1. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah di Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

Transkripsi

1

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan dan pembangunan nasional Indonesia yang bersumber pada Falsafah Pancasila. Secara konstitusional, falsafah Pancasila merupakan yang direalisasikan dalam kehidupan berbangsa yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan, serta usaha pemerintah untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam undang-undang. Pendidikan juga sebagai wahana pembelajaran yang bercirikan kecerdasan, pelatihan keterampilan, sekaligus penanaman nilai dan pembentukan karakter. Pada dasarnya pendidikan memberikan penyajian pengetahuan yang bervariatif dan menarik agar dapat dikonsumsi dengan baik oleh peserta didik. Penyajian itu dapat melalui proses interaksi edukatif dan interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Dari definisi di atas, jelaslah pendidikan merupakan suatu proses yang dilalui oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga diharapkan setelah melalui proses ini mereka dapat mengembangkan potensi diri mereka dengan sebaik-baiknya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dijelaskan ada beberapa teknik dan instrument dalam penilaian yaitu: Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseoranga atau kelompok, Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi. Instrument penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan, Substans, Konstruksi, Bahasa. Instrument penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian, dan Instrument penilain yang digunakan pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, daerah setiap tahun. Bertolak dari pengertiannya, penilaian sebagai penentu keberhasilan suatu pembelajaran. Kegiatan penilaian dapat dilakukan dengan melakukan tes. Tes terhadap kegiatan pembelajaran dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu tes dan non tes. Bentuk penilaian dengan mengunakan tes diantaranya, tes lisan, tulisan, objektif, uraian, pilihan ganda, pilihan ganda jamak, menjodohkan, dan lain sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes sebagai alat penilaian digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam pelaksanaannya berpedoman kepada teknik penyusunan dan pelaksanaan tes hasil belajar. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila peserta didik mampu menyerap bahan pengajaran yang diberikan guru. Proses ini didasari oleh pemikiran mengenai kebutuhan peserta didik sebagai objek dalam pendidikan. Ketika guru memperkenalkan ide atau konsep tertentu atau melakukan aktifitas dengan harapan agar muridnya dapat memahami dan memiliki apa yang diharapkan oleh pendidik, saat itulah terjadinya pengajaran, dan apabila murid menunjukkan hasil belajarnya, saat inilah yang disebut dengan hasil belajar. Penilaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam mata pelajaran sejarah di SMA N 2 Pulau Punjung menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian hasil belajar belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian hasil belajar yang menyatakan bahwa teknik penilaian bisa berupa tes, observasi, penugasan perseorangan, ataupun kelompok. Hasil observasi yang peneliti temukan menunjukan bahwa penilaian tes hasil belajar yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya hanya terdiri dua macam tes, yaitu tes objektif dan uraian. Masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS di SMA N 2 Pulau Punjung kabupaten Dharmasraya

3 Tujuan untuk mendeskripsikan pelaksaanaan penilaian hasil belajar sejarah mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS di SMA N 2 Pulau Punjung kabupaten Dharmasraya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/. Peneliti menggunakan teknik penumpulan data sebagai berikut: Observasi adalah melihat langsung objek penelitian yang kemudian mengambil dan mengumpulkan data-data yag diperlukan dalam penelitian ini. Wawancara adalah mengadakan komunikasi secara langsung tentang permasalahan yang dibahas. Dokumentasi adalah informasiinformasi mengenai penelitian di peroleh di lapangan yaitu berupa dokumen- dokumen atau arsip yang mendukung hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang Pelaksanaan Penilaian hasil belajar sudah menggacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dengan beberapa instrument penilaian yaitu : berupa tes, observasi, penugasan perseorangan, atau kelompok, teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. 1. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah di Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Perencanaan proses pembelajaran adalah kegiatan merancang dan menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh sebelum penilaian dilaksanakan, karena langkah-langkah perencanaan pembelajaran turut mempengaruhi efektivitas penilaian hasil belajar secara menyeluruh.berdasarkan observasi pada tanggal 10 Agustus 2015, guru sejarah sudah mulai membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan sesuai dengan Kompetensi Dasar, sebelum melakukan penilaian. Melalui perencanaan guru akan dapat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Pada saat sebelum melaksanakan penilaian hasil belajar, guru harus membuat perencanaan penilaian yang akan di laksanakan setelah proses pembelajaran. Perencanaan ini bisa dalam bentuk penilaian jangka panjang dan penilaian jangka pendek. Untuk mengetahui perencanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI di SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya peneliti telah melaksanakan penelitian dengan guru sejarah yaitu Hernida, Senin 24 Agustus 2015 yang mengungkapkan bahwa : Perencanaan penilaian hasil belajar sejarah sudah di mulai sejak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam RPP saya membuat evaluasi berupa soal tes sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator yang ingin dicapai dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tujuan atau hasil belajar siswa yang diharapkan dari pelaksanaan penilaian sejarah. Dalam hal ini Hernida menjelaskan bahwa : Tujuan utama dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memehami materi yang telah dipelajari, namun di samping itu kita juga harus mencapai nilai sesuai dengan yang ditentukan yaitu KKM yang ditetapkan sekolah adalah 80. Dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti diatas dapat diketahui bahwa perencanaan penilaian hasil belajar sejarah kelas XI adalah perencanaan penilaian untuk setiap kali pertemuan yang telah di buat guru dalam bentuk RPP. Perencanaan ujian mid semester yang di laksanakan oleh guru sejarah, dan perencanaan ujian akhir semester yang waktu di tentukan oleh Dinas Pendidikan. Perencanaan penilaian hasil belajar sejarah ini dilaksanakan di awal semester sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Pelaksanaan Penilaian hasil belajar sejarah adalah bagaimana guru melaksanakan rencana yang telah disusun untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran sejarah setelah mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 Agustus 2015 dapat diketahi bahwa pelaksanaan tes pada akhir

4 pembelajaran dilaksanakan guru dengan memberikan 1-2 buah soal, dalam bentuk uraian tentang materi yang baru dipelajari. Dari hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah dilaksanakan guru pada setiap akhir pembelajaran. Penilaian proses yang dilaksanakan adalah dalam bentuk pengamatan, yaitu pada pembelajaran kami biasanya mengunakan metode diskusi dan setiap siswa di bagi dalam beberapa kelompok kemudian di beri tugas membuat makalah tentang materi yang dipelajari. Dalam pelakanaan diskusi ini siswa yang membuat makalah dengan baik diberi nilai 1, siswa yang aktif bertanya di beri nilai 1, dan siswa yang bisa member penjelasan dari pertanyaan temanya diberi nilai 1. Presentase hasil pengamatan diskusi inilah yang saya jadikan sebagai hasil dari penilaian proses. Jadi bagi siswa yang tidak aktif maka penilaian prosesnya juga tidak ada. Dari wawancara di atas terlihat bahwa guru sejarah melaksanakan penilaian proses selama pembelajaran berlangsung. Dokumen yang digunakan untuk penilaian dengan melihat penilaian terhadap keaktifan siswa dalam melaksanakan diskusi, namun dalam pelaksanaan penilaian proses ini guru belum menyiapkan format penilaian dan pengamatan yang baik, sehingga tujuan dari penilaian hasil belajar afektif dan psikomotor belum tercapai dengan sempurna. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, sebagai mana yang dijelaskan oleh Kepala sekolah Des Erlina : Pelaksanaan penilaian sejarah kelas XI selama ini dalam pengamatan saya sudah berjalan dengan baik. Guru sejarah sudah membuat RPP dengan baik dan menyiapkan soal tes. Demikian juga dengan pelaksanaan Ulangan Harian, telah dilaksanakan dengan baik dan guru sejarah memberikan laporan perkembangan hasil belajar siswa kepada wakil kurikulum. Mengenai kapan saja waktu pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah Hernida juga mengungkapkan bahwa : Selaian pada akhir pertemuan penilaian terhadap hasil belajar sejarah siswa juga dilaksanakan dengan ujian harian (UH).UH dilaksanakan apabila materi pelajaran yang diberikan telah selesai satu Standar Kompetensi, jadi semua Kompetensi dasar yang terdapat pada Standar Kompetensi tersebut diujikan dalam UH.Ulangan harian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar sejarah siswa pada satu materi tertentu. Dari wawancara di atas diketahui bahwa selain melaksanakan tes di akhir pertemuan, guru sejarah juga melaksanakan ulangan harian apabila satu standar Kompetensi telah selesai.soal untuk ujian harian di sediakan oleh guru sejarah. Guru sejarah membuat soal ujian harian dalam bentuk essay, dalam membuat soal guru sejarah telah menetapkan skor penilaian maksimal pada setiap soal, namun guru sejarah belum membuat kisi- kisi soal. 3. Kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan observasi pada tanggal 10 Agustus 2015 terlihat bahwa pada saat akhir pembelajaran guru sejarah menjelaskan materi pembelajaran dan sering waktunya tidak cukup melakukan penilaian tes, penelitian yang lakukan di kelas XI SMA N 2 Pulau Punjung mengenai pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa, makakendala yang dihadapi guru bidang studi sejarah dapat dijelaskan sebagai berikut Sebagaimana Wawancara dengan Kepala Sekolah Des Erlina, Kamis 27 Agustus 2015 Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penilaian hasil belajar sejarah siswa adalah : Usaha untuk mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 80, sementara sarana seperti buku dan media kurang mencukupi di sekolah kami ini sehingga pelaksanaan proses pembelajaran sejarah sering tidak menggunakan media dan proses pembelajaran kurang maksimalmaka hasil belajar juga kurang maksimal. 1. Kendala bagi Guru Kendala- kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah adalah sebagai berikut :

5 a. Waktu pelaksanaan tes akhir pertemuan kadang kurang mencukupi Berdasarkan hasil wawancara dengan Hernida pada tanggal 24 Agustus 2015 manjelaskan Kendala yang saya hadapi alam melaksanakan penilaian sejarah di kelas XI adalah waktu pelaksanaan test akhir pertemuan yang kadang- kadang kurang cukup, karena waktu untuk berdiskusi dan menjelaskan pelajaran lebih lama, sehingga waktu untuk pelaksanaan tes kurang cukup. b. Dalam Penilaian Proses Berdasarkan hasil wawancara dengan Hernida Tanggal 24 Agustus 2015 menyatakan bahwa : Saya memang belum terlalu memahami bentuk penilaian proses yang harus dilaksanakan. Selama ini memang ada warshop dan pelatihan tentang format pengamatan penilaian Afektif dan psikomotor, namun format tersebut tidak dapat dilaksanakan bila hanya ada satu guru dalam kelas, karena saya tidak mampu mengamati semua siswa dalam waktu yang bersamaan dengan menjelaskan materi pembelajaran. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI di SMA N 2 Pulau Punjung adalah 1) Keterbatasan media pembelajaran dan buku sumber agar siswa mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan 2) Waktu pelaksanaan tes akhir pertemuan kadang kurang mencukupi karena telah terpakai untuk diskusi dan penjelasan materi 3) Siswa yang kurang aktif dalam melaksanakan diskusi sehingga banyak hasil penilaian diskusi atau penilaian proses siswa rendah 4) Kemampuan guru yang kurang dalam menyiapkan format pengamatan utuk penilaian proses siswa. KESIMPULAN 1. Perencanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS yang dilaksanakan guru sejarah SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya adalah membuat RPP dalam bentuk soal uraian, merencanakan pelaksanaan ujian harian, ujian mid semester dan ujian akhir semester sesuai dengan silabus dan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada awal semester. 2. Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharnasraya adalah dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan pembelajaran, setiap selesai satu Kopetensi Dasar, pada tengah semester dan pada akhir semester. Alat yang digunakan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar sejarah adalah test dan non tes. Jenis tes yang dilaksanakan untuk penilaian hasil belajar sejarah siswa adalah tes formatif dan sumatif. 3. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya adalah Keterbatasan media pembelajaran dan buku sumber agar siswa mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan, waktu pelaksanaan tes di akhir pertemuan kadang kurang mencukupi karena telah terpakai untuk diskusi dan penjelasan materi, siswa yang kurang aktif dalam melaksanakan diskusi sehingga banyak hasil penilaian diskusi atau penilaian proses siswa rendah, Kemampuan guru yang kurang dalam menyiapkan format pengamatan untuk penilaian proses siswa. SARAN 1. Diharapkan kepada guru sejarah agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala sekolah sebelum

6 melaksanakan penilian hasil belajar sejarah. 2. Diharapkan kepada kepala sekolah untuk mengadakan pelatihan dengan guru untuk membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penilaian hasil belajar sejarah. 3. Diharapkan kepada guru untuk menambah wawasan tentang pelaksanaan penilian hasil belajar sejarah. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Syafri Penilaian Berbasis Kompetensi, Padang: UNP Pres Kunandar, Penilaian Autentik. Jakarta : 2013 Lufri Metodologi Penilitian. Padang. Universitas negeri Padang Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Bina Ilmu. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Sudijino, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.