DAFTAR ISI. Cover Daftar Isi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Cover Daftar Isi"

Transkripsi

1 i

2 DAFTAR ISI Cover i Daftar Isi ii Kata Pengantar iii I. Pendahuluan 1 A. Latar Belakang Thailand 1 B. Kondisi Perekonomian Thailand 3 C. Profil Komoditi 5 1. Penangkapan Udang 6 2. Pengembangbiakan/tambak udang 7 II. Pasar Udang Thailand 10 A. Latar Belakang Industri Udang Thailand 10 B. Perdagangan Udang di Thailand Ekspor Impor 15 III. Informasi Pasar Thailand 19 A. Kecenderungan Pasar Thailand 19 B. Distribusi Udang dan Produk Olahannya 20 C. Prospek Udang dan Produk Olahannya Asal Indonesia di Thailand 22 IV. Informasi Perdagangan 24 A. Kebijakan 24 B. Prosedur Impor 24 C. Standar Kualitas untuk Perdagangan Produk Kelautan di Thailand 25 V. Strategi dan Rekomendasi Infiltrasi Pasar Udang dan Olahannya di Pasar Thailand 27 VI. Informasi Penting 28 A. Asosiasi 28 B. Instansi Terkait 28 C. Perwakilan Perdagangan 28 D. Pameran Potensial 29 E. Importir Udang dan Perusahaan Manufaktur Processed Seafood Thailand 30 Lampiran 32 ii

3 KATA PENGANTAR Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang melimpah untuk hasil lautnya, khususnya pada produksi udang dan produk olahan udang. Hasil udang Indonesia telah terkenal di pasar internasional dan Indonesia merupakan salah satu eksportir udang terbesar di Dunia. Potensi Indonesia untuk mengembangkan pasarnya selain tujuan utama seperti Jepang dan Amerika sangatlah besar, Thailand merupakan salah satu negara yang sangat berpotensi sebagai salah satu negara tujuan ekspor udang dan produk olahan udang dari Indonesia walaupun Thailand juga merupakan salah satu negara pengekspor udang di Dunia, namun dengan berbagai celah bisnis dan kondisi pasar udang dan produk olahannya di Thailand diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi untuk pengembangan pasar ekspor udang Indonesia ke pasar Thailand. Laporan market brief ini membahas mengenai pasar udang dan produk olahannya yang mencakup kajian data pasar meliputi impor, ekspor dan konsumsi domestic Thailand dengan tujuan mengidentifikasi peluang dan celah pasar Thailand. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak terkait dengan produksi maupun pengolahan udang di Indonesia serta institusi terkait lainnya. Bangkok, Januari 2014 iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Thailand - Geografis Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang berbatasan langsung dengan Laut Andaman, Burma, Kamboja, Laos, dan Malaysia dengan area total seluas 513,120 km2 yang terbagi dalam luas daratan seluas 510,890 km2 dan perairan 2,230 km2. Thailand memiliki iklim tropis dengan musim hujan, hangat dan berawan pada daerah selatan mulai pertengahan Mei hingga September; sedangkan musim kering atau dingin di daerah utara mulai November hingga awal Maret. Thailand terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari grup provinsi berdasarkan letaknya. Bagian utara Thailand merupakan daerah pegunungan; daerah timur laut terdiri dari plato Khorat 1

5 dan berbatasan dengan Sungai Mekong; daerah pusat/tengah didominasi oleh dataran lembah Chao Phraya; dan bagian selatan Thailand terletak pada semenanjung Melayu, dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Pada daerah selatan ini berbatasan dengan Laut Andaman yang merupakan daerah penghasil sumber daya laut terbesar serta pusat tempat pariwisata dengan pantai pantainya yang banyak dikenal hingga mancanegara seperti Phuket, Krabi, dan lain lain. - Profil Ekonomi Thailand Populasi (Juli 2013): 67,448,120 (jiwa) 0-14 th : 19.2% th : 15.1% th : 45.6% th : 10.4% 65 th : 9.8% Pengangguran Tingkat pengangguran: 0.8% (2013) Total pengangguran: 248,180 (Q3 2013) GDP 2013 USD miliar; tumbuh 0.6% (yoy) Ekspor 2013 US$ Miliar (menurun: -0.31%) Ekspor Utama 2013 Motor cars, parts and accessories US$ 24.4 miliar (+6.5%); Automatic data processing US$ miliar menyumbang (- 6.82%); Refine fuels (Produk Olahan Minyak) US$ miliar (-1.18%); Precious Stones & Jewellery (batu berharga dan perhiasan) US$ miliar (-23.29%), Chemical product (produk kimia) US$ 9.11 miliar, (+6.92%) 2

6 Impor 2013 US$ Miliar (pertumbuhan: 0.29%) Impor Utama 2013 Minyak mentah, US$ miliar (+8.58%); Mesin dan komponen/ bagian terkait, US$ miliar (-11.44%); Jewellery termasuk perak dan emas batangan, US$ miliar, (+12.06%); Electrical machinery dan part, US$ miliar (-10.79%); Iron & Steel & products (Besi, baja dan produk), US$ 14.8 Miliar (-2.41%); Inflasi 1.96% (2013) - Demografi Populasi Thailand diperkirakan 67,448,120 jiwa pada Juli 2013, menduduki peringkat ke 20. Sekitar 75% dari populasi adalah Thai; China (14%); Melayu (3%) dan etnis lainnya (8%). Agama resmi di Thailand adalah Budha (94.6%); agama lain adalah Muslim (4.6%); Kristen (0.7%) dan lain-lain (0.1%). B. Kondisi Perekonomian Thailand Untuk tahun 2013 secara keseluruhan, kegiatan ekonomi melambat. Konsumsi swasta menurun setelah percepatan selama tahun sebelumnya. Beberapa bisnis menunda investasi menunggu membaiknya prospek ekonomi dan politik. Ekspor barang dagangan sedikit meningkat karena kendala kekurangan bahan baku dan mengingat kendala dalam teknologi produksi dalam industri tertentu untuk memenuhi perubahan preferensi global. Dorongan fiskal melunak akibat pencairan yang lebih rendah dari belanja modal biasanya. Namun, sektor pariwisata, diperluas dengan kokoh dan merupakan pendorong utama ekonomi tahun Mengenai stabilitas ekonomi, tingkat pengangguran tetap rendah. Perlambatan inflasi sejalan dengan harga energi dan perlambatan ekonomi. Transaksi berjalan mencatat defisit terutama karena impor emas dan repatriasi keuntungan dan dividen, sedangkan neraca modal mencatat 3

7 surplus berkat pinjaman lembaga keuangan luar negeri dan investasi asing langsung. Secara keseluruhan, neraca pembayaran mengalami defisit. Perekonomian Thailand pada kuartal keempat tahun 2013 meningkat sebesar 0.6%, mengalami perlambatan dari kenaikan 2.7% pada kuartal sebelumnya, akibat kontraksi permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi mengalami penurunan sebesar 4.5% dan 11.3% masing-masing. Konsumsi pemerintah tumbuh pada tingkat lebih lambat sedangkan tingkat persediaan meningkat. Ekspor barang dan jasa netto tumbuh sebesar 25.3% karena ekspor barang dan jasa diperluas sedangkan impor menurun. Konsumsi rumah tangga mencatat penurunan sebesar 4.5% akibat konsumsi pada barang tahan lama mencatat kontraksi menyusul berakhirnya skema rabat pajak untuk pembelian mobil pertama. Konsumsi barang tidak tahan lama juga menurun sementara barang semi-tahan lama melambat. Sektor jasa diperluas sedikit. Sementara, konsumsi pemerintah melambat sebesar 0.9%, akibat penurunan 1.1% pada kompensasi karyawan dan perlambatan 3.5% pada pembelian netto barang dan jasa. Pembentukan Modal Tetap Bruto atau total investasi turun 11.3% dibandingkan dengan penurunan 6.3% pada kuartal sebelumnya, karena penurunan investasi swasta dan publik sebesar 4.7% dan 13.1% masing-masing. Investasi swasta mencatat kontraksi baik dalam investasi mesin dan peralatan maupun konstruksi. Investasi publik juga turun karena pembangunan pemerintah menurun sementara investasi untuk mesin dan peralatan oleh Perusahaan negara meningkat. Perubahan persediaan pada harga pasar saat ini naik sebesar 155,827 Baht juta, disumbangkan oleh peningkatan stok produk pertanian serta beberapa produk manufaktur, terutama karet & plastik dan peralatan kantor. Di sektor eksternal, neraca perdagangan barang dan jasa mencatat surplus sebesar 172 miliar baht. Neraca perdagangan barang mencatat defisit sebesar 59.6 miliar baht, sedangkan neraca perdagangan jasa mencatat surplus sebesar miliar baht. Sektor perikanan pada tahun 2013 menurun sebesar 5.2%, namun pada kuartal ke 4 tahun 2013 mengalami peningkatan dari kuartal sebelumnya sebesar 7.4%. Penurunan pada sektor 4

8 perikanan ini dikarenakan terdapat wabah Early Mortality Sindrome (EMS) pada udang, namun pada kuartal ke 4 tahun 2013 isu ini telah mulai menurun, sehingga produksi udang meningkat kembali. Sektor pertanian tumbuh sebesar 2.3% didukung peningkatan 3.7% di sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dibandingkan dengan kenaikan 0.9% pada kuartal sebelumnya. Produksi tanaman pangan naik 4.2%, khususnya padi karena kondisi cuaca yang menguntungkan serta ekspansi lamban dalam karet, sebaliknya, produksi ubi kayu, tebu, nanas, dan kelapa sawit menurun. Sektor non-pertanian tumbuh pada tingkat lebih lambat sebesar 0.4%. Sektor manufaktur mencatat penurunan sebesar 2.9% karena penurunan tajam pada permintaan domestik, menyebabkan kontraksi di hampir semua jenis produk. Produksi barang manufaktur yang mencatat penurunan pertumbuhan adalah industri makanan dan minuman, mesin dan peralatan, dan kendaraan bermotor. Produksi konstruksi dan listrik, pasokan air dan gas menurun. Di sisi lain, transportasi dan komunikasi, perdagangan grosir dan eceran, hotel dan restoran dan intermediasi keuangan melambat. Sektor utama lainnya dengan penurunan adalah sektor pertambangan dan penggalian (-2.6%), listrik, gas dan air bersih (-3.2%), dan konstruksi (-7.7%). Di sisi lain, sektor jasa menunjukkan pertumbuhan yang lamban termasuk perdagangan besar dan eceran (2.2%); hotel dan restoran (5.4%); transportasi dan komunikasi (7.0%), dan intermediasi keuangan (9.1%). C. Profil Komoditi Udang Sebagaian besar komoditi udang yang diperjual belikan di dunia adalah hasil dari tambak udang yaitu tercatat sebesar 55% dari komoditi udang yang dihasilkan di dunia. Penambakan udang merupakan bagian dari aquaculture; aquaculture banyak dilaksanakan di Cina, Thailand, Indonesia, India, Vietnam, Brazil, Equador dan Bangladesh. Komoditi ini juga merupakan salah satu sumber pendapatan bagi negara negara berkembang. Dalam produksi komoditi udang ini, terdapat beberapa macam cara untuk memperoleh udang yaitu: 5

9 1. Penangkapan Udang Dalam penangkapan udang liar untuk tujuan komersial banyak tergantung pada spesies: a. Akiami paste shrimp/ pandalus a. Northern prawn b. Southern rough shrimp c. Giant tiger prawn Namun penangkapan udang di alam liar telah banyak berkurang dikarenakan alasan perusakan lingkungan dan peningkatan teknologi pada pengembangbiakan/penambakan udang, sehingga hasil dari panen udang lebih maksimal dibandingkan dengan penangkapan liar. 6

10 2. Pengembangbiakan/tambak udang Amerika dan Jepang merupakan dua negara konsumen udang terbesar yang mendukung perkembangan komoditi udang dan sebagai investor terbesar untuk pengembangan penambakan udang. a. Penambakan Udang Air Asin Dalam penambakan udang air asin, terdapat beberapa jenis udang yang biasa dikembangbiakkan atau diternakkan adalah Family Penaeidae yang diternakkan lebih dari 80% dari seluruh produksi udang yang terdiri dari: b. Tiger prawn c. White leg shrimp d. Atlantic White shrimp e. Indian Prawn f. Pacific white shrimp 7

11 g. Crangon crangon Selain itu terdapat juga spesies air asin lain yang diternakkan untuk dikonsumsi namun masih dengan jumlah terbatas, yaitu: a. Western blue shrimp b. Chinese white shrimp c. Kuruma Shrimp d. Indian white shrimp 8

12 e. Banana shrimp b. Penambakan Udang Air Tawar Untuk udang air tawar spesies yang banyak dikembang biakkan adalah udang dari genus Macrobachium. Hingga tahun 2000, spesies yang dikembangbiakkan hanyalah jenis giant river prawn (Macribachium rosenbergii/udang Malaysia); dan kemudian hingga saat ini terdapat beberapa jenis yang mulai banyak dikembangbiakkan seperti jenis oriental river prawn (M. nipponense); dan monsoon river prawn (M. Malcomsonii). Giant river prawn Oriental river prawn Monsoon river prawn 9

13 BAB II PASAR UDANG THAILAND A. Latar Belakang Industri Udang Thailand Thailand merupakan salah satu produsen udang terbesar di dunia, keadaan geografis Thailand merupakan salah satu penunjang produksi udang, dengan garis pantai sepanjang 2600 km. Daerah penangkapan udang berada pada semenanjung Thailand dan Laut Andaman, dalam Exclusive Economic Zone Thailand yang memiliki luas area sebesar km 2 yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai aquaculture. Sedangkan untuk perairan pada daratan Thailand mencakup luas wilayah 3,750 km 2. Walaupun dengan potensi produksi yang tinggi pada tahun 2012 produksi udang Thailand menurun secara drastis dikarenakan oleh wabah Early Mortality Syndrome (EMS). Hingga Penambakan udang menutup operasinya secara semebtara karena produksinya yang melambat diakibatkan EMS ini. Pada akhir tahun 2013 ilmuwan Thailand bekerjasama dengan peneliti Taiwan telah mengembangkan tes yang mendeteksi bakteri AHPND yang menyebabkan wabah ini, sehingga pada akhir tahun 2013, dan awal tahun 2014, produksi udang di Thailand telah membaik. Selama penurunan produksi udang tersebut, Indonesia diperkirakan dapat menggantikan posisi Thailand sebagai pengekspor udang terbesar di Dunia. Thailand berharap untuk dapat memproduksi sebesar 350,000 metrik ton di tahun 2014, dimana produksi pada tahun 2013 hanyalah sebesar sekitar 240,000 ton. Mayoritas produksi udang Thailand adalah untuk ekspor, dimana harga udang di Thailand untuk Januari/Februari 2014 sebesar US$ /Kg; harga ini merupakan penurunan dari harga pada bulan desember 2013 sebesar US$ 12.44/kg; sedangkan untuk harga ekspor udang Thailand rata rata senilai US$ 10.81/Kg; dimana Amerika dan Jepang merupakan pembeli utama udang Thailand. Sedangkan rata - rata harga impor pada bulan desember 2013 sebesar US$ 9.06/kg. B. Perdagangan Udang di Thailand Berdasarkan kode harmonisasi (HS) Udang jatuh pada grup HS 0306, yaitu Crustaceans, whether in shell or not, live, fresh, chilled, frozen, dried, salted or in brine; smoked crustaceans, whether in shell or not, whether or not cooked before or during the smoking process; crustaceans, in shell, cooked by steaming 10

14 or by boiling in water, whether or not chilled, frozen, dried, salted or in brine; flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption; selain itu juga dalam group HS 1605, yaitu Crustaceans, mollusks and other aquatic invertebrates, prepared or preserved. Namun secara spesifik, udang (shrimp and prawn) segar maupun olahan jatuh pada nomor HS sebagai berikut: Kode HS Udang (shrimp/prawn) No Kode HS Deskripsi Grup HS Coldwater shrimps and prawns (Pandalus spp., Crangon crangon) Other shrimps and prawns: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Liptopenaeus vannamei) Giant river prawns (Macrobrachium rosenbergii) Coldwater shrimps and prawns (Pandalus spp., Crangon crangon): Breeding Other, live Fresh or chilled Dried: In airtight containers Other Other: In airtight containers Other Other shrimps and prawns: Breeding: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Litopenaeus vannamei) Other Other, live: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Litopenaeus vannamei) Other --- Dried In Airtight containers Other Grup HS Shrimps and prawns: Not in airtight container: Shrimp paste Other Other: Shrimp paste Other 11

15 Sumber: Information and Communication Technology Center with Cooperation of the Customs Department Dapat dilihat dari data diatas bahwa udang dan olahannya banyak masuk ke dalam grup HS 0306, sedangkan pada grup 1605, hanya terdapat 6 grup HS yang merupakan produk olahan dari udang. 1. Ekspor a. Ekspor Thailand ke Dunia Thailand merupakan salah satu eksporter udang terbesar di dunia. Secara general pada kode HS 0306, Thailand mengekspor udang senilai US$1,020.2 Juta (103, Ton) di tahun 2013 dan menurun sebesar 33.39% dari tahun 2012 senilai US$ 1,531.5 Juta (191, Ton). sedangkan pada kode HS 1605 ekspor Thailand ke Dunia pada tahun 2013 senilai US$ 32.8 Juta (9, Ton), meningkat sebesar 30.16% dari tahun sebelumnya senilai US$25.2 Juta (10, Ton). Penurunan pada grup HS 0306 adalah disebabkan penurunan produksi udang Thailand pada Tahun 2013 dikarenakan penyakit Early Mortality Syndrome (EMS). Pada tahun 2013, 10 Negara tujuan ekspor terbesar Thailand untuk kode HS 0306 adalah Amerika, Jepang, Inggris, Hongkong, Korea Selatan, Kanada, Australia, Cina, Vietnam, dan Taiwan; Sedangkan untuk grup kode HS 1605, 10 negara tujuan ekspor terbesar Thailand adalah Amerika, Jepang, Inggris, Kanada, Jerman, Australia, Italia, Korea Selatan, Hongkong dan Selandia Baru Secara spesifik dengan kode HS 8 digit, ekspor udang Thailand ke dunia adalah sebagai berikut: No Kode HS Kuantitas (KG) Nilai (US$) Kuantitas (KG) Nilai (US$) ,064, ,400, ,149, ,500, ,881, ,000, ,704, ,200, ,571, ,251,500, ,578, ,400, ,477, ,100, ,800, ,700, , , , , , , , ,800, , , , , , , , ,200, , ,700, , , , ,300, , ,100,

16 No Kode HS Kuantitas (KG) Nilai (US$) Kuantitas (KG) Nilai (US$) , , , , ,364, ,800, ,799, ,700, ,040,618 3,237,026 78, , , , , , , , , ,700, , ,500, , ,400, ,428, ,S900, , ,300, ,960, ,430,838, ,823, ,152,545, , ,455, , , ,027, ,900, ,289, ,600, Sumber: Information and Communication Technology Center with Cooperation of the Customs Department Dari data diatas dapat dilihat bahwa ekspor Thailand terbesar adalah: 1. Kode HS (other) dimana pada tahun 2013 senilai US$1,152.5 juta yang merupakan penurunan sebesar 24.15% dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$1, Dalam group kode HS ini, dapat dijabarkan dalam 10 digit kode menjadi: Giant black tiger prawn, not in airtight containers Giant freshwater prawn, not in airtight containers White Shrimp (p.vannamei), not in airtight containers Other shrimps and prawn, not in airtight containers 2. Kode HS (Whiteleg shrimp/liptopenaeus vannamei) dengan ekspor pada tahun 2013 senilai US$805.4 Juta menurun sebesar 55.4% dari tahun 2012 senilai US$1,251.5 juta. 3. Kode HS (others), dimana pada tahun 2013 ekspor Thailand ke dunia senilai US$141.6 juta yang juga merupakan penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 12.2% dari ekspor senilai US$158.9 juta di tahun Dengan 10 digit, grup kode HS ini dijabarkan sebagai berikut: Giant black tiger prawn, in airtight containers Giant freshwater prawn, in airtight containers White Shrimp (p.vannamei), in airtight containers 13

17 Other shrimps and prawn, in airtight containers 4. Kode HS (Giant tiger prawns (Penaeus monodon) mengalami penurunan ekspor sebesar 17.14% dari tahun 2012 senilai US$62 Juta menjadi us$52.2 Juta di tahun Kode HS (Giant tiger prawns (Penaeus monodon)-live) pada tahun 2013 nilai ekspor yaitu US$31.7 Juta yang merupakan hasi peningkatan sebesar 33.19% dari tahun 2012 senilai US$ 23.8 Juta. b. Ekspor Thailand ke Indonesia Secara general pada group kode HS 0306, Thailand mengekspor ke Indonesia senilai US$645 pada tahun 2013, merupakan penurunan besar dari tahun 2012 sebesar 92.99% dimana Thailand masih mengekspor senilai US$9,211. Kemudian untuk grup kode HS 1605, pada tahun 2013 Thailand mengekspor senilai US$18,678 yang juga merupakan penurunan sebesar 96.42% dari US$521,018 pada tahun Produk Udang dan Olahannya yang di ekspor ke Indonesia adalah: No Kode HS Tahun 2012 Tahun 2013 Jumlah (Kg) Nilai (USD) Jumlah (Kg) Nilai (USD) (Others) ,009 1,182 14, (Giant Black Tiger Prawn, in airtight Containers) (Giant Freshwater prawn, in airtight containers) (White , ,132 Shrimp (p.vannamei), in airtight containers) (Other shrimps and prawn, in airtight containers) 1 2 1,000 11, (Shrimp Paste) , (Other) (White leg shrimps (Liptopenaeus vannamei) Sumber: Information and Communication Technology Center with Cooperation of the Customs Department 14

18 Berdasarkan data diatas bahwa ekspor Thailand ke Indonesia hanya dalam jumlah kecil dimana nilai terbesar ada pada kode HS yaitu masuk dalam deskripsi others yang mengalami peningkatan sebesar 18.08% dari tahun 2012 senilai US$12,009 menjadi US$14,181 pada tahun Sedangkan produk ekspor Thailand ke Indonesia yang jatuh pada grup HS tersebut adalah dalam bentuk White Shrimp (p.vannamei), in airtight containers dan Other shrimps and prawn, in airtight containers. Sedangkan peningkatan signifikan terdapat pada kode HS (shrimp paste) dimana pada tahun 2012 Indonesia belum mengimpor shrimp paste, dan pada tahun 2013 Indonesia mengimpor senilai US$1, Impor a. Impor Thailand dari Dunia Walaupun Thailand merupakan salah satu eksportir terbesar untuk udang dan olahannya di dunia, namun untuk memenuhi permintaan domestik, industry produk olahan udang dan re-ekspor, Thailand tetap mengimpor beberapa jenis udang dari Dunia. Secara general impor Thailand pada kode HS 0306 (Frozen) pda tahun 2013 senilai US$127,034,861 meningkat sebesar 38.28% dari tahun 2012 senilai US$91,869,576. Namun untuk produk dalam kode HS 1605 (Crustaceans, mollusks and other aquatic invertebrates, prepared or preserved) Thailand mengimpor dari Dunia pada tahun 2013 senilai US$32,785,056 yang merupakan penurunan sebesar 30.22% dari tahun 2012 senilai US$25,175,669. Pada tahun 2013, 10 negara asal impor Thailand untuk kode HS 0306 adalah India, Argentina, Kanada, Pakistan, Myanmar, Amerika, Vietnam, Australia, Ekuador,Malaysia; Indonesia berada pada urutan ke 32 pada impor Thailand untuk kode HS 0306 ini. Sedangkan untuk grup kode HS 1605 adalah Cina, Selandia Baru, Chili, Amerika, Vietnam, India, Indonesia, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. Sedangkan impor Thailand pada komoditi udang dan olahannya berdasarkan grup kode HS 8 digit adalah sebagai berikut: 15

19 No Kode HS Kuantitas (KG) Nilai (US$) Kuantitas (KG) Nilai (US$) ,088,052 20,807,523 1,714,658 9,915, , , ,174 2,570, ,166,753 10,774,320 5,504,893 50,623, , ,111 45, , , ,908 3,263 87, , , ,190 57, , , , , , ,041 90,881 1,234, , , , , , ,000 1, , , , , ,625,353 1,069,031 2,828, , ,943 7,088, ,249 4,762, ,445 8, , ,878 73, ,411 Sumber: Information and Communication Technology Center with Cooperation of the Customs Department Dari ke 23 grup kode HS, impor terbesar Thailand dari Dunia adalah: 1. Kode HS (White leg Shrimps/Liptopenaeus vannamei), pada tahun 2013, Thailand impor senilai US$50.6 juta meningkat sebesar % dari tahun 2012 senilai US$10.78 Juta. 2. Kode HS (Coldwater shrimps and prawns (Pandalus spp., Crangon crangon) pada tahun 2012 senilai US$20.81 Juta, menurun 52.35% menjadi hanya US$9.92 Juta di tahun 2013; produk ini merupakan produk impor terbesar pada tahun

20 3. Kode HS (Shrimp Paste) menurun sebesar 32.8% dari tahun 2012 senilai US$7.09 Juta menjadi US$4.76 Juta di tahun Kode HS (Giant tiger prawns (Penaeus monodon)) yang mengalami peningkatan 164.4% dari tahun 2012 senilai US$972,195 menjadi US$2.57 juta di tahun Kode HS (Other) pada tahun 2012 senilai US$701,401 meningkat 76.12% menjadi US$1.23 Juta pada tahun b. Impor Thailand dari Indonesia Secara general, Thailand mengimpor dari Indonesia dalam kode HS 0306 pada tahun 2013 senilai US$93,001 yang merupakan penurunan dari sebesar % dari tahun 2012 senilai US$513,029; sedangkan untuk kode HS 1605, impor Thailand dari Indonesia pada tahun 2013 senilai US$511,542 merupakan penurunan sebesar 54.2% dari tahun 2012 senilai US$1,116,915. Sedangkan secara khusus untuk produk udang dan olahannya dalam kode HS 8 Digit, Thailand mengimpor dari Indonesia sebagai berikut: No Kode HS Tahun 2012 Tahun 2013 Jumlah (Kg) Nilai (USD) Jumlah (Kg) Nilai (USD) (Shrimp Paste) 6,625,350 1,068,038 2,804, , (Other) ,400 12, (Giant Black Tiger Prawn, not in airtight Containers) (Giant Freshwater prawn, not in airtight containers) (White Shrimp (p.vannamei), not in airtight containers) (Other ,400 12,892 shrimps and prawn, not in airtight containers) (Other) (Other) (Shrimp Paste)

21 Sumber: Information and Communication Technology Center with Cooperation of the Customs Department Berdasarkan data diatas, impor Thailand dari Indonesia terbanyak adalah pada Shrimp Paste (HS ) yang mengalami penurunan sebesar 55.32% dari tahun 2012 sebesar US$1,068,038 menjadi hanya US$477,180 pada tahun Kemudian impor terbesar kedua Thailand dari Indonesia pada thaun 2013 adalah kode HS ; dimana pada kode HS yang lebih spesifik menunjukkan impor Thailand pada produk Other shrimps and prawn, not in airtight containers (HS ) mengalami peningkatan signifikan sebesar 11,727.52% dari tahun 2012 Thailand mengimpor senilai US$109 menjadi senilai US$12,892 di tahun

22 BAB III INFORMASI PASAR THAILAND A. KECENDERUNGAN PASAR THAILAND Thailand merupakan salah satu negara pengkonsumsi udang dan produk olahannya terbesar di Dunia. Selain sebagai salah satu produsen dan eksporter udang, Thailand masih mengimpor udang karena besarnya permintaan pada konsumsi udang di Thailand untuk restauran, hotel, atau untuk proses produksi makanan olahan udang. Budaya penggunaan udang maupun olahannya di Thailand sangatlah bergantung pada budaya masakan Thailand yang banyak menggunakan udang, seperti pada salah satu masakan Thailand yang populer, yaitu Tom Yum Kung, yang merupakan salah satu ikon masakan Thailand yang banyak dikenal Dunia. Jenis udang yang banyak beredar di Thailand seperti pada restauran dan hotel adalah Macrobrchium, distribusi dari jenis udang ini lebih banyak masuk ke restauran atau hotel dibandingkan sebagai konsumsi rumah tangga. Produk udang di Thailand di distribusikan dalam 3 jenis yaitu hidup, segar, dan beku. Terdapat banyak restauran yang menawarkan dan mengkhususkan diri pada udang hidup, namun lebih banyak yang menggunakan dalam bentuk segar. Pada tahun 2012 hingga akhir tahun 2013, produksi udang Thailand khususnya untuk species vannamei menurun dikarenakan Early Mortality Syndrome (EMS), namun Indonesia tidak terkena dampak dari wabah EMS. Hal ini menyebabkan harga udang di pasar internasional untuk meningkat, walaupun tidak terdapat peningkatan pada permintaan dari pasar tradisional. Peningkatan harga untuk black tiger shrimp lebih tinggi dari vannamei shrimp karena negara negara produsen udang seperti India dan Vietnam beralih untuk meningkatkan produksinya pada udang vannamei. Walaupun wabah EMS di Thailand telah terselesaikan, namun banyak peternak udang di Thailand mengurangi kepadatan stok udang untuk menghindari terjadinya kembali wabah EMS. 19

23 B. DISTRIBUSI UDANG DAN PRODUK OLAHANNYA Dalam rantai distribusi udang di Thailand secara umum untuk ekspor dan konsumsi domestik yaitu sebagai berikut: Namun, secara spesifik untuk industri Udang di Thailand, memiliki rantai distribusi sebagai berikut: 20

24 Sedangkan untuk udang dan produk olahannya yang diimpor biasanya masuk dari tahap international Wholesaler & Retailers & Specialty Shops yang selain terdiri dari eksportir namun juga importir untuk produk yang akan masuk ke Thailand maupun untuk di reekspor ke negara lainnya. Untuk konsumsi domestik di Thailand, mayoritas udang masuk ke pasar tradisional maupun department store dalam bentuk bahan mentah dari udang yang dibekukan maupun segar sebagai berikut: 21

25 C. PROSPEK UDANG DAN PRODUK OLAHANNYA ASAL INDONESIA DI THAILAND Pengembangbiakan udang pertama di Indonesia adalah di daerha Paotere ujung pandang, sedangkan pengembangbiakan udang swasta pertama adalah di Bandengan, Jepara setelah teknik eyestalk ablation berhasil dikembangkan. Seiring dengan peningkatan permintaan udang, jumlah tambak udang di Indonesia semakin meningkat, walaupun banyak dari distribusi dari hasil tambak tersebut masih dalam lingkup daerah local. Mayoritas dari tambak di Indonesia merupakan modifikasi sistem dari jeapng dan Galveston. Masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh tambak di Indonesia yang banyak mempengaruhi kapasitas produksi udang di Indonesia adalah penyakit, ketersediaan induk ketersediaan makanan alami, pekerja terampil dan pengembangan pasar. Namun, walaupun demikian, produk udang dan olahannya dari Indonesia memiliki banyak potensi untuk memasuki pasar udang di Thailand karena jenis udang dan produk udang olahannya dari Indonesia memilki lebih banyak variets dari Thailand. Selain itu, produksi udang di Thailand rentan dengan penyakit, karena keadaan geografis Thailand yang menyebabkan wabah penyakit udang seperti EMS cepat menyebar, sedangkan untuk Indonesia daerah penambakan udang dan penangkapan udang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, sehingga wabah penyakit EMS sulit menyebar. Sehingga produksi udang di Indonesia lebih konstan dibandingkan dengan Thailand, walaupun optimalisasi produksi di Indonesia masih lebih sedikit dari Thailand, namun dengan peningkatan teknologi dan peningkatan investasi pada produksi udang di Indonesia serta pengolahan lebih lanjut dari bahan baku udang tersebut dapat meningkatkan kelemahan Indonesia dalam kapasitas produksi. Keadaan geografis dan iklim Indonesia yang mendukung perkembang biakan udang, selain itu Indonesia memiliki berbagai varietas pada jenis hasil oalahan udang yang dapat meningkatkan nilai tambah pada produk udang. Peningkatan investasi pada teknologi dan usaha peningkatan kapasitas produksi tambak. 22

26 Ekspor Indonesia ke Dunia No Nomor HS Deskripsi HS Perubahan Nilai (US$) Kuantitas (KG) Nilai (US$) Kuantitas (KG) Nilai (%) Kuantit as (%) Cold water shrimps and 53,994, 5,388,950 38,306,120 3,475, prawns, frozen Giant tiger prawns with 21,655, 1,854,566 21,962,125 1,799, head, frozen Giant tiger prawns 57,121, 4,175,288 91,054,808 5,949, headless, frozen, fit Other giant tiger 229,259 22,233, ,467,567 24,436, prawns, frozen, fit, Whiteleg shrimps with 1,778,1 595, , , head, frozen, Whiteleg shrimps 262,827 32,367, ,338,830 26,641, headless with tail,, Whiteleg shrimps 83,359, 9,790,317 98,915,586 8,851, headless without tail, Other whiteleg shrimps, 172,969 25,356, ,162,235 31,976, frozen,, Giant river prawns, 323,403 33,715 1,015,477 84, frozen, Other shrimps and 87,276, 8,317, ,385,242 9,954, prawns, frozzen, Shrimps paste,not in 74,285, 13,478,066 98,804,646 9,822, airtight containers Shrimp breaded, other 161,595 17,920, ,922,852 19,771, prepared shrimps & prawn in airtight containers, Shrimps paste, in 4,545,1 617,122 23,412,735 2,061, airtight containers Shrimp breaded, other prepared shrimps & prawn in airtight containers 12,709, 627 1,972,465 24,425,755 1,965, Sumber data: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia Berdasarkan data ekspor udang dan olahannya diatas dapat dilihat bahwa Indonesia dan Thailand memiliki kemiripan dalam beberapa kode HS untuk produk ekspornya namun Indonesia memiliki varietas, namun dapat dilihat dari mayoritas ekspor Indonesia ke Dunia mengalami peningkatan signifikan, sehingga hal ini menunjukkan stabilitas potensi ekspor Indonesia untuk produk udang dan olahannya. 23

27 BAB IV INFORMASI PERDAGANGAN A. KEBIJAKAN Tarif dalam AFTA (Asean Free Trade Agrement) AFTA diluncurkan pada tahun 1992 untuk menghapuskan tarif dan mengintegrasikan negara anggota menjadi basis produksi tunggal dan pasar regional dari 550 juta orang. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Tarif dikurangi menjadi 0-5% pada tahun 2003 untuk ASEAN 6 (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei) dan akan dihilangkan pada tahun 2015 untuk semua anggota ASEAN (Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam). Karena tarif lebih dari 99% dari barang yang diperdagangkan gratis atau dikenakan bea maksimum hanya 5%, perdagangan di semua negara ASEAN sudah bisa dikatakan relatif bebas. Beberapa produk dikategorikan dalam General Exception yaitu produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan kedalam CEPT-AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi dan budaya. Produk-produk dalam kelompok tersebut antara lain senjata dan amunisi, obat terlarang dan benda purbakala. Tarif impor untuk produk udang dan olahannya berdasarkan AFTA untuk kode HS 1605 dan 0306 adalah 0%, dimana produk tersebut yang masuk ke Thailand tidak dikenai pajak impor. B. PROSEDUR IMPOR Prosedur impor barang secara umum di Thailand adalah ketika barang tiba di Thailand, importir diwajibkan untuk mengajukan Deklarasi Barang dan dokumen pendukung impor kepada petugas Bea Cukai di pelabuhan masuk. Kargo impor secara hukum tidak diperbolehkan memasuki Thailand sampai setelah pengiriman barang masuk dan telah disahkan oleh Bea Cukai, dan pajak yang berlaku dan bea telah dibayar. Ini adalah tanggung jawab importir untuk mengatur pemeriksaan dan pelepasan kargo impor. Selain itu, tergantung pada sifat dari impor, dan terlepas dari nilai, importir mungkin perlu untuk 24

28 mendapatkan izin untuk memfasilitasi clearance impor. Beberapa barang memerlukan izin, dan izin lembaga penerbitan yang relevan harus dihubungi sebelum melakukan importasi. Prosedur impor barang di Thailand secara lengkap dan detail dapat dilihat di website Custom Department. Gb. 4.1 Prosedur Importasi di Thailand Sumber: Thai Custom Department C. Standar Kualitas untuk Perdagangan Produk Kelautan di Thailand Untuk produk makanan yang masuk ke Thailand diatur oleh The Food Act tahun 1979 yang mengatur dan melindungi konsumen dari dampak yang membahayakan kesehatan dari konsumsi makanan. Tanggung jawab dari keamanan makanan dibagi dalam berbagai institusi dan kementerian, termasuk Food and Drug Administration (FDA) pada Ministry of Public Health. Untuk udang dan produk olahannya yang masuk dalam produk fish and fishery product memerlukan Fish Inspection and Quality Control Division dalam Department of Fisheries (DOF) yang bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas, penanganan pasca panen dan pengembangan pengolahan lebih lanjut. DOF mengoperasikan inspeksi produk kelautan 25

29 berbasis HACCP dan program pengontrolan yang melibatkan pengaturan dari bahan baku hingga produk akhir. The Fish Inspection and Control Program sertifikat untuk persetujuan prosesor yang fasilitas dan produknya memenuhi persyaratan keamanan dan kualitas internasional. Fisheries Act memberdayakan MAC untuk membuat pengumuman yang mewajibkan seluruh pihak yang terlibat dalam penangkapan ikan atau perdagangan produk perikanan untuk terdaftar dan mengajukan ijin sebelum melakukan kegiatan perdagangan terkait produk kelautan. Terdapat pengumuman terkait kondisi dan pedoman untuk pengolahan produk kelautan di Thailand. 26

30 BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI INFILTRASI PASAR UDANG DAN OLAHANNYA DI PASAR THAILAND Berdasarkan analisa dari data ekspor dan Impor Udang serta produk olahnnya, walaupun Indonesia dan Thailand merupakan negara produsen dan eksportir komoditi tersebut, namun dengan potensi dan peningkatan teknologi penangkapan udang dan pengembangbiakan udang yang ramah lingkingan, ekspor produk udang dan olahannya ke pasar Thailand dapat lebih ditingkatkan dengan rekomendasi strategi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Media link and match yang dapat menghubungkan kebutuhan Thailand dan suplai dari Indonesia b. Survey pasar - Mencari alternatif pasar baru di Thailand yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi - Menentukan target pasar udang untuk menyesuaikan jenis udang dan olahannya yang lebih sesuai dari jenis udang yang dapat diproduksi di Indonesia. c. Promosi - Berpartipasi dalam pameran terkait seafood atau produk makanan di Thailand. - Melakukan promosi yang menonjolkan kualitas dan variasi udang serta olahannya dari Indonesia. d. Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. e. Menjalin kerjasama yang baik dengan asosiasi setempat. f. Produk - Menjaga harga untuk tetap kompetitif dengan tetap mengedepankan kualitas - Meningkatkan value added dari olahan udang serta variasinya untuk dapat memperkenalkan jenis produksi olahan udang baru di Thailand untuk bersaing di luar pasar udang yang telah jenuh. 27

31 BAB VI INFORMASI PENTING A. ASOSIASI The Thai Shrimp Association (TSA) TSA merupakan asosiasi sebagai wadah untuk berkolaborasi dalam berdiskusi maupun bekerjasama dalam bidang produk udang dan olahnnya di Thailand dengan tujuan untuk mengembangkan industri udang di Thailand. Alamat : 193/43 Lake Rajada Office Complex, 12th Floor, Ratchadapisek Road Klongtoey, Bangkok Telepon : Fax : thshrimp@cscoms.com Website : B. INSTANSI TERKAIT Bea Cukai The Custom Department Ministry of Finance Thailand Suntornkosa Road, Klong Toey Bangkok Tel: , Fax: C. PERWAKILAN PERDAGANGAN 1. Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Indonesia JI. DR Ide Anak Agung Gde Agung kav. NO. 3.3 (Lot 8.8), Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Indonesia

32 Tel. (62-21) VoIP: ,520501,520502,520503,520504, ,520506, Fax. (62-21) , , Kamar Dagang Thailand 150 Rajbopit Road, Pranakhon District, Bangkok 10200, Thailand Tel. +66(0) Fax. +66(0) , +66(0) Perwakilan Indonesia di Thailand KBRI Bangkok Petchburi Road, Ratchatewi, Bangkok 10400, Thailand Tel. +66 (2) Fax. +66 (2) Kantor Atase Perdagangan Bangkok Tel: ext. 123, 120, dan 178 Fax: Konsulat Jenderal Songkhla 19, Sadao Road, Amphur Muang, Songkhla 90000, Thailand Tel. +66 (74) , , Fax. +66 (74) song4kom@hadyai.loxinfo.co.th 29

33 D. Pameran Potensial Pameran potensial yang dapat diikuti untuk mempromosikan produk udang dan olahannya di Thailand adalah: - World of Seafood Seafood 2014 ( Pameran ini didukung dan diadakan bersama THAIFEX World Food Asia 2014 yang akan dilaksanakan pada tanggal Mei 2014 di IMPACT Muangthong Thani. Pameran ini merupakan platfor untuk business networking dalam industri seafood, frozen seafood industry, chilled seafood, fresh seafood, processed seafood, ready-to-eat seafood dan dried seafood. Penyelenggara dari pameran ini adalah Koelnmesse Pte Ltd. Bersama dengan Department of International Trade Promotion, Ministry of Commerce Thailand dan Thai Chamber of Commerce. Penhunjung untuk pameran ini adalah dari perhotelan, restauran dan bar, supermarket, grocery and convenience stores, department store, catering makanan, importer, distributor, wholesaler dan retailer, manufaktur makanan, fast food, jasa makanan, airlines, Clubs and Resorts, Packaging and Distribution Centers, dan institusi lainnya dari Thailand dan negara negara lain. E. Importir Udang dan Perusahaan Manufaktur Processed Seafood Thailand S.L. Intermarine Alamat : 55/155 M.6 T, Tsrai E. Muang, Samutsakon Thailand Telepon/Fax : slintermarine_2010@hotmail.com Omoshiroi (Thailand) Co., Ltd Alamat : Marketing Office = 34/42 Vipavadee 60 Road, Bangkok Telepon/Fax :

34 Website : omoshiroi_info@yahoo.co.th : SPK Frozen Product Co., Ltd Alamat : 22 Ramintra 58, Juntion 3-8, Ramintra Rd., Kanayao, Bangkok Thailand Telepon/Fax : nu.kaenoppharat@gmail.com Golden Frozenfoods Co., Ltd Alamat : 1277 Vichienchodok Rd., Mahachai, Samutsakon Thailand Telepon : Fax : gsf@goldenseafrozenfoods.com Website : PT. Foods Processing Co., Ltd Alamat : 148 Mu 5 T. Thasai Mueng Samutsakorn Samutsakorn Province Telepon : Fax : bamchippyfish@yahoo.com Website : 31

35 LAMPIRAN Kode HS Udang pada Kelompok HS 0306 serta Deskripsinya No Kode HS Deskripsi Crustaceans, whether in shell or not, live, fresh, chilled, frozen, dried, salted or in brine; smoked crustaceans, whether in shell or not, whether or not cooked before or during the smoking process; crustaceans, in shell, cooked by steaming or by boiling in water, whether or not chilled, frozen, dried, salted or in brine; flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption. ---Frozen: Rock lobster and other sea crawfish (Palinurus spp., Panulirus spp., Jasus spp.) Lobsters (Homarus spp.) Crabs: Soft shell crabs Other Norway lobsters (Nephrops norvegicus) Coldwater shrimps and prawns (Pandalus spp., Crangon crangon) Other shrimps and prawns: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Liptopenaeus vannamei) Giant river prawns (Macrobrachium rosenbergii) Other Other, including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption ---Not frozen: Rock lobster and other sea crawfish (Palinurus spp., Panulirus spp., Jasus spp.): Breeding Other, live Fresh or chilled Other: In airtight containers Other Lobsters (Homarus spp.): Breeding Other, live Fresh or chilled Other: In airtight containers Other 32

36 No Kode HS Deskripsi Crabs: Live Fresh or chilled Other: In airtight containers Other Norway lobsters (Nephrops norvegicus) Coldwater shrimps and prawns (Pandalus spp., Crangon crangon): Breeding Other, live Fresh or chilled Dried: In airtight containers Other Other: In airtight containers Other Other shrimps and prawns: Breeding: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Litopenaeus vannamei) Other Other, live: Giant tiger prawns (Penaeus monodon) White leg shrimps (Litopenaeus vannamei) Other --- Dried In Airtight containers Other --- Other In airtight containers Other Other, including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption Live Fresh or chilled Flours, meals and pellets --- Other In airtight containers 33

37 No Kode HS Deskripsi Other Kode HS Udang pada Kelompok HS 1605 serta Deskripsinya No Kode HS Deskripsi Crustaceans, mollusks and other aquatic invertebrates prepared or preserved Crab: In airtight containers Other - Shrimps and prawns: Not in airtight container: Shrimp paste Other Other: Shrimp paste Other Lobster Other crustaceans - Mollusks : Oysters Scallops, including queen scallops Mussels Cuttle fish and squid Octopus Clams, cockles and ark shells Abalone Snails, other than sea snails Other - Other aquatic invertebrates : Sea cucumbers Sea urchins Jellyfish Other 34

38 35

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE tiga digit

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE tiga digit BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis keunggulan komparatif produk perikanan Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama bulan Januari 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia defisit sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 60/11/61/Th. XVIII, 2 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$45,13 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 50/09/61/Th. XIX, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$29,00 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 59/11/61/Th. XIX, 1 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$77,48 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Perkembangan Integrasi Ekonomi di Kawasan ASEAN. Sumber: Lim (2014) GAMBAR 4.1. Negara-negara di Kawasan ASEAN Secara astronomis Asia Tenggara terletak di antara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XV, 1 Februari 2012 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 36,49 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XIX, 4 Januari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$25,38 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Juli 2015 tercatat 573,45

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2013, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 26/05/61/Th. XVIII, 4 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$48,87 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XX, 3 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$72,12 JUTA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 67/12/61/Th. XIX, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$84,85 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 52/09/61/Th. XVIII, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$45,65 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut data BPS (2010), jumlah penduduk yang bekerja di sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XIX, 1 Februari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$ 42,54 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 32/50/61/Th. XIX, 3 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$38,86 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 43/08/61/Th. XVIII, 3 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MENCAPAI US$53,35 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 68/12/61/Th. XVIII, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$44,55 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017 No. 14/03/61/Th. XX, 1 Maret 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI US$87,48

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014 111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014 111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. No. 07/02/61/Th. XVIII, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$47,53 JUTA Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 22/04/61/Th. XVIII, 1 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$34,77 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

Lebih terperinci

KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR

KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR Disampaikan pada acara Rountable Discussion Potensi dan Peluang Kerjasama Ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Kawasan Amerika Selatan dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 35/07/61/Th. XX, 3 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MEI MENCAPAI US$51,20 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 41/08/61/Th. XX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,22 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2009 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 06/02/61/Th. XIII, 1 Februari 2010 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 24,57 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 No. 11/03/61/Th. XIII, 1 Maret 2010 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 22/05/61/Th. XX, 2 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MARET MENCAPAI US$97,79 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 56/12/61/Th. XIII, 1 Desember Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ober mengalami peningkatan sebesar 65,94 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS No. 55/10/61/Th. XIX, 3 Oktober A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR AGUSTUS MENCAPAI US$65,60 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang bekerja di sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 37/07/72/Th.XVIII, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Mei 2015, Nilai Ekspor US$ 24,44 Juta dan Impor US$ 17,34 Juta Selama Mei 2015, total ekspor senilai US$ 24,44 juta,

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Thn. XX, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER SEBESAR US$723,68 JUTA Nilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 23/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Maret 2016, Nilai Ekspor US$ 118,87 Juta dan Impor US$ 38,41 Juta Selama Maret 2016, total ekspor senilai US$ 118,87

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 33/06/72/Th.XVIII, 01 Juni 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama April 2015, Nilai Ekspor US$ 42,75 Juta dan Impor US$ 9,21 Juta Selama April 2015, total ekspor senilai US$ 42,75

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat 1. Total perdagangan barang Amerika Serikat dengan Dunia pada

Lebih terperinci

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia 1. ASEAN ( Association of South East Asian Nation Nation) ASEAN adalah organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerjasama regional negara-negara di Asia

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 41/07/72/Th.XIX, 15 Juli 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juni 2016, Nilai Ekspor US$ 145,17 Juta dan Impor US$ 124,22 Juta Selama Juni 2016, total ekspor senilai US$ 145,17

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 48/09/61/Th. XX, 4 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JULI MENCAPAI US$50,13 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Pebruari 2015 tercatat

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

MARKET BRIEF UDANG ITPC BUSAN

MARKET BRIEF UDANG ITPC BUSAN MARKET BRIEF UDANG ITPC BUSAN APRIL 2015 KATA PENGANTAR Market brief ini bertujuan memberikan informasi kepada para pelaku usaha atau exporter Indonesia secara rinci dan detail untuk mengetahui pasar pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah No. 54/09/72/Th.XX, 15 September 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGAH Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah Selama Agustus 2017, Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 14/03/61/Th. XIX, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2016 MENCAPAI US$26,45 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 49/08/72/Th.XIX, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2016, Nilai Ekspor US$ 94,59 Juta dan Impor US$ 33,35 Juta Selama Juli 2016, total ekspor senilai US$ 94,59

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 No. 68/11/71/Th. VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada ulan III/2014

Lebih terperinci

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 21/04/72/Th. XVIII, 01 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Februari 2015, Nilai Ekspor US$ 6,18 Juta dan Impor US$ 21,25 Juta Selama Februari 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci