Problems of. pembangunan. fenomena

Transkripsi

1 Jakarta, 3 April 2017 Russian Economic Challenge 2017: Sharing Effective Solution to Withstand the Resource Curse Atas undangan Carnegiee Centre Moscow, sebuah international think tank, dua pekan lalu saya menjadi salah seorang pembicara dalam konferensi Russian Economic Challenge Acara yang diselenggarakan di Moscow School of Management Skolkovo itu mengambil thema The End E of the Global Resource Cycle and Problems of Economic Diversification. Tujuan konferensi memberii masukan untuk strategi pembangunan Russia yangg selama empat tahun terakhir ini terguncang dampak kejatuhan harga minyak dan gas. Carnegie Centre Moscow meminta sayaa untuk membagi pengalaman Indonesia dalam menghadapi fenomena resource curse dan berbagai tantangan dalam reformasi ekonomi. 1

2 Saya bersyukur dapat berdiskusi dengan banyakk ahli dari berbagai negara, terutama Timur Tengah. Diskusi tersebut semakin memantapkan semangat s kami di Bahana TCW untuk memacu transformasi menuju masyarakat berinvestasi. Sejak tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi Russia melambat. Bahkan mengalami stagflasi pada tahun t 2015 dengan GDP growth minus 2,8% dan inflasi 15, 6% menyusul kejatuhan ruble dan hargaa minyak yang menjadi andalan utama ekspor (sekitar 60% %) dan penerimaan negara. Sanksi internasional memperberat kemalangan ekonomi. Pada tahun 2017 ini,, laju pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya 1,1% setelah tahun lalu minus 0,2%. Langkah L stabilisasi dilakukan seperti dengan meningkatkann suku bunga bank sentral hingga 10%. Seperti terlihatt pada tabel, selama tiga tahun terakhir harga minyak anjlok 50% yang turut melandasi depresiasi tajam ruble sebesar 37, 5%. Ditengahh penguatann dollar global DXY 25%, Indonesia jelas nampak lebih beruntung dengan pelemahan rupiah 14,% dan kenaikan IHSG 13,8%. GDP Russia sekitar $1,2 trilyun atau lebih besar dari Indonesia $900 milyar. Walau dengan posisi utangnya yang lebih rendah $175 milyar m atau 13,7%, peringkat investasi Russia nampak sama seperti Indonesia (S&P: BB+ +). Namun dengan bond yield Russia sekitar 100bpss lebih tinggi ketimbang Indonesia. Negeri kitaa juga menikmati surplus perdagangan dengan Russia sekitar setengah milyar dollar seperti melalui ekspor CPO. Saya menjelaskan bahwa limpahan likuditas murah sebagai akibat aksi quantiative easing yang masif dilakukan oleh the Fed, ECB dan BoJ yang melandasi revolusi produksi shale gas. Harga energi diperkirakan akan tetap rendah yang dimungkinkan oleh peningkatan efisiensi baik oleh produsen shale gas maupun konvensional seperti yang disampaikan oleh ahli energi dari British Petroleum Russia. Hal ini yang turut melandasi perubahan strategi pasarr OPEC dari sebelumnya price setting menjadi market sharee sejak tahun 2014 seperti terlihat pada peraga dibawah ini. Produksi minyak OPEC ditunjukkan oleh series berwarna biru berbintik, shale gas warna hitam sementara harga minyak warna merah.. 2

3 Saya menyampaikan pengalaman resource curse Indonesia yang sejak era reformasi lebih terkait dengan kejatuhan harga komoditas batu bara, CPOO dan karet.. Indonesia sudah s dikenal beruntung dalam pengelolaan manfaat lonjakan 1970an. harga Pakk pada Harto akhir saat tahun itu memanfaatkann rezeki minyak untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia, memacu sektor pertanian dan industri. Adaa sejumlah faktor yang mengambat t dominasi sektor minyak dalam perekonomian Indonesia. Selain sektor tersebut padat modal, ternyata sekitar 70% sumber energi minyak berada di lepas pantai sehingga biaya eksplorasinya dianggap tidak terjangkau. Dengan potensi tenagaa kerja yang melimpahh dan relatif murah secara regional, Indonesia memilih penguatan sektor manufaktur yang ditopang oleh derasnya atus rotasi investasi langsung asing. Indonesia kemudian menikmati era pertumbuhan tinggi dengan ketimpangan yangg relatif rendah. Namun merebak risis moneter 1998 mengingatkan akan pentingnya kekuatan lengkap kebijakan ekonomi. Sebab sebelumnya, keterbatasan pendanaann domestik mendorong Indonesia, dan banyak negara berkembang, melakukan pinjaman luar negerii membuka risiko krisis utang baik k yang dipicu oleh trend penguatan dollar, kenaikan suku bunga global hingga pelarian modal. Transisi politik paska krisis 1998 menuju negara yang lebih menjunjung demokrasi ternyata diwarnai oleh kebijakan populis yang kurang produktif. Paling tidak hal ini dicirikan oleh kesulitann menahan subsidi s energi padahal Indonesia sejak tahun 2004 sudah terbilang net oil importer. Selama S 10 tahun terakhir, ada sekitar 76 juta tambahan kendaraan mobil dan motor. Angka ini melonjak sekitar 90% % dibanding satu dekade sebelumnya. Tanpa perubahan strategi energi dan transportasi, Indonesia akan terus mengalami defisit neraca minyak. Commodity boom sejak akhir tahun 2000an memang memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun ternyata diiringi dengan memburuknya ketimpangan kemakuran. Bisa jadi hal ini akibat proses desentralisas si yang ternyata membatasi mekanism nasional yang lebih menjamin proses trickle down effect commodity boom tersebut. Rekapitalisasi perbankan akibat krisis moneter 1998 nampak membatasi kapasitas pemerintah pusat. Kita perlu menghargai upaya pemerintah saat ini yang melakukan reformasi fiskal baik dari sisi pengeluaran dan penerimaan. Dari sisi pengeluaran, alokasi subsidi energi terus ditekan sementara belanja infrastruktur dipacu. Dari sisi penerimaan, pemerintah melakukan program tax amnesty yang berakhir pekan lalu. Dengan capaian dana deklarasi sekitar Rp4.866 trilyun diharapkan pembiayaan pembangunan di masa yang akan datang bisa lebih mandiri. The Curse of Aging Population Saya mendapat pencerahan dari pembicara ahli dari Timur Tengah ketikaa memaparkan sekitar 30% penduduk muda Saudi Arabia menganggur. Negeri pemasok minyak dengan biaya terendah ini menghadapi kenyataan APBN dalam keadaan defisit selama tiga tahun terakhir. Tidak heran mengingat minyak dan gas berkontribusi sekitar 85% baik dalam struktur ekspor dan penerimaan negara. Sangat bisa jadi, dilatari peristiwa Arab Spring yang menguncang banyak pemerintah di Timur Tengah, belum lama ini Saudi Arabia meluncurkan 3

4 program Visi 2030 yang memuat berbagai program reformasi ekonomi. Saya cermati negeri itu Menteri Tenaga Kerja dan Komunitas dibebankan key performance indicator yang paling banyak, termasuk peningkatann kualitas SDM melalui sertifikasi dan pemberdayaan partisipasi wanita. Sementara Menteri Keuangan ditarget agar rasio utang meningkat menjadi 30% dari posisi 8% 8 GDP saatt ini. Saudi Arabia tengah mempersiapkan IPO 5% saham Aramco pada tahun depan senilai $5 trilyun atauu lima kali lipat ekonomi Indonesia. Melalui sovereign wealth fund, Saudi Arabia juga akan lebih aktif a melakukan investasi global. Saya yakin ini termasuk misi kunjungan Raja Salman bulan lalu ke Indonesia. Menteri Perminyakan Saudi Arabia dikutip berpendapat bahwa Saudi Arabia akan tetap berjaya harga walau minyakk turun dibawah $30 per barel. Peraga dibawah ini menyajikan cost curve minyak sejumlah produsen. Jepang menjadi contoh negara yang dibebani oleh penduduk menua. Sekitar 30% penduduk mereka berusia diatas 65 tahun. Sangat bisa jadi hal ini yang melandasi Jepang untuk melemahkan mata uangnya demi memacu ekspor yang menjadi andalan pemulihan ekonomi. Cermati peraga dibawah ini yang menunjukka n bursa NKY (warna merah) cenderung menguat bila Yen melemah (warna biru). 4

5 Ulasan laporan kunjungan kerja ini saya tutupp dengan mengingatkan para pembaca terhadap the risk of growing old before growing rich pada tahun 2030 saat demographic c dividend ditengarai berakhir. Kami menilai pertumbuhan ekonomi yang lebih gegas tidak memadai untukk mencegahh risiko tersebut. Strategi pamungkas adalah dengan memperkuat kapasitas diri dalam bentuk non labor income asset untuk pembiayaan masa pensiun. Dua peraga terakhir ini memuat inspirasi investasi alaa Nabi Yusuff yang secara paralel dimuat dalam kitab Kejadian 41 dan Al Quran surat 12 ayat 47. Semoga bermanfaat. Budi Hikmat Chief Economist and Director for Investor Relation 5