BAB. II DASAR TEORI. pemasaran, transportasi, pabrikasi bahan-kimia, penjualan serta geothermal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB. II DASAR TEORI. pemasaran, transportasi, pabrikasi bahan-kimia, penjualan serta geothermal."

Transkripsi

1 8

2 BAB. II DASAR TEORI 2.1 Latar Belakang Perusahaan CHEVRON adalah satu dari perusahaan energi yang terintegrasi paling besar di dunia dan menyediakan energi untuk manusia. Mempunyai kantor pusat di San Ramon, California-USA dan melakukan bisnis lebih dari 100 negara mencakup aspek dari minyak, industri gas-alam, mencakup explorasi, produksi, pabrikasi, pemasaran, transportasi, pabrikasi bahan-kimia, penjualan serta geothermal. CHEVRON juga bergerak dalam penanaman modal terhadap usaha yang dapat diperbaharui serta dalam hal teknologi.chevron pertama kali bergerak dibidang minyak dan gas bumi pada tahun 1879 yaitu saat ditemukannya minyak pertama kali di Pico Canyon, Sebelah Utara Los Angeles. Dengan ditemukan lading minyak ini, pada saat itu dibentuk sebuah perusahaan bernama Pacific Coast Oil Company.Pada tahun 1984, Pacific Coast Oil melakukan penggabungan usaha dengan Gulf Oil Cooperation.Dengan bergabungnya dua perusaan ini makan peningkatan produksi minyak dari kedua perusahaan menjadi lebih besar dan menjadikan catatan sejarah bagi industry minyak dan gas bumi di Amerika Serikat. Cabang perusahaan utama yang lain yaitu Texas Fuel Company yang terbentuk di Beaumont, Texas, pada tahun 1901 yang kemudian dikenal dengan nama Texas Company atau Texaco. Pada tahun Kemudian pada tahun 2005 Texaco berubah nama menjadi CHEVRON setelah mengakuisisi Unocal Corporation pada tahun yang sama. Posisi CHEVRON sebagai pemimpin industri energi semakin kuat setelah mengadakan penambahan-penambahan aset gas alam dan minyak. 9

3 Dalam lingkup global, kekuatan CHEVRON terdapat pada pekerja yang terampil.chevron mempunyai lebih dari pekerja terampil dan karyawan pusat pelayanan.sebagai perusahaan dan individu, CHEVRON memberikan kontribusi yang besar terhadap komunitas di mana CHEVRON berada. Pada tahun 2007, CHEVRON berhasil memproduksi 2,62 juta barel minyak equivalent perhari dan 70 persen dari produksi total tersebut dihasilkan di luar dari Amerika Serikat. CHEVRON telah mempunyai kapasitas penyulingan secara global lebih dari 2 juta barrel dari minyak per hari pada penghujung tahun 2007.CHEVRON didukung dengan jaringan pemasaran lebih dari 25,000 retail outlet pada enam benua.chevron juga sudah menanamkan modal dalam 15 power-generating fasilitas di Amerika Serikat dan Asia. Di Indonesia, CHEVRON beroperasi dibeberapa area, antara lain: 1. CHEVRON Geothermal Indonesia (CGI), melakukan eksplorasi energi panas bumi dengan daerah operasi di area Gunung Salak dan gunung Drajat Jawa Barat. 2. CHEVRON Indonesia Company (CICo), melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi dengan lokasi utamanya di Kalimantan Timur. 3. CHEVRON Pasifik Indonesia (CPI), melakukan eksplorasi minyak dan gas dengan lokasi utama di propinsi Riau. 4. CHEVRON Makassar Limited (CML), melakukan eksplorasi minyak dan gas dengan lokasi laut dalam yaitu di sekitar Selat Makassar. CHEVRONIndonesia Company Kalimantan Operation berkantor pusat di Pasir Ridge Balikpapan.Pada awalnya CHEVRON Indonesia Company bernama Union Oil Company of California.Kemudian pada tahun 1965 bergabung dengan Pure Oil 10

4 Company dalam melakukan pengelolaan sumber daya alam. Pada April 1984 secara resmi berganti nama menjadi Unocal Corp yang kemudian berubah kembali menjadi Unocal Indonesia Company pada tahun Pada Mei 2006 Unocal Indonesia Company diakuisisi oleh CHEVRONGlobal dan berubah menjadi CHEVRON Indonesia Company. Dalam rangka mencapai keberhasilan operasional dan melakukan operasi yang terpercaya serta efisien, CHEVRON mempunyai kebijakan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan dari orang-orang dan lingkungan.manajemen yang sistematis tentang keselamatan, kesehatan, lingkungan, keandalan dan efisiensi dalam kelas dunia digambarkan sebagai Keunggulan operasional (OE). Komitmen CHEVRON dalam keunggulan operasi ditunjukkan melalui carachevron atau CHEVRON Way. CHEVRON way akan melindungi manusia dan lingkungan di mana CHEVRON berada dan sangat memprioritaskan pada kesehatan dan keselamatan pekerja serta melindungi aset dan lingkungan. Dalam rangka memenuhi keunggulan operasi CHEVRON maka diaplikasikan suatu sistem manajement keunggulan operasi (OEMS) yang terdiri dari tiga bagian yaitu kepemimpinan, tanggung Jawab, sistem proses manajemen dan pencapaian OE. Kepemimpinan adalah faktor utama yang paling besar dalam pencapaian keunggulan operasi. Para pemimpin bertanggung jawab tidak hanya menuju pencapaian hasil tetapi cara menuju pencapaian hasil tersebut sudah benar dan bertindak sesuai nilai-nilai dari CHEVRON. Para Pemimpin akan mengarahkan sistem manajemen proses untuk memandu pencapaian peningkatan keunggulan operasi. Proses Sistem Manajemen terdiri dari lima langkah-langkah: 11

5 a. Visi dan sasaran b. Nilai-nilai c. Perencanaan d. Implementasi e. Evaluasi CHEVRONakan menilai dan bertindak untuk menghilangkan segala potensial resiko kepada karyawan, pemborong, masyarakat dan lingkungan. Berikut ini adalah pondasi dari pencapaian OE: 1. Keamanan Personal dan Aset, menyediakan suatu jaminan keamanan lingkungan di mana operasi bisnis dapat dijalankan dengan baik. 2. Fasilitas desain dan konstruksi, Merancang dan membangun fasilitas untuk menghindarai dan mencegah kecelakaan atau dengan beroperasi secara terpercaya, efisien dan berwawasan lingkungan. 2. Beroperasi dengan aman, Beroperasi dan memelihara fasilitas sehingga tidak menimbulkan kecelakaan, kerugian dan macam-macam penyakit. 3. Manajemen dari Perubahan, mengatur perubahan temporer dan permanen untuk mencegah kecelakaan. 4. Keandalan dan Efisiensi, keandalan beroperasi dan memelihara fasilitas untuk mendukung integritas mekanis dan mencegah kecelakaan serta memaksimalkan efisiensi dari operasi dan memelihara sumber alam. 5. Pelayanan pihak ketiga,secara sistematis mengenal dan mengatur kontraktor untuk mematuhi persetujuan yang di berhubungan dengan OE. 6. Peduli Lingkungan, CHEVRON memberikan perhatian dan berperan aktif dalam Aktip untuk mencegah polusi dan sampah, bekerja keras untuk secara terus menerus meningkatkan pencapaian lingkungan dan membatasi dampak kerusakan dari operasi. 12

6 7. Menjaga produk, Mencegah potensi bahaya yang bisa menyebabkan kerusakan produk 8. Penyelidikan peristiwan, Penyelidikan peristiwa dilakukan untuk mengindentifikasikan bahaya dan mencari akar masalah dari kejadian dan menginformasikan ke pihak lain untuk mengurangi atau mencegah kejadian yang sama terulang lagi. 9. Pengembangan dan Penyuluhan Masyarakat, Membantu masyarakat dan terlibat dalam dialog terbuka untuk membangun kepercayaan. 10. Manajemen Tanggap Darurat, Mempunyai rencana kesiapsiagaan untuk merespon secara cepat dan efektif serta memulihkan setiap keadaan darurat. 11. Penjaminan Kepatuhan, Mematuhi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan dan semua peraturan dan perundangan yang berlaku; menerapkan standar yang dapat diterimaapabila tidak terdapat peraturan dan perundangan terkait; memastikan karyawan dan kitra kerja agar memahami tanggung jawab terhadap keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan. 2.2 Sistem Tenaga Listrik Dalam rangka pemenuhan dan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik.peralatan-peralatan ini dihubungkan satu dengan yang lainnya mempunyai interrelasi dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik.sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat pembangkit tenaga listrik dan gardu induk yang satu dengan yang lainnya 13

7 dihubungkan dengan jaringan transmisi sehingga menjadi sebuah kesatuan interkoneksi. Kualitas listrik yang tersalurkan untuk memenuhi keperluan tenaga listrik harus tetap terjaga.kontinyuitas tenaga listrik harus tersalur terus menerus tanpa pernah padam, total harmonik mendekati minimum, dan tegangan dan frekuensi tidak berubah. Untuk menghasilkan tenaga listrik yang baik diperlukan strategi kontrol yang tepat Pada umumnya energi listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik letaknya tidak selalu dekat dengan pusat-pusat beban.untuk menyalurkan tenaga listrik secara kontinyu dan handal, diperlukan pemilihan sistem distribusi yang tepat. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain : faktor ekonomis, faktor tempat, dan faktor kelayakan. Untuk pemilihan sistem jaringan harus memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain: keandalan yang tinggi, kontinyuitas pelayanan, biaya investasi yang rendah, fluktuasi frekuensi dan tegangan rendah. 2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Pembangkit listrik di Santan LEX Plant menggunakan Turbine Gas sebagai penggerak, prinsip kerjanya adalah, udara yang masuk melalui air intake dinaikkan tekanannya sampai dengan 190 psig (13Kg/Cm 2 ) kemudian udara ini dialirkan dalam ruang bakar (combustor). Didalam ruang bakar udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar gas.energi panas hasil pembakaran di arahkan ke power turbine untuk memutar sudu-sudu turbin.energi panas ini dikonversikan ke Energi mekanik dan selanjutnya energi mekanis tersebut digunakan untuk memutar generator. 14

8 2.4 Karakteristik Jaringan Distribusi Menurut TIM PLN (SPLN 12/1978) yang dikutip oleh Purwanto, A. (1998), Sistem jaringan distribusi tenaga listrik harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Kontinyuitas pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena gangguan maupun hal-hal yang direncanakan. Biasanya kontinyuitas pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban yang dianggap vital dan sama sekali tidak dikehendaki mengalami pemadaman sekalipun dalam waktu yang relatif singkat. 2. Kualitas daya yang baik, antara lain meliputi: kapasitas daya yang memadahi, tegangan yang selalu konstan dan frekuensi yang selalu konstan untuk arus bolak-balik. 3. Luasan dan penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang. Khususnya untuk sistem tiga fasa, faktor keseimbangan atau kesimetrisan beban pada masing-masing fasa juga perlu diperhatikan. 4. Fleksibel dalam pengembangan dan perluasan daerah beban. Perencanaan sistem distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak pada kesatuan beban 15

9 yang sesaat, tetapi perlu diperhitungkan pula secara teliti kemungkinan pengembangan beban yang harus dilayani, bukan saja dalam hal penambahan kapasitas dayanya, tetapi dalam hal perluasan jaringan yang harus dilayani. 5. Kondisi dan situasi lingkungan, faktor ini merupakan pertimbangan dalam perencanaan untuk lingkungan bersangkutan, misalnya tentang konduktornya, konfigurasinya, tata letaknya dan pertimbangan dari segi estetika atau keindahannya. 6. Pertimbangan ekonomi, faktor ini menyangkut perhitungan atau untung ruginya ditinjau dari segi ekonomis dalam angka penghematan anggaran yang tersedia. Sedangkan menurut TCM PLN 1978 (SPLN 12/1978: 6) sistem jaringan distribusi tenaga listrik untuk 20 kv tiga fasa empat kawat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Netral yang ditanahkan di sepanjang jaringan. 2. Dilakukan pentanahan langsung. 3. Pentanahan dilakukan di sepanjang jaringan. 4. Penghantarnetral yang ada merupakan penghantar jaringan tegangan menengah maupun penghantar netral jaringan tegangan rendah. 5. Transformator, Menggunakan Transformator 1 fasa yang dihubungkan antara fasa dan netral bersama sehingga kebutuhan akan aliran tiga fasa dipenuhi oleh tiga susunan tiga fasa. Transformator distribusi 1 fasa lebih praktis dan dipasang dengan 4 saluran penghantar, pada sisi kumparan sekunder dapat dihubungkan seri paralel, yang berfungsi untuk memperoleh tegangan 220 volt/380 volt. Dewasa ini hubungan dari seri paralel maupun seri pada sisi 16

10 sekunder transformator distribusi satu fasa dilakukan dalam tangki transformator. Dengan demikian karakteristik jaringan distribusi tenaga listrik adalah jaringan itu mempunyai kontinuitas dan kualitas pelayanan yang baik, tidak sering pemutusan, netral dan pentanahan yang dilakukan di sepanjang jaringan, hubungan transformator distribusi secara praktis dan dipasang dengan 4 saluran penghantar, pada sisi kumparan sekunder dapat dihubungkan seri paralel, yang berfungsi untuk memperoleh tegangan 220/380 volt serta memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan dan pertimbangan ekonomi dalam hal pengembangan jaringan distribusi. 2.5 Pengertian Keandalan Setiap benda dapat mengalami kegagalan dalam operasinya. Ada beberapa penyebab kegagalan operasi yaitu: kelalaian manusia, perawatan yang buruk, kesalahan dalam penggunaan, kurangnya perlindungan terhadap tekanan lingkungan yang berlebihan akibat yang ditimbulkan oleh kegagalan ini bervariasi dari ketidaknyamanan hingga kerugian biaya ekonomis yang cukup tinggi bahkan timbulnya korban jiwa manusia. Ditinjau secara umum, keandalan adalah probabilitas dari suatu alat atau sistem yang bekerja memuaskan untuk periode waktu yang diharapkan dalam kondisikondisi operasi yang dihadapi. Definisi keandalan ini menekankan empat hal yaitu: probabilitas, unjuk kerja memadai, periode terhadap waktu, dan kondisi-kondisi operasi. Ditinjau dari segi sistem tenaga listrik, keandalan berarti kemampuan dari suatu sistem tenaga listrik atau komponennya untuk menyediakan energi listrik secara 17

11 memuaskan dalam periode waktu dalam kondisi normal maupun mengalami gangguan. Atau dengan kata lain, keandalan adalah kemampuan sistem pembangkit energi listrik mensuplai pelanggan secara kontinyu dengan tegangan yang cukup, kualitas yang memuaskan dan sesuai kebutuhan pelanggan. Sedangkan menurut Gonen (1986), istilah keandalan diartikan sebagai keamanan pada suatu sistem dan terhindarnya dari ketidaktersediaan tenaga listrik. Teknik keandalan bertujuan untuk mempelajari konsep, karakteristik, pengukuran, analisis kegagalan dan perbaikan sistem sehingga menambah waktu ketersediaan operasi sistem dengan cara mengurangi kemungkinan kegagalan (Ebeling, 1996) Probabilitas Probabilitas adalah suatu nilai yang menyatakan berapa kali suatu kejadian kemungkinan akan terjadi dari sejumlah operasi tertentu yang dilakukan terhadap suatu peralatan Unjuk kerja Unjuk kerja adalah penampilan perakitan untuk menyatakan peralatan atau sistem bekerja secara memuaskan Periode waktu Faktor yang menyatakan ukuran dari periode waktu yang digunakan di dalam pengukuran probabilitas.bila tidak terdapat periode waktu ini maka nilai keandalan tidak dapat diperoleh secara akurat. 18

12 2.5.4 Kondisi operasi Faktor ini menyatakan pada kondisi bagaimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan angka keandalan.kondisi-kondisi yang dimaksud misalnya: lingkungan, suhu, goncangan dan sebagainya. 2.6 Ketersediaan dan Keandalan Keandalan suatu sistem tenaga listrik sangat erat hubungannya dengan ketersediaan, yaitu jumlah waktu sistem bekerja sesuai dengan fungsinya.sedangkan seluruh waktu operasi sistem tersebut terbagi dalam dua waktu, yaitu waktu perbaikan atau waktu kegagalan dan waktu sistem beroperasi secara normal. Berkenaan dengan sistem ketenagalistrikan maka ketersediaan (availability) adalah sebagai peluang suatu komponen atau sistem berfungsi menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi beroperasi.ketersediaan diinterpretasikan sebagai peluang beroperasinya komponen atau sistem dalam waktu yang ditentukan. Keandalan (reliability) adalah sebagai peluang suatu komponen atau sistem memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang diberikan selama digunakan dalam kondisi beroperasi. Dengan kata lain keandalan berarti peluang tidak terjadi kegagalan selama beroperasi. Perkembangan teknik keandalan dan perawatan dimotivasi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Bertambahnya komplektitas dan kerumitan sistem. 2. Kesadaran dan harapan masyarakat tentang kualitas suatu produk. 3. Hukum dan aturan mengenai kerusakan produk. 19

13 4. Kebijaksanaan pemerintah tenaga spesifikasi kemampuan keandalan dan perawatan. 5. Perhitungan keuntungan yang menurun akibat timbulnya biaya tinggi dari kegagalan peralatan, perbaikan peralatan dan program jaminan (Ebeling, 1996). 2.7 Keandalan Sistem Distribusi Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai.ukuran keandalan dapat dinyatakan sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemadaman yang terjadi (restoration). Keandalan sistem distribusi sangat diperhatikan dibandingkan dengan sistem pembangkit dan transmisi. Hal ini karena gangguan pada sistem pembangkit maupun sistem transmisi dapat mengakibatkan pemutusan pada pelanggan, akan tetapi pengaruhnya terhadap pelanggan lebih kecil dibandingkan gangguan pada sistem distribusi (Warren, 1996). Dalam evaluasi keandalan sistem perlu dilakukan analisis berdasarkan data historis realisasi untuk mengetahui seberapa handal sistem dan mengeidentifikasi area bermasalah serta penyebab permasalahan, dan sebagai pembanding juga perlu dianalisis prediksi keandalan ideal berdasarkan Indek keandalan standar peralatanperalatan yang terpasang pada jaringan (Willis, 2004). 20

14 Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangkan sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu sering padam. Adapun macam-macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara lain; 1. Keandalan sistem yang tinggi (High Reliability System). Pada kondisi sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan beberapa peralatan dan pengaman yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya berbagai macam gangguan pada sistem. 2. Keandalan sistem yang menengah (Medium Reliability System). Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bisa melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Jadi dalam sistem ini diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta menanggulangi gangguan-gangguan tersebut. 3. Keandalan sistem yang rendah (Low Reliability Sistem). Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Tetapi bila terjadi suatu gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut. Jadi perlu diperbaiki terlebih dahulu. Tentu saja pada sistem ini peralatan-peralatan pengamannya relatif sangat sedikit jumlahnya. 21

15 Kontinyuitas pelayanan penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan macam sarana penyalur dan peralatan pengaman. Sarana penyalur (jaringan distribusi) mempunyai tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan cara pengaturan sistem operasinya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana penyalur disusun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai setelah pemutusan karena gangguan.(spln 52, 1987). 2.8 Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Evaluasi keandalan sistem distribusi terdiri dari Indek titik beban dan Indek sistem.indek kegagalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi laju kegagalan komponen λ (kegagalan/tahun), waktu keluar (outage time), r (jam/kegagalan), dan rata-rata ketidaktersediaan (unavailability)tahunan U (jam/tahun) (Billinton, 1996) Keluar (outage) Keadaan suatu komponen tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, diakibatkan karena beberapa peristiwa yang berhubungan dengan komponen tersebut (SPLN 59, 1985). Angka keluar adalah angka perkiraan dari suatu komponen yang mengalami kegagalan beroperasi per satuan waktu (umumnya per tahun) Lama keluar (outage duration) Periode dari saat permulaan komponen mengalami keluar sampai saat komponen dapat dioperasikan kembali sesuai dengan fungsinya (SPLN 59, 1985).Standar 22

16 perkiraan angka keluar dan waktu perbaikan dari komponen yang biasa dipakai adalah sesuai standar SPLN 59, Metode pendekatan Indek keandalan dasar dapat membantu perhitungan dalam evaluasi keandalan sistem secara sederhana namun merepresentasikan kondisi sebenarnya.indek kegagalan dasar dihitung berdasarkan data historisis kegagalan sistem selama periode tertentu. Berikut ini beberapa rumus untuk menetukan indek keandalan dasar : Laju kegagalan (failure rate) = λ λ = (2.1.) JJJJJJJJJJ h PPPPPPPPPPPPPPPPPP JJJJJJJJJJ h TTTThuuuu OOOOOOOOOOOOOO PPPPPPPPPPPPPP JJJJJJJJJJJJJJJJ Laju pemulihan (repair rate) = r r = JJJJJJJJJJ h LLLLLLLL PPPPPPPPPPPPPPPPPP SSSSSSSSSSSS OOOOOOOOOOOOOO JJJJJJJJJJ h PPPPPPPPPPPPPPPPPP SSSSSSSSSSSS OOOOOOOOOOOOOO (2.2.) Ketidaktersediaan (unavailability) = U U = laju kegagalan x laju pemulihan (2.3.) 2.9 Indek Keandalan Berbasis Sistem SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) Indek ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun).indek ini ditentukan dengan membagi jumlah semua kegagalan pelanggan dalam satu 23

17 tahun dengan jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut.persamaan untuk SAIFI (rata-rata jumlah gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.4. SAIFI = TTTTTTTTTT JJJJJJJJJJ h PPPPPPPPPPPPPPPPPP PPPPPPPPPP TTTTTTTTTT JJJJJJJJJJ h PPPPPPPPPPPPPPPPPP YYYYYYYY DDDDDDDD yyyyyyyy SAIFI = Σλλλλλλλλ ΣNNNN (2.4.) Dimana: λ I adalah failure rate pada titik beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i Besarnya frekuensi gangguan rata-rata yang dialami pelanggan digambarkan dengan nilai failure rate SAIDI (SystemAverage Interruption Duration Index) Indek ini didefinisikan sebagai nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap konsumen selama satu tahun.indek ini ditentukan dengan pembagian jumlah dari lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah pelanggan yang dilayani selama tahun itu. Persamaan SAIDI (rata-rata jangka waktu gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.5. SAIDI = TTTTTTTTTT dddddddddddd pppppppppppppppppp pppppppppppppppppp TTTTTTTTTTTTTTTTTTTT h pppppppppppppppppp yyyyyyyy dddddddddddddddd SAIDI = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ ΣΣΣΣΣΣ (2.5.) 24

18 Dimana: U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index) Indek ini menyatakan indek lama gangguan rata-rata per pelanggan yang terjadi pada periode waktu tertentu.indek ini ditentukan dengan pembagian jumlah dari lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah kegagalan-pelanggan pada periode tersebut.persamaan CAIDI (rata-rata jangka waktu gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.6. TTTTTTTTTT dddddddddddd pppppppppppppppppp pppppppppppp gggggg CAIDI = TTTTTTTTTT jjjjjjjjjj h pppppppppppppppppp pppppppppp CAIDI = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ (2.6.) Dimana: λi adalah failure rate pada titik beban i U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i CAIDI disebut juga sebagai indek perbandingan antara SAIDI dengan SAIFI. CAIDI = SSSSSSSSSS SSSSSSSSSS (2.7.) Besarnya nilai CAIDI menggambarkan lama rata-rata pemutusan (r). 25

19 2.9.4 CAIFI (Costumer Average Interruption Duration Index) Indek ini secara khusus digunakan untuk mengetahui kronologis kecenderungan dalam suatu keandalan sistem distribusi yang biasanya dibandingak dari waktu yang satu dengan waktu yang lain. Indek ini didapat dengan pembagian total dari pelanggan yang mengalami gangguan dengan jumlah pelanggan yang terpengaruh. CAIFI = (2.8.) TTTTTTTTTT pppppppppppppppppp yyyyyyyy mmmmmmmmmmmmmmmmmm pppppppppppppppppp TTTTTTTTTTTTTTTTTTTT h pppppppppppppppppp yyyyyyyy tttttttttttttttttttt h ASAI (Average Service Availability Index) Indek ini menyatakan Indek ketersediaan pelayanan rata-rata, semakin tinggi nilai ASAI dapat diartikan bahwa tingkat pelayanan semakin baik, begitupula sebaliknya jika nilai ASAI semakin rendah berarti tingkat pelayanan memburuk. Untuk menentukan nilai ASAI dapat digunakan persamaan 2.9 ASAI = ASAI = JJJJJJJJJJ h dddddddddddd kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk dddddddd kkkk pppppppppppppppppp JJJJJJJJJJ h kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk dddddddd yyyyyyyy dddddddddddd hkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk ΣΣΣΣΣΣ 8760 ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ ΣΣΣΣΣΣ 8760 (2.9.) Dimana: Dengan 8760 merupakan jam dalam satu tahun U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i 26

20 2.9.6 ASUI (Average Service Unavailability Index) Indek ini menyatakan Indek ketidaktersediaan pelayanan rata-rata, nilai ASUI adalah keterbalikan dari ASAI. Semakin besar nilai ASUI berarti pelayanan sistem semakin buruk. Nilai ASUI dapat dicari menggunakan persamaan 2.10 ASUI = JJJJJJJJJJ h dddddddddddd kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk dddddddd kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk JJJJJJJJJJ h kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk dddddddd yyyyyyyy dddddddddddd hkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk ASUI = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ ΣΣΣΣΣΣ 8760 (2.10) Dimana: 8760 merupakan jam dalam satu tahun U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i ASUI dapat juga dinyatakan dengan persamaan: ASUI = 1 ASAI (2.11) MAIFI (Momentary Average Interruption Frequency Index) Indek ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata gangguan yang bersifat sementara atau gangguan yang dapat dipulihkan secara otomatis yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun). Indek ini ditentukan dengan membagi jumlah semua gangguan yang bersifat sementara dalam satu tahun dengan jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut Indek Keandalan Berbasis Beban dan Energi Salah satu parameter penting yang dibutuhkan dalam evaluasi yang berdasarkan Indek keandalan berbaris beban dan energi adalah beban nilai ratarata dari setiap load-point busbar (La). 27

21 L a = L p f (2.12) L p = permintaan beban puncak f = load factor L a = TTTTTTTTTT eeeeeeeeeeee pppppppp dddddddddddd tttttttttttttttt DDDDDDDDDDDD tttttttttttttttt = EEEE tt (2.13) ENS (Energy Not Supplied Index) Indek ini menyatakan jumlahan energi yang tidak tersuplai oleh sistem. Indek ini didapatkan dengan menjumlahkan beban rata pada setiap titik beban dikalikan dengan ketidaktersediaan pada titik beban tersebut. persamaan untuk ENS (energi yang tidak tersalurkan) ini dapat dilihat pada persamaan ENS = ΣU i L ai (2.14) Dimana: L ai adalah rata-rata beban yang terhubung pada titik beban i U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i AENS (Average Energy Not Supplied) Indek ini menyatakan nilai rata-rata energi yang tidak tersalurkan untuk setiap pelanggan yang terlayani. AENS = TTTTTTTTTT eeeeeeeeeeee yyyyyyyy tttttttttt tttttttttttttttttttttt JJJJJJJJJJ h pppppppppppppppppp yyyyyyyy dddddddddddddddd AENS = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ ΣΣΣΣΣΣ AENS = EEEEEE ΣΣΣΣΣΣ (2.15) (2.16) Dimana: 28

22 L ai adalah rata-rata beban yang terhubung pada titik beban i U i adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i N i adalah jumlah pelanggan pada titik beban i ACCI (Average Customer Curtailment Index) Indek ini menyatakan nilai pembagian dari jumlah energi yang tidak tersuplaikan ke pelanggan dengan jumlah pelanggan yang terpengaruh gangguan. ACCI = TTTTTTTTTT eeeeeeeeeeee yyyyyyyy tttttttttt tttttttttttttttttttttt JJJJJJJJJJ h pppppppppppppppppp yyyyyyyy tttttttttttttttttttt h (2.17) 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam proses penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif yang menganalisa suatu keandalan sistem distribusi 20 kv menggunkan metode RIA (Reliability

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (state of the art) Berdasarkan topik usulan tugas akhir yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman teknologi sekarang ini kehidupan masyarakat sangatlah bergantung dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok industri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Kentungan Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang Km 6,5 Yogyakarta. Ditinjau dari peralatannya Gardu Induk Kentungan merupakan Gardu Induk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia teknologi baik di bidang industri, usaha, maupun rumah tangga yang mana semua kebutuhan tersebut membutuhkan adanya daya listrik, hampir

Lebih terperinci

UKURAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI

UKURAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI UKURAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI 14.1 Pendahuluan Keandalan sistem tenaga listrik merupakan salah satu fitur dari kualitas sistem daya, selain memerlukan tegangan dan frekuensi konstan.

Lebih terperinci

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik di jaringan listrik Bengkulu, menuntut suatu sistem tenaga listrik yang mempunyai keandalan dalam penyediaan dan penyaluran dayanya. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-153 Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique Henki Projo Wicaksono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam penggunaan daya listrik, mutlak dibutuhkan sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG Fery Praditama. 1, Ir. Teguh Utomo, MT. 2, Ir. Mahfudz Shidiq, MT³ 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3 Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian dalam tugas akhir ini yaitu penelitian kuantitif dengan melakukan analisis keandalan penggunaan SCADA pada jaringan distribusi

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA Distribusi sistem tenaga listrik memiliki peranan penting dalam penyaluran daya ke beban atau konsumen, terutama kualitas energi listrik yang diterima konsumen sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: 1. Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun juga akan terus meningkat. Hal ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG Fahmi Ramadhan 1, Rukmi Sari Hartati 2, I Ketut Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email : ftejoee@gmail.com 1, rshartati@gmail.com

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Andhito Sukmoyo Nugroho, I.G.N. Satriadi Hernanda 2), Adi Soeprijanto 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Okki Dwi Bagus A. 1), Sulistyono, ST, MM 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-issn: -736 Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique Aditya Mulianda #1, Syahrizal #, Mansur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia yang sedang berkembang, energi listrik merupakan aspek sangat penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia yang berkembang saat ini, energi listrik merupakan aspek yang sangat penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat berperan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.PLN (Persero) Merupakan perusahaan listrik terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pendistribusian dan berusaha men-suplay energi listrik dengan seoptimal

Lebih terperinci

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Mikrotiga, Vol 2, No. 1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 5 STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Azzahraninna Tryollinna 1*, Rudyanto

Lebih terperinci

Keandalan dan kualitas listrik

Keandalan dan kualitas listrik Keandalan dan kualitas listrik Disadur dari tulisan: Hanif Guntoro dan Parlindungan Doloksaribu Pentingnya Keandalan dan Kualitas Listrik Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON I. N. Partawan 1, I. G. Dyana Arjana 2, A. I. Weking 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat di era teknologi saat ini, khususnya Riau. Arsyad Juliandi Rachman sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau mengatakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan 7 BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dari pembahasan penelitian ini, terdapat beberapa referensi dari beberapa sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP Drajad Wahyudi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) B-462 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) Achmad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Yulius S. Pirade ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (1) : 29 33, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 STUDI KEANDALAN KELISTRIKAN KOTA PALU 2007 BERDASARKAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION DURATION INDEX (SAIDI) DAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 PHOTO GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Rizky Kurniawan, Zulkarnaen Pane Konsentrasi

Lebih terperinci

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 B-119 Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Fauziah, Adi

Lebih terperinci

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1 PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1 ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) APJ KUDUS MENGGUNAKAN SOFTWARE (ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS PROGAM) DAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi

Lebih terperinci

Analisa Nilai Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kv pada Feeder PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Penuh - Kerinci

Analisa Nilai Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kv pada Feeder PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Penuh - Kerinci 93 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 Analisa Nilai Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kv pada Feeder PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Penuh - Kerinci Dasman*, Royas

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo

Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo 2207 100 058 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto ST., MT. I Gusti Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam proses penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif yang menganalisa suatu keandalan sistem distribusi 20 kv menggunkan metode Section

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE Chandra Goenadi, I.G.N

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk tetap melayani kebutuhan tenaga listrik dari pelanggan, maka sistem distribusi

Lebih terperinci

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran 56 Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 1, Januari - Juni 2016 Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran I Putu Andithya Chrisna Budi 1, I. A. Dwi Giriantari

Lebih terperinci

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. distribusi 20 KV di PT.ADM ini menggunakan software ETAP7, kemudian nilai

BAB IV ANALISA DATA. distribusi 20 KV di PT.ADM ini menggunakan software ETAP7, kemudian nilai BAB IV ANALISA DATA Dalam melakukan evaluasi nilai indeks keandalan pada sebuah sistem distribusi 20 KV di PT.ADM ini menggunakan software ETAP7, kemudian nilai keandalan yang didapat dari ETAP dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya jumlah penduduk maka sistem distribusi tenaga listrik juga berkembang. Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Rahmad Santoso, Nurhalim Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk Brebes Gardu induk kebasen memiliki empat buah trafo penunjang. Pada masing-masing trafo memiliki kapasitas yaitu Trafo I

Lebih terperinci

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG GARDU INDUK SUKOLILO MENGGUNAKAN METODE RIA (RELIABILITY INDEX ASSESSMENT) Muhammad Yusuf Saifulloh S1 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kenyamanan dan keamanan pada konsumen perusahaan maupun rumah tangga sangat ditentukan oleh keandalan sistem distribusi tenaga listrik. Indeks keandalan merupakan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan pokok yang tak terlepaskan dari setiap aktivitas masyarakat. Energi listrik yang dimanfaatkan oleh masyarakat dihasilkan dari pembangkit

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D I.G.N. Satriyadi Hernanda, ST., MT

Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D I.G.N. Satriyadi Hernanda, ST., MT STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT. SEMEN GRESIK-TUBAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY INDEX ASSESSMENT (RIA) DAN SOFTWARE ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS PROGRAM (ETAP) Dosen Pembimbing Prof.

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG 5 BAB 2 TEORI PENUNJANG 2.1 Sistem Distribusi Tenaga listrik Sistem distribusi bertugas mengirim tenaga listrik dari pusat listrik ke pelanggan. Kemampuan untuk melayani pelanggannya sangat tergantung

Lebih terperinci

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember 2015 1 ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PENYULANG KAMPUS DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN METODE SECTION TECKNIQUE DAN RIA Gusti Putu Budi Arigandi 1,

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 1 BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen (beban), merupakan hal penting untuk

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 170 EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SAIDI DAN SAIFI DI PT. PLN (PERSERO) RAYON LUBUK ALUNG TAHUN 2015 Oleh Dasman 1, Huria

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN

PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN KM-3 PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN Ir. Rudyanto Thayib, Msc Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jl. Raya

Lebih terperinci

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. energi yang memproduksi minyak bumi dan produksi sampingan berupa gas alam

1 BAB I PENDAHULUAN. energi yang memproduksi minyak bumi dan produksi sampingan berupa gas alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan faktor utama yang mendukung sistem produksi dari perusahaan industri, terutama pada industri besar di Indonesia. Khususnya pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Gejayan Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk Gejayan, didapatkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tingkat keandalan suatu sistem distribusi dapat ditentukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tingkat keandalan suatu sistem distribusi dapat ditentukan dengan menghitung BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem distribusi merupakan sistem penyalur tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, maka harus memperhatikan tingkat keandalannya

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK Hendro Tri Kurniawan ), Ir.Bonar Sirait, M.Sc ), Ir.Junaidi, M.Sc ) ) Mahasiswa dan,)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Literatur Pada penelitian sebelumnya pada tahun 2014 menjelaskan tentang studi keandalan sistem distribusi 20 kv menggunakan metode Section Technique dan RNEA (Realibility

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP : Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2011) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State Of The Art) Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Keandalan sistem distribusi tenaga listrik sangat berperan penting terhadap kenyamanan dan keamanan bagi konsumen perusahaan maupun rumah tangga. Indeks keandalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI GARDU INDUK BRINGIN PENYULANG BRG-2 PT. PLN (PERSERO) UL SALATIGA DENGAN METODE SECTION TECHNIQUE

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI GARDU INDUK BRINGIN PENYULANG BRG-2 PT. PLN (PERSERO) UL SALATIGA DENGAN METODE SECTION TECHNIQUE ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI GARDU INDUK BRINGIN PENYULANG BRG-2 PT. PLN (PERSERO) UL SALATIGA DENGAN METODE SECTION TECHNIQUE PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Agung Arief Wibowo dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik merupakan bentuk energi

Lebih terperinci

Analisa Tingkat Keandalan Sistem Gardu Induk 13,8 kv 6DN Minas PT.Chevron Pacific Indonesia dengan Metode Section Technique

Analisa Tingkat Keandalan Sistem Gardu Induk 13,8 kv 6DN Minas PT.Chevron Pacific Indonesia dengan Metode Section Technique Analisa Tingkat Keandalan Sistem Gardu Induk, kv DN Minas PTChevron Pacific Indonesia dengan Metode on Technique Prima*,Dian Yayan Sukma**, Firdaus** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013 Analisa Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan FMEA Pada PT. PLN Cabang Medan Cholish 1) dan Syukriadin 2) 1) Magister Teknik Elektro Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II SALURAN DISTRIBUSI BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa refrensi dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASAI, berikut diantaranya: 1. Skripsi Ahmad Fajar Sayidul Yaom (2015) yang berjudul Analisis Keandalan

BAB II LANDASAN TEORI. SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASAI, berikut diantaranya: 1. Skripsi Ahmad Fajar Sayidul Yaom (2015) yang berjudul Analisis Keandalan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Indeks keandalan SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASAI adalah beberapa indeks keandalan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan pada suatu sistem. Sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. diambil. Referensi ini kemudikan akan dipakai untuk dapat mempertimbangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. diambil. Referensi ini kemudikan akan dipakai untuk dapat mempertimbangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik penelitian yang diambil, terdapat beberapa referensi dari beberapa penelitian yang sebelumnya sudah pernah dilakukan guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyak penelitian telah dilakukan mengenai keandalan sistem tenaga listrik. Perkiraan beban mendapat perhatian yang cukup besar terutama guna perencanaan penambahan unit pembangkit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION

PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION Wahri Sunanda 1 1) Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung Email: wahrisunanda@ubb.ac.id Abstract - The reliability

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN RAYON BLORA DENGAN METODE FMEA

ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN RAYON BLORA DENGAN METODE FMEA TUGAS AKHIR TE 141599 ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN RAYON BLORA DENGAN METODE FMEA M. Umar Khusni NM NRP 2215 105 050 Dosen Pembimbing Dr. Rony Seto Wibowo, ST., MT. Dr. Eng. I Made

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: yang telah dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Tugas Akhir Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis melakukan perhitungan nilai nilai indeks keandalan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis melakukan perhitungan nilai nilai indeks keandalan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada bab ini penulis melakukan perhitungan nilai nilai indeks keandalan berbasis sistem pada jaringan distribusi 20 kv. Pengambilan data data gangguan diperoleh dari

Lebih terperinci

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik Paramita Dynaputri, Ontoseno Penangsang, I.G.N. Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TDO BEKASAP PT CPI DENGAN PENDEKATAN PEMOGRAMAN NON LINEAR

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TDO BEKASAP PT CPI DENGAN PENDEKATAN PEMOGRAMAN NON LINEAR OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TDO BEKASAP PT CPI DENGAN PENDEKATAN PEMOGRAMAN NON LINEAR Multi Arif dan Sony Sunaryo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan adanya peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG Fery Praditama. 1, Ir. Teguh Utomo, MT. 2, Ir. Mahfudz Shidiq, MT³ 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3 Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral Dalam kaitan dengan pentanahan netral sistem tenaga, beberapa penelitian terdahulu telah diidentifikasi, misalnya dalam pemilihan

Lebih terperinci