BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Kebun percobaan Petani Ciherang. Kebun ini terletak di Ciherang pada ketinggian 250 m dpl. Berdasarkan penelitian sebelumnya, lahan tersebut mendapat sinar matahari langsung untuk pertumbuhan semangka dan aman dari pencurian. Periode percobaan dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2007, dari mulai perlakuan dengan kolkisin di laboratorium sampai pemanenan semangka di lapang. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian I adalah benih F4 genotipe 14 (genotipe 14 selfing pada ulangan satu dan 14 OP pada ulangan dua) dan 24-2 (genotipe 24-2 hijau pada ulangan satu dan 24-2 lurik pada ulangan dua). Benih ini adalah benih hasil persilangan dalam salah satu tahap perakitan semangka tanpa biji tahan penyakit layu fusarium (Kiara x Hokky Star). Pada penelitian II digunakan benih genotipe 20-2, 17OP, 4-2 lurik, 9-2, 16-2, 29, dan 19OP. Bahan lain yang digunakan adalah kolkisin, DMSO (sebagai pelarut), aquades (sebagai pelarut), air, kapas, tissue, cat kuku bening, media tanam, pupuk, dan pestisida. Pupuk dan pestisida yang digunakan adalah pupuk kandang, NPK mutiara, Gandasil D, Kelthine, Furadan, Dithane, Curacron, Decis, Kanon, Suprasid dan herbisida. Alat-alat yang digunakan selama percobaan adalah alat pembuat larutan kolkisin (pipet, pinset, pisau catter, gelas ukur, pengaduk, erlenmeyer, timbangan digital, sarung tangan, masker), alat perendaman larutan kolkisin (cawan petri, pinset, sendok), alat penetes larutan kolkisin (pipet, suntikan, gelas ukur), tray untuk menyemai benih, alat selfing/crossing (label, kertas minyak untuk sungkup, tali, spidol permanen), alat pengamatan tanaman di lapang (munsell color chart, jangka sorong, meteran), alat pengambilan contoh stomata di lapang (pinset, silotip, preparat, cat kuku bening), alat ekstraksi (saringan, wadah benih, sendok, pisau, kertas label), alat pengamatan pasca panen (handrefraktometer, timbangan

2 digital, meteran), dan peralatan pengamatan stomata (mikroskop, milimeter mikroskop, preparat), serta sarana produksi tanaman (saprotan). Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua penelitian, yaitu : 1. Penelitian I terdiri dari kombinasi perlakuan lama perendaman dan konsentrasi penetesan larutan kolkisin, yaitu : P0 = Perendaman dengan air selama 36 jam, tanpa penetesan larutan kolkisin P1 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 12 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.1% P2 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 24 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.1% P3 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 36 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.1% P4 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 12 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.2% P5 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 24 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.2% P6 = Perendaman larutan kolkisin 0.02% selama 36 jam dan penetesan larutan kolkisin 0.2% Penelitian I menggunakan dua galur yaitu galur 1 (14) yang diulang tiga kali dan galur 2 (24-2) diulang dua kali. Total terdapat 35 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan 30 benih semangka. Total kebutuhan benih galur 1 adalah 630 benih dan galur 2 sebanyak 420 benih. 2. Penelitian II mengkaji keragaan kombinasi perlakuan (P5) pada 7 genotipe semangka dari penelitian I. Percobaan ini terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu perlakuan 7 genotipe semangka (G) : G1 = Genotipe 20-2 G2 = Genotipe 17OP G3 = Genotipe 4-2 lurik G4 = Genotipe 9-2 G5 = Genotipe 16-2

3 G6 = Genotipe 29 G7 = Genotipe 19OP Faktor kedua adalah perlakuan dengan atau tanpa kolkisin (K) : K0 = Tanpa perlakuan kolkisin K1 = Dengan perlakuan kolkisin Masing-masing perlakuan terdiri dari dua ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 28 satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari 30 benih semangka. Total kebutuhan benih sebanyak 840 benih. Penelitian I dianalisis menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor. Model rancangan yang digunakan adalah : Y ij = µ + P i + K j + ε ij Keterangan : Yij : Respon dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j µ : Nilai rataan umum P i K j ε ij : Pengaruh aditif perlakuan ke-i : Pengaruh aditif ulangan ke-j : Galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Penelitian II dianalisis menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor (Factorial Design). Model rancangan yang digunakan adalah : Y ijk = µ + T i + C j + (TC) ij + G k + ε ijk Keterangan : Y ijk : Nilai pengamatan dari perlakuan genotipe ke-i dan perlakuan dengan atau tanpa kolkisin ke-j pada ulangan ke-k µ : Nilai rataan umum T i C j (TC) ij G k ε ijk : Pengaruh aditif perlakuan genotipe ke-i : Pengaruh aditif perlakuan dengan atau tanpa kolkisin ke-j : Pengaruh interaksi genotipe ke-i dan kolkisin ke-j : Pengaruh kelompok ke-k : Pengaruh lingkungan (galat) dari genotipe ke-i, dengan atau tanpa kolkisin ke-j, dan kelompok ke-k Data diolah dengan sidik ragam dan analisis uji lanjut menggunakan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

4 Pelaksanaan Percobaan Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Penelitian I adalah perlakuan lama perendaman dan konsentrasi penetesan larutan kolkisin terhadap dua galur, pengamatan dilakukan secara terpisah. Penelitian II menggunakan perlakuan 7 genotipe semangka yang diberi perlakuan dari penelitian I yang berdasarkan literatur dianggap paling efektif. Persiapan Laboratorium Penelitian I : Bahan dan alat yang akan digunakan untuk media semai, pembuatan larutan kolkisin, dan perendaman benih dalam larutan kolkisin disiapkan terlebih dahulu. Media tanam yang akan digunakan untuk menyemai benih disterilkan pada suhu 150 o C selama 3 jam. Bahan dan alat untuk pembuatan larutan kolkisin diantaranya serbuk kolkisin, DMSO (pelarut), aquades (pelarut), pipet, pinset, pisau catter, gelas ukur, pengaduk, erlenmeyer, timbangan digital, sarung tangan, dan masker. Jumlah kebutuhan serbuk kolkisin yang akan digunakan, dihitung kemudian ditimbang sesuai perhitungan kebutuhan. Demikian pula dengan DMSO, dihitung dan dicampurkan dengan kolkisin. Kemudian ditambahkan aquades hingga tepat pada tera yang diinginkan. Perendaman benih semangka dalam larutan kolkisin 0.02% dengan 0.2% DMSO sesuai perlakuan, memerlukan larutan kolkisin sebanyak 600 ml yang dibuat dari 0.12 g kolkisin, 12 ml DMSO, dan ml aquades. Kemudian pembuatan larutan kolkisin 0.1% dengan 0.2% DMSO untuk perlakuan penetesan kolkisin sebanyak 90 ml, dibutuhkan 0.09 g kolkisin, 1.8 ml DMSO dan 8.11 ml aquades. Sedangkan pembuatan larutan kolkisin 0.2% dengan 0.2% DMSO untuk perlakuan penetesan kolkisin sebanyak 90 ml, dibutuhkan 0.18 g serbuk kolkisin, 1.8 ml DMSO dan ml aquades. Benih-benih yang akan digunakan dalam perlakuan penelitian, direndam dahulu dalam fungisida selama lima menit. Setelah itu dicuci hingga benar-benar bersih dengan air mengalir. Kegiatan ini dilakukan agar benih terbebas dari jamur yang dapat mengganggu. Perendaman benih dalam larutan kolkisin dilakukan dalam cawan petri sebanyak 30 buah yang didalamnya telah dilapisi kapas,

5 kemudian dimasukkan larutan kolkisin 0.02% sebanyak 20 ml tiap cawan petri. Tujuan dari pemberian kapas adalah agar benih tidak mengambang pada permukaan larutan saja dan seluruh permukaan benih dapat terkena larutan kolkisin, tetapi diusahakan benih tidak terendam seluruhnya dalam larutan. Hal tersebut dapat membantu keberhasilan penggandaan kromosom, tetapi benih tetap memperoleh oksigen yang cukup. Penelitian II : Persiapan penelitian II di laboratorium sama dengan penelitian I, kecuali pada jumlah kebutuhan bahan yang akan digunakan dan genotipe benih yang dijadikan sebagai perlakuan penelitian II ini. Pada penelitian II, dibutuhkan larutan kolkisin 0.02% dengan 0.2% DMSO sebanyak 300 ml untuk perendaman benih semangka, yang dibuat dari 0.06 g kolkisin, 0.6 ml DMSO, dan ml aquades. Kemudian pembuatan larutan kolkisin 0.2% dengan 0.2% DMSO sebanyak 110 ml untuk penetesan kecambah semangka. Larutan ini dibuat dari 0.22 g kolkisin, 2.2 ml DMSO, dan ml aquades. Perendaman Kolkisin Benih yang telah direndam dalam fungisida tersebut kemudian diletakkan dalam cawan petri yang telah berisi lapisan kapas dan larutan kolkisin 0.02% dengan 0.2% DMSO. Tiap cawan petri dimasukkan 30 benih semangka. Harus dipastikan seluruh benih semangka tersebut rata memperoleh larutan kolkisin. Setelah itu, cawan petri ditutup dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Benih-benih tersebut direndam sesuai dengan faktor perlakuan dan taraf yang diberikan. Penelitian I : Galur 1 (14) terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan dan kontrol tiap ulangan. Yaitu P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 (kontrol). Kontrol ulangan 1 (14 selfing), kontrol ulangan 2 (14 OP), dan kontrol ulangan 3 (14 selfing dan 14 OP). Sehingga digunakan 18 cawan petri untuk perlakuan dan 3 cawan petri untuk kontrol. Galur 2 terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan dua ulangan dan kontrol

6 tiap ulangan. Yaitu P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 (kontrol). Kontrol ulangan 1 (24-2 hijau), dan kontrol ulangan 2 (24-2 lurik). Galur dua menggunakan 12 cawan petri untuk perlakuan dan 2 cawan petri untuk kontrol. Benih kontrol direndam dalam air suling selama 36 jam. Penelitian II : Perlakuan genotipe diantaranya G1 (20-2), G2 (17OP), G3 (4-2 lurik), G4 (9-2), G5 (16-2), G6 (29), dan G7 (19OP). Perlakuan kolkisin terdiri dari K0 (kontrol), yaitu genotipe yang tidak diberi kolkisin, dan K1 yaitu genotipe yang diberi kolkisin. Jumlah benih yang digunakan untuk masing-masing genotipe perlakuan dan kontrol sebanyak 30 buah. Sehingga perendaman larutan kolkisin 0.02% dengan 0.2% DMSO dilakukan menggunakan cawan petri yang telah disiapkan sebanyak 7 buah perlakuan dengan kolkisin dan 7 buah kontrol (air suling) dengan dua ulangan. Sehingga total terdapat 28 buah satuan percobaan. Persemaian dan Penetesan Setelah direndam, benih dari tiap perlakuan dalam cawan petri dicuci beberapa kali hingga benar-benar bersih dengan air mengalir. Hal ini untuk menjaga agar larutan kolkisin yang tersisa tidak mematikan atau menghambat pertumbuhan benih. Sebab, bila direndam terlalu lama penggandaan dapat terus berlangsung dan sel-sel dalam benih terganggu. Penelitian I : Benih yang telah bersih segera ditanam dalam tray persemaian yang sebelumnya telah diisi dengan media tanam yang telah disterilkan. Penanaman benih disesuaikan dengan perlakuan lama perendaman, konsentrasi penetesan larutan kolkisin, dan galur yang digunakan. Penanaman benih 12 jam pertama adalah untuk kombinasi perlakuan P1 dan P4 pada ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 (14) serta ulangan 1 dan 2 untuk galur 2 (24-2). Penanaman benih 24 jam perendaman kolkisin adalah untuk kombinasi perlakuan P2 dan P5 pada ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 serta ulangan 1 dan 2 untuk galur 2. Terakhir adalah

7 penanaman benih setelah 36 jam perendaman kolkisin, yakni kombinasi perlakuan P3 dan P6 pada ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 serta ulangan 1 dan 2 untuk galur 2. Benih kontrol ditanam setelah 36 jam perendaman dalam air suling, yaitu kontrol ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 dan kontrol ulangan 1 dan 2 untuk galur 2. Benih dibiarkan tumbuh selama kira-kira satu minggu atau sampai daun pertama muncul. Penetesan dilakukan pada titik tumbuh kecambah. Setelah daun pertama muncul, diteteskan larutan kolkisin 0,1% dengan 0.2% DMSO pada kombinasi perlakuan P1, P2, dan P3 ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 dan ulangan 1 dan 2 untuk galur 2. Kemudian penetesan larutan kolkisin 0.2% dengan 0.2% DMSO dilakukan pada kombinasi perlakuan P4, P5, dan P6 ulangan 1, 2, dan 3 untuk galur 1 dan ulangan 1 dan 2 untuk galur 2. Penetesan dilakukan selama 4 hari sebanyak 6 kali penetesan dengan dosis tiap penetesan adalah 1 tetes per tanaman pada titik tumbuh kecambah. Sehingga tiap tanaman akan mendapat 6 tetes larutan kolkisin sesuai dengan perlakuan. Penetesan dilakukan menggunakan pipet. Penetesan pertama dilakukan pada sore hari (± pukul 17.00). Penetesan kedua dan ketiga dilakukan pada pagi hari (± pukul 07.00) dan sore hari (± pukul 17.00) pada hari yang sama. Demikian pula untuk penetesan keempat dan kelima. Penetesan hari terakhir yaitu penetesan keenam dilakukan pada pagi hari (± pukul 07.00). Salah satu sifat larutan kolkisin adalah mudah menguap jika terkena panas. Oleh karena itu, penetesan yang dilakukan pada pagi dan sore hari bertujuan agar larutan kolkisin yang diteteskan tidak mudah menguap, sehingga perlakuan penetesan dapat efektif terhadap penggandaan kromosom. Penelitian II : Benih-benih tiap genotipe yang telah dicuci bersih langsung ditanam di lapang. Tidak disemai terlebih dahulu dalam tray seperti pada penelitian I. Benih ditanam sesuai dengan perlakuan dan lay out percobaan di lapang. Jumlah, dosis, dan waktu penetesan larutan kolkisin sama seperti penelitian I. Hanya saja, konsentrasi kolkisin untuk penetesan penelitian II adalah 0.2% dengan 0.2% DMSO pada semua genotipe perlakuan, yaitu G1, G2, G3, G4, G5, G6, dan G7.

8 Penetesan dilakukan menggunakan pipet dan suntikan. Satu kali tetes atau suntik mengandung ± 0.05 ml larutan kolkisin sama seperti pada penelitian I. Selama beberapa hari setelah penetesan pertumbuhan kecambah akan sangat lemah. Dua minggu kemudian, bibit yang poliploidi sudah dapat diamati untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya. Bibit poliploidi daunnya menjadi lebih tebal dan bulat, pertumbuhan daun tampak bergerombol pada titik tumbuh, warna daunnya hijau lebih gelap, daunnya mengandung lilin lebih banyak, dan ukuran tubuhnya lebih besar. Persiapan Lahan Lahan dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tanaman, atau batu-batu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama tanaman voluntir, sisa pertanaman sebelumnya. Lahan digemburkan dengan cangkul. Kemudian dipasang mulsa perak hitam. Mulsa dilubangi dengan jarak tanam 1 m antar tanaman dalam satu perlakuan dan 1.5 m antar perlakuan. Lubang yang telah dibuat kemudian diberi pupuk kandang yang telah matang dengan dosis 2 kg per lubang. Kegiatan ini dilakukan dua minggu sebelum tanam. Penelitian I : Seluruh bibit tanaman semangka tiap perlakuan yang dapat ditanam, dipindahkan ke lapang. Penanaman galur 1 sebanyak 117 bibit, untuk ulangan 1 dan 2 terdapat dalam satu bedeng, pemisah antar ulangan adalah jarak tanam sebesar 1.5 m. Sedangkan ulangan 3 terdapat pada bedeng yang berbeda. Jarak antar bedeng sebesar 0.5 m. Sehingga total lahan yang dibutuhkan adalah m 2. Sedangkan untuk galur 2 sebanyak 29 bibit, ulangan 1 dan 2 terdapat pada bedeng yang sama dan dipisahkan dengan jarak tanam sebesar 1.5 m. Luas lahan yang diperlukan adalah m 2. Penelitian II : Persiapan lahan sama seperti pada penelitian I, karena penelitian II dilaksanakan setelah penelitian I ditanam. Perbedaannya adalah jumlah lubang tanam dan luas lahan yang digunakan. Penanaman penelitian II adalah dua benih

9 per lubang pada 10 lubang untuk masing-masing perlakuan genotipe dan kontrol. Jarak tanam dan jarak antar bedeng sama seperti penelitian I. Benih ditanam dalam dua kelompok bedeng. Bedeng 1 untuk ulangan 1 dan bedeng 2 untuk ulangan 2. Masing-masing ulangan terdiri dari 7 perlakuan genotipe dan kolkisin yang penanamannya di lapang diacak berdasarkan Tabel Bilangan Teracak. Total lahan yang dibutuhkan adalah sebesar m 2. Lahan ini berasal dari lahan galur 2 dan galur 1 ulangan tiga pada penelitian I yang tidak dapat bertahan hidup, sehingga ditanami kembali untuk penelitian II. Penanaman di Lapang Penelitian I : Bibit berumur 14 hari atau setelah muncul 2-4 daun sejati, ditanam di lapang pada tanggal 20 Mei Satu bibit untuk satu lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Penanaman teratur sesuai dengan perlakuan dan ulangan pada lay out perancangan percobaan. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu di siang harinya. Bibit diambil hati-hati dengan membawa serta media semai dari dalam tray kemudian ditanam dalam lubang tanam. Setelah itu, ditaburi sedikit furadan pada tanahnya dan disiram dengan air secukupnya, agar tanah yang baru menyatu dengan tanah yang lama dari persemaian. Tiap bedeng dan perlakuan tanaman diberi label atau patok tanda sebagai identitas yang penting untuk pengamatan. Penelitian II : Penelitian II penanamannya dilakukan langsung dalam bentuk biji segera setelah perendaman benih dalam larutan kolkisin 0.02% dan 0.2% DMSO pada tanggal 2 Juni Masing-masing genotipe yaitu G1, G2, G3, G4, G5, G6, dan G7, ditanam 2 benih per lubang dalam 10 lubang, baik untuk perlakuan kolkisin (K1) maupun kontrol (K0). Kemudian ditaburi sedikit furadan di atas tanahnya. Sedangkan 10 benih sisanya digunakan untuk menyulam pada 1 MST. Penanaman dua benih per lubang ditujukan untuk menjaga agar tetap terdapat tanaman tiap perlakuan yang dapat diamati, minimal tiga tanaman tiap perlakuan. Waktu dan cara penanaman sama seperti penelitian I. Tiap bedeng dan perlakuan tanaman

10 juga diberi label atau patok tanda sebagai identitas yang penting untuk pengamatan. Pemupukan dan Penyemprotan Pupuk kandang diberikan pada saat akan tanam. Pupuk lain yang digunakan adalah NPK mutiara. Pemupukan pertama dilakukan pada 10 HST. Dosis setiap pemupukan adalah 5 gram dalam 10 L dan setiap tanaman akan mendapat 200 ml pupuk. Maka dosis pemupukan tiap tanaman per minggu adalah 0.1 gram NPK mutiara. Pemupukan dilakukan satu minggu sekali pada pagi hari. Pemupukan awal dicampur dengan Dithane atau Antracol untuk membunuh jamur yang mengganggu bibit tanaman dan Gandasil D untuk memperkuat daun. Herbisida digunakan pada saat akan tanam untuk mematikan gulma dan sisa tanaman sebelumnya (voluntir). Penyemprotan pestisida lain dilakukan untuk menjaga agar tidak terserang hama maupun penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan tanaman. Penyemprotan pemeliharaan dilakukan satu minggu sekali dan menjadi dua kali seminggu saat serangan hama atau penyakit meningkat. Decis, Curacron, dan Kelthane digunakan untuk menanggulangi serangga seperti oteng-oteng. Kanon dan Suprasid digunakan untuk membasmi kutu yang menyerang. Dosis penyemprotan berdasarkan petunjuk pemakaian pada kemasan. Pemeliharaan Sinar matahari penuh sangat dibutuhkan tanaman semangka. Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan. Penyiraman perlu diperhatikan agar jangan sampai tanah terlalu lembab atau bahkan tergenang dan banjir. Sebab, jika hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan semangka mudah terserang penyakit, terutama layu fusarium. Bedeng harus selalu dibersihkan dari gulma. Penyiangan dilakukan dua kali selama masa tanam. Perambatan tanaman diatur agar tanaman tidak tumpang tindih atau memasuki lahan di sebelahnya, sehingga tanaman tumbuh dengan baik serta pengamatan buah dan tanaman tiap perlakuan lebih mudah.

11 Selfing dan Crossing Selfing dan crossing dilakukan pada tiap satuan percobaan saat bunga betina telah muncul. Selfing dan crossing pertama dilakukan tanggal 27 Juni pada penelitian I (6 MST). Sedangkan pada penelitian II dilakukan 3 minggu kemudian atau pada pertengahan bulan Juli. Selfing dan crossing dilakukan secara rutin yaitu setiap dua hari sekali dan terus menerus sampai mendekati masa panen. Usaha ini dilakukan agar setiap bunga yang mekar dapat menjadi buah, baik buah hasil selfing atau crossing selain diserbuki oleh serangga. A B Gambar 3. Kegiatan penyerbukan (selfing dan crossing) pada bunga semangka : A. Pemindahan serbuk sari pada kepala putik, B. Bunga hasil selfing yang telah disungkup. Pengambilan Stomata Stomata diambil dari daun pada tiap tanaman yang diberi perlakuan kolkisin, sedangkan untuk kontrol hanya diambil dari tiga tanaman pada tiap kontrol. Pengambilan stomata dilakukan pada akhir bulan Agustus dari pukul WIB. Pengamatan stomata dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali dan milimeter mikroskop untuk pengukuran diameter stomata. Pemanenan Setelah tanaman berumur lebih kurang tiga bulan ( HST), buah semangka dapat dipanen. Buah semangka masak dapat diketahui dari tangkai buahnya yang menguning atau mulai mengering. Cara lain untuk mengetahui matang tidaknya buah semangka, dapat dilakukan dengan mengetuk-ngetuk buah dengan tangan. Bila suaranya bergema, berarti buah telah siap dipanen.

12 Pemanenan dilakukan hati-hati agar tidak ada buah yang tertukar atau jatuh. Buah diberi label sesuai dengan perlakuan, nomor tanaman, dan tanggal selfing atau crossing. Pengamatan Peubah diamati saat perkecambahan, fase vegetatif, fase generatif, dan pasca panen. Pengamatan fase vegetatif dilakukan selama empat minggu berturutturut, yaitu pada 3, 4, 5, dan 6 MST. Karakter pengamatan peubah kuantitatif diantaranya : 1. Panjang batang tanaman (cm), diukur dari pangkal batang utama di atas tanah hingga pucuk pada 3, 4, 5, dan 6 MST. 2. Jumlah daun, dihitung dari daun pertama yang tumbuh dekat pangkal hingga pucuk pada 3, 4, 5, dan 6 MST. 3. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal tangkai daun hingga ujung daun. 4. Lebar daun (cm), diukur dari tegak lurus panjang daun, pada bagian tengah daun yang terpanjang. 5. Diameter batang (mm), diukur pada lebih kurang 10 cm dari pangkal batang pada permukaan tanah. 6. Jumlah stomata, dihitung berdasarkan kepadatan stomata pada bidang pandang yang sama dan diukur dengan perbesaran 400 kali. Gambar 4. Stomata Anomositik 7. Diameter stomata (mm), diukur menggunakan milimeter mikroskop pada mikroskop dengan perbesaran 400 kali, sehingga 1 mm sama dengan 4 satuan pengukuran. 8. Bobot buah (g), diukur dengan menggunakan timbangan digital. 9. Keliling buah (cm), diukur dari bagian lingkar buah yang terbesar, tegak lurus pangkal dan ujung buah. 10. Panjang buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah.

13 11. Jarak buah yang dipanen (cm), diukur dari pangkal batang utama di atas permukaan tanah hingga tangkai buah yang dipanen. 12. Padatan terlarut total ( 0 Brix), diukur menggunakan handrefraktometer pada bagian pangkal, tengah, dan ujung buah. Karakter kualitatif diantaranya : 1. Warna daun, diukur menggunakan Munsell Color Chart dengan skoring tertentu. 2. Warna kulit buah, ditentukan berdasarkan warna dominan dan ada tidaknya lurik. 3. Warna daging buah, ditentukan dari warna buah yang dominan. Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis ragam dengan uji F untuk melihat adanya perbedaan di antara perlakuan pada penelitian I dan genotipe pada penelitian II. Apabila terdapat perbedaan yang nyata pada uji F, maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5% untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata (Gomez dan Gomez 1995). Analisis data menggunakan software SAS Metode transformasi data yang digunakan pada penelitian I adalah log (x + 1) dan penelitian II adalah (x + 0.5). Transformasi dilakukan pada peubah yang memiliki nilai koefisien keragaman di atas 30%. Pada penelitian I transformasi data dilakukan untuk semua peubah pengamatan karena nilai koefisien keragaman peubah pengamatannya di atas 30%, sedangkan pada penelitian II transformasi data dilakukan pada peubah panjang batang tanaman (4, 5, dan 6 MST), diameter batang (3, 4, 5, dan 6 MST), jumlah daun (6 MST), bobot buah, panjang buah, jarak buah yang dipanen, dan jumlah biji.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN KOLKISIN PADA BENIH SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai) TERHADAP KERAGAAN TANAMAN

PENGARUH PERLAKUAN KOLKISIN PADA BENIH SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai) TERHADAP KERAGAAN TANAMAN PENGARUH PERLAKUAN KOLKISIN PADA BENIH SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai) TERHADAP KERAGAAN TANAMAN Oleh Secondary Putri Sejati A34403027 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data 17 BAHAN DAN METODE Studi pewarisan ini terdiri dari dua penelitian yang menggunakan galur persilangan berbeda yaitu (1) studi pewarisan persilangan antara cabai besar dengan cabai rawit, (2) studi pewarisan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanaan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo, Dramaga dengan jenis tanah latosol Dramaga. Percobaan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2010 sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Produksi Tanaman, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan, Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet 18 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet Kampung Muteran, Pudak Payung, Banyumanik, Semarang dan Laboratorium Fisiologi

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67% III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dengan ketinggian tempat 10 m di atas permukaan iaut.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2015. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan H.R. Soebrantas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci