BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Tentang Kalor Sekilas tentang kalor Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser ( ). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Berikut ini beberapa hukum teori kalor dasar : 1. Kalor yang diterima sama dengan (=) kalor yang dilepas : Azas/asas Black 8 P a g e

2 - Penemu adalah Joseph Black ( ) dari Inggris. 2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan. - Penemunya adalah Benyamin Thompson ( ) dari Amerika Serikat. 3. Kalor adalah salah satu bentuk energi - Ditemukan oleh Robert Mayer ( ). 4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik. - Digagas oleh James Prescott ( ). Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan analisa kebutuhan kalor yang diperlukan untuk mendinginkan pada ruangan server sebuah gedung perkantoran Sejarah alat pendingin Awal mula dari adanya mesin AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak zaman Romawi yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding sehingga menurunkan suhu ruangan, tetapi saat itu hanya orang teretntu saja yang bisa, karena biaya membangun sangatlah mahal membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa, hanya para raja dan orang kaya saja yang dapat membangunnya. Baru kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday menemukan cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan gas amonia dan pada tahun 1842 seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan di rumah sakit Apalachicola yang berada di Florida Amerika Serikat. Dr. Jhon 9 P a g e

3 Gorrie adalah penemunya dan ini adalah cikal bakal dari teknologi AC (Air Conditioner), tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah meninggal pada tahun Willis Haviland Carrier seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan penemuan dari Dr. Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Kemudian penggunaan AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai di sebuah rumah di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang kecil, semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar orang merasa nyaman. Jika musim panas datang, biasanya kita selalu akrab dengan yang namanya kipas angin atau juga AC (Air Conditioner). Sebab, kesejukan yang ditimbulkan oleh hawa kipas dan AC memang dibutuhkan untuk meredam hawa panas yang kadang sangat menyiksa. Karena itu, berterimakasihlah kepada Jhon Gorrie yang mencetuskan ide pembuatan AC. Sebab, dengan hawa AC yang sejuk itu, kita tidak perlu merasakan penderitaan karena kepanasan yang kadang membuat tubuh teras lengket 10 P a g e

4 akibat keringat yang menetes. Tetapi, tahukah anda jika Jhon Gorrie menciptakan AC karena terinspirasi oleh kepedulianya terhadap orang sakit. Alkisah Jhon Gorrie adalah seorang dokter berkewarganegaraan Amerika Serikat. Gagasannya membuat mesin pendingin berawal dari banyaknya pasien yang menderita malaria atau penyakit lain dengan gejala demam tinggi. Ketika itu udara terasa panas sehingga membuat pasien tidak nyaman. Maka, pria kelahiran Charleston, California Selatan, 3 Oktober 1802 ini memutar otak bagaimana caranya agar suhu tubuh para pasien bisa turun. Setelah melihat kipas angin yang ada di depannya, Ia menemukan ide. Ia memasang bongkahan es batu depan kipas, sehingga hawa dingin es bisa tersebar oleh tiupan angin dari kipas. Tercetuslah pada ide itu, maka Gambar 2.1 Desain awal mesin pendingin [21] Jhon Gorrie berniat menyeriusi pembuatan mesin pendingin (AC). Pada tahun 1844, pria lulusan kedokteran dan ilmu bedah di kota New York ini merancang mengembangkan dan mesin 11 P a g e

5 experimen pembuat es. mesin ciptaanya di dasrkan pada hukum fisika bahwa panas selalu mengalir dari gas atau cairan yang lebih panas menuju gas atau cairan yang lebih dingin. Mesin tersebut bekerja dengan cara memadatkan gas (kompresor) sehingga menjadi panas, kemudian gas tersebut dialirkan ke coil-coil untuk diturunkan tekanannya (dekompres), alhasil, udara menjadi dingin. Untuk mengembangkan penemuannya pada tahun 1845, Jhon Gorrie memutuskan untuk berhenti praktik sebagai dokter. Enam tahun berikutnya Ia berhasil menerima hak paten yang merupakan hak paten pertama yang dikeluarkan untuk sebuah mesin pendingin. Inilah awalnya ditemukan mesin pendingin yang kini dikenal dengan istilah Air Conditioner (AC) Jenis-Jenis AC Ada beberapa jenis AC yang masing-masing mempunyai kelebihan dn kekurangan, jadi apabila memerlukan AC harus diperinci jenis AC yang mana yang sesuai dengan kebutuhan: 1. AC Window. Pada AC jenis window, semua komponen AC seperti filter udara, evaporator, blower, compressor, condenser, Gambar 2.2 AC Window refrigerant filter, expantion valve, dan controll unit terpasang pada satu 12 P a g e

6 base plate, beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan ke dalam kotak plat sehingga menjadi satu unit yang kompak. Kelebihan AC Window: a) Pemasangan awal maupun pembongkaran kembali jika akan dipindahkan mudah dilakukan. b) Pemeliharaan dan perawatan mudah dilakukan c) Harga lebih murah Kekurangan AC Window: a) Karena semua komponen AC terpasang pada satu base plat yang posisinya dekat dengan ruangan yang didinginkan, maka cenderung menimbulkan suara berisik (terutama akibat suara dari kompresor). b) Tidak semua ruangan dapat dipasang AC window, karena AC window harus dipasang dengan cara bagian condenser menghadap ke tempat terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas. Desain bangunan seperti ruko, dimana ruangan yang berhubungan dengan udara luar banyak ada didepan dan belakang saja, bahkan mungkin hanya bagian depan saja, maka ruangan yang posisinya di tengah tidak dapat dipasang AC jenis window. 13 P a g e

7 2. AC Split. Pada AC jenis split komponen AC dibagi menjadi dua, yaitu unti indor yang terdiri dari filter udara, evaporator blower, expansion valve dan controll unit, serta unti outdoor yang terdiri dari compresor, condenser blower dan refrigerant filter. Gambar 2.3 AC Split Selanjutnya, antara unti indoor dan unit outdoor dihubungkan dengan 2 buah saluran refrigerant, satu buah untuk menghubungkan evaporator dengan compressor dan satu buah untuk menghubungkan refrigerant filter dengan expansion valve serta babel power untuk memasok arus listrik ke compressor dan condenser blower. Kelebihan AC split: a) Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar, misalnya pada ruangan yang posisinya di tengah pada bangunan ruko, karena condensor yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang didinginkan. b) Suara didalam ruangan tidak berisik. Kekurangan AC Split: 14 P a g e

8 a) Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan membutuhkan tenaga terlatih. b) Pemeliharaan / perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga terlatih/ahli. c) Harganya lebih mahal. 3. AC Sentral. Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan pada cooling plat di luar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah didinginkan dialirkan kembali ke dalam ruangan/bangunan tersebut, AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel Gambar 2.4 AC Sentral atau mall. Kelebihan AC Sentral: a) Suara di dalam ruangan tidak berisik sama sekali. b) Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor. Kekurangan AC Sentral: Perancangan, instalasi, operasional, dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul terlatih. a) Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan. 15 P a g e

9 b) Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant. c) Biaya investansi awal serta biaya operasional dan pemeliharaan tinggi 2.2 Pengetahuan Dasar Tentang Ruangan Server Seringkali beberapa organisasi/perusahaan terkadang menganggap bahwa tingkat kebutuhan akan ruang server seperti dinomor duakan, berbeda dengan organisasi/perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, perbangkan yang memang harus membutuhkan ruang server, karena merupakan bagian dari standar yang harus disediakan, sehingga mau tidak mau perusahaan harus membangun ruang server bahkan sampai ke level data center. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi serta kebutuhan akan informasi dari setiap organisasi/ Gambar 2.5 View sample isi ruang server perusahaan, sehingga sekarang ini perlahan-lahan sudah merubah paradigma nya mengenai pentingnya sebuah ruang server. Akan tetapi terkadang sering kita temukan ruang server yang masih sekedarnya, artinya asal ruang server saja, tetapi tidak memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan dalam membangun ruang server. Terus bagaimana membangun ruang server yang aman dan sesuai dengan standar yang ada. Sesuai dengan namanya server room adalah ruangan yang 16 P a g e

10 digunakan untuk menyimpan server (aplikasi dan database), perangkat jaringan (router, hub dll) dan perangkat lainya yang terkait dengan operasional system sehari-hari seperti UPS, AC dan lain-lain. Sebuah ruang server harus memiliki standar keamanan yang melindungi perangkat-perangkat di dalamnya dari mulai suhu udara, kelembaban, dan akses masuk dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruang server merupakan asset bagi sebuah perusahaan karena di dalam ruangan ini terdapat aplikasi dan database pelanggan yang semakin hari akan semakin bernilai bagi perusahaan, oleh karena itu ruangan ini harus selalu dalam kondisi baik Jenis ruang server Ukuran dan jumlah perangkat dalam sebuah ruang server sangat variatif mulai dari yang kecil, sedang, maupun besar, ini sangat tergantung dari jenis usaha perusahaan. Sebagai contoh sebuah usaha rumah makan tidak memerlukan ruang server yang besar, karena rumah makan besar seklipun aplikasi dan data yang disimpan dalam server hanya sebatas transaksi penjualan tanpa perlu menyimpan data pelanggan, beda sekali dengan usaha perbankan atau jasa keuangan yang harus menyimpan dengan lengkap data dan transaksi yang terjadi pada setiap pelanggannya. Ruang server sangat bervariasi baik dari segi dimensi maupun kelengkapan pengamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam mengamankan asset database dan aplikasi yang dimiliki dan tergantung dari bisnis yang dijalankan (Bank, Lembaga 17 P a g e

11 Keuangan, Retai market, Manufacture dll). Selain dari jenis usaha/bisnis yang dilakukan, ruang server juga sangat tergantung dari proses bisnis yang dijalankan apakah 24 jam aktif atau tidak Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun ruang server - Rack Server yang berfungsi untuk menaruh perangkat server/devices lainya (swich, router, kvm, dll) sehingga terliat lebih rapi dan mudah untuk pengelolannya. - Lantai ruang server harus menggunakan raised floor yang tahan api (dengan ketinggian tertentu) yang berfungsi untuk menyalurkan udara dingin dari bawah, selain itu raiset floor dapat digunakan untuk mendistribusikan kabel power dan network. - Pintu masuk harus menggunakan pengamanan yang cukup dan sebaiknya menggunakan finger scan/hand key agar dapat melakukakn review berkala siapa saja yang masuk ke dalam ruangan. - Jalan keluar menuju pintu masuk ruangan harus dibuat dengan kemiringan tertentu yang dapat digunakan untuk memasukan server dan perangkat lainya dengan mudah dan aman. - Sistem pendingin sebaiknya menggunakan standing AC dengan blower yang berada di bagian bawah/lantai sehingga suhu dingin dapat di salurkan melalui raised floor. - Sistem pendingin lainya adalah dengan mengunakan AC split seperti pada umumnya. 18 P a g e

12 - System pendingin baik dengan standing AC maupun AC split harus mendaptkan backup unit yang selalu siap apabila dalam kondisi tertentu dibutuhkan. - Indikator suhu dan kelembaban harus dapat dilihat dari luar sehingga dapat diketahui dengan pasti kondisi ruangan di dalam. - Fire alaram system (system deteksi kebakaran) dan fire supresionsystem harus terdapat dalam ruangan dengan mengunakan gas tabung pemadam yang tidak merusak server apabila bekerja (FM200 atau sejenisnya). - Terdapat media backup untuk melakukan backup baik harian, bulanan atau tahunan. - UPS (Uninteruptable Power Supply) yang digunakan untuk menyimpan arus listrik pada saat listrik PLN padam (tidak bekerja) sedangkan operasional IT harus tetap berjalan Keamanan ruang server Perlu juga dalam membangun ruang server, kita harus memperhatikan serta memperhitungkan bagaimana mengamankan ruang server. Karena ruang server sebagai pusat informasi (jantungnya) dari satu organisasi/perusahaan, sehingga tingkat kritikal dari suatu organisasi/perusahaan adalah sangat penting, terutama bagaimana kita mengamankan ruang server tersebut dari hal-hal yang tidak kita inginkan. 19 P a g e

13 Adapun dasar dari diperlukanya keamanan ruanga server adalah berdasrkan aspek keamanan informasi yaitu: Gambar 2.6 Tiga aspek keamanan komputer Ada empat aspek utama dalam keamanan computer. - Privacy/confidentiality yaitu usaha menjaga informasi dari oaring yang tidak berhak mengkases (mengaransi bahwa data pribadi tetap pribadi). - Integrity yaitu usaha untuk menjaga data atau system tidak diubah oleh yang tidak berhak. - Authentication yaitu usaha atau metoda untuk mengetahui keaslian dari informasi, misalnya apakah informasi yang dikirim dibuka oleh orang yang benar (asli) atau layanan dari server yang dikirim benar berasal dari server yang dimasksud. 20 P a g e

14 - Availability berhubungan dengan ketersediaan system dan data (informasi) ketika dibutuhkan. Salah satu cara untuk mengamankan ruang server adalah: - Gunakan media access control (seperti: finger print, hand key, retina, proximity) dan gunakan fasilitas log (software) dari perangkat access control tersebut untuk melihat siapa-siapa saja yang masuk ke dalam ruang server. - Gunakan log book (buku tamu ruang server) terutama bagi para tamu/vendor yang akan memasuki ruang server untuk mengisi log book tersebut. - Gunakan software-software terutama dalam hal setiap perubahan konfigurasi dari system server yang ada. - Gunakan CCTV untuk memonitoring kegiatan yang ada didalam ruang server dan jangan lupa gunakan DVR (digital Video recording) untuk menyimpan hasil rekaman selama bebrapa waktu tertentu. - Gunakan fire alarm system (sitem deteksi kebakaran) dan fire supresionsystem harus terdapat dalam ruang dengan mengunakan gas tabung pemadam kebakaran yang tidak merusak server apabila bekerja (FM200 atau sejenisnya) Standar suhu normal didalam ruang server Kehandalan server tidak hanya terletak pada kecanggihan teknologi server yang digunakan namun juga dipengaruhi oleh faktor external server itu sendiri, yakni faktor suhu didalam ruangan serta kelembaban 21 P a g e

15 ruangan di dalam ruangan server. Lebih jauh lagi bila keperluan server terus bertambah sementara luas ruangannya yang juga terbatas. Pada beberapa implementasi ruangan server yang sudah ada, maka beberapa hal yang perlu diketahui pada ruang server adalah: 1. Suhu Terlalu rendah berarti boros biaya, terlalu tinggi maka komponen cepat rusak yang paling terpengaruh oleh suhu tinggi adalah "HARDISK". Posisi pengukuran suhu sangat menentukan validitas data suhu ruang sebaiknya C untuk harddisk, sedangkan utilitas SMART bisa dipakai; sebaiknya kurang dari 50 C untuk prosesor, utilitas lm-sensors (yang juga bisa mengukur tegangan dari power supply dan kecepatan putaran kipas. Kalau diukurnya diluar chasing, maka data tersebut sangat boleh jadi tidak mencerminkan kondisi suhu komponen sebenarnya. Yang sering terjadi adalah adalah kalau ternyata suhu pada komponen terlalu tinggi, kadang tidak teratasi dengan cara menurunkan suhu AC di ruangan saja, melainkan perlu kipas tambahan sehingga volume udara dingin yang lewat ke suatu chasing lebih banyak. Pada dasarnya rekomendasi umum menunjukkan bahwa suhu ruangan server tidak harus berada di bawah 10 C (50 F) atau di atas 28 C (82 F). Meskipun hal ini kelihatannya beragam, namun secara umum disarankan untuk menjaga suhu lingkungan ruang server berkiasr C (68-71 F). 2. Kelembaban 22 P a g e

16 Terlalu lembab bisa merusak ketika terjadi pengembunan, dan jika terlalu kering juga berbahaya karena akan ada listrik statis, inilah sebabnya AC untuk ruang server khusus karena mengatur suhu sekaligus kelembaban udara. Kelembaban ruang server sebaiknya 40%-55%, walaupun kelihatannya mulai diperlunak batasnya karena faktor penghematan energi. 3. Kebersihan Volume udara yang lewat casing sangat besar, kotoran yang lewat seringkali menempel di lubang saringan dan di fan, apabila terlalu banyak kotoran, aliran udara terganggu dan pendinginan tidak efektif. Hal ini juga merupakan salah satu faktor penyebab overheating pada perangkat/komponen server. 2.3 Beban Kalor Pada Ruang Server Perhitungan beban pendinginan merupakan suatu analisa untuk mengetahui seberapa besar kalor / panas yang ada di dalam suatu ruangan, sehingga dapat ditentukan seberapa besar pendinginan yang dibutuhkan untuk membuat ruangan tetap dalam kondisi dingin. terdapat bebrapa jenis kalor yang dapat mempengaruhi panasnya ruangan, antara lain: a. Kalor penerangan b. Kalor sensibel atap c. Kalor sensibel peralatan d. Kalor sensibel manusia e. Kalor sensibel partisi 23 P a g e

17 f. Kalor sensibel jendela g. Kalor sensibel dinding h. Kalor sensibel infiltrasi i. Kalor sensibel lantai j. Kalor sensibel matahari Nilai dari setiap kalor tesebut di atas, dapat diperoleh dengan Gambar 2.7 Komponen kalor pada ruang server melakukan beberapa langkah perhitungan dari masing-masing beban kalor yang dimiliki Kalor sensibel penerangan Kalor lampu sensibel penerangan dapat diperoleh dengan menghitung jumlah (kw) yang digunakan dikali dengan faktor koefisien transmisi lampu (kcal/kwh). Secaraa matematis dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut: Q p = P t x K l Dimana: Q p = Kalor sensibel penerangan (kcal/h) P t = Jumlah daya lampu yang digunakan (kw) K l = Koefisien lampu neon (1,080 kcal/kwh) 24 P a g e

18 Tabel 2.1 Faktor Koefisien Transmisi Kalor Peralatan Listrik Pemanas per 1 kw 0,860 kcal/kwh Motor listrik per 1 kw 0,860 kcal/kwh Lampu per 1 kw 0,860 kcal/kwh ( Pijar ) 1,080 kcal/kwh ( Neon ) Kalor sensibel atap Kalor sensibel atap dapat diperoleh dengan menghitung jumlah luas lantai atap (m²) dikali dengan nilai koefisien transmisi kalor K dari atap (kcal/m².h. C) dan dikalikan dengan selisih temperatur dalam dan luar ruangan ( C). Perhitungan ini dapat dituliskan secara matematis dalam persamaan sebagai berikut: Qa = A x Ka x t Dimana: Qa = Kalor sensibel atap (kcal/h) A = Luar penampang atap (m 2 ) Ka = Koefisian transmisi kalor atap 120 mm dengan langit-langit (1,58 kcal/m 2 /h) t = Beda temperatur dalam dan luar ruangan ( C). Tabel 2.2 Koefisien transmisi kalor dari atap 25 P a g e

19 Kalor sensibel manusia Kalor sensibel manusia dapat diperoleh hitunganya dengan cara jumlah orang yang ada dikali dengan faktor koefisien manusia (kcal/h). Perhitungan secara matematis dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut: Qm = M x Km Dimana: Qm = Kalor sensibel manusia (kcal/h) M = Jumlah manusia yang yang ada di dalam ruangan Km = Faktor koefisi manusia (0,897 kcal/h) 26 P a g e

20 Tabel 2.3 Faktor koefisien manusia dan Faktor kelompok Kondisi kerja Bangunan Jumlah Kalor Total Orang Dewasa Faktor Kelompok Orang yang Bekerja Duduk di kursi Gedung 87 kcal/h 0,897 Bekerja di belakang meja Berdiri atau berjalan lambat Dansa Kantor hotel Toko eceran Ruang dansa 106 kcal/h 0, kcal/h 0, kcal/h 0,944 Bekerja di belakang meja Pabrik 335 kcal/h 0,967 Tabel 2.4 Faktor koefisien kalor manusia dan Faktor kelompok 27 P a g e

21 2.3.4 Kalor sensibel peralatan Kalor sensibel pada peralatan dapat diperoleh denagn menghitung jumlah daya dari peralatan (kw) dikali dengan faktor koefisien peralatan (kcal/kwh). Secara matematis rumusan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut: Qp = Pp x Kp Dimana: Qp = Kalor sensibel pada peralatan (kcal/h) Pp = Jumalah daya dari peralatan (kw) Kp = Nilai koefisien peralatan bermuatan lsitrik (0.860 kcal/kwh) Tabel 2.5 Faktor koefisien kalor peralatan Kalor sensibel jendela Kalor sensibel jendela dapat diperoleh dengan perhitungan luas jendela dikali dengan nilai koefisien transmisi kalor yang melalui jendela (kcal/ m².h. C) dikalikan dengan selisih temperatur interior dan exterior ( C). Perhitungan tersebut dapat ditulis dalam rumusan matemtis dengan bentuk persamaan berikut ini: Qj = Aj x t 28 P a g e

22 Dimana: Qj = Kalor sensibel jendela (kcal/ m².h. C) Aj = Luas penampang jendela (m 2 ) t = Beda temperatur interior dan exterior ( C) Tabel 2.6 Koefisien transmisi kalor jendela Satu pelat kaca Tidak tergantung tebal kaca 5,5 kcal/m².h. C Kaca ganda Tidak tergantung tebal kaca 2,2 kcal/m².h. C Blok kaca Tidak tergantung tebal kaca 5,5 kcal/m².h. C Kalor sensibel dinding Kalor sensibel pada dinding dapat ditentukan dengan perhitungan luas dinding (m²) dikalikan dengan koefisien transmisi kalor dari dinding (kcal/ m².h. C) dikali dengan selisih temperatur ekivalen dari radiasi matahari ditambah dengan selisih temperatur ekivalen dari temperatur atmosfir ( C). Perhitungan kalor sensibel pada dinding secara matematis dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut: Qd = Ad x Kd x ( tm + ta) Dimana: Qd = Kalor sensibel dinding (kcal/m².h. C) Ad = Luas permukaan dinding (m 2 ) Kd = Nilai koefisien transmisi kalor dinding (kcal/ m².h. C) 29 P a g e

23 tm ta = Beda temperatur ekivalen dari radiasi matahari ( C) = Beda temperatur ekivalen dari temperatur atmosfir ( C). Tabel 2.7 Koefisien transmisi kalor dinding Tebal dinding Koefisien transmisi kalor K (kcal/m².h. C) Lapisan (biasa) Bagian utama Atap luar menonjol ke luar 5 mm 12 mm 3,08 Adukan semen di luar 15 mm Beton 150 mm 2,89 Adukan di luar 15 mm 200 mm 2,62 Plester 3mm 250 mm 2,05 Batu bata 210 mm 1,62 50 mm 4,75 Tanpa lapisan Beton 100 mm 4, mm 3,15 Perhitungan matematis yang digunakan, yaitu: a. Luas dinding radiasi = Luas dinding penuh Luas kaca jendela total b. ETD = Kalor masuk K c. Kalor masuk = waktu pengukuran {1,031 + (waktu 1 jam setelah pengukuran waktu pengukuran)} {0,669 + (waktu 2 jam setelah pengukuran waktu 1 jam setelah pengukuran)} {0,312 (waktu 2 jam setelah pengukuran waktu 3 jam setelah pengukuran)} 0,046. (Tergantung lama pengukuran) d. = 30 P a g e

24 e. K = 1 r1.tebal dinding +Rsi+Rso Keterangan: ETD = Beda temperatur ekivalen dari radiasi matahari + selisih temperatur ekivalen dari temperatur atmosfir ( C). r1 = Tahanan kalor dan kapasitas kalor dari bahan bangunan (m²h /kcal). Untuk dinding berbahan dasar beton biasa, yaitu 0,714 m²h /kcal. Rsi = Tahanan perpindahan kalor dari lapisan permukaan dalam dinding. Rso = Tahanan perpindahan kalor dari lapisan permukaan luar dinding. Tabel 2.8 Temperatur Ekivalen Radiasi Matahari Waktu, pukul Temperatur ( C) ,1 7 26,1 8 29,1 9 25, ,4 11 9, P a g e

25 Tabel 2.9 Harga Substitusi t t 0,5 1,5 2,5 3,5 4,5 dst. 1 0,046 0,312 0,669 1,031 1,364 dst. Tabel 2.10 Hambatan Kalor Permukaan Rsi Rso 0,05 m²h /kcal 0,125 m²h /kcal Kalor radiasi matahari Kalor radiasi matahari total dapat diperoleh dengan menghitung radiasi matahari langsung (kcal/m 2 h) ditambah dengan radiasi matahari tak langsung (kcal/m 2 h). Secara matematis perhitungan tersebut dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut: Qrm = RM l + RM tl Dimana: Qrm = Kalor total radiasi matahari (kcal/m 2 h) RM l = Radiasi matahari langung (kcal/m 2 h) RM tl = Radiasi matahari tak langsung (kcal/m 2 h) Detail perhitungan: 32 P a g e

26 a. Luas kaca jendela yang terkena radiasi matahari = (Panjang Lebar) jendela. b. sin h = sin ψ. sin δ + cos ψ. cos δ. cos 15 τ c. = sin h.sin ψ sin δ cos h.cos ψ d. = 1164 P Cos h Cos β e. = 1164 P f. h = 1164 P sinh g. = 1164 P cos h Nilai radiasi matahari yang terpancar dapat dilihat diperoleh berdasarkan grafik di bawah ini: Gambar 2.8 Radiasi Matahari Terpencar 33 P a g e

27 Keterangan: A = Azimut matahari. P = Permeabilitas atmosferik. (0,6 0,75). β = Sudut samping dari arah datangnya radiasi matahari. =Radiasi matahari langsung pada bidang vertikal, tetapi pada posisi membuat sudut samping βdari arah datangnya matahari (kcal/m²h). = Radiasi matahari langsung pada bidang tegak lurus arah datangnya radiasi (kcal/m²h). h = Radiasi matahari langsung pada bidang horizontal(kcal/m²h). = Radiasi matahari langsung pada bidang vertikal(kcal/m²h) = Konstanta panas matahari (radiasi matahari rata-rata tahunan di antariksa) 90 = pengukuran dilakukan pada azimut matahari ke arah timur. ψ = kedudukan garis lintang (lintang utara benilai positif dan lintang selatan benilai negatif). δ = dekilansi matahari. 34 P a g e

28 Gambar 2.9 Deklinasi Matahari τ = saat penyinaran matahari (saat pukul benilai nol, saat siang hari (P.M) bernilai positif, dan saat pagi hari (A.M) bernilai negatif). h = ketinggian matahari. Tabel 2.11 Faktor Transmisi Jendela Tanpa Penutup Kaca Biasa 0,95 Kaca ganda : Kacabiasa 0,7 Menyerap di luar 0,6 Kaca setengah cermin 0,4 Dengan Penutup dalam Ruangan 0,5 0,5 0, Kalor sensibel lantai Kalor sensibel lantai dapat diperoleh dengan perhitungan luas lantai (m²) dikali dengan nilai koefisien transmisi kalor K dari lantai (kcal/m².h. C) dan dikalikan dengan selisih temperatur dalam dan luar ruangan ( C). 35 P a g e

29 Secara matematis perhitungan tersebut dapat dibuat dalam persamaan sebagai berikut: Ql = Al x Kl x t Dimana: Ql = Kalor sensibel lantai (kcal/m².h. C) Al = Luas permukaan lantai (m²) Kl = Nilai koefisien lantai (kcal/m².h. C). t = Beda temperatur dalam dan luar ruangan ( C). Tabel 2.12 Koefisien transmisi kalor K lantai Kalor sensibel infiltrasi Kalor sensibel infiltrasi dapat diperoleh dengan perhitung volume ruangan (m³) dikalikan dengan jumlah pergantian ventilasi alamiah dikali dengan selisih temperatur exterior dan interior ( C) dikalikan dengan nol koma duapuluh empat dibagi vulume spesifik (0,24 / Volume spesifik). Secara matematis perhitungan kalor sensibel infiltrasi dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: 36 P a g e

30 Qi = V x Cu x t x (0.24/Vs) Dimana : Qi = Kalor sensibel infiltrasi (kcal/m².h. C) V = Volume ruangan (m 3 ) Cu = Jumlah pertukaran udara (satuan) t = Beda temperatur exterior dan interior ( C) Vs = Volume spesifik ruangan (m 3 ) Tabel 2.13 Jumlah pergantian udara pada ruangan Rumah standar Rumah dengan banyak jendela Rumah, pintu, dan jendela sering dibuka tutup 1 kali 1,5-2 kali 1,5-2 kali Nilai konversi : - 1Kcal = 3,97 Btu /h - 1 Kw = 3413 Btu / h - 1 W / h = 0,86 Btu / h - 1 Kcal / h = 1,1628 Btu / h Rumusan praktis dalam menghitung beban/kapasitas pendinginan (Cooling Load) yaitu : - Luas ruangan (m2) x 500 Btu / h - Volume Ruangan (m3) x 180 Btu / h - Tinggi ruangan 3 meter 37 P a g e

31 Grafik Psychometric untuk menentukan nilai entalphi, spesifik volume dan nilai lain yang bisa ditentukan dengan grafik dibawah ini. Grafik 2.1 tolak ukur nilai SHF Grafik 2.2 Psychometric 38 P a g e

32 Grafik 2.3 Psychometric dengan tambahan diagram pengukuran SHF 39 P a g e

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC Dalam perancangan pemasangan AC pada Ruang Dosen dan Teknisi, data-data yang dibutuhkan diambil dari berbagai buku acuan. Data-data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN Dalam perhitungan beban pendingin gedung yang akan dikondisikan oleh mesin pendingin didapat data-data dari gedung tersebut, sebagai berikut : IV.1 Nama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir BAB III PERHITUNGAN 3.1 Beban Pendingin Ruangan Beban pendingin ruangan adalah beban laju aliran panas yang harus dipindahkan dari udara ruangan untuk mempertahankan temperatur ruangan sesuai yang diinginkan.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Dan Letak Ruangan Server. Lampiran Kondisi ruang server

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Dan Letak Ruangan Server. Lampiran Kondisi ruang server BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Dan Letak Ruangan Server Lampiran 3 4.1.1 Kondisi ruang server Ruang server sebagaimana sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, sebagai salah satu asset perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Mercu Buana 49

Universitas Mercu Buana 49 BAB III METODE PENELITIAN Ada dua faktor yang menjadi beba dalam sebuah mesin pendingin yaitu beban internal dan beban ekternal. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya beban internal terjadi karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Data Pengumpulan data di maksudkan untuk mendapatkan gambaran dalam proses perhitungan beban pendingin pada ruang kerja lantai 2, data-data yang di perlukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Alat Pendingin Central Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,

Lebih terperinci

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah ruang tertutup atau dari suatu benda dan berpindah ke tempat di mana panas itu

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Tata Udara

Pengantar Sistem Tata Udara Pengantar Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006). 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159 DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI. v DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Batasan Masalah..

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Kemas Ridhuan, Andi Rifai Program Studi Teknik Mesin Universitas muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No.

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi

Lebih terperinci

Jenis-jenis AC di Pasaran. 1. AC Window, Merupakan Jenis AC dimana semua komponen AC terdapat didalam kotak plat sehingga menjadi satu unit.

Jenis-jenis AC di Pasaran. 1. AC Window, Merupakan Jenis AC dimana semua komponen AC terdapat didalam kotak plat sehingga menjadi satu unit. AIR CONDITIONING Jenis-jenis AC di Pasaran 1. AC Window, Merupakan Jenis AC dimana semua komponen AC terdapat didalam kotak plat sehingga menjadi satu unit. 2. AC SPLIT komponen AC dibagi menjadi dua unit

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²) BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Beban Pendingin AC Sentral Lantai = 1 Luas = 154 m² Kondisi = CDB CWB R Kg/kg Luar ruangan = 33 27 7,24 Dalam ruangan = 24 16 45,11 Selisih = 9 11 25,13

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. Perhitungan Total Beban Kalor Dalam Ruangan Dalam bahasan ini total beban kalor tersimpan dalam ruangan adalah penjumlahan dari tambahan panas dari transmisi radiasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,

Lebih terperinci

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI Ozkar F. Homzah 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang Jl.

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN.

BAB III PERANCANGAN. BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang

Lebih terperinci

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN Irnanda Priyadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki suhu yang nyaman yang dianggap cukup baik sehingga dapat memberikan kebebasan bagi orang-orang

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara 24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.

Lebih terperinci

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2015 Sistem Pengkondisian Udara (AC) TATA UDARA Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS

PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS Oleh : LAURA SUNDARION 2107 030 075 Dosen Pembimbing : Ir. Denny M.E SOEDJONO, MT LATAR BELAKANG Sistem pengkondisian udara

Lebih terperinci

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH 6505 040 048 ABSTRAK Pada PT BOC Gases ini terdapat beberapa sumber kebisingan

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN 57 BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN 3.1 Beban Pendingin Tabel 3.1.1 Flow Chart Perhitungan Beban kalor gedung secara umum ada 2 macam yaitu kalor sensible dan kalor laten. Beban kalor laten dan sensible

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA PRINSIP KERJA SISTEM AC (AIR CONDITIONING SYSTEM) Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan me nuliskan 2 diantaranya.

Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan me nuliskan 2 diantaranya. Cara Menghitung PK AC Berdasarkan Luas Ruangan Dipublikasi pada Desember 24, 2011 oleh henrynuryani Air Conditioner atau yang lebih dikenal dengan sebutan AC merupakan sistem atau mesin yang dirancang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM Krisanto Elim 1, Anthony Carissa Surja 2, Prasetio Sudjarwo 3, dan Nugroho Susilo 4 ABSTRAK : Tujuan penelitian sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tugas Akhir Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas Diponegoro Semarang. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengkondisian udara merupakan salah satu aplikasi penting teknologi refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang diperlukan dalam pengkondisian

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas)

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas) Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas) Iman Syahrizal ), Seno Panjaitan ), Yandri ) ) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

Overview of Existing SNIs for Refrigerant One day Seminar on Energy Efficient Machinery for Building 19 Mei 2016 Bromo Room, Gedung Pusat Niaga, 6th Floor JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, KEMAYORAN Overview of Existing SNIs for Refrigerant Ari D. Pasek

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : 1. Data dari hasil pengujian Data diperoleh dari hasil pengujian alat praktikum mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci