LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN Irwani, S. Farm PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

2 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 SISINGAMANGARAJA- MEDAN Disusun Oleh: Irwani, S. Farm NIM: Apotek Kimia Farma No. 255 Pembimbing, Drs. Ferry Syahroni, Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP:

3 KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya, penulis mampu menyelesaikan Praktik Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No. 255 Medan dan menyusun laporan ini. Praktik Kerja Profesi ini merupakan salah satu program pendidikan di tingkat Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi. Terlaksananya Latihan Kerja Profesi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Hendra Farma Johar MSi, Apt, sebagai Bisnis Manager apotek Kimia Farma Medan, Ibu Sartika M. Sinaga, SSi, Apt, sebagai pembimbing dan Bapak Drs. Ferry Syahroni, Apt, selaku Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma No. 255 Sisingamangaraja, staf serta karyawan PT Kimia Farma Apotek Medan yang telah berkenan memberikan fasilitas selama melaksanakan Praktik Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 255 Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra Apt sebagai Dekan Fakultas Farmasi USU dan Bapak Drs Wiryanto, MS, Apt, sebagai koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU. 3. Seluruh teman seperjuangan yang melakukan Praktik Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 255 Medan atas bantuan dan kerja sama yang diberikan. Semoga Allah membalas budi baik Bapak, Ibu dan teman seperjuangan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua Medan, Agustus 2007 Penulis

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv BAB I KIMIA FARMA Sejarah Kimia farma Bisnis Kimia Farma Holding Pabrik (Industri Farmasi) Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan Anak Perusahaan PT. Kimia Farma Trading and Distribution PT. Kimia Farma Apotek PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan Bisnis Manager Store Manager Apotek Kimia Farma Apotek Kimia Farma No II MANAJEMEN PEMASARAN Defenisi Perencanaan Strategik Dalam Pemasaran Pasar dan Perilakunya Orientasi Pemasaran Beberapa Macam Pasar Kegiatan Pemasaran Analisis Peluang Pasar Sistem Informasi Pemasaran Sistem Akuntansi Intern Sistem Penyelidikan Pemasaran... 14

5 2.5.3 Sistem Pemasaran Kebijaksanaan Pemasaran Pengendalian Pemasaran III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI Pelayanan Resep Pelayanan Swamedikasi IV PEMBAHASAN V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran Daftar Pustaka... 42

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel Spesialite ObatResep I Tabel Spesialite Obat Resep II Tabel Spesialite Obat Resep III Tabel Spesialite Obat Resep IV Tabel Spesialite Obat Resep V Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi Tabel Spesialite Obat Swamedikasi

7 BAB I KIMIA FARMA 1.1 Sejarah Kimia Farma Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 1.2 Bisnis Kimia Farma Holding PT Kimia Farma Tbk Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :

8 1. Profesionalisme Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut. 2. Integritas Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat. 3. Kerja Sama Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses Pabrik (Industri Farmasi) Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit

9 produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati (bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam Laboratorium klinik dan Klinik Kesehatan Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan

10 Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), Medical Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksan rujukan. Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya. Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan Anak Perusahaan PT. Kimia Farma Trading and Distribution. Dibentuk : 4 Januari Jalur usaha: Distribusi Obat dan Alat Kesehatan. PT. Kimia Farma Trading & Distribution sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Traiding & Distribution (KFTD) sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ke tahun, komposisi penjualan

11 kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi. Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/sbu PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karenanya perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal. Jalur Usaha : 1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan prinsipal Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product (OTC Chemical, OTC Herbal, kosmetik, body care, food supplement), ethical, generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan dan consumer goods. 2. Jasa Perdagangan atau Trading PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia PT. Kimia Farma Apotek Dibentuk : 4 Januari Jalur Usaha : Farmasi. PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air (Tabel 1), yang memimpin pasar dibidang

12 perapotekan dengan penguasaan sebesar 19% dari total pasar apotek di seluruh Indonesia. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan. PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk. Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia No. Provinsi No. Provinsi 1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung 2. Banten 17. Lampung 3. Bengkulu 18. Maluku 4. DIY 19. Maluku Utara 5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam 6. Gorontalo 21. NTB 7. Irian Jaya 22. NTT 8. Jambi 23. Riau 9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara

13 1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan Bisnis Manager Visi : Menjadikan apotek di Medan berdaya saing di pasar global Misi : 1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance. 3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional Store Manager Apotik Kimia Farma Apotik Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu : 1. Kimia Farma pelengkap 2 R.S. Inalum 2. Kimia Farma pelengkap 14 R.S. Pirngadi 3. Kimia Farma 27 Palang merah Medan 4. Kimia Farma 28 Belawan 5. Kimia Farma 29 P. Siantar 6. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi 7. Kimia Farma pelengkap 41 R.S. Tebing Tinggi 8. Kimia Farma 39 Sei Kambing Medan 9. Kimia Farma 41 Kaban Jahe 10. Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat 11. Kimia Farma 84 Tanjung Balai 12. Kimia Farma 85 P. Siantar 13. Kimia Farma 90 Kisaran 14. Kimia Farma 106 Aksara Medan 15. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan

14 16. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan 17. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 18. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 19. Kimia Farma Basri Medan 20. Kimia Farma Namso P. Siantar Apotek Kimia Farma No. 255 Apotek Kimia Farma No.255 merupakan salah satu dari sekian banyak apotek pelayanan Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia. Apotek yang berada di jalan Sisingamangaraja Medan ini mudah dijangkau oleh sarana transportasi umum, banyak orang yang melewati kawasan ini karena terletak dekat dengan pasar umum, di sekitar apotek juga terdapat praktik dokter dan Rumah Sakit. Secara umum pelanggan apotek Kimia Farma No. 255 ini adalah masyarakat kawasan tersebut, juga pelanggan yang berasal dari instansi yang memiliki ikatan kerja sama dengan Kimia Farma.

15 BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Defenisi Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial (perencanaan dan pelaksanaan) dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain demi mencapai tujuan pelayanan organisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan bergesernya nilai-nilai yang dianut masyarakat dan beraneka ragamnya jumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi masyarakat. Kebutuhan manusia juga terus berkembang seiring dengan berkembangnya budaya. Namun tuntutan untuk pemenuhan kebutuhan yang terus meningkat tersebut yang juga semakin banyaknya serta beranekaragamnya produk yang ada serta ditawarkan tidak lagi berbanding lurus dengan pendapatan konsumen. Pendapatan riil masyarakat pada dasarnya dalam beberapa tahun terakhir ini tidak meningkat, kalaupun sebagian ada yang mengalami peningkatan, percepatannya tidak seimbang atau kalah dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan. Keadaan ini menimbulkan kesulitan bagi masyarakat konsumen dan berpengaruh pada produsen yang mana timbulnya suatu persaingan yang semakin ketat atau meningkat. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya. Dengan kemampuan menguasai suatu pasar yang ada, dapat memungkinkan suatu perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasinya, pengembangan dan faktor lainnya. Untuk hal itu, perusahaan harus melakukan suatu konsolidasi yang mengarah kedalam maupun keluar agar dapat mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang serta hambatan yang mungkin diketahui apabila perusahaan dapat memutuskan tugas manajemen yang berkompetisi di pasar. Hal ini berarti merupakan suatu tugas yang harus dilakukan manajemen pemasaran.

16 2.2 Perencanaan Strategik Dalam Pemasaran Terdapat empat tahap dalam perencanaan usaha, yaitu: a. Tahap Tanpa Perencanaan Ini terjadi pada mulai perusahaan berusaha. Pimpinan sibuk dengan kegiatan-kegiatan mencari modal, pelanggan, bahan, peralatan dan lain-lain sehingga tidak ada waktu untuk membuat perencanaan karena pimpinan sibuk dengan kegiatan sehari-hari untuk mempertahankan hidup perusahaannya. b. Tahap Sistem Penganggaran Untuk tumbuh tertib dan teratur jalannya perusahaan, pimpinan menyadari perlu adanya pembinaan dan penyelenggaraan suatu sistem penganggaran sehingga mudah dilaksanakan pembelanjaan. Pimpinan membuat perkiraan volume penjualan, diikuti dengan perkiraan produksi, perkiraan biaya dan arus dana tunai yang diperlukan untuk kebutuhan volume penjualan. Pada hakikatnya anggaran itu menyangkut soal keuangan dan belum diperlukan perencanaan usaha yang sesungguhnya, oleh sebab itu ada perbedaan antara anggaran dan perencanaan. c. Tahap Perencanaan Tahunan Akhirnya pimpinan beralih pada perencanaan tahunan dalam penyelenggaraan perusahaan. Ada tiga pendekatan dalam perencanaan: 1. Perencanaan top-down Pucuk pimpinan menentukan sasaran dan rencana untuk seluruh tingkatan dibawahnya. 2. Perencanaan bottom-up Masing-masing tingkatan bawahan menyusun sasaran dan rencana sendiri yang didasarkan atas perkiraan mereka masing-masing dan diajukan kepada pucuk kesanggupan pimpinan untuk dimintakan persetujuannya. 3. Perencanaan bottom up-top down Penentuan mengenai sasaran disampaikan oleh atasan kepada bawahan, dan rencana disusun oleh bawahan diajukan keatas. Disini pucuk pimpinan dapat meninjau kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan perusahaan dalam menetapkan sasaran perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan bawahan menyusun rencana untuk membantu mencapai tujuan sasaran perusahaan. Apabila

17 rencana itu telah disetujui oleh pucuk pimpinan, maka telah disusunlah rencana tahunan yang mantap. d. Tahap Perencanaan Strategis Perencanaan tahunan akan berguna dalam rangka rencana jangka panjang. Oleh sebab itu rencana jangka panjang harus muncul terlebih dahulu, sedangkan rencana tahunan merupakan perincian tahun pertama dan seterusnya untuk tahun berikutnya dibuat lagi rinciannya.seringkali rencana jangka panjang dalam waktu lima tahun, delapan tahun, dan sebagainya. Dalam perkembangan berbagai rencana berangsur bersifat strategis. Perusahaan pada pertama kalinya dalam membuat perencanaan amat sederhana, kurang mengandung unsur strategis yang tegas. Pada sistem perencanaan yang lebih mutakhir perencanaannya dibentuk sehingga dimuat suatu pasal soal strategi. 2.3 Pasar dan Perilakunya Orientasi Pemasaran Aktivitas pemasaran telah berkembang maju sejalan dan mengikuti dengan tahap perkembangan ekonomi. Konsep pemasaran yang dianggap maju/baru akan berorientasi ke pasar/konsumen, sedangkan konsep pemasaran yang lama lebih berorientasi ke arah produk Beberapa Macam Pasar Pasar adalah sekumpulan orang / keluarga atau instansi yang mempunyai kebutuhan dan daya beli. Pasar pada hakikatnya dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu: 1. Consumer (pasar konsumsi) Adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga untuk penggunaan pribadi (tidak untuk bisnis). 2. Industrial/producer market (pasar industri) Adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual ataupun untuk disewakan (untuk proses bisnis lebih lanjut).

18 3. Reselier market Adalah suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan organisasi, biasanya disebut pedagang-pedagang menengah (middlemen). Middlemen terdiri dari dealer, distributor, grossier, agents dan retailer. 4. Government market Adalah suatu pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah pusat dan daerah maupun departemen yang membeli atau menyewa barang untuk menjalani tugastugas di pemerintah. Pasar ini adalah merupakan pasar yang potensial. Di Government market ini kita mengenal adanya anggaran belanja untuk bermacammacam sektor, yaitu antara lain: - Sektor Pertahanan - Sektor Pendidikan - Sektor Perhubungan - Sektor Kesehatan (rumah sakit, kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya) Kegiatan Pemasaran Kegiatan pemasaranan adalah suatu bagian kegiatan dari perusahaan yang sangat erat berhubungan dengan situasi pasar. Kegiatan itu terdiri dari: 1. Mengetahui kebutuhan dan minat khusus pasar 2. Menciptakan dan menjamin adanya produk yang memenuhi kebutuhan pasar. 3. Menciptakan dan memelihara pasar dari produk Kegiatan tersebut direncanakan, diorganisir dan dikendalikan untuk memenuhi kehendak konsumen, pemilik, penyalur dan semua pihak yang berkepentingan atas kegiatan perusahaan tersebut. Kegiatan pemasaran tersebut dapat diperinci sebagai kegiatan-kegiatan: a. Riset pasar b. Manajemen produksi c. Penetapan harga d. Promosi e. Penjualan

19 f. Distribusi Seiring kegiatan tersebut dikelompokkan menjadi 4 bagian besar, dan dikenal sebagai 4P. Product Produk/Barang/Jasa Price Harga Promotion Promosi, termasuk penjualan lisan Place Distribusi Kegiatan pemasaran tersebut diatas, yang dikelompokkan menjadi 4Padalah merupakan marketing mix. Marketing mix adalah kerangka daripada suatu keputusan pemasaran yang variabel dalam setiap perusahaan di dalam waktu atau sampai batas waktu tertentu/khusus. 2.4 Analisis Peluang Pasar Untuk memutuskan peluang pasar mana yang akan dikejar dimasa yang akan datang, suatu perusahaan perlu memperkirakan peluang pasar. Terdapat dua macam peluang pasar: 1. Peluang pasar absolut Adalah permintaan potensial maksimum. Terdiri dari dua faktor, yaitu jumlah pemakai potensial dan tingkat pembelian. Pada pasar tertentu peluang absolut adalah jumlah rupiah atau jumlah unit yang dijual. Untuk mengukur peluang pasar absolut biasanya digunakan jumlah pemakaian yang mungkin dan tingkat pembelian maksimum yang diharapkan. 2. Peluang pasar relatif Merupakan persentase penyebaran peluang pasar diantara berbagai bagian pasar, misalnya kelompok daerah pemasaran, kelompok pelanggan. Peluang pasar relatif digunakan untuk alokasi sumber daya secara efisien: 1) Alokasi pengeluaran iklan Pemasangan iklan harus dialokasikan pada berbagai media atas dasar kepentingan relatif masing-masing pasar. 2) Alokasi salesmen di berbagai wilayah daerah Salesmen (wirausaha) dengan jumlahnya harus disesuaikan dengan peluang pasar pada masing-masing daerah.

20 3) Menempatkan fasilitas Dalam usaha meminimalkan biaya angkut dan memaksimalkan kemampuan pengiriman produk dengan cepat, penempatan fasilitas lebih dekat ke pasar yang berpeluang besar daripada ke pasar yang berpeluang kecil. Fasilitas itu misalnya gudang, kantor penjualan daerah dan lain-lain. 2.5 Sistem Informasi Pemasaran Sistem informasi pemasaran diartikan sebagai suatu kelompok orangorang, mesin-mesin dan prosedur-prosedur yang tersusun dan berinteraksi, dengan tujuan menghasilkan suatu arus informasi tepat yang teratur, dikumpulkan dari sumber-sumber dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan di daerah tanggung jawab yang terperinci dari manajemen pemasaran. Terdapat beberapa komponen utama dalam sistem informasi pemasaran seperti: 1. Sistem akuntansi intern 2. Sistem penyelidikan pemasaran 3. Sistem pemasaran Sistem Akuntansi Intern Merupakan sistem yang membuat laporan mengenai pesanan, penjualan, tingkat inventaris, piutang, utang dan lain-lain. Dengan informasi ini pejabat akan dapat mengetahui masalah-masalahnya dan dapat membandingkan antara nilai prestasi yang nyata dan yang diharapkan Sistem Penyelidikan Pemasaran Sistem akuntansi intern memberikan data akibat-akibat, sedangkan sistem penyelidikan pemasaran memberikan data kejadian-kejadian yang dapat digunakan oleh pejabat pemasaran. Sistem penyelidikan pemasaran dapat diartikan bagaimana cara pejabat perusahaan secara up-to-date diberitahukan mengenai keadaan yang berubah-ubah baik di lingkungan makro maupun lingkungan tugas pekerjaan.

21 2.5.3 Sistem Pemasaran Untuk kebutuhan studi khusus mengenai permasalahan daerah dan peluang pejabat pemasaran memerlukan untuk diadakan riset pemasaran. Melakukan suatu survey pasar, pengujian preferensi-produk, ramalan penjualan tiap daerah maupun tentang kemampuan iklan. 2.6 Kebijaksanaan Pemasaran Pada umumnya pada kebijaksanaan pemasaran dikenal ada empat kebijaksanaan pokok yang biasa disebut dengan 4P, yaitu: - Product Pemilihan yang seksama akan produk merupakan bagian yang penting. Pembeli baru membeli suatu produk kalau memang merasa tepat untuk membeli produk yang bersangkutan. Artinya produklah yang harus menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli yang menyesuaikan diri terhadap produk. - Price (Harga) Harga bagi sebagian besar masyarakat masih menduduki tempat teratas, sebelum ia membeli barang atau jasa. Bagi penjual yang penting bagaimana menetapkan harga yang pantas, terjangkau oleh masyarakat dan tidak merugikan perusahaan. - Place (Saluran distribusi) Untuk menyampaikan barang dan jasa ke konsumen apakah diperlukan saluran distribusi. Perlukah adanya penyalur, apa langsung dari produsen ke konsumen?. - Promotion (Promosi) Suatu barang baru tidak langsung dikenal oleh konsumen. Mungkin juga barang sudah lama tetapi sudah mulai dilupakan orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan promosi karena promosi itu kegiatannya memperkenalkan dan mengingatkan kembali akan suatu produk, penjualnya maupun pembuatnya. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran harus ditunjang dengan berhasilnya memilih produk yang tepat, harga yang pantas, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Keempat P tersebut harus berfungsi secara terpadu.

22 2.7 Pengendalian Pemasaran Pada umumnya para manajer melakukan dua macam pendekatan untuk melakukan pengendalian: 1. Pengendalian Pasca Tindakan 2. Pengendalian Penyesuaian (Steering Control) Pengendalian Pasca Tindakan dilakukan pada akhir periode perencanaan dalam menelaah tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan mencari sebab terjadinya penyimpangan antara hasil nyata dengan rencana. Tujuan utama Pengendalian Pasca Tindakan ini untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari analisis untuk rencana yang akan datang. Pengendalian Penyesuaian (Steering Control) dilakukan dengan asumsi bahwa jika terjadi penyimpangan diketahui lebih awal, maka manajer dapat mengambil tindakan untuk perbaikan, yang berarti rencana dapat diubah (disesuaikan) dalam usaha untuk mencapai tujuan semula. Pengendalian Penyesuaian mempunyai keunggulan dalam jangka pendek. Hal ini penting kalau terlihat bahwa sasaran tahunan tidak tercapai, maka pengendalian penyesuaian tepat dilakukan. Dalam melakukan pendekatan pengendalian penyesuaian dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memilih ukuran prestasi 2. Membandingkan prestasi nyata dengan rencana 3. Merinci tingkat penyimpangan yang dapat diterima 4. Mengenali implikasi penyimpangan 5. Mengubah rencana diarahkan pada sasaran

23 3.1 Kasus Resep BAB III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI RESEP 1

24 A. Resep R/ Piroxicam tab No. X S 3 dd tab I R/ Feldene gel tube I S 2 dd Pro : Tiolina Umur : - B. Kasus Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita nyeri sendi. C. Tabe 3.l 1. Spesialit Obat untuk Pasien Tiolina No. Nama Obat (Pabrik) Komposisi Produk lain 1. Piroxicam Piroxicam Feldene (Kimia Farma) (Pfizer) 2. Feldene Piroxicam Scandene (Pfizer) (TSP) Gol G G Khasiat Antiinflamasi Antiinflamasi topikal D. Rasionalitas Resep Resep di atas rasional, dimana obat dalam resep diberikan untuk mengatasi nyeri sendi. E. Pelaksanaan Informasi 1. Piroxicam Kegunaan: Antiinflamasi. Bentuk sediaan: tablet. Cara pakai: 3 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan, munumlah obat ini 3 kali sehari 1 tablet tiap 8 jam, gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

25 2. Feldene Kegunaan: Antiinflamasi topikal. Bentuk sediaan: gel. Cara pakai: oleskan 2 kali sehari. Hal yang perlu diinformasikan: Hindari kontak dengan mata.

26 RESEP 2

27 A. Resep R / Syr Celestamin S 3 dd cth ¾ R / Syr Actifed S 3 dd cth ¾ fl. I fl. I Pro : Juan B. Kasus Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita batuk dan pilek yang disebabkan karena alergi pada saluran pernafasan. C. Tabel Spesialit Obat untuk Pasien Juan Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) Per 5 ml : Celestamine Alergi pada Betamethasone - G saluran (Schering) 0,25mg,dexchlorpheniramine pernafasan maleat 2 mg Actifed (GSK) Per 5 ml: Pseudoephedrine HCl 30 mg, triprolidine HCl 1,25 mg - G Meringankan gejala pilek dan bersin D. Rasionalitas Resep Resep di atas rasional, dimana obat dalam resep diberikan untuk mengatasi batuk dan pilek karena alergi saluran pernafasan. E. Pelaksanaan Informasi 1. Celestamine Kegunaan: untuk mengatasi alergi pada saluran pernafasan.bentuk sediaan: sirup. Cara pakai: 3 kali sehari ¾ sdt. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan, minumlah obat ini 3 kali sehari ¾ sdt tiap 8 jam. 2. Actifed Kegunaan: untuk mengatasi gejala batuk dan pilek.bentuk sediaan: sirup. Cara pakai: 3 kali sehari ¾ sdt. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan

28 obat sesuai dosis yang dianjurkan, minumlah obat ini 3 kali sehari ¾ sdt tiap 8 jam.

29 RESEP 3

30 A. Resep R / Norvask 5 mg tab No. X S 1 dd tab I (pagi) R / Lipitor 10 mg tab No. X S 1 dd tab I (malam) Pro : Mashudi Umur : 39 tahun B. Kasus Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita hipertensi akibat kelebihan lemak. C. Tabel Spesialit Obat untuk Pasien Mashudi Nama Obat (Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Norvask (Pfizer) Amlodipine besylate Tensivask (Dexa Medica) G Pengobatan hipertensi dan angina Lipitor (Pfizer) Atorvastatin Ca - G Antihiperlipidemia D. Rasionalitas Resep Resep di atas rasional, dimana obat dalam resep diberikan untuk mengatasi hipertensi dan hiperlipidemia. E. Pelaksanaan Informasi 1. Norvask Kegunaan: untuk pengobatan hipertensi dan angina. Bentuk sediaan: tablet. Cara pakai: 1 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan: jangan digunakan melebihi dosis yang dianjurkan. Obat diminum pada pagi hari. 2. Lipitor Kegunaan: untuk mengatasi kelebihan lemak dalam tubuh. Bentuk sediaan: kaplet. Cara pakai: 1 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu

31 diinformasikan: gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan, obat diminum pada malam hari, hindari makanan yang banyak mengandung lemak.

32 RESEP 4

33 A. Resep R / Tab Amaryl mg 1 No. XX S 1 dd tab I R / Tab Neurodex No. XX S 1 dd tab I Pro : Sunora Umur : - B. Kasus Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita diabetes tipe 2. C. Tabel Spesialit Obat untuk Pasien Sunora Nama Obat (Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Gluvas Amaryl (Dexa Medica) Glimepiride (Aventis) Metrix (Kalbe Farma) G DM tipe 2 Neurodex (Dexa medica) Vit B1 100 mg, Vit B6 200 mg, Vit B mcg Neurobion (Merck) B Vitamin neurotropik D. Rasionalitas Resep Resep di atas rasional, dimana obat dalam resep diberikan untuk mengatasi diabetes tipe 2. E. Pelaksanaan Informasi 1. Amaryl Kegunaan: untuk mengatasi DM tipe 2 dimana kadar gula darah tidak dapat dikontrol hanya dengan diet, olah raga dan penurunan berat badan. Bentuk sediaan: tablet. Cara pakai: 1 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

34 2. Neurodex Kegunaan: sebagai vitamin neurotropik. Bentuk sediaan: tablet. Cara pakai: 1 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat ini sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

35 RESEP 5

36 A. Resep R / Tab. Scandexon No. XV S 2 dd tab I R / Cap. Amoxillin mg 500 No. X S 3 dd cap I R / Krim Esperson tube I s.u.e Pro : Rabuya Umur : - B. Kasus Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita infeksi kulit. C. Tabel Spesialit Obat untuk pasien Rabuya Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) Scandexon (Tempo Scan Pacific) Dexamethason Indexon (Interbat) G Antialergi Amoxillin (Pharos) Amoxycillin Bintamox (Hexpharm) G Antibiotik Esperson (Aventis) Desoksimetason Inerson (Interbat) G Dermatitis D. Rasionalitas Resep Resep di atas rasional, dimana obat dalam resep diberikan untuk mengatasi infeksi kulit. E. Pelaksanaan Informasi 1. Scandexon Kegunaan: Anti alergi. Bentuk sediaan: tablet. Cara pakai: 2 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan, minumlah obat ini 2 kali sehari 1 tablet tiap 12 jam.

37 2. Amoxillin Kegunaan: untuk mengatasi infeksi kulit. Bentuk sediaan: kapsul. Cara pakai: 3 kali sehari 1 kapsul. Hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan, minumlah obat ini 3 kali sehari 1 kapsul tiap 8 jam, obat ini harus dihabiskan walaupun sudah merasa sembuh. 3. Esperson Kegunaan: untuk mengatasi dermatitis. Bentuk sediaan: krim. Cara pakai: oleskan 1-2 kali sehari. Hal yang perlu diinformasikan: oleskan krim ini tipis 1-2 kali sehari pada bagian yang sakit, jauhkan dari jangkauan anak-anak.

38 3.2 Pelayanan Swamedikasi KASUS 1 A. Keluhan Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sukar buang air besar. Obat yang diberikan adalah : Dulcolax. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Susah Buang Air Besar Nama Obat komposisi Produk Lain Gol Khasiat Dulcolax (Boehringer Ingelheim) Bisakodil Melaxan (Mecosin) Toilax (Rama Farma) W Laksansia C. Pelayanan Informasi Kegunaan: untuk memperlancar buang air besar (laksansia). Bentuk sediaan: tablet salut enterik. Cara pemakaian: 1 kali sehari 2 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: tablet diminum pada malam hari sebelum tidur, jangan digunakan setiap hari lebih dari 1 minggu, hentikan penggunaan bila gejala tidak membaik dan hubungi dokter. KASUS 2 A. Keluhan Seorang ibu datang keapotek dan mengeluhkan anaknya yang mengalami kurang nafsu makan. Obat yang diberikan adalah: Curcuma Plus. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Kurang Nafsu Makan Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Curcuma Plus (Soho) Vitamin B1 3 mg Vitamin B2 2 mg Vitamin B6 5 mg Vitamin B12 5 mcg Beta caroten 4 mg Dexpanthenol 3 mg Curcuminoid 2 mg Vitacur (Lapi) B Suplemen vitamin penambah nafsu makan

39 C. Pelayanan Informasi Kegunaan: Suplemen vitamin penambah nafsu makan. Bentuk sediaan: Sirup. Cara Pemakaian: diminum 1 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Simpan pada temperatur kamar; jika terjadi reaksi hipersensitifitas hentikan pemakaian, jauhkan dari jangkauan anak-anak. KASUS 3 A. Keluhan Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala sebelah. Obat yang diberikan adalah: Panadol Extra. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Sakit Kepala Sebelah Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Panadol Extra (Sterling) Parasetamol 500mg, Caffein 65 mg Poldan Mig (Sanbe) W Meringankan sakit kepala sebelah C. Pelayanan Informasi Kegunaan: meringankan sakit kepala sebelah (migrain). Bentuk sediaan: kaplet. Cara pemaakaian: 3-4 kali sehari 1-2 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: digunakan apabila sakit, hati-hati penggunaan dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan hati, jika selama 3 hari sakit berlanjut segera hubungi dokter.

40 KASUS 4 A. Keluhan Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan nyeri di lambung, mual dan kembung. Berdasarkan keluhan disimpulkan pasien menderita sakit maag, maka obat yang diberikan adalah: Mylanta. B. Tabel Spesialit obat Kasus Maag Nama Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Obat Mylanta (Pfizer) Al-hidroksida gel kering, Mghidroksida, dan Simetikon Promag (Kalbe Farma) Magasida (Kimia Farma) C. Informasi Obat B Menetralisir asam lambung Kegunaan: untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung. Bentuk sediaan: tablet. Cara pemakaian: 3-4 kali sehari 1-2 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan, dan diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur. KASUS 5 A. Keluhan Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan mata merah karena debu. Berdasarkan keluhan pasien maka obat yang diberikan adalah: Rohto. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Mata Merah Karena Debu Nama Obat (Pabrik) Komposisi Produk lain (Pabrik) Gol Rohto Tetrahidrozolin Visine Tears B (Rohto Lab) HCl 0,05% (Pfizer) Braito (Konimex) Khasiat Mengurangi iritasi ringan pada mata C. Pelayanan Informasi Kegunaan: Mengurangi iritasi ringan pada mata. Bentuk sediaan: Tetes mata. Cara Pemakaian: 2-3 kali sehari 1-2 tetes pada mata yang sakit. Hal-hal

41 yang perlu diinformasikan: Hanya untuk pemakaian luar; bila tidak ada perubahan segera periksakan ke dokter; jangan digunakan lebih dari 1 bulan setelah tutup terbuka; efek samping yang mungkin terjadi adalah mata perih dan terasa panas, simpan di tempat sejuk dan kering. KASUS 6 A. Keluhan Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan luka bakar ditangannya akibat tersiram air panas. Berdasarkan keluhan obat yang diberikan adalah: Bioplacenton. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Luka Bakar Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Bloplacenton (Kalbe Farma) Lavetren (Multifa) G Neomycin Sulphat Bioplacenton Jelly Base Luka Bakar, tukak kronik, tukak dekubaital, ekzem, pioderma, impeligo dan infeksi kulit lain. C. Pelayanan Informasi Kegunaan: Untuk mengobati luka bakar, tukak kronik, tukak dekubaital, ekzim dan infeksi kulit yang lain. Bentuk Obat: Gel. Cara Pakai: 4-6 kali sehari oleskan tipis pada kulit. Hal hal yang perlu diinformasikan: Simpan ditempat kering dan sejuk, Jauhkan dari jangkauan anak-anak. KASUS 7 A. Keluhan Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan batuk disertai pilek. Obat yang diberikan adalah Benadryl DMP sirup. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Batuk dan Pilek Nama Obat Komposisi Produk Lain Go l Khasiat

42 Benadryl DMP (Pfizer) Dekstrometorphan HBr, Difenhidramin HCl, Fenilefrin HCl, amonium klorida, Na-sitrat dan alkohol. Poncodryl DMP (Armaxindo. F), Sanadryl DMP (Sanbe Farma) W Antitusif, anti alergi. C. Pelayanan informasi Kegunaan: untuk mengobati batuk non produktif. Bentuk sediaan: sirup. Cara pemakaian: 3-4 kali sehari 2 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat ini dapat menyebabkan mengantuk, oleh karena itu jangan mengendarai kendaraan bermotor selama minum obat ini. KASUS 8 A. Keluhan Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan menderita diare yang tidak diketahui penyebabnya selama beberapa hari. Obat yang diberikan adalah New Diatabs. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Diare Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat New Diatabs (Medifarma) Attapulgit Enterogit (Soho), Kaotate (Pfizer) B Obat diare pada pengobatan simptomatik pada diare non spesifik C. Pelayanan Informasi Kegunaan: untuk pengobatan diare non spesifik. Bentuk sediaan: tablet. Cara pemakaian: 2 tablet setiap setelah buang air besar, maksimum 12 tablet/ 24 jam. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jika gejala tidak berkurang/berlanjut, hubungi dokter.

43 KASUS 9 A. Keluhan Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan batuk tidak berdahak. Obat yang diberikan adalah: Vicks Formula 44. B. Tabel Spesialit Obat Kasus Batuk Tidak Berdahak Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Vicks Formula 44 (Procter & Gamble) Dekstromethorphan HBr, Doxylamine Succinate Siladex (Konimex) Dexmolex (Molex Ayus) B Meredakan batuk kering, melegakan gangguan tenggorokan dan alergi C. Informasi Obat Kegunaan: Meredakan batuk kering, melegakan gangguan tenggorokan dan alergi. Bentuk sediaan: Sirup. Cara Pemakaian: Gunakan setiap 4 atau 6 jam sehari 2 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jangan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin karena obat ini dapat menyebabkan kantuk. KASUS 10 A. Keluhan Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala yang disertai dengan demam. Obat yang diberikan adalah : Paracetamol. B. Tabel Spesialite obat Kasus Sakit Kepala dan Demam Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Paracetamol (Dexa Medica) Parasetamol Pamol (Interbat) Sanmol (Sanbe Farma) Panadol (Sterling) B Analgetik, Antipiretik C. Informasi Obat Kegunaan: meringankan rasa sakit termasuk sakit kepala, gigi, demam, disertai influenza. Bentuk sediaan: sirup. Cara pakai: 3-4 kali sehari 1-2 tablet.

44 Hal-hal yang perlu diinformasikan: digunakan apabila sakit dan demam, hatihati penggunaan dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan hati, jika selama 3 hari sakit berlanjut segera hubungi dokter.

45 BAB IV PEMBAHASAN PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahan dari PT. Kimia Farma Tbk., merupakan perusahaan milik Negara (BUMN). Sebagai perusahaan retail, PT. Kimia Farma Apotek selain memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat juga mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan/laba. Pelayanan terbaik yang dilakukan antara lain dengan cara menyediakan obat-obatan dengan lengkap, bermutu dan terjamin kualitasnya, memiliki pegawai/karyawan/petugas yang ramah dan terampil, menyediakan ruang tunggu yang nyaman, selalu menjaga kebersihan dan kerapian apotek dan sebagainya. Apotek Kimia Farma No. 255 terletak di Jalan Sisingamangaraja No. 374 Medan. Letak Apotek Kimia Farma No. 255 berada di daerah yang strategis karena terletak diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma No. 255 juga bekerja sama dengan dokter untuk praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek. Apotek Kimia Farma No. 255 merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas juru racik (Non AA). Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore sampai malam hari pada saat praktek dokter buka. Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul dan juga menjelaskan keadaan yang penting yang telah terjadi pada shift sebelumnya, seperti masalah keuangan dan lain sebagainya. Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 255 dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Dalam melakukan penjualan perlu dilakukan pengidentifikasian kebutuhan dan minat khusus pasar, menciptakan dan menjamin adanya produk yang

46 memenuhi kebutuhan pasar, penetapan harga secara tepat, mempromosikan barang dan jasa dan kemudian mendistribusikannya dengan tepat. Sesuai dengan teori tersebut, dalam prakteknya Apotek Kimia Farma No. 255 tampak kurang mengidentifikasikan kebutuhan pasar/konsumen. Hal ini terlihat dari seringnya Apotek Kimia Farma No. 255 mengalami ketidaklengkapan obat, baik dari obat yang ditulis dokter dalam resep ataupun obat permintaan pasien sendiri yang ingin melakukan Usaha Pengobatan Diri Sendiri (UPDS). Namun daripada itu Apotek Kimia Farma No. 255 telah melakukan penetapan harga yang rasional dan tidak kaku terhadap jenis obat tertentu, sehingga pasien bisa mendapatkan korting yang dapat meringankan biaya yang harus dibayarkan oleh pasien. Apotek Kimia Farma No. 255 juga dengan cerdas mempromosikan keunggulannya dibandingkan dengan Apotek Swasta, yaitu masalah terjaminnya keaslian obat yang ada di Apotek Kimia Farma. Hal ini sangat menarik perhatian para pasien, terlebih saat ini banyaknya issue tentang obat-obat palsu yang beredar. Selain itu sosialisasi tentang jasa yang ditawarkan oleh Apotek Kimia Farma berupa pengantaran obat langsung ke tempat tinggal pasien tanpa penambahan biaya juga akan sangat membantu dalam segi pemasaran. Apotek Kimia Farma No. 255 tidak mempunyai petugas kebersihan. Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek Kimia Farma No.255 sendiri di setiap pergantian shift.

47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Apotek Kimia Farma dapat menyediakan obat-obatan yang bermutu dan terjamin kualitasnya, sehingga memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen/mayarakat. 2. Apotek Kimia Farma melayani resep tunai, resep kredit dan obat-obat bebas. 3. Apotek Kimia Farma No. 255 belum sepenuhnya melakukan pengidentifikasian terhadap kebutuhan pasar/konsumen. 4. Apotek Kimia Farma telah melakukan strategi pemasaran yang unik dan belum dilakukan oleh kebanyakan apotek lain, yaitu berupa pengantaran obat langsung ke tempat tinggal pasien tanpa dikenakan biaya tambahan. 5. Apotek Kimia Farma terus melakukan inovasi-inovasi baru demi meningkatkan pelayanan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. 5.2 Saran Apotek Kimia Farma No. 255 lebih memperhatikan akan kelengkapan obat yang ada sehingga tidak membuang waktu untuk menelepon ke apotek lain untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan oleh pasien.

48 DAFTAR PUSTAKA 1. Mursid, M, 1993, Manajemen Pemasaran, Bumi Aksara, Jakarta. 2. Seto, S., dkk, 2004, Manajemen Farmasi Lingkup : Apotek, Farmasi rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, Cetakan Pertama. Airlangga University Press, Surabaya. 3. Umar, M. 2005, Manajemen Apotik Praktis, Cetakan I, CV. Ar-Rahman, Solo. 4. Informasi Spesialite Obat Indonesia, 2006, ISFI, Volume 41, Jakarta 5. Tan, H. C., 2002, Obat-obat Penting, Penerbit PT. Gramedia Elek Komputindo, Jakarta. 6. WWW. Kimia Farma co.id, PT. Kimia Farma Apotek. (diakses tanggal 3 Mei 2007). 7. WWW. BUMN Online.com., PT. Kimia Farma (diakses tanggal 3 Mei 2007).

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Kimia Farma (Persero) Medan. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN DISUSUN OLEH : ERNITA, S. Farm 093202016 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT KF adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obat murah bermerek. Upaya pemerintah untuk memenuhi keinginan. pengadaan obat dengan merek dagang namun harganya murah.

BAB I PENDAHULUAN. obat murah bermerek. Upaya pemerintah untuk memenuhi keinginan. pengadaan obat dengan merek dagang namun harganya murah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keinginan masyarakat akan obat bermerek dengan harga terjangkau kiranya akan segera terpenuhi. Sebagaimana yang telah menjadi wacana publik, minat masyarakat terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan Disusun Oleh : Astrie Rezky, S. Farm. 093202004 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 Lembar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 3.1 Sejarah Singkat PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 3.1 Sejarah Singkat PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN DISUSUN OLEH : SRI ROMAITO HASIBUAN, S.Farm 093202065 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan 39 BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan anak perusahaan dari dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Sesuai dengan judul penelitian skripsi ini, maka data yang dipergunakan adalah laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Apotek Kimia Farma Pematang siantar

Apotek Kimia Farma Pematang siantar LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK di Apotek Kimia Farma Pematang siantar Disusun oleh ; Juliana Sari Pasaribu 073202045 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Lembar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN Tri Agusti Hasibuan, S.Farm. 073202103 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN Widya Hartila, S. Farm. 073202106 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PPWWIPLBAB I PENDAHULUAN mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun seperti yang digambarkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.

PPWWIPLBAB I PENDAHULUAN mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun seperti yang digambarkan pada Gambar 1.1 di bawah ini. PPWWIPLBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pusat Statistika 7 Februari 2011 mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun 2009

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN Idolasari Br Sitepu, S.Farm. 073202038 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Idolasari Br Sitepu : Laporan Praktek Kerja Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam memasuki era globalisasi, dewasa ini kondisi perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini semakin tidak menentu. Secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN Emil Salim, S. Farm. 073202024 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di perusahaan PT. INDOFARMA Tbk, pada divisi pengembangan jasa teknik atau dikenal dengan nama INDOMACH (indofarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, ransangan, atau kombinasi halhal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. Enseval didirikan pada Oktober 1973, sebagai akibat dari pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT. Kalbe Farma bersama anak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Profesi Kefarmasian Secara historis perubahan mendasar dalam profesi kefarmasian dapat dibagi dalam beberapa periode. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang

Lebih terperinci

Analisis kinerja laporan keuangan PT. Kimia Farma tbk. periode tahun 1996 s/d tahun Martinus Wahyu Putro Jatmiko F BAB I

Analisis kinerja laporan keuangan PT. Kimia Farma tbk. periode tahun 1996 s/d tahun Martinus Wahyu Putro Jatmiko F BAB I Analisis kinerja laporan keuangan PT. Kimia Farma tbk. periode tahun 1996 s/d tahun 2000 Martinus Wahyu Putro Jatmiko F 3300192 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Cikal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Profesi Kefarmasian Secara historis perubahan mendasar dalam profesi kefarmasian dapat dibagi dalam beberapa periode (Anonim. 2008 b ). 1. Periode zaman penjajahan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT.KIMIA FARMA PERSERO Tbk UNIT BISNIS BEKASI

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT.KIMIA FARMA PERSERO Tbk UNIT BISNIS BEKASI PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT.KIMIA FARMA PERSERO Tbk UNIT BISNIS BEKASI Nama : Ayu Afriyanti NPM : 31213533 Jurusan : Manajemen Pemasaran Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. SANBE FARMA UNIT II CIMAHI

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. SANBE FARMA UNIT II CIMAHI LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. SANBE FARMA UNIT II CIMAHI Disusun Oleh : Syabrina Naulita Pane, S.Farm. NIM 093202066 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan 2 2.1 Sejarah PT Kimia Farma TBK BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK. 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK. 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Mengenai Industri Jamu di Indonesia Jumlah perusahaan jamu yang bergabung dalam industri jamu sampai sekarang ini sebanyak 587 GP Jamu. Sedangkan jumlah pengrajin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN Fitri Rahayu, S. Farm 063202055 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Lebih terperinci

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya

Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia perusahaan membuta para perusahaan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan meminimalkan pengeluaran. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan perdagangan bebas. Perusahaan dituntut untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Disusun oleh: KATARIN SITOMPUL, S.Farm NIM 093202039 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

Praktek Penjualan Obat Generik Pada Dua Apotek di Surabaya

Praktek Penjualan Obat Generik Pada Dua Apotek di Surabaya 65 BAB III Praktek Penjualan Obat Generik Pada Dua Apotek di Surabaya A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian Pada bab ini akan di uraikan tentang latar belakang penelitian dengan maksud untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk mencapai hal-hal yang tidak dapat dicapai individu secara sendiri-sendiri. Dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan manusia setiap kali akan mengalami perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan

Lebih terperinci

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah : 1. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan persaingan bisnis yang ketat dalam dunia industri usaha, perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan. Seseorang yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya kembali. Pilihan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi yang mendorong manusia untuk giat berkerja guna meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum 1.1.1. Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya diatur secara ketat baik pada tingkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK VIVA GENERIK KEBONSARI JALAN KEBONSARI 2 NO. 37 SURABAYA 16 JANUARI 17 FEBRUARI 2017

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK VIVA GENERIK KEBONSARI JALAN KEBONSARI 2 NO. 37 SURABAYA 16 JANUARI 17 FEBRUARI 2017 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK VIVA GENERIK KEBONSARI JALAN KEBONSARI 2 NO. 37 SURABAYA 16 JANUARI 17 FEBRUARI 2017 PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: MEI TRIANASARI, S.Farm. NPM. 2448716055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Apoteker pengelola Apotek Afiah Farma ini adalah Bapak Muhammad

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Apoteker pengelola Apotek Afiah Farma ini adalah Bapak Muhammad BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil IV.1.1 Apotek Afiah Farma Apotek Afiah Farma adalah perusahaan perorangan, dimana Apoteker pengelola Apotek Afiah Farma ini adalah Bapak Muhammad Kasim S.Si, Apt,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 180 JL. PAHLAWAN NO. 10 SIDOARJO 22 JULI AGUSTUS 2015

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 180 JL. PAHLAWAN NO. 10 SIDOARJO 22 JULI AGUSTUS 2015 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 180 JL. PAHLAWAN NO. 10 SIDOARJO 22 JULI 2015 24 AGUSTUS 2015 PERIODE XLV DISUSUN OLEH: JEFRI PRASETYO, S.Farm. 2448715123 PROGRAM STUDI PROFESI

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA KALIBOKOR JL. NGAGEL JAYA No.1 SURABAYA 10 OKTOBER NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA KALIBOKOR JL. NGAGEL JAYA No.1 SURABAYA 10 OKTOBER NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA KALIBOKOR JL. NGAGEL JAYA No.1 SURABAYA 10 OKTOBER 2016 12 NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII DISUSUN OLEH : SILVIA SUMBOGO, S.Farm. NPM. 2448715346

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan ratarata penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN SONI MARLISE, S.Si 063202033 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berorientasi kepada produk ( product oriented), juga berorientasi kepada pasien

PENDAHULUAN. berorientasi kepada produk ( product oriented), juga berorientasi kepada pasien 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan Kefarmasian di rumah sakit (1). Pelayanan Kefarmasian

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA

ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA Biro Riset BUMN Center LM FEUI Industri layanan kesehatan sedikitnya memiliki lima jenis entitas bisnis yang terkait, yaitu rumah sakit yang dapat dibagi lagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ragawi maupun non ragawi yang di anugerahkan Allah kepada manusia untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. ragawi maupun non ragawi yang di anugerahkan Allah kepada manusia untuk 20. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Hidup sehat berarti tercapainya keadaan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. FARMASI (079) 2. FARMASI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Swamedikasi merupakan salah satu elemen penting dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut Departemen Kesehatan (Depkes) (1993)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dalam jumlah besar tergantung pada industriindustri yang ada khususnya sektor jasa seperti perusahaan transportasi, pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Butet Elita Thresia Dewi Susanti Fadly Azhar Fahma Sari Herbert Regianto Layani Fransisca Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Batuk adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT Bayer Indonesia didirikan pada tahun 1969, dan merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bergerak di bidang farmasi. Perusahaan ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS. APOTEK KIMIA FARMA PELENGKAP No 6 RSU ZAINAL ABIDIN. Banda Aceh

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS. APOTEK KIMIA FARMA PELENGKAP No 6 RSU ZAINAL ABIDIN. Banda Aceh LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS Di APOTEK KIMIA FARMA PELENGKAP No 6 RSU ZAINAL ABIDIN Banda Aceh Disusun oleh : Noris Harfina, S. Farm 073202067 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK VIVA GENERIK GRIYA KEBRAON JALAN GRIYA KEBRAON SELATAN 10 NO. 2 SURABAYA 16 JANUARI 17 FEBRUARI 2017 PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: DIA AMBARSARI, S. Farm.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Samakah minum obat 3x1 dengan 1x3? Kadang masih ada pertanyaan dari masyarakat baik remaja maupun orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS APOTEK KIMIA FARMA NO. 106 MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS APOTEK KIMIA FARMA NO. 106 MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS di APOTEK KIMIA FARMA NO. 106 MEDAN Disusun Oleh: Naiti Rofiya, S. Farm. 073202063 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Lembar Pengesahan

Lebih terperinci

BAB II PT.SIMEX PHARMACEUTICAL

BAB II PT.SIMEX PHARMACEUTICAL 7 BAB II PT.SIMEX PHARMACEUTICAL 2.1 Sejarah Perusahaan PT Simex Pharmaceutical Indonesia yang merupakan kepanjangan dari Sukses Import Export adalah sebuah perusahaan yang bergerak di dalam industri Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri farmasi mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling berebut pangsa pasar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 2.1 Sejarah Perusahaan Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri merupakan bidang yang menggunakan keterampilan, dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK di Apotek Sarana Medan Disusun oleh : Melyantina, S. Farm 073202057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Melyantina : Laporan Praktek

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperkuat daya saing dalam dunia bisnis. Karena sejak perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperkuat daya saing dalam dunia bisnis. Karena sejak perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan era perdagangan bebas pada saat ini menuntut Indonesia untuk memperkuat daya saing dalam dunia bisnis. Karena sejak perdagangan bebas tersebut berkembang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang dilakukan oleh apoteker terhadap pasien dalam melakukan terapi pengobatan sehingga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 24 JL. DHARMAWANGSA NO. 24 SURABAYA 10 OKTOBER NOVEMBER 2016

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 24 JL. DHARMAWANGSA NO. 24 SURABAYA 10 OKTOBER NOVEMBER 2016 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 24 JL. DHARMAWANGSA NO. 24 SURABAYA 10 OKTOBER 2016 12 NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII DISUSUN OLEH : DEIANIRA CHANDRIKARANI, S.Farm. NPM. 2448715311

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia dalam melakukan segala aktivitas dengan baik dan maksimal yang harus diperhatikan salah satu hal yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI 1. Dokter Romawi yang menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai latron dan tempat menyimpan obat disebut apotheca yang berarti gudang adalah a. Avicenna b.

Lebih terperinci

LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI DI APOTEK BUHAMALA

LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI DI APOTEK BUHAMALA LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI DI APOTEK BUHAMALA OLEH Asmarini S.Farm (063202003) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN LATIHAN

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI Oleh PRATIWI K 100060070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JL. RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 10 OKTOBER 12 NOVEMBER 2016

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JL. RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 10 OKTOBER 12 NOVEMBER 2016 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JL. RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 10 OKTOBER 12 NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII DISUSUN OLEH: MARIA FENNI KIOEK, S.Farm. NPM : 2448715331 PROGRAM

Lebih terperinci

Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati Perluas edukasi dengann Neuropathy Service Point (NSP) Portable

Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati Perluas edukasi dengann Neuropathy Service Point (NSP) Portable Kontak Anda Niken Suryo Sofyan Telepon +62 21 2856 5600 3 April 2013 Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati Perluas edukasi dengann Neuropathy Service Point (NSP) Portable 1 dari 3 pasien

Lebih terperinci

Heru Sasongko, M.Sc.,Apt. 3/24/2015 Farmasi UNS

Heru Sasongko, M.Sc.,Apt. 3/24/2015 Farmasi UNS Heru Sasongko, M.Sc.,Apt. 1 Ilmu Etika Praktik Kefarmasian Hukum 2 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI (MANAGERIAL) PELAYANAN FARMASI KLINIK PROMOSI DAN EDUKASI 3 Resep datang Skrining resep Resep diberi harga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JALAN RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 22 JULI AGUSTUS 2015

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JALAN RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 22 JULI AGUSTUS 2015 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 45 JALAN RAYA DARMO NO. 94 SURABAYA 22 JULI 2015 24 AGUSTUS 2015 PERIODE XLV DISUSUN OLEH: INDAHWATI WIJAYA, S. Farm. 2448715122 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. AVENTIS PHARMA JAKARTA Disusun Oleh : Handi Hendra, S. Farm. NIM 103202016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI INDUSTRI

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI INDUSTRI LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI INDUSTRI LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI INDUSTRI di LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT (LAFI DITKESAD) PERIODE 01 30 NOVEMBER

Lebih terperinci