BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yuliani Verawati Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada tanggal 20 Desember 2011, perseroan menyelesaikan pembelian 99,9 % saham PT. Jamindo Perkasa General (Jamindo). Didirikan pada tanggal 18 Agustus 1987 di Bogor, PT Jamindo General Insurance dahulu bernama PT Asuransi Jamindo Pusaka. Dengan ditandatanganinya akte jual beli antara Perseroan dengan Jamindo, Perseroan sejak itu secara resmi memiliki perusahaan asuransi kerugian yang kemudian berganti nama menjadi PT. MNC Asuransi Indonesia. PT MNC Asuransi Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan mengelola beberapa kantor cabang. MNC Asuransi Indonesia menawarkan berbagai produk dan jasa asuransi kerugian bagi nasabah individu maupun corporate, yaitu diantaranya layanan asuransi kendaraan bermotor, asuransi harta benda, asuransi transportasi, asuransi rekayasa (engineering) dan asuransi lainnya yang memanfaatkan jalur distribusi langsung, keagenan dan broker di seluruh Indonesia serta bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan/bank yang memadukan dengan produk yang mereka tawarkan. Kepemilikan saham pengendali oleh Perseroan di MNC Asuransi Indonesia semakin memperkuat posisi Perseroan di peta industri jasa keuangan di Indonesia karena memungkinkan dilakukannya integrasi layanan secara optimal. Hal ini juga memutuskan jalan perseroan untuk membentuk financial supermarket 40
2 41 yang mengedepankan layanan jasa keuangan yang terintegrasi. Mengemban visi untuk memberikan perlindungan keuangan serta memperbaiki taraf hidup masyarakat melalui layanan jasa keuangan yang konprehensif. Perseroan berharap dapat membantu nasabahnya secara tepat dalam mengelola risiko finansialnya bagi kehidupan yang lebih baik dan terencana. Dari data terakhir per tanggal 31 Desember 2013, PT. MNC Asuransi Indonesia memiliki kantor pusat di Jakarta dengan 10 kantor pemasaran di Bandung, Surabaya, Medan, Jakarta-Mangga Dua, Semarang, Solo, Makassar, Balikpapan, Pekanbaru, dan Malang). MNC Insurance adalah pilihan utama di antara perusahaan asuransi umum nasional, merupakan visi dari PT MNC asuransi Indonesia. Selain itu PT MNC Asuransi Indonesia memiliki misi perusahaan yaitu MNC Insurance memberikan pelayanan yang nyaman, cepat, dan responsif kepada seluruh pelanggan. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Visi dan Misi, PT MNC Asuransi Indonesia memiliki 5 nilai-nilai pedoman yang merupakan dasar berdiri dan berkembangnya perusahaan serta yang membedakannya dengan perusahaan -perusahaan lain. Nilai-nilai pedoman PT MNC Asuransi Indonesia antara lain: 1. Integritas 2. Fokus kepada kebutuhan pelanggan 3. Budaya peforma tinggi 4. Rasa hormat 5. Keinginan yang kuat
3 42 Dalam menyusun suatu organisasi merupakan langkah yang sangat penting sebelum kegiatan lainnya dilaksanakan. Karena dalam kenyataan bahwa tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai. Dengan adanya struktur organisasi akan kelihatan lebih jelas dalam hal pembagian tugas dan tanggung jawab. Sehingga memudahkan untuk mengarahkan dan mengawasi dalam hal pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan terlebih dahulu. Bagan struktur MNC Corporate dapat dilihat dalam gambar 4.1. Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. MNC Asuransi Indonesia B. Hasil Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001), Corporate Governance merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak
4 43 dan kewajiban mereka. Peraturan hubungan tersebut memiliki 6 indikator pengungkapan diantaranya ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikator tersebut terdaftar dalam indeks GRI, sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja sosial, Indikator masyarakat dan sosial, dan indikator tanggung jawab produk. Indikator-indikator tersebut dipilih karena memiliki kapasitas kinerja dan kriteria yang sesuai dalam suatu perusahaan asuransi seperti PT MNC Asuransi Indonesia. Ringkasan indikator yang sesuai dengan penelitian ini terangkum dalam Tabel 4.1. Indeks GRI yang terdapat dalam tabel 4.1 memiliki nilai 0,75. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan dan penerapan Good Corporate Governance dengan indeks GRI yang diterapkan pada PT MNC Asuransi Indonesia sebesar 75%. Lampiran adalah sebagai berikut :
5 44
6 45
7 46
8 47 Masalah struktur pengendalian internal merupakan masalah yang fundamental dalam perusahaan. Agar pimpinan dalam menjalankan tugasnya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka dianjurkan untuk dapat menciptakan struktur internal yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pemborosan dan penyelewengan dapat di tekan seminim mungkin. Oleh karena itu struktur pengendalian internal merupakan suatu alat bantu yang di pergunakan pimpinan dalam melaksanakan tugasnya. Dengan menitikberatkan tujuannya untuk mengamankan setiap harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, maka struktur pengendalian internal harus diterapkan sebaik mungkin. Selain itu tujuan struktur pengendalian internal yang lain adalah untuk mengecek terhadap kebenaran dan ketelitian angka-angka yang telah disajikan tersebut, sekaligus untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Berikut terlampir flowchart sistem pengendalian internal di PT. MNC Asuransi Indonesia : 1. Fungsi-fungsi yang terkait a. Fungsi produksi Fungsi produksi bertanggungjawab dan menyiapkan dokumen-dokumen piutang premi serta menerbitkan surat pengantar polis untuk dibawa ke bagian penagihan saat bertugas menagih nasabah.
9 48 b. Fungsi penagihan Fungsi penagiahan bertanggungjawab melakukan penagihan setoran pembayaran premi, menyetorkan uang/dana hasil penagihan premi dan menerbitkan bank debet yang dikirim kebagian kasir. c. Fungsi kasir Fungsi kasir bertanggungjawab untuk menerima hasil tagihan premi dari fungsi penagih, merekap total penerimaan dalam rekap kondisi kas, menyetor uang ke bank, membuat bukti setor berdasarkan slip setoran ke bank serta bertanggungjawab mengirimkan bank debet, rekap kondisi kas, bukti setor bank dan buku kasir beserta lampirannya ke bagian akuntansi setiap akhir minggunya d. Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi bertanggungjawab menerima bank debet, rekap kondisi kas, bukti setor bank, dan buku kasir disertai lampiran-lampirannya serta bertanggungjawab dalam proses akuntansi selanjutnya. 2. Dokumen yang digunakan a. Kuitansi premi Merupakan tanda bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh tertanggung/nasabah kepada perusahaan dalam pembayaran setoran premi b. Nota debet Merupakan tanda bukti yang digunakan oleh penagih untuk mencatat pembyaran setoran premi nasabah
10 49 c. Slip setoran bank Merupakan tanda bukti dari bank bahwa telah terjadi penyetoran sejumlah uang kepada bank yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan 3. Catatan akuntansi yang digunakan a. Bank debet Merupakan catatan akuntansi yang berisi catatan rekap setoran premi dari nasabah yang ditarik oleh fungsi penagih. Setiap akhir minggu, rekap ini disetorkan ke bagian akuntansi b. Rekap kondisi kas Catatan akuntansi yang digunakan untuk merekap dan mencatat total penerimaan bersih setelah dikurangi biaya administrasi dari setoran premi dalam satu hari. Setiap akhir minggu, rekap ini dikirim kebagian akuntansi untuk dilakukan proses akuntansi lebih lanjut c. Bukti setor bank Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat jumlah uang ayng disetor ke bank dalam satu hari. Setiap akhir minggu, rekap ini dikirim kebagian akuntansi untuk dilakukan proses akuntansi lebih lanjut d. Buku kasir Catatan akuntansi yang berisi semua penjabaran aktivitas pegawai yang mempengaruhi jumlah sirkulasi dana dalam satu hari
11 50 4. Jaringan prosedur a. Prosedur produksi Dalam prosedur ini, fungsi produksi menyiapkan dokumen-dokumen piutang premi yang berupa polis asuransi, nota produksi, dan kwitansi. Selain itu juga membuatkan surat pengantar polis untuk dibawa bagian penagihan dalam menagih premi asuransi b. Prosedur penagihan Dalam prosedur ini, fungsi penagihan menerima pembayaran setoran dari nasabah. Kemudian funsi penagihan mengisi kwitansi premi sebanyak 1 lembar rangkap 3. Lembar 1 untuk diberikan kepada nasabah sebagai bukti telah membayar setoran premi. Lembar 2 untuk bagian penagihan sebagai bukti telah melakukan penagihan setoran premi. Lembar 3 dikirimkan ke bagian arsip. Setelah itu mengisi bank debet untuk diserahkan ke bagian kasir untuk merekap jumlah setoran premi c. Prosedur penerimaan Dalam prosedur ini, fungsi kasir menerima hasil tagihan premi dari fungsi penagihan bersama dengan bank debet. Kemudian fungsi kasir membubuhkan tanda telah memeriksa dan mengetahui penarikan setoran premi dari nasabah. Bank debet kemudian didistribusikan oleh funsi kasir Lembar 1 : untuk bagian akuntansi Lembar 2 : untuk bagian settlement Lembar 3 : untuk arsip bagian kasir
12 51 5. Bagan alir a. Fungsi produksi 1) Menyiapkan dokumen-dokumen piutang premi yang akan diserahkan kebagian penagihan. 2) Membuat surat pengantar polis yang akan dibawa penagih saat penagihan kepada nasabah. b. Fungsi penagihan 1) Menerima pembayaran setoran premi dari nasabah secara tunai. 2) Mengisi kwitansi premi, bukti ini dibuat rangkap 3 dengan pendistribusian sebagai berikut. Lembar 1 : diberikan nasabah sebagai bukti pembayaran premi Lembar 2 : untuk arsip bagian polis maker Lembar 3 : untuk bagian finance 3) Menyiapkan bank debet yang akan diserahkan kekasir bersama uang hasil penerimaan premi c. Fungsi kasir 1) Menerima bank debet dan uang hasil penerimaan premi 2) Membubukan tanda periksa dan otorisasi dalam bukti tersebut 3) Mendistribusikan bank debet sesuai prosedur yang biasanya 4) Menyetor uang kebank 5) Berdasarkan slip setoran bank, kemudian mengisi bukti setor bank rangkap 3 6) Mendistribusikan bukti setor bank
13 52 7) Mengirimkan bank debet, rekap kondisi kas (buku bank), bukti setor bank ke bagian akuntansi disertai lampiran-lampiran berupa kwitansi premi dan slip setoran bank setiap hari d. Fungsi akuntansi 1) Menerima bank debet, rekap kondisi kas, bukti setor bank dan buku bank beserta lampirannya berupa kwitansi premi dan slip setoran bank dari bagian kasir. 2) Melakukan proses akuntansi sampai selesai.
14 53 Berikut merupakan gambar flow chart PT. MNC Asuransi Indonesia : FUNGSI PRODUKSI Mulai Fungsi Produksi Membuat dokumen Piutang premi Membuat surat Pengantar polis Polis A & C Nota Kwitansi SPP 1 Gambar 4.2 Flowchart pengendalian internal departemen produksi PT. MNC Asuransi Indonesia
15 54 FUNGSI PENAGIHAN 1 1 Menagih 3 kepada nasabah KP 2 Dikirim ke kantor cabang Mengisi KP Mengisi bank debet KP 1 BD 1 Diberikan kepada nasabah 1 2 Gambar 4.3 Flowchart pengendalian internal departemen penagihan PT. MNC Asuransi Indonesia
16 55 FUNGSI DEPARTEMEN KEUANGAN 2 BD Membuat RPP Menyetor Kas ke bank Setiap hari RKK 1 2 Mengisi BSB T BSB Setiap akhir Minggu 1 2
17 56 LANJUTAN FUNGSI DEPARTEMEN KEUANGAN Dikirim ke Kantor Cabang BSB 2 2 Dikirim ke Kantor cabang BD 1 Membuat Buku Kasir Buku kasir 3 Gambar 4.4 Flowchart pengendalian internal departemen keuangan PT. MNC Asuransi Indonesia
18 57 FUNGSI BAGIAN AKUNTANSI RKK BD BK BSB PROSES AKUNTANSI SELESAI Gambar 4.5 Flowchart pengendalian internal Bagian akuntansi PT. MNC Asuransi Indonesia Berdasarkan flowchart pengendalian internal, PT MNC Asuransi meminimalkan terjadinya penyelewengan dana serta kebocoran data perusahaan. Struktur pengendalian internal tersebut mampu diintegrasikan dalam sistem pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap departemen dalam PT MNC Asuransi Indonesia.
19 58 Sehingga terdapat sebesar (100% - 75%) = 25% indeks GRI yang tidak diterapkan dalam pelaksanaan dan penerapannya pada PT MNC asuransi Indonesia antara lain : 1. EC4 = Bantuan financial yang signifikan dari pemerintah, 2. EC5 = Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan, 3. EC7 = Prosedur penerimaan pegawai local dan proporsi manajemen senior local yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan, 4. EC8 = Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan public secara komersial, natura, atau probono, 5. EC9 = Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya 6. LA7 = Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah, 7. LA14 = Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan 8. S07 = Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya, 9. PR4 = Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk,
20 PR7 = Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya. Struktur pengendalian internal pada PT MNC Asuransi Indonesia merupakan suatu kebijakan direksi yang dijalankan oleh semua departemen. Hal ini bertujuan untuk menjaga keandalan, ketelitian pelaporan keuangan, dan efektivitas dari operasi perusahaan. Atas dasar tujuan tersebut, PT MNC Asuransi melakukan pemisahan fungsi setiap departemen. Selain untuk melakukan pengendalian internal perusahaan, pihak manajemen memberikan dan menciptakan lingkungan kerja yang pasti sesuai dengan keahlian dan fungsi tiap departemen. C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis terhadap penerapan dan pelaksanaan Good Corporate Governance di perusahaan asuransi terdapat pilar penting yang digunakan pada PT MNC Asuransi Indonesia melalui prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu : 1) Transparency (Tranparansi) Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus mengungkapkan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh stakeholders. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan kepentingan pihak lainnya.
21 60 2) Accountability (Akuntabilitis) Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan independen. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan pemegang saham dengan tetap mempertimbangkan kepentingan stakeholders lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3) Responsibility (Pertanggungjawaban) Perusahaan mempunyai tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan serta harus menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat terpelihara kesinambungan usahanya dalam jangka panjang. 4) Independency (Independensi) Untuk memungkinakan dilaksanakannya prinsip-prinsip corporate governance lainnya yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibiltas, serta kewajaran dan kesetaraan, perusahaan harus dikelola secara independent sehingga masing-masing organ perusahaan dapat berfungsi tanpa saling mendominasi dan tidak dapat di intervensi oleh pihak lain. 5) Fairness (Keselarasan dan kewajaran) Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas perlakuan yang setara (equal treatment) dan asas manfaat yang wajar.
22 61 Berdasarkan analisis Indeks GRI diperoleh hasil sebesar 75%, sedangkan sebesar 25% dari indeks GRI yang tidak diterapkan oleh PT MNC asuransi Indonesia, indikator - indikator GRI sebagai berikut : 1. EC4 = Bantuan financial yang signifikan dari pemerintah. Berdasarkan hasil evaluasi, bahwa PT MNC asuransi Indonesia merupakan bagian dari MNC Group dibawah PT Bhakti Capital Indonesia Tbk.,dengan pemegang saham sebagai berikut : a. PT Bhakti Capital Indonesia Tbk b. Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk. Sehingga tidak ada bantuan financial yang signifikan dari pemerintah. Hal ini terbukti dengan kepemilikan pemegang saham yang mayoritas dimiliki oleh PT Bhakti Capital Indonesia Tbk. 2. EC5 = Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan. Upah merupakan imbalan berupa uang yang diterima karyawan dari perusahaan. Pada PT MNC Asuransi Indonesia, upah ditetapkan berdasarkan jenis pekerjaan dan jabatan yang diatur menurut status dan golongan karyawan. Sedangkan penyesuaian gaji pokok regular dilakukan sesuai dengan mempertimbangkan : a. Kondisi makro ekonomi b. Prestasi dan konduite kerja karyawan c. Kemampuan perusahaan
23 62 Sehingga sesuai dengan indikator EC5 mengenai rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan, PT MNC tidak mengacu pada indikator tersebut. Hasil evaluasi menyebutkan bahwa PT MNC asuransi Indonesia memberikan upah berdasarkan jenis pekerjaan dan jabatannya. 3. EC7 = Prosedur penerimaan pegawai local dan proporsi manajemen senior local yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan. Berdasarkan hasil evaluasi menyebutkan bahwa PT MNC Asuransi Indonesia dalam melakukan penerimaan, penempatan dan pemindahan karyawan didasarkan atas pendayagunaan tenaga kerja dan disesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan yang akan ditinjau dari waktu ke waktu. Sehingga dalam indikator EC7 menyebutkan bahwa Prosedur penerimaan pegawai local dan proporsi manajemen senior local yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan tidak berlaku pada PT MNC asuransi Indonesia. Hal ini telah dijelaskan dalam peraturan perusahaan dan panduan perilaku (Code of Conduct) tahun EC8 = Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan public secara komersial, natura, atau probono. PT MNC asuransi Indonesia merupakan perusahaan yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dalam bidang perlindungan atas resiko dan manajemen resiko. Sehingga PT MNC asuransi tidak melakukan pembangunan dan tidak mendapatkan dampak dari investasi infrastruktur serta
24 63 jasa yang diberikan untuk kepentingan public secara komersial, natura, atau probono. 5. EC9 = Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya PT MNC asuransi Indonesia merupakan perusahaan yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dalam bidang perlindungan atas resiko dan manajemen resiko. Sehingga PT MNC asuransi tidak memberikan pemahaman dan tidak memberikan penjelasan tentang dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampak tersebut. 6. LA7 = Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah. Dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja, indikator GRI LA7 dimana tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah, PT MNC Asuransi Indonesia hanya memberikan tunjangan dan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada karyawan dan keluarganya dalam batas tertentu yang disertai dengan keterangan tertulis dari dokter serta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan kebijakan direksi. Semua hal mengenai jaminan sosila dan kesehatan telah diatur dan ditetapkan dalam peraturan perusahaan dan paduan perilaku (code of conduct) tahun
25 64 7. LA14 = Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan Berdasarkan pada peraturan perusahaan Bab IV tentang Pengupahan dengan pasal 21 ayat 2 menyebutkan bahwa upah ditetapkan berdasarkan jenis pekerjaan dan jabatan yang diatur menurut status dan golongan karyawan. Sehingga indikator GRI dalam aspek Perbedaan dan persamaan kesempatan sub aspek LA14 dimana perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan tidak berlaku pada PT MNC Asuransi Indonesia. Hal tersebut telah dijelaskan sebelumnya dalam peraturan perusahaan bab IV tentang pengupahan dengan pasa 21 ayat S07 = Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya. Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, antitrust, dan praktek monopoli serta sanksinya yang tertera dalam indikator GRI dalam aspek perilaku anti persaingan, PT MNC asuransi Indonesia memberikan kesempatan secara merata kepada seluruh karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Hal ini seesuai dengan peraturan perusahaan pasal 17 tentang kesempatan pendidikan dan pelatihan selain itu hal ini telah diatur dalam code of conduct PT MNC asuransi Indonesia periode Sehingga dalam PT MNC Asuransi Indonesia tidak terjadi anti persaingan, anti trust dan praktek monopoli serta sanksinya karena seluruh karyawan memiliki hak yang sama dan seimbang.
26 65 9. PR4 = Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk. Sesuai dengan code of conduct PT MNC asuransi Indonesia periode , bab III no 5 mengenai informasi dan petunjuk untuk customer huruf c yang menyebutkan bahwa informasi atau petunjuk yang diperlukan tergantung pada jasa produk dan keahlian kategori klien yang termasuk juga standar pasar yang berlaku. Hal yang sama berlaku juga dimana informasi harus diminta dari klien sebagai persyaratan. Berdasarkan hal tersebut, PT MNC asuransi meminimalkan jumlah pelanggaran yang terjadi dalam penyediaan informasi produk dan jasa mereka. 10. PR7 = Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya Hal ini didasarkan atas code of conduct PT MNC asuransi Indonesia periode , bab III no 5 mengenai informasi dan petunjuk untuk customer huruf a yang menyebutkan bahwa Karyawan PT MNC Asuransi Indonesia baik melalui tindakan atau pernyataan tidak boleh berupaya menyesatkan pasar atau publik atau klien. PT MNC asuransi memberikan informasi dan melakukan komunikasi pemasaran sehingga mengetahui pengaduan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini mampu mengurangi jumlah pelanggaran tentang peraturan mengenai komunikasi pemasaran sesuai dengan produk dan jasa perusahaan.
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung
Lebih terperinciLAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak
LAMPIRAN I Indikator INDIKATOR KINERJA EKONOMI Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung yang meliputi pendapatan, biaya operasional, imbal jasa EC1 (kompensasi) karyawan, donasi,
Lebih terperinciPT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )
1 dari 9 1. LATAR BELAKANG Perseroan menyadari pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) atau GCG sebagai salah satu acuan bagi Perseroan untuk meningkatkan nilai
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam
Lebih terperinciNo Kode Nama Perusahaan
Lampiran 1. Sampel Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 ADRO Adaro Energy 2 ADHI Adhi Karya 3 ANTM Aneka Tambang 4 AALI Astra Agro Lestari 5 ASII Astra International 6 UNSP Bakrie Sumatra Plantations
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan
Lebih terperinciITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti
71 ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN NO kode GRI KETERANGAN 1 EC 1 2 EC2 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung,meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN
LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,
Lebih terperinciDAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Industri Barang Konsumsi 2 ADMG PT. Polyhem Indonesia Tbk Aneka Industri
Lampiran 1 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR No Kode Nama Emiten Sektor 1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2 ADMG PT. Polyhem Indonesia Tbk Aneka Industri 3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciPEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( PIAGAM KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinciBAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG A. Pemahaman karyawan terhadap system manajemen syari ah KJKS BMT Walisongo Semarang adalah sebuah Lembaga Keuangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN I. UMUM Perkembangan industri Perusahaan Pembiayaan yang sangat
Lebih terperinci2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 349) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT. ABM INVESTAMA TBK TENTANG Good Corporate Governance Charter No.002/ABM-BOC-CIR/I/2013
KEPUTUSAN DIREKSI PT. ABM INVESTAMA TBK TENTANG Good Corporate Governance Charter No.002/ABM-BOC-CIR/I/2013 Merujuk pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), tujuan, visi,
Lebih terperinciKOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )
2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.
Lebih terperinciAnalisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun
Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciKEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS
KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Daftar Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI
L1 LAMPIRAN 1 Daftar Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI Indikator Kinerja Ekonomi Aspek: Kinerja Ekonomi EC1 EC2 EC3 EC4 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN
PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
Yth. Perusahaan Perasuransian di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN Sehubungan dengan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Sistem informasi akuntansi penjualan, keandalan pengendalian internal penjualan. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini sedang bertumbuh dan berkembang terutama sejak adanya krisis ekonomi tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi suatu negara khususnya di Indonesia, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN DAFTAR NAMA INDUSTRI PERBANKAN
77 LAMPIRAN DAFTAR NAMA INDUSTRI PERBANKAN No. Kode Nama 1 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 2 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank Bukopin Tbk 5 BBNI Bank Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit
BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan Dalam rangka memahami good corporate governance maka digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI
Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO
BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten
36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Stewardship Theory Teori stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan individu
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS
Lebih terperinciTanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders
1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan industri keuangan salah satu industri yang berkembang secara pesat dan memiliki kompleksitas
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,
Lebih terperinciKebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9
Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kredit. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa, kepercayaan. pengelola bank maupun masyarakat pengguna jasa bank.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai suatu lembaga kepercayaan masyarakat memegang peranan penting dalam sistem perekonomian, sehingga dapat dikatakan bahwa bank merupakan jantung
Lebih terperinciYth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.
Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN I. UMUM Perkembangan industri Perusahaan Modal Ventura yang sangat
Lebih terperinciNOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian
6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 1.1. Pengertian Good Corporate Governance Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas
Lebih terperinciKOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )
2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. mendapatkan bahan-bahan atau informasi yang berguna dalam peneyelesaian
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek pada bagian keuangan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) cabang Bandung Ritel.Di bagian ini pula
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN
- Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN. 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi
36 BAB IV ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi a. Kartu jam hadir Catatan jam hadir karyawan yang diisi oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penjualan Premi Asuransi Pada PT Asuransi Rama Satria Wibawa Setelah penulis melakukan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan terkait dengan prosedur
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuaransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama. Ia didirikan pada tanggal
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3.1. Sejarah PT.Asuransi Jiwasraya Jiwasraya dibangun dari sejarah teramat panjang, bermula dari NILLMIJ (Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Transparansi Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Lebih terperinciPEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan.
L 1 LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan. Keterangan 2012 2011 Beban Layanan : Beban Pegawai XX XX Beban Farmasi XX XX Beban Laboratorium XX XX Beban Bahan Makanan XX XX Beban
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak
BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2
DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi Perekonomian yang saat ini masih belum pulih akibat terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, dimana perusahaan-perusahaan yang mendominasi dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam kegiatan usahanya memiliki tujuan, yaitu untuk memperoleh laba yang optimal melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta memaksimalkan kekayaan pemegang saham
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciIMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP) Astri Furqani dan Isnani Yuli Andini (As3oke_dech@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1. Jenis dan sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report ) dan laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan
Lebih terperinci