dingin dan api dapat mati. Ruang bakar harus menghemat 15

18 ruang dan dipasang disekeliling sumbu tengah. Ruang bakar dengan pipa api di dalamnya masing- tidak terpengaruh. masing berdiri sendiri sehingga apabila salah satu ruang bakar mati yang lainnyaa Dibagian luar ruang bakar terdapat lubang udara primer dan sekunder, nosel bahan-bakar dan penyalanya dan juga terdapat lubang- lubang pendingin. Di sini udara pendingin sangat penting untuk menjaga ruang bakar dari temperatur yang terlampau tinggi sehingga gas pembakaran yang mengalir ke turbin juga tidak terlalu tinggi. Gambar Sistem Pembakaran pada Gas Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah : Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi. 16

19 Dalam mengoperasikan combuster, perlu diperhatikan masalah polusi. Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan beberapa hasil pembakaran yan tidak diinginkan. Hasil dari pembakaran yang tidak sempurna tersebut antaraa lain: a. Smoke. Smoke dapat terjadi karena bahan bakar yang dibakar terlalu kaya sehingga cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menyuplai udara tambahan kepada chamber. b. Carbonmonoksida (CO) Munculnya gas karbonmonoksida ini diakibatkan oleh pembakaran yang kurang sempurna. Hal ini dapat diminimalisir dengan cara mengusahakan campuran udara dan bahan bakar menjadi lebih homogen. Selain itu juga dengann meningkatkan lokal temperaturdalam chamber. c. Nitrogen oksida (NOx) Dapat diminimalisir dengan cara menginjeksikan steam atau udara untuk menurunkan temperatur pembakaran. Hasil dari pembakaran ini adalah 90% NO dan 10%NO 2. Gas Nitrogen Oksida (NOx ) dan karbonmonoksida (CO) merupakan gas yang beracun. Oleh karena itu perlu diperhatikan masalah pembakaran pada combuster ini. Untuk mengatasi masalah emisii pada turbin gas, maka ada beberpa cara yang bisa ditempuh. Cara- mengurangi emisi cara tersebut antara lain : a. Stage Combustion Merupakan pembagian zona pembakaran pada Combuster. Dipergunakan untuk NOx dan smoke yang dihasilkan. Pada stage combustion ruang bakar dibagi menjadi 2 (dua) zona. Zona I merupakan zona persiapan campuran fuel-air. Campuran yang dipakai yaitu campuran miskin bahan bakar. Zona II merupakan zona pembakaran campuran yang telah disiapkan pada zona I. Penggunaan campuran miskin ini untuk mengurangi kadar CO, HC, dan Nox. b. Lean Premix Preveporize (LPP) Cara ini digunakan untuk menghindari terjadinya pembakaran droplet bahan bakar sebelum saatnya. Dengan tidak adanya pembakaran tersebut maka temperatur flame yang dihasilkan akan semakin tinggi. Temperatur tinggi inilah yang dapat meminimalkan Nox. Pada Lean Premix Prevoperize ini pembakaran terjadi dengan campuran miskin. 17

20 c. Rich Burn-Quick quench-leann burn (RQL) Combuster Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan tambahan udara. Tambahan udara tersebut menyebabkan udara cepat bergabung (mixing) dengan bahan bakar. Apabila pencampuran berhasil, maka pembakaran akan menjadi lebih sempurna dan emisi yang dihasilkan akan baik. Keberhasilan cara ini ditentukan oleh kecepatan mixing udara dengann bahan bakar tersebut. d. Catalytic Combustor Campuran udara bahan bakar dilewatkan melalui catalytic. Catalyst tersebut dapat membuat pembakaran terjadi jika konsentrasi fuel yang sangat rendah. Oleh karena itu temperatur reaksi yang dihasilkan akan rendah, mengakibatkan konsentrasi NOx yang dihasilkan juga rendah. Bahan Bakar untuk Gas Untuk turbin gas dengan proses sistem terbuka hanya bisa menggunakann bahan bakar yang berbentuk cair atau gas, karena hasil proses pembakaran harus bebas dari sisa-sisaa bahan bakar (abu) yang teras dan tidak menimbulkan korosi yang diakibatkan peristiwa kimia. Pembakaran bisa terjadi jika terdapat 3 (tiga) unsur. 3 (tiga) unsur itu adalah bahan bakar, oksigen, dan sumber panas (korek api, busi, dan lain-lain). Pembakaran merupakan reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen. Bahan bakar merupakan senyawa hidro karbon. Selama reaksi berlangsung, reaksi ini melepaskan panas. Hidrokarbon yang digunakan untuk bahan bakar ini adalah hidrokarbon jenis meethana (CH 4 ). Reaksi kimia pada bahan bakar yang menggunaka natural gas adalah sebagai berikut: Pada atmosfir, komposisi nitrogen dengan oksigen adalah 79%:21%. Terdapat 4 molekul nitrogen dalam setiap molekul oksigen pada udara di atmosfir. Jika kandungan nitrogen ini diikutsertakan, maka reaksi kimia menjadi: Pembakaran metana sebesar 1m 3 akan membutuhkan 2m 3 oksigen dan 8m 3 nitrogen. Selama pembakaran methana berlangsung, terjadi reaksi kimia yang lain. Reaksi ini membentuk asam nitrat. 18

21 Reaksi ini mengindikasikan bahwa asam nitrat dapat direduksi dengan mengontrol pembentukan senyawa oksida nitrat. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi temperatur pembakaran. Suhu pembakaran biasanya sekitar F ( C). Konsentrasi volumetris dari oksida nitrat ini berkisar ± 0.01%. Konsentrasi ini akan dikurangi secara berarti jika suhu pembakaran diturunkan. Penurunan suhu pembakaran untuk 2800 F (1538 C) pada burner akan mengurangi konsentrasi volumetrik oksida nitratt hingga di bawah 20 ppm (bagian per million) atau sekitar 0.002%. Tingkat ini dicapai dalam beberapa pembakar dengan menyuntikkan noncombustible gas (gas buang) di sekitar burner untuk mendinginkan zona pembakaran. Jika bahan bakar mengandung belerang (misalnya, bahan bakar cair), asam sulfat akan menjadi produk sampingan dari pembakaran. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut: Jumlah asam sulfat tidak dapat dikurangi selama pembakaran. Pembentukan sulfat asam dapat dihilangkan dengan menghilangkan belerang dari bahan bakar. Ada dua cara berbeda untuk menghiklangkan sulfur dari bahan bakar yang akan dibakar. Seperti disebutkan sebelumnya, rasio volumetrik ideal udara untuk metana 10:1. Jika sebenarnya rasio volumetrik lebih rendah dari 10:1, produk pembakaran akan mengandung karbon monoksida. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut: Rasio volumetrik udara turbin gas metana di dipertahankan biasanya di atas 10:1. Dengan demikian, karbonmonoksida tidak menjadi masalah Proses ekspansi gas pembakaran pada turbin gas terjadi pada turbin. Karena terjadi perubahan energi kinetik, gas pembakaran menjadi energi mekanik pada poros turbin. Energi ini akan menggerakan kompresor dan peralatan lainnya. Gambar di samping adalah contoh konstruksi dari turbin. Aliran gas turbin dirancang aliran axial. Bagian dari turbin yang penting adalah stator dan rotor. 19

22 Stator adalah sudu tetap pada rumah turbin dan berfungsi sebagi nosel pengarah gas pembakaran berkecepatan tinggi ke sudu begerak. Sedangkan rotor terdiri dari sudu begerak yang terpasang pada poros turbin. Rotor turbin bekerja pada temperatur gas pembakaran yang tinggi maka perlu pendinginan, sehingga tidak terjadi kerusakan material turbin. merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60% digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbine section adalah sebagai berikut : Rotor Case First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel. First Stage e Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel. Second Stage e, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar Kelengkapan Gas Exhaust Section Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Exhaust Frame Assembly. 2. Exhaust Diffuser Assembly Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plennum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah thermocouple (sensor temperatur) yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperaturr trip. 20

23 Starting Equipment Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting equipment yang digunakan pada unit-unit turbin gas pada umumnya adalah diesel Engine, Induction Motor, dan Gas Expansion e (Starting e) Cooling System Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Komponen-komponenn utama dari cooling system adalah: 1. Off base Water Cooling Unit 2. Lube Oil Cooler 3. Main Cooling Water Pump 4. Temperatur Regulation Valve 5. Auxilary Water Pump 6. Low Cooling Water Pressuree Switch e Blade Cooling Methode Apabila udara pada sisi inlet dilakukan pemasan awal,maka secara keseluruhan efisiensi dari sistem gas turbine ini akan naik. Namun dengan menaikkan temperatur udara dari sisi inlet ini maka ketahanan bahan dari blades / sudu-sudu turbin perlu diperhatikan. Bahan yang dipilih harus tahan beroperasi pada temperatur tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang berlebihan karena pemilihan material yang mahal, maka digunakan teknik pendinginan pada turbine blades. Udara untuk mendinginkan diambil dari compressor discharge, dialirkan ke rotor, stator, dan bagian mesin lain yang membutuhkan pendinginan. Beberapa metode yang digunakan dalam pengoperasian turbin gas adalah: a. Convection Cooling Merupakan suatu metode mengalirkan udara dingin ke dalam turbine blade untuk menghilangkan panas yang melewati dinding. Aliran udara yang digunakan adalah aliran radial, yang melewati berbagai jalur dari hub sampai ke tip dari blade. Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan pada turbin gas. 21

24 b. Impingement Cooling Metode ini merupakan pengembangan dari convection cooling. Udara disemprotkan di dalam permukaan blade dengan high-velocity air jets. Hal ini meningkatkan transfer panas dari permukaan metal ke udaraa pendingin. Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya dapat diterapkan hanya di tempat yang membutuhkan pendinginan lebih banyak. c. Film Cooling Metode ini dibuat dengan membuat insulating layer diantara aliran gas panas dan blade. Metode ini juga berguna untuk melindungi combustor liners dari gas panas. d. Transpiration Cooling Transpiration cooling dapat dicapai dengan mengalirkan udara pendingin melalui lubang pori pada dinding blade. Aliran udara pendingin akan mendinginkan aliran gas panas secara langsung. Metode ini sangat efektif untuk temperatur yang sangat tinggi, karena seluruh bagian blade dilewati oleh udara pendingin. e. Water Cooling Mengalirkan air ke dalam tube di dalam blade, dan air tersebut akan keluar pada bagian tip dari blade dalam wujud uap. Air harus mengalami pemanasan awal untuk mencegah terjadinya thermal shock. Metode ini dapat menurunkan temperatur blade hingga di bawah 1000 O F (538⁰C) e Blade Cooling Designs Ada beberapa macam desain dari blade cooling. Lima desain tersebut adalah: a. Convection and Impingement Cooling / Strut Insert Design Convection cooling dilakukan pada bagian midchord section melewati horizontal fins. Media pendingin keluar melalui split trailing edge. Udara bergerak ke atas pada bagian central cavity karena dibentuk oleh strut insert melalui lubang pada leading edge untuk mendinginkan bagian leading edge dari blade dengan impingement. Lalu udara akan masuk ke horizontal fins diantara shell dan strut yang kemudian keluar melalui slot pada trailing edgee dari blade. 22

25 Gambar 1.22 Strut Insert Design b. Film and Convection Cooling Design Bagian midchord didinginkan secara convection. Sedangkan pada bagian leading edge menggunakan convection dan film cooling. Udara pendingin dimasukkan pada tiga port dari dasar blade. Udara mengalir naik dan turun melalui vertical channels dan akhirnya melewati lubang kecil pada leading edge. Udara akan mengenai permukaan bagian dalam leading edge dan melewati lubang untuk membuat film cooling. Udara akan keluar melalui slots untuk mendinginkan trailing edge dengan convection. Gambar Film and Convection Cooling Design 23

26 c. Transpiration Cooling Design Blade memiliki strut dengan shell berpori. Udara pendingin masuk ke dalam blade melalui central plenum dari strut, yang memiliki diameter permukaan lubang berbeda-beda. Udara akan melewati shell berpori yang akan didinginkan dengan kombinasi convection dan film cooling. Metode ini menjadi efektif karena jumlah pori pada shell tidak terbatas. Tetapi pada metode ini kemungkinan terjadi oksidasi yang akan menutup beberapa pori pada saat dioperasikan, dan mengakibatkan cooling dan high-thermas stresses yang tidak seimbang, sehingga kemungkinan besar terjadi kerusakan pada saat blade digunakan. Gambar Transpiration Cooling Design d. Multiple Small-Hole Design Udara pendingin diinjeksikan melalui lubang-lubang kecil pada permukaan airfoil. Lubang- kemungkinannya lubang pada sistem ini lebih besar dari transpiration cooling, sehingga kecil terjadi oksidasi. Sistem ini merupakan salah satu sistem terbaik yang digunakan pada turbin gas e. Water-Cooled Blade Terdapat beberapa water tubes (Cooper) di dalam blade. Air harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam blade untuk menghindari thermal shock. Air berubah menjadi gas 24

27 pada saat mencapai tip dari blade, kemudian gas ini diinjeksikan menjadi aliran gas. Keuntungan : temperatur inlet pada turbin dapat mencapai 3000 O F (1649 O C), temperatur blade dapat dijaga tetap di bawah 1000 O F (538 O C). Keuntungan lainnya adalah tidak adanya masalah hot-corrosion. Gambar Multiple Small Hole Design Blades Gambar Water Cooled e Blades 25

28 Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanann sekitar 15 kg/cm 2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas. Gambar 1.26 Kondisi Gas pada Saat Operasi 26

29 Coupling dan Accessory Gear Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu Jaw Cluth, Accessory Gear Coupling, Load Coupling. 1. Jaw Clutch menghubungkann starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor. 2. Accessory Gear Coupling menghubungkan accessory gear dengan HP turbin rotor. 3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban Lube-oil system Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian -bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari: 1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir) 2. Oil Quantity 3. Pompa 4. Filter System 5. Valving System 6. Piping System 7. Instrumen untuk oil Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari Oil Tank (Lube Oil Reservoir), Oil Quantity, Pompa, Filter System, Valving System, Piping System, Instrumen untuk oil. Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu: 1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil. 2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun. 3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil. 27

30 Gambar 1.27 Alur lubrikasi dari turbin gas 28

31 1.4. EFISIENSI TURBIN GAS Salah satu cara yang digunakan untuk menentkan kondisi dari turbin gas adalah dengan menentukan efisiensi turbin. Efisiensi turbin dapat ditentukan nilainya dengan cara kerja yang dihasilkan dengan kalor yang diberikan oleh combuster. η total = (W T - W C )/Q CC W T = (m a + m f ) (h 4 -h 3t ) W C = m a (h 2c h 1 ) Q CC = (m a +m f ) (h 3cc -h 2cc ) keterangan: W T = kerja yang dilakukan oleh turbin W C = kerja yang diberikan pada kompresor Q CC =kalor yang diberikan oleh combuster/combustion chamber m a = massa dari air/udara m f =massa fuel/bahan bakar h 1 =entalpi dari pada sisi inlet kompresor h 2c =entalpi sisi outlet kompresorr h 2cc =entalpi sisi inlet combuster h 3cc = entalpi pada sisi outlet combuster h 3t = entalpi sisi inlet turbin h 4 =entalpi pada sisi outlet turbin. Untuk mendapatkan nilai entalpi, dapat dilihat pada diagram mollier atau tabel termodinamika 29

32 Gambar Contoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi-Entropi 1.5. KLASIFIKASI TURBIN GAS a. Gas Siklus Terbuka (Open Cycle) Gambar Gas Siklus Terbuka Udara segar pada kondisi ambient (atmosfir) disedot ke dalam kompresor, dimana terjadi peningkatan suhu dan tekanann. Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer terbuka. sehingga menghasilkan tenaga.gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak disirkulasikan kembali), menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka. 30

33 b. Gas Siklus Tertutup (Closed Cycle) Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan siklus terbuka. Pada proses kompresi dan ekspansi tetap sama. Akan tetapi proses Pembakaran digantikan oleh masukan Kalor tekanan konstan dari sumber eksternal dan pembuangan digantikan oleh pembuangan kalor pada tekanann konstan pada suhu ambient. Gambar 1.30 Gas Siklus Tertutup Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal SIKLUS PLTGU (COMBINED CYCLE) Pada pembangkit listrik, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) digabungkan dengan Pembangkit Listrik Tnaga Uap (PLTU). Siklus ini dinamakan siklus gabungan/combined Cycle atau lebih dikenal masyarakat dengan PLTGU, Pembankit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Secara global, konsep dari PLTGU adalah memanfaatkan gas panas dengan temperatur cukup tinggi untuk dimanfaatkan embali untuk memanaskan HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Pemanfaatan gas panas ini adalah dengan mnutup gas buang dari turbin gas. Kemudian dialirkan menuju cerobong gas turbin. Temperatur gas buang dari turbin gas ini ± 500 C. Air yang dimasukkan ke dalam HRSG tentunya merupakan air yang sudah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan untuk melewati serangkaian proses pembangkit listrik. Dengan dialirkannya gas buang dari turbin gas ke dalam HRSG akan menyebabkan tebentuknya uap. Uap yang dihasilkan oeh HRSG mempunyai tekanan dan tempeatur tertentu sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Kemudian sama seperti siklus padaa PLTU, uap yang terbentuk pada HRSG dialirkan ke turbin uap 31

34 untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan generator listrik. Generator listrik inilah yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan konsep Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi). Uap yang digunakan untuk memutar poros turbin kemudian diekspansikan ke kondensor. Pada kondensor, uap yang keluar dari turbin dikondensasikan/diembunkan menjadi air kondensat. Kondensor dilengkapi dengan ejector untuk memvakumkan kondenseor untuk mempercepat proses kondensasi. Air kondensat kemudian dipompakan ke dalam HRSG dengan menggunakan pompa kondensat dan pompa pompa pengisi HRSG yang energi panasnyadiambil dari auxiliary steam. Hal ini perlu dilakukan agar idak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara temperatur air dalam HRSG dengan temperatur air yang akan masuk ke dalam HRSG, sehingga bebab yang dialami HRSG tidak terlalu besar. Gambar Alur Proses Produksi PLTGU Gresik Walaupun dalam siklus tertutup, karena terjadi water loss (kehilangan air) pasti akan terjadi kekurangan air kalau tidak dilakukan penambahan air. Air penambah (Make Up Water) ditambahkan melalui kondensor. 32

35 BAB II TURBIN UAP (STEAM TURBINE) 2.1. PENGERTIAN STEAM TURBINE Secara sederhana Steam e/ Steam turbine didefinisikan sebagai suatu alat yang mengubah energi panas/kalor menjadi energi kinetik. Energi kinetik dihasilkan dari semburan uap/steam yang dilakukan oleh nozel yang memutar sudu/vane turbine. Sudu-sudu turbine dirancang sedemikian rupa sehingga dapat berputar dengan maksimal. Sudu-sudu turbine berputar terhadap suatu poros/shaft. Poros kemudian dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Uap merupakan air dalam wujud gas. Apabila dinyatakan dalam diagram Moulier (temperatur- entalpi, T-H diagram) maka akan terbentuk suatu diagram seperti di bawah ini: Gambar 2.1. Diagram Mollier H 2 O Pada gambar daerah dengan warna hijau merupakan wujud air. Daerah dengan warna kuning merupakan daerah campuran/mixture. Bisa juga dikatakan daerah ini merupakan daerah uap basah. Semakin ke kanan, persentase uap semakin besar. Daerah dengan warna unguu merupakan daerah dengan wujud gas. Pada daerah ini, semua air sudah berubah menjadi uap. Garis warna biru merupakan garis saturated water/ air jenuh. padaa sepanjang garis ini, semua air sudah dalam kondisi jenuh. Dengan kata lain, air pada kondisi ini berada dalam kondisi mendidih. Pada sepanjang garis merah ini, semua uap basah sudah berubah menjadi 100% uap kering FUNGSI DAN PRINSIP KERJA STEAM TURBINE Fungsi Steam e secara umum adalah merubah energi panas dari uap yang bertekanan menjadi energi kinetik. Energi kinetik dalam turbine berupa gerak melingkar/berputarnya poros yang digerakkan oleh sudu-sudu gerak (rotor). Dalam aplikasi pada dunia pembangkit (Power Plant), turbine 33

36 selalu dihubungkan dengan Boiler/ steam generator, dan generator. Boiler sebagai penghasil uap bertekanan, sedangkan generator sebagai penghasil listrik. Gambar 2.2. Steam e 2.3. INSTALASI STEAM TURBINE Siklus Pembangkit Sederhana (Rankine Cycle) Siklus Rankine merupakan siklus pembangkit yang paling sederhana. Siklus ini terdiri dari 4 (empat) komponen utama, yaitu Boiler/steam generator, steam turbine, condenser, dan pompa. Boiler berfugsi sebagai penghasil uap bertekanan yang nantinya uap ini akan diekspansikan ke steam turbine. Steam turbine akan memutar poros yang dihubungkan dengan generator listrik. Uap yang telah diekspansikan oleh turbine akan diembunkan/dikondensasikan di kondesor. Dari condenser, uap yang sudah berubah wujud menjadi air, dipompakan kembali ke dalam Boiler. Begitu seterusnya siklus ini berulang. 34

37 Gambar 2.3. Skema Ranking Cycle 1 ~ 2 : Proses menaikkan tekanan air dengan Boiler Feed (BFP) 2 ~ 3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler, dipanaskan pada tekanan konstan dengan sumber panas dari luar (pembakaran bahan bakar). 3 4 : Proses expansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, ditranfer ke generator) 4 1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur konstan di Condensor Siklus Pembangkit Kompleks Siklus ini merupakan modifikasi dari Rankine Cycle. Hal ini dilakukan untuk meningkakan efisiensi dari siklus secara keseluruhan. Modifikasi yang dilakukan anatara lain turbine 3 tingkat (High, Intermediate, Low Pressure e). Untuk memaksimalkan efisiensi steam turbine, maka pada siklus ini diberi beberapa alat bantu. Alat banti tersebut adalah: a) Reheater b) Feed Water Heater c) Deaerator d) High and Low Pressure Heater e) Superheater 35

38 Gambar 2.4. Contoh Skema Siklus Pembangkit Kompleks Pada steam e untuk menghasilkan daya dengan kapasitas yang besar, digunakan turbine tiga tingkat (High Pressure, Intermediate Pressure, Low Pressure e). 1. High Pressure e(hp e) Merupakan turbine dengan tekanan besar. HP e ini mengekspansikan uap yang keluar dari superheater dengan tekanan ±150kg/cm 2 dan temperatur lebih dari 500 C. Uap yang telah diekspansikan dari HP e ini (tekanan ±40kg/cm 2 dan temperatur ±300 C), dipanaskan kembali pada Boiler bagian reheater (pemanasan kembali) untuk menaikkan entalpi dari uap. Uap yang keluar dari dari reheater bertemperatur ±500 C. 2. Intermediate Pressure e (IP e) Merupakan turbine dengan tekanan sedang. IP e mengekspansikann uap dari reheater menjadi uap dengan tekanan ±10kg/cm 2 dengan temperatur ±300 C. 36

39 3. Low Pressure Turbnie (LP e) `Merupakan turbine dengan tekanan rendah. e ini mengekspansikan uap dari IP e dan uap yang keluar dari LP e sebesar ±56mmHg (vakum) dan temperatur 40 C. Gambar 2.5. Steam e 3 Gambar 2.6. High Pressure e 37

40 Gamb bar 2.7. Intermediate e Gambar 2.8. Low Pressuree Desain bagian exhaust dari Low Pressure e dibuat menjadi 2 (dua) cabang aliran uap. Hal ini dimaksudkan agar gaya axial dari poros turbine menjadi seminimal mungkin. Untuk membuat gaya axial pada Steam e menjadi tidak terlalu besar, pada High Pressure dan Low Pressure e susunannya dibuat saling membelakangi. 38

41 Susunan HP dan IP e saling membelakangi Gambar 2.9. Susunan HP, IP dan LP e 2.4. KONSTRUKSI STEAM TURBINE Komponen Utama Steam e a. Sudu-Sudu e / Blades Sudu-sudu turbine didesain dengan bentuk yang seaerodinamis mungkinn untuk mengurangi losses yang mungkin terjadi akibat gaya gesek dan dapat meningkatkan kecepatan uap panas. Sudu- meliputi sudu (blades) yang ada pada turbine, biasanaya terdiri dari sejumlah silinder High 39

42 Pressure Cylinder, Intermediate Cylinder, dan Low Cylinder. Masing-masing silinder memiliki rotor yang disangga oleh bearing/bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung menjadi satu (termasuk rotor generator). Ruang antaraa rotor dengan casing, terdiri dari rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang disusun berselang-seling. Stator dipasang disekeliling bagian dalam dari casing. Sedangkan serangkaian sudu gerak dipasang pada rotor. Apabila ke dalam turbine dialirkan uap yang bertekanan, maka energi panas dari uap ini akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Mula-mula energi panas dalam uap diubah menjadi uap terlebih dahulu menjadi energi kinetik dengan cara melewatkan uap tersebut pada nozzles. Uap yang berkecepatan tinggi kemudian dialirkan ke sudu-sudu, sehingga akan menghasilkan putaran poros. Poros yang berputar ini kemudian digunakan untuk memutar poros generator. Klasifikasi Sudu Berdasarkan pada prinsip cara pembangkitan gaya gerak, sudu-sudu turbine dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sudu impuls dan sudu reaksi. e modern umumnya merupakan kombinasi dari kedua macam sudu tersebut. a) Sudu Impuls Sudu-sudu tetap berfungsi sebagai nozzles sehingga uap yang melewatinya akan mengalami peningkatan energi kinetik. Uap dengan kecepatan tinggi ini selanjutnya akan menumbuk sudu- poros turbine. sudu gerak. Tumbukan anatara uap dengan sudu-sudu gerak ini akan memutar Uap yang telah menumbuk sudu-sudu gerak tersebur kemudian diarahkan untuk masuk ke dalam sudu-sudu tetap tahap/stage berikutnya. Selama melintasi sudu gerak, tekanan dan entalpinya tidak berubah. Pada sudu impuls, penurunan tekanan dan energi panas uap hanya terjadi pada sudu tetap dan nozzles saja. b) Sudu Reaksi Pada suatu turbine dengan instalasi yang terpasang dengan kondisi 100% sudu reaksi, maka sudu gerak hanya berfungsi sebagai nozzles sehingga uap yang melewatinya akan mengalami peniungkatan kecepatan. Peningkatan kecepatan ini akan menimbulkann gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengann arah kecepatan uap. Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan memutar poros turbine. Uap selanjutnaya dialirkan pada sudu tetap yang berfungsi untuk 40

43 mengarahkan uap ke suduu gerak tahap berikutnya. Pada sudu yang terdiri dari 100% reaksi,penurunan energi panas akan dan tekanan hanya terjadi pada sudu gerak. Sudut dan desain dari sudu-sudu ini dibuat seaerodinamis mungkin agar turbine dapat berputar dengan kecepatan desainnya dan uap mampu mengalir dengan mulus melewati sudu tersebut sehingga mengurangi adanya erosi (pengikisan) sampai pada tingkat seminimum mungkin. Gambar Skema Sudu Impuls dan Sudu Reaksi b. Stator dan Rotor Stator merupakan komponen dalam turbine yang dilengkapi dengan sudu-sudu yang diam. Fungsi dari stator adalah untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Stator juga berfungsi untuk mengarahkan uap ke rotor (sudu jalan turbine). Pada stator dilengkapi nozel untuk menyemburkan uap panas bertekanan dari Boiler. Nozel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed. Rotor merupakan Bagian pada turbine yang berputar. Di sekeliling rotor terdapat sudu jalan yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis. Rotor dipasang bersama dengan poros penggerak. 41

44 c. Casing Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbine agar tidak terjadi kebocoran dari dan kearah luar. Casing juga berfungsi untuk melindungi komponen-komponen dalam turbine terhadap debu atau benda-benda asing dari luar. Casing juga berfungsi sebagai sebagai dudukan dari bearing rotor. Permukaan dalam (internal surface) dari casing harus dibuat seefisien agar uap yang berlalu melewati casing tidak banyak losses karenaa permukaan casing yang tidak kurang baik. Desain dari casing juga harus mampu menjadi support dari blades/ sudu dan nozzles pada semua stage. Uap yang digunakan untuk menggerakkan turbine merupakan uap dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu casing dari steam e harus tahan terhadap thermal stress. d. Poros/ shaft Poros merupakan salah satu bagian dari turbine yang menjadikan rotor-rotor berbagai tingkat turbine menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbine untuk memutar bagian dari poros generator listrik. Perlu diperhatikan saat pemasangan anatara dua poros (poros turbine dengan poros generator) adalah saat pemasangan. Pemasangan kedua poros harus benar- mengakibatkan benar lurus. Tidak boleh terjadi missalignment (ketidaklurusan) karena akan timbulnya vibrasi/getaran. poros rotor stator Gambar Stator dan Rotor yang Sudah Dirangkai dengan Poros 42

45 Kelengkapan Steam e Agar steam turbine beroperasi dengan baik, maka dilengkapi dengan beberapa alat pelengkap. Alat-alat pelengkap tersebut meliputi: a. Journal dan Axial Bearing Journal Bearing diletakkan di depan dan belakang untuk menumpu poros turbine. Sedangkan axial bearing digunakan untuk melawan gaya axial dari poros. Aliran uap yang memutar turbine mengakibatkan turbine bergerak ke arah axial (searah sumbu poros). Jika gerakan kearah axial ini melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbine dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk mengurangi energy loss. Rotor didukung oleh journal bearing yang dilapisi logam putih. Ke dalam bearing tersebut dialirkan minyak pelumas secara kontinyu untuk pendinginan dan pelumasan. Daerah pada setiap bearing merupakan daerah yang rawan, maka pada setiap bearing juga dipasang peralatan instrumentasi untuk mendeteksi parameter-parameter yang perlu dimonitor. Peralatan instrumentasi yang perlu dipasang pada setiap bearing adalah: 1) indikator temperatur metal atau indikator tekanan minyak pelumas balik baik untuk penunjukan local atau remote. 2) alat ukur tekanan suplai minyak pelumas 3) alat ukur tekanan jacking oil 4) deteksi getaran 5) monitor eksentrisitass Journal Bearing Gambar Journal Bearing 43

46 Gambar Axial Bearing b. Main Stop Valve (MSV) Merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam) masuk ke HP e. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP e dan juga sebagai proteksi saat turbine trip. Gambar Main Stop Main steam MSV CV HP e Gambar Skema dari MSV menuju reheater 44

47 c. Governor/ Control Valve Sistem Control Valve pada turbine memiliki beberapa fungsi, yaitu: mengatur beban turbine sesuai dengan frekuensi sistem jaringan memungkinkan mesin untuk beroperasi secara paralel dengan mesin lain di dalam sistem untuk mengontrol putaran turbine supaya tetap dalam putaran yang konstan. Secara umum ada 3 macamm tipe governor yang banyak digunakan, yaitu governor mekanik, governor hidrolik, dan governor elektrik. 1) Governor mekanik Pada governor mekanik, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola-bola berputar yang menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya Sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik yang didapat dari pegas referensi. Selisih besarnya gaya sentrifugal dengan gaya pegas ini menjadi sinyal pengerak sistem mekanik atau hidrolik yang selanjutnya akan menambah uap, air, atau bahan bakar mesin penggerak generator. 2) Governor hidrolik Pada governor hidrolik pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bolabalik melalui engsel bola yang berputar. Dari gambar di bawah ini, terlihat adanya umpan E untuk menghentikann kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjainya osilasi. Besarnya umpan balik dapat diatur melalui posisi engsel E. Gambar Skema Governor Hidrolik 45

48 3) Governor elektronik Deteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang empunyai magnet permanen sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan putarannya. Generator kecil ini dikopel dengan poros generator utama, sehingga putarannya sebanding dengan poros generator utama. Akibatnya tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengann frekuensi generator utama. Selanjutnya, tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan frekuensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik. Sistem control valve pada turbine berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbine. Sistem valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak valve. Control Valve turbine terdiri dari: RSV (Reheat Stop Valve), merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke IP e. Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat turbine trip. ICV (Interceptor Valve), berperan mengatur aliran uap reheat pada IP e. Uap dari reheater RSV ICV IP e Menuju LP e Gambar Skema RSV dan ICV d. Lubrication System Lubrication System berfungsi untuk melumasi bearing, Turning Gear dan lain lain. Fungsi lain dari pelumasan ini adalah mencegah korosi, mencegah keausan pada turbine yang bergerak, 46

49 pengangkut partikel kotor yang berasal dari luar atau kotoran dari luar, dan sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan. Sistem pelumasan pada turbine merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena pelumasan yang baik dapat mencegah kerusakan memperpanjang umur peralatan. Harus mencakup right time,right amount,right place,right methode, dan right lubricant. Sistem pelumas dilengkapi dengan beberapa pompa minyak pelumas untuk memenuhi kebutuhan turbine pada kondisi yang beberapa kondisi yang berbeda. Pompa-pompa pelumasan yang terdapat pada sistem pelumasan adalah: Pompa pelumas utama (main oil pump). Pompa ini dikopel dengan poros turbine. Pompa ini berfungsi untuk memberikan suplai pelumasan pada turbine ketika turbine telah berputar pada putaran normal atau mendekati. Selain itu pompa pelumas utama juga mensuplai minyak untuk keperluan sistem governor, seperti power oil dan pilot oli. Pompa pelumas bantu (auxiliary oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC dan mensuplai minyak ke turbine bila pompa minyak pelumas utama tidak dapat mensuplai. Misalnya pada saat putaran rendah atau pada saat start turbine. Seperti pompa minyak utama, selain mensuplai sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai power oil dan pilot oil. Pompa pelumas turning gear (Turning gear oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC dan hanya mensuplai minyak pelumas saja. Pompa ini digunakan bila turbine sedang berada dalam keadaan berputar dengan pemutar poros (Turning Gear) Pompa pelumas darurat (Emergency oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik DC yang biasanya disuplai dari baterai. Pompa ini hanya mensuplai minyak pelumas dan hanya digunakan dalamam keadaan darurat, yaitu bila suplai minyak dari pompa lainnya terganggu. Pompa pendingin minyak (Oil cooler pump). Oil cooler berfungsi untuk menyerap panas minyak pelumas yang keluar dari bantalan turbin. Terdapat 2 cooler dimana yang satu standby. Jika cooler yang satu kotor maka cooler yang lain akan berjalan. Arti standby disini saluran cooler dalam minyak benar-benar bebas dari udara dan saluran minyak telah terisi penuh dengan udara. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan 47

50 minyak pelumas menalir dan mendorong udara keluar dari cooler. Bila saluran venting telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk lapisan (film ) saat melumasi bantalan. Pada umumnya pompa minyak yang digerakkan oleh tenaga listrik dapat dijalankan dan dimatikan secara otomatis dari Pressure switch yang terdapat dalam sistem minyak pelumas pada turbine. Minyak diambil dari tangki minyak pelumas utama (main oil) yang sering disebut tangki minyak utama (Main Oil Tank). Minyak pelumas dipompakan melalui sebuah saringan minyak untuk mengeluarkan partikel-partikel padat dan kotoran lainnya. Minyak kemudian dilewatkan pendingin minyak pelumas (oil cooler) untuk selanjutnya dialirkan ke bearing-bearing turbine. Tekanan minyak bearing turbine diatur antara 1-2 kg/cm 2. Gambar Skema dari Lubrication System Temperatur minyak pelumas menuju bantalan diatur dengan cara mengatur aliran air pendingin minyak pelumas. Pada beberapa sistem, pengaturan temperatur minyak dilakukan dengan cara langsung menyalurkan minyak melintasi pendingin minyak, dimana sebagian minyak disimpan agar tidak melewati pendinginn untuk kemudian bercampur dengan sisa minyak yang telah 48

51 dilewatkan melalui pendingin. Temperatur suplai minyak pada bantalan turbine diatur antara 37 C- 40 C. Saringan minyak pelumas dan pendingin pelumas dilengkapi dengan katup by pass otomatis. Katup-katup ini biasanya bekerja secara mekanik berdasarkan regangan pegas. Regangan pegas diatur sehingga katup akan terbuka pada saat perbedaan tekanan melintasi saringan. Hal ini dapat terjadi disebabkan antara lain disebabkan oleh tersumbatnya saringan atau kegagalan pengoperasian dari katup-katup. Juga perlu diingat bahwa pompa pelumas darurat (Emergency oil pump) menyalurkan secara langsung tanpa melewati saringan minyak dan pendingin karena memang hanya digunakan dalam kondisi darurat. Tangki minyak pelumas utama dilengkapi dengan kipas vent yang berfungsi menghisap gas-gas dari minyak pelumas. Hal ini menyebabkan tekanan tangki sedikit dibawah tekanan atmosfir sehingga dapat mencegah masuknya gas-gas dari minyak pelumas ke dalam turbine. Pada kebanyakan sistem pelumas, pompa-pompa minyak pelumas yang digerakkan dengan motor AC dan DC dipasang dalam posisi vertikal. Pompa-pompa tersebut diletakkan di dalam tangki main oil pump (terbenam di bawah permukaan minyak). Sedangkan motor-motornya diletakkan di atas tangki. e. Jacking oil System Bila proses turbine yang besar sedang dalam keadaan diam, makaa berat rotor akan menekan/mendesak minyak pelumas yang ada diantara permukaan poros dan journal bearing (bantalan luncur). Hal ini mengakibatkan kedua permukaan logam tersebut memungkinkan terjadinya metal to metal contact. Suplai minyak pelumas utama yang mengalir ke dalam bearing hanya akan memberikan lapisan minyak bila poros berputar. Bila poros dicoba diputar dalam keadaan seperti diam, baik dengan motor pemutar poros atau cara lain,maka poros akan sulit untuk diputar. Bahkan dapat mengakibatkan matinya motor pemutar poros karena over load (kelebihan beban). Apabila ternyata poros dapat berputar, maka akan mengakibatkan rusaknya poros dan lapisan dari bearing. Oleh karena itu, untuk dapat memutar poros dari keadaan diam, terlebih dahulu poros harus sedikit diangkat. Untuk mengangkat poros, perlu digunakan fluida (minyak) bertekanan tinggi yang dikenal dengan nama Jacking Oil. Tekanan minyak dapat mencapai 100kg/cm 2 yang diperoleh dari pompa multicylinder positive 49

52 displacement. Saluran jacking oil dipasang pada setiap bearing atau hanya pada beberapa bearing saja. Pompa-pompa tersebut mangambil minyak langsung dari main oil tank atau dari suplai utama pelumas bearing. Minyak dialirkan dari bagian bawah bantalan melalui satu atau lebih saluran dalam bearing housing (rumah bantalan) dan pelapisnya. Poros akan terangkat oleh tekanan minyak dan suatu lapisan minyak yang tipis akan terbentuk diantara permukaan poros dengan bantalan sehingga poros dapat diputar dengan mudah. Jacking oil pump terdiri dari dua buah pompa piston yang digerakkan oleh motor DC. Masingminyak. Komponen masing pompa mempunyai beberapa silinder yang masing-masing menyuplai Sistem Jacking oil antara lain: 1. motor DC 2. non return valve 3. peralatan pengaman dan monitoring f. Turning Gear Bila beban turbine shut down, maka temperatur casing dan rotor turbine masing-masing sangat tinggi (450 C-500 C). Bila poros turbine kemudian dibiarkan untuk tetap diam dalam jangka waktu tertentu, maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun casing. Beda temperatur ini akan menyebabkan bagian bawah masing-masing rotor akan menyusut lebih cepat dibandingkan bagian atas, sehingga akan menyebabkan terjadinyaa pembengkokan ke atas/hogging. Hal ini akhirnyaa dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara komponen yang bergerak dengan komponen yang stationary/diam. Apabila turbine dicoba diputar pada kondisi ini, maka akan menyebabkan timbulnya getaran yang seriuss dan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan mekanis. Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata ini dapat dihindari apabila porosnya dijaga tetap berputar meski dengan putaran rendah (3rpm- 40rpm) selama pendinginan. Untuk tujuan tersebut, turbine dilengkapi dengan Turning Gear. Turning Gear terdiri dari motor dan suatu seri roda gigi pengurang putaran (reduction gear) yang dapat dihubungkan ke roda gigi pada poros turbine. Penggerak akhir dari susunan roda gigi ini dirancang sedemikian rupa sehingga secara penggerak tersebut dapat terputus (disconnect) secara 50

53 otomatis dengan roda gigi poros turbine pada saat kecepatan turbine mencapai lebih dari kecepatan yang diberikan oleh penggeraknya (Turning Gear motor). Hal ini dapat dimaksudkan untuk Turning Gear Motor diputar oleh poros turbine dengan kecepatan yang lebih tinggi. Urutan operasi yang umum adalah mengamati poros turbine saat mulai dimatikan sampai saat poros berhenti. Dalam interval ini suplai minyak pelumas bantalan tetap masih diperlukan. Selanjutnya suplai minyak pengangkat (jacking oil supply) dijalankan untuk memberikan suatu lapisan minyak secara pasti antara rotor dengan bearing. Setelah ini gigi penggerak Turning Gear dimasukkan pada roda gigi poros turbine. Hal ini dilakukan dengan cara manual atau otomatis, kemudian baru motor Turning Gear dihidupkan. Kecepatan puta poros turbine tergantung dari rekomendasi dari pembuat turbine. Tetapi umumnya diantara 3-40 rpm. Selain rotor menjadi dingin dengan cara dengan cara ini, pergerakan sudu-sudu rotor juga menimbulkan sirkulasi udara dalam casing, sehingga mengakibatkan pendinginan yang merata pada sudu-sudu. -turbin modern saat ini dilengkapi dengan perlengkapan pengaturan urutan operasi Turning Gear yang lebih canggih. Pada turbine ini, pompa minyak jacking dan motor Turning Gear akan berjalan secar otomatis bila putaran turbine telah mencapai rpm. Hanya saja bila putaran poros turun sampai pada putaran turning, selfsynchro-shift centrifugal clutch akan menghubungkan drive ke poros turbine sehingga putaran turbine dapat dipertahankan pada putaran yang telah ditentukan tanpa berhenti. Dalam banyak hal, bila putaran poros turbine naik di atas putaran gear, secara otomatis Turning Gear akan lepas dan motor Turning Gear berhenti/mati. Hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari bengkoknya poros pada saat turning gear macet atau tidak berfungsi, maka poros turbine harus diputar secara manual. Poros turbine harus diputar separuh putaran tiap 10 menit. Secara umum hal ini dapat dianggap cukup menghindari pembengkokan poros. Bila oleh suatu sebab poros dalam keadaan panas atau hangat tidak dapat diputar sama sekali, maka bengkoknya poros karenaa panas dapat menyebabkan terjadinya kontak antara bagian yang tetap dengan bagian yang diam/ /tetap pada turbine. Kontak tersebut pertama-tam akan terjadi pada perapat poros dan biasanya sementara. Setelah temperatur turbine secara perlahan-lahan turun dan mulai sebanding, bengkokan rotor akan hilang dengan dengan sendirinya. Bila terjadi gangguan serius seperti itu, cobalah putar poros secara manual dengan segera untuk meyakinkan bahwa 51

54 poros dapat berputar secara bebas. Bila berhasil, motor pemutar segera dijalankan untuk memperpanjang waktu putar dan mengurangi sisa bengkokan. Bila ada indikasi goresan pada arah radial, berarti terjadi kerusakan yang pemanen sebagai akibat bengkokan yang terjadi. Memutar poros turbine terus dilanjutkann sampai penunjukkan temperatur metal turun pada harga yang direkomendasikan. (150 C-200 C). Pada temperatur ini sebenarnya bengkokan masih dapat terjadi. pemutaran poros juga diperlukan sebelum start turbine untuk mengurangi starting torque (torsi awal). Memutar turbine langsung dengan uap tidak direkomendasikan. Beberpa metode ditetapkan untuk mempercepat laju pendinginan turbine secara aman. Pendinginan dengann uap bisa dilakukan dengan program shut down yang telah direncanakan. Temperatur uap masuk ke turbine, kemudian diturunkan perlahan-lahan dan dimonitor secara seksama. Waktu putar yang singkat setelah shut down dapat dicapai karena turbine stop pada temperatur rendah. Cara lebih efektif lagi adalah dengan metode penghembusan udara pendingin untuk mempercepat laju pendinginan setelah shut down. Setelah terjadi pendinginan alami sampai pada putaran Turning Gear, udara dengan tekanan rendah disemprotkan pada silinder turbine yang paling panas melalui instalasi pipa yang disediakan dan dikeluarkan dari ruang lantai turbine. Dengan pengoperasian yang cermat dan pengamatan yang teliti terhadap pengaruh turbine, metode ini dapat mengurangi waktu kerja dari 72 jam menjadi 28 jam. Selama poros turbine masih diputar, perlu dilakukan pengamatan dengan cermat terhadap kondisi seluruh unit. Bila ditemukan kelainan baik pada arus motor Turning Gear, eksentrisitas, getaran, temperatur bearing atau tanda-tanda yang dapat dideteksi melalui (suara) telinga, harus segera diperiksa dan bila perlu putaran poros dihentikan. Operator harus tanggap terhadap batasan operasi dan instruksi dari unitnya untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan. g. Peralatan Pengaman e e berfungsi sebagai penghasil putaran untuk menggerakkan generator. Tenaga penggerak dari turbine pada adalah uap yang bertemperatur sekitar ±541 o C dan tekanann uap ±169 kg/cm 2. Dalam hal ini, uap yang dbutuhkan tergantung pada besar kecilnya beban. Jika beban tinggi maka jumlah uap yang diperlukan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka uap yang masuk ke turbine dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja secara otomatis tergantungg pada besar beban. 52

55 Peralatan yang bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi apabila terjadi kesalahan tentunya akan berakibat sangat fatal. Dapat membahayakan perusahaan pada umumnya karena beberapa perlatan akan trip dan butuh biaya perawatan atau mungkin penggantian peralatan. Secra khusus tentu saja keselamatan jiwa dari operator-operator yang berinteraksi langsung dengan peralatan tersebut. Dalam pengoperasiannya, turbine tidak selalu berada dalam kondisi yang aman. Artinya turbine bisa saja dalam suatu saat berada dalam kondisi yang berbahaya. Apabila tidak dilakukan langkah safety, maka bisa saja menimbulakan kerusakan yang fatal. Sebagai contoh putaran turbine perlu dijaga konstan pada 300 rpm. Pengendalian putaran turbine bisa dicapai dengan mengontrol kapasitas uap yang masuk padaa steam turbine. Apabila mass flow rate nya terlalu banyak, maka akan mengakibatkan turbine overspeed. Overspeed dapat menyebabkan gaya sentrifugal yang diterima rotor akan melebihi desain dari rotor itu sendiri. Contoh lain adalah pada bearing. Temperatur dari pelumas bearing perlu dijaga temperaturnya. Bearing didesain untuk bekerja pada interval operasi tertentu. Apabila pelumas tidak dapat mendinginkan temperatur operasi bearing, maka bearing akan rusak dan turbine tidak dapat beroperasi dengan baik karenaa akan menyebabkan timbulnya vibrasi, missalignment/ ketidaklurusan poros penggerak. Ketidaklurusan dapat menyebabkan kerusakan pada komponen komponen steam turbine yang lain. Seorang operator lapangan harus dapat mengidentifikasi situasi dan mengambil keputusan setiap saat. Selain dari segi operator, dari segi turbine itu sendiri juga perlu dilengkapi dengan perlalatan proteksi yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan turbine.. Unsur yang paling penting dari peralatan proteksi turbine ini adalah ESV (Emergency Shut-off Valve). Selain ESV, peralatan proteksi yang lain adalah sebagai berikut : Proteksi putaran lebih (overspeed protection). Sistem proteksi lebih berfungsi untuk menjaga kecepatan turbine agar tidak melebihi batas maksimum yang diterima oleh turbine. Bila putaran turbine melebihi dari yang ditentukan (sekitar 3000 rpm), maka tegangan yang disebabkan gaya sentrifugal pada sudu-sudu gerak akan melebihi tegangan lumer (yield strength), material dan rotor akan retak dan pecah. Apabila terjadi penurunan beban secara tiba-tiba, mula-mula sistem governor akan mengantisipasi kenaikan putaran yang terjadi. Bila sistem governor tidak mampu mencegah kenaikan putaran yang terjadi, maka peralatan overspeed protection akan bekerja secara otomatis bila putaran turbine telah mencapai harga yang ditetapkan. 53

56 Gambar Gaya Sentrifugal pada Gerak Partikel yang Bergerak Melingkar Setiap turbine biasanya dilengkapi dengan 2 set peralatan overspeed protection yang dipasang di ujung luar dari rotor HP e. Peralatan ini diset untuk bekerja pada putaran sekitar 10% di atas putaran normal. Bila salah satu alat ini bekerja, maka signal trip akan akan dikirim dan katup ESV akan menutup. Pada turbine modern, telah disediakan fasilitas untuk pengujian sehingga mekanisme peralatan overspeed protection dan katup ESV dapat diuji pada waktu unit sedang berjalan. Saat terjadi overspeed,, torsi yang dialami oleh rotor menjadi sangat besar. Rotor akan mulur melebihi batas yield dari material rotor tersebut. Jarak antara rotor, casing, dan stator sengaja didesain dengan clearence yang sekecil mungkin agar tidak banyak losses yang terjadi, sehingga apabila rotor menerima gaya sentrifugal melebihi batas yield, maka rotor akan bersinggungan dengan stator sehingga rotor akan rusak. Adapun pengaman dari sistem pengatur kecepatan turbine ini terdiri dari instrumen komponen berikut: 1) Magnetic pickup, yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi putaran lebih pada turbine. 2) Contol box (control drawer), sebagai setting kontrol pengaman turbine putaran lebih. 3) Amplifier transmitter, yang bekerja mengubah perubahan besaran tekanan yang diukur menjadi suatu besaran yang besarnya sebanding dengan perubahan tahanan listrik. 4) Relay, sebagai penerima sinyal yang berasal dari penguatan yang memberikan pengaman atau sakelar penerima sinyal logika biner. 54

57 Perangkat trip tersebutt merupakan proteksi untuk over speed elektris. Mekanisme trip secara elektris pada ujungnya akan menjalankan mekanisme kumparan yang pada gilirannya juga akan men-drain semua saluran hidrolik yang terkait. Adapun perangkat trip yang digerakkan secara mekanis dikendalikan oleh perangkat setrifugal mekanis yang terhubung dengan poros utama turbine melalui seperangkat roda gigi. Jika sistem proteksi turbine terhadap putaran lebih turbine, baik dilakukan secara elektris maupun secara mekanis gagal, terdapat perangkat akhir pen-trip turbine dalam putaran lebih yang disebut Emergency hand trip. Mekanisme trip ini berbentuk tungkai yang berhubungan dengan governor pedestal yang akan mengoperasikan trip valve dari mekanisme over speed trip. Perangkat ini dimaksud sebagai back up atau cadangan bila semua perangkat putaran turbine gagal beroperasi. Perangkat tambahan lainnya adalah over speed Emergency trip device.. Alat ini merupakan pengetesan kinerja atau keandalan unit terhadap putaran turbine yang telah tergabung dalam sistem protective device test. Dalam kondisi operasi, turbine dapat bekerja dalam keadaan yang berbahaya dimana bila tidak dilakukan tindakan apapun dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal. Peralatan ini harus dites secara periodik agar apabila terjadi penyimpangan atau kerusakan pada sistem proteksi tersebut dapat segera diketahui dan diperbaiki. 55

58 Gambar Skema dan Konstruksi Overspeed Overspeed trip harus diatur sebisa mungkin jauh dibawah kecepatan maksimum untuk memberikan waktu respon yang memadai pada sistem proteksi. Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, hubungan antara respon dengan kecepatan putar poros turbine, maka akan terlihat seperti grafik di bawah ini: 56

59 Gambar Grafik Respon dari Overspeed Protection Low Vacuum Unloader Trip Merupakan pengaman vakum condenser yang disebut juga automatic low vacuum trip yang merupakan interlock dengan turbine karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan condenser belum vakum. Alat ini akan mentrip turbine jika uap yang keluar dari turbine menuju kondensor tersebutt naik dari batas-batas yang telah diizinkan. Kondisi vakum adalah kondisi dimana tekanan sistem berada di bawah tekanan 1 atm (1 atm= 760mmHg). Secara skema dari alur peralatan pengaman ini, dapat dilihat pada gambar di bawah. Pada sisi exhaust Low Pressuree e diberi sensor temperatur dan tekanan. Sensor diset pada point tertentu yang akan memberikan perintah pada aktuator unutk menutup valve. Valve ini yang akan segera menutup aliran uap menuju Low Pressure e sehingga turbine akan trip. Apabila peralatan pengaman ini gagal, maka ada resiko proses kondensasi tidak berjalan sempurna. Tidak semua uap terkondensasi menjadi air kondensat. Akibatnya air yang ditampung pada hotwell tidak cukup jumlahnya untuk dialirkan menujuu feed water heater, 57

60 deaerator dan boiler feed pump. Jika feedwater yang dialirkan sedikit, ada resiko terjadi overheat pada peralatan-peralatan tersebut. Selain itu jika tekanan pada condenser tidak vakum, maka selisih tekanan antara condenser dengan turbine tidak cukup besar untuk merubah seluruh fase uap menjadi air kondensat. Akibatnya, temperatur exhaust pada turbine lebih panas dan pada blade tingkat akhir pada low pressure e akan terjadi overheat dan dapat terjadi kerusakan. Akibat yang lain adlah terjadinya back pressure dari uap yang akan dikondensasikan. Uap ekspansi akan sulit mengalir ke condenser. Uncondensable steam (uap yang tidak terkondensasi) ini akan dikeluarkan melalui air ejector Gambar Skema dari Low Unloader Pembuang beban dari titik karena tekanan uap rendah (diafragma) Ketika unit pembangkit sedang beroperasi normal kemudian terjadi gangguan pada Boiler sehingga laju pembakaran Boiler tidak sesuai dengan kebutuhan uap, maka tekanan uap akan turun. Hal ini dapat disebabkanoleh kegagalan mill atau burner mati. Apabila tekanan uap dibiarkan turun terus-menerus, maka akan terjadi carry over dari Boiler ke turbine. Atau temperatur uap akan turun sehingga dapat melampaui harga limit yang ditentukan seagai limit yang ditentukan sebagai proteksi terhadap bahaya ini. Bila tekanan uap turbine turun sampai harga tertentu, maka aliran uap secara otomatis dikuranngi melalui penutup katup governor turbine. 58

61 Apabila peralatan ini belum mampu menghentikan penurunan tekanan uap yang disebabkan oleh beberapa gangguan (misal kehilangan penyalaan burner), maka peralatan trip tekanan uap rendah bekerja men-trip turbine. Peralatan tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga dapat di nonaktifkan ketika dalam keadaan start. Trip tekanan minyak pelumas rendah (pressure low trip) Minyak selain sebagai pelumas juga sebagai media pendingin sehingga minyak perlu dikontrol secara cermat. Jika terjadi pengurangan aliran maka sistem pengaturan secara interlock akan memerintahkan turbine untuk berhenti. Peralatan ini dipasang untuk melindungi turbine terhadap kerusakan karena kehilangan minyak pelumas bearing.. Pada turbine yang menggunakan minyak, baik untuk untuk pelumasan bearing-bearing maupun untuk sistem governor, pada tingkat tertentu masih aman karena kehilangan suplai minyak akan menyebabkan valve uap pada turbine menutup. Pemutus tenaga generator juga akan membuka sehingga unit pembangkit akan berhenti (shut down). Akan tetapi pada turbine dengan sistem minyak pelumas yang terpisah, bila terjadi gangguan pada sistem pelumas, maka sistem governor tidak akan terpengaruh dan demikian pula sebaliknya. Karena itu turbine tidak hanya dilengkapi dengan saluran tekanan pelumas bearing, tetapi juag dilengkapi dengan trip tekanan pelumas. 121 o C COLD o C HP HOT Max 95 o C IP LP H/E Cooling Fluid Gambarar Pelumas pada Kondisi Normal 59

62 Gambar di atas menunjukkan siklus sederhana dari siklus peluma pada salah satu journal bearing. Apabila suhu keluar dari bearing lebih dari 95 o C, maka turbine akan trip. Apabila sistem dari pengaman ini gagal, maka bantalan akan mengalami overheat dan dapat merusak permukaan bearing. Rusaknya bearing akan menimbulkan gangguan pada operasi turbine. Trip keausan bantalan dorong (thrust bearing wearing trip) Sistem ini berfungsi sebagai pengaman rotor beserta sudu-sudu sehingga tidak bergerak ke arah axial melebihi batas yang diizinkan pada saat berputar. Gerakan ini menyebabkan adanya gesekan antara stator dan rotor. Karena sempitnya jarak bebas antara suduu tetap dengan sudu geraknya. Posisi rotor turbine secara axial dalam casing dikontrol oleh axial bearing yang biasanya bertipe fitling pad. Bila terjadi keausan pada permukaan axial bearing,akan mengakibatkan keausan pada permukaannya, sehingga mengakibatkan berkurangnya clearenece (kerenggangan) antara peralatan stationary (diam) dengann peralatan rotating (berputar). Untuk melindungi turbine dari kerusakan karena keausan pada axial bearing, suatu peralatan disediakan untuk memonitor posisi dari thrust collar. Bila Collar bergerak bergerak, baik ke depan maupun ke belakang, maka alarm thrust bearing highh wear atau Shaft position movement excessive akan muncul. Selain alarm, pada beberapa turbine juga disediakan fasilitas untuk mentrip turbine secara otomatis bila terjadi hal seperti itu. Apabila sistem ini gagal beroperasi, maka akan terjadi kerusakan pada rotor dan stator turbine. Walaupun perpindahan arah axial ini kecil, tetap berbahaya apabila terjadi pergeseran arah axial karena clearence antar sudu didesain dengan clearence sedekat mungkin. Trip level air condenser tinggi Pada turbine dengan condenser menggantung terdapat jarak (clearence) yang cukup besar antara level operasi kondensat normal dengan ujung sudu LP turbine. Kenaikan level air kondensat dalam condenser akan menutup pipa-pipa hisap pompa vakum/ejector sehingga vakum akan turun sebelum level air menyentuh ujung-ujung sudu-sudu LP turbine. Peralatan proteksi vakum rendah akan bekerja sebelum permukaan air kondensat menyentuh ujung sudu. 60

63 Akan tetapi pada turbine-turbine dengan condenser tipe Panier dan integral, kenaikan level air kondensat akan menyentuh ujung sudu tanpa vakum terganggu. Oleh karena itu pada turbine seperti ini biasanya dilengkapi dengan peralatan proteksi terhadap level condenser tinggi, sehingga bila level condenser naik mencapai harga tertentu, turbine akan trip. Trip level deaerator tinggii Tangki deaerator (direct contact heater), kapasitasnya relatif kecil dibandingkan dengan aliran air pengisi yang kontak langsung dengan uap ekstraksi. Apabila karena suatu hal, aliran air pengisi setelah deaerator terganggu, misalnya kegagalan katup, makaa level air di dalam deaerator akan naik dengann cepat. Hal ini akan menimbulkan resiko masuknya air ke pipa uap ekstraksi dab mengalir balik ke turbine. Karena itu, pemanas awal air seperti ini dilengkapi dengan level switch. Level switch bekerja jika level air tinggi melebihi set up-nya sehingga alarm berbunyi dan menjalankan BFP (Boiler Feed Pump) yang stand by secara otomatis. Apabila level air masih terus naik, maka sistem pengaman turbine terhadap level tinggi deaerator akan bekerja menutup uap ekstraksi. Pada beberapa turbine bahkan tidak hanya katup uap ekstraksi yang mentuup, tetapi turbine juga trip. Proteksi terhadap gangguan pada sistem governor e-turbine mutakhir dilengkapi dengan governor elektronik. Listrik disuplai oleh sumber listrik ganda (Redundant system) untuk menjamin kehandalan (reliability). Bila satu sumber hilang, muncul alarm tanpa terjadi gangguan pada governor dan bagian yang terganggu dapat diperbaiki. Akan tetapi apabila kedua sumber tegangan terganggu, maka sistem governor akan menjadi kacau. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka signal trip akan dikirimkan ketika terjadi gangguan pad kedua sumber listrik sehingga turbine akan trip. Peralatan sistem permissive interlock Bila terjadi gangguan pada jaringan maupun generator, maka generator harus segera dilepas dari sistem jaringann dengan membuka main circuit breaker. Dalam hal tertentu sinyal trip juga dikirimkan ke ESV turbine untuk menutup suplai uap dan bila semuanya berjalan dengan baik, unitnya akan shut down. Namun bila terjadi kegagalan, maka proteksi turbine 61

64 terhadap putaran lebih dilakukan oleh governor beserta kelengkapan antisipatorinya dan terakhir oleh peralatan proteksi putaran lebuh. Oleh karena itu, turbine yang trip oleh kondisi seperti ini masih memiliki resiko terjadinya putaran lebih. Untuk mengurangi resiko ini, maka dipasang peralatan interlock permassive. Bila terjadi gangguan kurang serius yang berkaitan dengan generator, maka sinyal trip mula-mula dikirim untuk menghentikan ESV turbine. Kemudian ditunggu sinyal dari feedback dari ESV, apakah bekerja dengan baik atau tidak. Hal ini dapat dilihat dengan memantau posisi katup, dengan mengukur aliran uap atau output listrik. Apabila hasil pemantauan memuaskan, sinyal trip dikirim untuk membuka PMT alternator dan menghentikan/shut down unit tersebut. Namun bila salah satu atau lebih ESV gagal untuk menutup, mesin tersebut akan tetap terhubung dengan sistem jaringan dimana putarannya akan dikontrol oleh frekuensi jaringan. Dalam keadaan seperti ini diperlukan tindakan operator untuk men-trip unit secara aman dan tugas operator sudah ringan karena resiko terjadinya putaran lebuh telag dicegah. Trip manual local and remote Gangguan dapat terjadi pada turbine dimana turbine tidak dilengkapi dengan peralatan proteksi otomatis terhadap gangguan tersebut. Untuk keperluan proteksi terhadap kejadian seperti tersebut, maka setiap turbine dilengkapi dengan perlengkapan untuk mentripkan turbin tersebut. Trip dari lokal di bagian pedestal dekat turbine dipasang sebuah tuas untuk mentrip turbine. Bila tuas ini dioperasikan, turbine akan trip karena tuas ini dihubungkan langsung dengan saluran drain system minyak governor. PMT generator juga akan membuka oleh signal dari sistem intertrip melalui permissive interlock. Untuk keperluan trip turbine secara remote, di ruang kontrol utama dipasang tombol trip darurat dimana bila tombol ini ditekan sama seperti ketika kita mengoperasikan tuas trip lokal. Trip Akibat Vibrasi Tinggi Segala jenis kerusakan pada peralatan yang berputar (rotating equipment) akan menimbulkan vibrasi. Adanya vibrasi /getaran pada steam turbin menunjukkan bahwa adanya kerusakan pada steam turbin. Kerusakan yang terjadi dapat terjadi akibat beberapa sebab. Beberapa kerusakan yang menimbulkan vibrasi adalah kerusakan akibat missalignment poros, 62

65 bearing aus, sudu-sudu turbin rusak, dan lain-lain. Kerusakan padaa sudu-sudu turbin mengakibatkan massa dari rotor tidak seimbang. ketidakseimbangan ini mengkibatkan putaran dari rotor menjadi unbalanced. Unbalanced inilah yang menyebabkan munculnya vibrasi pada turbin. Trip turbin akibat vibrasi tinggi ini paling sering terjadi. Apabila peralatan trip vibrasi tinggi ini gagal, maka kerusakan pada turbin sulit terdeteksi. Akibatnya turbin akan bertambah parah. Emergency trip Emergency Trip merupakan langkah terakhir yang dilakukan apabilaa peralatan-peralatan pengaman turbin yang lain tidak dapat mentripkan turbin. Emergency turbin berupa suatu tuas yang bekerja secara manual dengan menarik tuas tersebut untuk mentripkann turbin Alat-Alat Bantu Steam e a. Feed water heater (FWH) Feed water heater merupakan suatu heat exchanger yang berfungsi untuk memanaskan air kondensat (dari condenser ) yang dipompakan ke dalam boiler dengan memanfaatkan panas dari ekstraksi uap turbine. Air kondensat dari condenser ini dipanaskan dengan tujuan agar beban pada steam generator tidak terlalu berat. Pada Feed water heater terdapat 2 tipe utama, yaitu tipe Open Feed water heater dan tipe Closed Feed Water Heater. Pada open FWH tipe, antaraa air kondensate dengan uap panas bercampur menjadi satu. Salah satu kekurangan dari Open FWH adalah minyak pelumas pada pelumas pada bagian exhaust ikut bercampur dengan FWH menujuu ke Boiler. Sedangkan pada closed FWH, air dilewatkan pada pipa kecil yang terdapat dalam semacam steam chamber (ruang uap). Kekurangan dari closed FWH ini adalah terdapat tambahan pipa tembaga kecil yang rentan terhadap kebocoran. Feed water heater yang dipakai kebanyakan merupakan feed water heater dengan tipe closed. Pada tipe closed ini, pabila dilihat secara konstruksinya, terdiri dari sheel and tube. Tube merupakan semacam pipa yang digunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan Shell merupakan tempat untuk mengalirkan ekstraksi uap dari turbine. Tube dipasang di dalam shell dengan bafflessebagai penumpu tube. 63

66 Gambar FWH Open Type Gambar2.24. FWH closed type tube tube Gambar Skema Feed Water Heater 64

67 Dilihat dari gambar di atas, konstruksi dari feed water heater (closed type) secara umum terdiri dari 2 (dua) laluan fluida (air sebagai fluida dingin dan uap sebagai fuida panas). Part yang ditunjuk dengan anak panah hijau merupakan tube yang melingkar membentuk suatu busur setengah lingkaran. Tube ini ditopang oleh baffles. Air masuk melalui feed water inlet yang kemudian dialirkan ke tube. Sedangkan uap masuk melalui steam inlet. Di dalam tube terdapat air sebagai fluida dingin dan pada shell terdapat uap sebagai fluida panas. Karena terdapat perbedaan temperatur antara kedua fluida ini maka akan terjadi perpindahan panas. Anak panah berwarna merah menunjukkan arah aliran dari uap. Sedangkan anak panah berwarnaa biru merupakan arah aliran dari air. Panas dari uap di dalam feed water heater akan ditransferkan kepada air. Sehingga temperatur dari air naik dan temperatur dari uap akan turun. Uap saat keluar dari feed water heater berwujud sub cold. Air yang sudah naik temperaturnya dikeluarkan melalui feed water outlet. Konstruksi dari feed water heater didesain agar uap dapat bergerak membentuk olakan melewati baffles. Pada uap masuk feed water heater melalui steam inlet, uap masih dalam kondisi superheated. Kemudian uap masuk ke dalam desuperheating zone. Adanya perbedaan temperatur yang cukup besar antara air dengan uap di dalam desuperheating zone ini, menyebabkan uap berada dalam kondisi mendekati uap jenuh (saturated vapour). Proses perpindahann panas berlangsung terus hingga uap berubah wujud menjadi sub cold (air). Air ini kemudian dikeluarkan melalui drains outlet. b. High Pressure Heater (HPH) Adalah sebuah heat exchanger yang berfungsi untuk memanaskan feed water sebelum didistribusikan ke Boiler dengann cara melakukan pertukaran panas antara steam hasil ekstraksi HP e dengan feedwater yang berasal dari feed water pump. Untuk tipe Open HPH, uap panas yang diambil dari HP e digunakan untuk memanaskan air. Air bercampurr dengan dengan uap secara langsung, sehingga terjadi pertukaran panas dari uap ke air. Uap terkondensasi menjadi air, sedangkan air menajadi semakin panas dan siap diuapkan kemali di Boiler. Pada tipe closed HPH, di dalam HPH merupakan komponen shell and tube. Tube berisi air kondensat. Sedangkan shell berisi uap panas dari HP e. Antara shell and tube terjadi perpindahan panas. Uap akan terkodensasi menjadi air dan air akan mengalami kenaikan 65

68 temperatur. Air yang sudah panas (belum mendidih) dibawa ke Boiler. Sedangkan uap yang terkondensasi dipompakan ke condenser. Gambar High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 1 dan 2 Gambar High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4 66

69 c. Low Pressure Heater (LPH) Secara konsep, LPH hampir sama fungsinya dengan High Pressure Heater. Perbedaannya adalah pada fluida panasnya. Uap panas yang diambil pada LPH adalah dari uap ekstraksidari Low Pressure e. d. Deaerator Deaerator berasal dari kata deaerasi. Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan menggunakann peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang digunakan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip dasar dari deaerasi dengan sistem pemanasan adalah apabila temperatur dinaikkan pada air maka kelarutan dari gas-gas akan berkurang atau turun. Jadi syarat-syarat terjadinya deaerasi secara maksimal itu sangat tergantung pada temperatur. Jika temperatur tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak berjalan baik. Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi untuk mereduksi oksigen atau gas-gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk kedalam Boiler. Berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai air ke dalam Boiler. Oksigen dan gas-gas terlarut lain dalam feedwater perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi dengan karbon dioksida terlarut juga akan membentuk senyawa asam karbonat yang dapat menyebabkan korosi lebih lanjut. Proses deaerasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian uap sebelum masuk steam turbine untuk dipakai sebagai pemanas air yang masuk ke dalam deaerator. Bahan kimia yang bisa mengurangi kadar oksigen sangat sering ditambahkan kedalam feedwater yang telah dideaerasii untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak dapat dibuang oleh deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa digunakan adalah Natrium Sulfit (Na2SO 2 3 ). Hal ini sangat efektif dan cepat bereaksi dengan sisa-sisa oksigen untuk membentuk Natrium Sulfat (Na 2 SO 4 ). Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah Hidrazin (N 2 H 4 ). Zat pelarut lain yang juga digunakan adalah 1,3 -diaminourea (juga dikenal sebagai carbohydrazide), diethylhidroxylamine (DEHA), asam nitrioacetic (NTA), hydroquinon dan juga asam ethylendiaminetetraacetic (EDTA). 67

70 Gambar Deaerator pada PT PJB UP Gresik Gambar Skema Deaerator 68

71 Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan pendahuluan dan pembuangan gas-gas dari bahan air boiler. Sedangkan drum yang lebih besar adalah merupakan tempat penampungan bahan air boiler yang jatuh dari drum di atasnya. Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozzle yang berfungsi untuk menyemprot bahan air kondensat menjadi butiran-butiran air halus (droplet) agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih mudah dan lebih sempurna. Pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent agar gas-gas dapat terbuang (bersama steam) ke atmosfer. Unsur utama dalam menentukan keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air boiler dengan panas yang diberikan oleh uap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses deaerator adalah : 1) Jumlah aliran air kondensat. 2) Jumlah aliran bahan air untuk boiler. 3) Tekanan dalam deaerator. 4) Level air dalam deaerator. Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik dapat berpengaruh buruk terhadap sistem feed water, sistem kondensat dan juga menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi. Untuk mencapai efisiensi yang optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1) Pertahankan suhu dan tekanan yang sesuai dengan rancangannya. 2) Pastikan steam outlet (uap keluar) yang keluar dari deaerator hanya oksigen dan gas-gas yang tidak terkondensasi ikut keluar. 3) Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua komponen tidak mengalami kerusakan. Bagian-Bagian Utama Deaerator Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan instrumen pengkuran, yang berguna untuk me-monitoring operasi atau kerja dari deaerator itu sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bagian-bagian utama dari deaerator dan beberapa instrumen pengukuran yang melengkapinya. 69

72 Gambar 2.30 Bagian Utama Deaerator Jenis-Jenis Deaerator Adapun jenis-jenis deaerator yang sering dijumpai adalah : 1) Deaerator type Spray. Deaerator ini digunakan apabila air umpan perlu dipanaskan lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti dibawah ini, uap yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan-serpihan kecil yang mengakibatkan gas-gas yang larut dalam air dipaksa keluar sehingga konsentrasi oksigen dalam air turun. 2) Deaerator Vakum. Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas-gas yang larut dalam air dihilangkan dengan mempergunakan ejector uap atau atau dengan pompa vakum. Untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanism deaerator vakum dapat dilihat pada gambar di bawah. Besarnya vakum tergantungg pada suhu air, akan tetapi biasanya ±730 mmhg 70

73 Gambar 2.31 Deaerator Tipe Spray Gambar 2.32 Deaerator Vakum 3) Deaerator type Tray. Pada deaerator tipe tray seperti yang terlihat pada gambar di bawah, memaksimalkan sekat-sekat (Tray) sebagai media untuk memperbesar ruang jatuh dari pada air sehingga molekul-molekul air akan saling terpisah satu dengan yang lainnya, jadi tray pada deaerator jenis ini adalah untuk memaksa molekul air untuk menyebar sehingga mempermudah pelepasan udara 71

74 Gambar 2.33 Deaerator Type Tray e. Condenser Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mengkondensasikan uap yang diekspansikan dari steam turbine. Proses kondensasi ini menggunakan fluida pendingin. Air laut biasanya dipilih sebagai fluida pendingin. Hal ini dikarenakan air laut ada dalam jumlah besar. Agar condenser yang digunakan lebih efisien, maka tekanan di condenser harus dibuat vacum agar uap yang telah diekspansikan dari steam turbine dapat dengan mudah mengalir ke condenser. Air hasil kondensasi dari turbine dinamakan air condensate. Air condensate masih mengandung sedikit O 2. Air ditampung di hotwell kemudian dialirkan kembali ke siklusnya. Udara dan gas-gas yang tidak terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Jet Air Ejector agar tidak adaa udara yang terbawa saat air condensate ini dialirkan ke feed water pump. Gambar 2.33 menjelaskan contoh dari salah satu condenser. Bagian utama dari condenser adalah : 1). Water bos, 2). Tube sheet, 3). Hotwell dan 4). Cooling tube. 72

75 Gambar Skema Sistem Condenser 73

76 Gambar Konstruksi Condenser 2.5. SISTEM-SISTEM TERKAITT STEAM TURBINE Feed Water System Feed Water System merupakan suatu rangkaian dari komponen-komponen yang berfungsi untuk memanaskan air kondensat dari condenser (sisi hotwell). Panas di dapat dari turbine sebelum uap diekspansikan ke stage berikutnya. Dalam sistem ini, terdapat beberapa komponen yang dilalui air kondensat sebelum air dimasukan dalam Boiler (economizer). a. Boiler Feed Pump (BFP) BFP merupakan pompa yang berfungsi sebagai penyalur air kondensat dari deaerator ke High Pressure Heater. Air yang masuk pada BFP merupakan air yang berasal dari hotwell condenser. Kemudian dipompakan ke Low Pressure Heater dengan menggunakan condensate pump. Di dalam Low Pressure Heater, air kondensat dipanaskan dengan menggunakan ekstraksi uap panas yang diambil dari LP e. Air pada Low Pressure Heater dipanaskan namun tidak sampai merubah wujud air menjadi uap. Dengan kata lain, pada Low Pressure Heater, air hanya dihangatkan saja. 74

77 b. High Pressure Heater (HPH) Pada dasarnya, fungsi dari HPH adalah sama dengan Low Pressure Heater. Namun, uap panas bearasal dariuap ekstraksi High Pressure e. Air yang masuk ke HPH merupakan air kondensat yang telah mengalami proses mulai dari Hotwell, condensate pump, Low Preesure Heater, deaerator dan dipompakan dengan menggunakan Boiler Feed Pump/ BFP. Dari HPH air yang sudah sedikit panas inii dimasukkan ke dalam economizer untuk mengalami proses pembangkitan uap. menuju economizer HP e air dari boiler feed Gambar 2.36 Sistem High Pressure Heater Condensate Pump Condensate pump merupakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari condenser menuju ke Low Pressure Heater. Air kondensat didapat dari ekspansi uap dari high pressure steam turbine yang dikendensasikan oleh condenser menjadi air kondensat. Air kondensat ini kemudian ditampung pada hotwell. Pada hotwell air kemudian dialirkan dengan menggunakan condenstae pump. Condensate pump merupakan jenis pompa sentrifugal. Condensate pump 75

78 mengalirkan air kondensat menuju Low Pressure Heater. Pada Low Pressure Heater, air mendapatkan transfer energi berupa energi panas yang berasal dari ekstraksi uap low pressure turbine. Air kondensat yang sudah mendapatkan energi panas dari proses pada Low Pressure Heater dialirkan menuju deaerator. Di dalam deaerator air kondensat yang masih mengandung gas-gas seperti oksigen, direduksi dengan cara melewatkan air pada semacam nozzle sehingga air kondensat menjadi butiran-butiran air halus (droplet). Dengan menghembuskan uap yang diambil dari low pressure e maka di dalam deaerator akan terjadi proses pemanasan yang berguna untuk mengeluarkan udara yang terkandung dalam droplet. Uap sisa beserta gas-gas yang direduksi dikeluarkan melalui suatu valve. Sedangkan air yang sudah mengalami proses reduksi gas O 2 dan gas yang lainnya dialirkan ke High Pressure Heater dengan menggunakan boiler feed pump. Gambar 2.37 Sistem Boiler Feed Pump a. Sistem Condenser (sisi kondensat) Telah dijelaskan bahwa condenser merupakan alat pada PLTU yang digunakan untuk mengkondensasikan uap dari Low Pressure e. Condenser sendiri terdiri dari beberapa komponen. Perubahan wujud dari uap menjadi air terjadi karena terajadi pertukaran panas antara 76

79 uap panas dengaan fluida pendingin (sea water/air laut). Adanya perbedaan temperatur dan tekanan yang cukup besar mengakibatkan uap dari LP e berubah wujud menjadi air. Sebelum masuk kedalam condenser, air laut biasanya melewati debris filter/screener yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. Uap yang berasal dari exhaust turbine dapat mengalir menuju condenser karena adanya kondisi vakum pada condenser. Dengan tekanan yang lebih rendah di condenser, maka uap akan bisa bergerak dengan mudah menuju condenser. Vakum harus selalu dijaga, karena jika terlalu rendah maka akan terjadi back pressure pada turbine yang nantinya bisa menyebabkan turbine mengalami trip/rusak. Vakum minimal yang diperkenankan sekitar 500 mmhg. Sebenarnya vakum pada condenser tidak boleh terlalu tinggi. Karena jika tekanan udara terlalu rendah, maka proses pengembunan uap tidak akan terjadi dengan sempurna. Hal ini terjadi karena pada tekanan rendah, titik didih air juga akan turun. Tapi pengalaman pada di UP Muara Karang, Vakum condenser tidak pernah bisa mencapai nilai 760 mmhg. Maksimal yang bisa dicapai berada di kisaran 710 mmhg. Biasanya nilai optimal vakum untuk condenser sekitar 710mmHg 720 mmhg. Jika vakum condenser sudah terlalu rendah, maka tube-tube condenser perlu untuk dibersihkan. Kegiatan pemeliharaan condenser bermacam-macam. Ada yang namanya back wash atau melakukan aliran balik flow air laut yang masuk condenser. Ada juga ball taprogoue system, yakni memasukkan bola-bola kecil yang kenyal dan berukuran sedikit lebih besar dari tube condenser pada tube condenser. Bola-bola ini nantinya akan membersihkan kotoran dan Lumpur yang menempel pada tube-tube condenser. Sedangkan cara yang lain adalah cuci condenser. Air kondensat ditampung pada hotwell. Air kondensat masih mengandungg sedikit O 2. Artinya tidak semua uap dapat terkondensasi dengan sempurna. Oleh karena itu pada condenser selalu diberi tambahan air untuk menggantikan sedikit uap yang tidak terkondensasi. Tambahan air tersebut dinamakan Make Up Water. b. Sistem Condensate Pump Condensate Pump adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan air kondensat menuju Low Pressure Heater. Pompa yang digunakan pada condensate pump biasanya digunakan jenis pompa sentrifugal. Air yang dialirkan oleh condensate pump merupakan air yang dihisap dari hotwell 77

80 menuju ke LPH kemudian ditampung di deaerator untuk menghilangkan diperlukan. gas-gas yang tidak ekspansi uap LP trubine uap ekstraksi LP e condensate pump Low Pressure Heater menuju deaerator Gambar Sistem LPH dan Condensate Pump c. Sistem Low Preassure Heater Low Pressure Heater merupakan salah satu Feed water heater dengan fluida pemanas berasal dari LP e. LPH berisi air kondensat dari condensate pump. Kemudian LPH mendapatkan panas dari LP e. Setelah air di dalam LPH dipanaskan, air kondensat di bawa ke deaerator untuk ditampung dan mereduksi gas-gas yang ikut terlarut bersama air kondensat. d. Sistem Deaerator Deaerator merupakan peralatan yang berfungsi untuk mereduksi O 2 dan gas-gas lain agar tidak ikut dihisap oleh Boiler feed pump. Dari deaerator, air yang sudah cukup panas ini dibawa ke HPH 78

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS TUGAS MAKALAH TURBIN GAS Di susun oleh: Nama : DWI NUGROHO Nim : 091210342 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2013 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turbin adalah mesin penggerak, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendahuluan Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran

Lebih terperinci

TURBINE GAS. Oleh : Inisiator Aceh Power Investment

TURBINE GAS. Oleh : Inisiator Aceh Power Investment TURBINE GAS Oleh : Inisiator Aceh Power Investment 1. Pendahuluan Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain BAB II TEORI DASAR 2.1 PLTG (Open Cycle) Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dengan udara tekan. Udara tekan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU) 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU) PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem kerja PLTU Sistem PLTU merupakan sistem pembangkit energi listrik yang memiliki empat komponen utama, yaitu : ketel, turbin, kondensor dan pompa. Ketel berfungsi sebagai

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) Oleh IRHAS MUFTI FIRDAUS 321 11 030 YULIA REZKY SAFITRI 321 11 078 HARDIANA 321 11 046 MUH SYIFAI PIRMAN 321 11

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sejarah turbin gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sistem dapat berfungsi sebagai pembangkit gas

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Blower Pengertian Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa merupakan peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan fluida berupa zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Pompa beroperasi membuat perbedaan tekanan

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini perubahan terjadi di berbagai bidang antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, stranspotasi, telekomunikasi termasuk

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52 KINERJA MULTISTAGE HP/IP FEED WATER PUMP PADA HRSG DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F Gatot Sumarno, Suwarti Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

Ardiansyah Lubis NIM. :

Ardiansyah Lubis NIM. : ANALISA PERFORMANSI TURBIN GAS TIPE SIEMENS AG BLOK 2 GT 2.1 KETIKA BEBAN PUNCAK DI PLTG SICANANG BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Session 4 Diesel Power Plant 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Siklus Otto Four-stroke Spark Ignition Engine. Siklus Otto 4 langkah

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT TUGAS AKHIR PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW Oleh: Bagus Adi Mulya P 2107 030 002 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT PROGRAM DIPLOMA 3 BIDANG KEAHLIAN KONVERSI ENERGI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data-Data tentang Tugas Akhir ini diambil mengacu pada Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diberikan tugas dan di perhadapkan dengan sistem pendingin Primary

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Tugas Akhir Di susun oleh : Nama : Hyendi Gumilang

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pandangan Umum Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan daya. Di dalam turbin terjadi perubahan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100) TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP NAMA : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU 2015 TURBIN

Lebih terperinci