JENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH
|
|
- Siska Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH VERA ERMANITA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG 2017
2
3 JENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vera Ermanita, Mades Fifendy, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR ermanita.vera@ymail.com ABSTRACK Korong Tanjung is an area of plains and hills, where the surrounding area is not separated from the activities of people who do the burning land and felling of trees are used for plantation. The citizen activity can result in the open or vacant land so the shade for a living fungus disappears. Based on these fact has been conducted to research determine the fungal species diversity of the region, in order not to cause concern with many types of mushrooms are missing and destruction of habitat for fungal growth it self. The purpose of research is to know the types of macro fungi Basidiomycota contained in Korong Tanjung Nagari Kasang District of Batang Anai, Padang Pariaman. The method was used is descriptive survey sampling areas by purposive sampling. Sampling in the field by the method of tracking along the lines of inquiry. Results showed 21 species of macro fungi Basidiomycota that is included in two of the classis, 4 orders, 9 familia and 17 genera. The Order Polyporales (familia Polyporaceae) and the order Agaricales (family Marasmiaceae) is the most common order that there are nine species. Environmental factors were found that temperatures ranging between 28 C - 32 C, humidity 75% - 98% and substrate ph Obtained 21 types of fungi Basidiomycota in Korong Tanjung Nagari Kasang District of Batang Anai, Padang Pariaman. Keywords: Macroscopic Fungi, Basidiomycota. PENDAHULUAN Jamur atau fungi berasal dari kata (fungus atau mashroom atau cendawan). Jamur atau cendawan tidak mempunyai pembuluh dan tidak berkhlorofil, bereproduksi dengan spora (Muzayyinah, 2005). Jamur bersifat heterotrof karena jamur tidak dapat menghasilkan makanannnya sendiri atau bergantung dengan organisme lain. Menurut Darnetti (2006), jamur memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik yang telah mati maupun dari organisme yang masih hidup sehingga jamur dikatakan juga organisme heterotrof. Jamur memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Salah satu jamur yang dapat dilihat secara kasat mata karena ukuran basidiokarpnya (tubuh buah) yang besar termasuk dalam filum Basidiomycota (Waluyanti, 2008). Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2004) dalam Tampubolon (2015), menjelaskan bahwa filum Basidiomycota sering dipresentasikan sebagai jamur makroskopik. Pernyataan ini juga didukung oleh Dwidjoseputro (1978) dalam Tampubolon (2015), yang menerangkan bahwa karakteristik jamur Basidiomycota antara lain kebanyakan makroskopis. Jamur dari filum Basidiomycota merupakan jenis jamur dengan basidiokarp yang tumbuh dalam beraneka bentuk, warna, dan ukuran. Jamur dari filum Basidiomycota merupakan jamur yang tumbuh secara alami di lingkungan sekitar kita, baik itu di tanah lembab, kayu - kayu lapuk atau mati, maupun pada tumpukan sampah. Kebanyakan orang melihat jamur Basidiomycota dalam bentuk cendawan yang tumbuh di jalan setapak dan di kebun (Waluyanti, 2008). Korong Tanjung merupakan salah satu dari sepuluh korong yang terdapat di Nagari Kasang. Tanah di Korong Tanjung ini merupakan tanah ulayat atau tanah leluhur yang mana jika ingin membuat bangunan, perkebunan atau pemukiman hanya perlu dimusyawarahkan dengan keluarga dan pemangku adat saja tanpa meminta izin dari pemerintah setempat. Korong Tanjung merupakan daerah dataran dan perbukitan. Daerah dataran di Korong Tanjung ini dahulunya banyak
4 ditumbuhi oleh pepohonan, untuk memenuhi kebutuhan papan, warga sekitar menebang pohon dan membakar lahan untuk dijadikan tempat tinggal serta utuk tempat berkebun. Begitupun perbukitan di Korong Tanjung ini tidak lepas dari aktivitas warga yang melakukan pembakaran lahan serta penebangan pohon - pohon besar yang dijadikan untuk lahan perkebunan. Aktivitas warga tersebut dapat mengakibatkan tempat terbuka atau lahan kosong sehingga naungan jamur untuk hidup hilang. Hal ini dapat menyebabkan cahaya matahari mengenai jamur secara langsung dan berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup jamur karena kondisi yang demikian dapat menghambat pertumbuhan jamur. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan warga sekitar, sebelum banyak terjadinya penebangan pohon atau peralihan fungsi lahan, daerah ini banyak ditumbuhi pohon - pohon besar. Warga sekitar juga menyatakan bahwa di daerah ini banyak ditumbuhi cendawan yang berbentuk seperti payung (jamur makro) yang hidup pada tanah dan kayu - kayu tumbang yang telah lapuk. Kondisi yang demikian, perlu mendapat perhatian yang lebih mendalam terhadap pertumbuhan jamur karena bila tidak dilakukan penelitian, akan menimbulkan kekhawatiran dengan banyaknya jenis - jenis jamur yang hilang atau punah, banyak pula yang tidak diketahui namanya atau rusaknya habitat bagi pertumbuhan jamur itu sendiri. METODE PENELITIAN Penelitan ini dilakukan bulan Januari 2017 di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Proses identifikasi dilakukan di laboratorium Botani STKIP PGRI Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif. Dalam penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu dengan menentukan titik awal dan melakukan survei di lokasi penelitian yaitu disekitar Bukit Ulu dan permukiman penduduk di daerah Korong Tanjung Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Sedangkan pengambilan sampel jamur di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelusuran langsung di lapangan (tracking) yaitu dengan mengeksplorasi di sepanjang lokasi atau alur penelitian yang berjarak antara ± 20 meter ke arah kiri dan ± 20 meter ke arah kanan dari jalan setapak. Di lapangan, jamur Basidiomycota yang ditemukan di lokasi penelitian diamati, difoto dengan melakukan perbandingan menggunakan penggaris, kemudian dilakukan pengukuran kelembaban udara, suhu udara, dan ph substrat ditempat ditemukannya species jamur, serta mencatat data yang penting seperti habitat atau tempat hidup, dan ciri - ciri jamur Basidiomycota seperti warna tubuh buah, bentuk dan warna permukaan tudung, warna dan bentuk bilah, ada atau tidaknya cincin, warna cincin dan ada atau tidaknya cawan. Kemudian sampel diambil dan dimasukkan ke dalam botol kaca atau toples dan direndam dengan alkohol 70% untuk jamur yang memiliki struktur tubuh lunak. Untuk jamur kering dimasukkan ke dalam botol kaca atau toples yang telah disediakan. Sampel yang berada pada pohon tinggi pengambilan sampel dilakukan dengan memanjat pohon. Setiap jamur yang ditemukan dengan jenis yang sama diambil tiga sampel saja. Sampel jamur dicari sampai tidak ditemukan lagi species yang baru. Selanjutnya sampel tersebut dibawa ke Laboratorium untuk proses selanjutnya. Di Laboratorium, jamur yang telah direndam dengan alkohol 70% dikeluarkan dan diletakkan di atas baki. Sampel jamur Basidiomycota lalu difoto. Kemudian dilakukan pencatatan berdasarkan warna tubuh buah, bentuk dan warna permukaan tudung, warna dan bentuk bilah, ada atau tidaknya cincin, warna cincin, dan ada atau tidaknya cawan serta ukur diameter tudung, panjang tangkai tubuh buah dengan menggunakan jangka sorong dan penggaris. Setelah diidentifikasi, jamur disimpan lagi di dalam botol atau toples dan ditambahkan dengan alkohol 70% dan ditutup rapat. Tujuan penambahan alkohol agar jamur dapat disimpan untuk waktu yang lama dan sebagai koleksi jamur Basidiomycota. Cocokkan data yang telah didapatkan dengan buku - buku referensi seperti buku pedoman yang digunakan dalam pengidentifikasian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Korong Tanjung Nagari Kasang
5 Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman didapatkan 21 jenis jamur makro Basidiomycota yang terdiri dari 2 classis, 4 ordo, 9 familia dan 17 genus (Tabel 1). Species terbanyak terdapat dari ordo Polyporales dan ordo Agaricales yang masing - masing memiliki 9 jenis jamur. Ordo Polyporales terdiri dari 2 familia yaitu familia Polyporaceae dan Ganodermataceae. Familia Polyporaceae memiliki 5 jenis jamur yaitu, Hexagonia tenuis, Polyporus squamosus, Polyporus tenuiculus, Pycnoporus sanguines, Trametes Versicolor. Familia Ganodermataceae memiliki 4 jenis jamur yaitu, Amaroderma longipes, Ganoderma lucidum, Ganoderma sp., Phlebia tremellosa, Lentinus triginus, Lentinus polychrous. Ordo Agaricales yang terdiri dari 5 familia yaitu familia Marasmiaceae, Cortinariaceae, Tricholomataceae, Schyzophyllaceae, Coprinaceae. Familia Marasmiaceae memiliki 3 jenis jamur yaitu, Lentinula raphanica, Marasmius ramealis, dan Marasmius androsaceus. Familia Cortinariaceae memiliki 2 jenis jamur yaitu, Cortinarius iodes dan Gymnopilus aeroginosus Familia Tricholomataceae memiliki 1 jenis jamur yaitu, Collybia aurea. Familia Schyzophyllaceae memiliki 1 jenis jamur yaitu Schyzophyllum commune. Familia Coprinaceae memiliki 2 jenis jamur yaitu, Panaeolus acuminatus dan Coprinus disseminates. Familia Lentinaceae yang merupakan ordo dari Aphyllophorales memiliki 2 jenis jamur yaitu Lentinus triginus dan Lentinus polychrous.. Faktor lingkungan jamur makro Basidiomycota yang ditemukan di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman diketahui suhu udara berkisar antara 27 C - 32 C, kelembapan udara berkisar antara 75% - 98% dan ph substrat berkisar antara 6,0-7,0. Tabel 1. Jenis jamur makro Basidiomycota yang terdapat di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Classis Ordo Familia Genus Species Holobasidiomycete s Heterobasidiomyce tes Agaricales Polyporales Aphyllophora les Auriculariales Marasmiaceae Cortinariaceae Tricholomataceae Schyzophyllaceae Coprinaceae Polyporaceae Ganodermataceae Lentinaceae Auriculariaceae PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang pariaman, diperoleh 21 jenis jamur makro Basidiomycota yang terdiri dari 2 classis, 4 ordo, 9 familia, dan 17 genus. Kawasan ini ditemukan jamur dari familia Lentinula Marasmius Cortinarius Gymnopilus Collybia Schyzophyllum Panaeolus Coprinus Hexagonia Polyporus Pycnoporus Trametes Amaroderma Ganoderma Phlebia Lentinus 1. Lentinula raphanica 2. Marasmius androsaceus 3. Marasmius ramealis 4. Cortinarius iodes 5. Gymnopilus aeroginosus 6. Collybia aurea 7. Schyzophyllum commune 8. Panaeolus acuminatus 9. Coprinus disseminatus 10. Hexagonia tenuis 11. Polyporus squamosus 12. Polyporus tenuiculus 13. Pycnoporus sanguines 14. Trametes Versicolor 15. Amaroderma longipes 16. Ganoderma lucidum 17. Ganoderma sp. 18. Phlebia tremellosa 19. Lentinus triginus 20. Lentinus polychrous Auricularia 21. Auricularia auricula - judae Polyporaceae yaitu sebanyak 5 jenis jamur dari 4 genus yaitu, Hexogonia, Polyporus, Pycnoporus dan Trametes. Adapun jenis jamur tersebut yaitu Pycnoporus sanguineus, Trametes versicolor, Polyporus tenuiculus, Polyporus squamosus, dan Hexogonia tenuis. Jamur dari familia Polyporaceae ini memiliki ciri - ciri pada umumnya berbentuk
6 kipas atau setengah lingkaran, tidak memiliki tangkai sehingga jamur ini melekat pada pohon atau kayu lapuk. Memiliki warna yang mencolok dan memiliki tekstur garis melingkar pada tubuh buah. Menurut Tjitrosoepomo (2009), jamur dari familia Polyporaceae memiliki tubuh buah yang besar berupa kipas yang dapat berumur beberapa tahun dan berstruktur keras berkayu sehingga familia ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik diberbagai tempat pada ketinggian yang berbeda dengan kelembapan yang tinggi. Jamur ini juga membentuk himenofora atau buluh - buluh (pori) yang dilihat dari luar berupa lubang - lubang. Ditemukan jamur dari familia Ganodermataceae dengan 4 species yang memiliki tubuh buah berbentuk setengah lingkaran, dengan basidiokarp yang keras dan tebal. Jamur ini banyak tumbuh pada kayu lapuk/kayu mati maupun di batang kayu yang masih hidup. Menurut Muzayyinah (2005), jamur ini termasuk jamur perusak kayu, sebagian besar menempel pada pohon yang masih hidup, menyerang holoselulosa kayu dan meninggalkan residu - residu yang kaya akan lignin. Ciri - ciri dari jamur ini adalah memiliki basidioma abadi atau tahunan. Permukaan tudung yang keras, berkerak, bergerigi, atau berlekuk seperti kulit. Ditemukan familia Marasmiceae yang memiliki 3 jenis jamur yaitu, Lentinula raphanica, Marasmius ramealis, dan Marasmius androsaceus. Jamur dari familia Marasmiceae memiliki ciri - ciri tudung buah yang lunak dan tipis, memiliki billah dan stipe yang pendek dan licin. Jamur dari familia Cortinariaceae, Lentinaceae, dan Coprinaceae masing - masing ditemukan 2 jenis jamur. Familia Lentinaceae ini memiliki tudung buah yang berwarna coklat kekuning - kuningan dan di permukaan tudungnya terdapat bulu - bulu halus yang berwarna coklat muda. Jamur ini sebagai saprofit yang berkelompok (koloni) pada kayu - kayu lapuk, hidup pada tempat yang lembab dan ternaungi. Menurut Alexopaulus et al (1986), jamur ini merupakan salah satu jamur kayu. Hal ini dikarenakan jamur ini banyak ditemukan tumbuh di kayu mati. Tubuh buah sangat sulit dibedakan dengan tangkai, memiliki lamella. Margin tudung di gulung ke bawah dan kering ketika tua. Jamur dari familia Cortinariaceae identik dengan ciri - ciri pilleus yang jelas dan berwarna mencolok seperti warna orange kekuning - kuningan. Pada permukaan atas pilleus terdapat titik pusat berwarna coklat. Menurut Alexopaulus et al (1986), sebagian besar species dari familia ini memiliki spora yang berwarna kecoklatan. Kebanyakan hidup di hutan dengan sebagian besar tubuh buah berwarna kuning atau orang. Familia dari Coprinaceae memiliki tudung yang berwarna coklat muda dibagian atas pusat tudung berwarna putih kecoklatan, jamur dari familia ini memiliki stipe yang panjang berkisar antara 3,4-5 cm. Menurut Suriawiria (1986), Coprinus merupakan jamur liar yang dapat hidup dimana mana, serta di tempat - tempat penumbuhan padi, kalau masih muda jamur ini berwarna putih ataupun kekuning - kuningan. Jenis jamur dari familia Schyzophyllaceae yaitu Schyzophyllum commune, memiliki ciri - ciri tubuh buah menyerupai kipas, dengan permukaan tubuh buah ditumbuhi bulu halus. Tubuh buah jamur ini berwarna abu - abu dan memiliki tangkai pendek. Menurut Kuo (2003), jamur ini hidup saprobik pada kayu mati kadang bersifat parasit pada kayu hidup. Tubuh buah berbentuk kipas yang memiliki lebar 1-5 cm. Ordo Auriculariales yang terdiri dari 1 familia hanya terdapat 1 jenis yaitu Auricularia auricula - judae disebut juga dengan jamur kuping karena bentuknya yang menyerupai daun telinga. Jamur ini dapat dikonsumsi dan dijual. Auricularia memiliki tubuh buah yang berwarna coklat dengan struktur yang kenyal seperti jeli, sisi atas tudung yang berlipatan mempunyai lapisan himenium, sisi bawah mempunyai rambut pendek yang amat rapat (Tjitrosoepomo, 1993) Jamur dari familia Tricholomataceae hanya satu ditemukan yaitu dari jenis Collybia aurea. Jamur ini berwarna kuning dengan tudung yang berbentuk cembung dan memiliki titik pusat pada tudungnya yang berwarna coklat. Menurut Hasanuddin (2014), jamur ini sering ditemukan hidup berkelompok (soliter) pada kayu yang hidup dan kayu yang membusuk. Jamur jenis ini dapat dimakan tetapi adapula yang beracun. Berdasarkan jenis - jenis jamur yang telah ditemukan di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten
7 Padang Pariaman memiliki cukup banyak jenis karena di sekitar lokasi penelitian ini banyak dijumpai kayu - kayu lapuk bekas penebangan pohon oleh warga sekitar. Selain itu, ada beberapa titik tempat pengambilan sampel jamur yang lembab serta ternaungi oleh pepohonan yang menyebabkan suhu dan kelembapan daerah tersebut masih terjaga. Suin (2002) menyatakan faktor lingkungan sangat menentukan penyebaran dan pertumbuhan suatu organisme dan setiap species hanya dapat hidup pada kondisi abiotik tertentu yang berada dalam kisaran toleransi tertentu yang cocok bagi organisme tersebut. 4. Schyzopyllum commune Gambar 4. Schyzopyllum commune 5. Polyporus tenuiculus Foto Jamur Yang Ditemukan 1. Lentinula raphanica Gambar 5. Polyporus tenuiculus 6. Panaeolus acuminatus Gambar 1. Lentinula raphanica 2. Marasmius androsaceus Gambar 6. Panaeolus acuminatus 7. Pycnoporus sanguineus Gambar 2. Marasmius androsaceus 3. Collybia aurea Gambar 7. Pycnoporus sanguineus Gambar 3. Collybia aurea
8 8. Ganoderma lucidum Gambar 8. Ganoderma lucidum KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang telah dilakukan di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dapat disimpulkan ditemukan 21 jenis jamur makro Basidiomycota yang terdiri dari 2 classis, 4 ordo, 9 familia, 17 genus dan 21 species. Spesies yang paling banyak ditemukan di lokasi ini adalah dari ordo Agaricales (familia Marasmiceae) dan Polyporales (familia Polyporaceae) dengan 9 species. Species yang paling sedikit ditemukan yaitu dari familia Auriculariales yaitu hanya 1 species. Faktor lingkungan di daerah ini berkisar antara 27 C - 32 C, kelembapan udara berkisar antara 75% - 98% dan ph substrat berkisar antara 6,0-7,0. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian mengenai manfaat dan peranan jamur makro Basidiomycota yang terdapat di Korong Tanjung Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, sehingga akan diketahui keanekaragaman dan peranan dari jamur Makro Basidiomycota pada daerah tersebut. Kuo, M Retriefed from mushroomexpert.com. (Online), schizophyllum_commune.html, diakses 21 Februari Muzayyinah Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Suin, N. M Metoda Ekologi. Padang: Universitas Andalas. Suriawiria, U Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Bandung: Angkasa. Tampubolon, S.D., B. Utomo, Yunasfi Keanekaragaman Jamur Makroskopis Di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara. Jurnal Sains. Vol 11 (1): 177. Tjitrosoepomo, G Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada. Yogyakarta: University Press. Waluyanti Implementasi Hasil Penelitian Biologi (Studi Keanekaragaman Jamur Basidiomycota) Sebagai Sumber Belajar Materi Fungi SMA Kelas X Semester Ganjil Kurikulum KTSP. Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. DAFTAR PUSTAKA Alexopaulus, C.J., C.W. Mims, M. Blackwell Introductory Mycology. Fourth Edition. Singapore: Bisbane Toronto. Darnetty Pengantar Mikologi. Padang: Andalas University Press Hasanuddin Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). Jurnal Biotik. Vol 2 (1):
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Jamur Makroskopis Yang Ditemukan di Hutan Geopark Merangin Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jenis Jamur Makroskopis Yang Ditemukan di Hutan Geopark Merangin Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Lebih terperinciJENIS-JENIS JAMUR MAKRO YANG TERDAPAT DI PERKEBUNAN SAWIT KENAGARIAN DAMAR RUMPUT KECAMATAN AIRPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL E-JURNAL
JENIS-JENIS JAMUR MAKRO YANG TERDAPAT DI PERKEBUNAN SAWIT KENAGARIAN DAMAR RUMPUT KECAMATAN AIRPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL E-JURNAL ICE PUTRI YUNITA NIM. 09010092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi yang telah dilakukan di laboratoriun
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL
INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL NIM. 09010178 SUCI PEBRA JUSANA NIM. 09010112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG
INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL SULIS TYANINGSIH NIM. 10010123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciJENIS-JENIS JAMUR MAKROSKOPIS YANG TERDAPAT DI KAWASAN HUTAN SIMAPETRI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
JENIS-JENIS JAMUR MAKROSKOPIS YANG TERDAPAT DI KAWASAN HUTAN SIMAPETRI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Herry Setia Putra, Abizar, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKRO YANG DITEMUKAN DI BUKIT ACE KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG ABSTRACT
1 KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKRO YANG DITEMUKAN DI BUKIT ACE KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG Eni Sudarwati, Mades Fifendy, Abizar Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciBionature Vol. 12 (2): Hlm: , Oktober 2011 Keanekaragaman ISSN: Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93
Bionature Vol. 12 (2): Hlm: 93-100, Oktober 2011 Keanekaragaman ISSN: 1411-4720 Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93 Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng (Studi
Lebih terperinciInventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam
Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam Inventory Of Macrofungi (Basidiomycetes) At Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam Liska Chairani Harahap 1*, Fauziah
Lebih terperinciMAILA WALUYANTI K
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN BIOLOGI (STUDI KEANEKARAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCOTA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI FUNGI SMA KELAS X SEMESTER GANJIL KURIKULUM KTSP Skripsi Oleh: MAILA WALUYANTI K4303004 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cagar Alam Tangale merupakan salah satu kawasan konservasi di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Cagar Alam Tangale merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang mempunyai luas sekitar 112,5 ha, yang diperuntukan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA (Spesies Diversity of Macroscopic Fungi at arboretum Sylva Universitas Tanjungpura) Iin Annissa, Hanna Artuti Ekamawanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso merupakan Taman Hutan Raya yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Lebih terperinciEKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH
EKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU
KARYA TULIS IDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Merangin terletak di provinsi Jambi dengan luas km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Merangin terletak di provinsi Jambi dengan luas 7.679 km 2 yang berjarak ± 256 km dari ibukota provinsi Jambi. Merangin secara geografis terletak
Lebih terperinciJENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS
JENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS Species of Fungi Basidiomycetes Family Polyporaceae in The
Lebih terperinciKERAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCETES MAKROSKOPIS DI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS
KERAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCETES MAKROSKOPIS DI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS Nur Alam 1, Elis Tambaru 2 As adi Abdullah 2 1. Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciOleh: Rizqi Istiqomah A
EKSPLORASI DAN INVENTARISASI JAMUR KAYU SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS DI EDUPARK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciJENIS JAMUR KAYU MAKROSKOPIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues)
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal. 1-76 JENIS JAMUR KAYU MAKROSKOPIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues) Hasanuddin Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
Lebih terperinciWahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol.11, No.2 Juli 2016
KEANEKARAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCOTA DI HUTAN TROPIS DATARAN RENDAH SUMATERA, INDONESIA (Studi Kasus di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru) Tri Roh Wahyudi 1, Sri Rahayu P
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
INVENTARISASI JAMUR DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan merupakan suatu kawasan atau wilayah yang mendukung kehidupan dari berbagai jenis makhluk hidup termasuk manusia.hutan bukanlah tempat tinggaldari satu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon
TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti
Lebih terperinciJenis-Jenis Jamur Makroskopis di Hutan Hujan Mas Desa Kawat
. Jenis-Jenis Jamur Makroskopis di Hutan Hujan Mas Desa Kawat Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Kiki Anggraini 1, Siti Khotimah 1, Masnur Turnip 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jamur Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa (mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai daerah tropis merupakan sumber yang sangat potensial ditemukannya spesies baru. Banyak pakar yang menduga bahwa daerah tropis memiliki separuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes
Lebih terperinciJAMUR Jamur Yang Tidak Berbahaya
JAMUR Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur
Lebih terperinciJenis-Jenis Jamur Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu
. Jenis-Jenis Jamur Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu Ita Mya Sari 1, Riza Linda 1, Siti Khotimah 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciEKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR KLAS BASIDIOMYCETES DI KAWASAN BUKIT JIMBARAN BALI
EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR KLAS BASIDIOMYCETES DI KAWASAN BUKIT JIMBARAN BALI EXPLORATION AND IDENTIFICATION SPECIES OF BASIDIOMYCETES IN AREAS OF BUKIT JIMBARAN BALI Meitini W. Proborini
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK DI SAMOSIR UTARA KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
INVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK DI SAMOSIR UTARA KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Simanindo) Hasil Penelitian Oleh: FLORA YOLANDA PANJAITAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological
Lebih terperinciBIODIVERSITAS DAN POTENSI JAMUR BASIDOMYCOTA DI KAWASAN KASEPUHAN CISUNGSANG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN
Available online at AL-KAUNIYAH: Journal of Biology Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 10(1), 2017, 9-16 BIODIVERSITAS DAN POTENSI JAMUR BASIDOMYCOTA
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR DI GUNUNG SENUJUH KABUPATEN SAMBAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN FLASH CARD
INVENTARISASI JAMUR DI GUNUNG SENUJUH KABUPATEN SAMBAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN FLASH CARD ARTIKEL PENELITIAN OLEH : NENDA YUNIDA NIM F05108022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PMIPA
Lebih terperinciBiologi dan Siklus Hidup Jamur Merang. subkelas homobasidiomycetes, ordo agaricales, dan famili plutaceae.
Biologi dan Siklus Hidup Jamur Merang Biologi Jamur Merang Dalam taksonomi tumbuhan menurut Widyastuti (2001) jamur merang (Volvariella volvacea Bull. Ex. Fr.) digolongkan kedalam kelas basidiomycetes,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tradisional, daerah terisolir, daerah pertanian lereng-lereng gunung, pulau
TINJAUAN PUSTAKA Eksplorasi Jamur Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Edupark merupakan taman pendidikan yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terletak di dataran rendah pada ketinggian 105 mdpl dengan suhu rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman stroberi (Fragaria holland Newton) merupakan tanaman buah yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia. Tanaman stroberi dapat
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI 2017
ARTIKEL ILMIAH K E A N E K A R A G A M A N J E N I S J A M U R M A K R O S K O P I S D I HUTAN GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI SEBAGAI PENGAYAAN MATERI AJAR MIKOLOGI OLEH T. Frischa. M.S RRA1C412022 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes di Indonesia merupakan salah satu kelompok tumbuhan tingkat rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu
44 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN KARAKTERISASI JAMUR LIAR YANG DAPAT DI KONSUMSI DI DESA WONOJATI KECAMATAN GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR
6-048 INVENTARISASI DAN KARAKTERISASI JAMUR LIAR YANG DAPAT DI KONSUMSI DI DESA WONOJATI KECAMATAN GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR Inventory and Characterization of Wild Edible Mushrooms in
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciLaboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain.
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENYUSUNAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BIOLOGI SMA MELALUI STUDI KEANEKARAGAMAN MAKROFUNGI DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu, setiap manusia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan adalah sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu, setiap manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciSTRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Yefri Oktiva, Rizki, Novi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK Pinus merkusii Jungh et de Vries RAS KERINCI DI RESORT KSDA BUKIT TAPAN, KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT, JAMB1
Media Konservasi Vol. VII, No. 1, Desember 2000 : 9-15 KAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK Pinus merkusii Jungh et de Vries RAS KERINCI DI RESORT KSDA BUKIT TAPAN, KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT, JAMB1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan cara menjelajah keberadaan jamur yang terdapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI
2015 LEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI 4401413046 Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur, serta peranannya bagi
Lebih terperinciPRAKATA. Purwokerto, Agustus Penulis
PRAKATA Skripsi ini ditulis guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana sains pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penulis mengambil topik tentang karakteristik jamur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Kingdom Divisio Class Ordo Famili Genus : Myceteae : Eumycophyta : Basidiomycetes : Aphyllophorales : Ganodermataceae : Ganoderma
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Tiram Putih Jamur tiram putih (Pleurutus ostreatus) termasuk dalam kategori tanaman konsumsi. Jamur ini dinamakan jamur tiram karena tudungnya berbentuk setengah lingkaran
Lebih terperinciLokasi Penelitian Penetapan Lokasi Kajian Analisa Data
PENDAHULUAN Hutan produksi merupakan suatu kawasan hutan tetap yang ditetapkan pemerintah untuk mengemban fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pengelolaan hutan produksi tidak semata hanya untuk mencapai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Pinus Hutan pinus (Pinus merkusii L.) merupakan hutan yang terdiri atas kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Kingdom Divisio Classis Ordo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes yang lazim dikenal dengan nama lumut kerak merupakan jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Dan sesungguhnya berbeda dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciPRAKATA. merupakan laporan hasil penelitian mengenai Inventarisasi Jamur Pelapuk Putih
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia bersama sejumlah negara tropis lain seperti Brazil, Zaire dan Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity).
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JAMUR KELAS BASIDIOMYCETES DI KAWASAN LINDUNG KPHP SORONG SELATAN
Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 KEANEKARAGAMAN JAMUR KELAS BASIDIOMYCETES
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).
A. Bagan Alir Penelitian III. METODE PENELITIAN Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian Strata I (100-199 m ) Strata VII (700-799 m ) Strata II (200-299 m ) Strata VI (600-699 m ) Strata III (300-399
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Jamur dapat tumbuh dengan mudah sehingga banyak dijumpai di alam bebas. Namun tidak semua jenis jamur yang dapat dikonsumsi masyarakat, masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya. adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang terletak di Desa Hargo Binangun, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat 1. Alat alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium 2. Neraca Analitis Metler P.M 400 3. Botol akuades 4. Autoklaf fiesher scientific 5. Inkubator
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. divisio Amastigomycota, subdivisio Basidiomycota, kelas Basidiomycetes,
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Tiram Menurut Rahmat dan Nurhidayat (2011), jamur tiram putih dapat digolongkan kedalam Kingdom Myceteae (fungi) dengan divisio Amastigomycota, subdivisio Basidiomycota,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000
Lebih terperinciJENIS-JENIS POLYPORACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU
JENIS-JENIS POLYPOREE DI TMN HUTN RY SULTN SYRIF HSYIM PROVINSI RIU Rizki Harja *, tria Martina 2, Nery Sofiyanti 3 Mahasiswa Program S iologi, FMIP Universitas Riau 2 Dosen idang Mikrobiologi Jurusan
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT
PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya ditemukan 21 jenis tumbuhan makroepifit yang
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor SIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR ISTI IKMAH *, MUSA DIMYATI, DWI SUKOWATI,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,
Lebih terperinciHABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG
HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id ABSTRAKS:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI HUTAN ADAT KANTUK DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN FLIPBOOK
INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI HUTAN ADAT KANTUK DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN FLIPBOOK ARTIKEL PENELITIAN Oleh: SAPTIANSYAH SYAFRIZAL NIM F05109018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PMIPA
Lebih terperinciLokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian
Pinus merkusii strain Kerinci: Satu-satunya jenis pinus yang menyebar melewati khatulistiwa ke bagian bumi lintang selatan hingga sekitar o L.S. Belum dikembangkan atau dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 JENIS TUMBUHAN MORACEAE DI KAWASAN STASIUN KETAMBE TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER ACEH TENGGARA Hasanuddin Magister Pendidikan Biologi FKIP
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENYEBARAN TUMBUHAN BERACUN DI HUTAN LINDUNG SIBAYAK II TAHURA BUKIT BARISAN, KABUPATEN KARO SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENYEBARAN TUMBUHAN BERACUN DI HUTAN LINDUNG SIBAYAK II TAHURA BUKIT BARISAN, KABUPATEN KARO SKRIPSI Oleh : Ida Lestari Nainggolan 091201086/ Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN
Lebih terperinci