INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL

Transkripsi

1 INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL NIM SUCI PEBRA JUSANA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013

2 INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT Oleh: Suci Pebra Jusana 1, Mades Fifendy 2, Periadnadi 3 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang 3 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Abstrak Mushroom is organism of eukariot generally have many various and size. Mushroom have external form in the form of big sized fruit body so that can perceive by eyes directly. Mushroom of is include organism of heterotrof, that is organism which is life base on other organism or base on available organic materials around him. Mushroom do not have chlorophyll, berkembangbiak sexually and or by aseksual. Lembah Anais area have elms, tree anakan which still nature and semaian anakan very meeting and also damp of air so that represent appropriate habitat for the growth of mushroom, so reseacher do the research about "An inventory High Level Mushroom in Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar West Sumatera". The purpose of the research is to know high level species of mushroom which found in Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. This Research have done on June - September Method which used in this research is direct collection and observation to mushroom which in finding. From the research which have found 29 species macro mushroom. From result of research can be concluded that found mushroom in Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar West Sumatra divided into 2 class that is Basidiomycetes and Ascomycetes, 4 ordo, 11 family and 20 gender. Key Word : inventarisasi, jamur, cagar alam. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang (Volvariella volvacea), jamur champignon (Agaricus bitorquis), jamur kuping (Auricularia sp.), jamur payung (Lentinus edodes), dan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) (Anonymous, 2010). Jamur mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai bahan makanan. Jamur juga memiliki peranan yang merugikan dalam kehidupan sehari-hari dan ekologi hutan itu sendiri. Beberapa jenis jamur dapat menyebabkan keracunan pada saat dikonsumsi. Dalam ekologi hutan jamur yang tumbuh di batang dan tumpukan kayu dapat mempercepat

3 proses pelapukan kayu, sehingga mengurangi kualitas kayu. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang mempunyai kawasan hutan dengan potensi dan biodiversitas yang tinggi di Indonesia. Cagar Alam Lembah Anai merupakan salah satu kawasan hutan lindung yang terdapat di Sumatra Barat (Herry, 2006). Kawasan Lembah Anai memiliki pohon-pohon yang tinggi, anakan pohon yang masih alami dan anakan semaian sangat rapat serta udara yang lembab sehingga merupakan habitat yang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Berdasarkan kondisi ekologisnya diperkirakan jamur ini banyak terdapat di Cagar Alam Lembah Anai yang memiliki ketinggian m dpl. Hal ini dilihat dari kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan jamur untuk dapat berkembang di daerah tersebut. Curah hujan di Cagar Alam Lembah Anai cukup tinggi dan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti yaitu 4.609,48 mm (tahunan). Temperatur rata-rata minimum 19 o C dan maksimum 28 o C dengan kelembaban 60%-100% (BKSDA Sumbar, 2007 dan Munawaroh, 2012). Hasil survei lapangan dan di dukung dengan data fisik habitat seperti iklim, tipe ekosistem dan jenis tanah menunjukkan bahwa kawasan ini mempunyai keanekaragaman jamur yang cukup tinggi. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur tingkat tinggi yang ditemukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan pengkoleksian langsung terhadap jamur yang ditemukan di lokasi penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantong plastik, kantong kertas, kertas label, kardus, kamera digital, Termo/Hygro, Soil Tester, botol kaca, pisau cutter, tissu, dan alat-alat tulis. Bahan yang digunakan adalah alkohol 40 % dan jamur yang ditemukan di lokasi. Di lapangan pengambilan sampel dilakukan pada radius 20 meter kearah kiri dan 20 meter kearah kanan dari jalan patroli yang dimulai dari belakang kantor pengelola kehutanan kemudian disepanjang jalan patroli hingga mengitari hutan. Jamur yang ditemukan di lokasi penelitian diamati, kemudian dilakukan pengukuran kelembaban, suhu, mencatat data yang penting seperti tempat hidup, warna dan lain-lain. Sampel yang didapatkan difoto kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk jenis jamur yang basah/lunak kemudian disiram dengan alkohol 40% dan untuk jenis jamur kering dimasukkan ke kantong kertas yang telah disediakan. Untuk sampel yang berada pada pohon yang tinggi pengambilan sampel dilakukan dengan memanjat pohon. Setiap jamur yang

4 ditemukan dengan jenis yang sama diambil satu sampel saja. Di laboratorium, jamur yang dikumpulkan di lapangan dilakukan pencatatan berdasarkan bentuk tubuh buah, warna tubuh jamur, ada tidaknya tangkai kemudian diidentifikasi menggunakan kunci determinasi dan dicocokkan dengan buku referensi yang ada. Buku pedoman yang digunakan dalam pengidentifikasian adalah Geoffrey Kibby (1979), Hans E. Laux (2003), Ewald Gerhardt (2000), Muzayyinah (2009) dan Unus Suriawiria (1986). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah datar Sumatera Barat mengenai inventarisasi jamur tingkat tinggi maka ditemukan 29 jenis jamur tingkat tinggi yang terbagi kedalam 2 kelas, 4 ordo, 11 famili dan 20 genus. Jenis jamur tingkat tinggi yang ditemukan adalah : Microporus sp., Pycnoporus sp., Fomes sp. 1, Fomes sp. 2, Fomes sp. 3, Fomes sp. 4, Trametes sp., Lentinus sp., Lenzites sp., Ganoderma sp. 1, Ganoderma sp.2, Ganoderma sp. 3, Schizophillum sp., Marasmius sp.1, Marasmius sp.2, Coprinus sp., Pleurotus sp.1, Pleurotus sp. 2, Boletus sp., Cortinarius sp.1, Cortinarius sp.2, Cortinarius sp.3, Auricularia sp. Clavaria sp., Spesies sp. 1, Spesies sp. 2, Spesies sp. 3, Spesies sp. 4 dan Cookeina sp. Dari hasil yang ditemukan dapat dilihat pada tabel. Tabel Jamur Tingkat Tinggi yang di temukan di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Classis/Ordo Basidiomycetes 1. Polyporales 2. Agaricales 3. Auriculariales Ascomycetes 4. Pezizales Spesies 1. Microporus sp. 2. Pycnoporus sp. 3. Fomes sp Fomes sp.2 5. Fomes sp Fomes sp Trametes sp. 8. Lentinus sp. 9. Lenzites sp. 10. Ganoderma sp Ganoderma sp Ganoderma sp Schizophillum sp. 14. Marasmius sp Marasmius sp Coprinus sp. 17. Pleurotus sp Pleurotus sp Boletus sp. 20. Cortinarius sp Cortinarius sp Cortinarius sp Clavaria sp. 24. Auricularia sp. 25. Spesies sp Spesies sp Spesies sp Spesies sp Cookeina sp.

5 PEMBAHASAN Dari Tabel di atas jamur yang banyak ditemukan yaitu jamur makro dari famili Polyporaceae. Muzayyinah (2009) menyatakan bahwa jamur ini lebih mudah ditemukan dari jamur lainnya karena tubuh buah jauh lebih besar dan menempel pada kayu yang lapuk. Jamur ini dapat tumbuh lebih cepat pada habitat yang cocok. Jamur makro dari famili Ganodermataceae termasuk ke dalam klasifikasi jamur perusak kayu. Jamur ini merupakan jamur tingkat tinggi dari kelas Basidiomycetes yaitu golongan jamur yang menyerang holoselulosa kayu dan meninggalkan residu kecoklat-coklatan yang kaya akan lignin (Tambunan dan Nandika, 1989). Jamur ini banyak tumbuh pada pohon atau sebagai saprofit dan bisa merusak kayu (Muzayyinah, 2009). Muzayyinah (2009) menyatakan bahwa jamur makro dari ordo Agaricales berbentuk payung dengan tangkai yang letaknya sentral. Jamur makro dari famili Auriculariaceae ditemukan hanya satu genus jamur yaitu genus Auricularia. Jamur ini dapat ditemukan pada batang kayu lapuk, ranting mati dan tunggul kayu. Tubuh buah jamur ini sering di jumpai pada musim hujan. Jamur famili Auriculariaciace ini mempunyai bentuk seperti jeli atau agar-agar bilah basidiosporanya terlihat jelas serta mempunyai warna yang sama dengan tubuh buahnya (Alexopoulus, 1996) dalam Laspiko R. (2012). Kebanyakan spesies dari famili Sarcoscyphaceae terdapat di daerah tropik. Di hutan-hutan daerah tropik banyak ditemukan Cookeina. Tubuh buah jamur ini berbentuk seperti mangkok berwarna yang cerah seperti kuning dan orange sampai merah. Kebanyakan jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan, kayu lapuk dan tanah kaya humus. Banyaknya genus jamur makro yang ditemukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat karena pada lokasi penelitian yang memiliki pohon-pohon yang tinggi, anakan pohon yang masih alami serta udara yang lembab sehingga sangat mendukung untuk pertumbuhan jamur. Kesimpulan Di dapatkan 29 jenis jamur makro yang termasuk dalam dua kelas, empat ordo, sebelas famili dan ada empat spesies jamur yang tidak teridentifikasi. DAFTAR PUSTAKA Anonymous Pedoman Budi Daya Jamur. CV. Nuansa Aulia: Bandung. BKSDA Buku Informasi kawasan Konservasi Provinsi Sumatera Barat. BKSDA Sumatera Barat. Departemen Kehutanan, Republik Indonesia. Herry, F Kawasan Konservasi Lembah Anai. com/reviews /item/5. Diakses 14 Juni 2012.

6 Laspiko, R Inventarisasi Jamur Makro Di Perkebunan Kelapa Sawit Pt Bakrie Pasaman Plantation Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Munawaroh, E Kekayaan Flora Cagar Alam Lembah Anai dan Suaka Alam G. Singgalang-Tandikat. Balai Pengembangan Kebun Raya - LIPI Bogor. (Online), http. //elib. pdii. lipi. go. id, diakses 16 Juni Muzayyinah Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. LPP UNS, UPT Penerbitan dan Percetakan UNS: Surakarta. Tambunan dan Nandika, isolasi-dan-identifikasi-fungi.