Sumber : (diakses pada tanggal 03 Maret 2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumber : (diakses pada tanggal 03 Maret 2015)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian Profil umum PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan perusahaan BUMN yang didirikan di kota Bandung. Perusahaan ini sudah ada sejak masa pemerintahan Belanda dan masih bernama Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM) yang kemudian berubah menjadi perusahaan perseroan dengan nama Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO). Sejak berdiri pada tahun 1905, perusahaan ini masih dijalankan oleh pemerintahan Belanda. Setelah lima puluh tahun beroperasi, kemudian perusahaan ini diambil alih oleh pemerintahan Indonesia. Setelah perusahaan diambil alih oleh pemerintah Indonesia, perusahaan ini masih sempat berubah nama yaitu pada tahun 1961 bernama PLN Eksploitasi XI Jawa Barat dan pada tahun 2001 bernama PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu APD (Area Pengatur Distribusi) yang berfungsi mengatur dan mengadakan sistem distribusi tenaga listrik agar penyaluran tenaga listrik di wilayah yang ditangani berjalan dengan baik (sumber : diakses pada tanggal 03 Maret 2015). Gambar 1.1 Logo PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Sumber : (diakses pada tanggal 03 Maret 2015) 1

2 1.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Visi Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, pegawai dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan unit PLN terbesar di Indonesia dengan luas wilayah kerja yang menjangkau lebih dari km² yang meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten kecuali Tangerang, dengan jumlah konsumen yang mencapai lebih dari sembilan juta pelanggan, atau 22% dari jumlah pelanggan PLN secara nasional. Wilayah dan beban kerja tersebut dikelola oleh unit-unit Pelaksana Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan Area Pengatur Distribusi (APD), dengan komposisi berikut: 1. Area Pelayanan Jaringan (Area) : 17 Unit 2. Area Pengatur Distribusi (APD) : 1 Unit 3. Unit Pelayanan dan Jaringan (Rayon) : 100 Unit 4. Unit Pelayanan dan Jaringan Prima (Rayon Prima) : 7 Unit 5. Kantor Pelayanan (KP) : 191 KP Bidang Usaha Sesuai dengan Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan usaha PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten meliputi kegiatan perencanaan, pembangunan, usaha/ operasi, dan kegiatan riset dan penunjang. 2

3 1.1.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terdiri dari enam bidang, yaitu Bidang Perencanaan, Distribusi, Niaga dan Pelayananan Pelanggan, Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO), dan KHA (Komunikasi, Hukum dan Administrasi) dimana tiap bidang dipimpin oleh satu orang Manager. Masing-masing bidang terdiri dari beberapa sub-bidang yang dipimpin oleh Deputi Manager. Deputi Manager yang ada pada tiap sub-bidang akan dibantu oleh beberapa Supervisor dalam menjalankan tugasnya. Bagan struktur organisasi Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten secara keseluruhan dapat dilihat pada bagian lampiran. 1.2 Latar Belakang Penelitian PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten perusahaan BUMN yang bergerak dalam penyediaan tenaga listrik bagi publik dengan wilayah operasional propinsi Jawa Barat dan Banten. Sebagai perusahaan listrik terbesar dan ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya Jawa Barat dan Banten. Atas pertimbangan ini maka tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan harus memiliki kinerja optimal untuk mewujudkan pelayanan terbaik. Dalam hal ini sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Tidak hanya itu, kualitas sumber daya manusia juga menentukan perusahaan akan terus bertumbuh atau tidak. Oleh karena itu peningkatan mutu dan kualitas pelayanan harus menjadi prioritas perusahaan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam menjalankan fungsinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bangun (2012:4) bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu peran sumber daya manusia sebagai bagian dari kompetisi bisnis akan menjadi penentu nilai lebih dari sebuah organisasi atau perusahaan. 3

4 Seorang karyawan harus memiliki produktivitas dan daya guna yang maksimal bagi perusahaan karena hal tersebut akan menentukan bagaimana produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Bagus atau tidaknya produktivitas seorang karyawan dapat dilihat dari tingkat kinerja yang ditunjukkannya dalam perusahaan. Produktivitas seorang karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas akan meningkat apabila manajer mampu mengelola dan memaksimalkan peran karyawan dalam perusahaan. Manajer diharuskan mampu mengatur dan mengarahkan bagaimana seorang individu berperilaku dalam organisasi sesuai dengan aturan perusahaan demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, seorang manajer perlu menguasai bidang ilmu perilaku organisasi untuk memahami bagaimana pola perilaku seorang individu dan cara mengontrol perilaku tersebut sesuai dengan kebutuhan organisasi. Menurut Umam (2010:34), ada beberapa tingkatan analisis dalam perilaku organisasi yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi, dan faktor lingkungan. Masing-masing tingkatan memiliki siklus yang berbeda-beda baik dari segi masukan, proses, dan keluaran. Robbins dan Judge (2015: 25) mengemukakan, Scholars have emphasized individual-level outcomes like attitudes and satisfaction, task performance, citizenship behavior, and withdrawal behavior (Para ahli menekankan bahwa keluaran pada tingkat individu seperti sikap dan kepuasan, performa kinerja, perilaku kewargaan, dan perilaku penarikan diri). Penelitian kali ini fokus terhadap salah satu keluaran dari perilaku organisasi pada tingkat individual, yaitu Organizational Citizenship Behavior atau biasa disebut dengan perilaku OCB. Dalam dunia kerja sekarang ini, dimana tugas-tugas semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun tingkat kesulitan, ketika sebuah tim mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, maka karyawan yang memiliki perilaku OCB akan membantu orang lain dalam tim, sukarela mengerjakan pekerjaan tambahan dan bertoleransi terhadap pembebanan kerja. Hal ini juga selaras dengan pendapat Newstrom (2011:264), Applying the social exchange idea makes it evident that employees are expected to go beyond their job descriptions and be good organizational citizens (dengan menerapkan ide pertukaran sosial diharapkan akan menjadi faktor pendorong mereka dalam melaksanakan pekerjaan melebihi 4

5 harapan perusahaan dan menjadi warga organisasi yang baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku OCB bukanlah sebagai bagian dari job description, tetapi lebih kepada suatu pilihan individu itu sendiri. Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Tujuh belas Agustus 1945 (Untag) Surabaya dalam risetnya terhadap 80 politikus perempuan mengemukakan bahwa politikus perempuan cenderung lebih dekat kepada perilaku altruism dan conscientiousness (Hertanto, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa politikus perempuan lebih suka membantu dan lebih taat kepada peraturan serta memiliki peran lebih terhadap partai. Kusmulyono (2013) juga mengemukakan bahwa perilaku OCB berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pegawai. Perilaku OCB juga dapat dijadikan sebagai standar dalam merekrut pegawai baru. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengurangi tingkat turnover yang tinggi. Fenomena yang muncul sekarang ini adalah seringkali pegawai yang memiliki kualitas tinggi tidak memiliki loyalitas yang tinggi juga, sehingga hal ini menjadi penyebab terjadinya turnover yang tinggi. Perilaku OCB tidak hanya penting dalam sebuah perusahaan, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan melalui tulisan Riandini (2013) tentang perilaku altruism terhadap anak jalanan dan Permataputri (2013) tentang perilaku altruism para pendiri rumah belajar. Mereka menyimpulkan bahwa orang yang memiliki teori empati-altruism akan termotivasi untuk menolong orang lain meskipun akan merugikan diri sendiri, karena sebagian besar orang yang memiliki perilaku altruism lebih mengutamakan kepuasan batin. Menurut Yuniar et al. (2011) beberapa penelitian tentang perilaku OCB mengemukakan bahwa perilaku OCB mampu meningkatkan efektifitas dan kesuksesan organisasi seperti biaya operasional rendah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat, dan penggunaan sumber daya secara optimal. Kelly dalam Andriani et al. (2012) mengemukakan beberapa kriteria perilaku karyawan yang mempengaruhi keefektifan organisasi, yaitu: 1. Memiliki kapasitas sosial untuk bekerjasama dengan orang lain, 2. Memiliki karakter yang kuat untuk bertahan tanpa status kepahlawanan, 3. Keinginan berpartisipasi dalam usaha kelompok atau tim kerja untuk mewujudkan tujuan bersama yang lebih tinggi; dan, 5

6 4. Keseimbangan moral dan psikologis untuk mencapai tujuan individu dan perusahaan tanpa merugikan satu sama lain. Kriteria perilaku karyawan yang sudah disebutkan diatas, terdapat juga pada diri karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Hal ini terlihat dari hasil wawancara penulis terhadap beberapa karyawan yang menjabat sebagai Supervisor di bagian Administrasi Sumber Daya Manusia. Mereka mengemukakan bahwa secara umum, karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memiliki kriteria perilaku yang mempengaruhi keefektifan organisasi, salah satunya dalam hal bekerjasama antar karyawan. Menurut Wright dalam Andriani et al. (2012), perilaku diluar aturan formal organisasi (extra-role) merupakan elemen penting yang harus diperhatikan oleh organisasi. Hal ini sangat penting karena organisasi membutuhkan karyawan yang mau memberikan usaha lebih bagi organisasi. Dalam hal ini, perilaku extra-role yang dimaksud adalah perilaku OCB. Terakhir, Ibrahim (2013) mengemukakan pentingnya perilaku OCB pada perawat rumah sakit. Sebagai organisasi layanan publik dan memiliki pengaruh vital, para perawat dituntut memberikan usaha ekstra melebihi standar umum yang ditetapkan rumah sakit. Sama halnya dengan institusi rumah sakit, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten juga membutuhkan karyawan yang mampu memberikan usaha melebihi aturan perusahaan, untuk memberikan pengaruh positif yang signifikan serta nilai lebih terhadap perusahaan, termasuk dalam hal memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen. Terkait dengan perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, berikut ini adalah rekapitulasi ketidakhadiran karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten selama periode Januari 2013 sampai dengan Juni 2014 (tiga semester kerja). 6

7 Gambar 1.2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan Periode Januari 2013 sampai dengan Juni 2014 Jumlah Ketidakhadiran Absensi Januari Juni Tahun 2013 Rata-rata absensi per bulan: Tahun 2014 Semester 1 tahun 2013 : 125 kali Semester 2 tahun 2013 : 204 kali Semester 1 tahun 2014 : 213 kali Sumber: data yang telah diolah Data di atas menunjukkan kenaikan dan penurunan tingkat ketidakhadiran karyawan dengan jumlah ketidakhadiran yang terbilang tinggi. Pada semester satu tahun 2013, rata-rata ketidakhadiran karyawan sebanyak 124 kali setiap bulannya, lalu di semester dua meningkat lagi menjadi 203 kali. Hingga semester satu tahun 2014 rata-rata ketidakhadiran karyawan meningkat lagi menjadi 212 kali setiap bulannya. Seiring dengan meningkatnya ketidakhadiran karyawan menunjukkan bahwa adanya masalah mengenai perilaku OCB di perusahaan. Selain faktor absensi, salah satu perilaku negatif yang mencerminkan lemahnya perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah keterlambatan jam masuk kerja. Berikut ini adalah data mengenai rekapitulasi keterlambatan karyawan masuk kerja tahun 2013 dan 2014 yang diperoleh dari bagian Administrasi SDM Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 7

8 Gambar 1.3 Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan Masuk Kerja Karyawan Tahun 2013 dan 2014 Jumlah Keterlambatan Jumlah Keterlambatan Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Data yang telah diolah Berdasarkan data rekapitulasi keterlambatan masuk kerja karyawan mengalami kenaikan dari bulan Desember tahun 2013 hingga bulan Desember Jika diambil contoh pada bulan Desember 2014 misalnya, rata-rata satu orang karyawan akan mengalami keterlambatan masuk kerja sebanyak 12 kali dalam satu bulan. Selain kedua masalah diatas, penulis juga melakukan wawancara mengenai perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dengan beberapa Supervisor di bagian Administrasi Sumber Daya Manusia. Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil wawancara mengenai perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 8

9 Tabel 1.1 Indikator Lemahnya Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Indikator Perilaku OCB Altruism Civic Virtue Conscientiousness Courtesy Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Inisiatif untuk membantu rekan kerja yang tidak masuk kerja, atau karena berhalangan masih rendah. Biasanya atasan harus memberi instruksi terlebih dahulu baru kemudian karyawan membantu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kurangnya partisipasi karyawan dalam kegiatan karyawan di luar jam kerja. Biasanya karyawan akan ikut berpartisipasi apabila kegiatan tersebut menarik bagi dirinya. Sering terlambat masuk kerja setelah waktu istirahat. Terkadang karyawan mulai bekerja lagi kurang lebih 15 menit setelah mulai jam kerja. Karyawan paling banyak terlambat biasanya terjadi pada hari senin. Sebagian besar karyawan beralasan bahwa mereka terlambat masuk kerja karena terjebak macet. Hari jumat jam kerja biasanya tidak kondusif. Hal ini dikarenakan kegiatan senam pagi yang menggunakan sebagian jam kerja. Setelah senam, biasanya hanya beberapa karyawan saja yang kembali bekerja seperti normal, terutama yang memiliki tugas yang banyak. Sumber : Data yang telah diolah 9

10 Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan adanya masalah mengenai Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Terakhir, data yang diperoleh penulis untuk mendukung memperkuat latar belakang penelitian ini yaitu data kinerja karyawan periode semester dua tahun 2012 hingga semester satu tahun Tabel 1.2 Pengukuran Perfroma Karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Hasil Pengukuran Performa Karyawan II (%) I (%) II (%) I (%) Sangat Potensial 2% 3% 4% 5% Potensial 44% 46% 52% 48% Optimal 54% 51% 44% 47% Persentase 100% 100% 100% 100% Total Karyawan Sumber: data yang telah diolah Tabel performa karyawan diatas menunjukkan pengukuran kinerja dari penilaian tertinggi sampai penilaian terendah adalah Sangat Potensial, Potensial, dan Optimal. Penilaian diatas didasarkan pada sistem penilaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa performa karyawan masih belum sesuai harapan perusahaan karena jumlah karyawan yang sangat potensial masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah karyawan yang potensial maupun optimal. Luthans (2011:148) mengemukakan bahwa hasil penelitian baik penelitian sebelumnya dan belakangan ini menunjukkan hubungan positif antara komitmen organisasi dan hasil yang diinginkan seperti high performance, turnover rendah, dan absensi rendah. 10

11 Menurut Robbins dan Judge dalam Soegandhi (2013) mengemukakan fakta yang menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang berperilaku OCB akan menunjukkan kinerja lebih baik dari organisasi lain. Banyak faktor yang dapat membentuk OCB, salah satuya adalah kepuasan kerja. Uhl-Bien et al. (2014:89) mengemukakan, Job satisfaction is also linked with organizational citizenship behaviors... A person who is a good organizational citizen does extra things that help others, or advance the prformance of the organization as a whole (Kepuasan kerja juga terkait dengan perilaku OCB... Seorang yang berperilaku OCB yang baik akan melakukan hal-hal tambahan yang membantu orang lain atau memajukan kinerja organisasi secara keseluruhan). Salehi dan Gholtash (2011) menyimpulkan, The variables of job satisfaction and organizational commitment had a positive effect on the organizational citizenship behavior (variabel kepuasan kerja dan komitmen organisasi memiliki dampak positif terhadap perilaku OCB). Salehi dan Gholtash menekankan bahwa peningkatan kepuasan kerja akan menumbuhkan perilaku OCB. Miao (2011) juga memperkuat keyakinan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap perilaku OCB melalui penelitian yang dilakukan pada dua perusahaan BUMN. Miao menyimpulkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap perilaku OCB. Dengan demikian, kepuasan kerja merupakan salah satu elemen paling penting dalam organisasi karena dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja seperti malas, rajin, produktif dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perilaku karyawan dalam organisasi. Terkait dengan kepuasan kerja karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, tingginya angka absensi dan keterlambatan karyawan, serta data performa karyawan diatas menunjukkan bahwa adanya indikasi masalah kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Newstrom (2011:229), Employees who have low job satisfaction tend to be absent (missing from work) more often (Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang rendah cenderung lebih sering absen/ tidak masuk kerja). Begitu juga dengan pendapat Luthans (2011:144) bahwa dampak dari ketidakpuasan kerja adalah meningkatnya absensi karyawan dan menurunnya performa karyawan.. 11

12 Selain kepuasan kerja, perilaku OCB juga dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan Organ dalam Widyanto et al. (2013) yang mengemukakan bahwa komitmen merupakan salah satu faktor yang telah diketahui memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku OCB. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan berusaha memberikan usaha maksimal bahkan melebihi ekspektasi perusahaan. Zeinabadi (2010) mengemukakan, intrinsic job satisfaction is a dominant variable which influence OCB directly and indirectly through partial mediating role of value commitment (kepuasan kerja intrinsik adalah variabel dominan yang mempengaruhi perilaku OCB secara langsung dan secara tidak langsung dimediasi oleh komitmen). Berdasarkan data-data yang sudah ada dan telah dijelaskan sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku OCB, yaitu Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Berdasarkan beberapa fenomena dan penelitian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (Perilaku OCB) Karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 1.3 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Kepuasan Kerja karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 2. Bagaimana Komitmen Organisasi karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 3. Bagaimana Perilaku OCB karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 4. Bagaimana pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku OCB baik secara simultan dan parsial di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 12

13 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Kepuasan Kerja karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 2. Komitmen Organisasi karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 3. Perilaku OCB karyawan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 4. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 1.5 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia perusahaan, membuat keputusan dan membantu perusahaan membuat perencanaan untuk masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan referensi yang dapat menambah wawasan, pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku OCB. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu acuan bahan referensi serta masukan yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya, dan pihak yang tertarik terhadap bahasan ini guna keperluan dan kepentingan akademis lainnya. 13

14 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang penjabaran teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang mendukung pemecahan permasalahan, yaitu teori tentang Kepuasan Kerja, teori Komitmen Organisasi, dan teori Perilaku OCB serta batasan-batasan penelitian yang telah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, teknik sampling, analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menjelaskan secara rinci mengenai pembahasan analisis pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan akhir dari analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan berkaitan dengan pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku OCB di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 14

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pencapaian tujuan organisasi, (SDM) sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki organisasi. Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah pemeran utama dalam setiap perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada aspek manusia. Aspek manusia menjadi pokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Listrik di wilayah Jawa Barat sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Pada tahun 1905,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan organisasi yang semakin kompetitif menuntut setiap karyawan agar mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada serta perubahan yang cepat. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama, akan terdapat pemaparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Berikutnya, rumusan masalah dalam bentuk petanyaan dan tujuan dilakukannya penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah organisasi, karena SDM yang akan menggerakan organisasi serta mengembangkan dan mempertahankan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior Kinerja karyawan biasanya dinilai berdasarkan pada job description yang telah dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi merupakan organisasi yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir tidak ada, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi dalam usaha organisasi untuk bertahan dan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang mengelola tentang kelistrikan. Awal kelistrikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku keanggotaan organisasi (Organizational Citizenship Behavior-OCB) telah menjadi topik yang mendapat banyak perhatian dari para akademisi maupun para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena untuk kelangsungan kemajuan perusahaan, oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber yang dapat mengelola, mempertahankan, dan mengembangkan organisasi. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut harus mampu menetukan strategi dan kebijakan manajemennya khususnya dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. PT. Trisapta Eka Maju telah menetapkan sasarannya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. PT. Trisapta Eka Maju telah menetapkan sasarannya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kunci sukses pertumbuhan setiap organisasi adalah kemampuannya dalam merekrut, mengembangkan dan mempertahankan talenta sumber daya manusianya. PT. Trisapta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan suatu kebutuhan setiap perusahaan atau organisasi. Dalam pencapaian tujuan perusahaan, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan perusahaan semakin tinggi dan ketat apalagi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pencapaian keberhasilan organisasi. Tantangan yang dihadapi organisasi pada masa sekarang dan dimasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan pekerjaan, terlambat untuk bekerja, hingga keluar dari pekerjaan mereka sedangkan karyawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa kinerja karyawan (prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan di bidang industri semakin berkembang. Oleh karena itu, maka semakin banyak pula persaingan yang ditandai dengan kompetisi yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti menginginkan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk organisasinya tak terkecuali di Indonesia. Ironisnya, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PLN Sumber: www.pln.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan cenderung berusaha menemukan dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia merupakan asset yang paling penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri tetapi juga luar

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work-Family Conflict 2.1.1 Definisi Triaryati (2003) yang mengutip dari Frone, Rusell & Cooper (2000), mendefinisikan work-family conflict sebagai bentuk konflik peran dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sejarah ikut membuktikan bahwa bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji adalah mengenai belum optimalnya komitmen kerja karyawan atau yang biasa dikenal sebagai komitmen organisasi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang. Awal kelistrikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia semakin hari semakin dituntut untuk mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi jaman yang terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan

Lebih terperinci

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, dinamika kerja pada perusahaan di seluruh dunia telah bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Hal ini dikarenakan adanya garis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi memang diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Suriwathi Beach Hotel Legian Kuta - Bali Nama : Ni Kadek Setya Prameswari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik, karena SDM merupakan faktor penentu keberhasilan organisasi. SDM tersebut masing-masing memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational citizenship behavior (OCB) merupakan perilaku yang ada didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian banyak agenda pembangunan bangsa yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab dua penulis akan mengulas mengenai struktur organisasi, arti dan bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur terpenting di dalam suatu organisasi karena merupakan unsur yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah PT. PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan dan organisasinya yang dibentuk dengan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan populasi di dunia yang sangat cepat, peluang bisnis yang terbuka juga semakin luas. Banyaknya bisnis-bisnis baru yang bermunculan memaksa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagai suatu organisasi kampus yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagianya. Kondisi tersebut menuntut masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah suatu sistem sosial yang dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Sumber daya manusia pun berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia organisasi yang diwarnai dengan pengurangan karyawan, harapan peningkatan produktivitas pekerja, dan kompetisi yang berat di pasar, tidak mengejutkan sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku extra role merupakan perilaku individu dalam bekerja yang tidak terdapat dalam deskripsi kerja formal karyawan tetapi sangat dihargai jika ditampilkan karyawan

Lebih terperinci

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk melakukan segala cara agar dapat tetap menjalankan perusahaan dengan sebagaimana semestinya. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. PT. INTI (Persero) Bandung selalu

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang. Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Organizational citizenship behavior (OCB) sangat penting artinya untuk menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB.

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. MUNA) Oleh: LAODE ASFAHYADIN ALIDDIN (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barang elektronik dan furnitur dalam kehidupan modern ini sudah menjadi sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli barang elektronik

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan organisasi saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai tantangan dan peluang yang hadir setiap saat, yang mendorong setiap organisasi untuk berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Direktorat Jendral Pajak merupakan salah satu perusahaan publik atau instansi pemerintah yang menjadi pelaksana pelayanan pajak di Indonesia. Pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi ataupun perusahaan diciptakan memiliki sebuah tujuan. Tujuan tersebut akan dicapai apabila sumber daya manusianya memiliki produktivitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Profil PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan Semarang Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Profil PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan Semarang Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Dalam sub bab ini akan membahas profil singkat mengenai PT. PLN (Persero), yang mencakup profil singkat, visi dan misi serta struktur organisasi PT. PLN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, kecenderungan karyawan dalam meningkatkan semangat dan loyalitas dinilai dari seberapa besar mereka merasa puas dalam bekarja. Kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan dapat melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengelolaan sumber daya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior Definisi OCB telah banyak diungkapkan oleh beberapa ahli, Menurut Organ (1988) OCB didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 1.1.1 Sejarah singkat PT PLN (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan saat ini merupakan pembangunan yang berkesinambungan dalam berbagai bidang, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja

Lebih terperinci

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per Ikhtisar Skripsi Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kinerja Karyawan PT Telkom Blimbing Malang Oleh: Sri Annisa NIM : 11510104 Ringkasan BAB I (PENDAHULUAN) 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu ditanamkan suatu sikap dimana individu harus mampu bekerja secara tim, bukan bekerja secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ekspor merupakan industri yang bergerak dalam bisnis yang menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses ekspor impor terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pemerintahan Belanda, Kota Bandung telah dirancang untuk menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pemerintahan Belanda, Kota Bandung telah dirancang untuk menjadi kota Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak pemerintahan Belanda, Kota Bandung telah dirancang untuk menjadi kota hunian dan wisata. Ditunjang udara sejuk dan tata kota nan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesuksesan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai pembangunan rumah sakit, didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang organisasi masih sangat menarik untuk dikaji dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak peninggalan-peninggalan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Jehad et al. (2011) menjelaskan hubungan unsur instrinsik dan ekstrinsik dari kepuasan kerja mempengaruhi pada karyawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan perusahaan semakin ketat, tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri. Menghadapi situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting dalam suatu organisasi, karena sumber daya manusia dapat dikelola agar dapat memberikan efek positif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Di masa sekarang ini, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan produktifitas dan bekerja lebih keras lagi untuk melayani para konsumennya. Bila ditelusuri

Lebih terperinci