PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG DI BANK SAMPAH GARUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG DI BANK SAMPAH GARUT"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG DI BANK SAMPAH GARUT TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Oleh: BUDY MOCHAMAD NOVIANDI NPM JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2012

2 LEMBAR PENGESAHAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG DI BANK SAMPAH GARUT Oleh: BUDY MOCHAMAD NOVIANDI NPM Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II Dini Destiani, MT. NIDN : Partono, M.Kom NIP: Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Informatika Eri Satria, M.Si NIDN :

3 BUDY MOCHAMAD NOVIANDI, Perancangan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut Dibawah bimbingan Ibu Dini Destiani, MT. sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Partono, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II. 60 Halaman + ix / 28 Gambar / 46 Tabel / 10 Daftar Pustaka ( ) / 4 Lampiran ABSTRAK Bank Sampah Garut adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pemanfaatan pengelolaan sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, kantor, dan lembaga pendidikan (sekolah). Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh Bank Sampah Garut yaitu informasi mengenai inventori barang. Dewasa ini jumlah dari nasabah Bank Sampah Garut meningkat cukup pesat, peningkatan jumlah nasabah tersebut dikarenakan jumlah Bank Sampah Unit Sekolah yang semakin banyak, sedangkan pemrosesan masih manual hal tersebut secara otomatis tentu akan membuat barang yang akan masuk bertambah banyak, hal penyimpanan barang karena daya tampung gudang yang tetapberpotensi membuat barang yang disimpan melebihi dari daya tamping gudang. Tujuan penelitian ini sendiri adalah membuat sebuah perancangan sistem informasi inventori barang yang terkomputerisasi di Bank Sampah Garut. Perancangan sistem informasi inventori ini meliputi tahap Analisis dan desain sistem dengan menggunakan metodologi berorientasi objek dari Ali Bahrami (1999) yaitu metode Unified Approach. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kebutuhan dari Bang Sampah Garut ialah sebuah sistem pemrosesan data barang, sistem pembuatan laporan barang masuk, barang keluar, dan laporan penjualan barang, serta penjadwalan pengambilan tabungan ke bang sampah unit sekolah yang semuanya telah terotomatisasi dalam sebuah system aplikasi komputer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi inventori barang di Bank Sampah Garut dapat mempermudah pengaksesan data barang, dan pembuatan laporan barang masuk dan keluar barang, serta laporan penjualan barang di Bank Sampah Garut, juga membantu mengontrol kapasitas gudang dalam hal daya tampung barang dengan adanya proses pembuatan penjadwalan pengambilan tabungan. Kata Kunci: Sistem Informasi Inventori; Bank Sampah Garut; Metode Berotientasi Objek; Metode Unified Approach.

4 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam tak lupa penyusun curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Adapun judul dari laporan Tugas Akhir ini adalah : PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG DI BANK SAMPAH GARUT Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penyusun banyak sekali mendapatkan bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penyusun sampaikan kepada yang terhormat : 1. Bapak dan Ibu tercinta, serta seluruh keluarga, serta orang-orang terdekat yang telah memberikan do a dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual selama penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Prof. Dr. H.M. Ali Ramdhani, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 3. Bapak Eri Satria, M.Si dan Bapak Rinda Cahyana, MT., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Informatika. 4. Ibu Dini Destiani, MT., selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan Tugas Akhir ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingannya yang penuh kesabaran kepada penulis selama penyusunan Laporan ini. 5. Bapak Partono, M,Kom., selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan kepercayaannya kepada penulis. 6. Seluruh staf dosen dan civitas akademika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut i

5 7. Rekan-rekan seberjuangan Teknik Informatika Angkatan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memeberikan inspirasi dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang selalu penulis nantikan. Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Garut, Nopember 2012 Penulis ii

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Kerangka Pemikiran Sistematika Penulisan... 5 BAB I I LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi Definisi Sistem Definisi Informasi Definisi Sistem Informasi Persediaan (Inventory) Bank Sampah Garut Pengertian Bank Sampah Garut Bank Sampah Unit Sekolah Pengembangan Sistem Berorentasi Objek Tahap Analisis Kesenjangan Tahap Analisis Sistem Identifikasi Aktor (Identify the user/actors) Pengembangan Diagram Aktifitas (Develop use case, activity diagrams) iii

7 Halaman Pengembangan Diagram Interaksi (Develop interaction diagrams) Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method (Identify classes, relationships, attributes, and methods) Pemeriksaan (Refine and iterate) Tahap Perancangan Pemodelan Work Breakdown Structure Activity Sequencing Flowchart Diagram Unified Modeling Language BAB III KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Metodologi Penelitian Work breakdown structure Activity Sequence Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut Sumber Daya Yang Dibutuhkan BAB IV HASIL PEMBAHASAN Spesifikasi Kebutuhan Sistem (SRS) Analisis Sistem Berjalan Analisis Sistem Masa Depan Identifikasi Aktor Activity Diagram dan Use Case Proses Bisnis Masa Depan Activity Aiagram Mengembangkan Use Case Pengembangan Diagram Interaksi Sequence Diagram iv

8 Halaman Collaboration Diagram Pengembangan Class Diagram Identifikasi Class Identifikasi Relationship Identifikasi Atribut dan Method Pemeriksaan Perancangan Sistem Masa Depan Perancangan Kelas, Asosiasi, Metode Dan Atribut Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka Perancangan Layer Akses Perancangan Layer Antarmuka Pengujian Usability Testing User Satisfaction Testing BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA... xi LAMPIRAN v

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Alur Aktivitas Proyek Tugas Akhir... 4 Gambar 2.1 Bagan Bank Sampah... 9 Gambar 2.2 Contoh Activity Diagram (Bahrami, 1999) Gambar 2. 2 Use case Diagram (Bahrami, 1999) Gambar 2.3 Contoh Sequence Diagram (Bahrami, 1999) Gambar 2.4 Collaboration Diagram (Bahrami, 1999) Gambar 2.5 Contoh Class Diagram (Munawar, Gambar 2.6 Asosiasi (Assosiation) (Munawar, 2005) Gambar 2.7 Constraint pada sebuah Asosiasi (Munawar, 2005) Gambar 2.8 Association Class (Munawar, 2005) Gambar 2.9 Asosiasi dengan Multiplisitas (Munawar, 2005) Gambar 2.10 Contoh Generalisasi (Nugroho, 2005) Gambar 2.11 Agregasi Bertingkat (Multilevel Agregation), (Nugroho, 2005) Gambar 2.12 Dependency (Munawar, 2005) Gambar 2.13 Work Breakdown Structure (Dawson, 2004) Gambar Activity sequencing (Dawson, Gambar 3.1 Work breakdown structure Gambar 3.2 activity sequence Gambar 4.1. Proses Bisnis Sistem Berjalan Gambar 4.2. Proses Bisnis Sistem Masa Depan Gambar 4.3 Activity Diagram Aplikasi Sistem Inventori Barang Gambar 4.4 Activity Diagram Login Gambar 4.5 Activity Diagram Admin Gambar 4.6 Activity Diagram Membuat Penjadwalan pengambilan tabungan Gambar 4.7 Activity Diagram Kelola Data Barang Gambar 4.8 Activity Diagram Pembuatan Laporan Gambar 4.9 Activity Diagram Logout Gambar 4.9 Use Case Diagram Sistem Inventori Barang vi

10 Halaman Gambar 4.10 Use Case Diagram login Gambar 4.12 Use Case Diagram Admin Gambar 4.13 Use Case Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan Gambar 4.14 Use Case Diagram Kelola data barang Gambar 4.15 Use Case Diagram Pembuatan laporan Gambar 4.16 Use Case Diagram logout Gambar 4.17 Sequence Diagram Pembuatan laporan sistem inventori barang di Bank Sampah Garut Gambar 4.18 Sequence Diagram login Gambar 4.19 Sequence Diagram Admin Gambar 4.20 Sequence Diagram Penjadwalan pengambilan tabungan Gambar 4.21 Sequence Diagram Kelola data barang Gambar 4.22 Sequence Diagram Pembuatan Laporan Gambar 4.23 Sequence Diagram Pembuatan Laporan Gambar 4.24 Colaboration Diagram Sistem inventori barang Bank Sampah Garut Gambar 4.25 Colaboration Diagram Login Gambar 4.26 Colaboration Diagram Admin Gambar 4.27 Colaboration Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan Gambar 4.28 Collaboration Diagram Kekola data barang Gambar 4.29 Collaboration Diagram Pemnuatan laporan Gambar 4.30 Collaboration Diagram Logout Gambar 4.31 Class Pada Sistem Informasi Inventori Barang Gambar 4.32 A-Part-Of Relationship pada Sistem Invntori Barang Gambar 4.33 A-Part-Of Relationship pada Sistem Invntori Barang Gambar 4.34 Tahap Perancangan Kelas Bisnis Gambar 4.35 Tahap Perancangan Kelas Bisnis dan Kelas akses Gambar 4.36 Layer Akses, Layer Antar Muka Dan Layer Bisnis Gambar Form Kuisioner Kepuasan Pengguna Gambar Grafik Hasil Penilaian Kepuasan Pengguna vii

11 viii

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram Tabel 2.5 Notasi Sequence Diagram Tabel 2.6 Notasi Collaboration Diagram Tabel 2.7 Notasi pada Class Diagram Tabel 2.8 Notasi pada Class Diagram (Lanjutan) Tabel 2.9 Notasi Multiplisitas Tabel 2.10 Notasi Diagram Flowchart Tabel 2.11 Notasi Diagram Flowchart. (Lanjutan) Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut Tabel 3.2 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan) Tabel 3.3 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan) Tabel 3.4 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan) Tabel 3.5 Sumber Daya Informasi yang Digunakan Tabel 4.1 Identifikasi Aktor Tabel 4.2 Identifikasi Aktor (Lanjutan) Tabel 4.3 keterangan Use Case Diagram login Tabel 4.4 keterangan Use Case Diagram Admin Tabel 4.4 keterangan Use Case Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan. 54 Tabel 4.5 keterangan Use Case Diagram Kelola data barang Tabel 4.6 keterangan Use Case Diagram Pembuatan laporan Tabel 4.7 keterangan Use Case Diagram Kelola data barang (Lanjutan) Tabel 4.8 keterangan Use Case Diagram Pembuatan laporan Tabel 4.9 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Login ix

13 Halaman Tabel 4.10 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Login Tabel 4.11 Hasil Eliminasi Fuzzyt Class Berdasarkan Use case Diagram Login. 68 Tabel 4.12 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Admin Tabel 4.13 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Admin Tabel 4.14 Hasil Eliminasi Fuzzyt Class Berdasarkan Use case Diagram Login. 71 Tabel 4.15 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan Tabel 4.15 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan (Lanjutan) Tabel 4.17 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan Tabel 4.18 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan TabunganTabel Tabel 4.19 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan Tabel 4.19 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan TabunganTabel Tabel 4.21 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang Tabel 4.22 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang (Lanjutan) Tabel 4.23 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang Tabel 4.24 Hasil Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang Tabel 4.25 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan. 79 x

14 Halaman Tabel 4.26 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan (Lanjutan) Tabel 4.27 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan Tabel 4.28 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan (Lanjutan) Tabel 4.26 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan Tabel 4.27 Hubungan Kelas/ Class Relationship Tabel 4.28 Identifikasi Atribut dan Method Tabel 4.29 Rencana Pengujian Proses Login Tabel Lanjutan Kasus dan Hasil Pengujian Tabel Lanjutan Kasus dan Hasil Pengujian (Lanjutan) Tabel Hasil Penilaian Kepuasan Pengguna Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Kepuasan Pengguna xi

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya kemajuan Teknologi Informasi dewasa ini, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan dan kegiatan usaha. Teknologi Informasi merupakan sarana yang sangat penting dan menunjang bagi suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan baik negeri maupun swasta dalam skala kecil, sedang, ataupun besar, sehingga dengan informasi dapat diharapkan mempermudah pekerjaan dan tujuan dapat tercapai secara maksimal. Informasi merupakan unsur yang mengkaitkan fungsi fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengoprasian, dan pengendalian perusahaan. Tanpa informasi suatu perusahaan tidak akan bisa menjalankan kegiatan operasional perusahaan dengan baik. Oleh sebab itu untuk menunjang pelaksanaan informasi baik sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan yang baik dan teratur, maka diperlukan suatu sistem yang terkomputerisasi. Bank Sampah Garut merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pemanfaatan pengelolaan sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, kantor, dan lembaga pendidikan (sekolah). adapun sampah yang diolah adalah berupa sampah anorganik seperti, sampah plastik, kertas, logam, dll. Sampah-sampah dapat diolah menjadi aneka kerajinan, ataupun di jual kepihak lain untuk kemudian dijadikan bahan baku untuk di daur ulang menjadi barang pakai kembali. adapaun bahan baku sampah yang diperoleh merupakan tabungan dari unit Bank Sampah Sekolah, yaitu sekolah-sekolah yang menjadi sentra pemilahan sampah di kawasan Kabupaten Garut yang telah bekerja sama dengan bank sampah dan membentuk Unit Bank Sampah Sekolah. Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh Bank Sampah Garut yaitu informasi mengenai inventori barang. Dewasa ini jumlah dari nasabah Bank Sampah Garut meningkat cukup pesat, peningkatan jumlah nasabah tersebut dikarenakan jumlah Bank Sampah Unit Sekolah yang semakin banyak, hal 1

16 tersebut secara otomatis tentu akan membuat barang yang akan masuk bertambah banyak. Bank Sampah Garut awalnya menjadwalkan penarikan sampah setiap seminggu sekali ketiap Bank Sampah Unit Sekolah, tentunya akan mendapatkan permasalahan baru dalam hal penyimpanan barang karena daya tamping gudang yang tetap, dan barang yang akan di daur ulang oleh bagian produksi maupun barang yang akan dijual kepihak lain masih relative tetap, hal tersebut tentunya akan berpotensi membuat barang yang disimpan melebihi dari daya tamping gudang. Selain itu administrasi transaksi barang yang masuk kegudang saat ini masih menyatu dengan pencatatan transaksi penarikan tabungan sampah ke Bank Sampah Unit Sekolah. Begitu juga dalam pencatatan data barang keluar, baik itu sampah yang akan di daur ulang sendiri oleh Bagian Produksi di Bank Sampah Garut, maupun barang yang dijual ke pihak lain, keduanya belum memiliki sistem inventori yang terpisah. Hal hal tersebut diatas, dapat dihindarkan apabila terdapat suatu sistem persediaan barang yang lebih baik dan dapat menghasilkan sebuah pola penjadwalan pengambilan setoran tabungan yang tepat. Hal ini perlu dilakukan agar dapat menyajikan informasi daya tampung barang di gudang dengan lengkap dan dapat mengakses data dan informasi secara cepat, efisien, dan akurat. Kecepatan dan ketepatan dalam mendapatkan suatu informasi dapat didukung oleh sistem komputerisasi yang dapat memudahkan dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data. Sistem informasi inventori barang ini sangat penting untuk mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan. Sistem Informasi yang dibutuhkan perusahaan khususnya tentang inventory barang dengan aplikasi komputer, diharapkan dapat mempercepat dalam menyelesaikan pekerjaan perusahaan dan dihasilkan data yang akurat dengan waktu yang lebih cepat. 2

17 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di kemukakan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Sistem yang ada saat ini kurang mendukung untuk perkembangan Bank Sampah Garut di masa depan karena sistem yang ada saat ini masih menggunakan cara yang manual. 2. Pencatatan Barang yang masuk masih menyatu dengan pencatatan transaksi Tabungan. 3. Belum adanya pemisahan pencatatan data barang yang di daur ulang sendiri oleh Bank Sampah Garut dengan barang yang dijual ke pihak lain. 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem informasi inventory barang pada Bank Sampah Garut. 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari melebarnya pembahasan dalam penyusunan laporan proyek TA ini, maka masalah dibatasi pada beberapa hal berikiut : a. Sistem yang dirancang adalah mengenai sistem informasi inventory barang di Bank Sampah Garut. b. Perancangan sistem meliputi tahap Analisis dan desain sistem dengan menggunakan metodologi berorientasi objek dari Ali Bahrami (1999) yaitu metode Unified Approach c. Pemodelan menggunakan Work Breakdown Structure (WBS) dan Activity Sequencing dari C. W. Dawson (2005), Flowchart Diagram, dan Unified Modeling Language (UML). 3

18 1.5. Kerangka Pemikiran Pencapaian tujuan dari proyek tugas akhir ini di lakukan dalam beberapa tahapan, berikut adalah skema dari tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam tugas akhir : Mulai Rumusan Masalah Tujuan Landasan Teori Activiry Sequence Dan Detail Metodologi Penelitian Work Breakdown Structure Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1.1 Alur Aktivitas Proyek Tugas Akhir1 Secara garis besar penjelasan dari Gambar 3.1 yaitu dimulai dari rumusan masalah yang muncul dari sistem yang sedang berjalan, dan rumusan masalah dijadikan acuan untuk tujuan proyek tugas akhir. Setalah tujuan ditetapkan maka 4

19 tahap selanjutnya adalah melakukan studi literatur yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang muncul dari proyek TA Sistematika Penulisan Sistematika laporan proyek TA ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing bab mendefenisikan dan menjelaskan tujuannya. Adapun tujuan sistematika ini diharapkan dapat menghasilkan laporan proyek TA yang baik dan mudah dimengerti. Berikut penjelasan dari masing-masing bab : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN Berisi latar bekalang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, serta sistematika penulisan. LANDASAN TEORI Bab ini menerangkan tentang konsep konsep yang mendukung tentang pembahasan proyek TA. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Pada bab ini membahas tentang work breakdown structure, activity sequence, dan detail aktivitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menyatakan hasil pelaksanaan dari tahap proyek TA dan penejelasan hasilnya. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menyatakan poin-poin penting pencapaian dan temuan dalam proyek TA, serta saran terkait hal penting yang tidak berhasil dicapai dalam proyek TA bagi penelitian berikutnya. 5

20 BAB I I LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Sistem Informasi Definisi Sistem Sistem didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogianto, 1999). Dengan kata lain sistem bekerja dalam sebuah jaringan kerja dari suatu prosedur yang saling berhubungan satu dengan lainnya untuk menyelesainkan tujuan dan sasaran yang dimaksud. Definisi lainnya mengenai sistem menurut Amsyah (2005), bahwa sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Contoh sistem tata surya, sistem irigasi, dan sistem informasi. berdasarkan beberapa definisi mengenai sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi dan saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran dan untuk mencapai suatu tujuan tertentu Definisi Informasi Informasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan di dalam suatu organisasi ataupun instansi berdasarkan kebutuhan manajemen masing-masing. Informasi didefinisikan sebagai berikut : Data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. (Amsyah, 2005) Informasi dapat dedefinisikan sebagai sekumpulan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi ialah data, sementara data itu sendiri adalah fakta yang menggambarkan suatu kejadian, sementara kejadian itu merupakan suatu kejadian atau peristiwa 6

21 yang terjadi pada waktu tertentu, tentunya informasi dan data saling berkaitan. Pengertian informasi dalam menurut Amsyah (2005), diartikan sebagai berikut: Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu Informasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan di dalam suatu organisasi ataupun instansi berdasarkan kebutuhan manajemen masing-masing. Informasi didefinisikan sebagai berikut : Data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. (Kadir, 2003) Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses atau diolah menjadi suatu informasi yang berguna dan bermanfaat bagi penerimanya Definisi Sistem Informasi Sistem Informasi dikemukakan oleh Henry C. Lucas dalam Jogianto (2005), bahwa suatu sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedurprosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam. organisasi. Sistem informasi juga didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogianto (2005) sebagai berikut : Konsep dari sistem informasi adalah suatu sistem dalam orang yang memperhatikan kebutuhan pengolahan transaksi harian, yang mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dengan pihakpihak tertentu, dengan menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Definisi sistem informasi juga bisa didefinisikan kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber 7

22 daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Kadir, 2003) Penggunaan sistem informasi atau teknologi informasi dalam suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan ditujukan agar proses bisnis yang berjalan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Suatu aplikasi sistem informasi dipercaya dapat memberikan kemudahan kepada pengguna system itu sendiri Persediaan (Inventory) Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya menggangur yang menunggus proses lebih lanjut berapa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada setiap rumah tangga (Nasution, 2003). Persediaan terdiri dari beberapa tipe (Nasution, 2003): 1. Persediaan bahan baku adalah item yang dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan ditransformasikan menjadi produk akhir. 2. Persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi adalah persediaan yang telah mengalami proses produksi akan tetapi masih diperlukan proses lagi untuk mencapai produk jadi. Contohnya roti yang siap dipanggang pada perusahaan roti. 3. Persediaan barang jadi adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusiakan ataupun disimpan. Contohnya roti yang telah dikemas. Fungsi dari Persediaan sendiri bisa ditimbulkan karena tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku menjadi produk yang siap digunakan atau dijual (Yamit, 2012). Persediaan atau inventori menurut Yamit (2012), dikategorikan kedalam beberapa kelompok Sebagai berikut: 8

23 1. Persediaan pengaman ( safety stock ) Disebut sebagai buffer stock, sebagai antisipasi unsur ketidakpastian permin-taan dan menghindari kemungkinan terjadinya stock out. 2. Persediaan antisipasi ( anticipation stock ) Disebut sebagai stabilization stock, dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan. 3. Persediaan dalam Pengiriman ( Transit Stock ) Disebut juga sebagai work-inprocess, merupakan persediaan yang masih dalam proses pengiriman atau masih menunggu proses selanjutnya Bank Sampah Garut Pengertian Bank Sampah Garut Bank Sampah Garut adalah institusi yang didirikan masyarakat Kabupaten Garut yang bertujuan mengurangi timbunan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), untuk di daur ulang menjadi bahan setengah jadi yang nantinya akan dijual (Andri, 2011). Gambar 2.1 Bagan Bank Sampah2 9

24 Bank Sampah Unit Sekolah Bank Sampah Unit Sekolah adalah badan usaha milik siswa yang bertujuan mengurangi timbunan sampah sekolah untuk diolah dan dimanfaatkan sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Konsep Bank sampah sekolah yang di maksudkan yakni mengelola secara mandiri sampah untuk di daur ulang menjadi barang setengah jadi yang nantinya akan dijual (Andri, 2011) Pengembangan Sistem Berorentasi Objek Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevalusai permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan (Jogianto, 1999) Tahap Analisis Kesenjangan Tahap analisis kesenjangan atau Sistem Requirement specification (SRS) pada penelitian ini digunakan sebagai gambaran bagaimana mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan mengenai SRS (Nugroho, 2005), pada penelitian ini ada beberapa aktifitas yang digunakan yaitu: 1. Wawancara, penjelasan mengenai wawancara berguna untuk melakukan pencarian yang berkaitan dengan sistem yang sedang berjalan. Berikut ini penjelasan mengenai wawancara menurut Nugroho (2005), Teknik wawancara adalah teknik yang paling utama dalam perancangan sistem. Dengan teknik wawancara yang baik, sebagian besar kebutuhan pengguna umumnya sudah dapat teridentifikasi. Rancanglah wawancara dengan seksama agar proses wawancaara tidak bertele-tele dan menangkap semua kebutuhan serta harapan pengguna. 2. Mempelajari sistem yang sedang berjalan. Jika proyek adalah proyek pengembangan sistem tentunya para analis sistem perlu mempelajari kinerja sistem saat ini dengan cara menelaah dokumen-dokumen sistem 10

25 yang ada, mengenali struktur organisasi perusahaan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap suatu proses tertentu, bagaimana deskripsi kerja tiap personal dalam perusahaan, dan sebagainnya Tahap Analisis Sistem Analisis Sistem Masa Depan dari UA digunakan untuk memberi gambaran bagaimana sistem masa depan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan hasil wawancara. Analisis Sistem Masa Depan atau dalam UA dikenal dengan istilah Object Oriented Analysis (OOA) terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu identifikasi aktor, pengembangan diagram aktifitas dan use case, pengembangan diagram interaksi, identifikasi kelas, relasi, atribut dan method, dan yang terakhir proses pemeriksaan (Bahrami, 1999) Identifikasi Aktor (Identify the user/actors) Tahapan identifikasi aktor ini dilakukan proses menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem. Mengidentifikasi aktor merupakan hal penting dalam proses analisis sistem. Istilah aktor menunjukan sekumpulan pengguna yang beraktivitas pada sistem. Satu pengguna mungkin saja melakukan satu atu lebih aktivitas pada sistem. Dalam mengidentifikasi aktor mesti dipahami pula bagaimana aktor tersebut berinterakasi dengan sistem. (Bahrami, 1999) Sedangkan definsi aktor pada Whitten (2004) Aktor adalah sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Pelaku menginisiasi kegiatan sistem, yakni sebuah use case, dengan maksud melengkapi beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang dapat diukur. 1. Primary Business Actor (Pelaku Bisnis Utama) Stakeholder yang terutama mendapatkan keuntungan dari pelaksanaan use case dengan menerima nilai yang terukur atau terobservasi. Pelaku bisnis utama kemungkinan tidak menginisiasi kejadian bisnis. Sebagai contoh, dalam kejadian bisnis dari seorang karyawan yang menerima gaji (nilai terukur) dari sistem penggajian setiap hari jumat, karyawan tidak menginisiasi kejadian itu, tetapi merupakan penerima utama dari sesuatu yang bernilai. 11

26 2. Primary System Actor (Pelaku Sistem Utama) Stakeholder yang secara langsung berhadapan dengan sistem untuk menginisiasi atau memicu kegiatan atau sistem. Pelaku sistem utama dapat berinteraksi dengan para pelaku bisnis utama untuk menggunakan sistem aktual. Mereka memfasilitasi kejadian dengan menggunakan sistem secara langsung demi mencapai keuntungan para pelaku bisnis utama. Contohnya operator telepon yang memberikan bantuan kepada pelanggan dan kasir Bank yang memproses transaksi Bank. Pelaku bisnis utama dan pelaku sistem utama kemungkinan memiliki persamaan, yaitu sama-sama pelaku bisnis yang berhadapan langsung dengan sistem, misalnya seorang yang melayani jasa penyewaan mobil via website. 3. External Server Actor (Pelaku Server Eksternal) Stakeholder yang melayani kebutuhan pengguna use case (misalnya biro kredit yang memiliki kuasa atas perubahan kartu kredit) 4. External Receiving Actor (Pelaku Penerima Eksternal) Stakeholder yang bukan pelaku utama, tapi menerima nilai yang terukur atau teramati (output) dari use case (misalnya gudang menerima paket permintaan untuk menyiapkan pengiriman sesudah seorang pelanggan memesannya) Pengembangan Diagram Aktifitas (Develop use case, activity diagrams) Pengembangan Diagram Aktifitas adalah melakukan proses penggambaran alur kerja sistem menggunakan diagram aktifitas dan proses penggambaran interaksi antara pengguna dengan menggunakan diagram use case. a. Activity Diagrams Activity diagram menjelaskan alur kerja suatu sistem. Activity diagrams mirip dengan state diagrams karena sejumlah aktifitas menggambarkan keadaan suatu proses dengan memperlihatkan urutan aktifitas yang dijalankan baik berupa pilihan maupun paralel. Diagram ini juga berguna untuk menganalisis sebuah use case dengan menggambarkan aksi-aksi yang diperlukan dan kapan aksi-aksi 12

27 tersebut dijalankan. Menurut Ali Bahrami activity diagram didefinisikan sebagai berikut: An activity diagram is a variation or special case of the state machine, in which the states are activities representing the performance of operations and the transitions are triggered by the completion of the operations. (Bahrami, 1999) Berikut adalah sebuah contoh activity diagram yang menggambarkan sebuah sistem processing mortgage request : Gambar 2.2 Contoh Activity Diagram (Bahrami, 1999) 3 13

28 Berikut adalah notasi activity diagram Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram1 Simbol Keterangan Titik Awal Titik Akhir Activity Pilihan Untuk mengambil Keputusan object Use Case Angkot Fork; Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel / menggabungkan dua kegiatan peralel menjadi satu. Rake; Menunjukkan adanya dekomposisi Tanda Waktu Tanda pengiriman Tanda penerimaan Aliran akhir (Flow Final) Sumber : b. Use Case Diagram Use case diagrams memperlihatkan hubungan diantara aktor dan use case. Aktor merepresentasikan seorang user atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan sistem. Sedangkan use case merupakan urutan kejadian yang menggambarkan interaksi antara user dengan sistem. Fungsionalitas sistem didefinisikan ke dalam use case dari sudut eksternal sistem yang berguna untuk uji kelayakan system. Setiap use case merepresentasikan apa yang akan dilakukan oleh aktor (Bahrami, 1999). 14

29 Gambar 2. 2 Use case Diagram (Bahrami, 1999)4 Komponen notasi dasar yang dipunyai oleh use-case diagram adalah actor, use-case, dan association. Berikut adalah notasi yang terdapat pada use-case diagram : Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram2 Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas Actor hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau memberikan output. Use case digambarkan sebagai lingkaran elips Use Case dengan nama use case dituliskan didalam elips tersebut. Asosiasi digunakan untuk menghubungkan actor Association dengan use case. Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara Actor dengan Use Case. Sumber: ( Use Case Name 15

30 Pengembangan Diagram Interaksi (Develop interaction diagrams) Pada tahap ini dilakukan pembuatan diagram interaksi yang digunakan diantaranya yaitu sequence diagram dan Colaboration Diagram, dalam diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain. a. Sequence Diagram Diagram ini menjelaskan bagaimana objek berinteraksi dengan lainnya dengan cara mengirim dan menerima pesan. Sequence diagrams memiliki dua sumbu: sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal putus-putus merepresentasikan lifetime objek dan sumbu horizontal menunjukan sekumpulan objek. Diagram ini juga menyatakan interaksi khusus diantara objek yang terjadi pada beberapa tempat selama fungsi tertentu dijalankan. Komunikasi diantara objek direpresentasikan dengan garis horizontal disertai dengan nama operasinya. Caller Exchange Receiver Talk OffHook DialTone DialNumber RingTone OffHook OnHook Gambar 2.3 Contoh Sequence Diagram (Bahrami, 1999) 5 Sequence diagram mendokumentasikan komunikasi/interaksi antar kelaskelas. Diagram ini menunjukkan sejumlah objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek didalam use case. Perlu diingat bahwa di dalam diagram ini, kelas-kelas dan aktor-aktor diletakkan dibagian atas diagram dengan urutan dari kiri ke kanan dengan garis lifeline yang diletakkan secara vertikal terhadap kelas dan aktor. 16

31 Tabel 2.5 Notasi Sequence Diagram3 Object merupakan instance dari sebuah class dan Object dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama objek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma. Actor juga dapat berkomunikasi dengan objek, maka Actor actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram. Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah objek Lifeline dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah objek. Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi Activation empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan sebuah objek yang akan melakukan sebuah aksi. Message, digambarkan dengan anak panah horizontal Message antara Activation. Message mengindikasikan komunikasi antara objek-objek Sumber : b. Colaboration Diagram Secara fungsional diagram ini hampir mirip dengan sequence diagrams. Collaboration diagrams memfokuskan pada interaksi dan hubungan diantara sekumpulan objek yang berkolaborasi. Hubungan-hubungan tersebut memperlihatkan objek aktual dan relasi yang terjadi diantara mereka yang digambarkan dengan sebuah garis. Di atas garis terdapat alur pesan yang dikirim ke objek yang berhubungan tersebut. 17

32 Tabel 2.6 Notasi Collaboration Diagram4 Object Object merupakan instance dari sebuah class. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama objek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma. Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan objek, maka actor juga dapat disertakan ke dalam collaboration diagram. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram. Message Message, digambarkan dengan anak panah yang mengarah antar objek dan diberi label urutan nomor yang mengindikasikan urutan komunikasi terjadi antar objek. Sumber : Berikut adalah sebuah contoh collaboration diagram: Gambar 2.4 Collaboration Diagram (Bahrami, 1999) Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method (Identify classes, relationships, attributes, and methods) Pada tahap ini dilakukan proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya. Class menggambarkan 18

33 keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram juga menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan object beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. (Nugroho, 2005) Sebuah Class memiliki tiga area pokok, (Nugroho, 2005): 1. Nama, merupakan nama dari sebuah kelas 2. Atribut, merupakan properti dari sebuah kelas. Atribut melambangkan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class 3. Method, adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap sebuah class. Class dalam kategorinya dibagi 3 bagian, yaitu (Bahrami, 1999): 1. Class Irrelevant 2. Class Fuzzy 3. Class Relevant Untuk dapat mengidentifikasi class maka tahap-tahapnya adalah sebagai berikut (Bahrami, 1999): 1. Melakukan eliminasi irrelevant class dari list candidate class. 2. Melakukan eliminasi class yang merupakan redundant class. Class ini termasuk pada kategori fuzzy class 3. Melakukan eliminasi attributes class. Attributes class ini pun termasuk kategori fuzzy class. Berikut adalah notasi notasi yang ada pada class diagram : Tabel 2.7 Notasi pada Class Diagram5 Class Class adalah blok - blok pembangun pada pemrogramman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan properti/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method dari sebuah class. 19

34 Tabel 2.8 Notasi pada Class Diagram (Lanjutan)6 Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship (Contoh: One-to-one, one-to-many, many-tomany). Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid. Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitiktitik. Aggregation mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi mempunyai sebuah atau bagian dari. Sebuah aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid. Sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi objek. Sumber : Diagram kelas memodelkan struktur kelas dan isinya. Kelas terdiri dari Nama Kelas, Atribut dan Operasi. 20

35 Gambar 2.5 Contoh Class Diagram (Munawar, 2005)7 Keterangan: 1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu, nama kelas haruslah berupa kata benda. 2. Attribut: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya. 3. Method/Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau menjalankan aksi-aksi. Class diagram terdiri dari beberapa relationship, diantaranya: a. Asosiasi (Association) Asosiasi didefinisikan sebagai penghubung objek-objek pada kelas yang sama. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya. Kita menggunakan pemahaman asosiasi adalah pada saat beberapa kelas saling terhubung satu sama lain secara konseptual. Sebagai contoh, misalkan seorang pegawai bekerja pada sebuah perusahaan. Maka bekerja merupakan sebuah asosiasi antara kelas pegawai dan kelas perusahaan. Selanjutnya bisa kita simpulkan bahwa sebuah asosiasi bisa merupakan sebuah bentuk kata kerja yang merelasikan kelas yang satu dengan kelas yang lainnya. 21

36 Gambar 2.6 Asosiasi (Assosiation) (Munawar, 2005) 8 b. Batasan (Constraints) Constraints adalah batasan-batasan asosiasi fungsional antar entitas dalam model objek. Kata entitas termasuk didalamnya adalah objek-objek, kelas-kelas, link, serta asosiasi-asosiasi. Berikut adalah contoh constraint dimana petugas loket akan melayani para pelanggan telepon yang ingin melakukan segala urusan yang berhubungan dengan masalah telepon, tapi untuk dapat dilayani maka para pelanggan harus antri, maka antri kita jadikan constraint pada asosiasi tersebut. Gambar 2.7 Constraint pada sebuah Asosiasi (Munawar, 2005)9 c. Associations Class Sebuah asosiasi dapat memiliki atribut dan operasi seperti halnya sebuah class. Sebuah association class sebenarnya diperlukan apabila salah satu dari kelas yang terhubung mempunyai sebuah atau beberapa atribut yang tidak layak dimiliki oleh kelas tersebut, karena secara logis atribut tersebut lebih layak dimiliki oleh asosiasi yang menghubungkan kedua kelas tersebut. Akan lebih mudah dipahami jika kita menganalogikan hal ini dengan diagram ERD, dimana sesuai dengan hukum-hukum tertentu maka jika ada sebuah relasi binary atau trenary maka harus dibuatkan sebuah entitas tambahan yang merupakan entitas transaksi untuk menampung record-record transaksi yang terjadi antar entitas murni. Entitas transaksi yang tercipta tersebut mirip sekali dengan association class. Berikut adalah contoh sebuah association class. 22

37 Gambar 2.8 Association Class (Munawar, 2005) 10 Seperti yang dilihat pada gambar diatas, association class divisualisasikan sama halnya seperti class biasa, hanya saja untuk menghubungkan ke garis asosiasi digunakan garis putus-putus. d. Multiplisitas (Multiplicity) Multiplicity atau multiplisitas adalah jumlah banyaknya objek sebuah class yang berelasi dengan sebuah objek lain pada class lain yang berasosiasi dengan class tersebut. Untuk menyatakan multiplisitas anda dapat meletakkannya diatas garis asosiasi berdekatan dengan class yang sesuai. Ada banyak multiplisitas yang mungkin untuk dipakai. Tabel berikut menjabarkan multiplisitas yang dapat digunakan. Tabel 2.9 Notasi Multiplisitas7 Multiplisitas Arti * Banyak 0 Nol 1 Satu 0..* Nol atau banyak 1..* Satu atau banyak 0..1 Nol atau satu 1..1 Hanya satu Sumber : (Nugroho, 2005) 23

38 Gambar 2.9 Asosiasi dengan Multiplisitas (Munawar, 2005) 11 e. Generalisasi dan Pewarisan (Generalization & Inheritance) Generalisasi adalah suatu cara yang sangat berdaya guna untuk berbagi apa yang dimiliki suatu kelas (objek) bagi kelas-kelas (objek-objek) yang lain. (Nugroho, 2005). Generalisasi adalah relasi ke atas beberapa sub kelas diatasnya yang ditunjukan dengan tanda segitiga. Gambar 2.10 Contoh Generalisasi (Nugroho, 2005) 12 Sebuah class (child class atau subclass) dapat mewarisi atribut-atribut dan operasi-operasi dari class lainnya (parent class atau super class) dimana parent class bersifat lebih umum daripada child class. Generalisasi pada konsep Object Oriented digunakan untuk menjelaskan hubungan kesamaan diantara class. Dengan menggunakan generalisasi bisa dibangun struktur logis yang bisa menampilkan derajat kesamaan atau perbedaan diantara class-class. Manfaat lain dari struktur hirarkis juga memungkinkan untuk penambahan subclass (child class) baru tanpa harus merubah struktur yang sudah ada. 24

39 Inheritance adalah sebuah mekanisme pengimplementasian generalisasi dan spesialisasi. Aturan inheritance dapat secara umum bisa diklasifikasikan sebagai berikut (Nugroho, 2005) : o Subclass selalu mewarisi semua sifat dari superclass-nya. o Definisi subclass selalu mencakup paling tidak satu detil yang tidak diturunkan dari superclass-nya. f. Agregasi (Agregation) Agregasi adalah sebuah hubungan dimana satu kelas whole yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas part yang lebih kecil. Atau kelas part yang lebih kecil adalah bagian dari kelas whole yang lebih besar. (Nugroho, 2005) Agregasi disimbolkan dengan jajaran genjang yang diletakkan pada class yang mengandung objek. (Nugroho, 2005) Gambar 2.11 Agregasi Bertingkat (Multilevel Agregation), (Nugroho, 2005) 13 g. Dependency Class Pada penggunaan relasi kadangkala satu class menggunakan class yang lain, hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Notasi untuk dependency pada UML dapat menggunakan garis putus-putus dan tanda panah pada ujungnya. (Munawar, 2005) 25

40 Gambar 2.12 Dependency (Munawar, 2005) Pemeriksaan (Refine and iterate) Pada tahap ini dilakukan proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka akan dijadikan input pada tahap perancangan Tahap Perancangan Perancangan sistem masa depan sebagai acuan bagaimana kita melakukan perancangan terhadap sistem masa depan yang akan dibangun. Adapun tahapan perancangan yang digunakan yaitu berdasarkan tahapan Object Oriented Desain (OOD) dari UA (Bahrami, 1999). Perancangan sistem masa depan merupakan tahapan setelah melakukan proses analisis. Dalam perancangan terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu perancangan kelas, metode, atribut, dan asosiasi, menyaring UML Class Diagram, perancangan layer akses dan layer antarmuka, dan terakhir yaitu proses pengujian. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapannya: a. Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pemeriksaan atribut, method dan visibilitasnya terhadap kelas-kelas yang telah teridentifikasi. b. Menyaring UML Class Diagram Proses menyaring atau memeriksa diagram kelas mulai dari nama kelas, asosiasi, atribut serta method-nya. Tahap ini difokuskan pada penggambaran method yang ada dengan diagram aktifitas. c. Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka Proses merancang layer akses dan layer antar muka berdasarkan pada class diagram yang telah dirancang sebelumnya. 26

41 2.5. Pemodelan Terdapat beberapa pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini, tujuannya yaitu supaya proses komunikasi antar perancang, pemrogram serta calon pengguna menjadi mulus, berikut ini penjelasan beberapa pemodelan yang digunakan: Work Breakdown Structure Work Breakdown Structure (WBS) digunakan untuk menggambarkan alur proyek dari awal sampai selesai (Dawson, 2005). Penggunaan WBS yaitu dimulai dengan menyusun tahapan proses sampai penelitian yang akan dilakukan terdefinisikan. Berikut contoh dari Work Breakdown Structure (WBS) Gambar 2.13 Work Breakdown Structure (Dawson, 2004) Activity Sequencing Activity sequencing digunakan untuk menggambarkan tahapan aktifitas serta keterkaitan tiap aktifitas dalam penelitian ini secara detail (Dawson, 2005). Berikut ini adalah gambaran Activity sequencing: 27

42 Gambar Activity sequencing (Dawson, 2004) Flowchart Diagram Flowchart Diagram digunakan untuk menggambarkan alur tahapan proses. Flowchart menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang terdiri dari symbol-simbol, dimana tiap-tiap simbol tersebut merepresentasikan suatu kegiatan. Simbol-simbol yang digunakan dalam notasi flowchart adalah sebagai berikut: Tabel 2.10 Notasi Diagram Flowchart.8 Simbol Nama Fungsi Terminator Garis Alir Preparation Proses Input Output data Pembukaan dan akhir Program Arah aliran program Proses instalasi pemberian harga awal Proses perhitungan, proses pengolahan data Proses i8nput-output data parameter informasi 28

43 Tabel 2.11 Notasi Diagram Flowchart. (Lanjutan)9 Simbol Nama Fungsi Desicion Penyeleksian, pemilihan data dengan memberikan pilihan untuk prose selanjutnya On Page Conektor Penghubung bagian-bagian flowchart yang berbeda pada satu halaman Off Page Conektor Penghubung bagian-bagian flowchart yang berbeda pada halaman yang berbeda Unified Modeling Language. Unified Modeling Language (UML) dalam penelitian ini digunakan untuk memodelkan tahapan dari metodologi berorientasi objek, penjelasan mengenai UML menurut (Dawson, 2005). merupakan bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi, serta dokumentasi. Dalam kerangka visualisasi, para pengembang menggunakan UML sebagai suatu cara untuk mengkomunikasikan idenya kepada para pemrogram serta calon pengguna sistem/perangkat lunak. Dengan adanya bahasa yang bersifat standar, komunikasi perancang dengan pemrogram serta calon pengguna diharapkan menjadi mulus. 29

44 BAB III KERANGKA KERJA KONSEPTUAL 3.1. Metodologi Penelitian Work breakdown structure Metodologi yang dipakai dalam proyek Perancangan Sistem Informasi Inventori Gudang di Bank Sampah Garut, di gambarkan dalam sebuah diagram Work breakdown structure seperti pada gambar berikut ini: Perancangan Sistem Informasi Inventori Barang Work Breakdown Structure Aktivitas Tahapan Tujuan 1 SRS/Spesifikasi Kebutuhan Sistem 2.1 Identifikasi Aktor 2 Analisis Sistem Masa Depan Perancangan Sistem Informasi Tabungan 3 Desain Sistem Masa Depan Nugroho (2005) Bahrami (1999) Bahrami (1999) 1.1 Analisis Kebutuhan 2.2 Pengembangan diagram aktifitas dan diagram use case 2.3 Pengemban gan diagram interaksi 3.1 Perancangan kelas, attribute, method dan asosiasi 2.4 Identifikasi kelas-kelas, relasi, attribute dan method 3.2 Menyaring Class Diagram 2.5 Pemeriksaan 3.3 Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka 4 Pengujian Bahrami (1999) Gambar 3.1 Work breakdown structure17 30

45 Activity Sequence Berdasarkan Work breakdown structure, maka dibuat activity sequence dapat digambarkan sebagai berikut : 1.1 Analisis Kebutuhan 2.1 Identifikasi Aktor 2.2 Pengembangan Diagram Aktifitas dan Use Case 2.3 Pengembangan Diagram Interaksi 2.4 Identifikasi Kelas, Relasi, Atribut dan Metode 2.5 Pemeriksaan 3.1 Perancangan Kelas, Asosiasi, Metode Dan Atribut 3.2 Menyaring UML Diagram Kelas 3.3 Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka 4.1 Pengujian Gambar 3.2 activity sequence18 31

46 3.2. Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut. Berikut ini tabel Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut: Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut10 1. Tahap Spesifikasi Kebutuhan Sistem (Nugroho, 2005) 1.1 Pengumpulan Data Proses Masukan Keluaran Melakukan pengumpulan data dengan melakukan Wawancara, Menganalisis terhadap data-data mengenai sistem inventori barang di Bank Sampah Garut. (Nugroho, 2005) 2. Tahap Analisis Sistem Masa Depan (Bahrami, 1999) 2.1 Identifikasi Aktor Data-data hasil Observasi dan Wawancara Data-data Kepustakaan yang berkaitan dengan sistem inventori barang Alur sistem berjalan Spesifikasi Kebutuhan Sistem Proses Masukan Keluaran Alur sistem berjalan Spesifikasi kebutuhan sistem Mengidentifikasi aktor yang terlibat pada proses bisnis sistem berjalan kemudian disesuaikan dengan sistem yang akan dirancang. Daftar Aktor yang terlibat yang telah dikategorikan berdasarkan jenis aktor 32

47 Tabel 3.2 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan) Pengembangan diagram aktivitas dan use case Proses Masukan Keluaran Mengembangkan diagram aktivitas dan use case dari masing-masing aktor terhadap Daftar aktor Alur sistem berjalan Diagram aktivitas dan Use Case sistem inventori yang akan dirancang sistem inventori yang akan dirancang. 2.3 Pengembangan diagram interaksi Proses Masukan Keluaran Diagram aktivitas Diagram Use Case Mengembangkan diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Kemudian dibuat sequence diagram dan collaboration diagram nya. Diagram interaksi berupa : sequence diagram collaboration diagram 33

48 Tabel 3.3 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan) Identifikasi Kelas Proses Masukan Keluaran Dari tiap diagram interaksi diidentifikasi sequence diagram Daftar hasil identifkasi kelas, relasi, metode kelas sehingga menghasilkan kumpulan collaboration diagram dan atribut. kelas yang dapat mewakili dari kelas yang lain jika ada yang bermakna sama. Setelah itu diidentifikasi relasi dari masing-masing kelas. Kemudian relasi yang telah teridentifikasi dicari atribut dan metode dari masing-masing kelas. 2.5 Pemeriksaan Proses Masukan Keluaran Dari masing-masing tahapan diperiksa Daftar Aktor yang terlibat yang telah kembali dan dikaji kembali untuk dikategorikan berdasarkan jenis aktor menghindari kesalahan. Bila terdapat Diagram aktivitas dan Use Case sistem kesalahan maka kembali ke tahap awal Inventori yang akan dirancang analisis bila hasilnya benar maka akan Diagram interaksi berupa sequence dijadikan input pada tahap perancangan. diagram dan collaboration diagram Bahrami(1999) Hasil pemeriksaan dari tiap tahapan: Daftar &jenis aktor yang telah diperiksa Diagram Aktivitas dan Use Case, yang telah diperiksa Diagram Interaksi, Identifikasi kelas, relasi, metode dan atribu. yang sudah diperiksa. Tabel 3.4 Rincian Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut (Lanjutan)13 3. Tahap Perancangan Sistem Masa Depan (Bahrami, 1999) 3.1 Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut Proses Masukan Keluaran Keluaran dari hasil tahap pemeriksaan Daftar dan jenis aktor yang telah diperiksa Diagram Aktivitas dan Use Case, yang telah diperiksa Melakukan perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut. Hasil perancangan kelas, asosiasi, metode dan attribute untuk sistem informasi inventori barang di Bank Sampah Garut 34

49 Diagram Interaksi, Identifikasi kelas, relasi, metode dan atribu. yang sudah diperiksa. 3.2 Menyaring Class Diagram Proses Masukan Keluaran Menyaring UML diagram kelas Hasil dari perancangan kelas, asosiasi, metode dan attribut Diagram kelas 3.3 Perancangan layer akses dan layer antar muka Proses Masukan Keluaran Melakukan perancangan layer akses dan layer antarmuka Diagram kelas Hasil perancangan layer akses dan layer antar muka sistem informasi inventori barang di Bank Sampah Garut. 4. Tahap Pengujian (Bahrami 1999) Proses Masukan Keluaran Semua Form dalam program aplikasi Sistem Ussability Testing inventori Barang Bank Sampah Garut User Satisfaction Test berdasarkan input dan outputnya. Melakukan pengujian hasil perancangan yang telah dibuat prototipe berupa Aplikasi Inventori dengan metode black box, Bahrami(1999) 35

50 3.3. Sumber Daya Yang Dibutuhkan Berikut ini tabel sumber daya informasi yang digunakan dalam aktivitas Kegiatan Perencanaan Sistem Informasi Inventori Barang di Bank Sampah Garut : Tabel 3.5 Sumber Daya Informasi yang Digunakan14 Tahap Sumber Daya 1. SRS/Spesifikasi Kebutuhan Sistem 1.1 Analisis Kebutuhan sistem 2. Analisis Sistem Masa Depan 2.1 Identifikasi aktor 2.2 Pengembangan diagram aktivitas dan use case 2.3 Pengembangan diagram interaksi 2.4 Identifkasi kelas, relasi, metode dan atribut. 2.5 Pemeriksaan 3. Perancangan Sistem Masa Depan 3.1 Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut 3.2 Menyaring UML diagram kelas 3.3 Perancangan layer akses dan layer antar muka. Hardware Laptop Ms Word 2007 Software Ms Visio 2007 ArgoUML Network Koneksi Internet 36

51 BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Kebutuhan Sistem (SRS) Analisis Sistem Berjalan Dari hasil analisis kebutuhan dengan melakukan pengumpulan data melaui wawancara, observasi, serta menganalisis data-data mengenai sistem inventori barang di Bank Sampah Garut, maka penulis dapat menggambarkan sistem inventori barang yang sedang berjalan dapat digambarkan dalam proses bisnis sebagai berikut : Alur Sistem Berjalan Teller Kepala Gudang Petugas Gudang Direktur Start Form Aplikasi pengambilan Tabungan Catatan barang masuk per transaksi Laporan penjualan barang per transaksi Mengambil Tabungan Pencatatan Tabungan Nasabah & jumlah barang Mencatat & merekap data barang diterima Catatan barang masuk per transaksi Menyimpan barang sesuai dengan klasifikasi Memisahkan bahan baku daur ulang & barang yang akan di jual Form Aplikasi pengambilan Tabungan Kwitansi Bahan Baku Daur ulang Arsip Membuat laporan penjualan Tidak Menjual ke pihak lain Ya End Arsip Menyerahkan barang ke bagian produksi Gambar 4.1. Proses Bisnis Sistem Berjalan19 37

52 Penjelasan dari Gambar 4.2 adalah sebagai berikut : 1. Teller melakukan penarikan tabungan sampah dari Bank Sampah Unit Sekolah, kemudian mencatat transaksi tabungan dan jumlah barang / sampah. 2. Hasil penarikan tabungan kemudian diserahkan ke bagian gudang, lalu kepala gudang melakukan merekap dan mencatat data barang yang diterima berdasarkan catatan transaksi tabungan dan jumlah barang / sampah 3. Petugas gudang kemudian menyimpan barang dengan dengan cara dikelompokan menurut klasifikasi barang tersebut. 4. Petugas gudang melakukan pencattan barang yang masuk per transaksi. 5. Petugas gudang akan menyerahkan barang ke bagian produksi apabila barang merupakan bahan baku daur ulang. 6. Petugas gudang akan menjual barang ke pihak lain jika barang tersebut bukan bahan baku daur ulang, kemudian menyerahkan kwitansi penjualan ke kepala gudang. 7. Kepala gudang berdasarkan kwitansi penjualan barang membuat laporan penjualan barang untuk diserahkan ke direktur bank sampah Garut. Setelah melakukan analisis sistem diperoleh beberapa kekurangan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Adanya trend pertambahan nasabah tentunya akan membuat barang yang akan masuk bertambah banyak. sementara penjadwalan penarikan tabungan sampah saat ini dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali ke tiap Bank Sampah Unit Sekolah. Hal tersebut tentunya berpotensi akan memunculkan permasalahan baru dalam hal penyimpanan barang, karena daya tampung gudang yang tetap namun kemampuan dalam memproduksi barang daur ulang oleh bagian produksi maupun barang yang dijual ke pihak lain masih relatif tidak berubah, tentunya akan berpotensi membuat barang yang disimpan melebihi dari daya tampung gudang. 38

53 2. Pembuatan laporan dan rekapitulasi data transaksi akan semakin rumit apabila jumlah barang yang masuk ke gudang semakin banyak. Permasalahan lainnya dikarenakan 3. sistem informasi yang ada saat ini juga masih bersifat manual sehingga dalam proses pengaksesan serta pencarian data barang dan data transaksi memerlukan waktu yang relatif lama. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam sistem yang sedang berjalan, maka untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dibutuhan Sebuah sistem informasi inventori gudang yang terkomputerisasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Sistem memiliki pengaturan hak akses pengguna untuk melindungi data, maka sistem harus mempunyai fasilitas login dan logout bagi pengguna. 2. Sistem dapat membantu kepala gudang dalam membuat penjadwalan pengambilan tabungan untuk mengatur kapan teller harus mengambil setoran tabungan ke Bank Sampah Unit Sekolah, berdasarkan input dari ketersediaan stok bahan baku daur ulang yang ada di gudang. 3. Sistem dapat mengelola data, dalam hal ini sistem mampu melakukan menambah, mengubah, menghapus, dan menimpan data barang. 4. Sistem dapat membuat laporan barang yang masuk dan barang yang keluar. 5. Sistem dibangun dengan menggunakan Perangkat komputer untuk menjalankan sistem, Ms. Visio 2007 untuk menggambarkan alur sistem masa depan, dan Argo UML untuk memodelkan rancangan sistem Analisis Sistem Masa Depan Secara garis besar proses bisnis sistem informasi inventori barang masa depan yang akan dirancang dalam proyek TA ini dapat digambarkan sebagai berikut: 39

54 Proses Bisnis Sistem Masa Depan Teller Kepala Gudang Petugas Gudang Direktur Start 1. Mengambil Tabungan 2. Mengisi slip penyetoran tabungan Slip penyetoran 3. Entri Barang Masuk Data Base Inventori barang 4. Membuat Laporan Barang Masuk Laporan Barang Masuk 5. Menyimpan Barang sesuai klasifikasi 6. Memisahkan bahan baku daur ulang & barang yang akan di jual Laporan Penjualan barang End Slip penyetoran Laporan Barang Masuk 7. Melihat Stok Barang untuk 2 mingu Ya Barang Akan di daur Ulang? Laporan barang keluar Tidak Arsip Jadwal Penarikan sampah Tidak 8. Membuat penjadwalan pengambilan tabungan Bahan Baku Cukup? Ya 10. Mengeluarkan barang dari gudang 9. Membuat Laporan barang Keluar Laporan barang keluar Barang akan dijual Ya Arsip Kwitansi Arsip 12. Menjual sampah ke pihak lain Tidak 12. Membuat Laporan Penjualan barang 11. Menyerahkan barang Ke bagian Produksi Gambar 4.2. Proses Bisnis Sistem Masa Depan 20 Penjelasan dari Gambar 4.2 adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan tabungan sampah dari Bank Sampah Unit Sekolah yang dilakukan oleh teller. 40

55 2. Teller mengisi Form aplikasi pengambilan tabungan sampah dari dan dari tiap Bank Sampah Unit Sekolah. 3. Hasil penarikan tabungan kemudian diserahkan ke bagian gudang, lalu kepala gudang melakukan mengentri data barang yang masuk ke gudang berdasarkan Form aplikasi pengambilan tabungan sampah dari dan dari tiap Bank Sampah Unit Sekolah. 4. Kepala gudang gembuat daftar barang yang masuk lalu diserahkan ke petugas gudang. 5. Petugas gudang kemudian menyimpan barang dengan dengan cara dikelompokan menurut klasifikasi barang tersebut. 6. Petugas gudang memilah barang yang akan di daur ulang dan dijual. 7. Berdasarkan database inventori barang kepala gudang melihat stok barang yang akan di daur ulang, apakah cukup untuk dua minggu kedepan. 8. Apabila stok barang tidak cukup untuk dua minggu kedepan maka kepala gudang akan membuat penjadwalan pengambilan tabungan untuk diserahkan kepada teller. 9. Apabila stok barang masih cukup untuk dua minggu kedepan kepala gudang akan membuat laporan barang keluar untuk diserahkan ke petugas gudang. 10. Petugas gudang mengelurkan barang dari gudang berdasarkan laporan barang keluar. 11. Petugas gudang menyerahkan barang ke bagian produksi berdasarkan laporan barang kelur dari kepala gudang. 12. Petugas gudang menjual sampah ke pihak lain dan menyerahkan kwitansi penjualan ke kepala gudang. 13. Berdasarkan laporan barang keluar dan kwitansi penjualan barang dari petugas gudang kepala gudang membuat laporan penjualan barang untuk diserahkan ke direktur bank sampah Garut. 41

56 Pada tahapan ini dilakukan beberapa langkah identifikasi dengan pemodelan object oriented menggunakan pendekatan Unified Approach. Tahapan dari analisis sistem masa depan ini terdiri dari : 1. Mengidentifikasi Actors 2. Mengembangkan Activity Diagram 3. Mengembangkan Use Case 4. Mengembangkan Interaction Diagram 5. Mengidentifikasi Class Identifikasi Aktor Dalam sistem informasi inventori barang yang akan dirancang, aktor yang teridentifikasi adalah: 1. Teller (Primary Business Actor / Pelaku Bisnis utama) 2. Admin (Primary Business Actor / Pelaku Bisnis utama) 3. Operator (Primary Sistem Actor / Pelaku Sistem Utama) 4. Petugas Gudang (Primary Business Actor / Pelaku bisnis utama) 5. Direktur (External Receiving Actor / Pelaku Penerima Eksternal) Dari aktor-aktor tersebut diatas, teridentifikasi aktifitas yang mendukung berjalanya sistem yang dirancang. Berikut tabel aktifitas yang dimaksud: Tabel 4.1 Identifikasi Aktor15 Aktor Tipe Aktor Aktifitas Aktor Teller 1. Mengambil tabungan PBA 2. Mengisi aplikasi pengambilan Primary Business Actor tabungan Admin PSA Primary Sistem Actor 1. Menambah operator 2. Mengubah data operator 3. Menghapus operator 42

57 Tabel 4.2 Identifikasi Aktor (Lanjutan)16 Aktor Tipe Aktor Aktifitas Aktor Operator Petugas Bagian Gudang Direktur PSA Primary Sistem Actor PBA Primary Business Actor ERA External Receiving Actor 1. Mengentri data barang 2. Mengakses data barang 3. Membuat daftar barang masuk 4. Membuat laporan Barang Keluar 1. Menyimpan barang sesuai dengan klasifikasi 2. Mengeluarkan barang dari gudang 3. Menjual barang ke pihak lain 4. Menyerahkan barang ke bagian produksi Menerima laporan penjualan barang Activity Diagram dan Use Case Proses Bisnis Masa Depan Activity Aiagram Setelah aktor teridentifikasi, aktivitas selanjutnya yaitu memodelkan secara grafis dari proses bisnis atau langkah-langkah setiap aktifitas yang dilakukan ke dalam sebuah activity diagram. Berikut ini activity diagram sistem masa depan yang sistem inventori barang di Bank Sampah Garut : 43

58 Gambar 4.3 Activity Diagram Aplikasi Sistem Inventori Barang 21 44

59 Berdasarkan activity diagram pada Gambar 4.3 di atas, maka pengembangan activity diagram yang teridentifikasi yaitu: a. Activity diagram login. Activity diagram untuk login dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.4 Activity Diagram Login 22 Penjelasan Gambar 4.4 adalah sebagai berikut : 1. Pengguna yang bertindak sebagai operator dalam hal ini Kepala gudang harus melakukan login untuk mengakses tampilan menu utama. 2. Pengguna harus memasukan username dan password yang telah didaftarkan sebelumnya. 3. Apabila username dan password yang dimasukan sesuai dengan data yang sudah tersimpan di database, maka pengguna bisa masuk ke tampilan utama. 4. Apabila username dan password yang dimasukan tidak sesuai maka melakukan cek kesalahan dan kembali melakukan login. 45

60 b. Activity diagram Admin Activity diagram untuk membuat penjadwalan pengambilan tabungan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.5 Activity Diagram Admin23 Penjelasan Gambar 4.5 adalah sebagai berikut : 1. Pengguna melakukan login terlebih dahulu untuk mengakses Halaman Admin atau menu utama 2. Apabila pengguna login sebagai admin maka pengguna akan mengakses halaman admin 3. Dalam halaman admin, admin dapat melakukan penambahan, operator, pengubahan data operator dan menghapus operator. 4. Apabila telah selesai,emperbaharui data operator maka admin dapat menyimpan data tersebut atau membatalkan pembaharuan data. 46

61 c. Activity diagram membuat penjadwalan pengambilan tabungan. Activity diagram untuk membuat penjadwalan pengambilan tabungan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.6 Activity Diagram Membuat Penjadwalan pengambilan tabungan24 Penjelasan Gambar 4.6 adalah sebagai berikut : 6. Operator melakukan login terlebih dahulu untuk mengakses tampilan menu utama. 7. Penguna memilih menu data barang kemudian terdapat dua pilihan sub menu yaitu lihat data atau kelola data, 8. Operator memilih sub menu lihat data barang 9. Apabila stok barang yang akan menjadi bahan baku daur ulang tidak cukup untuk dua minggu kedepan maka Operator (kepala gudang) akan membuat penjadwalan pengambilan ke Bank Sampah Unit Sekolah tabungan untuk teller. 10. Apabila stok barang yang akan menjadi bahan baku daur ulang masihcukup untuk dua minggu kedepan maka proses selesai. 47

62 berikut: d. Activity diagram Kelola data barang. Activity diagram untuk kelola data barang dapat digambarkan sebagai Gambar 4.7 Activity Diagram Kelola Data Barang 25 Penjelasan Gambar 4.7 adalah sebagai berikut : 1. Operator melakukan login terlebih dahulu untuk mengakses tampilan menu utama. 2. Penguna memilih menu data barang untuk dapat mengakses data barang lalu terdapat dua pilihan yaitu lihat data atau kelola data, 3. Operator memilih sub menu kelola data barang 4. Dalam sub menu kelola data barang Operator dapat menambah, mengubah, dan menghapus data barang. 48

63 5. Setelah Operator melakukan aktifitas menambah, mengubah, atau menghapus data barang. terdapat dua pilihan yaitu menyimpan data atau membatalkan aktifitas pengelolaan data yang telah dilakukan. e. Activity diagram pembuatan laporan Activity diagram untuk pembuatan laporan adalah sebagai berikut: Gambar 4.8 Activity Diagram Pembuatan Laporan 26 Penjelasan Gambar 4.8 adalah sebagai berikut : 1. Operator melakukan login terlebih dahulu untuk mengakses tampilan menu utama. 2. Penguna memilih menu Buat laporan kemudian terdapat dua pilihan sub menu yaitu laporan barang masuk dan laporan barang keluar 3. Apabila Operator memmilih sub menu laporan barang keluar maka Operator harus menentukan apakah barang tersebut adalah bahan baku daur ulang untuk bagian produksi atau barang yang akan dijual ke pihak lain. 4. Apabila barang tersebuat adalah barang yang akan dijual ke pihak lain, maka operator harus membuat laporan penjualan barang untuk di serahkan ke direktur. 49

64 5. Apabila barang tersebuat bukan barang yang akan dijual ke pihak lain, atau bahan baku daur ulang maka operator harus membuat laporan barang keluar untuk di serahkan bagian produksi. 6. Setelah proses pembuatan laporan selesai selanjutnya apa data tersebut akan disimpan atau operator akan membatalkan penyimpanan. f. Activity diagram logout Gambar 4.9 Activity Diagram Logout 27 Penjelasan Gambar 4.9 adalah sebagai berikut : 1. Operator yang bertindak sebagai operator dalam hal ini Kepala gudang harus melakukan login untuk mengakses tampilan menu utama. 2. Apabila Operator telah selesai menggunakan sistem maka operator bisa melakukan logout 50

65 Mengembangkan Use Case Berdasarkan alur kerja dari activity diagram pada pembahasan sebelumnya maka untuk mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan maka, dapat ditentukan use case diagram untuk melihat proses apa yang dilakukan aktor-aktor terhadap sistem dalam bentuk use case sebagai berikut : Gambar 4.9 Use Case Diagram Sistem Inventori Barang 28 Berdasarkan use case diagram pada Gambar 4.9 di atas, maka dapat di kembangkan use case diagram yang lebih spesifik sebagai berikut: 51

66 a. Use Case diagram login. Gambar 4.10 Use Case Diagram login 29 Keterangan dari Gambar 4.10 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 keterangan Use Case Diagram login 17 Use Case Aktor Aktifitas Halaman Login Operator & Admin Mengakses halaman login Masukan Username dan pasword Verivikasi username dan pasword Operator & Admin Memasukan Username dan pasword perngguna Memverivikasi username dan pasword dengan data yang telah tersimpan di database. Cek kesalahan Operator & Admin Cek kesalahan jika Username dan pasword yang dimasukan tidak valid Menu utama Operator Mengakses menu utama Halaman Admin Admin Mengakses Halaman Admin b. Use Case diagram Admin. 52

67 Gambar 4.12 Use Case Diagram Admin30 Keterangan dari Gambar 4.12 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 keterangan Use Case Diagram Admin18 Use Case Aktor Aktifitas Mengakses Halaman Admin Mengakses Form Halaman Admin setelah Admin melakukan login sebagai admin Tambah Operator Admin Admin dapat menambah operator lain untuk mengoperasikan sistem. Ubah data operator Admin Admin dapat mengubah data operator yang telah tersimpan dalam database. Hapus operator Admin Admin dapat menghapus operator agar operator tersebut tidak dapat lagi memasuki sistem. 53

68 c. Use Case diagram Penjadwalan pengambilan tabungan. Gambar 4.13 Use Case Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan 31 Keterangan dari Gambar 4.13 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 keterangan Use Case Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan19 Use Case Aktor Aktifitas Lihat Stok barang Operator Mengakses data barang dan melihat ketersediaan stok barang untuk dua minggu kedepan Jadwal Pengambilan Operator Apabila ketersediaan stok barang untuk tabungan dua minggu kedepan tidak cukup maka operator akan membuat jadwal pengambilan tabungan ke bank sampah unit sekolah Teller Menerima Jadwal pengambilan tabungan dari operator 54

69 d. Use Case diagram Kelola Data Barang Gambar 4.14 Use Case Diagram Kelola data barang32 Keterangan dari Gambar 4.12 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 keterangan Use Case Diagram Kelola data barang20 Use Case Aktor Aktifitas Akses data barang Operator Mengakses data barang di database Perbaharui data barang Operator Memperbaharui data barang yang ada di database Tambah data Menambah data barang yang ada di database berdasarkan barang yang masuk Ubah data Operator Mengubah data barang yang ada di database apabila terdapat kekeliruan Hapus data Operator Menghapus data barang yang ada di database 55

70 e. Use Case diagram Pembuatan Laporan Gambar 4.15 Use Case Diagram Pembuatan laporan33 Keterangan dari Gambar 4.15 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 keterangan Use Case Diagram Pembuatan laporan21 Use Case Aktor Aktifitas Buat Laporan Operator Mengakses form pembuatan lapooran Laporan barang masuk Operator Membuat Laporan barang masuk dan menyimpannya di arsip Petugas Gudang Menerima salinan laporan barang masuk sebagai input untuk menyimpan barang di gudang Laporan barang keluar Operator Membuat Laporan barang keluar dan menyimpannya di arsip Petugas Gudang Menerima salinan laporan barang masuk sebagai input untuk mengelurkan barang dari gudang 56

71 Tabel 4.7 keterangan Use Case Diagram Kelola data barang (Lanjutan)22 Use Case Aktor Aktifitas Laporan penjualan Operator Membuat Laporan penjualan barang barang berdasarkan kwitansi penjualan barang ke pihak lain dari petugas gudang dan menyimpannya di arsip Direktur Menerima laporan penjualan barang f. Use Case diagram Pembuatan Logout Gambar 4.16 Use Case Diagram logout34 Keterangan dari Gambar 4.16 adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 keterangan Use Case Diagram Pembuatan laporan23 Use Case Aktor Aktifitas Login Operator Mengakses melakukan login Mengakses menu utama Operator Mengakses halaman menu utama apabila login berhasil Logout Operator Apabila aktifitas mengakses sistem inventori selesai dapat melakukan logout 57

72 Pengembangan Diagram Interaksi Pada tahapan Pengembangan Diagram Interaksi Terdapat dua aktifitas yaitu sequence diagram dan collaboration diagram. Berikut adalah rincian pembahasan dari kedua aktifitas tersebut : Sequence Diagram Pada tahap ini dilakukan pembuatan sequence diagram (diagram rangkaian/ sekuensial), dalam diagram ini secara grafis digambarkan interaksi antar objek pada use case dengan mendeskripsikan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima di antara objek dan dalam sekuensial apa. Sequence diagram disusun berdasarkan urutan waktu (tahapan). Berdasarkan gambaran umum diagram interaksi pada gambar 4.3 teridentifikasi beberapa sequence diagram untuk sistem inventori barang di Bank Sampah Garut, yaitu: 1. Sequence Diagram Login 2. Sequence Diagram Admin 3. Sequence Diagram Pembuatan penjadwalan pengambilan tabungan 4. Sequence Diagram Kelola Data Barang 5. Sequence Diagram Pembuatan Laporan 6. Sequence Diagram logout Berikut ini adalah Sequence Diagram berdasarkan gambaran umum diagram interaksi sistem inventori barang di Bank Sampah Garut 58

73 Admin Operator Akses sistem Tampilan Utama Tampila Utama Login Penjadwalan pengambilan Halaman Admin Menu Utama Data Barang tabungan Laporan Logout Akses form login Form login Username & pasword Masuk Halaman Admin Form Halaman Admin Logout Tampilan Utama Akses sistem Akses Tampilan Utama Tampilan Utama Form login Username & pasword Akses form login Masuk menu utama Form menu utama Pilih data barang Akses data barang Form data barang Pilih penjadwalan pengambilan tabungan Akses penjadwalan pengambilan tabungan Form penjadwalan pengambilan tabungan Pilih laporan Akses laporan Form laporan Logout Tampilan utama Akses tampilan utama Gambar 4.17 Sequence Diagram Pembuatan laporan sistem inventori barang di Bank Sampah Garut35 59

74 1. Sequence Diagram Login Operator Operator Tampila Utama Login Halaman Admin Menu Utama Data base Akses sistem Tampilan Utama Akses Login Form login Username & pasword Vetivikasi pasword & username Hasil verivikasi Hasil verivikasi Akses Halaman Admin Form menu utama Akses sistem Tampilan Utama Akses Login Form login Username & pasword Vetivikasi pasword & username Hasil verivikasi Hasil verivikasi Akses menu utama Form menu utama Gambar 4.18 Sequence Diagram login36 2. Sequence Diagram Admin Admin Tampila Utama Login Halaman Admin Akses sistem Tampilan Utama Akses form login Database Form login Username & pasword Masuk Halaman Admin Form Halaman Admin Update data Operator Simpan Data Gambar 4.19 Sequence Diagram Admin 37 60

75 3. Sequence Diagram Pembuatan penjadwalan pengambilan tabungan Kepala Gudang Data Barang Stok Barang Kepala Gudang Pilih data barang form data barang Pilih stok barang Akses stok barang Data stok barang Pilih penjadwalan pengambilan tabungan Penjadwalan pengambilan tabungan koneksi data base Data stok barang Data base Form penjadwalan pengambilan tabungan Buat jadwal pengambilan tabungan Akses penjadwalan pengambilan tabungan Simpan data Gambar 4.20 Sequence Diagram Penjadwalan pengambilan tabungan38 4. Sequence Diagram Kelola Data Barang Kepala Gudang Data Barang Kepala Gudang Pilih data barang Form data barang Pilih kelola data Kelola Data Koneksi data base Data barang Database Form kelola data Akses kelola data Tambah data / Ubah data / Hapus data Simpan data Gambar 4.21 Sequence Diagram Kelola data barang39 61

76 5. Sequence Diagram Pembuatan Laporan Kepala Gudang Kepala Gudang Laporan Laporan barang masuk Laporan barang keluar Laporan Penjualan barang Data base Pilih Laporan Form Laporan Pilih laporan barang masuk Akses laporan barang masuk Form laporan barang masuk Buat laporan Pilih laporan barang keluar Akses laporan barang keluar Form laporan barang keluar Buat laporan Pilih laporan barang keluar Form laporan penjualan barang Buat laporan Simpan data Simpan data Akses laporan penjualan barang Simpan data Gambar 4.22 Sequence Diagram Pembuatan Laporan40 6. Sequence Diagram logout Kepala GudangKepala Gudang Admin Operator Melakukan logout Tampila Utama Logout Akses tampilan utama Tampilan utama Melakukan logout Tampilan utama Akses tampilan utama Gambar 4.23 Sequence Diagram Pembuatan Laporan41 62

77 Collaboration Diagram Collaboration Diagram merupakan tipe lain dari diagram interaksi selain Collaboration diagram. Collaboration Diagram serupa dengan diagram rangkaian/ sekuensi, tetapi tidak fokus pada timing atau sekuensi pesan. Diagram ini malahan menggambarkan interaksi (atau kolaborasi) antara objek dalam sebuah format jaringan. Dengan kata lain, tujuan dari pembuatan diagram ini adalah untuk mengetahui hubungan antar objek berdasarkan aturan (objek apa saja yang mempunyai hubungan, mengapa bisa saling berhubungan, dan bagaimana hubungannya). Adapun Collaboration diagram yang terdapat pada Sistem inventori barang di Bank Sampah Garut adalah sebagai berikut: Gambar 4.24 Colaboration Diagram Sistem inventori barang Bank Sampah Garut 42 63

78 1. Colaboration Diagram Login Gambar 4.25 Colaboration Diagram Login43 2. Colaboration Diagram Admin Gambar 4.26 Colaboration Diagram Admin44 64

79 3. Colaboration Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan Gambar 4.27 Colaboration Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan45 4. Colaboration Diagram Kekola data barang Gambar 4.28 Collaboration Diagram Kekola data barang 46 65

80 5. Colaboration Diagram Pembuatan laporan Gambar 4.29 Collaboration Diagram Pemnuatan laporan47 6. Colaboration Diagram Logout Gambar 4.30 Collaboration Diagram Logout48 66

81 Pengembangan Class Diagram Identifikasi Class Menurut Bahrami (1999) dalam proses identifikasi kelas ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelas-kelas pada system yang dirancang. Salah satu pendekatannya adalah dengan noun phrases approach, yaitu pendekatan dengan cara mendaftar sejumlah objek kata benda pada Use case diagram sistem yang dirancang dan dianggap akan menjadi kandidat kelas. Objek yang telah teridentifikasi menjadi kandidat kelas tersebut kemudian didaftar dan dianalisis kemudian dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu relevant classes, Fuzzy classes, dan irrelevant classes. Adapun langkah-langkah jelasnya dalam mengidentifikasi kelas dari kandidat kelas yang di analisis adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Class pada Use case Diagram Login Kandidat class yang dapat diidentifikasi adalah: Form Login Data Pengguna Verivikasi username & Paword Hasil Verivikasi Id Pengguna Username Pasword Form Menu Utama Selanjutnya kandidat class di atas ditentukan kategori class-nya. (Relevant class, Fuzzy Class dan Irrelevant Class). Jika ada kandidat yang masuk pada kategori Irrelevant Class maka kandidat tersebut dieliminasi dari list kandidat class. Berikut ini adalah kandidat class berdasarkan kategorinya. 67

82 Tabel 4.9 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Login 24 Kandidat Class Kategori Class Alasan Form Login Irrelevant Class Karena merupakan tampilan saja yang merupakan sarana untuk mengakses sistem Data Pengguna Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Verivikasi Username, Irrelevant Class Karena merupakan bagian dari Paword proses untuk mengakses sistem Hasil verivikasi Irrelevant Class Karena merupakan tampilan saja yang merupakan sarana untuk mengakses sistem Id Pengguna, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data operator. Form Menu Utama Irrelevant Class Karena merupakan tampilan saja yang merupakan sarana untuk mengakses sistem Setelah irrelevant class dieliminasi dari list kandidat class maka selanjutnya dilakukan eliminasi terhadap fuzzy class untuk yang berupa redundant class. Tabel 4.10 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Login.25 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Pengguna Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Id Pengguna, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Pengguna. class. Selanjutnya dilakukan eliminasi tehadap fuzzy class yang berupa attributes Tabel 4.11 Hasil Eliminasi Fuzzyt Class Berdasarkan Use case Diagram Login.26 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Pengguna Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Id Pengguna, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Pengguna. Class yang dapat diidentifikasi pada Use Case Login adalah: 68

83 Data Operator : Class Operator yang memuat data User untuk melakukan Login attribute Username dan Password b. Identifikasi Class pada Use case Diagram Admin Kandidat class yang dapat diidentifikasi adalah: Halaman Admin Data Operator Pasword Username Tombol Tambah Tombol Ubah Data Tombol Hapus Tombol Simpan Tombol Batal Selanjutnya kandidat class di atas ditentukan kategori class-nya. (Relevant class, Fuzzy Class dan Irrelevant Class). Jika ada kandidat yang masuk pada kategori Irrelevant Class maka kandidat tersebut dieliminasi dari list kandidat class. Berikut ini adalah kandidat class berdasarkan kategorinya. 69

84 Tabel 4.12 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Admin27 Kandidat Class Kategori Class Alasan Form Halaman Admin Irrelevant Class Karena merupakan tampilan saja yang merupakan sarana untuk mengakses sistem Data Operator Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Id Operator, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data operator. Tombol Tambah Irrelevant Class Karena Merupakan Interface berupa tombol dalam Halaman Admin Tombol Ubah Data Irrelevant Class Karena Merupakan Interface berupa tombol dalam Halaman Admin Tombol Hapus Irrelevant Class Karena Merupakan Interface berupa tombol dalam Halaman Admin Tombol Simpan Irrelevant Class Karena Merupakan Interface berupa tombol dalam Halaman Admin Tombol Batal Irrelevant Class Karena Merupakan Interface berupa tombol dalam Halaman Admin Setelah irrelevant class dieliminasi dari list kandidat class maka selanjutnya dilakukan eliminasi terhadap fuzzy class untuk yang berupa redundant class. 70

85 Tabel 4.13 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Admin. 28 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Operator Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Id Operator, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data operator. class. Selanjutnya dilakukan eliminasi tehadap fuzzy class yang berupa attributes Tabel 4.14 Hasil Eliminasi Fuzzyt Class Berdasarkan Use case Diagram Login. 29 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Operator Relevant Clasas Karena mempunyai atribut serta method Id Operator, Username Pasword Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data operator. Class yang dapat diidentifikasi pada Use Case Login adalah: Data Operator : Class Pengguna yang memuat data User untuk melakukan Login attribute Username, dan Password. c. Identifikasi Class Pada Use case Diagram Penjadwalan Pengambilan Tabungan Kandidat class yang dapat diidentifikasi adalah: Form Data Barang Data Barang ID Barang Tipe Barang Nama Barang Harga Perkilo Form Penjadwalan Data Penjadwalan No Penjadwalan Nama Unit Tanggal 71

86 Tombol Simpan Tombol Batal Selanjutnya kandidat class di atas ditentukan kategori class-nya. (Relevant class, Fuzzy Class dan Irrelevant Class). Jika ada kandidat yang masuk pada kategori Irrelevant Class maka kandidat tersebut dieliminasi dari list kandidat class. Berikut ini adalah kandidat class berdasarkan kategorinya. Tabel 4.15 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan30 Kandidat Kategori Class Alasan Form Data Barang Irrelevant Class Karena merupakan User interface Data Barang Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method ID Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Form Penjadwalan Irrelevant Class Karena merupakan User interface sub menu dari Form Data Barang Data Penjadwalan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method No Penjadwalan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Nama Unit Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Tabel 4.15 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan (Lanjutan)31 Kandidat Kategori Class Alasan Tangal Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Jumlah Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan dan Data Barang Tombol Simpan Irrelevant Class Karena merupakan User interface berupa Tombol di Form Penjadwalan Tombol Batal Irrelevant Class Karena merupakan User interface berupa Tombol di Form Penjadwalan 72

87 Setelah irrelevant class dieliminasi dari list kandidat class maka selanjutnya dilakukan eliminasi terhadap fuzzy class untuk yang berupa redundant class Tabel 4.17 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan32 Kandidat Kategori Class Alasan Data Barang Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method ID Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Data Penjadwalan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method 73

88 Tabel 4.18 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan TabunganTabel33 Kandidat Kategori Class Alasan No Penjadwalan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Nama Unit Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Tanggal Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Jumlah Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang dan Data Penjadwalan class. Selanjutnya dilakukan eliminasi tehadap fuzzy class yang berupa attributes Tabel 4.19 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan Tabungan34 Kandidat Kategori Class Alasan Data Barang Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method ID Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Unit Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Tanggal Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Jumlah Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang dan Data Penjadwalan Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tabel 4.19 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Pembuatan Penjadwalan Pengambilan TabunganTabel 35 Kandidat Kategori Class Alasan Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Data Penjadwalan Relevant Class Karena punya atribut dan method 74

89 No Penjadwalan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjadwalan Class yang dapat diidentifikasi pada Use Case Kelola Data Barang adalah: Data Barang: Class Barang yang memuat data Barang untuk melakukan Pengelolaan data dengan attribute ID Barang, Tipe Barang, Nama Barang, Harga Per Kilo, dan Jumlah Barang. Data Penjadwalan : Class Penjadwalan yang memuat data penjadwalan pengambilan tabungan untuk melakukan membuat jadwal pengambilan tabungan data dengan attribute No Penjadwalan, Nama Unit, Tanggal, dan jumlah Barang. d. Identifikasi Class Pada Use case Diagram Kelola Data Barang Kandidat class yang dapat diidentifikasi adalah: Form Data Barang Data Barang ID Barang Tipe Barang Nama Barang Harga per Kilo Jumlah Barang Form Kelola Data Tombol Tambah Data Tombol Ubah Data Tombol Hapus data Tombol Simpan Tombol Batal Selanjutnya kandidat class di atas di kategorikan menjadi. (Relevant class, Fuzzy Class dan Irrelevant Class). Untuk kategori Irrelevant Class maka akan dieliminasi dari list kandidat class. 75

90 Tabel 4.21 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang36 Kandidat Kategori Class Alasan Form Data Irrelevant Class Karena merupakan User interface berupa form Data Barang Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method ID Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Jumlah Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Form Kelola Data Irrelevant Class Karena merupakan User interface berupa form Tombol Tambah Data Irrelevant Class Karena merupakan tombol sebagai method Form Kelola Data Tombol Ubah Data Irrelevant Class Karena merupakan tombol sebagai method Form Kelola Data Tabel 4.22 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang (Lanjutan)37 Kandidat Kategori Class Alasan Tombol Hapus data Irrelevant Class Karena merupakan tombol sebagai method Form Kelola Data Tombol Simpan Irrelevant Class Karena merupakan tombol sebagai method Form Kelola Data Tombol Batal Irrelevant Class Karena merupakan tombol sebagai method Form Kelola Data Setelah irrelevant class dieliminasi dari list kandidat class maka selanjutnya dilakukan eliminasi terhadap fuzzy class untuk yang berupa redundant class. Tabel 4.23 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang.38 76

91 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Barang Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method IDBarang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Jumlah Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang 77

92 class. Selanjutnya dilakukan eliminasi tehadap fuzzy class yang berupa attributes Tabel 4.24 Hasil Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Kelola data barang39 Kandidat Class Kategori Class Alasan Data Barang Relevant Class Mempunyai atribut dan method IDBarang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Tipe Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Nama Barang Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Harga per Kilo Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Jumlah Stok Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Barang Class yang dapat diidentifikasi pada Use Case Kelola Data Barang adalah: Data Barang: Class Barang yang memuat data Barang untuk melakukan Pengelolaan data dengan attribute ID Barang, Tipe Barang, Nama Barang, Harga Per Kilo, dan Jumlah Barang. e. Identifikasi Class Pada Use case Diagram Laporan Kandidat class yang dapat diidentifikasi adalah: Form Laporan Data Laporan No Laporan Jenis Laporan Tanggal ID Barang Berat Total Form Laporan Barang Masuk Form Laporan Barang Keluar Form Laporan Penjualan Barang 78

93 Data Penjualan Hasil Penjualan Tombol Simpan Tombol Batal Selanjutnya kandidat class di atas ditentukan kategori class-nya. (Relevant class, Fuzzy Class dan Irrelevant Class). Jika ada kandidat yang masuk pada kategori Irrelevant Class maka kandidat tersebut dieliminasi dari list kandidat class. Berikut ini adalah kandidat class berdasarkan kategorinya. Tabel 4.25 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan.40 Kandidat Kategori Class Alasan Form Laporan Irrelevant Class Karena merupakan User interface Data Laporan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method No Laporan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Jenis Laporan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan Tanggal Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan ID Barang Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Berat Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Total Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Form Laporan Barang Masuk Irrelevant Class Karena merupakan User interface sub menu dari Form Laporan Tabel 4.26 Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan (Lanjutan)41 Kandidat Kategori Class Alasan Form Laporan Barang Irrelevant Class Karena merupakan User interface sub Keluar menu dari Form Laporan Form Laporan Penjualan Irrelevant Class Karena merupakan User interface sub 79

94 menu dari Form Laporan Data Penjualan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method Berat Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Total Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Setelah irrelevant class dieliminasi dari list kandidat class maka selanjutnya dilakukan eliminasi terhadap fuzzy class untuk yang berupa redundant class. Tabel 4.27 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan42 Kandidat Kategori Class Alasan Data Laporan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method No Laporan Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Jenis Laporan Fuzzy Class Karena attributes dari Data Laporan Tanggal Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan ID Barang Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Berat Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Total Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Tabel 4.28 Hasil Eliminasi Irrelevant Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan (Lanjutan)43 Kandidat Kategori Class Alasan Data Penjualan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method 80

95 Berat Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Total Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Selanjutnya dilakukan eliminasi tehadap fuzzy class yang berupa attributes class. Tabel 4.26 Eliminasi Fuzzy Class Berdasarkan Use case Diagram Laporan44 Kandidat Kategori Class Alasan Data Laporan Relevant Class Karena mempunyai atribut serta method No Laporan Fuzzy Class Karena attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Jenis Laporan Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan Tanggal ID Barang Berat Total Data Penjualan Berat Fuzzy Class Fuzzy Class Fuzzy Class Fuzzy Class Relevant Class Fuzzy Class Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Karena merupakan attributes class dari Data Laporan dan Data Penjualan Karena mempunyai atribut serta method Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Total Fuzzy Class Class yang dapat diidentifikasi pada Use Case Laporan adalah: 1. Data Laporan : Class Laporan Karena merupakan attributes class dari Data Penjualan Dengan Atribut : No Laporan, Jenis Laporan, Tanggal, ID Barang, Jumlah Barang, Berat, dan Total 2. Data Penjualan : Class Penjualan Dengan Atribut : No Penjualan, Tanggal, ID Barang, Jumlah Barang, Berat, dan Hasil Penjualan. 81

96 Dari class-class yang telah teridentifikasi tersebut di atas, kemudian dibuat daftar class yang merupakan kumpulan dari semua class yang telah teridentifikasi, kemudian untuk class-class yang bermakna sama diliminasi menjadi satu class yang mewakili class-class yang sama tersebut, sehingga tidak ada lagi class yang redundant: Class Operator : Memuat data operator Class Barang : Memuat data Barang Clas Penjadwalan : Memuat data Jadwal Pengambilan tabungan Class Laporan : Memuat data Laporan Masuk Class Penjualan : Memuat data data Laporan Penjualan Adapun gambar dari masing-masing class berdasarkan daftar class tersebut di atas antara lain berikut: Gambar 4.31 Class Pada Sistem Informasi Inventori Barang49 82

97 Identifikasi Relationship Identifikasi Association Relationship Setelah semua kelas teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan relationships antar kelas. Class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada diantara satu atau lebih objek kelas. Dan setiap hubungan memiliki multiplicity/keanekaragaman yaitu jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objek kelas yang terkait. Adapun relationships dari tiap kelas dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 4.27 Hubungan Kelas/ Class Relationship45 Hubungan Kelas Keterangan Satu operator dapat mengelola satu atau banyak data barang Satu operator dapat membuat satu atau banyak laporan Satu operator dapat membuat satu atau banyak laporan penjualan Satu operator dapat membuat satu atau banyak penjadwalan pengambilan tabungan Satu laporan penjualan dapat mencatat satu atau banyak data barang Satu laporan dapat merekap satu atau banyak data barang Satu penjadwalan pengambilan tabungan dapat mencatat satu atau banyak data barang 83

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram DAFTAR SIMBOL Tabel Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM USE CASE Notasi Keterangan Simbol Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan Actor aplikasi lain

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas.

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM ACTIVITY Initial Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Final Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. Activity Menandakan sebuah aktivitas Decision Pilihan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM Class Composition Dependency Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Inventori Barang Di Bank Sampah Garut

Perancangan Sistem Informasi Inventori Barang Di Bank Sampah Garut Perancangan Sistem Informasi Inventori Barang Di Bank Sampah Garut Budi Mochamad Noviandi 1, Dini Destiani 2, Partono 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut) Jl. Mayor Syamsu No 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

Kata Kunci - Pembayaran Dana Insentif Pegawai, Sistem Informasi, UML

Kata Kunci - Pembayaran Dana Insentif Pegawai, Sistem Informasi, UML PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN DANA INSENTIF PEGAWAI DI STT- GARUT Meisa Pratami 1, Eri Satria 2, Rinda Cahyana 3 Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut Email:

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN DATA BANK SAMPAH DI PT. INPOWER KARYA MANDIRI GARUT

PERANCANGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN DATA BANK SAMPAH DI PT. INPOWER KARYA MANDIRI GARUT PERANCANGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN DATA BANK SAMPAH DI PT. INPOWER KARYA MANDIRI GARUT Isan Priana ¹, Leni Fitriani² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB Rivan Junizar 41513120145 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT

Lebih terperinci

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR SIMBOL... xxvi BAB I : PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCARIAN LOKASI OBJEK WISATA TERDEKAT DI KABUPATEN GARUT BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCARIAN LOKASI OBJEK WISATA TERDEKAT DI KABUPATEN GARUT BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN APLIKASI PENCARIAN LOKASI OBJEK WISATA TERDEKAT DI KABUPATEN GARUT BERBASIS ANDROID Syamsu Rizal, Eko Retnadi 2, Andri Ikhwana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA MENGGUNAKAN METODE OBJECT ORIENTED ANALISYS DESIGN DENGAN UNIFIED APPROACH (Studi kasus pada PT Anugerah Hasta Mulia) Muhammad Rizal Firdaus 1,

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI REKAPITULASI RETRIBUSI PENDAPATA ASLI DAERAH DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

PERANCANGAN APLIKASI REKAPITULASI RETRIBUSI PENDAPATA ASLI DAERAH DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT PERANCANGAN APLIKASI REKAPITULASI RETRIBUSI PENDAPATA ASLI DAERAH DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT Norfi Karida 1, Eko Retnadi 2, Eri Satria 3 Jurnal Tugas Akhir Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI PENJUALAN RUMAH

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI PENJUALAN RUMAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI PENJUALAN RUMAH Resy Silvia Putu Sanusi 1, Dini Destiani 2, Asep Deddy 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut) Jl. Mayor Syamsu No 2 Garut 44151

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengolahan Data Presensi Pegawai Memanfaatkan Teknologi Fingerprint Di Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Perancangan Sistem Pengolahan Data Presensi Pegawai Memanfaatkan Teknologi Fingerprint Di Sekolah Tinggi Teknologi Garut Perancangan Sistem Pengolahan Data Presensi Pegawai Memanfaatkan Teknologi Fingerprint Di Sekolah Tinggi Teknologi Garut Wina Tresna W 1, Eri Satria 2, Rinda Cahyana 3 Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT Bintan Setiawan 1, Asep Deddy 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

Jurnal Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia PERANCANGAN APLIKASI PENGOLAHAN DATA PENGGAJIAN PEGAWAI DI KLINIK BAITURRAHMAN DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK Anggun Agustia Ningrum 1, Asep Deddy 2, Rina Kurniawati 3 Jurnal Informatika Sekolah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT Irwan Purwanto, Dini Destiani 2, Partono Partono 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. Jayaraga Garut

Lebih terperinci

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 SOAL PRA UTS PSBO 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv RINGKASAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia RANCANG BANGUN APLIKASI PEMINJAMAN KENDARAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK DENGAN UNIFIED APPROACH (Studi Kasus di PT. Indonesia Power UBP. Kamojang) Agung Gumilar

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton DAFTAR SIMBOL Daftar Simbol Pada Use Case Diagram Menspesifikasikan himpunan Actor peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use 1. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include 5 Extend

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKAJANG GARUT

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKAJANG GARUT PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKAJANG GARUT Sugita Farida, Bunyamin 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. Jayaraga Garut 445

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung oleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN SISWA BERBASIS SMS GATEWAY DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KADUNGORA Ahmad Nurul Hak 1, Cepy Slamet 2, Rina Kurniawati 3

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN SISWA BERBASIS SMS GATEWAY DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KADUNGORA Ahmad Nurul Hak 1, Cepy Slamet 2, Rina Kurniawati 3 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN SISWA BERBASIS SMS GATEWAY DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KADUNGORA Ahmad Nurul Hak 1, Cepy Slamet 2, Rina Kurniawati 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PEMESANAN TIKET TRAVEL BERBASIS WEB DAN MOBILE

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PEMESANAN TIKET TRAVEL BERBASIS WEB DAN MOBILE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PEMESANAN TIKET TRAVEL BERBASIS WEB DAN MOBILE Hani Siti Haviani Nur Asiah 1, Asep Deddy Supriatna 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRANSAKSI TABUNGAN BANK SAMPAH GARUT Irwan Purwanto1, Dini Destiani2, Partono Partono3 Jurnal Algoritma Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem terkomputerisasi saat ini telah menjadi kebutuhan vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem terkomputerisasi saat ini telah menjadi kebutuhan vital dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem terkomputerisasi saat ini telah menjadi kebutuhan vital dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kinerja dan mendapatkan hasil yang efektif dan akurat. Sistem

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA DI LINGKUNGAN OBJEK WISATA SITU BAGENDIT Asep Deddy 1, Bintan Setiawan 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek LAT UTS AMIK BSI 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalampengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah sistem penerimaan siswa baru SMA Al-Muayyad Surakarta (http://psb.sma-almuayyad.sch.id/),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Sistem Informasi 2.1.1 SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Dennis, Barbara, dan Roberta (2012:6) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses menentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENJUALAN JAM DI CV. DUTA SERVICE JAM BEKASI MENGGUNAKAN METODELOGI UNIFIED APPROACH

PERANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENJUALAN JAM DI CV. DUTA SERVICE JAM BEKASI MENGGUNAKAN METODELOGI UNIFIED APPROACH PERANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENJUALAN JAM DI CV. DUTA SERVICE JAM BEKASI MENGGUNAKAN METODELOGI UNIFIED APPROACH Andri Moh Widian 1, Erwin Gunadhi 2, Rina Kurniawati 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pokok bahasan di kuliah #2 Metodologi desain sistem: waterflow, v-model,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a. Konsep mengidentifikasi dan mengorganisasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI

PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Indonesia

Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Indonesia PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG CACAT DMENGGUNAKAN METODOLOGI UNIFIEDH AFROACH (UA)I DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT Siti Aisah 1,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG DI TB. INDAH JAYA BERBASIS DESKTOP

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG DI TB. INDAH JAYA BERBASIS DESKTOP RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG DI TB. INDAH JAYA BERBASIS DESKTOP Ahmad Budiman¹, Asri Mulyani² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.Mayor Syamsu No.1 Jayaraga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA NIKAH CERAI DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LEUWIGOONG GARUT

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA NIKAH CERAI DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LEUWIGOONG GARUT PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA NIKAH CERAI DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LEUWIGOONG GARUT Teguh Taufiq Hidayat 1, Asep Deddy Supriatna 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Unified Modeling Language

Unified Modeling Language 2011 Unified Modeling Language Metode Perancangan Program Kelompok 10: Andika Nugraha (1401094756) Alfred Mansel (1401095506) Daniel Sidarta (1401096433) Marcell Bonfilio (1401094850) Bina Nusantara University

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG Sujono 1), Melati Suci Mayasari 2) 1) Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2) Manajemen

Lebih terperinci

NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM

NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM Level Use Case Use Case memiliki dua istilah : System use case : Interaksi dengan sistem. Business use case : Bisnis interaksi dengan konsumen atau kejadian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya manusia, material, mesin, uang, dan

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SURAT IZIN PENGUSAHAAN ANGKUTAN DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

RANCANG BANGUN APLIKASI SURAT IZIN PENGUSAHAAN ANGKUTAN DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT RANCANG BANGUN APLIKASI SURAT IZIN PENGUSAHAAN ANGKUTAN DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT Cepi Robiana 1, Partono 2, Andri Ihwana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Sistem Menurut Alfattah (2007:3) sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek yang biasa dilihat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KSP DI KPRI MAKMUR SEJAHTERA BERBASIS DESKTOP

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KSP DI KPRI MAKMUR SEJAHTERA BERBASIS DESKTOP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KSP DI KPRI MAKMUR SEJAHTERA BERBASIS DESKTOP Gin Gin Ichwaniadi Ginanjar 1, Asep Deddy Supriatna 2 Jurnal Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAGALIH V

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAGALIH V PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAGALIH V Galuh Raga Nandika 1, Wahyudin 2, Eko Retnandi 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS CLIENT-SERVER STUDI KASUS KLINIK CIPANAS

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS CLIENT-SERVER STUDI KASUS KLINIK CIPANAS PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS CLIENT-SERVER STUDI KASUS KLINIK CIPANAS Ivan Muhammad Hanif 1, Leni Fitriani 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

UML & USE CASE DIAGRAM. Oleh : Bambang Hermawan, S.Si

UML & USE CASE DIAGRAM. Oleh : Bambang Hermawan, S.Si UML & USE CASE DIAGRAM Oleh : Bambang Hermawan, S.Si Unified Modeling Language Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang

Lebih terperinci

Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi

Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi tingkat tinggi yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN BERBASIS WEB PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN BERBASIS WEB Eka Asyifa Hayat, Eko Retnadi, Erwin Gunadhi Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SEQUENCING PADA KONVEKSI SAMPURNA

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SEQUENCING PADA KONVEKSI SAMPURNA LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SEQUENCING PADA KONVEKSI SAMPURNA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk Menyelesaikan program studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Administrasi Pertanggungjawaban Perbaikan Infrastruktur pada PNPM-P2KP Mandiri di BKM Sepakat Bandar Khalifah yang

Lebih terperinci

BAB V DIAGRAM USE CASE

BAB V DIAGRAM USE CASE BAB V DIAGRAM USE CASE 5. 5.1 Pendahuluan Menurut Grady Booch (2007) dalam bukunya yang berjudul ObjectOriented Analysis and Design With Application, use case diagram digunakan untuk menggambarkan konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT Yogi Purwasandina 1, Erwin Gunadhi 2, Dini Destiani 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDI KANTOR KELURAHAN PATARUMAN KABUPATEN GARUT

PENGEMBANGAN APLIKASI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDI KANTOR KELURAHAN PATARUMAN KABUPATEN GARUT PENGEMBANGAN APLIKASI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDI KANTOR KELURAHAN PATARUMAN KABUPATEN GARUT Nurrifan Syabandhi¹, Asri Mulyani² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN KELURAHAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED APPROACH

PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN KELURAHAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED APPROACH PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN KELURAHAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED APPROACH Rina Oktarina 1, Asep Deddy 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TEMPAT RISET TEKNOLOGI INFORMASI DI KOTA GARUT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TEMPAT RISET TEKNOLOGI INFORMASI DI KOTA GARUT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TEMPAT RISET TEKNOLOGI INFORMASI DI KOTA GARUT Yosep Bustomi 1, M. Ali Ramdhani 2, Rinda Cahyana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengelolaan Order Barang Kerajinan Rotan Berbasis Desktop pada Marto Putro Rotan

Sistem Informasi Pengelolaan Order Barang Kerajinan Rotan Berbasis Desktop pada Marto Putro Rotan LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Pengelolaan Order Barang Kerajinan Rotan Berbasis Desktop pada Marto Putro Rotan Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem

Lebih terperinci

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-27 Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-28 Gambar L.39 Form Menu Utama Transaksi Finance Gambar L.40 Form Kenaikan Gaji L-29 Gambar L.41 Form

Lebih terperinci