BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Menurut Oetomo (2002), internet atau international network adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menegaskan bahwa, internet adalah suatu jaringan yang bersifat global. Tidak pandang di mana dan siapa saja bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi dalam segala bidang. Oetomo (2002) mengatakan bahwa era internet terus bergulir sehingga makin banyak orang terdorong untuk mengakses internet baik untuk keperluan bisnis, surat menyurat maupun pendidikan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Internet kini mulai dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok untuk memperoleh informasi yang baru dan lengkap Fungsi Internet Menurut Sultoni (2013), Internet merupakan suatu wadah baru bagi siswa, untuk memperoleh berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Sebagai sumber informasi dalam pembelajaran, internet dijadikan ajang pengumpulan hasil-hasil penelitian, jurnal-jurnal ilmiah dan non ilmiah, berita-berita dari seluruh dunia dan tersedia selama 24 jam. Sumber-sumber ini biasanya disediakan oleh pihak institusi perguruan tinggi, badan-badan pemikir dan pusat penyelidikan dalam bidang tertentu. Internet bukan saja sebagai bahan rujukan kepada para siswa sekolah, dan universitas, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh semua golongan orang yang berminat.

2 7 Internet merupakan perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi, memiliki fungsi yang sangat cocok sebagai sarana penyampaian bahan pengajaran. Internet juga dibangun sebagai alat pengirim informasi dari suatu tempat ke suatu tempat lain yang secara ideal, tanpa terhalang oleh faktor jarak dan waktu. Internet merupakan sebuah koleksi global dari ribuan jaringan yang dikelola secara bebas. Internet menjadi populer karena merupakan media yang tepat untuk memperoleh informasi terkini dengan berbagai variasinya secara cepat dan mudah. Melalui internet para pemakai dapat berhemat, karena komunikasi interlokal dan internasional dihitung dengan biaya lokal. Sejumlah informasi dapat diperoleh secara gratis, antara lain berita politik dan ekonomi, teknologi, kesehatan, lingkungan, pemerintahan, humor, cuaca, hobby, lapangan kerja, konsultasi, pendidikan, promosi dan berbagai topik lainnya. Tentu saja hal ini sangat relevan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) baik dalam segi pengetahuan maupun dalam membentuk jaringan kerjasama. Internet menawarkan berbagai manfaat dalam bidang pendidikan, antara lain: 1) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi; bahkan sekarang telah dimungkinkan menggunakan peralatan berbasis multimedia dengan biaya yang relatif murah, sehingga dimungkinkan untuk melangsungkan pendidikan atau komunikasi jarak jauh, baik antara peserta didik dengan para pendidik maupun antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan orang tua di manapun mereka berada. 2) Adanya fasilitas untuk membentuk dan melangsungkan diskusi kelompok (News Group) sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian Iptek. 3) Melalui Web pendidikan, proses belajar dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan. Semua materi belajar dapat diperoleh dengan mudah pada situssitus pendidikan yang tersedia. Dengan demikian biaya pendidikan dapat ditekan serendah mungkin karena peserta didik tidak perlu menanggung uang gedung lagi.4) Melalui , konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antarpeserta didik dan pendidik ataupun dengan rekan lainnya. Skalabilitas konsultasi bisa menjadi tidak terbatas dengan pendidik atau rekan dalam satu lingkungan sekolah saja, melainkan dapat digunakan untuk konsultasi dengan orang-orang yang dinilai kompeten dalam

3 8 bidangnya yang berada di luar lembaga pendidikan tersebut, bahkan yang berada di luar negeri. (Oetomo, 2002) Paket Internet Saat ini internet bukan lagi menjadi sesuatu yang baru bagi kita. Tingkat kebutuhan terhadap internet pun meningkat, bahkan sudah menjadi kebutuhan primer bagi beberapa kalangan masyarakat. Hal ini menuntut perlunya akses internet cepat yang juga harus mendukung mobilitas penggunanya yang tinggi. Dalam internet, terdapat istilah internet broadband. Secara sederhana, internet broadband adalah jaringan internet yang menggunakan jalur komunikasi data (bandwidth) yang sangat lebar yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data menjadi lebih cepat. Data dapat berupa video, audio, gambar, teks dan file multimedia lainnya. Jika kita analogikan jalur data broadband merupakan jalan tol, maka jaringan data broadband merupakan jalan tol super lebar yang memiliki daya tampung lebih banyak (Rachmat. 2010). Internet broadband saat ini semakin berkembang pesat, tidak hanya menggunakan media kabel tetapi juga menggunakan media non-kabel, atau yang kita kenal dengan istilah wireless. Internet broadband menggunakan media wireless inilah yang lebih dikenal dengan mobile internet broadband. Beberapa jenis mobile internet broadband, antara lain: GPRS, UMTS, HSDPA, EV-DO, dan lainnya. Jaringan ini disediakan melalui oprator seluler GSM maupun CDMA. Kecepatan akses internet dalam jaringan mobile broadband bervariasi, tergantung pada teknologi yang digunakan di dalamnya. Pada jaringan GSM, kita mengenal teknologi 3G dan 3,5G yang menggunakan jaringan UMTS dan HSDPA. Sedangkan, pada jaringan CDMA, jaringan mobile broadband yang digunakan adalah CDMA2000 1xEV-DO (lebih dikenal dengan istilah EV-DO). Kebanyakan operator seluler di Indonesia menyediakan kecepatan akses internet broadband mencapai 3.6 mbps, walaupun teknologinya sendiri mendukung untuk kecepatan yang lebih tinggi. Selain kecepatan akses, tarif seringkali menjadi pertimbangan dalam berinternet. Namun, jika bijak dalam menggunakannnya sesuai kebutuhan dan banyaknya manfaat yang diperoleh, tarif mahal mungkin tidak jadi masalah. Tarif yang berlaku saat ini

4 9 berbeda pada setiap operator. Lebih kepada persaingan bisnis, sehingga tidak ada perhitungan standar yang bisa digunakan konsumen. Walaupun demikian, di Indonesia terdapat sistem perhitungan tarif yang digunakan operator seluler. Terdapat 2 sistem pentarifan, yaitu time base dan volume base. Time base menggunakan perhitungan tarif berdasarkan pada jumlah waktu yang digunakan untuk mengakses internet. Biaya diberlakukan per menit sesuai dengan lamanya waktu akses. Sedangkan perhitungan volume base berdasarkan pada besarnya file yang di download atau yang diakses melalui internet. Biaya dihitung perkbyte sesuai dengan besar file/data yang diakses. Saat ini, banyak operator seluler atau ISP (Internet Service Provider) yang menawarkan paket internet bulanan bahkan unlimited access dengan cara berlangganan. Tabel 2.1. Daftar Tarif akses internet yang diberlakukan oleh Simpati Kuota Harga Masa Aktif Kecepatan 15 MB Rp Hari 30 MB Rp Hari 50 MB Rp Hari 100 MB Rp Hari 300 MB Rp Hari 600 MB Rp Hari 2 GB Rp Hari 4.5 GB Rp Hari 8 GB Rp Hari 14 GB Rp Hari Tabel 2.2. Daftar Tarif akses internet yang diberlakukan oleh As Kuota Harga Masa Aktif Kecepatan 10 MB Rp Hari 20 MB Rp Hari 30 MB Rp Hari 60 MB Rp Hari

5 MB Rp Hari 500 MB Rp Hari 900 MB Rp Hari 1.3 GB Rp Hari 1.8 GB Rp Hari 3.5 GB Rp Hari 8 GB Rp Hari 14 GB Rp Hari Tabel 2.3. Daftar Tarif akses internet yang diberlakukan oleh Indosat Kuota Harga Masa Aktif Kecepatan 30 MB Rp Hari 60 MB Rp Hari 250 MB Rp Hari 150 MB Rp Hari 2 GB Rp Hari 4.5 GB Rp Hari 9.5 GB Rp Hari 20.5 GB Rp Hari Tabel 2.4. Daftar Tarif akses internet yang diberlakukan oleh 3 Kuota Harga Masa Aktif Kecepatan MB Rp mengikuti 35 MB Rp masa aktif 80 MB Rp kartu 135 MB Rp MB Rp GB Rp GB Rp GB Rp GB Rp

6 11 Kendo 500 MB Rp mengikuti 2.5 GB Rp masa aktif 10 GB Rp kartu Reguler 500 MB Rp Hari 1 GB Rp Hari 2 GB Rp Hari 5 GB Rp Hari Tabel 2.5. Daftar Tarif akses internet yang diberlakukan oleh XL Kuota Harga Masa Aktif Kecepatan Hotrod 5 MB Rp Hari 15 MB Rp Hari 50 MB Rp Hari 200 MB Rp Hari 500 MB Rp Hari 600 MB Rp Hari 1.5 GB Rp Hari 2 GB Rp Hari 4.5 GB Rp Hari 6 GB Rp Hari 12 GB Rp Hari 15 GB Rp Hari Hotrod 4G 3.5 GB Rp Hari 4G 8 GB Rp Hari 4G 14 GB Rp Hari 4G

7 Internet Protocol (IP) IP merupakan salah satu protokol jaringan yang terkenal selain NetBEUI dari Microsoft atau IPX/SPX dari Novell. Asal mula protokol IP dibuat oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DOD) dengan maksud untuk menggabungkan hubungan komunikasi jaringan dari berbagai macam jenis komputer, yang akhirnya DOD Advanced Research Project Agency menjadikan protokol IP tersebut sebagai standar untuk komunikasi antar jaringannya. Hubungan antar jaringan (internetwork) yang disebut ARPANET ini dalam perkembangannya berubah menjadi internet. 2.3 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Hasan (2002), Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasikan masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Beberapa pengertian sistem pendukung keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Daihani, 2001): 1. Menurut Man dan Watson Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Menurut Maryan Alavi dan H. Albet Napier Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai

8 13 jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif. 3. Menurut Little Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. 4. Menurut Raymond McLeod, Jr Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. Dari berbagai pengertian Sistem Pendukung Keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem yang berbasis komputer yang dapat membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah tertentu dengan memanfaatkan data dan model tertentu Komponen Sistem Pendukung Keputusan Adapun komponen-komponen dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005): 1. Manajemen Data, mencakup database yang mengandung data yang relevan dan diatur oleh sistem yang disebut Database Management System (DBMS). 2. Manajemen Model, merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan modelmodel finansial, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan management software yang terkait. 3. Antarmuka Pengguna, media interaksi antara sistem dengan pengguna, sehingga pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada SPK melalui subsistem ini. 4. Subsistem Berbasis Pengetahuan, subsistem yang dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

9 14 Gambar 2.1. Komponen Sistem Pendukung Keputusan (Rustiawan, dkk. 2012) 2.4 Metode SMART Menurut Yulianti (2015), Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan SMART pada dasarnya berusaha menutupi setiap kekurangan dari model-model tanpa komputerisasi sebelumnya. SMART juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem. Metode pembobotan SMART merupakan metode pendukung keputusan yang paling sederhana. Dalam metode ini dilihat beberapa parameter yang menjadi penentu keputusan tersebut. Parameter tersebut mempunyai range nilai dan bobot yang berbeda-beda. Nilai tersebut nantinya akan menjadi penentu keputusan yang diambil Langkah-langkah perhitungan menggunakan Metode SMART Langkah 1: menentukan kriteria yang digunakan Langkah 2: menentukan alternatif yang diinginkan

10 15 Langkah 3: rangking kriteria dan berikan bobot berdasarkan kriteria paling penting dan kriteria paling tidak penting. Kriteria paling penting di-set dengan bobot 100 dan kriteria paling tidak penting di-set dengan nilai 10 Langkah 4: mencari nilai rata rata bobot kriteria berdasarkan yang paling penting dan paling tidak penting Langkah 5: menghitung nilai utilitas terhadap semua alternatif berdasarkan setiap kriteria menggunakan formula SMART. Formula yang digunakan dalam SMART dapat dilihat pada persamaan (2.1). Maximize (2.1) Nilai W j diperoleh dari langkah 4 dan nilai U ij diperoleh dari langkah 5 Langkah 6: mendapatkan urutan kepentingan alternatif berdasarkan nilai tertinggi. 2.5 Metode Weighted Product Weighted Product (WP) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision Making (MADM). Metode Weighted Product (WP) menggunakan perkalian untuk menghubungkan nilai atribut (kriteria), dimana nilai setiap atribut (kriteria) harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut (kriteria) yang bersangkutan (Sianturi, 2013). Metode Weighted Product menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot yang bersangkutan. Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Preferensi untuk alternative S i diberikan sebagai berikut: dimana : (2.2) S = Preferensi alternatif dianologikan sebagai vektor S X = Nilai kriteria w = Bobot kriteria/subkriteria i : Alternatif j : Kriteria n : Banyaknya kriteria dimana adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan dan bernilai negatif untuk atribut biaya.

11 16 Preferensi relatif dari setiap alternatif diberikan sebagai: ( ) (2.3) dimana : V: Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor V X: Nilai Kriteria W: Bobot kriteria/subkriteria i: Alternatif j: Kriteria n: Banyaknya kriteria *: Banyaknya kriteria yang telah dinilai pada vektor S Langkah-langkah perhitungan menggunakan Metode Weighted Product Langkah langkah dalam perhitungan metode Weighted Product adalah sebagai berikut (Jaya, Putra. 2013): 1. Mengalikan seluruh atribut dibagi seluruh alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif bagi atribut biaya. 2. Hasil perkalian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai pada setiap alternatif. 3. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai pada setiap alternatif. 4. Ditemukan urutan alternatif terbaik yang akan menjadi keputusan. 2.6 Database Database merupakan sekumpulan data yang disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral. Database memiliki bagian-bagian penting, misalnya tabel yang digunakan untuk menyimpan data sedangkan tabel itu sendiri memiliki bagian field atau kolom dan record atau data perbaris. Sebuah database bisa memiliki beberapa tabel dan tabel-tabel tersebut dapat saling berhubungan maupun saling lepas (Sukrisno, 2005)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan menajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya provider GSM (Global System for Mobile Communication) di Indonesia memberikan layanan dan kemudahan akses internet. Dengan adanya persaingan operator ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah untuk membantu orang membuat keputusan yang efektif dan informasi pada 1970-an. Sistem telah banyak digunakan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users JARINGAN KOMPUTER APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users APA ITU JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori tentang Sistem Pendukung Keputusan, Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Profile Matching. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam teori sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) Nurhayati Mursalin 1 dan Rezqiwati Ishak 2 1 mursalin.nurhayati@gmail.com, 2 rezqi.uig@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi atau komunikasi di Indonesia sudah sedemikian pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang memasuki dunia globalisasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Sejarah dan Perkembangan Sistem Pendukung Keputusan

BAB II LANDASAN TEORI Sejarah dan Perkembangan Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Sistem Pendukung Keputusan Pada tahun 1970-an Michael S. Scott Morton pertama kali memperkenalkan Sistem Pendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Pendukung Keputusan, Weighted Product, Weighted Sum Product, Pengertian perguruan tinggi serta tujuan perguruan tinggi..1 Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) 2.1.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) pertama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW Arie Wedhasmara 1, Jasmo ari wibowo 2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Email : jasmo_ari_wibowo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK PROVIDER GSM MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

BAB III SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK PROVIDER GSM MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT 22 BAB III SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK PROVIDER GSM MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT 31 Sistem Pendukung Keputusan Definisi awal sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1. Perbandingan Tinjauan Pustaka. Penelitian Nurul. Fartindyyah dan. Subiyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1. Perbandingan Tinjauan Pustaka. Penelitian Nurul. Fartindyyah dan. Subiyanto BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan referensi yang berhubungan dengan objek penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. Tabel 2.1. Perbandingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang membantu para pengambil keputusan mengatasi masalah melalui interaksi dengan sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desember

I. PENDAHULUAN. Desember 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari aspek teknologi, perkembangannya di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah perkembangan penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN BEASISWA PPA (PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK) MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN BEASISWA PPA (PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK) MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN BEASISWA PPA (PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK) MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT PADA POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN Ronny Mantala, Andi Putra Sinaga, Muhammad Iqbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin mempengaruhi kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi dan hiburan secara audio dan visual salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

SKRIPSI FARID AG HASYIM PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

SKRIPSI FARID AG HASYIM PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 IMPLEMENTASI METODE SMART (SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE) DAN METODE WP (WEIGHTED PRODUCT) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PAKET INTERNET SKRIPSI FARID AG HASYIM 111401039 PROGRAM

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT Asep Hendar Rustiawan 1, Dini Destiani 2, Andri Ikhwana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN WEIGHTED PRODUCT (WP) DI STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN WEIGHTED PRODUCT (WP) DI STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN WEIGHTED PRODUCT (WP) DI STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA Cicik Sulastri (cicik.sulastri@gmail.com) Sri Siswanti(syswanty@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Istilah Sistem Pendukung Keputusan pertama kali digagas oleh P.G.W Keen, seorang akademisi Inggris yang kemudian melanjutkan karir di United States

Lebih terperinci

Multi atributte decision making (madm)

Multi atributte decision making (madm) Multi atributte decision making (madm) Weighted Product, Topsis Weighted Product (wp) Metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) Noprin Pakaya 1 dan Amiruddin 2 1 noprin.pakaya92@gmail.com, 2 amier.76@gmail.com 1,2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih (Hansson,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Dosen Berprestasi Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi melalui UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS Deskripsi Mata Kuliah Pengampu : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom. Buku Pegangan : Dadan Umar Daihani, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media Komputindo, 2001. D.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah tinjauan pustaka yang digunakan dalam dokumen ini yang mengacu kepada beberapa peneliti yang membuat aplikasi penerimaan bantuan,

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Materi Kuliah [05] SPK & Business Intelligence Multi-Attribute Decision Making Dr. Sri Kusumadewi Lizda Iswari Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu Paska Marto Hasugian telah melakukan penelitian dengan judul Fuzzy Multiple Attribute Decision Making untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD. Indo Multi Fish 1 Nalsa Cintya Resti 1 Sistem Informasi, Universitas Nusantara

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK DENGAN METODE SAW PADA PT ISS INDONESIA CABANG MEDAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK DENGAN METODE SAW PADA PT ISS INDONESIA CABANG MEDAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK DENGAN METODE SAW PADA PT ISS INDONESIA CABANG MEDAN Olven Manahan Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Trijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Didalam bukunya, Abdul Kadir (2014) mendefinisikan arti sistem informasi menurut pendapat ahli. Menurut Haal didalam buku karangan Abdul Kadir (2014), definisi

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter PERKEMBANGAN 01 Teknologi untuk berkomunikasi sudah mengalami

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pengguna internet. Pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke-empat

PENDAHULUAN. pengguna internet. Pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB BABI 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, kebutuhan masyarakat akan pertukaran informasi dan telekomunikasi yang cepat semakin diperlukan. Peran internet

Lebih terperinci

pamahaman terhadap dan menguji solusi yang layak.

pamahaman terhadap dan menguji solusi yang layak. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System. Decision Support Systems & Weighted Product (WP)

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System. Decision Support Systems & Weighted Product (WP) Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Decision Support Systems & Weighted Product (WP) Content 1. Definisi DSS 2. Karakteristik & Kemampuan DSS 3. Komponen DSS 4. Model Konseptual DSS 5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat dirasakan pengaruhnya adalah semakin mudahnya pemenuhan kebutuhan manusia dalam hal berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya pembuatan keputusan merupakan suatu pendekatan yang bersifat sistematis, artinya pendekatan yang berawal dan bermula dari hakikat suatu masalah,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS Bayu Setyawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas 45 Surabaya Bay_setyawan@yahoo.com ABSTRAK Selama ini proses rekrutmen

Lebih terperinci

Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik)

Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik) Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik) Kelebihan Paling gampang dilakukan. Harga modem internal murah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menuntut untuk mengaplikasikan teknologi di lingkungan sekitar dengan maksimal. Selain membantu aplikasi teknologi juga mempermudah

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN STMIK TASIKMALAYA

JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN STMIK TASIKMALAYA JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN STMIK TASIKMALAYA Dasar-Dasar Jaringan Komputer Apa itu jaringan komputer? Sejarah jaringan komputer Klasifikasi Jaringan Protokol dan Arsitektur Pengertian Jaringan Komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian terkait dengan Metode Weighted product oleh Syafitri (2015),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian terkait dengan Metode Weighted product oleh Syafitri (2015), 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian terkait dengan Metode Weighted product oleh Syafitri (2015), berupa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Weighted dalam Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT Amel Dhea Saputri 1, Oktafianto 2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK PRINGSEWU-LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya laju telekomunikasi di Indonesia yang menuntut perkembangan informasi yang beredar di masyarakat memaksa para pengguna provider untuk bertindak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support System (DSS) pada tahun 1970-an sebagai pengganti istilah Managementinformation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia antara lain internet dan telepon seluler,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan BAB II KAJIAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang bisa dikatakan sangat pesat perkembangannya saat ini, setiap perusahaan dipicu untuk melakukan inovasi strategi pemasaran dan persaingan produk

Lebih terperinci

PENGENALAN INTERNET. Pertemuan X Konsep Internet Kegunaan Internet Sejarah Internet

PENGENALAN INTERNET. Pertemuan X Konsep Internet Kegunaan Internet Sejarah Internet 10.1. Konsep Internet Pertemuan X PENGENALAN INTERNET Internet singkatan dari International Networking. Internet adalah kumpulan dari jaringan komputer yg ada di seluruh dunia. Dlm hal ini komputer yg

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi E-journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1 (2016), ISSN : 1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi Iwan Laengge, Hans F. Wowor, Muhamad D. Putro Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS: ILC (Intensive Learning Center) Pringsewu) Eka Yulia Rosalin Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

Pertemuan 3. PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi

Pertemuan 3. PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi Pertemuan 3 PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi Konsep Internet Internet singkatan dari International Networking. Internet adalah kumpulan dari jaringan komputer yg ada di seluruh dunia. Dlm hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Semula komunikasi masyarakat hanya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 www.ilmukomputer.com/yuhefizar-komputer.pdf).

Lebih terperinci

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. Henry Wibowo S Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipermudah pengadaannya, salah satunya bidang teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dipermudah pengadaannya, salah satunya bidang teknologi komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia ekonomi dan bisnis, dewasa ini mengalami perkembangan yang pesat. Segala kebutuhan kehidupan manusia dapat dipermudah pengadaannya, salah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi yang baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menonjol di antara siswa siswi lainnya, dikirim ke kompetisi maupun lomba

BAB I PENDAHULUAN. Menonjol di antara siswa siswi lainnya, dikirim ke kompetisi maupun lomba 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi siswa berprestasi adalah impian setiap anak usia sekolah. Menonjol di antara siswa siswi lainnya, dikirim ke kompetisi maupun lomba untuk mewakili sekolah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Purwokerto menggunakan lima kriteria (LPM, 2014). Adapun kriteria. dilakukan satu tahun sekali pada akhir semester genap.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Purwokerto menggunakan lima kriteria (LPM, 2014). Adapun kriteria. dilakukan satu tahun sekali pada akhir semester genap. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian kinerja karyawan Penilaian kinerja karyawan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto menggunakan lima kriteria (LPM, 2014). Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut.

Lebih terperinci

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus 9//0 Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan beberapa metode untuk menyelesaikan masalah dengan alternatifalternatif dalam jumlah yang relatif kecil. Bahan Kuliah : Topik Khusus Fokus Masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK adalah sebuah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik Sistem

Lebih terperinci

Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi

Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi Materi Pembelajarann Materi 6 Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi 6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data 6.3 Memanfaatkan Database Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 188 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan perancangan jaringan serta perhitungan pemakaian akses internet pada PT. Bonet Utama ini antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di abad ke 21 sekarang ini telah terjadi perubahan besar umat manusia di berbagai bidang kehidupan. Mobilitas masyarakat di berbagai lapisan usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan mudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan mudah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan mudah menjadi hal yang penting dan harus terpenuhi bagi masyarakat secara umum. Hal ini akan menuntut produsen

Lebih terperinci

Mobile Enterprise Mobile Connectivity

Mobile Enterprise Mobile Connectivity Volume III No 25 - April 2005 Mobile Enterprise Mobile Connectivity Berbagai pilihan layanan komunikasi data bergerak kini telah tersedia untuk mendukung tren berkembangnya enterprise mobility. Bagaimana

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 9. Jaringan & Komunikasi Data

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 9. Jaringan & Komunikasi Data Pertemuan 9. Jaringan & Komunikasi Data P9. Jaringan & Komunikasi Missa Lamsani Data 1 Pendahuluan Komputer berkembang sangat pesat Membutuhkan jaringan komputer yang bermula pada tahun 1940-an di Amerika

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSEDIAAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA COUNTER ADK CELL DOKO KEDIRI SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSEDIAAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA COUNTER ADK CELL DOKO KEDIRI SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSEDIAAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA COUNTER ADK CELL DOKO KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan memanfaatkan komputer dalam pengambilan keputusan. Secara lebih mendalam, para ahli

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DALAM PROSES SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS PT. ISH BANDUNG)

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DALAM PROSES SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS PT. ISH BANDUNG) PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DALAM PROSES SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS PT. ISH BANDUNG) Diqy Fakhrun Shiddieq 1, Irma Novianty Nazib 2 1 Teknik Informatika, Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Fitriyani 1, Ellya Helmud 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

Fitriyani 1, Ellya Helmud 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, PEMILIHAN PAKET INTERNET ANDROID PADA OPERATOR TELEPON GSM MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Fitriyani 1, Ellya Helmud 2 1,2

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif khususnya di bidang jasa telekomunikasi dan informasi, penyedia jasa berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerimaan Bantuan Beras Miskin Dengan Metode Weighted Product Di Kelurahan Karikil

Lebih terperinci