BAB I PENDAHULUAN. ilmu untuk menggapai cita-cita yang diharapkan yang mungkin sudah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. ilmu untuk menggapai cita-cita yang diharapkan yang mungkin sudah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa perkuliahan adalah masa di mana individu dapat menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita yang diharapkan yang mungkin sudah dirancang dari semasa kecil. Untuk dapat meraih cita-cita tersebut, individu dituntut untuk belajar secara optimal. Proses belajar yang dilalui individu tidak lepas dari keikutsertaan akal yang dimiliki oleh setiap individu, karena dengan adanya akal, individu dapat berpikir, memecahkan masalah dan mengelola informasi yang ada di lingkungan tempat individu berada. Akal dapat diperoleh karena adanya memori atau ingatan yang ada di otak individu. Tanpa adanya memori, proses kehidupan individu tidak akan berlangsung dengan baik karena memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Memori merupakan cara-cara dimana individu mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman masa lalu yang dapat digunakan saat ini (Tulving & Craik, dalam Sternberg, 2006). Memori tidak hanya kemampuan menyimpan apa yang telah dialaminya, tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima (encoding) informasi yang masuk ke memori, kemudian informasi tersebut disimpan (storage) pada memori, dan mengingat kembali (retrieval) informasi yang telah disimpan tadi apabila informasi tersebut dibutuhkan (Walgito, 1994). Ingatan dapat gagal pada salah satu dari ketiga tahapan tersebut jika individu tidak dapat mengingat informasi yang masuk,

2 hal ini terjadi karena adanya kegagalan dalam proses pemasukan informasi, penyimpanan informasi, atau dalam tahap pengingatan kembali (Atkinson, 1983). Menurut Gunawan (2003), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi memori individu, diantaranya adalah informasi yang tidak relevan dan tidak penting, adanya interferensi atau gangguan, pecahnya perhatian, keadaan fisik yang lelah, pengaruh zat kimia tertentu, dan emosi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi memori tersebut bukan tidak mungkin dialami mahasiswa yang sedang melakukan proses belajar di bangku perkuliahan, terlebih lagi yang menyangkut dengan suasana hati yang merupakan bagian dari emosi. Menurut Lahey (2004), emosi merupakan perasaan positif atau negatif yang pada umumnya bereaksi terhadap rangsangan yang disertai dengan gairah fisiologis dan perilaku yang terkait. Emosi dikenal memainkan peran yang penting dalam memori, kadangkadang dapat menghambat memori dan kadang-kadang dapat mengubahnya. Banyak individu yang tidak menyadari bahwa emosi sering kali memberi pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan. Selain itu, emosi juga memberi energi dan berperan penting dalam komunikasi sosial (Papalia, 2004; Paser & Smith, 2007). Keadaan emosi individu akan mempengaruhi proses belajarnya karena perhatian individu terhadap lingkungan akan berkurang intensitasnya pada saat berada pada emosi negatif. Hal ini akan mengakibatkan pemrosesan informasi tidak berjalan dengan efektif dan berdampak pada kemampuan mengingat individu (Hunt & Ellis, 20004). Emosi negatif merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang

3 dirasakan individu yang berupa perasaan cemas, marah, rasa bersalah dan kesedihan (Watson, dalam King, 2010). Peneliti melakukan wawancara pada sekitar 80 mahasiswa pada masing-masing fakultas yang ada di USU. Hasil dari wawancara tersebut didapat bahwa rata-rata mahasiswa yang melakukan perkuliahan pada siang hari yang dimulai dari pukul wib sampai wib mengalami masalah yang berhubungan dengan suasana hati mahasiswa. Menurut mahasiswa tersebut, pada jam-jam yang dianggap rawan untuk melakukan proses belajar adalah pukul wib keatas, karena pada jam-jam tersebut motivasi mahasiswa untuk belajar sudah mulai menurun. Hal ini disebabkan karena keadaan fisik mahasiswa yang sudah lelah, terlebih lagi mahasiswa sudah menjalani perkuliahan dari pagi. Selain kondisi fisik yang lelah, rasa ngantuk juga dialami sebagian besar mahasiswa yang menjalani perkuliahan di siang hari, rasa bosan, sampai malas memperhatikan materi yang disampaikan oleh dosen karena materi yang disampaikan terlalu sulit ataupun materi yang disampaikan bersifat hitungan. Hal-hal tersebut yang dianggap mahasiwa dapat menghilangkan konsentrasi pada saat perkuliahan berlangsung. Menurut Hunt dan Ellis (2004), suasana hati sangat berperan dalam proses pemahaman individu, karena suasana hati individu akan mempengaruhi proses belajarnya karena perhatian individu terhadap lingkungan akan berkurang intensitasnya pada saat berada pada emosi negatif. Hal ini akan mengarahkan pemrosesan informasi tidak berjalan dengan efektif dan akan berdampak pada kemampuan mengingat individu.

4 Dari wawancara yang telah dilakukan pada sejumlah mahasiswa yang ada di Fakultas Psikologi dapat disimpulkan bahwa, permasalahan yang sering muncul pada mahasiswa pada saat mahasiswa menjalani perkuliahan pada siang hari seperti hilangnya konsentrasi mahasiswa karena dipengaruhi faktor-faktor yang dapat memicu emosi negatif, seperti keadaan mengantuk, lelah, dan kurang semangatnya mahasiswa pada saat belajar di siang hari. Mahasiswa fakultas Psikologi yang melakukan perkuliahan pada siang hari dan bahkan sampai sore hari pun merasakan bahwa sering hilangnya konsentrasi yang disebabkan karena keadaan lelah yang dialami oleh individu, terlebih lagi mahasiswa yang melakukan perkuliahan dari pagi dan dilanjuti lagi sampai sore hari. Hal lain yang dianggap mahasiswa menjadi permasalahan saat kuliah pada siang hari adalah pada saat mahasiswa diberi kuis dadakan oleh dosen, terlebih lagi materi yang diberikan bersifat hafalan dan hitungan yang tentu saja menuntut mahasiswa untuk dapat mencurahkan konsentrasi yang penuh agar dapat memahami materi yang diberikan. Dengan keadaan emosi negatif yang dimiliki selama perkuliahan, mahasiswa tidak mendapatkan hasil akhir yang diharapkan. Dalam proses belajar, emosi positif sangat dibutuhkan dalam pembentukan memori. Hal ini senada dengan Powless dan Nielson (2004) yang menyatakan bahwa emosi positif dapat menimbulkan arousal yang akan berdampak kepada pemanggilan informasi. Sebaliknya emosi negatif akan merangsang pengeluaran hormon stres kortisol yang akan menghambat fungsi hippocampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori (Nadel dkk, dalam Lahey, 2003). Pada proses pembelajaran tentu saja yang

5 menjadi fokus utamanya adalah emosi positif karena selain dapat memicu arousal, keadaan emosi positif juga menimbulkan suasana hati yang positif dimana suasana hati berperan penting dalam proses pemahaman. Terganggunya pemahaman individu terhadap sesuatu akan mengakibatkan tidak efektifnya kemampuan individu dalam mengingat (Hunt & Ellis, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Ellis (dalam Hunt & Ellis, 2004) menemukan bahwa siswa-siswi yang sedang bersedih (mood negatif) melakukan banyak kesalahan dalam mengidentifikasi kalimat-kalimat yang mengandung kontradiksi. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman mereka terhadap suatu masalah menjadi terganggu akibat mood yang negatif. Terganggunya pemahaman individu terhadap suatu hal akan mengakibatkan tidak efektifnya kemampuan individu dalam mengingat. Menggunakan metode yang dapat digunakan individu untuk membangkitkan kemampuan mengingat merupakan hal yang sangat penting, khususnya dalam proses belajar di dunia pendidikan. Memori akan lebih mudah terbentuk dengan menggunakan stimulus dan stimulus tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses masuknya suatu informasi ke dalam otak. Salah satu stimulus yang dapat digunakan untuk membantu membangkitkan kemampuan mengingat adalah aroma atau baubauan. Menurut Chu & Downes (2000) bau-bauan merupakan stimulus sangat kuat yang secara spontan memberikan tanda emosi dan data autobiographical. Lahey (2003) menyatakan stimulus adalah berbagai aspek yang berasal dari dunia luar yang secara langsung mempengaruhi prilaku

6 individu. Bau atau aroma, baik menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dapat berdampak pada suasana hati (Rouby et al, 2002). Bau atau aroma mempunyai peran yang sangat kuat. Bau mempengaruhi individu pada tingkat fisik. Psikologis, dan sosial. Secara umum, aroma mengelilingi manusia dan tanpa disadari batapa pentingnya aroma atau bau dalam kehidupan manusia. Bau dapat membangkitkan tanggapan emosional yang kuat. Semua aroma yang terkait dengan pengalaman yang baik dapat membawa kegembiraan dengan cepat. Aroma yang tidak menyenangkan juga dapat membuat memori individu menjadi buruk. Responden pada sebuah survey mencatat bahwa kebanyakan aroma yang dihirup, baik suka maupun tidak suka didasarkan pada asosiasi emosional. Asosiasi tersebut dapat cukup kuat membuat aroma yang umumnya diberi label menyenangkan menjadi tidak menyenangkan bagi individu tertentu (Classen dkk, 1994). Bebauan akan mengaktifkan wilayah primitif di otak seperti amigdala dan thalamus yang merespon bahaya, kesenangan dan makanan. Oleh karena itu, babauan asing akan mendapat prioritas besar dalam otak. Salah satu bagian yang secara khusus peka terhadap aroma adalah sistem limbik (Jensen, 2007). Sistem limbik adalah pusat dari emosi dan memori. Bau dapat menimbulkan perasaan yang kuat dan mendasar pada semua makhluk hidup. Individu mengalami emosi yang kuat atau teringat pada hal tertentu ketika mencium bau tertentu yang berhubungan pada suatu peristiwa di kehidupan sehari-hari (Ericksen, 2002).

7 Aroma secara tidak langsung dapat meningkatkan retensi ingatan individu. Menurut Rouby (2002) aroma baik menyenangkan ataupun tidak menyenangkan berdampak pada suasana hati. Menurut Zimbardo (2006) suasa hati merupakan bagian dari emosi dimana suasana hati merupakan keadaan emosi tertentu yang dipicu oleh faktor eksternal tertentu. Perubahan mood kerap kali mempengaruhi gairah individu untuk melakukan sesuatu atau bahkan bisa mempengaruhi keputusan dan tindakan individu, termasuk mempengaruhi individu dalam hal kemampuan mengingat. Oleh karena itu perlu adanya stimulus yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan daya ingat. Salah satu stimulus yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengingat adalah aroma. Penggunaan aroma yang menyenangkan dapat digunakan pada saat individu mengalami suasana hati yang negatif, dan penggunaan aroma dapat menimbulkan efek santai dan tenang, berpengaruh terhadap suasana hati, menenangkan saraf dan juga dapat meningkatkan retensi ingatan individu pada informasi yang dipelajari. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan aroma dengan ingatan. Penelitian yang dilakukan di Yale University yang melibatkan 72 mahasiswa (36 laki-laki, 36 perempuan) yang berhubungan dengan aroma. Aroma yang digunakan pada eksperimen ini adalah aroma coklat. Aroma tersebut disebarluaskan ke dalam ruangan laboratorium dengan ukuran 35 x 11. Eksperimen ini terdiri dari 40 kata sifat dalam bahasa inggris. Subjek berpartisipasi dalam dua sesi eksperimen selama 24 jam. Pada sesi pertama, subjek diminta untuk menulis kebalikan dari setiap kata. Keesokan harinya, mereka diberi waktu 10 menit untuk meyelesaikan tugas yang sama, dengan

8 menjawab paling tidak setengah dari jawaban aslinya. Penelitian yang menggunakan aroma juga dilakukan oleh Jennifer Ret. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa aroma lavender diyakini dapat meningkatkan daya ingat dalam belajar, mendapatkan efek yang menyenangkan selama belajar, dapat menimbulkan efek santai dan tenang, berpengaruh pada mood, meningkatkan retensi ingatan pada informasi yang dipelajari. Hal ini ditunjukkan dari kelompok eksperimen yang terpapar aroma lavender lebih tepat dalam mengingat kata-kata yang diujikan daripada kelompok control yang tidak terpapar aroma apapun. Selain itu, aroma juga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Kornelius dan Anggadewi menghasilkan bahwa aroma lemon dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pitman (2004) dalam bukunya yang berjudul Aromatherapy: A Practical Approach dengan menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks. Selain itu, lavender dipercaya bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran. Sedangkan wewangian lemon digunakan menenangkan suasana. Aroma yang menyenangkan dapat membantu individu semakin percaya diri, merasa lebih santai, dapat menenangkan saraf, tetapi tetap membuat individu sadar. Sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang aroma, fenomena dampak aroma terhadap kemampuan mengingat juga dialami beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

9 Utara. Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan di Fakultas Psikologi. Aku biasanya kalo mau belajar maunya dalam keadaan tenang, lingkungan tempat aku belajar pun harusnya dalam keadaan tenang juga, bebas dari bau yang gak enak pastinya. Biasanya aku pakek pengharum ruangan yang baunya enak supaya lebih rileks. Kalo lingkungan belajar udah nyaman, pastinya belajar jadi lebih enak dan materi yang udah dipelajari pasti lebih gampang untuk diingat. R. Purba (Komunikasi Personal, 13 Oktober 2011) Aku punya pengalaman waktu lagi belajar di kelas. Tiba-tiba ada bau yang gak enak banget. Bau itu kayak bau ee kucing. Tau lah itu bau kali. Tiba-tiba aja aku gak mood lagi buat belajar, kepalaku langsung pusing pusing. Apalagi waktu siang itu cuaca panas kali. Untung aja baunya gak lama. Maunya di kelas dipasang pengharum ruangannya. Jadi kalo tiba-tiba ada bau yang gk enak lagi, gak sempat ganggu perkuliahan karena ketutup wanginya ruangan yang enak, semangat belajar pun jadi gak sempat kendor. M (Komunikasi personal, 13 Oktober 2011) Dari wawancara yang dilakukan di Fakultas Psikologi, di dapat bahwa aroma yang kurang menyenangkan dapat mengganggu proses belajar mengajar yang mahasiswa alami. Terlebih lagi pada siang hari dimana suasana hati yang mahasiswa alami sudah mulai jelek karena berbagai faktor, diantaranya mengantuk, cuaca yang panas, lelah, dan ditambah lagi bau-bauan yang terkadang muncul ditengah-tengah proses belajar mengajar yang membuat turunnya semangat mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan yang akan berdampak pada hasil akhir dari proses perkuliahan, yaitu nilai. Selain aroma lavender, melon dan rosemarry yang telah dijelaskan sebelumnya, ada aroma lain yang banyak digunakan di kehidupan seharisehari. Contohnya seperti aroma teh hijau. Selain daun teh yang dipercaya

10 sebagai anti oksidan untuk menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh individu dalam kehidupan sehari-hari, ternyata aroma teh hijau juga banyak digunakan untuk terapi penyakit seperti penyakit kanker, tetapi penelitian tentang aroma teh hijau belum banyak dilakukan terlebih lagi penelitian yang membahas pengaruh aroma teh hijau dalam meningkatan daya ingat. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aroma lavender merupakan aroma yang telah banyak diteliti oleh para peneliti di luar negeri dan semua hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa aroma lavender dapat meningkatkan daya ingat. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti aroma lain yang biasa peneliti teliti untuk pengobatan, yaitu aroma green tea. Penelitian aroma green tea terhadap kemampuan mengingat belum teruji kebenarannya. Aroma green tea yang diteliti adalah aroma yang digunakan oleh para ilmuan untuk mengobatan penyakit luar yang berhubungan dengan rasa sakit, seperti pasca operasi pada pasien. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa aroma green tea dipercaya dapat meringankan rasa sakit pada pasien pasca operasi, karena aroma green tea dapat menimbulkan efek tenang pada pasien sehingga pasien dapat melupakan rasa sakit yang dideritanya. Oleh sebab itu, peneliti inging melihat apakah aroma green tea dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemilihan aroma yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat individu selain aroma lavender yang terlebih dahulu telah terbukti efektif dalam peningkatan daya ingat.

11 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh penggunaan aroma terhadap kemampuan mengingat jangka pendek pada mahasiswa Fakultas Psikologi. Aroma yang digunakan pada penelitian ini adalah aroma green tea dan aroma lavender. Penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelompok. Dua kelompok tersebut merupakan kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa aroma green tea dan kelompok kontrol yang diberikan aroma lavender. Alasan peneliti menempatkan aroma lavender pada kelompok kontrol adalah karena aroma lavender adalah aroma yang telah sering diteliti oleh para peneliti sehingga efektifitas aroma terhadap kemampuan mengingat tidak perlu di uji lagi, sedangka alasan peneliti menempatkan aroma green tea pada kelompok eksperimen adalah karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh aroma green tea terhadap kemampuan mengingat. Aroma dalam penelitian ini akan diberikan satu kali saja pada masing-masing kelompok. Setelah aroma selesai diberikan, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran kemampuan mengingat pada kedua kelompok tersebut. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan kemampuan mengingat jangka pendek pada subjek ketika diberikan aroma green tea dan aroma lavender?

12 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas penggunaan aroma terhadap kemampuan mengingat jangka pendek. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diaplikasikan langsung oleh berbagai pihak dalam mengoptimalkan kemampuan mengingat individu ketika dihadapkan pada aktifitas yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat. D. MANFAAT PENELITIAN Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Umum dan Eksperimen. 2. Manfaat Praktis a) Dapat memberikan informasi kepada pihak Fakultas dalam upaya peningkatan kemampuan mengingat jangka pendek pada mahasiswa ketika perkuliahan berlangsung. b) Dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kenyamanan ketika perkuliahan berlangsung.

13 E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini memuat tujuan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah teori-teori yang berhubungan dengan memori dan aroma. Memori merupakan kemampuan untuk mengingat hal-hal yang telah dipelajari. Ada banyak faktor yang mempengaruhi memori individu, salah satunya adalah emosi. Aroma atau bau-bauan mempunyai peran yang sangat kuat. Aroma mempengaruhi kita pada tingkat fisik, psikologis, dan sosial. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, rancangan penelitian, teknik kontrol, prosedur penelitian, dan metode analisis data. Penelitian ini dilakukan pada

14 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang uraian singkat tentang hasil analisis data dan pembahasan. Analisis data yang dikemukakan berkaitan dengan gambaran subjek penelitian berdasarkan kapasitas kemampuan memori dan kategorisasi memori berdasarkan hasil tes kemampuan mengingat. Pembahasan berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan terbukti atau tidak terbuktinya hipotesis penelitian, yaitu ada perbedaan kemampuan mengingat jangka pendek pada subjek yang diberikan aroma green tea dan aroma lavender. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang meliputi saran praktis dan metodologis. Saran praktis yang dikemukakan berkaitan dengan strategi mengingat yang dapat diterapkan oleh mahasiswa dan cara-cara pengajaran yang dapat diterapkan oleh para tenaga pengajar. Saran metodologis berkaitan dengan prosedur penelitian yang akan berguna bagi para peneliti selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

PERBEDAAN MEMORI JANGKA PENDEK SISWA DITINJAU DARI PEMBERIAN AROMATERAPI

PERBEDAAN MEMORI JANGKA PENDEK SISWA DITINJAU DARI PEMBERIAN AROMATERAPI PERBEDAAN MEMORI JANGKA PENDEK SISWA DITINJAU DARI PEMBERIAN AROMATERAPI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DINI PUJIWATI F 100 050 154 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. respon fisik, psikologi dan sosial. Stres fisik atau sistemik terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. respon fisik, psikologi dan sosial. Stres fisik atau sistemik terjadi ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia pasti pernah merasakan stres, baik ringan, sedang bahkan stres berat. Pada hakikatnya stres dapat terjadi pada respon fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling

BAB I PENDAHULUAN. ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling BAB I PENDAHULUAN III. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas-aktivitas keseharian yang dilakukan oleh manusia membutuhkan ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang membutuhkan tidur, makan, air dan oksigen untuk bertahan hidup. Untuk manusia sendiri, tidur adalah suatu

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dari sudut pandang ilmu faal olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Organisasi atau perusahaan merupakan sebuah tempat dimana pekerja merupakan salah satu bagian penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Bekerja adalah penggunaan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J,

BAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan keyakinan yang tinggi. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak sekali ditemui dimasyarakat Indonesia kebiasaan merokok. Rokok bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat, karena banyakdari

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan

A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan keyakinan yang tinggi. Apabila keyakinan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia bahkan disemua negara telah mengalami perubahan secara terus menerus, sehingga membuat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DYAH ANGGRAINI PUTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluhan yang banyak dibicarakan manusia saat ini selalu berputar antara masalah kesehatan, ekonomi dan beban hidup. Semua masalah yang ditimbulkan memberi dampak stres

Lebih terperinci

Novia Sinta R, M.Psi

Novia Sinta R, M.Psi Novia Sinta R, M.Psi validitas tes sangat dipengaruhi oleh administrasi atau penyajian tes. Oleh karena itu cara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul-betul diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK Kafein adalah zat yang memberi tendangan dalam kopi Anda. Zat ini membuat Anda bangun dan siap beraktivitas di pagi hari, serta membantu membuat Anda tetap semangat ketika Anda

Lebih terperinci

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Danperawat pendamping Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania Oleh: TirtoJiwo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mahasiswa IAIN Tulungagung sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Mahasiswa IAIN Tulungagung sebagai berikut: 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan pembahasan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, makadapatdisimpulkan mengenai Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi Pasca Mengikuti KKN-PPL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya melalui aktivitas dan output kerjanya. Berapa kondisi hidup sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan

Lebih terperinci

Analisis Turunnya Prestasi Akademik

Analisis Turunnya Prestasi Akademik Analisis Turunnya Prestasi Akademik Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Seorang ibu mengeluhkan tentang prestasi anaknya di sekolah kepada Guru Kelasnya. Bu, anak saya dari hasil tes kecerdasan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya bahasa kita mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya bahasa kita mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya bahasa kita mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang berasal dari bahan tanaman tertentu. Aromaterapi sering digabungkan dengan praktek pengobatan alternatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemacetan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di kota Medan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kemacetan belum teratasi. Pertama meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kebijakan yang akan menunjukkan kemana bangsa ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kebijakan yang akan menunjukkan kemana bangsa ini akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan arah kebijakan yang akan menunjukkan kemana bangsa ini akan dibawa. Berbicara pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk beradaptasi mengikuti perkembangan.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : TRI WULANDARI F 100 030 247 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg selama beberapa minggu dan dalam jangka waktu yang lama (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah. utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah. utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. BAB II LANDASAN TEORI A. OTAK Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. 1. Otak depan Otak depan adalah struktur wilayah otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan (Kartono, 2007). Pendidikan di Indonesia diatur dengan jelas pada pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan komunikasi pada era globalisasi seperti sekarang ini. Teknologi informasi merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam mengembangkan potensi berpikir siswa. Kecenderungan umum yang hadir di kelas sekolah bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh pada tenaga kerja. Resiko dan potensi bahaya tersebut dapat berupa gangguan baik berupa fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar

Lebih terperinci

METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR AN NASKAH PUBLIKASI

METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR AN NASKAH PUBLIKASI METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR AN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

The Miracle of ENDORPHINE

The Miracle of ENDORPHINE The Miracle of ENDORPHINE Dr. Shigeo Haruyama Dr. Shigeo Haruyama adalah dokter yang berasal dari Jepang. Sejak kecil beliau mempelajari ilmu kedokteran tradisional Jepang dari kakeknya. Kemudian dia pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan

BAB I PENDAHULUAN. BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan Research In Motion (RIM), yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan tingkat dasar. Sebagai

Lebih terperinci

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI LAMPIRAN xiii TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI PADA PASIEN POST OPERSI FAM A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Tidur merupakan keadaan seseorang memasuki alam bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) dan GATT (General Agreement On Tariffs And Trade) yang akan berlaku pada tahun 2020 mendatang, kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres bukan sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian dari kehidupan dan

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stres merupakan fenomena umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa tuntutan dan tekanan yang

Lebih terperinci

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif, Lama Persalinan Kala II, dan Fetal Outcome Aromaterapi lavender terbukti efektif dalam penurunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI), yang dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisiologis ini. Jika satu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisiologis ini. Jika satu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka kebutuhankebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan usaha untuk mempertahankan hidup. Usaha untuk mempertahankan hidup untuk semua makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci