SATUAN ACARA PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN ACARA PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT"

Transkripsi

1 SATUAN ACARA PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT OLEH: TINGKAT 2.2 REGULER SAYU KOMANG SUKERTIWIYANI(P ) NI MADE ARTHA RINI (P ) NI KADEK YULLY LEONI (P ) POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2014

2 SATUAN ACARA PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR NO II TUMBAKBAYU KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG 2014 I. LATAR BELAKANG Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang tidak diolah dalam rumah tangga melainkan diperoleh melalui cara membeli sebagai makanan jadi yaitu dari berbagai sumber, seperti pedagang keliling, rumah tangga, toko atau kedai makanan. Dalam produk makanan jajanan banyak ditemukan penggunaan bahan tambahan makananan yang membahayakan kesehatan. Pengunaan bahan tambahan yang berbahaya, cepat atau lambat dapat menurunkan daya tahan tubuh, begitu pula pada kemampuan belajar. Apalagi konsumsi makanan sehat sebagai penyeimbang sangat kurang. Makanan seperti keripik, biskuit, permen dikenal sebagai makanan yang kurang mengandung zat gizi dan mengandung bahan tambahan makananan berbahaya seperti bahan pengawet, bahan pewarna, bahan pemanis dan penambah cita rasa. Makanan manis yang dikombinasikan dengan warna-warni menarik sungguh membuat anak-anak tertarik. Apalagi kalau makanan tersebut empuk dan kenyal. (Kompasiana, 2 Oktober 2013) Di Indonesia masih banyak permasalahan yang terkait dengan penggunaan bahan tambahan makananan. Meskipun sudah diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 235/ Menkes/ Per/ VI/ 79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88 mengenai Bahan Tambahan Makanan (BTM), penyalahgunaan pemakaian zat pengawet, zat pewarna dan zat pemanis masih sering ditemukan. Menurut Kepala BPOM, Dr. Roy A Sparringa, M.App.Sc tahun 2014 ditargetkan 10 persen sekolah dari total SD dan MI yang akan dilakukan pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Target di tahun 2014 ini sekolah SD/MI terkait PJAS sudah dapat memenuhi syarat seperti tidak ada bahan berbahaya, tidak ada bahan tambahan pangan, bebas dari kontaminasi ligam berat dan higiens. Di tahun 2013, BPOM sudah mampu menurunkan jumlah persentase PJAS yang tidak memenuhi syarat dan hasil uji PJAS dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan yaitu persen menjadi persen yang memenuhi syarat. PJAS yang mengandung bahan berbahaya 9 persen sekarang jumlahnya sudah menurun dan cukup membaik yaitu 6 persen. Selain itu konsentrasi bahan tambahan pangan pun sudah

3 menurun. Pengawasan PJAS dilakukan melalui sampling pengujian laboratorium terhadap penggunaan bahan berbahaya seperti rhodamin B, borax, formalin, methanyl yellow dan adanya cemaran mikroba. Sampling PJAS dj 2013 dari 884 sekolah SD dan Madrasah Ibtidaiyah di 30 kota jumlahnya Dan hasilnya yang tidak memenuhi syarat ada atau 31,08 persen. Kegiatan pengawasan, pembinaan dan pengawalan PJAS ini menurut Roy diperkirakan dapat melindungi siswa, pedagang PJAS dan orangtua siswa. (Health Liputan 6, 9 Januari 2014) Sedankan di Bali, dari pengawasan rutin yang menyasar sejumlah sekolah dasar (SD) di Bali dengan menggunakan mobil keliling, BBPOM Bali kembali menemukan sejumlah sampel jajanan anak sekolah (JAS) masih mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B. Pengawasan dengan mobil keliling yang dilakukan mulai bulan Januari hingga April tahun 2012 yang telah menyasar 45 SD di Bali, dari 496 sampel yang kami uji langsung, 8 sampel terbukti tidak memenuhi syarat. Dari kedelapan sampel tersebut 7 sampel mengandung Rhodamin B dan 1 sampel mengandung boraks, Dari kedelapan jajanan yang tidak memenuhi syarat tersebut dua sampel ditemukan di Denpasar, empat sampel di Kabupaten Jembrana dan dua sampel lagi dari Kabupaten Karangasem. Jajanan yang tidak memenuhi syarat karena mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B, ditemukan pada jenis makanan dan minuman seperti hangkue, es, kue apem dan masih banyak lagi. Sedangkan yang mengandung boraks kami temukan pada satu sampel makanan yakni tempe goreng tepung. Dari hasil temuan tersebut, BBPOM Bali juga telah langsung memusnahkan hasil temuan sekaligus memberikan pembinaan pada seluruh jajaran sekolah dan mengimbau agar pihak sekolah juga ikut membina para pedagang di sekitar sekolah. Ada tiga unsur yang diterapkan dalam kegiatan pengawasan jajanan anak sekolah dengan menggunakan mobil uji keliling, yakni pengambilan sampel, pengujian sampel di tempat dan pembinaan di komunitas sekolah. Namun untuk menjangkau seluruh sekolah dasar di Bali, kami akui masih cukup kesulitan karena minimnya mobil uji keliling. Setidaknya hingga pertengahan tahun untuk SD di masing-masing kabupaten di Bali rata-rata baru sekali dilakukan pengawasan. (Bali Post, 13 Juni 2012) Sedangkan data yang diperoleh dari wawancara siswa kelas 4 dan 5 SD No. 2 Tumbak bayuh, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung dan observasi lingkungannya ditemukan 35 dari 53 siswa pernah dan sering membeli jajanan setiap pulang sekolah dimana banyak pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam jajanan.

4 II. TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah di berikan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan siswa memiliki peningkatan pengetahuan tentang jajanan yang sehat B. Tujuan khusus a. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajanan sehat. b. Siswa dapat menjelaskan pengertian pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. c. Siswa dapat membedakan dan memberi contoh pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan dan alami. d. Siswa dapat menyebutkan bahaya pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. e. Siswa mampu memberikan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. f. Siswa mampu memberikan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna alami. III. MATERI Dalam penyuluhan ini akan disampaikan beberapa hal dalam peningkatan pengetahuan tentang jajanan yang sehat. 1. Pengertian jajanan sehat 2. Pengertian pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. 3. Perbedaan dan contoh pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan dan alami. 4. Bahaya pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. 5. Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. 6. Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna alami. IV. METODE Metode yang digunakan dalam penyuluhan peningkatan pengetahuan tentang jajanan yang sehat adalah: 1. Ceramah 2. Tanya jawab

5 3. Games 4. Menyanyi V. ALAT/MEDIA/BAHAN/SUMBER 1. Alat : Meja, kursi, microphone, saoud system, proyektor,lcd, kertas, pulpen. 2. Media : Leaflet, laptop, slide/power point, alat permainan, video. 3. Bahan : Steroform, gambar makanan, jawabannya, jajan. 4. Sumber : d=24&id= VI. SASARAN Sasaran penyuluhan kali ini adalah siswa Sekolah Dasar No. 2 Tumbakbayuh Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. VII. WAKTU Hari, Tanggal : Sabtu, 26 September 2014 Jam :

6 VIII. TEMPAT Penyuluhan dilaksanakan di ruang kelas 4 Sekolah Dasar No. 2 Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dengan setting tempat : LAYAR MC UNDANGAN SASARAN SASARAN LCD IX. RENCANA EVALUASI a. Struktur 1. Persiapan Alat, Media dan Bahan Alat yang digunakan meja, kursi, microphone, saoud system, proyektor. Bahan yang digunakan adalah Kardus, kertas, wortel, roti, tahu, gula. Media yang digunakan adalah leaflet, laptop, slide/power point, papan permainan. 2. Persiapan Materi Materi yang akan diberikan dalam penyuluhanakan disebarluaskan dalam bentuk leaflet. Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari segi bahasa maupun susunan sehingga dapat mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.

7 b. Proses Penyuluhan 1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami tentang jajanan sehat 2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan sasaran. 3. Sasaran diharapkan kehadiran 100% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung 4. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan penyuluh. 5. Sasaran diharapkan lebih memahami tentang jajanan sehat dengan adanya games/ permainan. 6. Sasaran diharapkan lebih mengingat tentang jajanan sehat melalui nyanyian. c. Hasil Penyuluhan 1. Jangka Pendek a. Minimal 60 % sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan pengertian jajanan sehat. b. Minimal 60 % sasaran dapat menjelaskan pengertian pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. c. Minimal 60 % sasaran dapat membedakan dan memberi contoh pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan dan alami. d. Minimal 60 % sasaran dapat menyebutkan bahaya pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. e. Minimal 60 % sasaran mampu memberikan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. f. Minimal 60 % sasaran mampu memberikan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna alami. 2. Jangka Panjang Meningkatkan pengetahun siswa tentang jajanan sehat sehingga siswa memahami jajanan yang baik dikonsumsi atau yang tidak baik dikonsumsi, sehingga mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan misalnya penyakit saluran pencernaan ataupun keracunan.

8 Lampiran 1 MATERI PENYULUHAN JAJANAN SEHAT 1. PENGERTIAN JAJANAN SEHAT Jajanan adalah makanan atau minuman yang tidak diolah dalam rumah tangga melainkan diperoleh melalui cara membeli sebagai makanan jadi yaitu dari berbagai sumber, seperti pedagang keliling, toko atau kedai makanan. Jajanan yang sehat adalah jajanan yang tidak mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) secara berlebihan (pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna). Makanan yang sehat untuk dikonsumsi antara lain: a. Bergizi b. Tertutup sehingga tidak dihinggapi lalat dan terkena debu c. Tidak basi atau kadaluarsa d. Tidak mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan 2. PENGERTIAN PEMANIS, PENYEDAP, PENGAWET DAN PEWARNA a. PEMANIS Pemanis adalah bahan makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis baik diperoleh dari bahan alami maupun buatan. b. PENYEDAP Penyedap adalah bahan makanan yang ditambahkan untuk menguatkan rasa masakan, meningkatkan cita rasa pada makanan. c. PENGAWET Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang digunakan agar makanan awet dan tidak cepat rusak. d. PEWARNA Pewarna makanan adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah memberikan kesan menarik kepada konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.

9 3. CONTOH DAN PERBEDAAN PEMANIS, PENYEDAP, PENGAWET DAN PEWARNA BUATAN DAN ALAMI a. PEMANIS 1) Pemanis Alami Contoh pemanis alami yang serimg dijumpai yaitu gula pasir, gula batu, gula halus, gula jawa, madu. 2) Pemanis Buatan Ada 13 jenis pemanis buatan yang diizinkan yaitu aspartam, acesulfam-k, alitam, meotam, siklamat, sakarin, sucralosa, isomalt, xilitol, maltitol, manitol, sorbitol, kaktitol. Takaran pemakaian pemanis buatan yaitu 11 mg/kgbb/hari. 3) Perbedaannya Pemanis alami mengandung zat gizi, tidak mempunyai efek samping, harga lebih mahal, rasanya manis. Sedangkan pemanis buatan harga murah, kandungan zat gizi sedikit, mempunyai efek negatif bagi tubuh dan rasanya manis sampai terasa pahit. b. PENYEDAP 1) Penyedap alami Contoh bahan penyedap alami adalah bawang, merica, terasi, daun salam, jahe, cabai, daun pandan, kayu manis. 2) Penyedap Buatan Contohnya MSG (vitsin, royko, masako, sasa, dan lain-lain). Selain itu contoh makanan yang banyak mengandung penyedap adalah snack yang dijual bebas. 3) Perbedaan Penyedap alami mengandung banyak manfaat, tidak memiliki efek samping, harga mahal, pemakaian sesuai selera dan biasanya pemakaian pada masakan rumahan. Sedangkan penyedap buatan hanya boleh dipakai dengan takaran 6 mg/kg BB/hari, dapat menyebabkan penyakit, harga lebih murah, praktis, biasanya terdapat pada makanan siap saji. c. PENGAWET 1) Pengawet alami Contoh pengawet alami adalah garam, gula, dan cuka.

10 2) Pengawet buatan Contoh pengawet buatan misalnya garam nitrit (untuk mengawetkan daging), tetapi kini banyak penyalah gunaan zat adiktif yang dijadikan pengawet makanan misalnya boraxs (pengawet kayu), formalin (biasanya terdapat pada bakso, mie, tahu,ayam potong, dan lain-lain), dan natrium benzoate yang biasanya terdapat pada selai. 3) Perbedaannya Pengawet alami biasanya tidak terlalu lama dapat mengawetkan paling lama 1 bulan, harga mahal, dan aman. Sedangkan pengawet buatan harganya murah, dapat menyebabkan banyak penyakit, mengawetkan sampai bertahun-tahun. Pada makanan misalnya bakso yang mengandung pengawet buatan yang berbahaya memiliki ciri-ciri lebih putih dari bakso biasanya, lebih keras, awet dan tidak mudah busuk. Sedangkan mie yang mengandung boraxs atau formalin lebih kenyal, tidak mudah putus, mengkilat. Pada tahu dimana tahu tidak mudah hancur, dan kenyal. d. PEWARNA 1) Pewarna Alami Contoh pewarna alami yang dapat digunakan yaitu daun suji/ daun pandan (warna hijau), daun jambu/ daun jati (warna merah), kunyit (warna kuning) dan beras merah. 2) Pewarna Buatan Contoh pewarna buatan yaitu alura red, rhodamin B, amaranth, citrus merah,, sunset yellow, tast green FCF, dan lain-lain. Tetapi kini banyak makanan atau minuman yang mengandung zat pewarna berbahaya misalnya methanyl yellow (warna kuning) dimana merupakan bahan pewarna tekstil. 3) Perbedaan Pewarna alami tidak secerah dengan makanan yang menggunakan pewarna buatan, ketersediaannya juga terbatas, pengolahannya lama, dan aman. Sedangkan pewarna buatan harganya murah, cepat untuk dipakai, ketersediaannya banyak dan mudah didapat, dapat menyebabkan penyakit. Biasanya makanan yang mengandung pewarna buatan terlihat sangat mencolok, warna tersisa lama di tangan ataupun di lidah.

11 4. BAHAYA PEMANIS, PENYEDAP, PENGAWET DAN PEWARNA BUATAN a. Pemanis Pemanis buatan yang dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan banyak penyakit, misalnya kerusakan pada karies gigi, radang tenggorokan, obesitas, juga dapat menyebabkan diabetes militus. b. Penyedap Salah satu penyedap yang sering ditambahkan pada makanan yaitu MSG. MSG itu bisa menimbulkan gejala alergi atau keracunan yang disebut Chinese Restaurant Syndrome, pusing, mual, muntah-muntah, dan menimbulkan sakit pada daerah dada seperti yang terserang jantung. c. Pengawet Salah satu pengawet yang disalah gunakan dalam makanan adalah formalin. Pemakaian formalin dalam jangka pendek akan menyebabkan sakit menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala. Sedangkan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas, sistem saraf pusat dan ginjal. d. Pewarna Mengkonsumsi makanan dengan pewarna buatan dapat menyebabkan hiperaktivitas pada anak, dan dalam jangka pendek menyebabkan ruam, mual, sesak nafas, pusing dan pingsan, alergi, dan radang tenggorokan. 5. CONTOH MAKANAN DAN MINUMAN YANG MENGANDUNG PEMANIS, PENYEDAP, PENGAWET DAN PEWARNA BUATAN a. Pemanis Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan misalnya jajanan permen kapas (gula-gula), jelly, gulali, minuman beralkohol (coca cola, fanta, sprite). b. Penyedap Contoh makanan yang mengandung penyedap buatan yaitu snack, ciki-ciki, bakso, burger, batagor, mie instan. c. Pengawet Contoh makanan yang mengandung pengawet misalnya mie basah yang baunya sedikit menyengat tampak mengkilat, tidak mudah putus dan tidak lengket, tahu yang

12 bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, dan baunya menyengat serta aroma kedelai sudah tak nyata. d. Pewarna Contoh makanan dan minuman yang mengandung pewarna adalah permen, cendol, sirup, saos, es krim, fanta, coca cola, dan berbagai produk minuma. 6. CONTOH MAKANAN DAN MINUMAN YANG MENGANDUNG PEMANIS, PENYEDAP, PENGAWET DAN PEWARNA ALAMI a. Pemanis Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis alami misalnya es kelapa muda, es cendol, teh manis, kue yang diberi pemanis alami misalnya gula atau madu. b. Penyedap Contoh makanan yang mengandung penyedap alami misalnya sayur dan makanan yang berisi bahan campuran rempah-rempah. c. Pengawet Contoh makanan yang mengandung pengawet alami adalah ikan asin, buah-buahan yang didinginkan, dan makanan yang diasapkan (daging asap). d. Pewarna Contoh makanan yang mengandung pewarna alami misalnya dadar gulung, kue pisang, jajanan yang menggunakan bahan alami.

13 Lampiran 2 EVALUASI Pertanyaan : 1. Apakah pengertian jajanan sehat 2. Apakah pengertian pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna. 3. Sebutkan masing-masing 3 perbedaan dan contoh pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan dan alami. 4. Sebutkan madding-masing 3 bahaya pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. 5. Sebutkan masing-masing 2 contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. 6. Sebutkan masing-masing 2 contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna alami. Jawaban : 1. Jajanan yang sehat adalah jajanan yang tidak mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) secara berlebihan (pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna). 2. Pengertia dari: Pemanis adalah bahan makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis baik diperoleh dari bahan alami maupun buatan. Penyedap adalah bahan makanan yang ditambahkan untuk menguatkan rasa masakan, meningkatkan cita rasa pada makanan. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang digunakan agar makanan awet dan tidak cepat rusak. Pewarna makanan adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. 3. Perbedaan dan contoh pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan dan alami a. PEMANIS Pemanis alami contoh pemanis alami yaitu gula pasir, gula batu, gula halus, gula jawa, madu. Pemanis Buatan yaitu aspartam, acesulfam-k, alitam, meotam, siklamat, sakarin, sucralosa, isomalt, xilitol, maltitol, manitol, sorbitol, kaktitol. Perbedaannya

14 Pemanis alami mengandung zat gizi, tidak mempunyai efek samping, harga lebih mahal, rasanya manis. Sedangkan pemanis buatan harga murah, kandungan zat gizi sedikit, mempunyai efek negatif bagi tubuh dan rasanya manis sampai terasa pahit. b. PENYEDAP Contoh bahan penyedap alami adalah bawang, merica, terasi, daun salam, jahe, cabai, daun pandan, kayu manis. Penyedap buatan contohnya MSG (vitsin, royko, masako, sasa, dan lain-lain). Selain itu contoh makanan yang banyak mengandung penyedap adalah snack yang dijual bebas. Perbedaan Penyedap alami mengandung banyak manfaat, tidak memiliki efek samping, harga mahal, pemakaian sesuai selera dan biasanya pemakaian pada masakan rumahan. Sedangkan penyedap buatan hanya boleh dipakai dengan takaran 6 mg/kg BB/hari, dapat menyebabkan penyakit, biasanya terdapat pada makanan siap saji. c. PENGAWET Contoh pengawet alami adalah garam, gula, dan cuka. Contoh pengawet buatan misalnya garam nitrit (untuk mengawetkan daging), tetapi kini banyak penyalah gunaan zat adiktiv yang dijadikan pengawet makanan misalnya boraxs, formalin (biasanya terdapat pada bakso, mie, tahu,ayam potong, dan lain-lain). Perbedaannya Pengawet alami biasanya tidak terlalu lama dapat mengawetkan paling lama 1 bulan, harga mahal, dan aman. Sedangkan pengawet buatan harganya murah, dapat menyebabkan banyak penyakit, mengawetkan sampai bertahun-tahun. Pada makanan misalnya bakso yang mengandung pengawet buatan yang berbahaya memiliki ciri-ciri lebih putih dari bakso biasanya, lebih keras, awet dan tidak mudah busuk. Sedangkan mie yang mengandung boraxs atau formalin lebih kenyal, tidak mudah putus, mengkilat. Pada tahu dimana tahu tidak mudah hancur, dan kenyal. d. PEWARNA Contoh pewarna alami yang dapat digunakan yaitu daun suji/ daun pandan (warna hijau), daun jambu/ daun jati (warna merah), kunyit (warna kuning) dan beras merah. Contoh pewarna buatan yaitu alura red, rhodamin B, amaranth, citrus merah,, sunset yellow, tast green FCF, dan lain-lain. Tetapi kini banyak makanan atau minuman yang mengandung zat pewarna berbahaya misalnya methanyl yellow (warna kuning) dimana merupakan bahan pewarna tekstil. Perbedaannya

15 Pewarna alami tidak secerah dengan makanan yang menggunakan pewarna buatan, ketersediaannya juga terbatas, pengolahannya lama, dan aman. Sedangkan pewarna buatan harganya murah, cepat untuk dipakai, ketersediaannya banyak dan mudah didapat, dapat menyebabkan penyakit. Biasanya makanan yang mengandung 4. Bahaya pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. a. Pemanis Pemanis buatan yang dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan banyak penyakit, misalnya kerusakan pada karies gigi, radang tenggorokan, obesitas, juga dapat menyebabkan diabetes militus. b. Penyedap Salah satu penyedap yang sering ditambahkan pada makanan yaitu MSG. MSG itu bisa menimbulkan gejala alergi atau keracunan yang disebut Chinese Restaurant Syndrome, pusing, mual, muntah-muntah, dan menimbulkan sakit pada daerah dada seperti yang terserang jantung. c. Pengawet Salah satu pengawet yang disalah gunakan dalam makanan adalah formalin. Pemakaian formalin dalam jangka pendek akan menyebabkan sakit menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala. Sedangkan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas, sistem saraf pusat dan ginjal. d. Pewarna Mengkonsumsi makanan dengan pewarna buatan dapat menyebabkan hiperaktivitas pada anak, dan dalam jangka pendek menyebabkan ruam, mual, sesak nafas, pusing dan pingsan, alergi, dan radang tenggorokan. 5. Sebutkan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna buatan. a. Pemanis Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan misalnya jajanan permen kapas (gula-gula), jelly, gulali, minuman beralkohol (coca cola, fanta, sprite). b. Penyedap Contoh makanan yang mengandung penyedap buatan yaitu snack, ciki-ciki, bakso, burger, batagor, mie instan.

16 c. Pengawet Contoh makanan yang mengandung pengawet misalnya mie basah yang baunya sedikit menyengat tampak mengkilat, tidak mudah putus dan tidak lengket, tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, dan baunya menyengat serta aroma kedelai sudah tak nyata. d. Pewarna Contoh makanan dan minuman yang mengandung pewarna adalah permen, cendol, sirup, saos, es krim, fanta, coca cola, dan berbagai produk minuma. 6. Sebutkan contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis, penyedap, pengawet dan pewarna alami. a. Pemanis Contoh makanan dan minuman yang mengandung pemanis alami misalnya es kelapa muda, es cendol, teh manis, kue yang diberi pemanis alami misalnya gula atau madu. b. Penyedap Contoh makanan yang mengandung penyedap alami misalnya sayur dan makanan yang berisi bahan campuran rempah-rempah. c. Pengawet Contoh makanan yang mengandung pengawet alami adalah ikan asin, buah-buahan yang didinginkan, dan makanan yang diasapkan (daging asap). d. Pewarna Contoh makanan yang mengandung pewarna alami misalnya dadar gulung, kue pisang, jajanan yang menggunakan bahan alami.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA 3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

Zat Aditif pada Makanan

Zat Aditif pada Makanan Bab 10 Zat Aditif pada Makanan Sumber: Encarta 2005 Gambar 10.1 Makanan dan minuman Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( ) Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari (08312244013) PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2012 DEFINISI BTP Bahan Tambahan Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN A. Kompetensi Dasar: 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar makanan tersebut harus mengandung

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu, keamanan, dan daya tarik bahan pangan umumnya bergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologisnya. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan rumit. Namun, makanan tradisional kini dalam proses kembali ke tradisi. Dengan kemajuan budaya global,

Lebih terperinci

1. Pernyataan berikut yang merupakan teori atom Dalton adalah... A. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. B.

1. Pernyataan berikut yang merupakan teori atom Dalton adalah... A. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. B. 1. Pernyataan berikut yang merupakan teori atom Dalton adalah... A. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. B. Atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. C. Atom dari unsur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Tujuan : - Meningkatkan mutu makana -Menambah daya tarik makanan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : SD ALAM PACITAN : IPA : V (Lima) : 1 (Satu) : 4 JP (2 x TM) I. STANDAR KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup manusia akan meningkat jika kualitas pangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa kriteria yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar merupakan kelompok usia yang mempunyai aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam keadaan belajar maupun di saat istirahat. Untuk mendapatkan kondisi

Lebih terperinci

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 523.927 ton, hasil tersebut meningkat dibandingkan produksi daging sapi pada tahun 2014 yang mencapai 497.670

Lebih terperinci

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah disediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis.tetapi, sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga bahwa

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah satu masa usia anak yang sangat berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN Formalin Formalin merupakan larutan 40 % formaldehid, termasuk golongan senyawa aldehid atau alkanal, yang mengandung satu atom karbon.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di sektor industri menengah dan industri kecil atau industri rumah tangga. Perkembangan industri

Lebih terperinci

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya industri makanan dan minuman di Indonesia terjadi peningkatan produksi makanan dan minuman yang beredar di pasaran sehingga penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan makanan sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitasnya. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Bahan tambahan makanan ini disebut dengan zat aditif, dimana zat

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Bahan tambahan makanan ini disebut dengan zat aditif, dimana zat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat untuk menciptakan masakan dengan cita rasa yang gurih serta aroma yang lezat, menyebabkan terjadinya peningkatan akan kebutuhan bahan tambahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar 5 TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Hurlock (1999) mengelompokkan anak usia sekolah berdasarkan perkembangan psikologis yang disebut sebagai Late Childhood. Usia sekolah dimulai pada usia 6 tahun dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 2010 PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Oleh: Ait Maryani dan Ida Nuraeni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan merupakan kebutuhan pokok didalam kehidupan makhluk hidup. Karena dengan adanya makanan makhluk hidup dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otak-otak merupakan makanan khas Kota Tanjungpinang yang terbuat dari ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan kemudian dicampur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal pemerintah telah melakukan berbagai upaya kesehatan seperti yang tercantum dalam Pasal 10 Undang-Undang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK PADA BAKSO DAGING SAPI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah mulai melepaskan diri dari kelompok orang dewasa dan memiliki rasa solidaritas terhadap kelompok teman sebaya (Wong, 2009). Peer group atau teman

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4) SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan tabel berikut ini! Zat Lakmus Merah Biru (1) (-) (+) (2) (+) (-) (3) (+) (-) (4) (-) (+) Pasangan zat yang bersifat basa adalah... (1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

SAINS KODE 410 HALAMAN 1 DARI 7 HALAMAN

SAINS KODE 410 HALAMAN 1 DARI 7 HALAMAN SAINS KODE 410 410 HALAMAN 1 DARI 7 HALAMAN HALAMAN 2 DARI 7 HALAMAN HALAMAN 3 DARI 7 HALAMAN HALAMAN 4 DARI 7 HALAMAN 21 Kunci Jawaban : D Kelompok 2 (anjing laut), 3 (lumba-lumba), 4 (tupai) termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang sejak dari dalam kandungan. Seseorang akan terus menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sangat beragam jenisnya dan berkembang pesat di Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam tubuh yaitu berkisar antara 10-20%.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H.0604041 UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan berkembang serta mampu beraktivitas dan memelihara kondisi tubuhnya. Untuk itu bahan pangan atau biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya

Lebih terperinci

OLEH : CHAIRUL MUNIR NIM

OLEH : CHAIRUL MUNIR NIM Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIANPENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA ZAT PEWARNA MAKANAN PADA KESEHATAN ANAK USIA 3 5 TAHUN DI GAMPONG RAWANG ITEK KAB. ACEH UTARA PROVINSI ACEH OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah bangsa dalam memajukan pembangunan di segala bidang adalah salah satu wujud dari tercapainya bangsa yang maju dan mandiri. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA. ARTIKEL PENGABDIAN SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA Rabiatul Adawiyah 1, Umar Saifuddin 2 dan Rezqi Handayani 1 1 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Aktivitas penyelenggaraan kehidupan ada yang bermotif ekonomi dan ada yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit oriented atau motif

Lebih terperinci

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima 1 bahan tambahan perlu diatur, baik jenis maupun jumlahnya yang digunakan pada pengolahan makanan. Hanya bahan yang telah diuji keamanannya yang diizinkan untuk digunakan, dan mutunya harus memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan endosperm (makanan cadangan yang terdapat di dalam biji tumbuhan) biji buah aren yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali ditemukan tempe, makanan yang terbuat dari kedelai dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan jajanan anak sekolah (PJAS). Hal ini dianggap penting mengingat anak sekolah merupakan cikal

Lebih terperinci

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik T http://mandirinews.com/?p=4726 Juni 2015 anpa sadar, sebenarnya kita sering memasukkan zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini jenis pangan jajanan kian beragam dan berkembang pesat di Kota Bandung. Pengertian jajan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, banyak faktor yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan adalah makanan berupa penganan kudapan.makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak orang, termasuk

Lebih terperinci