Lukas Edi Sugianto, Benediktus Ege, M.Pd STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang-Sintang

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI MIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NUSANTARA INDAH SINTANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Lukas Edi Sugianto, Benediktus Ege, M.Pd STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang-Sintang Abstract: The research is motivated by students in learning activities that are still lacking students tend to be passive in learning, and therefore contributes to the students critical thingking skills. The research purpose is to know the effectiveness of cooperative learning model Reciprocal Teaching to the critical thinking skill of the student about CEL. There are two variable of this research, these are independent variable Reciprocal Teaching learning model and dependent variable critical thinking skill. The metod of the research is descriptive quantitative metod. Form of research is Quasi Experiment with Nonequivalent control group design. The sampling techniques used sampling jenuh. Data collection technique used direct observation, measurement technique, and indirect communication tecnique. Data collection tool that is used are observation sheet, test question, and questionnaire. The analize of teacher observation data result in the experiment classroom and control classroom with 100% percentage, good character. In other hand, student observation data in the experiment classroom with 100% percentage is very strong. Based on calculation of critical thinking skill of the student obtained pretest average value 10,25 (very low category), for experiment classroom, and 10,91 (very low category) for control classroom obtained postest average value 52,54 (low category) experiment classroom and 51,66 (low category) control classroom. Increase student thinking skill is calculated by using the indeks gains formula. Experiment classroom is gotten average value 0,47 (middle category) and in the control is gotten 0,45 (middle category). Data processing technique used T test because the number of the students are 24 students in experiment classroom and 24 students in control classroom, distribution of data is normal and homogen. The pretest result value is Zhitung = -0,64, meanwhile the value Ztabel on α = 5% is ± 1,96. It means the value Ztabel < Zhitung < Ztabel is -1,96 < -0,64 < 1,96 so H0 accepted. Meanwhile, for the hipotesis test result is gotten on the posttest result is known that the value thitung is 0,142 and the value ttabel on α = 5% with db (N1+N2-2=46) is 2,02. It means the value thitung < ttabel is 0,142 < 2,02 so H0 accepted. The student questionnsire result average 83,99% (very strong category). Concluded that cooperative learning reciprocal teaching of the students thingking skills in the cell has a low effectiveness with value of 0,049. Keyword: Reciprocal Teaching, Critical Thinking Ability

2 Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh aktivitas siswa dalam belajar masih kurang, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sel. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas model pembelajaran reciprocal teaching dan variabel terikat kemampuan berpikir kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan yaitu Quasi-eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik Sampling Jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung, teknik pengukuran, dan teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, soal tes, dan angket. Hasil analisis data observasi guru di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan persentase 100%, berkriteria baik, sedangkan data observasi siswa pada kelas eksperimen dengan persentase rata-rata 100% berkriteria sangat kuat dan data observasi siswa pada kelas kontrol dengan persentase rata-rata 100% sangat kuat. Berdasarkan perhitungan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai rata-rata pretest 10,25 (kategori sangat rendah) untuk kelas eksperimen dan 10,91 (kategori sangat rendah) untuk kelas kontrol serta nilai rata-rata posttest 52,54 (kategori rendah) kelas eksperimen dan 51,66 (kategori rendah) kelas kontrol. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dihitung dengan rumus Indeks Gains kelas eksperimen didapatkan hasil nilai rata-rata Indeks Gain sebesar 0,47 (kategori sedang) dan pada kelas kontrol didapatkan hasil nilai ratarata Indeks Gain sebesar 0,45 (kategori sedang). Teknik pengolahan data menggunakan Uji T karena jumlah siswa 24 orang kelas eksperimen dan 24 orang kelas kontrol data berdistribusi normal serta homogen. Hasil pretest diketahui bahwa nilai Zhitung adalah -0,64 sedangkan nilai Ztabel pada α =5% adalah ± 1,96. Hal ini berarti nilai Ztabel < Zhitung < Ztabel yaitu -1,96 < -0,64 < 1,96 maka H0 diterima. Sedangkan pada hasil dari uji hipotesis diperoleh pada hasil posttest diketahui bahwa nilai thitung adalah 0,142 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 46) adalah 2,02. Hal ini berarti nilai thitung ttabel yaitu 0,142 2,02 maka H0 diterima. Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching belum efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel. Hasil angket respon siswa dengan rata-rata 83,99% (kriteria sangat kuat). Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel memiliki efektivitas yang rendah dengan nilai 0,049. Kata Kunci: Reciprocal Teaching, Kemampuan Berpikir Kritis

3 PENDAHULUAN Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di antara siswa dan guru. Menurut Riyanto (2010: 6) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat dalam kelas diarahkan kepada menghasilkan perbaikan kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk performansi. Guru bertanggung jawab untuk mengimplementasikan proses tersebut, yaitu dengan melaksanakan program proses belajar mengajar. Mulyasa (2013: 69) keterampilan mengajar menghubungkannya dengan merupakan kompetensi profesional kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2013: 1) dan menurut Wijaya (2010: 54) mengatakan bahwa kemampuan mental adalah kemampuan individu dalam berpikir dan berbuat. Proses belajar mengajar pada hakekatnya juga merupakan proses interaksi yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa karena model

4 pembelajaran yang digunakan oleh guru akan sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar di kelas dan membantu siswa dalam pemahaman penyerapan materi yang telah disampaikan oleh guru. Kualitas pembelajaran IPA Biologi yang dilaksanakan sebagian guru masih dipandang kurang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6, yaitu: Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Selain standar proses pendidikan, ada beberapa standar lain yang ditetapkan dalam standar nasional itu, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan dengan Guru Biologi kelas XI IPA pada tanggal 24 Juni 2014 di Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang diperoleh data lemahnya proses pembelajaran. Terlihat dari pembelajaran yang berlangsung kurang variatif. Pembelajaran kurang melibatkan siswa dalam membentuk pengetahuan. Kemampuan siswa dalam mengolah dan memproses informasi kurang dikembangkan. Siswa kurang kritis dan kreatif dalam menerapkan konsep-konsep biologi yang dipelajari. Hal ini berdampak lemahnya pemahaman siswa terhadap materi biologi yang

5 kemudian berlanjut pada rendahnya rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Menyikapi masalah lemahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah perlu mendapat perhatian dan solusin yang tepat. berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi, dan argumentasi (Fisher, 2008: 10). Menurut Liliasari (Ege, 2010: 2) Berpikir kritis terbukti mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu, menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual dan mengembangkan siswa sebagai individu yang berpotensi. Salah satu materi biologi yang dipandang tepat dikembangkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa adalam materi sel. Materi sel yang dipilih karena sel merupakan konsep dasar suatu makhluk hidup yang perlu dipahami dengan baik oleh siswa sebelum mempelajari banyak konsep biologi lainnya. Mengingat daya pikir kritis dan pemahaman siswa masih kurang dalam materi ini maka memerlukan suatu model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu model pembelajaran yang dipandang tepat adalah pembelajaran kooperatif model pengajaran terbalik (reciprocal teaching). Model pengajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model belajar yang dibuat atau dirancang untuk memperoleh pemahaman bagaimana pengetahuan dibangun dan digunakan, model belajar ini dapat membantu siswa

6 untuk lebih kritis dan cepat memahami maksud dan makna dari pembelajaran yang berlangsung dimana sebelumnya telah ditetapkan fokus untuk mencari dan bertanya, sehingga menuntut siswa untuk berpikir. Menurut Trianto (2007: 96) Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar. Menurut Trianto (2007: 97), pada awal penerapan pengajaran terbalik (rerciprocal teaching), guru di kelas eksperimen melalui pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (b) Bagaimanakah proses pembelajaran di kelas kontrol tanpa penggunaan pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (c) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (d) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa memberitahukan memperkenalkan pendekatan/strategi akan suatu belajar, menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching, (e) Bagaimanakah peningkatan menjelaskan tujuan, manfaat dan kemampuan berpikir kritis siswa prosedurnya. Selanjutnya, kelas eksperimen dan kelas kontrol, mengawali pemodelan dengan membaca satu paragraf suatu bacaan. Masalah dalam penelitian, (a) Bagaimanakah proses pembelajaran (f) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, (g)

7 Bagaimanakah efektivitas bagaimanakah kemampuan berpikir pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (h) Bagaimanakah respon siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching pada materi sel di kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan Penelitian, (a) Mengetahui proses pembelajaran di kelas eksperimen melalui penggunaan pembelajaran kooperatif kritis siswa pada materi sel sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching, (e) Mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, (f) Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, (g) model reciprocal teaching, (b) Mengetahui bagaimanakah Mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran di kelas kontrol tanpa penggunaan pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (c) efektivitas pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (h) Mengetahui bagaimanakah respon siswa terhadap penggunaan Mengetahui bagaimanakah pembelajaran kooperatif model kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching, (d) Mengetahui reciprocal teaching pada materi sel di kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang Tahun Pelajaran 2014/2015.

8 METODE Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian eksperimen. Variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching, dan variabel terikat yaitu berpikir kritis. kuantitatif dengan metode Pelaksanaan pembelajaran penelitiannya yaitu metode eksperimen dan bentuknya adalah dilaksanakan masing-masing 2 kali pertemuan pada materi sel. Quasi Experimental. Desain Pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Nusantara Indah Sintang semester ganjil 2014/2015. Populasi penelitian menggunakan beberapa instrumen yaitu: (a) lembar observasi, (b) soal tes, (c) angket. Analisis data hasil observasi dan angket menggunakan perhitungan persentase dan analisis pada soal tes meliputi (a) uji normalitas, (b) uji homogenitas, (c) uji hipotesis dengan uji T-2 sampel. ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2, dengan jumlah siswa kelas XI IPA 1 sebanyak 24 orang dan kelas XI IPA 2 sebanyak 24 orang. Kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol sedangkan kelas XI MIA 2 sebagai kelas HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching dapat membuat siswa aktif dan

9 semangat dalam belajar, hal ini dapat dilihat pada saat melakukan diskusi, memberikan pertanyaan dan jawaban, memprediksi/meramalkan, dan merangkum/mencatat kembali ha-hal yang belum dipahami sehingga melatih siswa dalam berbicara. Siswa lebih yakin dan percaya tentang apa yang mereka buat, karena dengan belajar berkelompok seperti pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching siswa mampu saling melengkapi dan memecahkan persoalan secara diskusi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Trianto (2007: 96), bahwa penggunaan pendekatan ini dipilih karena beberapa sebab, yaitu a) Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri dan b) Sangat mendukung dialog bersifat kerja sama (diskusi). Pembelajaran di kelas kontrol juga berlangsung dengan baik, terlihat dari perilaku siswa yang mau mendengarkan penjelasan guru serta melakukan tanya jawab dengan guru dan berdiskusi dalam kelompok belajar. Hasil pretest dan posttest berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut. Tabel 1. Nilai Pretest Siswa Kelas Ratarata siswa Jumlah Kategori Eksperimen 10,25 24 Sangat rendah Kontrol 10,91 24 Sangat rendah Hasil analisis Pretest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa tidak terdapat siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berpikir kritis siswa

10 kelas eksperimen dengan berpikir kritis siswa kelas kontrol sebelum pembelajaran. Tabel 2. Nilai Posttest Siswa Kelas Ratarata siswa Jumlah Kategori Eksperimen 52,54 24 Rendah Kontrol 51,66 24 Rendah Hasil analisis posttest menunjukkan ada 25% siswa kelas eksperimen yang memenuhi KKM dan 8% siswa kelas kontrol yang memenuhi KKM. Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan berpikir kritis siswa kelas kontrol setelah pembelajaran. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas n N- Gain Kategori Eksperimen 24 0,47 Sedang Kontrol 24 0,45 Sedang Berdasarkan perhitungan hasil Indeks Gain, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel meningkat dengan kategori sedang setelah diterapkan model Reciprocal Teaching. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sel disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Respon Siswa terhadap Model Reciprocal Teaching Pernyataan Persentase Ya Tidak Kriteria Jumlah % % Sangat Rata-rata 83,99% 16,01% Kuat Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching termasuk sangat baik hal tersebut ditunjukan dengan 83,99% siswa positif dengan pembelajaran tersebut.

11 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Sel Di Kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang Tahun Pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Proses pembelajaran siswa dan guru saat digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching di kelas XI MIA 2 Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang pada kelas eksperimen berjalan dengan baik. Hasil observasi guru pertemuan pertama dan kedua di kelas eksperimen diperoleh persentase 100%, artinya guru telah menyampaikan materi sesuai ketentuan. Aktivitas siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama 100% dan pertemuan kedua 100% dengan rata-rata pertemuan pertama dan kedua 100% berkriteria sangat kuat yang berarti proses pembelajaran telah terlaksana sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh peneliti. Proses pembelajaran siswa dan guru saat digunakan metode pembelajaran konvensional di kelas XI MIA 1 Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang pada kelas kontrol berjalan dengan baik. Dari hasil observasi guru pertemuan pertama dan kedua diperoleh persentase 100%, artinya guru telah menyampaikan materi sesuai

12 ketentuan. Aktivitas siswa pada pertemuan pertama 100% dan pertemuan kedua 100% dengan ratarata pertemuan pertama dan kedua 100% berkriteria sangat kuat yang berarti proses pembelajaran telah terlaksana sesuai dengan hasil yang materi sel di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 10,91 dengan kategori sangat rendah, setelah diberi perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata 51,66 dengan kategori rendah. diharapkan oleh peneliti. Terdapat peningkatan Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching pada materi sel di kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 10,25 dengan kategori sangat rendah, setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi sel yaitu pada kelas eksperimen dengan Indeks Gain sebesar 0,47 masuk kategori sedang dan pada kelas kontrol dengan Indeks Gain sebesar 0,45 masuk kategori sedang. Pada hasil pretest diketahui bahwa nilai thitung adalah 0,73 rata-rata 52,54 rendah. dengan kategori sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 46) adalah Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum penerapan metode pembelajaran konvensional pada 2,0273. Hal ini berarti nilai thitung ttabel yaitu 0,73 2,0273 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat

13 perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi sel. Pada hasil posttest diketahui bahwa nilai thitung adalah 0,142 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 46) adalah 2,0273. Hal ini berarti nilai thitung ttabel yaitu 0,142 2,0273 maka H0 diterima yang Respon siswa setelah proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran koopertif tipe Reciprocal Teaching pada materi sel di kelas XI MIA Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang dengan kategori sangat kuat yaitu sebesar 83,99% persentase 81%- 100% sehingga respon siswa positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching. Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut, sebelum artinya tidak terdapat perbedaan pembelajaran dimulai siswa harus yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi sel. diberi arahan mengenai model pembelajaran yang dilakukan. Guru juga dipastikan dapat memahami dengan baik rencana pembelajaran pada model kooperatif tipe Reciprocal Teaching. Siswa diharapkan untuk selalu berperan aktif dalam proses

14 pembelajaran seperti berani mengemukakan pendapat dan mau mencari sumber informasi lain yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Sikap ini akan meningkatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang telah dimiliki. Guru diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup sehingga dapat memilih model, metode, atau media pembelajaran yang kondusif, tepat dan sesuai dengan materi yang Guru perlu melakukan perubahan sikap serta melakukan inovasi dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran, diantaranya dengan menerapkan berbagai model atau metode pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Mengingat penelitian ini hanya terbatas pada materi sel, maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif model Reciprocal Teaching. disajikan dan mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru disarankan mempertimbangkan pembelajaran dengan model Koopertif Tipe Reciprocal Teaching upaya alternatif peningkatan kemapuan berpikir kritis siswa. DAFTAR PUSTAKA Afifah, L. (2012). Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Online). Tersedia: 937/. Diakses pada 11 Mei Aprilia, S. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (Pengajaran

15 Terbalik) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Protista (Eksperimen di MAN 2 Bogor) (Online). Tersedia: space/bitstream/ /2 1038/1/SANTI%20APRILIA -FITK.pdf. Diakses pada 11 Maret Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Parktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Parktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bungin, B. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cambell, Recce, dan Mitchell. (2004). Biologi. Jakarta: Erlangga. David, Roger, dan Edythe. (2010). Collaborative Learning Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Bandung: Nusa Indah. Efendi, N. (2013). Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think Pair Share Terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi Siswa SMA Berkemampuan Akademik Berbeda Di Kabupaten Sidoarjo. (Online). Tersedia: hp/jsp/article/view/14/12. Diakses pada Juli Ege, B. (2010). Efektivitas Model Pembelajaran Hueristik Vee untuk Meningkatkan Pengetahuan Konsep dan Kemempuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Konsep Sistem Saraf. Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan. Fajarwati, M.S. (2010). Penerapan Model Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI Akuntansi RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) Di SMK Negeri 1 Depok. (Online). Tersedia: f/ pdf. Diakses pada 27 Oktober Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga. Hasan, M. (2009). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hasan, M.I. (2012). Pokok-pokok Materi Satistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: PT Bumi Aksara. Hidayat, A.F. (2014). Strategi Kebut Semalam Biologi SMA Kelas

16 X, XI, & XII. Yogyakarta: Cakrawala. Johnson, D.W, dkk. (2010). Collaborative Learning Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Bandung: Nusa Indah. Krestina. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Kemapuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sistem Saraf Manusia Kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak Diterbitkan. Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 3. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Putri, R.I. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Dengan Model Pembelajaran Koopreatif Di Kelas VII-D SMP Negeri 4 Malang. (Online). Tersedia: eprints.uny.ac.id/2181/1/skr IPSI_RUNTYANI._IP.pdf. Diakses pada 3 Maret Riduwan. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rimbawati, D. (2010). Penerapan Model Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Lubuk Dalam Kabupaten Siak Tahun Ajaran (Online). Tersedia: sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sour ce=web&cd=14&cad=rja&ua ct=8&ved=0ahukewib2eoi urrkahusa44khwn9aey4 ChAWCD8wAw&url=http% 3A%2F%2Fdigilib.uir.ac.id% 2Fdmdocuments%2Findo%2 Cdyah%2520rimbawati.pdf& usg=afqjcnhd_trdwwo6 0115gvP91hoIVfPjZw&bvm =bv ,d.c2e. Diakses pada Juni Riyanto, H.Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

17 Saida, L. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Berbasis Multiple Intelligences (MI) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Materi Getaran, Gelombang Dan Bunyi Kelas VIII SMP Assalamah Ungaran. (Online). Tersedia: /. Diakses pada 19 Juni Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiyanti, R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. (Online).Tersedia: sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sour ce=web&cd=3&cad=rja&uac t=8&ved=0ahukewjd8to6y LrKAhWQkY4KHZZqA1A QFggrMAI&url=http%3A%2 F%2Frepository.uinjkt.ac.id% 2Fdspace%2Fbitstream%2F %2F3353%2F1%2 FRIA%2520SARDIYANTI- FITK.pdf&usg=AFQjCNGrm MMalrspPfQzhBN8JYuj5M A13Q&bvm=bv ,d.c2E. Diakses pada Juni Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Statiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Vintin, R. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran Inquiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Sel Di Kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sintang. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak Diterbitkan. Wijaya, C.H. (2010). Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2011). Statistik Nonparametris untuk Peneitian. Bandung: Alfabeta.