Gambar 1.1 Logo Waroeng Spesial Sambal (2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 1.1 Logo Waroeng Spesial Sambal (2015)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Waroeng Spesial Sambal atau yang sering disebut dengan Waroeng SS merupakan jenis usaha franchise yang pusatnya berada di kota Yogyakarta. Saat ini Waroeng SS memiliki 65 gerai yang sudah tersebar diberbagai kota khususnya di Pulau Jawa. Di Jabodetabek terdapat 9 gerai Waroeng SS, 1 gerai di Bogor, 1 gerai di Jatinangor, 2 gerai di Cirebon, 1 gerai di Tegal, 1 gerai di Pekalongan, 2 gerai di Purwokerto,7 gerai di Semarang, 2 gerai di Salatiga, 1 gerai di Temanggung, 3 gerai di Magelang, 15 gerai di Yogyakarta, 2 gerai di Klaten, 1 gerai d Boyolali, 6 gerai di Solo, 1 gerai di Karanganyar, 1 gerai di Wonogiri, 1 gerai di Sragen, 1 gerai di Pati, 1 gerai di Madiun, 1 gerai di Kediri, 2 gerai di Malang, 1 gerai di Surabaya, dan 2 gerai di Bali. Gambar 1.1 Logo Waroeng Spesial Sambal (2015) Waroeng SS ini didirikan oleh pria asal Boyolali yang bernama Yoyok Hery Wahyuno pada tahun Berbekal hobi masak dan kegemaran pendiri dalam mengkonsumsi sambal, muncul inovasi dan kreatifitas dalam membuat suatu main product makanan yang berbeda dari rumah makan lainnya. Pada bulan Agustus 2002, Yoyok yang dibantu oleh temannya mendirikan warung kaki lima di seputaran kampus UGM Yogyakarta. Pada tahun pertama Waroeng SS sudah memiliki pelanggan tetap yang tidak sedikit jumlahnya. Di tahun pertama itu juga 1

2 Waroeng SS mendirikan cabang yang pertama, dimana lokasinya berada di salah satu sudut keramaian Kota Jogja. Dari cabang tersebut, hari-hari berikutnya Waroeng SS berlanjut dengan mendirikan cabang ke dua dan disusul cabangcabang berikutnya. Waroeng SS merupakan sebuah warung atau rumah makan yang menawarkan menu makanan yang berbeda dibandingkan dengan rumah makan lainnya. Pada rumah makan lainnya, umumnya menawarkan beberapa macam lauk dengan satu macam sambal. Namun pada Waroeng SS justru memiliki banyak variasi sambal yang ditawarkan, hal tersebut dikarenakan pada Waroeng SS sambal merupakan menu utamannya. Waroeng SS menawarkan 28 jenis sambal, 22 jenis makanan lauk, dan 10 macam sayur-sayuran. Harga yang diberikan pun bermacam-macam, untuk harga sambal berkisar Rp hingga dengan Rp Sedangkan harga lauknya berkisar Rp hingga dengan Rp Keunggulan dari Waroeng SS ini adalah sambal, dimana sambal ini yang menjadi daya tarik bagi para konsumennya. Sambal yang ditawarkan merupakan sambal tradisi yang sudah ada sejak jaman dahulu dan Waroeng SS hanya menyempurnaan formula. Konsep dari Waroeng SS ini adalah tidak formal, santai dan kreatif. 1.2 Latar Belakang Penelitian Saat ini industri makanan dan minuman merupakan industri yang potensial. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri makanan menjadi sektor yang memiliki potensi investasi cukup besar, dengan rasio investasi periode sebesar 46% ( Pada tahun 2014, sektor makanan dan minuman mencatat total realisasi investasi terbesar senilai Rp 53,4 triliun. Berikut adalah perkembangan investasi industri makanan pada tahun 2008 hingga tahun 2012 dalam US$ Juta. 2

3 Tabel 1.1 Perkembangan Investasi Industri Makanan Pada Tahun 2008 Hingga Tahun 2012 Dalam US$ Juta Tahun Jumlah Izin Usaha Nilai Investasi , , , ,6 Jan-Sep ,8 Sumber: Kementrian Perindustrian (2012) Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah izin usaha dan nilai investasi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah izin usaha mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2011 sebesar 114. Hal tersebut telihat juga pada nilai investasi yang mengalamu peningkatan terbesar sebesar 78,9 ditahun yang sama. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kamenprin diketahui industri makanan dan minuman tumbuh 8,8% selama Januari 2014 hingga September Sedangkan menurut Ketua Umun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyatakan pada semester pertama 2014 tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman tercatat sebesar 9%. Pada semester kedua, pertumbuhan melambat hanya sekitar 7-8% dengan laba bersih per September 2014 adalah Rp 42 triliun. Adhi S Lukman (ketua GAPMMI) mentargetkan industri makanan dan minuman akan tumbuh 8% di tahun Berikut adalah pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2009 hingga Tabel 1.2 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Tahun Pertumbuhan % % (Bersambung) 3

4 (Sambungan) Tahun Pertumbuhan ,19% % % 2014 Semester Pertama 9% 2014 Semester Kedua 7-8% Sumber: Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (2014) Perkembangan rumah makan dan restoran sekarang ini semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman hal utama dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga makan dan minum dapat dikategorikan sebagai kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Selain itu bisnis rumah makan memiliki prospek yang bagus. Berikut grafik perkembangan usaha restoran atau rumah makan skala menengah dan besar provinsi Jawa Barat periode : Jumlah Usaha Restoran/Rumah Makan Gambar 1.2 Perkembangan Usaha Restoran Atau Rumah Makan Skala Menengah dan Besar Provinsi Jawa Barat Periode Sumber: Statistik Restoran/Rumah Makan (BPS, 2012) Berdasarkan gambar 1..2, terlihat bahwa sejak tahun 2007 hingga 2011 jumlah rumah makan atau restoran skala menengah dan besar yang berada di Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan melihat tabel 1.1 dan tabel 1.2 maka pada tahun 2012 hingga 2014 rumah makan atau restoran di Indonesia akan 4

5 mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, berdasarkan Badan Pusat Statistik Jawa Barat jumlah rumah makan dan restoran yang berada di Jawa Barat sudah mencapai rumah makan dan 589 restoran. Saat ini, di Jawa Barat banyak rumah makan yang bermunculan dengan berbagai macam konsep atau ide-ide yang ditawarkan untuk memikat pelanggan dari berbagai kalangan. Dari jumlah rumah makan atau restoran yang berada di Jawa Barat, terdapat beberapa jenis masakan utama yang disajikan seperti masakan Indonesia, Amerika & Eropa, Cina, Jepang, Korea, dan sebagainya. Berikut adalah persentase banyaknya perusahaan atau usaha restoran atau rumah makan berskala menengah dan besar menurut jenis masakan utama yang disajikan pada provinsi Jawa Barat tahun Tabel 1.3 Persentase Banyaknya Perusahaan/Usaha Restoran Atau Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Menurut Jenis Masakan Utama Yang Disajikan Pada Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Jenis Masakan Utama Provinsi Indonesia Amerika Cina Jepang Korea Lainnya & Eropa Jawa Barat 62,15 15,82 7,34 6,21 1,13 7,34 Sumber: Statistik Restoran / Rumah Makan (2012) Berdasarkan tabel 1.3, masakan Indonesia menduduki peringkat pertama dengan persentase 62,15. Hal tersebut menjadi tantangan bagi rumah makan atau restoran yang menyajikan masakan utamanya adalah masakan Indonesia. Kondisi tersebut akan menimbulkan persaingan antar rumah makan dan restoran yang semakin ketat. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan kompetitor yang ada, pengusaha harus memiliki kreatifitas untuk mengkonsep rumah makan itu sendiri dan harus mempunyai perencanaan strategi pemasaran yang tepat untuk menghadapi persaingan yang ada. Misalnya dengan pengusaha terus melakukan inovasi terhadap produknya, mempertahankan kuatitas terhadap produk bahkan meningkatkan kualitas produk tersebut, memberikan pelayanan yang terbaik bagi 5

6 pelanggan, serta memberikan suatu hal yang dapat membedakan (unik) terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Zethaml et al. (2009:24) dalam buku Service Marketing, bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P, yaitu product, price, place dan promotion. Sedangkan untuk jasa ditambahkan 3 unsur lagi, yaitu people, process, dan physical evidence. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah bauran pemasaran ( product, place, promotion, price, people, process, dan physical evidence) dan keputusan pembelian. Dari variabel-variabel bauran pemasaran tersebut dapat menjadi aspek-aspek dalam keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perusahaan harus dapat menyesuaikan antara bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan memberikan kepuasan yang lebih kepada para konsumen maka perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen potensial dan bahkan bisa mempertahankan pelanggan atau konsumennya. Waroeng SS merupakan rumah makan yang menyediakan masakan Indonesia sebagai masakan utamanya. Waroeng SS menawarkan produk yang berbeda dengan kompetitor, dimana Waroeng SS lebih memilih menu sambal sebagai menu utamanya. Salah satu kompetitor dari Waroeng SS adalah Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. Kompetitor-kompetitor tersebut hanya menawarkan beberapa sambal yang menjadi andalannya. Pada Sambel Hejo Natuna sambal yang menjadi daya tariknya adalah sambal hejo, sedangkan Rumah Makan Cibiuk terdapat sambal cibiuk merah/hijau dan sambal cibiuk ceurik. Pada Waroeng SS menawarkan 28 jenis sambal yang dapat di konsumsi oleh konsumen. Hal ini sangat membedakan produk Waroeng SS dengan produk rumah makan lainnya. Selain itu, sambal yang disajikan merupakan sambal fresh. Hal ini terlihat pada saat pembuatan sambal, dimana saat pengunjung datang maka saat itu juga sambal dibuat. Berikut adalah daftar menu dan harga sambal di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. 6

7 Tabel 1.4 Daftar Menu dan Harga Sambal di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk (Dalam Rupiah) Harga Jenis Sambal Waroeng SS Sambel Hejo Cibiuk Bawang Gobal Gabul Bawang Lombok Ijo Goreng Rempelo Ati Sambal Bajak Sambal Bawang Sambal Bawang Goreng Sambal Bawang Tomat Sambal Belut Sambal Cibiuk Ceurik Sambal Cibiuk Merah/Hijau Sambal Cumi Sambal Gobal-Gabul Sambal Hejo Gratis Sambal Jamur Sambal Kecap Sambal Leunca Sambal Mangga Muda Sambal Merah Sambal Paru Sambal Rempelo Ati Sambal Tahu Sambal Tempe Sambal Terasi Matang Sambal Terasi Segar Sambal Teri (Bersambung) 7

8 (Sambungan) Harga Jenis Sambal Waroeng SS Sambel Hejo Cibiuk Sambal Terong Sambal Tomat Sambal Tubruk Sambal Udang Pedas Sambal Wader Terasi Lombok Ijo Terasi Tomat Segar Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti Dari tabel 1.4, harga sambal pada Waroeng SS dimulai dari harga Rp hingga Rp 6.000, sedangkan pada Rumah Makan Cibiuk harga terendahnya adalah Rp dan tertingginya adalah Rp Pada Sambel Hejo Natuna, konsumen tidak dikenakan biaya atau konsumen tidak perlu mengeluarkan sejumlah uang jika ingin mencoba sambalnya, kecuali untuk sambal merahnya. Dari tabel 1.5 juga terlihat bahwa dari segi harga sambal Waroeng SS memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya. Dalam segi harga pada menu makanan dan minuman pun Waroeng SS lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya. Berikut adalah daftar harga lauk dan minuman pada Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. Tabel 1.5 Daftar Harga Lauk dan Minuman di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk (Dalam Rupiah) Harga Menu Waroeng SS Sambal Hejo Cibiuk Lauk Ayam Goreng Ati Ampela Babat Goreng (Bersambung) 8

9 (Sambungan) Harga Menu Waroeng SS Sambal Hejo Cibiuk Jambal Telur Dadar Tahu/Tempe Goreng 3.500/4 buah 2.500/buah 4.000/2 buah Minuman Jus Alpukat Jus Jambu Jus Melon Jus Tomat Jus Jeruk Jus Strawberry Teh (Panas/Dingin) Lemon Tea Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti Tabel 1.5 merupakan beberapa menu yang ada di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. Dari tabel tersebut terlihat bahwa harga di Waroeng SS relatif lebih murah dibandingkan kompetitornya. Hanya saja pada lauk ayam goreng di Waroeng SS lebih mahal dibandingkan di Sambel Hejo Natuna, akan tetapi masih lebih murah dibandingkan Rumah Makan Cibiuk. Dalam menjalankan bisnisnya Waroeng SS konsisten dengan harga jual karena pada saat harga bahan baku untuk menu pada Waroeng SS mengalami lonjakan kenaikan, Waroeng SS tetap mempertahankan harga jual yang sama. Hal ini merupakan strategi dari Waroeng SS dalam harga karena dalam kondisi apapun pelanggan dapat datang ke Waroeng SS. Penetapan harga disetiap cabang berbeda-beda, hal tersebut disesuaikan dengan area dan wilayah masing-masing cabang. Dengan melihat target konsumen Waroeng SS, maka Waroeng SS membuka beberapa cabang yang lokasinya dekat dengan universitas. Seperti pada cabang Malang dekat dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), cabang 9

10 Depok dengat dengan Kampus BSI dan Universitas Indonesia (UI), cabang Magelang dekat dengan kampus AKMIL, cabang Bintaro denkat dengan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), cabang Kediri dekat denga kampus Universitas Brawijaya, cabang solo dekat dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan cabang Cirebon dekat dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). Lokasi dari Waroeng SS cabang Jatinangor ini cukup strategis, karena Waroeng SS ini dilewati oleh beberapa angkutan umum, selain itu lokasinya dekat dengan kampus Unpad Jatinangor, IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) dan sekolah Al Ma soem. Sehingga pembeli atau pelanggan dari Waroeng SS ini relatif mahasiswa, pelajar, dan keluarga. Dalam promosinya, Waroeng SS menerapkan promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) para pengunjung dan tidak melakukan promosi melalui radio, majalah, dan spanduk. Namun demikian, Waroeng SS menyediakan social networking seperti Facebook, fanpage, Twitter dan website ( Saat ini Waroeng SS melakukan promosi kepada konsumennya berupa Kartu Penikmat Pedas (KPP) dan Telkomsel Poin, hasil kerjasama dengan Telkomsel. Waroeng SS cabang Jatinangor ini memilki karyawan kurang lebih 50 orang yang dibagi menjadi lima bagian, yaitu bagian dapur, keuangan, pengaduan, operasional dan gudang. Setiap bagian tersebut memiliki kepala bagian dan membawahi sekitar sepuluh karyawan. Karyawan tersebut di bagi menjadi dua jam kerja, yaitu untuk jam kerja pertama dimulai pada jam 07:00 hingga 16:00, dan jam kerja kedua dimulai pada jam 16:00 hingga 23:00. Desain bangunan dari Waroeng SS sama halnya dengan rumah makan lainnya, dimana terdapat pajangan yang berisikan menu sambal di mana sedang diminati. Setiap bulannya Waroeng SS meng-update daftar sambal apa saja yang sedang diminati. Selain itu Waroeng SS juga memajang berbagai berita mengenai Waroeng SS. Akan tetapi Waroeng SS cabang Jatinangor tidak menyediakan tempat atau kursi untuk konsumen menunggu apabila terjadi waiting list. Hal tersebut dapat membuat konsumen tidak merasa nyaman. 10

11 Dalam menjalankan bisnis, memungkinkan akan terjadinya kenaikan atau penurunan pada penjualan. Hal tersebut telihat pada data penjualan dari Waroeng SS cabang Jatinangor. Berikut adalah data penjualan Waroeng SS cabang Jatinangor pada bulan Maret 2014 hingga Juli 2014: Tabel 1.6 Data Penjualan Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor Bulan Maret 2014 Juli 2014 Bulan Data Penjualan (Rp) Growth Maret April ,83% Mei ,27% Juni ,01% Juli ,49% Sumber: Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor (2014) Dari tabel 1.6 terlihat bahwa jumlah penjualan Waroeng SS cabang Jatinangor bulan Maret hingga Mei mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Akan tetapi pada bulan Mei hingga Juli mengalami penurunan. Pada bulan Mei hingga Juni penurunan tidak terlalu besar, namun pada bulan Juli terjadi penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan pada bulan tersebut pertepatan dengan musim liburan dan bulan puasa. Penurunan penjualan tersebut tidak dapat dibiarkan saja, sehingga pihak manajemen Waroeng SS harus mampu meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang dengan melihat faktorfaktor bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam beberapa penelitian terdahulu telah dianalisis pengaruh bauran pemasaran ( marketing mix) terhadap keputusan pembelian. Secara simultan pengaruh bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, namun tidak semua bauran pemasaran secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Margaretta et al. (2010), melakukan penelitian dengan judul pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian konsumen pancious pancake house mal kelapa gading. 11

12 Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah variabel product, price, place, people, dan physical evidence berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel promotion dan process tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Citrawati et al. (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian yang dilakukan pada PT. Fazary Wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis regresi dan korelasi. Hasil dari penelitian adalah variabel product, place, promotion, process dan physical evidence berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel price dan people tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. Adapun judul penelitian ini adalah: PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA WAROENG SPESIAL SAMBAL CABANG JATINANGOR) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bauran pemasaran di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor? 2. Bagaimana keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor? 3. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara parsial terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor? 4. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara simultan terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor? 12

13 1.4 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, penulis mengemukakan tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bauran pemasaran di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. 2. Untuk mengetahui keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara parsial terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara simultan terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang berkepentingan yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: Aspek Teoritis 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam penerapan teori yang telah dipelajari selama ini, dapat menambah ilmu dan wawasan serta dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis pda masa yang akan datang. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media referensi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menjadi bahan acuan untuk peneltian lebih lanjut Aspek Praktis 1. Bagi perusahaan Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh bauran pemasaran sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor. 13

14 2. Bagi perusahaan lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan terutama dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen. 1.6 Sistematika Penelitian Dalam penelitian ini, sitematika penulisan disusun dalam lima bab yang akan diuraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang objek studi penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Kajian pustaka mencangkup teori-teori yang sudah ada dalam buku teks maupun temuan-temuan terbaru yang ditulis dalam jurnal, skripsi, dan disertasi yang dapat dipercaya. Hasil kajian tersebut kemudian digunakan untuk menguraikan kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan penelitian. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian dan pembahasan harus diuraikan secara rinci dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Sistematika pembahasan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap cakupan, batasan, dan isi topik apabila disajikan dalam sub-sub judul. Setiap aspek pembahasan dimulai dari analisis data, interprestasi data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan sebaiknya dilakukan dengan 14

15 membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teori yang relevan. BAB V : KESIMPULAN Pada bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan. Terdapat dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yaitu dengan cara butir demi butir dan dengan cara uraian padat. Saran merupakan implikasi kesimpulan yang berhubungan dengan masalah. Selain menyentuh aspek praktis, perumusan rekomendasi juga harus ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan dapat pula ditujukan kepada para peneliti berikutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian sebelumnya. 15

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Gambar A.1 Logo Kota Yogyakarta

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Gambar A.1 Logo Kota Yogyakarta BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta Gambar A.1 Logo Kota Yogyakarta Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/berkas:logo_kota_yogyakarta.png. Diakses pada 7 Juli 2017 Pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian didasarkan atas apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci untuk memulai usaha rumah makan. tenda kaki lima, tetapi sebagai warung makan yang nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. kunci untuk memulai usaha rumah makan. tenda kaki lima, tetapi sebagai warung makan yang nyaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menyikapi perkembangan perekonomian dan situasi kompetisi bisnis yang semakin keras, perlu kejelian tersendiri dalam memilih dan menjalankansuatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain kekayaan dan keindahan alam tropisnya, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kecap merupakan salah satu bahan masakan yang sering digunakan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kecap merupakan salah satu bahan masakan yang sering digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecap merupakan salah satu bahan masakan yang sering digunakan untuk memasak, dalam rumah tangga maupun dalam usaha warung makan, dan restoran. Hal ini menjadikan

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan bisnis kuliner di D.I. Yogyakarta cukup

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan bisnis kuliner di D.I. Yogyakarta cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan bisnis kuliner di D.I. Yogyakarta cukup berkembang pesat. Banyak bisnis kuliner yang bermunculan dalam waktu berdekatan, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di semua kategori bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini bisnis ritel di Yogyakarta mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satunya adalah bisnis restoran, yang ditandai dengan menjamurnya restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bisnis minuman masih sangat segar untuk dilakoni mengingat iklim cuaca di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang menyegarkan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP NILAI PELANGGAN PADA WARUNG SPESIAL SAMBAL (SS) JATINANGOR SUMEDANG

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP NILAI PELANGGAN PADA WARUNG SPESIAL SAMBAL (SS) JATINANGOR SUMEDANG ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2947 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP NILAI PELANGGAN PADA WARUNG SPESIAL SAMBAL (SS) JATINANGOR SUMEDANG EFFECT OF MARKETING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin hari semakin mengalami kemajuan yang lebih baik, itu disebabkan oleh perubahan pola pikir seseorang yang dinamis

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu. Bisnis rumah makan merupakan pilihan yang tepat di tenga situasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu. Bisnis rumah makan merupakan pilihan yang tepat di tenga situasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bidang usaha rumah makan merupakan salah satu bidang usaha yang masih bisa bertahan bahkan berkembang di dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat membuat konsumen sangat rentan untuk berubah-ubah, sehingga setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat membuat konsumen sangat rentan untuk berubah-ubah, sehingga setiap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut orang untuk selalu dinamis, dalam arti selalu mengikuti perubahan yang terjadi. Hal ini memicu semakin tajamnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Restoran dan Kafe adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyediakan makanan dan minuman kepada pelanggan. Selain bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat kini telah memiliki kebiasaan untuk meluangkan waktu berkumpul dengan sanak saudara ataupun teman seprofesi di tempat yang menawarkan suasana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai bidang industri di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang cukup tinggi, dimana seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di masyarakat, sepertipada situs berita online careernews.web.idyang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di masyarakat, sepertipada situs berita online careernews.web.idyang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sekarang ini industri bisnis kian berkembang dan bersinar seiring dengan ketatnya persaingan di dunia kerja sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengangguran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin maju dan pesat saat ini adalah bidang industri kuliner. Banyak sekali bermunculan produk barang dan jasa yang menawarkan berbagai kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Setiap pemilik usaha yang ingin memasarkan produknya, pasti memperhitungkan cara untuk menarik konsumen agar mau menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah melahirkan era baru dalam dunia bisnis. Hal ini ditandai dengan semakin banyak dan beraneka ragam produk

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan untuk memperluas usaha dengan mengembangkan produk yang dihasilkan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

(Diferentiated Marketing)

(Diferentiated Marketing) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,

Lebih terperinci

Ayam Bakar Pedas/Manis+Nasi+Teh+Tempe/Tahu Ayam (Masak Lombok Ijo / Saus Tiram / Asam Manis / )+Nasi+Teh+Tahu/Tempe...

Ayam Bakar Pedas/Manis+Nasi+Teh+Tempe/Tahu Ayam (Masak Lombok Ijo / Saus Tiram / Asam Manis / )+Nasi+Teh+Tahu/Tempe... MENU PAKET Goreng Kremes+Nasi+Teh+Tahu/Tempe... 26.500,-... 27.500,- Bakar Pedas/Manis+Nasi+Teh+Tempe/Tahu (Masak Lombok Ijo / Saus Tiram / Asam Manis / )+Nasi+Teh+Tahu/Tempe... 29.000,-... 27.500,- Goreng+Nasi+Teh+Tahu/Tempe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Salah satu penyebabnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Restoran Bebek H.Slamet pertama kali didirikan oleh Slamet Raharjo bersama istrinya bernama Baryatin. Slamet Raharjo

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Salah satunya yaitu industri pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak peluang usaha yang. yang disajikan oleh tiap café adalah berbeda sehingga konsumen tertarik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak peluang usaha yang. yang disajikan oleh tiap café adalah berbeda sehingga konsumen tertarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaman sekarang banyak sekali yang mencoba untuk membuka berbagai macam usaha, salah satunya adalah usaha café. Wirausahawan yang memutuskan untuk memilih usaha café

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Magdalena (2006) tentang Analisis Strategi Bauran Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang Iskandar Muda Medan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Setiap pelaku usaha disetiap kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan bisnis yang sangat pesat, khususnya di bidang yang menghasilkan produk kebutuhan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang sangat luas dan salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja.

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi, teknologi, sosial budaya sebagai akibat dari arus perubahan global yang mendorong perubahan pada seluruh aspek perilaku konsumen

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan di luar ruangan. Cafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu

Lebih terperinci

Jumlah Usaha Restoran / Rumah Makan

Jumlah Usaha Restoran / Rumah Makan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya arus informasi pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kedai Aceh Cie Rasa Loom merupakan salah satu Rumah Makan yang menyediakan masakan khas daerah Aceh di Bandung. Kedai Aceh Cie Rasa Loom terletak di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing. Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing. Alternatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya produk yang ditawarkan di pasar dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing. Alternatif yang lebih baik adalah perlunya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Strawberry Cafe Strawberry Cafe beroperasi pertama kali pada tahun 2004 yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Restoran ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri BAB I PENDAHULUAN Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri pariwisata ini akan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Wakil menteri pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Restoran di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia berada di urutan keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu pihak ke pihak yang lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. satu pihak ke pihak yang lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak yang lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia, merupakan negara yang menjadi pasar potensial untuk pemasaran berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan yang mencari laba atau nirlaba. Adanya kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan yang mencari laba atau nirlaba. Adanya kegiatan pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahan pola pikir manusia yang dinamis. Dengan dasar inilah kegiatan pasar sangat dibutuhkan oleh organisasi

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa lalu pemasar cenderung berpikir bagaimana memperoleh pelanggan baru yang akan membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa atau bagaimana merebut pelanggan dari

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013).

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013). BAB II OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta Bisnis usaha kuliner di Yogyakarta dewasa ini semakin berkembang. Hal ini didukung semakin brekembangnya pendatang baik yang menetap

Lebih terperinci

Pengaruh Produk, Harga, Pelayanan Dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Gading Serpong - Tangerang TRI RIZKY PRATAMA

Pengaruh Produk, Harga, Pelayanan Dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Gading Serpong - Tangerang TRI RIZKY PRATAMA Pengaruh Produk, Harga, Pelayanan Dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Gading Serpong - Tangerang TRI RIZKY PRATAMA 17212458 DOSEN PEMBIMBING : DR. TEDDY OSWARI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III awalnya merupakan salah satu cabang dari Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I. Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan tidak dapat mempertahankan sikap menarik pelanggan atau memperluas pasar baru. Faktor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian pesatnya, terlebih pada era globalisasi ini perubahan informasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor faktor yang menurut konsumen penting dalam memilih suatu restoran atau tempat

Lebih terperinci

Jabodetabek 35 Bandung 4 Bali 4 Sumber :Kokimasak.com

Jabodetabek 35 Bandung 4 Bali 4 Sumber :Kokimasak.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Domino s Pizza Domino's Pizza didirikan pada tahun 1960 di Ypsilanti, Michigan, oleh dua saudara Tom dan James Monaghan.Dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di dalam dunia bisnis, terdapat banyak perusahaan yang menawarkan barang/produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut terbagi menjadi perusahaan produk

Lebih terperinci

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer goods di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini terjadi seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen lebih cermat dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa. Sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu berusaha keras dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasa. Sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu berusaha keras dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perdagangan pada era globalisasi ini tidak dapat dipungkiri tidak luput dari persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produk dan jasa. Sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini, banyak orang yang mencoba bisnis kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen di masing-masing perusahaan juga dituntut agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen di masing-masing perusahaan juga dituntut agar dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan yang berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut menyebabkan setiap pengusaha saling berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut menyebabkan setiap pengusaha saling berlomba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis pada saat ini semakin ketat. Timbulnya persaingan yang semakin ketat tersebut menyebabkan setiap pengusaha saling berlomba untuk menghadapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber : 2016

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber :  2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Restoran Bebek Kaleyo merupakan bisnis keluarga yang bergerak di bidang makanan. Restoran ini dikelola oleh empat pemilik yang terdiri dari dua keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah semakin banyak. Oleh sebab itu para pemilik tempat wisata bersaing untuk membuat strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia teh dikonsumsi baik disektor rumah tangga maupun bukan sektor rumah tangga seperti hotel, restoran, rumah makan, kantin dan kedai minuman. Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari data BPS (badan pusat statistic) berikut,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari data BPS (badan pusat statistic) berikut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya perilaku konsumtif bagi masyarakat Indonesia, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi pada saat ini, negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang mempunyai perencanaan tersendiri dalam pembangunan negaranya.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih Rumah Makan Padang.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan semakin ketat diantara perusahaan. Hal ini menyebabkan kalangan bisnis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selalu dituntut bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Setiap konsumen mengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DALAM PEMILIHAN WARNET

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DALAM PEMILIHAN WARNET ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DALAM PEMILIHAN WARNET SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci