BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Bagi sebuah negara berkembang seperti Indonesia, pembangunan menjadi satu salah hal penting. Untuk membiayai pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Salah upaya untuk membiayai pembangunan tersebut adalah melalui pajak. Seiring perkembangan perekonomian Indonesia yang diikuti oleh kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Maka, pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat. Seperti yang dikutip dalam sebuah situs internet Dirjen Pajak mengeluarkan peraturan baru tentang pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dengan dikeluarkannya peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-178/PJ/2006, ketentuan ini menggantikan keputusan Dirjen Pajak Nomor PER-170/PJ/2002 pada peraturan ini objek pajak PPh 23 lebih diperluas sekaligus menurunkan tarif untuk jenis objek tertentu dimana pada ketentuan lama penghasilan nettonya 40% diturunkan menjadi 30% dan penyederhanaan tarif PPh pasal 23 menajdi 2%. Pajak penghasilan pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 pasal 1 (1) tentang imbalan sehubungan jasa lain, selain jasa yang dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 yaitu imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, dan jasa selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan dalam Pasal 21 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-50/PJ/1994 tentang penunjukan wajib pajak orang pribadi

2 dalam negeri tertentu sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23 Pasal 1 menyebutkan bahwa Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 yang disebut Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, adalah: a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah camat, pengacara, konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas; b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan. Pajak penghasilan ini dikenakan pada bidang usaha tetap yang bergerak di bidang jasa, antara lain pada perusahaan pariwisata (agen wisata), bengkel mobil dan motor, kantor konsultan public, dan badan usaha tetap lainnya yang bergerak di bidang jasa. Demi perkembangan pembangunan Indonesia, terdapat sebuah perusahaan daerah yang bergerak disektor riil seperti Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Jawa Barat No.1 pada tanggal 26 Januari 1999, sebagaimana yang diubah melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.19 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 pasal 4, jenis usaha PD. Jasa dan Kepariwisataan meliputi properti, perdagangan, perbengkelan dan transportasi, perhotelan dan kepariwisataan. Untuk melaksanakan jenis usaha tersebut maka dibentuk: Unit Tanah dan Bangunan, Unit Hotel Royal Corner, Unit Perbengkelan dan Transportasi, Unit Jasa Hiburan, Unit Kebersihan, Unit Perdagangan, Unit Asia Afrika Cultural Center (AACC) dan Braga Café. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PD. Jasa dan Kepariwisataan tersebut dapat meningkatan penghasilan asli daerah karena perusahaan tersebut merupakan milik pemerintah daerah. Sehingga dengan meningkatnya penghasilan perusahaan, maka pajak yang akan dikenakan pun akan lebih besar. PD.Jasa dan Kepariwisataan merupakan perusahaan yang wajib dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1984 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun Dari

3 berbagai kegiatan usaha yang dilakukan oleh PD.Jasa dan Kepariwisataan terdapat unit-unit yang dikenakan PPh pasal 23 yaitu Unit Jasa Hiburan, Unit Hotel Royal Corner, Unit Tanah dan Bangunan, Unit Kebersihan dan Unit Perbengkelan dan Transportasi. PD Jasa dan Kepariwisataan merupakan subjek pajak pemotong PPh pasal 23 dari kegiatan jasa yang ada di perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas melatarbelakangi penulis untuk melakuan penelitian dalam menuyusun laporan Tugas Akhir dengan judul Tinjauan atas Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 Tentang Jasa pada Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, maka penulis mengindentifikasi masalah-masalah yang merupakan dasar untuk pembahasan adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan pemotongan dan perhitungan pajak penghasilan PPh pasal 23 pada Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. 2. Bagaimana penerapan pemotongan pajak penghasilan pasal 23 pada SPT Tahunan Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data ilmiah dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan Tugas akhir ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan pasal 23 pada Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan pasal 23 pada SPT Tahunan Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat

4 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat untuk berbagai pihak diantaranya: 1. Bagi Penulis Bagi penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang perpajakan khususnya masalah pajak penghasilan pasal Bagi Perusahaan Sebagai salah satu informasi bagi manajemen perusahaan dalam menilai kondisi perpajakan perusahaan terutama tentang pajak penghasilan pasal 23 dan sebagai pedoman dalam pembayaran pajak penghasilan pasal 23 pada masa yang akan datang. 3. Bagi Pihak Lain Dapat dijadikan bahan referensi atau masukan tambahan bagi yang membutuhkan dan sebagai saran untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam laporan Tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu Metode yang membahas mengenai beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasi dan menginterprentasikan. Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data yaitu dengan cara: 1. Studi Lapangan (field Research) Suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, dengan cara turun langsung ke lapangan dan melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan pembuatan laporan kerja praktik ini. Sedangkan teknik yang digunakan pada studi lapangan tersebut adalah: a. Wawancara: teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggungjawab untuk memberikan keterangan.

5 b. Observasi: dengan cara mengadakan pengamatan langsung ditempat penelitian yang berhubungan dengan data yang diperlukan. c. Dengan cara kerja praktik di Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Kota Bandung. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Bertujuan unutuk memperoleh data sekunder yang dikumpulkan melalui penelaah terhadap literature dengan masalah yang diteliti yang akan dijadikan dasar pertimbangan sebagai landasan teori dalam penelitian. 1.6 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penyususunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan kerja praktik pada Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan yang berlokasi di Jalan Braga No.15 Bandung, waktu kerja praktik pada tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 31 Maret 2012