UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU OLEH FEBRI FARHANNY A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU OLEH FEBRI FARHANNY A"

Transkripsi

1 UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU OLEH FEBRI FARHANNY A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN FEBRI FARHANNY. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi, dan mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, berlangsung mulai dari bulan Februari hingga bulan Agustus Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak, faktor tunggal terdiri atas 14 galur cabai (IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB ) dan 5 varietas komersil sebagai pembanding (Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, Trisula) dengan empat ulangan. Analisis data menggunakan uji F, uji lanjut Dunnett taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hampir semua karakter kuantitatif yang diamati, yaitu lebar tajuk, tinggi tanaman, tinggi dikotomous, diameter batang, umur berbunga, umur panen, jumlah bunga, jumlah buah, panjang tangkai buah, diameter buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot per buah, bobot total pertanaman, dan produktivitas. Karakter panjang tangkai bunga memberikan pengaruh yang nyata terhadap genotipe yang diujikan. Karakter lebar daun, panjang daun, panjang tangkai daun, dan bobot 1000 biji memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap genotipe. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa galur IPB memiliki bobot total dan produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki jumlah buah yang paling banyak adalah galur IPB yaitu sebanyak 63 buah dan diikuti oleh galur IPB dan IPB yaitu sebanyak 54 buah. Galur IPB ,

3 IPB , IPB , dan IPB dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

4 UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor FEBRI FARHANNY A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

5 LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama NRP : UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU : FEBRI FARHANNY : A Menyetujui, Pembimbing Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. NIP: Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 28 Februari Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Dra. Defri Andayani dan Wahyudi, SH. Penulis memulai pendidikan formal saat bersekolah di TK Latihan 2 Guntur, Jakarta Selatan pada tahun Penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 04 Pagi Guntur, Jakarta Selatan hingga tahun 2001, kemudian menempuh pendidikan di SMP Negeri 67 Jakarta Selatan hingga tahun Pada tahun 2007, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dan mulai tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus maupun kegiatan di luar kampus. Penulis menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB (HIMAGRON IPB) selama dua periode yaitu dan sebagai kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pada tahun penulis menjadi Badan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (HIMAGRI) sebagai Kepala Bidang Humas dan Politik Pertanian Indonesia. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Juni-Agustus Penulis menjadi asisten peneliti di Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB mulai bulan September 2011.

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini yaitu: 1. Dr. Muhamad Syukur, SP., M.Si dan Almh Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penulis arahan selama penelitian dan penyusunan skripsi. 2. Dra. Defri Andayani dan Asman Nasiru, S.Pd.,M.Si selaku orang tua yang selalu memberikan do a, dukungan, semangat, motivasi, dan limpahan kasih sayang kepada penulis. 3. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, M.Si dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Rahmi Yunianti, SP., M.Si yang telah memberi semangat, dukungan, dan bimbingan mulai dari penulis menjadi mahasiswa IPB. 5. Dr. Ahmad Junaedi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi arahan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. 6. Adik-adik tersayang Syafira Adhliany dan Nur Ismi Deas Dzaka Fadhillah yang selalu memberi dukungan, do a, semangat, dan bantuannya. 7. Tino, Datuk, Ma Loy, Bu Eci, dan Papa Boy yang selalu memberi dukungan, semangat, motivasi, dan do a. 8. Alan Oktarianus yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, semangat, motivasi, dan do a. 9. Feni Shintarika, Yenny Fitria, Moliya Nurmalisa, Kosmas Sugara, Bagustianto Ardiansyah, dan Ita Utami Aidid yang selalu memberi semangat, bantuan, dan motivasi sejak awal perkuliahan.

8 10. Keluarga Besar di Baserah, Kuantan Singingi, Riau yang telah banyak membantu selama penelitian. 11. Mba Tia, Alfa, Mba Vit, Ayu, Lia, Andra, Yunandra, Kak Adul, dan Kak Arya yang telah banyak membantu selama penelitian dan penulisan skripsi. 12. Nunu, Namira, Ima, Amin, Beni, Novi, Marcha, Vicky, Ira, Arya, Edo, Gunar, Okti (geng hedon) yang telah memberi dukungan dan semangat. 13. Teman-teman AGH 44 Bersatu, teman-teman TPB B Zone, dan temanteman UKM Futsal IPB atas kebersamaan dan kekompakan selama penulis di IPB. 14. Sahabat, saudara, dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Bogor, November 2011 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Botani Umum Cabai... 3 Syarat Tumbuh... 4 Pemuliaan Tanaman Cabai... 5 Pelepasan Varietas... 5 Varietas Cabai Pembanding... 6 Pengujian Daya Hasil... 7 BAHAN DAN METODE... 8 Tempat dan Waktu... 8 Bahan dan Alat... 8 Metode Pelaksanaan... 9 Pelaksanaan Penelitian... 9 Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman Karakter Kuantitatif pada Tanaman Karakter Kuantitatif pada Bunga Karakter Kuantitatif pada Buah Karakter Hasil Karakter Kualitatif pada Tanaman Karakter Kualitatif pada Daun Karakter Kualitatif pada Bunga Karakter Kualitatif pada Buah Karakter Kualitatif pada Biji KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 42

10 DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman, dan Produktivitas 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga, Warna Kelopak, dan Warna Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Warna dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai... 37

11 Lampiran 1. Data Curah Hujan Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau Bulan Februari-Agustus Sidik Ragam Lebar Tajuk 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Tinggi Dikotomous 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Tangkai Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Jumlah Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Jumlah Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Tangkai Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Bobot Total per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding

12 20. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1. Habitus Tanaman Bentuk Daun Bentuk Permukaan Daun Posisi Bunga Bentuk Tepi Buah Bentuk Pangkal Buah Bentuk Ujung Buah Bentuk Buah Gejala Serangan Penyakit Rebah Kecambah Serangan Hama pada Daun dan Buah Cabai Serangan Penyakit pada Buah dan Tanaman Cabai Lampiran 1. Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Galur IPB

14 14. Tanaman Cabai Galur IPB Tanaman Cabai Varietas Gelora Tanaman Cabai Varietas Lembang Tanaman Cabai Varietas Tit Super Tanaman Cabai Varietas Tombak Tanaman Cabai Varietas Trisula.68

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan perekonomian negara, sehingga produk hortikultura seperti sayur dan buahbuahan memiliki prospek yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Cabai (Capsicum sp.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang bernilai ekonomi dan komoditas sayuran serta rempah yang penting di dunia. Cabai memiliki berbagai kegunaan diantaranya untuk konsumsi, bahan industri dan peternakan. Sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura Indonesia, cabai menempati areal pertanaman terluas dibanding tanaman sayuran lainnya yaitu sebesar 19.12% (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2008). Luasnya areal pertanaman tersebut tidak diikuti oleh tingginya produktivitas. Pada tahun 2008 rata-rata produktivitas cabai nasional mencapai 5.89 ton per hektar per musim (Badan Pusat Statistik, 2009). Angka tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensi produktivitasnya yang mencapai 20 ton per hektar per musim. Rendahnya produktivitas cabai di Indonesia tidak sebanding dengan luas areal pertanaman cabai di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah varietas unggul yang masih terbatas. Menurut Syukur et al. (2010), alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan varietas unggul. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB mulai merakit varietas cabai untuk menghasilkan varietas unggul baru mulai tahun Saat ini telah didapatkan beberapa galur yang diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai komersial lainnya. Evaluasi karakteristik genotipe merupakan satu dari berbagai langkah yang dilakukan pemulia tanaman untuk memperoleh informasi mengenai genotipegenotipe yang ada. Allard (1960) menyatakan bahwa hasil evaluasi berguna untuk mengetahui manfaat suatu genotipe-genotipe yang perlu diseleksi lebih lanjut. Evaluasi adalah bagian dalam pembentukan varietas yang meliputi hibridisasi, seleksi, evaluasi, dan pelepasan varietas.

16 2 Dalam persiapan pelepasan varietas, daya hasil genotipe harapan perlu diuji. Varietas yang baru akan dilepas harus menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan varietas yang telah ada sehingga diperlukan suatu pengujian (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004). Hasil yang diharapkan dari pengujian ini adalah terpilihnya genotipe yang memiliki hasil yang tinggi dan sifat yang unggul. Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah yang berpotensi menjadi sentra tanaman cabai. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap cabai yang berbanding terbalik dengan ketersediaan cabai di daerah tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai di pasaran daerah tersebut masih bergantung pada daerah lain. Ketergantungan ini menyebabkan tingginya harga cabai di pasaran. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi. 2. Mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat perbedaan daya hasil dan kualitas pada galur-galur cabai IPB yang dievaluasi. 2. Terdapat paling sedikit satu galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.

17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Umum Cabai Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili solanaceae. Tanaman ini masih satu kerabat dengan kentang (Solanum tuberosum L.), terung (S. melongena L.), tomat (Licopersicon esculentum Mill.), takokak (S. torvum Swartz) dan leunca (S. ningrum L.) (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003). Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas dycotiledonae, ordo tubiflora (solanales), famili solanaceae, genus capsicum (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003). Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyatakan bahwa tanaman cabai termasuk ke dalam tanaman herba yang berbentuk semak dan sebagian besar menjadi berkayu pada bagian pangkal batangnya. Tanaman cabai merupakan tanaman tropika yang biasanya ditanam sebagai tanaman setahun. Tanaman ini memiliki batang yang tegak dengan tinggi batang berkisar antara cm. Tangkai daunnya horisontal dengan bentuk lanset dan ujungnya agak rucing. Daun cabai bertipe daun tunggal dan tipis dengan ukuran yang bervariasi serta memiliki helaian daun berbentuk lanset dan bulat telur lebar. Prajnanta (2007) struktur perakaran tanaman cabai diawali dari akar tunggang yang sangat kuat yang terdiri atas akar utama (primer) dan lateral (sekunder). Akar tersier merupakan serabut-serabut akar yang keluar dari akar lateral. Panjang akar primer sekitar cm dan akar lateral sekitar cm. Bunga cabai digolongkan ke dalam bunga lengkap karena terdiri atas mahkota, kelopak, benang sari, dan putik. Diameter bunga berukuran mm dan warna mahkota adalah putih. Sebagian besar spesies cabai bersifat menyerbuk sendiri (self pollination) tetapi penyerbukan silang (open pollination) secara alami dapat terjadi dengan bantuan lebah. Menurut Kusandriani (1996), posisi dan ukuran stigma sangat berpengaruh pada terjadinya penyerbukan silang. Bunga yang memiliki kepala putik lebih tinggi dari kotak sari akan lebih mudah terjadi

18 4 penyerbukan silang. Hal ini menyebabkan tanaman cabai pada beberapa kultivar melakukan penyerbukan silang Buah tumbuh pada ketiak daun. Ukuran buah cabai beragam dari pendek sampai panjang dengan ujung runcing atau tumpul. Permukaan kulit bervariasi, ada yang rata sampai bergelombang, warnanya kusam atau mengkilat serta umumnya berwarna merah ketika masak. Warna hijau pada buah cabai adalah akibat klorofil, sedangkan warna merah dan kuning disebabkan oleh adanya karotenoid. Biji cabai terletak dalam buah cabai dan melekat sepanjang plasenta (Kusandriani,1996). Biji cabai berjumlah 140 butir per gram. Biji mempunyai permukaan kulit yang keras dan didalamnya terdapat endosperm dan ovule. Syarat Tumbuh Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas. Cabai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dari tanah berpasir sampai berkilat asalkan terdapat aerasi dan drainase yang baik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) tanah yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah tanah yang mengandung cukup bahan organik dan mempunyai ph sekitar Curah hujan yang tinggi dan iklim yang basah dapat menyebabkan tanaman terserang penyakit. Sebaliknya, curah hujan yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman cabai terhambat dan dapat mempengaruhi ukuran buah. Intensitas curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah mm per tahun. Cabai sensitif terhadap sinar matahari yang terik tetapi menghendaki penyinaran penuh sepanjang hari. Cabai rentan terhadap hujan yang terlalu deras dan cuaca yang mendung. Namun demikian cabai toleran terhadap naungan hingga 45%. Menurut Tani (2008), tanaman cabai merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran matahari minimal 8 jam per hari. Intensitas cahaya yang rendah dapat mempengaruhi orientasi kloroplas tanaman. Tanaman cabai yang kekurangan cahaya mengakibatkan tanaman menjadi lemah, pucat, dan pertumbuhannya cenderung memanjang.

19 5 Suhu udara yang optimal bagi pertumbuhan cabai adalah o C. Suhu udara yang paling cocok untuk pertumbuhan cabai rata-rata adalah 16 o C pada malam hari dan 23 o C pada siang hari. Pemuliaan Tanaman Cabai Menurut Makmur (1992) pemuliaan tanaman adalah suatu metode secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Program pemuliaan tanaman banyak ditekankan pada usaha mempertinggi produktivitas hasil pertanian. Tujuan pemuliaan tanaman cabai adalah untuk memperbaiki resistensi tanaman terhadap penyakit. Greenleaf (1986) menyatakan bahwa pemuliaan cabai juga bertujuan untuk memperbaiki karakter hortikultura seperti bentuk dan ukuran buah, rasa dan kandungan gizi pada buah, jumlah zat capsicinoids. Menurut Wardani et al. (2009), pemuliaan tanaman untuk memperbaiki daya hasil memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan oleh karakter daya hasil dipengaruhi dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga diperlukan pula perbaikan karakter-karakter kuantitatif yang lain untuk meningkatkan daya hasilnya. Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas serangkaian proses yaitu menentukan tujuan program pemuliaan, menyediakan materi pemuliaan, penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru (Poespodarsono, 1988). Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan metode seleksi pada tanaman menyerbuk silang. Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri adalah pedigree, bulk, backross, dan single seed descent (Wardani et al., 2009). Pelepasan Varietas Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap varietas hasil pemuliaan di dalam negri dan/atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan Menterti Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat disebarluaskan. Undang-Undang No. 12 tahun 1992 menyatakan bahwa pelepasan varietas merupakan syarat mutlak bagi varietas unggul hasil pemuliaan maupun introduksi untuk dapat dipasarkan di Indonesia.

20 6 Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006), syarat pelepasan varietas sebagai berikut: 1. Silsilah dan cara mendapatkannya jelas, 2. Menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding, 3. Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, 4. Menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasannya pada waktu sidang pelepasan varietas, 5. Ketersediaan benih penjenis, 6. Surat jaminan akan diproduksi di Indonesia, 7. Surat jaminan dari Pemerintah Daerah pengusul apabila varietas yang diusulkan merupakan varietas lokal. Sebelum varietas dilepas, maka perlu dilakukan pengujian. Varietas Cabai Pembanding Varietas pembanding merupakan varietas komersial yang digunakan sebagai pembanding dari varietas yang akan dilepas. PT. Tanindo Subur Prima mengembangkan varietas Tombak yang merupakan cabai hasil introduksi dari Thailand. PT. Sinar Bumi mengembangkan varietas cabai merah besar Gelora. Tit Super merupakan varietas cabai merah besar lokal yang dikembangkan oleh PT. East West Seed. Varietas ini memiliki potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap penyakit antraknosa (Suwandi, 1995). Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan oleh UD. Ridwan Tani. Potensi produksi varietas Trisula sebesar ton/ha dan dapat ditanam pada daerah sampai ketinggian m diatas permukaan laut, tanah yang gembur dengan ph 6-7 serta suhu antara C (Keputusan Menteri Pertanian, 2003). Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini memiliki potensi hasil ton/ha dan agak toleran terhadap hama penghisap daun (trips) dan agak tahan terhadap penyakit antraknosa (Keputusan Menteri Pertanian, 2001). Pengujian Daya Hasil Uji daya hasil merupakan salah satu tahapan pemuliaan tanaman yang bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan gen-gen yang diinginkan pada genotipe yang selanjutnya dipersiapkan sebagai galur atau kultivar unggul baru (Nasir, 2001). Satu galur tertentu akan menampilkan daya hasil yang tinggi di lokasi satu,

21 7 tetapi dilakoasi lainnya penampilan hasil galur akan kurang baik atau sangat rendah (Bintari, 2006). Suatu galur perlu dilakukan pengujian multilokasi dengan tingkat iklim dan kondisi tanah yang berbeda sebelum dikembangkan dan dipasarkan menjadi satu varietas baru. Uji multilokasi merupakan salah satu syarat untuk pelepasan satu varietas baru.

22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus Penelitian ini bertempat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada ketinggian tempat berkisar antara 5-30 m dpl, jenis tanah berupa podzolik merah-kuning dengan ph 5-6. Bahan dan Alat Bahan tanaman cabai yang digunakan terdiri atas 14 galur cabai yang diuji dan 5 varietas pembanding (Tabel 1). Galur-galur tersebut merupakan galur cabai generasi lanjut hasil pemuliaan Tim Pemuliaan Cabai Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Tabel 1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding No Galur Keterangan IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB IPB Gelora Lembang-1 Tit Super Tombak Trisula Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C1 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C3 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C5 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C46 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C2 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C3 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C4 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C15 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C19 Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C2 Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C8 Persilangan antara IPB C19 dengan IPB C15 Persilangan antara IPB C110 dengan IPB C5 Persilangan antara IPB C120 dengan IPB C5 Berasal dari PT. Sinar Bumi Berasal dari Balitsa Lembang Berasal dari PT. East West Seed Berasal dari PT. Tanindo Subur Prima Berasal dari UD. Ridwan Tani Pupuk yang digunakan meliputi media pupuk kandang, NPK Mutiara, Gandasil D, Gandasil B, pupuk dasar berupa Urea, KCl, dan SP-36. Bahan lain yang digunakan adalah furadan 3G, Curacron, Antracol, Dithane M-45, Kelthane, dan Samite. Peralatan yang dipergunakan antara lain alat tanam dan pemeliharaan,

23 9 meteran, timbangan, jangka sorong, plastik, spidol, gunting, dan label untuk penamaan. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan genotipe sebagai perlakuan. Dalam percobaan ini digunakan 19 genotipe cabai dengan empat ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 76 satuan percobaan pada lokasi. Model rancangan yang digunakan adalah: Υ ij = µ + α i + β j + ε i, (Gomez dan Gomez, 1995). Keterangan :Υ ij : Nilai pengamatan populasi ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai rataan umum α i : Pengaruh populasi ke-i i = 1,2,3,...,19 β j : Pengaruh ulangan ke-j j = 1,2,3,4 ε ij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Perbedaan antara genotipe yang dievaluasi diuji dengan uji F. Bila terdapat perbedaan antar genotipe yang nyata pada taraf 5 % maka dilanjutkan dengan uji Dunnett. Pelaksanaan Penelitian Persemaian dan Penanaman Benih cabai disemai dalam tray yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah bibit berumur 40 hari, lalu dipindahkan ke lapangan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, KCl, dan SP-36 dengan perbandingan 1:1:1:1. Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 200 g/m 2. Bibit ditanam pada bedengan dengan luas 5 x 1 m. Bedengan yang digunakan berjumlah 76 bedeng. Bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak untuk menjaga kelembapan dan suhu tanah serta menekan laju pertumbuhan gulma dibedengan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Bibit ditanam

24 10 pada lubang tanam, satu bibit per lubang tanam, kemudian lubang tanam diberi Furadan 3G untuk mencegah lalat bibit dan hama tanah lainnya. Setelah itu, diberi ajir agar tanaman tidak mudah rebah. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan meliputi pemupukan, penyiraman, pewiwilan, dan penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/l dan pupuk daun Gandasil D dengan dosis 2 g/l. Pupuk diaplikasikan dalam bentuk cair dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali di antara tanaman dan di sekitar bedengan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida Curacron dengan dosis 2 g/l, fungisida Dithane M-45 dan Antracol dengan dosis 2 g/l, serta akarisida Samite dengan dosis 2 g/l. Pengamatan Percobaan di Lapangan Pengamatan di lapangan menurut IPGRI (1995) meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter Kuantitatif : 1. Umur berbunga (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai mulai berbunga 2. Umur panen (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai panen pertama 3. Tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, diukur setelah panen kedua 4. Tinggi dikotomous (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai cabang utama setelah panen kedua 5. Diameter batang (cm) : diukur lima cm di atas permukaan tanah setelah panen kedua 6. Lebar tajuk (cm) : diukur pada kanopi yang terlebar setelah panen kedua

25 11 7. Lebar daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 8. Panjang daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 9. Panjang tangkai daun : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 10. Jumlah bunga per tanaman : jumlah keseluruhan bunga diamati saat bunga mulai muncul 11. Panjang tangkai bunga (cm) : diukur dari 10 bunga setelah panen kedua 12. Bobot total per tanaman (g) : jumlah keseluruhan bobot buah yang dipanen dari 10 tanaman contoh pada panen kedua hingga panen ke Bobot per buah (g) : rata-rata bobot buah dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke Panjang buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke Diameter buah (cm) : diameter pangkal-tengah-ujung buah diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke Tebal kulit buah (cm) : rata-rata tebal kulit dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke Panjang tangkai buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke Jumlah buah pertanaman : diamati mulai dari panen pertama hingga panen ke Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80% x Bobot buah per tanaman Jarak tanam 20. Bobot biji (g) : jumlah dari biji diamati setelah panen kedua

26 12 Karakter Kualitatif : 1. Habitus tanaman : sparse, intermediate, dan dense diamati setelah panen kedua Gambar 1. Habitus Tanaman : 3. Sparse, 5. Intermediate, 7. Dense 2. Warna batang : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati setelah panen kedua 3. Bentuk daun : delta, oval, lanset diamati setelah panen kedua Gambar 2. Bentuk Daun : 1. Delta, 2. Oval, 3. Lanset 4. Tepi daun : rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak diamati setelah panen kedua 5. Pangkal daun : meruncing, tumpul, dan membulat diamati setelah panen kedua 6. Ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah, dan berduri diamati setelah panen kedua 7. Warna daun bagian atas : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda, ungu, variegata diamati setelah panen kedua 8. Warna daun bagian bawah : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda, ungu, variegata diamati setelah panen kedua

27 13 9. Permukaan daun bagian atas : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada daun dewasa setelah panen kedua Gambar 3. Bentuk Permukaan Daun : 3. Licin, 5. Agak Berbulu, 7. Berbulu 10. Permukaan daun bagian bawah : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada daun dewasa setelah panen kedua 11. Warna tangkai daun : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati pada 10 daun dewasa setelah panen kedua 12. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, hijau tua saat bunga anthesis 13. Warna mahkota bunga : putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat bunga anthesis 14. Warna tangkai bunga : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati saat bunga anthesis 15. Bentuk bunga : pendant, intermediate, atau erect diamati setelah panen kedua Gambar 4. Posisi Bunga : 3. Pendant, 5. Intermediate, 7. Erect 16. Jumlah helai mahkota : diamati saat bunga anthesis 17. Warna anther : ungu, ungu muda, biru, hijau diamati saat bunga anthesis 18. Jumlah anther : diamati saat bunga anthesis 19. Warna kepala putik : putih, putih kekuningan, kuning diamati saat anthesis 20. Warna tangkai buah : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati dari 10 buah segar setelah panen kedua 21. Permukaan kulit buah : halus, semi keriting, keriting dari 10 buah segar mulai panen kedua

28 Warna buah muda : hijau, hijau muda, hijau tua diamati saat bulai berbuah 23. Warna buah intermediate : ungu, hitam, coklat diamati saat buah mulai masak 24. Warna buah masak : putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam diamati saat buah masak penuh. 25. Bentuk tepi buah : rata, agak bergerigi, bergerigi diamati setelah panen kedua Gambar 5. Bentuk Tepi Buah : 3. Rata, 5. Agak bergerigi, 7. Bergerigi 26. Bentuk pangkal buah : runcing, tumpul, romping, bentuk jantung, berlekuk diamati setelah panen kedua Gambar 6. Bentuk Pangkal Buah : 1. Runcing, 2. Tumpul, 3. Romping, 4. Bentuk jantung. 5. Berlekuk 27. Bentuk ujung buah : pointed, blunt, sunken, sunken dan pointed Gambar 7. Bentuk Ujung Buah : 1. Ponted, 2. Blunt, 3. Sunken, 4. Sunken dan Pointed

29 Bentuk buah : memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky diamati mulai panen kedua Gambar 8. Bentuk Buah : 1. Memanjang, 2. Bulat, 3. Segitiga, 4. Campanulate, 5. Blocky 29. Daya simpan buah pada suhu kamar : diamati dari 10 buah segar hingga buah mulai membusuk 30. Warna biji : putih, putih kekuningan, kuning, kuning kecokelatan, dan lainnya diamati setelah panen kedua 31. Bentuk biji : ginjal, membulat, pipih, oval, bulat, dan lainnya diamati setelah panen kedua

30 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2011 di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Ketinggian tempat penelitian berkisar antara 5-30 m dpl. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu mencapai mm/bulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan April yaitu 30.8 mm/bulan. Suhu harian berkisar antara C. Persemaian dilakukan dengan meletakkan benih yang telah di semai pada bangunan semai yang terbuat dari bambu. Selama persemaian, dilakukan penyulaman pada minggu kedua. Penyulaman dilakukan dikarenakan 50% bibit tidak tumbuh. Hal ini menyebabkan bibit yang tidak seragam. Kondisi siang hari yang sangat panas menyebabkan tanaman mati dan layu. Sehingga dilakukan penyulaman. Intensitas penyiraman dan pemupukan juga ditingkatkan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemupukan dan penyemprotan dilakukan dua kali seminggu. Tanaman mulai berbunga pada saat 4 minggu setelah tanam (MST). Selama fase berbunga, tanaman mengalami kerontokan bunga. Buah siap dipanen pada usia 10 MST dan dilakukan dengan selang 3-4 hari, sehingga dalam seminggu dilakukan dua kali pemanenan. Pada usia semaian kurang lebih 3 minggu setelah semai (MSS), mulai muncul gejala penyakit, sehingga intensitas penyemprotan ditingkatkan menjadi dua kali seminggu. Penyakit yang menyerang adalah penyakit Rebah Kecambah. Gambar 8. Gejala serangan penyakit Rebah Kecambah. A. Di semaian, B. Di lapangan

31 17 Gejala serangan virus Gemini mulai tampak pada 3 MST. Virus Gemini ini dibawa oleh vektor aphid (Myzus persicae Sulz.). Tanaman yang terinfeksi virus gemini menimbulkan gejala bintik kuning pada daun muda, yang selanjutnya akan menyebar ke daun tua sehingga bintik menjadi berada pada seluruh bagian daun (Ganefianti, 2010). Hama yang menyerang tanaman cabai yaitu belalang dan aphid (Myzus persicae Sulz.). Aphid atau kutu merupakan binatang pengganggu berwarna hijau, hitam dan abu-abu dan biasanya menggerombol pada permukaan daun bagian bawah (Ashari, 1995). Gambar 9. Serangan hama pada daun dan buah cabai. A. Aphid, B. Lalat Buah Curah hujan yang tinggi yaitu sebesar mm menyebabkan buah terserang lalat buah (Bactrocera sp) dan antraknosa. Buah cabai yang terserang lalat buah ditanda dengan adanya lubang titik Hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakkan telurnya (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2007). Gejala serangan awal antraknosa awal berupa bercak cokelat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Semangun, 2001). Antraknosa merupakan penyakit yang sulit diatasi yang menyebabkan buah berwarna cokelat kehitaman pada buah masak (Paulos, 1994). Gambar 9. Serangan penyakit pada buah dan tanaman cabai. A. Antraknosa B. Virus Gemini

32 18 Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata untuk karakter diameter batang, tinggi tanaman, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, diameter buah, bobot per buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot total per tanaman, panjang tangkai, jumlah bunga, jumlah buah, dan produktivitas. Panjang tangkai bunga berpengaruh nyata terhadap genotipe yang diujikan, sedangkan karakter yang memberikan pengaruh tidak nyata terhadap genotipe adalah karakter lebar daun, panjang daun, bobot 1000 biji, dan panjang tangkai daun (Tabel 2). Tabel 2. Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman Karakter yang Diamati No. Karakter Kuadrat Tengah Peluang KK (%) 1 Lebar Daun 0.40 tn Panjang Daun 0.77 tn Diameter Batang 12.33** Tinggi Tanaman ** Lebar Tajuk ** Bobot biji 0.98 tn Umur Berbunga 14.69** Umur Panen ** Diameter Buah 17.08** Bobot per Buah 24.63** Tebal Kulit Buah 0.37** Panjang Buah 8.03** Bobot Total per Tanaman ** Panjang Tangkai Buah 0.67** Jumlah Bunga ** Jumlah Buah ** Tinggi Dikotomous 92.77** Panjang Tangkai Daun 0.15 tn Panjang Tangkai Bunga 0.46* Produktivitas 72.26** Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5%, ** = berpengaruh nyata pada taraf 1%, tn = tidak berpengaruh nyata Koefisien keragaman (KK) berkisar antara 3.25% (karakter hari berbuah) hingga 26.28% (karakter tebal kulit buah). Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai koefisien keragaman menunjukkan ketepatan perlakuan yang

33 19 diberikan dalam suatu percobaan dan menunjukkan besar kecilnya pengaruh lingkungan dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam suatu percobaan. Karakter Kuantitatif pada Tanaman Rataan dari karakter diameter batang yang dimiliki oleh 14 galur cabai yang diuji berkisar antara mm. rataan tinggi tanaman berkisar antara cm, rataan tinggi dikotomous antara cm, dan rataan lebar tajuk berkisar antara cm (Tabel 3). Tabel 3. Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Diameter Tinggi Tinggi Genotipe Batang Tanaman Dikotomus Lebar Tajuk (mm) (cm) (cm) (cm) IPB de de d d IPB bcde de d IPB d d d d IPB ad d d d IPB bcde d d d IPB de de d d IPB d d d d IPB ad d d d IPB d de de de IPB d de de de IPB abc acd abc abce IPB de d d ad IPB d abcd abc IPB de de d d Gelora Lembang Tit Super Tombak Trisula Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett s taraf 5% Diameter batang yang dimiliki oleh galur IPB lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Lembang-1 tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Galur IPB dan IPB memiliki diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora dan Tombak, tetapi tidak berbeda dengan varietas pembanding Tit

34 20 Super dan Trisula. Galur IPB dan IPB memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula dan tidak berbeda dengan pembanding Gelora. Diameter batang pada galur IPB , IPB , IPB , dan IPB lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak, tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 3). Tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan lapang terhadap penyakit busuk buah (antraknosa), karena buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak menyentuh permukaan tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah yang merupakan sumber infeksi cendawan (Kirana dan Sofiani, 2007). Galur IPB dan IPB merupakan galur yang memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Tombak dan tidak berbeda dengan vairetas Trisula. Tinggi tanaman yang dimiliki oleh galur IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB lebih rendah dibandingkan dengan tinggi tanaman yang dimiliki varietas Tombak dan Trisula, tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan keenam galur lainnya lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula (Tabel 3). Tinggi dikotomous dari galur IPB lebih tinggi dibandingkan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Galur IPB dan IPB memiliki tinggi dikotomous lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak menunjukkan perbedaan dengan varietas Gelora dan Tit Super. Galur IPB dan IPB tidak berbeda dengan kelima varietas pembanding, sedangkan sembilan galur lainnya lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak dan tidak berbeda dengan keempat varietas lainnya (Tabel 3). Tajuk yang dimiliki oleh galur IPB lebih lebar dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula, namun tidak berbeda

35 21 dengan varietas Tombak. Galur IPB lebih lebar dibandingkan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Tajuk galur IPB lebih lebar dibandingkan dengan varietas Gelora dan Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super, dan Trisula. Diketahui pula bahwa lebar tajuk yang dimiliki oleh galur IPB dan IPB lebih kecil dibandingkan varietas Tombak dan Trisula dan tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Tit Super, sedangkan sembilan galur lainnya memiliki tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan keempat pembanding lainnya (Tabel 3). Mastaufan (2011) menyatakan bahwa lebar tajuk akan mempengaruhi efisiensi penentuan populasi tanaman tiap hektarnya. Tajuk yang saling bertumpuk akan menaungi satu sama lain sehingga menghambat laju fotosintesis seluruh bagian tajuk. Tanaman dengan memiliki tajuk lebih sempit dapat meningkatkan kepadatan populasinya, dengan demikian produktivitas dapat ditingkatkan. Karakter Kuantitatif pada Bunga Berdasarkan pengamatan umur berbunga, rataan umur berbunga dari galur yang diuji berkisar antara hari. Galur IPB memiliki umur berbunga yang lebih lambat dari pembanding Lembang-1, Tit Super, dan Trisula, namun demikian tidak berbeda dengan pembanding Gelora dan Tombak. Galur IPB memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari varietas Gelora dan Tombak namun tidak berbeda dengan ketiga varietas lainnya. Galur IPB , IPB , dan IPB memiliki umur berbunga yang sama, lebih cepat berbunga dari varietas Gelora, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Lembang-1 dan Tit Super. Kesepuluh galur lainnya memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari varietas Gelora dan Trisula, tetapi tidak berbeda dengan Lembang-1, Tit Super, dan Tombak (Tabel 4). Rataan panjang tangkai bunga berkisar antara cm. Panjang tangkai bunga yang dimiliki oleh galur IPB lebih panjang dibandingkan dengan varietas Tit Super namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Tombak, dan Trisula. Galur IPB memiliki panjang tangkai bunga yang lebih pendek

36 22 daripada varietas Tombak, tetapi tidak berbeda dengan varietas lainnya, sedangkan dua belas galur lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter panjang tangkai dengan kelima varietas pembanding (Tabel 4). Tabel 4. Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Umur Panjang Jumlah Berbunga Tangkai Bunga Bunga (hari) (cm) (buah) IPB ae ab IPB ade abe IPB ae abcde IPB ae abe IPB ad 3.62 c 44 abcde IPB bce ab IPB ade cd IPB ae ab IPB ae ab IPB ae abe IPB ae ab IPB ae 2.47 d 24 IPB ae abe IPB ade abe Gelora Lembang Tit Super Tombak Trisula Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett s taraf 5% Berdasarkan Tabel 4, rataan jumlah bunga berkisar antara buah. Galur IPB dan IPB memiliki jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan dengan empat varietas pembanding yaitu Gelora, Lembang- 1, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super dan Tombak. Galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki jumlah bunga yang berbeda lebih banyak dibandingkan dengan varietas Gelora dan Lembang-1 tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super, Tombak dan Trisula. Galur IPB memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan varietas Tit Super dan

37 23 Tombak tetapi sama dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Trisula, sedangkan galur IPB memiliki jumlah bunga yang tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Karakter Kuantitatif pada Buah Karakter umur panen memiliki rataan berkisar antara hari. Galur IPB dan IPB memiliki umur panen yang lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak dan tidak berbeda dengan dua varietas lainnya. Galur IPB memiliki umur panen yang lebih cepat dari varietas Gelora, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super. Umur panen yang dimiliki oleh galur IPB dan IPB lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Galur IPB memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula dan tidak berbeda dengan varietas Tombak. Galur IPB memiliki umur panen yang lebih lambat dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Tombak, sedangkan ketujuh galur lain yang diujikan berbuah lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1 dan Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas pembanding Tit Super dan Trisula (Tabel 5). Jumlah buah dari semua galur yang diuji memiliki rataan antara buah. Galur IPB merupakan galur yang memiliki jumlah buah yang paling banyak dibandingkan dengan kelima varietas pembanding. Galur IPB dan IPB memiliki jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Gelora tetapi sama dengan varietas Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Galur IPB memiliki jumlah buah yang lebih banyak dari varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Jumlah buah yang dimiliki oleh galur IPB lebih banyak dibandingkan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Tombak tetapi lebih sedikit dari varietas Trisula, sedangkan Galur IPB dan IPB

38 24 5 memiliki jumlah buah yang lebih sedikit dibandingkan dengan varietas Trisula dan tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 5). Tabel 5. Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Umur Panen Jumlah Buah Diameter Buah (hari) (buah) (mm) IPB abd bd IPB ade cd IPB ad 51 a 8.82 d IPB acde bd IPB ad 63 abcde 8.65 d IPB bce d IPB ad d IPB ad cde IPB ad 39 e 8.02 de IPB ad 51 ab 8.91 d IPB ad 54 abcd 7.69 d IPB acde cd IPB abd 54 abc 6.51 cd IPB abce 38 e 9.67 bd Gelora Lembang Tit Super Tombak Trisula Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett s taraf 5% Diameter buah memiliki rataan antara mm. Diameter buah yang dimiliki oleh galur IPB , IPB , dan IPB lebih besar dibandingkan dengan varietas Lembang-1 dan Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki diameter buah lebih kecil dari varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1 adalah IPB Galur IPB , IPB , dan IPB Ketujuh galur lainnya memiliki diameter buah yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula (Tabel 5). Rataan tebal kulit buah berkisar antara mm. Galur IPB memiliki tebal kulit buah yang berbeda lebih tebal dibandingkan dengan varietas Gelora dan Lembang-1 dan tidak berbeda dengan varietas Tit Super, Tombak, dan

39 25 Trisula. Keempat galur yang memiliki kulit buah yang lebih tipis dibandingkan dengan varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya adalah IPB , IPB , IPB , dan IPB , sedangkan sembilan galur yang diujikan lainnya tidak menunjukkan tebal kulit buah yang berbeda dengan kelima varietas pembanding (Tabel 6). Tabel 6. Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Tebal Panjang Bobot Panjang Buah Genotipe Kulit Buah Tangkai Buah per Buah (mm) (cm) (cm) (g) IPB d bcde IPB d 8.17 d bcde IPB d 8.37 d 3.73 c abde IPB d abde IPB d 4.13 ace abde IPB d cde IPB d bcde IPB d 7.84 d acde IPB d 7.94 d cde IPB d 3.75 c 9.35 abcde IPB d acde IPB d 2.77 d 5.85 abcde IPB d 3.84 ce 6.37 acde IPB ab 8.85 d bcde Gelora Lembang Tit Super Tombak Trisula Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett s taraf 5% Panjang buah pada 14 galur berkisar antara cm. Semua galur yang diujikan memiliki buah yang berbeda lebih pendek dibandingkan dengan varietas Tombak, namun demikian tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya. Rataan panjang tangkai buah berkisar antara cm. Panjang tangkai buah yang dimiliki oleh galur IPB berbeda dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula dan tidak berbeda dengan varietas Tombak. Galur IPB mempunyai panjang tangkai buah yang berbeda lebih panjang dibandingkan dengan varietas Tit Super, dan Trisula,

40 26 namun tidak berbeda dengan pembanding Gelora, Lembang-1, dan Tombak. Galur IPB dan IPB memiliki panjang tangkai buah yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas Tit Super dan tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula. Panjang tangkai buah yang dimiliki oleh galur IPB lebih pendek dari varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Kesembilan galur lainnya memiliki karakter panjang tangkai buah yang tidak berbeda dengan lima varietas pembanding (Tabel 6). Berdasarkan Tabel 6, bobot per buah dari 14 galur yang diuji g. Bobot per buah yang dimiliki oleh galur IPB , IPB , dan IPB lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super. Galur IPB memiliki bobot yang berbeda lebih besar dari kelima varietas pembanding. Bobot yang dimiliki oleh galur IPB , IPB , IPB , dan IPB lebih kecil dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas Lembang-1. Galur yang memiliki bobot berbeda lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1 adalah IPB dan IPB , sedangkan galur IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1. Karakter Kuantitatif pada Hasil Bobot total per tanaman dari 14 galur yang diuji memiliki kisaran antara g/tanaman. Galur IPB memiliki bobot sebesar g/tanaman. Bobot ini lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang- 1, Tit Super, dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Tombak. Galur IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki bobot total yang lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Tombak namun tidak berbeda dengan varietas Trisula. Galur

41 27 IPB dan IPB memiliki bobot total yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora. Enam galur lainnya yang diuji memiliki bobot total lebih kecil dibandingkan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas pembanding Gelora dan Lembang-1 (Tabel 7). Rataan produktivitas dari empat belas galur berkisar antara ton/ha. Produktivitas yang dimiliki galur IPB lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Tombak (Tabel 7). Produktivitas cabai tertinggi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mastaufan (2011) di Bogor. Produktivitas tertinggi di Bogor adalah galur IPB yaitu sebesar ton/ha sedangkan produktivitas tertinggi di Riau adalah IPB yaitu sebesar ton/ha. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor lingkungan, topografi, dan jenis tanah yang berbeda sehingga mempengaruhi produksi hasil yang akan berpengaruh terhadap produktivitas. Tabel 7. Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman dan Produktivitas 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Bobot Total Genotipe per Tanaman Produktivitas (g) (ton/ha) IPB acde abcde IPB bcde bcde IPB abde abde IPB abde abde IPB abce abce IPB cde 9.57 cde IPB bcde bcde IPB cde 8.00 cde IPB cde 8.84 bcde IPB abde abde IPB cde 9.68 cde IPB cde 7.91 cde IPB cde cde IPB abde abde Gelora Lembang Tit Super Tombak Trisula Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett s taraf 5%

42 28 Karakter Kualitatif pada Tanaman Berdasarkan Tabel 8, galur IPB dan IPB memiliki bentuk habitus dense (tegak), sedangkan varietas Lembang-1 memiliki bentuk habitus sparse (menyebar). Galur IPB dan IPB memiliki habitus tanaman yang berbeda dengan Lembang-1, sedangkan galur lainnya memiliki habitus intermediate (kompak) sama seperti varietas pembanding Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super. Galur IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki warna batang hijau tua. Galur IPB dan IPB memiliki karakter warna batang yang sama yaitu hijau bergaris ungu, sedangkan galur lain sama dengan varietas pembanding Gelora, Lembang-1, Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu hijau (Tabel 8). Tabel 8. Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Habitus Tanaman Warna Batang IPB Kompak Hijau IPB Tegak Hijau IPB Kompak Hijau IPB Kompak Hijau IPB Kompak Hijau Tua IPB Kompak Hijau Garis Ungu IPB Kompak Hijau Tua IPB Kompak Hijau IPB Tegak Hijau IPB Kompak Hijau IPB Kompak Hijau Tua IPB Kompak Hijau Garis Ungu IPB Kompak Hijau IPB Kompak Hijau Tua Gelora Kompak Hijau Lembang-1 Menyebar Hijau Tit Super Kompak Hijau Tombak Kompak Hijau Trisula Kompak Hijau

43 29 Karakter Kualitatif pada Daun Galur IPB , IPB , dan IPB memiliki bentuk dan pangkal daun yang berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu berbentuk lanset dan runcing. Galur lainnya memiliki bentuk oval dan pangkal daun berbentuk tumpul sama dengan varietas Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super. Galur IPB satu-satunya galur yang memiliki bentuk delta dan pangkal daun bulat (Tabel 9). Galur IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , F015005, IPB , dan IPB memiliki kesamaan dengan varietas Trisula dan Lembang-1 yaitu tepi daun rata. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan varietas Gelora, Tombak dan Tit Super yaitu tepi daun berombak. Karakter ujung daun meruncing dimiliki oleh galur IPB , IPB , IPB , dan IPB Galur IPB dan IPB memiliki kesamaan dengan kelima varietas pembanding. Galur lainnya memiliki kesamaan bentuk ujung daun dengan varietas Gelora, Lembang- 1, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu berbentuk runcing (Tabel 9). Tabel 9. Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Bentuk Pangkal Tepi Daun Daun Daun Ujung Daun IPB Delta Rata Bulat Meruncing IPB Oval Rata Tumpul Meruncing IPB Oval Ombak Tumpul Runcing IPB Lanset Rata Runcing Runcing IPB Oval Ombak Tumpul Meruncing IPB Oval Ombak Tumpul Runcing IPB Oval Rata Tumpul Runcing IPB Lanset Rata Runcing Runcing IPB Oval Ombak Tumpul Runcing IPB Oval Ombak Tumpul Runcing IPB Oval Rata Tumpul Runcing IPB Oval Rata Tumpul Meruncing IPB Lanset Rata Runcing Runcing IPB Oval Ombak Tumpul Runcing Gelora Oval Ombak Tumpul Runcing Lembang-1 Lanset Rata Runcing Runcing Tit Super Oval Ombak Tumpul Runcing Tombak Oval Ombak Tumpul Runcing Trisula Oval Rata Tumpul Runcing

44 30 Permukaan atas daun yang dimiliki oleh galur IPB dan IPB yaitu agak berbulu sama dengan varietas Lembang-1 namun memiliki perbedaan dengan keempat varietas pembanding lainnya. Galur lain yang dievaluasi memiliki kesamaan dengan varietas Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu licin (tidak berbulu), sedangkan permukaan bawah daun pada galur IPB dan IPB memiliki kesamaan dengan varietas Tombak yaitu agak berbulu. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan varietas pembanding lainnya yang dievaluasi yaitu memiliki permukaan yang licin (tidak berbulu) (Tabel 10). Tabel 10. Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Permukaan Permukaan Warna Warna Atas Daun Bawah Daun Atas Daun Bawah Daun IPB Licin Licin Hijau Hijau Muda IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Licin Agak Berbulu Hijau Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Agak Berbulu Licin Hijau Tua Hijau IPB Licin Licin Hijau Tua Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau IPB Licin Agak Berbulu Hijau Tua Hijau Muda IPB Licin Licin Hijau Tua Hijau Muda IPB Agak Berbulu Licin Hijau Hijau IPB Licin Licin Hijau Hijau Gelora Licin Licin Hijau Hijau Lembang-1 Agak Berbulu Licin Hijau Hijau Muda Tit Super Licin Licin Hijau Tua Hijau Tombak Licin Agak Berbulu Hijau Tua Hijau Muda Trisula Licin Licin Hijau Hijau Warna daun bagian atas yang dimiliki oleh galur IPB , IPB , IPB , dan IPB serupa dengan warna yang dimiliki oleh Tombak dan Tit Super yaitu warna hijau tua. Galur lainnya memiliki warna hijau seperti varietas Gelora, Trisula, dan Lembang-1. Warna daun bagian bawah galur IPB , IPB , dan IPB memiliki kesamaan dengan varietas Lembang-1 dan Tombak yaitu hijau muda. Galur lain yang

45 31 dievaluasi memiliki kesamaan karakter dengan varietas Gelora, Trisula, dan Tit Super yakni warna hijau (Tabel 10). Karakter Kualitatif pada Bunga Posisi bunga galur IPB dan IPB memiliki bentuk pendant seperti varietas pembanding Tit Super, sedangkan galur lainnya tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula yaitu intermediate. Karakter warna tangkai bunga yang memiliki perbedaan dengan varietas pembanding adalah galur IPB dan IPB yaitu hijau tua. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan kelima varietas pembanding yang yaitu hijau (Tabel 11). Tabel 11. Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga, dan Warna Mahkota Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Bentuk Warna Warna Warna Bunga Tangkai Bunga Kelopak Mahkota IPB Intermediate Hijau Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Putih IPB Pendant Hijau Hijau Tua Putih IPB Intermediate Hijau Tua Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Tua Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Tua Putih Garis Ungu IPB Pendant Hijau Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Tua Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB Intermediate Hijau Hijau Putih Gelora Intermediate Hijau Hijau Putih Lembang-1 Intermediate Hijau Hijau Putih Tit Super Pendant Hijau Hijau Tua Putih Tombak Intermediate Hijau Hijau Tua Putih Trisula Intermediate Hijau Hijau Tua Putih Kelopak bunga yang dimiliki galur IPB , IPB , dan IPB memiliki warna kelopak yang berbeda dari varietas pembanding yaitu hijau muda. Galur IPB dan IPB memiliki warna kelopak serupa dengan varietas Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu hijau tua, sedangkan varietas Gelora dan Lembang-1 memiliki warna kelopak hijau seperti dengan

46 32 galur lainnya. Galur IPB merupakan satu-satunya galur yang memiliki warna mahkota bunga yang berbeda dengan kelima varietas pembanding yaitu putih bergaris ungu. Galur yang lainnya memiliki warna yang sama yaitu putih (Tabel 11). Pada pengamatan karakter warna anter teridentifikasi tiga warna yang berbeda yaitu ungu, biru, dan hijau. Galur IPB , IPB , dan IPB memiliki warna anter yang sama dengan varietas Lembang-1 namun berbeda dari varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu hijau. Galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki kesamaan warna dengan varietas Gelora yaitu biru, sedangkan galur lainnya serupa dengan varietas Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu berwarna ungu (Tabel 12). Tabel 12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Warna Warna Jumlah Jumlah Helai Anther Putik Anther Mahkota IPB Ungu Putih 6 4 IPB Biru Putih 5 4 IPB Hijau Putih 5 5 IPB Hijau Putih 5 4 IPB Ungu Putih 5 4 IPB Hijau Putih 5 4 IPB Ungu Putih 5 5 IPB Ungu Kuning Pucat 5 4 IPB Biru Putih 6 4 IPB Ungu Putih 5 5 IPB Biru Putih 5 4 IPB Biru Putih 6 4 IPB Biru Putih 4 4 IPB Ungu Putih 5 4 Gelora Biru Putih 6 4 Lembang-1 Hijau Putih 5 4 Tit Super Ungu Putih 5 5 Tombak Ungu Putih 5 4 Trisula Ungu Putih 6 4 Warna putik yang dimiliki oleh galur IPB berbeda dengan kelima varietas pembanding yaitu kuning pucat, sedangkan galur lainnya memiliki warna putik yang serupa dengan kelima varietas pembanding yakni putih. Pada karakter jumlah anter, galur IPB , IPB , dan IPB memiliki

47 33 jumlah anter yang sama dengan Gelora dan Trisula yaitu enam. Galur lainnya memiliki jumlah anter lima seperti varietas Lembang-1, Tit Super, dan Tombak, sedangkan IPB merupakan satu-satunya galur yang memiliki jumlah anter empat. Jumlah mahkota yang dimiliki galur IPB , IPB , dan IPB adalah lima helai serupa dengan jumlah yang dimiliki varietas Tit Super. Galur-galur lain memiliki jumlah helai mahkota sebanyak empat helai seperti keempat varietas pembanding (Tabel 12). Karakter Kualitatif pada Buah Pada pengamatan bentuk buah terdefinisi dua bentuk buah yaitu memanjang dan campanulate. Sebagian besar galur yang diuji memiliki bentuk buah yang memanjang sama halnya dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula, namun didapat pula galur yang memiliki bentuk buah berbentuk campanulate yang serupa dengan bentuk buah yang dimiliki varietas Tit Super (Tabel 13). Tabel 13. Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Bentuk Buah Permukaan Kulit Buah IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Semi Keriting IPB Memanjang Semi Keriting IPB Campanulate Halus IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Semi Keriting IPB Memanjang Semi Keriting IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Halus IPB Memanjang Semi Keriting IPB Memanjang Halus Gelora Memanjang Halus Lembang-1 Memanjang Semi Keriting Tit Super Campanulate Semi Keriting Tombak Memanjang Halus Trisula Memanjang Halus

48 34 Permukaan kulit buah terbagi menjadi dua, yaitu semi keriting dan halus. Permukaan kulit yang semi keriting dimiliki oleh galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB serupa dengan permukaan kulit buah yang dimiliki varietas Lembang-1 dan Tit Super tetapi berbeda dengan varietas Gelora, Tombak, dan Trisula. Permukaan kulit buah yang halus dimiliki oleh galur lainnya yang serupa dengan varietas Gelora, Tombak, dan Trisula (Tabel 13). Tabel 14. Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Tepi Buah Pangkal Buah Ujung Buah IPB Gerigi Romping Pointed IPB Gerigi Romping Pointed IPB Agak Gerigi Romping Pointed IPB Agak Gerigi Romping Pointed IPB Agak Gerigi Romping Pointed IPB Gerigi Tumpul Pointed IPB Gerigi Romping Sunken IPB Gerigi Romping Pointed IPB Agak Gerigi Romping Pointed IPB Gerigi Romping Pointed IPB Gerigi Tumpul Pointed IPB Gerigi Romping Pointed IPB Agak Gerigi Tumpul Pointed IPB Agak Gerigi Romping Pointed Gelora Agak Gerigi Tumpul Pointed Lembang-1 Gerigi Tumpul Pointed Tit Super Agak Gerigi Romping Sunken Tombak Gerigi Romping Pointed Trisula Agak Gerigi Romping Pointed Galur IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki tepi buah yang agak bergerigi sama seperti Gelora, Trisula, dan Tit Super, sedangkan galur IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki tepi buah yang bergerigi serupa dengan Tombak dan Lembang-1. Pada pengamatan pangkal buah teridentifikasi dua bentuk pangkal buah yaitu tumpul dan romping. Galur yang memiliki bentuk pangkal buah tumpul yaitu IPB , IPB , dan F sama seperti varietas Gelora dan Lembang-1, sedangkan galur lainnya memiliki kesamaan dengan

49 35 varietas Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu romping. Galur IPB memiliki bentuk ujung buah sunken seperti yang dimiliki oleh varietas Tit Super, sedangkan galur-galur lainnya memiliki bentuk pointed seperti keempat varietas pembanding (Tabel 14). Karakter warna buah yang diamati dibagi menjadi tiga, yaitu buah muda, intermediate, dan masak. Warna buah muda ditemukan tiga warna yang berbeda yaitu hijau muda, hijau, dan hijau tua. Galur IPB dan IPB memiliki warna hijau muda. Galur IPB memiliki warna buah hijau tua seperti warna yang dimiliki varietas Gelora, sedangkan warna hijau dimiliki oleh galur lain yang, sama seperti keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 15). Tabel 15. Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Warna Buah Warna Buah Warna Buah Daya Simpan Muda Intermediate Masak Buah (Hari) IPB Hijau Cokelat Merah 9 IPB Hijau Hitam Merah Tua 7 IPB Hijau Cokelat Merah 8 IPB Hijau Cokelat Merah Terang 8 IPB Hijau Cokelat Merah 9 IPB Hijau Cokelat Merah 9 IPB Hijau Tua Hitam Merah 9 IPB Hijau Cokelat Merah 9 IPB Hijau Muda Cokelat Merah Terang 8 IPB Hijau Cokelat Merah 7 IPB Hijau Cokelat Merah 7 IPB Hijau Cokelat Merah 8 IPB Hijau Muda Hitam Merah 9 IPB Hijau Cokelat Merah 9 Gelora Hijau Tua Cokelat Merah 8 Lembang-1 Hijau Cokelat Merah 9 Tit Super Hijau Hitam Merah Tua 9 Tombak Hijau Cokelat Merah 7 Trisula Hijau Hitam Merah Terang 8 Warna buah intermediate yang dimiliki oleh IPB , IPB , dan IPB serupa dengan varietas Trisula dan Tit Super yaitu hitam, sedangkan warna cokelat dimiliki oleh galur lainnya sama dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak. Warna merah tua dimiliki oleh galur IPB yang memiliki kesamaan dengan varietas Tit Super pada karakter warna buah masak. Galur IPB dan IPB memiliki warna merah yang terang,

50 36 sedangkan warna merah dimiliki oleh galur lainnya serupa dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak (Tabel 15). Daya simpan dari tiap galur dan varietas berbeda. Galur IPB , IPB , dan IPB memiliki daya simpan selama tujuh hari pada suhu kamar sama seperti varietas Tombak. Galur IPB , IPB , IPB , dan IPB memiliki daya simpan selama delapan hari serupa dengan Gelora dan Trisula, sedangkan galur lainnya memiliki daya simpan lebih lama yaitu sembilan hari sama dengan varietas Lembang-1 dan Tit Super (Tabel 15). Karakter Kualitatif pada Biji Karakter yang diamati pada biji yaitu bentuk dan warna biji. Warna biji yang dimiliki galur IPB serupa dengan varietas Lembang-1 namun berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu kuning kecokelatan. Galur IPB dan IPB memiliki warna yang sama dengan varietas Gelora dan Tombak yaitu putih kekuningan, sedangkan galur lainnya memiliki warna putih serupa dengan varietas Trisula dan Tit Super (Tabel 16). Bentuk biji yang dimiliki varietas Lembang-1 tidak berbeda dengan galur IPB dan IPB yaitu pipih. Varietas Tombak dan Trisula memiliki bentuk biji yang membulat seperti galur IPB , sedangkan galur lainnya memiliki bentuk ginjal yang sama dengan varietas Gelora dan Tit Super (Tabel 16).

51 37 Tabel 16. Warna Biji dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Warna Bentuk Biji Biji IPB Putih Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Membulat IPB Kuning Kecokelatan Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Ginjal IPB Putih Kekuningan Ginjal IPB Putih Pipih IPB Putih Ginjal IPB Putih Kekuningan Pipih IPB Putih Ginjal Gelora Putih Kekuningan Ginjal Lembang-1 Kuning Kecokelatan Pipih Tit Super Putih Ginjal Tombak Putih Kekuningan Membulat Trisula Putih Membulat

52 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Daya hasil yang dimiliki galur cabai IPB sangat bervariasi. galur IPB memiliki bobot total dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki jumlah buah paling banyak adalah galur IPB dan diikuti oleh galur IPB dan IPB Galur IPB , IPB , IPB , dan IPB dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Saran Galur IPB memiliki produktivitas yang tinggi dan mampu mencapai angka potensi produksi tanaman cabai, serta memiliki penampilan yang sebanding dengan varietas pembanding sehingga dapat dilepas sebagai varietas baru.

53 DAFTAR PUSTAKA Allard, R. W Principle of Plant Breeding. John Wiley and Sons, Inc. USA. 485 p. Ashari, S Hortikultura Aspek Budidaya. Edisi ke-1. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 485 hal. Badan Pusat Statistik Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai. [3 Maret 2011]. Bintari, E. Nur Uji Daya Hasil Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru (Oryza sativa L.) di Dua Lokasi: Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Skripsi. Pemuliaan Tanaman dan Produksi Benih, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 33 hal. Bostland, P. W. and E. J. Votava Peppers: Vegetables and Spice Capsicums. CABI Publishing. London, UK. 204 p. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta 108 hal Pedoman Pelepasan Varietas Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta. 128 hal Standar Operasional Prosedur Cabai Merah. Departemen Pertannian. 93 hal Upaya Perbaikan Industri Benih Untuk Mengurangi Import Benih serta Pengembangan Sentra Produksi Benih Hortikultura. [22 Juli 2011] Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman Pedoman Budidaya Cabai Merah. Departemen Pertanian, Jakarta. 85 hal. Dirgantara, H. I Evaluasi Daya Hasil 11 Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun Petani Ciherang. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikutura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 54 hal. Fatmawati, S Evaluasi Daya hasil Sembilan Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) di Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 53 hal. Ganefianti, D. W Genetik Ketahanan Cabai Terhadap Begomovirus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning dan Arah Pemuliaannya. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 169 hal.

54 40 Gomez, K. A. dan A. A. Gomez Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. (Endang S. dan Justika S. B., Penerjemah). Universitas Indonesia Press. Jakarta. 698 p. Greenleaf, W. H Pepper breeding, p In M. J. Bassel (ed). Breeding Vegetable Corp. AVI Publishing Co., Conecticut. IPGRI Descriptors for Capsicum (Capsicum spp.) dalam: (6 November 2010). Keputusan Menteri Pertanian Pelepasan Cabai Besar Lembang 1 sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal. Kirana, R. dan E. Sofoari Heterosis dan heterobeltiosis pada persilangan 5 genotipe cabai dengan metode dialil. Jurnal Hortikultura. 17(2): Kusandriani, Y Botani Tanaman Cabai Merah. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal Kusandriani, Y. dan A.H. Permadi Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal Makmur, A Pengantar Pemuliaan Tanaman. Edisi ke 3. Rineka Cipta. Jakarta. 79 hal. Mastaufan, S. A Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai Merah IPB Pada Tiga Lingkungan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor hal. Nasir, M Heritabilitas dan kemajuan genetik harapan karakter agronomi tanaman lombok (Capsicum annuum L.). Habitat 11(109):1-8. Nikamasari, H Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun Percobaan IPB Tajur. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 60 hal. Paulos, J. M Capsicum sp. L., hal Dalam J. S. Slemonsma dan K. Piluek (Eds.). Plant Resources of South-East Asia 8: Vegetables. PROSEA Foundation Bogor. Indonesia. Poespodarsono, S Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hal. Pradipta, A Evaluasi Daya Hasil empat Cabai (Capsicum annuum L.) Hibrida IPB di Kebun Percobaan Tajur. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 47 hal.

55 41 Prajnanta, F Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya Jakarta. 162 hal. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi Sayuran Dunia Tiga: Prin sip, Produksi dan Gizi. Terjemahan dari : World Vegetables: Principles, Production, and Nutritive Values. Penerjemah : C. Herison. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal. Semangun, H Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 754 hal. Suwandi Cabai. Dalam R. Sutarya, G. Grubben dan H. Sutarno. Pedoman Bertanam Sayuran dataran Rendah. Kerjasama UGM Press dengan PROSEA Indonesia dan Balitsa. Lembang. 264 hal. Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti dan D. A. Kusumah Evaluasi Daya Hasil Cabai Hibrida dan Daya Adaptasinya di Empat Lokasi dalam Dua Tahun. J. Agron. Indonesia 38(1): Tani, T. B. K Pedoman Bertanam Cabai. CV Yrama Widya. Bandung. 120 hal. Wardani, F.Y., S. Sujiprihati, dan M. Syukur Evaluasi karakter morfologi dan daya hasil 11 galur cabai (Capsicum annuum L.) introduksi AVRDC di kebun percobaan IPB tajur. Hal Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah Perhorti. Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Hortikultura Indonesia. Perhimpunan Hortikultura Indonesia. 756 hal.

56 43 Tabel Lampiran 1. Data Curah Hujan Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau Bulan Februari-Agustus 2011 Bulan Curah Hujan Suhu Rata-Rata (mm) ( 0 C) Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sumber: Stasiun Klimatologi Kuantan Hilir, 2011 Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Lebar Tajuk 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 16.88% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 8.54 ** 1.09 tn Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 18.70% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 3.48 *

57 44 Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Dikotomous 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 22.08% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 5.68 ** 2.20 tn Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 14.07% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 9.69 ** 0.47 tn Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 17.80% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 1.39 tn 0.98 tn

58 45 Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 9.38% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 1.26 tn 0.07 tn Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 21.55% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 0.71 tn 1.12 tn Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 5.02% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 9.58 ** 6.34 *

59 46 Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Panjang Tangkai Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 16.01% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 1.96 * 1.41 tn Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Jumlah Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 8.33% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 0.79 tn Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 3.25% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 2.12 tn

60 47 Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Jumlah Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 8.82% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 4.14 * Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 16.64% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 8.19 ** 0.92 tn Tabel Lampiran 15. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 26.83% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 2.75 * 1.50 tn

61 48 Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 15.58% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 4.05 ** 0.82 tn Tabel Lampiran 17. Sidik Ragam Panjang Tangkai Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 14.32% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 2.87 * 0.45 tn Tabel Lampiran 18. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 5.77% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 1.93 tn

62 49 Tabel Lampiran 19. Sidik Ragam Bobot Total per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 11.10% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 4.75 * Tabel Lampiran 20. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 23.17% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata 1.07 tn 3.41 * Tabel Lampiran 21. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Genotipe Ulangan Galat Total Keterangan : KK = 11.11% ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% * : berpengaruh nyata pada taraf 5% tn : tidak berpengaruh nyata ** 4.75 *

63 50 IPB Gambar Lampiran 1. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Delta Tepi daun : Rata Pangkal daun : Bulat Ujung daun : Meruncing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau muda Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 6 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous :14.30 cm Diameter batang :7.01 mm Lebar daun : 2.93 cm Panjang daun : 8.03 cm Panjang tangkai daun : 2.19 cm Umur berbunga : 25 HST Panjang tangkai bunga : 2.86 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 69 HST Jumlah buah : 47 buah Diameter buah : 9.74 mm Tebal kulit buah : 1.42 mm Panjang buah : 8.17 cm Panjang tangkai buah : 3.16 cm Bobot per buah : 8.18 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.43 g Produktivitas : ton/ha

64 51 IPB Gambar Lampiran 2. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Tegak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Rata Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Meruncing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau muda Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Hitam Warna buah masak : Merah tua Daya simpan buah : 7 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous :14.30 cm Diameter batang :5.63 mm Lebar daun : 3.45 cm Panjang daun : 8.51 cm Panjang tangkai daun : 1.83 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 2.93 cm Jumlah bunga : 31 Umur panen : 74 HST Jumlah buah : 44 buah Diameter buah : 7.31 mm Tebal kulit buah : 1.05 mm Panjang buah : 8.17 cm Panjang tangkai buah : 3.43 cm Bobot per buah : 8.16 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.80 g Produktivitas : ton/ha

65 52 IPB Gambar Lampiran 3. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Agak berbulu Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Membulat Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Hijau Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 5 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang :7.45 mm Lebar daun : 3.42 cm Panjang daun : 8.87 cm Panjang tangkai daun : 2.39 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 3.34 cm Jumlah bunga : 38 Umur panen : 70 HST Jumlah buah : 51 buah Diameter buah : 8.82 mm Tebal kulit buah : 1.15 mm Panjang buah : 8.37 cm Panjang tangkai buah : 3.73 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.85 g Produktivitas : ton/ha

66 53 IPB Gambar Lampiran 4. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Lanset Tepi daun : Rata Pangkal daun : Runcing Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Pendant Warna biji : Kuning kecokelatan Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih Warna anther : Hijau Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Campanulate Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : agak Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah terang Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous :17.99 cm Diameter batang : 9.23 mm Lebar daun : 2.90 cm Panjang daun : 7.52 cm Panjang tangkai daun : 2.27 cm Umur berbunga : 26 HST Panjang tangkai bunga : 3.13 cm Jumlah bunga : 31 Umur panen : 76 HST Jumlah buah : 43 buah Diameter buah : mm Tebal kulit buah : 1.40 mm Panjang buah : cm Panjang tangkai buah : 3.62 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 5.13 g Produktivitas : ton/ha

67 54 IPB Gambar Lampiran 5. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau tua Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Meruncing Permukaan atas daun : Agak berbulu Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau tua Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 5.63 mm Lebar daun : 2.97 cm Panjang daun : 8.02 cm Panjang tangkai daun : 2.14 cm Umur berbunga : 22 HST Panjang tangkai bunga : 3.62 cm Jumlah bunga : 44 Umur panen : 69 HST Jumlah buah : 63 buah Diameter buah : 8.65 mm Tebal kulit buah : 1.63 mm Panjang buah : cm Panjang tangkai buah : 4.13 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.90 g Produktivitas : ton/ha

68 55 IPB Gambar Lampiran 6. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau garis ungu Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau tua Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Hijau Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Tumpul Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 7.08 mm Lebar daun : 3.02 cm Panjang daun : 8.11 cm Panjang tangkai daun : 2.17 cm Umur berbunga : 27 HST Panjang tangkai bunga : 3.07 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 80 HST Jumlah buah : 41 buah Diameter buah : 7.57 mm Tebal kulit buah : 1.43 mm Panjang buah : 8.44 cm Panjang tangkai buah : 3.32 cm Bobot per buah : 7.25 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.28 g Produktivitas : 9.57 ton/ha

69 56 IPB Gambar Lampiran 7. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau tua Bentuk daun : Oval Tepi daun : Rata Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 5 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Sunken Warna buah muda : Hijau tua Warna buah Intermediate : Hitam Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 7.60 mm Lebar daun : 2.52 cm Panjang daun : 8.35 cm Panjang tangkai daun : 2.20 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 2.84 cm Jumlah bunga : 22 Umur panen : 73 HST Jumlah buah : 47 buah Diameter buah : 8.65 mm Tebal kulit buah : 1.38 mm Panjang buah : 8.73 cm Panjang tangkai buah : 3.19 cm Bobot per buah : 7.76 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.99 g Produktivitas : ton/ha

70 57 IPB Gambar Lampiran 8. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Lanset Tepi daun : Rata Pangkal daun : Runcing Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih garis ungu Warna anther : Ungu Warna putik : Kuning pucat Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : 19.70cm Diameter batang : 8.68 mm Lebar daun : 2.92 cm Panjang daun : 8.57 cm Panjang tangkai daun : 2.24 cm Umur berbunga : 26 HST Panjang tangkai bunga : 3.03 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 71 HST Jumlah buah : 41 buah Diameter buah : 6.02 mm Tebal kulit buah : 0.96 mm Panjang buah : 7.84 cm Panjang tangkai buah : 3.36 cm Bobot per buah : 6.19 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.92 g Produktivitas : 8.00 ton/ha

71 58 IPB Gambar Lampiran 9. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Tegak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Pendant Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 6 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau muda Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah terang Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 7.45 mm Lebar daun : 3.13 cm Panjang daun : 9.35 cm Panjang tangkai daun : 2.23 cm Umur berbunga : 25 HST Panjang tangkai bunga : 3.11 cm Jumlah bunga : 29 Umur panen : 72 HST Jumlah buah : 39 buah Diameter buah : 8.02 mm Tebal kulit buah : 1.09 mm Panjang buah : 7.94 cm Panjang tangkai buah : 3.25 cm Bobot per buah : 7.13 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.13 g Produktivitas : 8.84 ton/ha

72 59 IPB Gambar Lampiran 10. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih kekuningan Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 5 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 7 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 7.55 mm Lebar daun : 3.75 cm Panjang daun : 8.68 cm Panjang tangkai daun : 1.81 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 3.31 cm Jumlah bunga : 30 Umur panen : 71 HST Jumlah buah : 51 buah Diameter buah : 8.91 mm Tebal kulit buah : 1.37 mm Panjang buah : 8.26 cm Panjang tangkai buah : 3.75 cm Bobot per buah : 9.35 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.45 g Produktivitas : ton/ha

73 60 IPB Gambar Lampiran 11. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau tua Bentuk daun : Oval Tepi daun : Rata Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Agak berbulu Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau muda Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Pipih Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Tumpul Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 7 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : mm Lebar daun : 2.66 cm Panjang daun : 8.92 cm Panjang tangkai daun : 2.50 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 2.98 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 70 HST Jumlah buah : 54 buah Diameter buah : 7.69 mm Tebal kulit buah : 1.55 mm Panjang buah : 8.67 cm Panjang tangkai buah : 3.48 cm Bobot per buah : 5.59 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.93 g Produktivitas : 9.68 ton/ha

74 61 IPB Gambar Lampiran 12. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau garis ungu Bentuk daun : Oval Tepi daun : Rata Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Meruncing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau muda Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau muda Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 6 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 7.06 mm Lebar daun : 3.05 cm Panjang daun : 8.35 cm Panjang tangkai daun : 1.86 cm Umur berbunga : 25 HST Panjang tangkai bunga : 2.47 cm Jumlah bunga : 25 Umur panen : 74 HST Jumlah buah : 42 buah Diameter buah : 7.13 mm Tebal kulit buah : 1.35 mm Panjang buah : cm Panjang tangkai buah : 2.77 cm Bobot per buah : 5.85 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.24 g Produktivitas : 7.91 ton/ha

75 62 IPB Gambar Lampiran 13. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Lanset Tepi daun : Rata Pangkal daun : Runcing Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Agak berbulu Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih kekuningan Bentuk biji : Pipih Warna kelopak : Hijau muda Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 4 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Agak Gerigi Pangkal buah : Tumpul Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau muda Warna buah Intermediate : Hitam Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 8.15 mm Lebar daun : 3.06 cm Panjang daun : 7.85 cm Panjang tangkai daun : 2.15 cm Umur berbunga : 25 HST Panjang tangkai bunga : 3.45 cm Jumlah bunga : 33 Umur panen : 68 HST Jumlah buah : 54 buah Diameter buah : 6.51 mm Tebal kulit buah : 1.75 mm Panjang buah : 9.25 cm Panjang tangkai buah : 3.84 cm Bobot per buah : 6.37 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.84 g Produktivitas : ton/ha

76 63 IPB Gambar Lampiran 14. Tanaman Cabai Galur IPB Nama galur : IPB Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau tua Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Agak Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 7 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 6.88 mm Lebar daun : 3.42 cm Panjang daun : 8.09 cm Panjang tangkai daun : 2.88 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 2.90 cm Jumlah bunga : 31 Umur panen : 79 HST Jumlah buah : 38 buah Diameter buah : 9.67 mm Tebal kulit buah : 2.03 mm Panjang buah : 8.85 cm Panjang tangkai buah : 3.27 cm Bobot per buah : 8.31 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.67 g Produktivitas : ton/ha

77 64 Gelora Gambar Lampiran 15. Tanaman Cabai Varietas Gelora Nama varietas : Gelora Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih kekuningan Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 6 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Tumpul Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau tua Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 5.99 mm Lebar daun : 2.74 cm Panjang daun : 8.28 cm Panjang tangkai daun : 2.14 cm Umur berbunga : 29 HST Panjang tangkai bunga : 2.61 cm Jumlah bunga : 20 Umur panen : 85 HST Jumlah buah : 39 buah Diameter buah : 8.26 mm Tebal kulit buah : 1.07 mm Panjang buah : 7.71 cm Panjang tangkai buah : 2.92 cm Bobot per buah : 7.46 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.33 g Produktivitas : 9.20 ton/ha

78 65 Lembang-1 Gambar Lampiran 16. Tanaman Cabai Varietas Lembang-1 Nama Varietas : Lembang-1 Habitus tanaman : Menyebar Warna batang : Hijau Bentuk daun : Lanset Tepi daun : Rata Pangkal daun : Runcing Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Agak berbulu Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau muda Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Kuning kecokelatan Bentuk biji : Pipih Warna kelopak : Hijau Warna mahkota : Putih Warna anther : Biru Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Tumpul Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 8.45 mm Lebar daun : 3.23 cm Panjang daun : 7.84 cm Panjang tangkai daun : 2.04 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 3.20 cm Jumlah bunga : 22 Umur panen : 74 HST Jumlah buah : 40 buah Diameter buah : 6.20 mm Tebal kulit buah : 1.00 mm Panjang buah : 9.01 cm Panjang tangkai buah : 3.39 cm Bobot per buah : 6.58 g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 3.69 g Produktivitas : 8.33 ton/ha

79 66 Tit Super Gambar Lampiran 17. Tanaman Cabai Varietas Tit Super Nama Varietas : Tit Super Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Pendant Warna biji : Putih Bentuk biji : Ginjal Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 5 Bentuk buah : Campanulate Permukaan kulit buah : Semi keriting Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Sunken Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Hitam Warna buah masak : Merah tua Daya simpan buah : 9 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 9.24 mm Lebar daun : 2.75 cm Panjang daun : 8.10 cm Panjang tangkai daun : 2.00 cm Umur berbunga : 24 HST Panjang tangkai bunga : 2.51 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 70 HST Jumlah buah : 45 buah Diameter buah : mm Tebal kulit buah : 1.31 mm Panjang buah : 7.84 cm Panjang tangkai buah : 2.69 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.29 g Produktivitas : ton/ha

80 67 Tombak Gambar Lampiran 18. Tanaman Cabai Varietas TOmbak Nama Varietas : Tombak Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Ombak Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Agak berbulu Warna daun bagian atas : Hijau tua Warna daun bagian bawah : Hijau muda Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih kekuningan Bentuk biji : Membulat Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 5 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Cokelat Warna buah masak : Merah Daya simpan buah : 7 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : mm Lebar daun : 2.75 cm Panjang daun : 8.27 cm Panjang tangkai daun : 2.25 cm Umur berbunga : 27 HST Panjang tangkai bunga : 3.60 cm Jumlah bunga : 28 Umur panen : 84 HST Jumlah buah : 46 buah Diameter buah : mm Tebal kulit buah : 1.95 mm Panjang buah : cm Panjang tangkai buah : 4.00 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 4.28 g Produktivitas : ton/ha

81 68 Trisula Gambar Lampiran 19. Tanaman Cabai Varietas Trisula Nama Varietas : Trisula Habitus tanaman : Kompak Warna batang : Hijau Bentuk daun : Oval Tepi daun : Rata Pangkal daun : Tumpul Ujung daun : Runcing Permukaan atas daun : Licin Permukaan bawah daun : Licin Warna daun bagian atas : Hijau Warna daun bagian bawah : Hijau Warna tangkai bunga : Hijau Bentuk bunga : Intermediate Warna biji : Putih Bentuk biji : Membulat Warna kelopak : Hijau tua Warna mahkota : Putih Warna anther : Ungu Warna putik : Putih Jumlah anther : 6 Jumlah helai mahkota : 4 Bentuk buah : Memanjang Permukaan kulit buah : Halus Tepi buah : Agak gerigi Pangkal buah : Romping Ujung buah : Pointed Warna buah muda : Hijau Warna buah Intermediate : Hitam Warna buah masak : Merah terang Daya simpan buah : 8 hari Lebar tajuk : cm Tinggi tanaman : cm Tinggi dikotomous : cm Diameter batang : 9.58 mm Lebar daun : 2.74 cm Panjang daun : 8.01 cm Panjang tangkai daun : 1.82 cm Umur berbunga : 20 HST Panjang tangkai bunga : 2.55 cm Jumlah bunga : 24 Umur panen : 69 HST Jumlah buah : 48 buah Diameter buah : 9.51 mm Tebal kulit buah : 1.51 mm Panjang buah : 9.89 cm Panjang tangkai buah : 2.81 cm Bobot per buah : g Bobot total per tanaman : g Bobot 1000 biji : 5.03 g Produktivitas : ton/ha

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, dan genus Capsicum. Tanaman ini berasal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi penelitian terletak di Kebun Percobaan Leuwikopo. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang biasa untuk penanaman cabai, sehingga sebelum dilakukan penanaman,

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI Makalah Seminar departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO Yield

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Juni 2010. Penanaman di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB, Leuwikopo, Darmaga. Lokasi penanaman berada

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

SELEKSI DAYA HASIL CABAI (Capsicum annuum L.) POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN IPB C110 DENGAN IPB C5 HENDI FERDIANSYAH A

SELEKSI DAYA HASIL CABAI (Capsicum annuum L.) POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN IPB C110 DENGAN IPB C5 HENDI FERDIANSYAH A SELEKSI DAYA HASIL CABAI (Capsicum annuum L.) POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN IPB C110 DENGAN IPB C5 HENDI FERDIANSYAH A24061762 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN. Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A

UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN. Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A24070011 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN S. ANDRA MASTAUFAN.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI Oleh Wahyu Kaharjanti A34404014 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 EVALUASI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data 17 BAHAN DAN METODE Studi pewarisan ini terdiri dari dua penelitian yang menggunakan galur persilangan berbeda yaitu (1) studi pewarisan persilangan antara cabai besar dengan cabai rawit, (2) studi pewarisan

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A34304035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DIMAS PURWO ANGGORO.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum

UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum i UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum Oleh : LIA MARLIYANTI A24070103 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum

Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Yield and Resistance to Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum acutatum of

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN

7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS Dr. Rahmi Yunianti, SP, MSi PENDAHULUAN Cabai: Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Kebun percobaan Petani Ciherang. Kebun ini terletak di Ciherang pada ketinggian 250 m dpl. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A 1 EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A24061758 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo Horticulture Trait Evaluation of IPB Ornamental Pepper Lines in Leuwikopo Experimental Field Alvianti Yaufa Desita 1, Dewi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono Famili Solanaceae Rommy A Laksono Suku terong-terongan atau Solanaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga. Suku ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi bagi kepentingan manusia. Beberapa anggotanya,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA Oleh Fetrie Bestiarini Effendi A01499044 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR RAHMI YUNIANTI 1 dan SRIANI SUJIPRIHATI 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Pascasarjana,

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG. Oleh Sinta Fatmawati A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG. Oleh Sinta Fatmawati A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG Oleh Sinta Fatmawati A34404031 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI Triyani Dumaria DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci