SEKOLAH TINGGI PERFILMAN JAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEKOLAH TINGGI PERFILMAN JAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek Judul Proyek : Sekolah Tinggi Perfilman Jakarta Tema : Ekspresi Bentuk Site : Cengkareng Lokasi : Jl. Lingkar Luar Cengkareng Timur Kel. Cengkareng Timur Kec. Cengkareng, Jakarta Barat Sifat Proyek : Fiktif Pemilik/Pengelola : Yayasan swasta Luas Lahan : 3 Ha KDB : 40% KLB : 3,5 Fasilitas : Ruang kelas, Studio film/teater, perpustakaan film, Ruang Staf, Ruang Teknisi dan Mekanikal, Ruan Pamer, Perpustakaan. Lokasi yang dipilih berada di wilayah Cengkareng. Adapun hal yang melatarbelakangi pimilihan site ini karena berada di wilayah yang dimana terdapat fasilitas pendidikan seperti SMU dan SMK serta site tersebut juga merupakan likosi dari Unuversitas Satya Gama. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

2 2.1.2 Deskripsi Proyek 1. Kegiatan Aktivitas belajar mengajar di dalam Sekolah Tinggi Perfilman ini terbagi atas dua bagian, yaitu: Aktivitas kuliah teori dan aktivitas kuliah praktek. Aktivitas kuliah teori ini meliputi pemberian ilmu dan teori teori dalam perfilman serta pelajaran pendukung lainnya. Aktivitas kuliah praktek meliputi pembelajaran langsung produksi dan pasca produksi film. 2. Fasilitas a. Ruang Kelas b. Ruang Studio c. Ruang Audio Visual d. Ruang Grafik dan Animasi e. Ruang Staf Pengajar dan Teknisi f. Gallery g. Perpustakaan 3. Sifat Kegiatan a. Edukatif Pengadaan program-program pendidikan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan menambah wawasan tentang film, sehingga diharapkan bisa menjadi alat/wadah yang membantu untuk menjadi genierasi muda dan penerus yang profesional. b. Kegiatan Informal Akademik Adanya tempat yang sifatnya diluar materi perkuliahan yang masih berhubungan dengan film, seperti mengunjungi perpustakaan film dan video atau gallery sampai pada tempat pameran hasil karya mahasiswa. c. Promotif yang mempromosikan hasil kreatifitas para sineas muda Indonesia kepada masyarakatnya lewat pemutaranpemutaran film secara langsung. ANDRYAS.P SILALAHI_

3 2.2 Tinjauan Proyek Pengertian Judul 1. Pengertian Dasar Sekolah tinggi perfilman jakarata adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan melalui proses pengajaran dan kreatifitas sebagai bentuk komunikasi teknologi. yang memperhatikan Sekolah Tinggi : Perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan juga dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi. ( Perfilman : Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan, jasa teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, dan/atau penayangan film. Bab1. Ketentuan Umum pasal 1) (UU Perfilman no.8 TAHUN 1992 hal 7197 Jakarta : Sebuah provinsi sekaligus ibukota Negara Indonesia Kesimpulan dari Sekolah Tinggi Perfilman Jakarta, adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gedung pendidikan tinggi dengan kegiatan belajar mengajar, dimana tersedianya berbagai fasilitas dan sarana guna menunjang segala kegiatan yang ada dalam ruang lingkup perfilman Program Sekolah Tinggi Perfilman Program studi yang direncanakan dalam Sekolah Tinggi ini terdapat tiga buah Program Studi, yaitu : and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

4 1. Program Studi Film Dengan bidang-bidang ; a. Skenario b. Penyutradaraan c. Produksi d. Sinematografi e. Tata Suara f. Editing g. Animasi. 2. Program Studi Televisi Dengan bidang-bidang ; a. Skenario b. Penyutradaraan c. Produksi d. Videografi e. Tata Artistik f. Tata Suara g. Editing. 3. Program Studi Kajian Media Dengan bidang-bidang ; a. Kajian Film b. Kajian Televisi. Dengan materi pembahasan mengenai : Produksi Memahami dan menguasai manajemen pembuatan film. Skenario Mempelajari dan memahami penulisan serta karakteristik film. Penyutradaraan Mempelajari teknik dan gaya visualisasi dalam film. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

5 Sinematografi Mendalami keterampilan peralatan kamera film dan alat bantu lainnya. Editing Mendalami metode dan konsep dalam mengedit serta penyutingan fillm dalam cerita. Penata Artistik Mempelajari penciptaan dekorasi dan unsure visual. Dokumenter Memahami dalam menganalisa dan memproduksi documenter secara kolektif. Animasi Mempelajari cara mewujudkan fungsi dan berbagai bentuk animasi. Penata Suara. Mendalami keahlian peralatan rekaman suara Fasilitas Pendidikan 1. Fasilitas pendidikan Kelas teori Studio Perkuliahan 2. Fasilitas Pendukung Perpustakaan Buku dan Audio Visual Kantin R. Organisasi himpunan Studio komputer ANDRYAS.P SILALAHI_

6 2.3 STUDI BANDING Institut Kesenian Jakarta Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Dahulu Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta bernama Akademi Sinematografi, didirikan satu tahun setelah Akademi Seni Rupa, Akademi Seni Tari, Seni Teater yang berdiri pada tahun Semua itu bagian dari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) yang merupakan proyek bidang pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dibidang Seni di Jakarta dan Indonesia secara umum, mengingat Jakarta adalah Ibukota Pemerintahan Republik Indonesia (RI) sekaligus Daerah Khusus Istimewa di Pusat pemerintahan Indonesia. Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, Fakultas Seni Rupa dan Disain pun berkembang. Jurusan Film yang semula satu atap dengan Fakultas Seni Rupa dan Disain berpisah, kemudian menjelma menjadi Fakultas Film dan Televisi (FFTV). FFTV pun kemudian berkembang, membuka Jurusan Fotografi dan terakhir membuka Jurusan Kajian Media yang dulu pernah bernama Jurusan Filmologi. Pada awal tahun 1990-an FFTV-IKJ masuk menjadi anggota Cilect (Asosiasi Sekolah Film dan Televisi Internasional). FFTV IKJ yang dipimpin oleh Soetomo Gandasubrata saat itu sudah menjadi anggota penuh, bahkan pada saat itu Slamet Rahardjo dipilih sebagai Ketua Perwakilan Cilect di Asia Pasific. Kini setelah konferensi Cilect 2008 di Beijing FFTV-IKJ hadir diwakili oleh Kusen Dony Hermansyah (Wadek III) dan Tanete A. Pong Masak (Staf Bidang IV FFTV-IKJ) berhasil memposisikan FFTV-IKJ kembali sebagai anggota tetap Cilect. Dengan demikian FFTV-IKJ kembali sebagai satu-satunya perwakilan Cilect di Indonesia. ANDRYAS.P SILALAHI_

7 2.3.1.i Program Studi Fakultas Film dan Televisi (FFTV) 1. Program Studi Film D-3/S-1 MINAT UTAMA Skenario, Penyutradaraan, Produksi, Sinematografi, Tata Artistik, Tata Suara, Editing, Animasi. MATERI STUDI Mempelajari penulisan cerita untuk film; mempelajari teknik dan gaya visualisasi film cerita; menguasai seluk-beluk manajemen pembuatan film; mendalami ketrampilan dengan peralatan kamera film; mempelajari penciptaan dekor, latar dan unsur-unsur visual sebagai penunjang keutuhan film; mendalami ketrampilan dengan peralatan rekaman suara; mendalami kemampuan untuk menyunting film cerita; mempelajari cara bertutur dengan animasi. 2. Program Studi Televisi D-3 / S-1 MINAT UTAMA Skenario, Penyutradaraan, Produksi, Videografi, Tata Artistik, Tata Suara, Editing. MATERI STUDI Membahas berbagai naskah program TV; mempelajari teknik penyutradaraan baik yang dilaksanakan di studio maupun di luar studio bagi program-program TV; membahas lika-liku manajemen produksi program TV; mempelajari ketrampilan dengan satu kamera TV (single camera) maupun lebih dari satu kamera TV (multi camera); mempelajari penciptaan dekor, latar dan unsur-unsur visual sebagai penunjang program TV; mendalami ketrampilan dengan peralatan rekaman suara; mendalami kemampuan untuk menyunting hasil syuting maupun ketrampilan menyunting (editing) dari siaran langsung. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

8 3. Program Studi Kajian Media S-1 MINAT UTAMA Kajian film, Kajian televisi MATERI STUDI Mempelajari sejarah film dunia dan Indonesia; mempelajari sejarah TV dunia dan Indonesia; menganalisa karya film / TV baik dari segi estetik, gaya maupun latar belakang sosial budaya yang melahirkan karya-karya tersebut; mendalami teori-teori film / TV klasik maupun yang kontemporer; mengkaji perkembangan film dunia dan Indonesia serta menganalisa kasus-kasus khusus hubungan karya film / TV dengan masyarakat ii Fasilitas Ruang Kuliah Terdiri dari : 1. Ruang Kuliah 724 (Tata Visual) - Kapasitas 60 mahasiswa - Dilengkapi dengan Proyektor Screen, DVD / VHS player 2. Gedung Soemarjono (4 ruang kuliah di lantai 1 dan 2) - Kapasitas 70 mahasiswa pada tiap ruangnya - Dilengkapi dengan proyektor screen, DVD / VHS player, dan sound system 3. Gedung Syuman - Kapasitas 70 mahasiswa - Dilengkapi dengan video proyektor, proyektor film 35mm, proyektor film 16mm, - Blue Ray DVD player - Gedung ini juga difungsikan sebagai tempat pemutaran film ("Art House") - Dilengkapi tata suara Dolby Surround and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

9 Ruang Praktik dan Fasilitas Program Studi Terdiri dari : 1. Tom Studio Ruangan 2. Kontrol Studio TV Keterangan Untuk praktik atau shooting film, TV dan fotografi 3. Studio Suara Untuk praktik atau shooting program TV. Dilengkapi dengan system multi kamera. 4. Studio Fotografi Penggarapan suara film dan program TV. Dilengkapi komputer audio pro tools Atau NEUNDO. 5. Editing Film Pemotretan fotografi. 6. Editing Video Linear Editing film 16 mm, 35 mm Cinemonta. Editing video U-matic. Edting video SVHS. Editing Betacam. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

10 7. Editing Video Non-Linear 8. Ruang Audio Visual Editing komputer adobe Premier / AVID. Editing komputer Mac G-4 final cut pro. 9. Grafik dan Animasi Untuk desain grafik dan program slide. Dilengkapi komputer untuk Adobe Photoshop. 10. Art Cinema Untuk animasi dan grafik komputer. Dilengkapi komputer grafik Macintosh, editing komputer AV Master, komputer grafik PC dan Animasi. 11. Ruang Kaur Teknisi Fasilitas yang disediakan untuk mengadakan pameran-pameran hasil desain mahasiswa FFTV. Ruangan bagi teknisi yang bekerja unutk peratan perfilman. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

11 Perpustakaan 1. Memiliki koleksi sebanyak 3304 buah yang terdiri atas : - Buku 1107 judul - Film DVD 641 judul - Film VCD 385 judul - Film VHS 386 judul - Skripsi/Laporan Pengantar Karya Mahasiswa 785 buah 2. Memiliki 10 unit fasilitas pandang-dengar (menonton) - unit fasilitas player DVD - unit fasilitas player VCD - 1 unit fasilitas player VHS 3. Memiliki 32 meja baca 4. Memiliki akses jaringan wifi Los Angeles Film School Los Agles Film School merupakan sebuah sekolah film yang berdiri di jantung Hollywood, USA. Dibuka pertama kali pada tahun 2000, sekolah film ini memiliki 3 jurusan, yakni : jurusan film, jurusan produksi permainan elektronik (game production), dan jurusan produksi animasi. Sekolah film ini, dengan program study S1 namun kurikulum belajarnya mirip dengan The Next Academy, yakni semua bidang perfilman diajarkan seperti cinematography, directing, producing, creative writing, editing, sound design, lighting for film and video, production design, tidak seperti IKJ yang jurusannya sudah terbagi - bagi sesuai bidang - bidang film tersebut. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

12 1. Ruang Kelas Kecil Ruang kelas yang tampak nyaman dan lebih fun karena konsep kursi duduk yang melingkar, kesan unformal dan bebas seorang sineas film terlihat di ruang ini. Ruang kelas dilengkapi oleh 50-inch plasma displays, 7.1 Dolby Digital Surround Sound, serta Sharp Video projector, menjadikan ruang kelas ini menjadi ruang yang cukup baik secara fasilitas, namun desain dan warna tampak tidak berbeda dengan ruang kelas sekolah biasa, yang lebih mengecewakan terutama ruang tampak sempit terutama karena adanya ruang ruang tambahan dalam kelas dengan dinding tembok. 2. Ruang Teater Ruang yang digunakan untuk screening movie (pemutaran film) yang ditonton dengan seluruh mahasiswa, seminar film, bahkan fungsi - fungsi lainnya seperti halnya auditorium maupun aula. Memiliki jumlah total kursi audience sekitar 345 kursi, dengan suasana dan fasilitas yang tak kalah dengan bioskop Ruang Kelas Besar Ruang kelas yang menampung mahasiswa lebih besar, yang digunakan untuk kuliah - kuliah umum yang nontechnical film. Design ruang kelas ini lebih menarik daripada ruang kelas kecil, namun susunan kursi mahasiswa lebih formal. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

13 4. Ruang Kelas (khusus Screening room) Ruang kelas yang digunakan untuk belajar (belajar dari film yang ditonton), desain kelas setengah bioskop (facilities & lighting) setengah kelas (class chair), ruangan ini dapat menampung 80 siswa, dengan perlengkapan elektronik JVC DLA HD2K native 1020 x1080 Digital Cinema Projector, LD-HD2KBU Digital Video Processor, Denon AVR985SP AV Receiver, Denon DN-V300 Progressive Scan DVD player, JBL Theater Monitors. 5. Lab Produksi Film Ruang untuk belajar syuting indoor, memiliki 4 ruang sejenis, namun dengan besaran yang berbeda - beda. 6.Lab Editing Video Ruang yang digunakan siswa untuk belajar video editing dan mengerjakan tugas, dengan fasilitas yang super komplit. Pola melingkar meja & kursi seperti ini sangat cocok untuk belajar video editing, karena dapat memudahkan instruktur untuk mengecek yang dikerjakan siswa. 7. Lab Film Animasi Ruang belajar animasi dengan suasana sangat cozy, dinding kaca berada tepat di depan posisi duduk siswa, dan disisi lainnya merupakan dinding beton, sehingga menjadikan siswa fokus untuk melihat ke depan ketika dosen memberi kuliah, serta memberi suasana teduh dan tak kaku. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

14 8.Lab Editing Audio Ruang belajar editing audio, dengan fasilitas, Digidesign Pro Tools HD Workstations, Sony LMD 14 LCD Client Monitors, Sony DSR-1500A DVCAM Deck, Digidesign Command 8 Digital Mixer, Avid Media Station V10, Digidesign SYNC I/O and ProTools 192 I/O, 42 Sony FWD 42LX1/S LCD monitor 9.Dubbing Lab Ruang untuk dubbing suara yang sudah sangat midern dan canggih ini. Dibelakang area peralatan dubbing merupakan tempat duduk siswa, sehingga siswa dapat belajar lebih dekat mengenai dubbing suara. 10. Production Design Lab Ruang untuk belajar mendesain kostum, dekorasi, dan semua yang termasuk dalam bidang artistik. 11.Ruang Produser dan Meeting Ruang untuk belajar menjadi produser dan komplit dengan ruang rapat. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

15 12.Ruang Mesin Ruang penyimpanan data komputer sekolah. 13. Student Lounge Dinding full melingkari ruang kantin ini. 14.Ruang Penyimpanan (Gudang) Ruang untuk menyimpan peralatan film, baik itu yang rusak maupun yang baru. Siswa juga diijinkan untuk meminjam peralatan film ini The Next Academy Penggunaan dan penempatan media informasi memanfaatkan ruang sirkulasi yang strategis dan menggunakan media bingkai. Ruang receptionis memanfaatkan ruangan ANDRYAS.P SILALAHI_

16 yang ada di bawah tangga menuju lantai 2. R.Informasi 1. Entrance lobby 4. Media display 2. Receptionist 5. Media Informasi 3. R. Tunggu Fasilitas Penunjang dan Pendidikan 1. R. Kelas 2. Perpustakaan 3. R. Staff ANDRYAS.P SILALAHI_

17 4. Dalam Fasilitas The Next Academy memiliki ruang-ruang yang mendukung kegiatan pembelajaran namun fungsunya dibedakan sehinggga kenyamanan dan keamanan lebih terkontrol. R. Editing Studio mini R. Serba guna R. mixing R. konttrol Fasilitas pendidikan yang mendukung dalam proses pembelajaran sehingga membantu kegiatan dalam pembelajaran terlebih kegiatan tersebut membutuhkan ruang khusus seperti : R. editing, R. Mixing, R. studi mini, R.kontrol, karena menyesuaikan media dalam penggunaan meja komputer. Sarana dan Prasarana 1. Sarana Sarana umum Untuk kuliah teori, sarana yang tersedia adalah Over Head Projector (OHP), computer, Notebook, proyektor, sounf system, perangkat display, white board, dll. Untuk kegiatan operasional adalah meja, kursi, photokopi, internet dan computer. Saran Khusus Untuk kuliah praktik yang tersedia adalah kamera capture, kamera digital, lighting khusus. 2. Prasana R. Struktural R. ketua The Next Academy R. bagian administrasi akedemik dan R. bagian Administrasi umum. R. Pendidikan R. Kelas, R.perustakaan, R. dosen, R. Rapat, R. serbaguna, R. editing, R. mixing, R.kontrol, R. studio mini, R.gudang, Pantry. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

18 Materi Studi Perkuliahan 1. Semester 1 Konsep dan teori dasar desain, pengetahuan dan keterampilan dasar produksi (termasuk tahap pra-produksi dan paska produksi) Konsep dan teori ilmu komunikasi, budaya, film dan tv. Perencanaan Produksin(dengan konsep yang telah disetujui oleh dosen pengajar dalam bentuk scenario maupun storyboatd) Basic fotografi Basic sinematografi, directing dan art directing. Basic editing dan audio Basic design dan photoshop TA semester, produksi acara 5-10 menit 2. Semester 2 Produksi iklan (iklan layanan masyarakat atau iklan komersial) Desain kreatif iklan dan perencanaan produksi Tugas produksi PSA dan TVC 3. Semester 3 Intermediate directing, Art Directing dan sinematografi Intermediate manajemen produksi TA Semester Produk Film Pendek 30 Menit 4. Semester 4 Mahasiswa magang selama 2-4 bulan diberbagai perusahaan industry film atau tv. Tujuan untuk lebih mengenal dunia kerja nyata di industri film dan mengenali bidang apa yang cocok dengan minat dan baka mahasiswa dan tugas menbuat laporan magang. Semua asil magang mahasiswa akan didiskusikan dan di evaluasi bersama setelah magang selesai. 5. Semester 5 dan 6 Spesialisasi jurusan dan keahlian yan akan didalami mahasiswa. Dalam masa ini, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang ahli and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

19 dibidang penulisan scenario, penyutradaraan, sinematografi dan editing. Mahasiswa di semester 5 akanmelakukan workshop untuk edvance techniques dalam produksi TV program dengan menggunakan multi kamera. Disemester 6, mahasiswa harus membuat karya akhir berupa film layar dengan durasi menit Kesimpulan Studi Banding a. Sarana dan fasilitas pendukung pendidikan disesuaikan dengan jurusan yang terdapat pada setiap program studi dan mayoritas memiliki alat pendukung yang sama dan sesuai dengan fungsinya. b. Setiap penjurusan dari satu program studi sama dan saling berhubungan. c. Memiliki beberapa standar ruang untuk menjadikan syarat-syarat pada sarana dan fasilitasnya. d. Memiliki pemisahan ruang yang jelas antara satu program studi dengan program studi lainnya sampai pada penjurusannya serta fasilitas yang dibutuhkan pada setiap program studi. e. Kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan baik sebagai salah satu sarana pendukung aktifitas dan sifat kegiatannya. and_iaz@yahoo.com ANDRYAS.P SILALAHI_

Action!!! SEKOLAH TINGGI PERFILMAN SURABAYA TUGAS AKHIR- RA

Action!!! SEKOLAH TINGGI PERFILMAN SURABAYA TUGAS AKHIR- RA TUGAS AKHIR- RA. 091381 SEKOLAH TINGGI PERFILMAN SURABAYA Action!!! SITA INDAH SARI 3205100092 Dosen Kordinator: Ir. M. SALATOEN P. MT Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph. D Definisi Obyek Rancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

Desain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic

Desain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic Desain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic Briantito Adiwena 3406100057 Dosen Pembimbing Thomas Ari K, MT Latar Belakang Surabaya Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya

Lebih terperinci

Penjurian Film, Apresiasi Film

Penjurian Film, Apresiasi Film 1. Laboratorium Multimedia dan Fotografi Laboratorium ini merupakan sarana untuk mengakomodasi kebutuhan kegiatan mahasiswa dalam membuat karya film, iklan, proses pembuatan berita jurnalistik dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel studi kebutuhan ruang. No Nama ruang Besaran Ruang Kapasitas Ukuran 1. Ruang Kelas kecil 25orang 42m Ruang Laboratorium Animasi

LAMPIRAN. Tabel studi kebutuhan ruang. No Nama ruang Besaran Ruang Kapasitas Ukuran 1. Ruang Kelas kecil 25orang 42m Ruang Laboratorium Animasi LAMPIRAN Tabel studi kebutuhan ruang No Nama ruang Besaran Ruang Kapasitas Ukuran 1. Ruang Kelas kecil 25orang 42m 2 2. Ruang Laboratorium 40 orang 106.25m 2 179 3. Studio Fotografi 6orang 12m 2 4. Ruang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Semester Program Studi Pengajar : Dokumentasi Tari : MPB-109/2 SKS : VII : S-1 Seni Tari : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

2.8. Studi Preseden Tabel 2.1 Studi Preseden

2.8. Studi Preseden Tabel 2.1 Studi Preseden 2.8. Studi Preseden Tabel 2.1 Studi Preseden Pusat Bahasa di Yogyakarta No Preseden Gambar 1 Pusat Bahasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Indonesian Language and Culture Intensive Course (ILCIC),

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Perfilman

Sekolah Tinggi Perfilman Tugas Akhir Sekolah Tinggi Perfilman Tema : Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Teknik Arsitektur Di Susun Oleh : Sigit Anshori 41205010029 Angkatan XXXXXVI Periode Maret

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

www.sitimustiani.com Dari mana datangnya film? www.sitimustiani.com Darimana datangnya Film? Ya, tentu saja dari tangan-tangan kreatif yang bekerja sepenuh hati menghasilkan gabungan gambar bergerak dengan

Lebih terperinci

: Thomas Alva Edison mengenalkan bola lampu yang berguna pula pada alat proyektor.

: Thomas Alva Edison mengenalkan bola lampu yang berguna pula pada alat proyektor. - 1877 : Charles Emile Reynaud asal Perancis menciptakan 'Praxinoscope' yang menjadi proyektor sederhana. Prinsipnya kebalikan dari alat 'Zoetrope', di mana tabungnya dipasangi cermin. - 1879 : Thomas

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI JAKARTA Dengan Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI JAKARTA Dengan Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI JAKARTA Dengan Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page LAMPIRAN Program Studi dan Kurikulum Modern School of Design Kurikulumnya terbagi menjadi 30% teori (mata kuliah umum dan teori - teori penunjang perancangan) dan 70% praktek, yaitu terdiri dari; 1. Mata

Lebih terperinci

POKOK PERMASALAHAN. Tema: PANGGUNG KURIKULUM

POKOK PERMASALAHAN. Tema: PANGGUNG KURIKULUM POKOK PERMASALAHAN Tema: PANGGUNG Kepopuleran perfilman Indonesia menurun sejak tahun 1990an Banyak industri perfilman memproduksi film dengan genre yang populer (saat itu genre horor) Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut: 4.2 Hasil Penelitian Berdasarka wawancara yang penulis lakukan dengan editor Redaksi Pagi Trans 7, Fani Fuji pada tanggal 18 Desember 2009, dan produser Redaksi Pagi Ervi Harwanto dan M. Arif, penulis

Lebih terperinci

SOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING

SOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING SOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING Nita Yuliani nitayuliani30@gmail.com Abstrak Video merupakan teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar yang bergerak atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film Kurikulum Program Studi Televisi dan Film Semester 1 1 Pendidikan Agama 3 2 Etika Berbangsa dan Berkesenian 3 3 Dasar Seni Film 2 4 Dramaturgi 2 5 Dasar Fotografi 2 6 Sejarah Fotografi, Film dan Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pertumbuhan Industri animasi 3D di Indonesia semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pertumbuhan Industri animasi 3D di Indonesia semakin hari semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan Industri animasi 3D di Indonesia semakin hari semakin berkembang, dapat dilihat dari munculnya berbagai konten - konten animasi dalam film dan iklan komersial

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan film sekarang jelas tampak dengan penggunaan teknologi, dulu film hanya berupa gambar hitam putih dan bisu, lambat laun film pun berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan

Lebih terperinci

Presentasi / Demo Produk. Mesin Antrian Multimedia

Presentasi / Demo Produk. Mesin Antrian Multimedia Presentasi / Demo Produk Mesin Antrian Multimedia www.mesinantrian.com Tampilan di layar TV Plasma Layout Ruang Pelayanan Manfaat Mengatur antrian konsumen sehingga konsumen tidak perlu antri berbaris

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

Mengenal Dunia Video Editing

Mengenal Dunia Video Editing Mengenal Dunia Video Editing www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan dapat mengenal dunia Video Editing secara umum sebagai pedoman untuk melakukan editing video. Apa itu Video? Video/Film

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Pada proses penciptaan sebuah karya dilakukan dengan metode penciptaan yang didalamnya terdapat prosedur dan sistematika untuk menunjang penciptaan karya.

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia persaingan antara stasiun tv satu sama lain. Persaingan tersebut tidak menjadikan stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Dalam sebuah produksi perfilman harus memiliki struktur manajemen yang baik agar sebuah produksi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tim-tim yang terlibat didalamnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Lingkungan Dan Tapak 1. Jalur matahari Gambar 4. 1 Analisis Jalur Matahari Sumber : Dokumentasi Pribadi Potensi : Bagian timur tapak menerima cahaya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan perkembangan industri perfilman. Sineas dalam negeri tertarik untuk bereksplorasi dan berkreasi lebih

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN KONSEP ARSITEKTUR PAUL RUDOLPH

SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN KONSEP ARSITEKTUR PAUL RUDOLPH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI FILM DAN TELEVISI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN KONSEP ARSITEKTUR PAUL RUDOLPH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 61 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Teknis Produksi Media Utama Pada perancangan iklan layanan masyarakat ini media utama dalam penyebaran pesan yaitu media elektronik yang berupa televisi. Semua media

Lebih terperinci

KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV

KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV LAPORAN KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Farah Aulia R (15148113) Kintan Pramesti (15148144)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Siti Zuhriyah UPBJJ-UT Yogyakarta. Abstrak

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Siti Zuhriyah UPBJJ-UT Yogyakarta. Abstrak PEMANFAATAN MEDIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN Siti Zuhriyah zuhriah@ecampus.ut.ac.id UPBJJ-UT Yogyakarta Abstrak Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Membuat Animasi Stop Motion (Modeling)

JUDUL UNIT : Membuat Animasi Stop Motion (Modeling) KODE UNIT : TIK.MM02.051.01 JUDUL UNIT : Membuat Animasi Stop Motion (Modeling) DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami spesifikasi animasi dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia (Jarot s & Shenia, 2009) Multimedia, ditinjau dari bahasanya, terdiri dari 2 kata, yaitu multi dan media. Multi memiliki arti banyak atau lebih dari satu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Cineplex 21 Group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bisokop ini tersebar

Lebih terperinci

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor Belajar? Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor maupun afektif. Bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dengan siapa/apa saja. Settingnya:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era global ini persaingan antar dunia perfilman yang semakin ketat membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing untuk memberikan

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKSI PENGADEGAN STUDIO INDONESIA DI JAKARTA SELATAN

RUMAH PRODUKSI PENGADEGAN STUDIO INDONESIA DI JAKARTA SELATAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH PRODUKSI PENGADEGAN STUDIO INDONESIA DI JAKARTA SELATAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Winastwan Gora S. redaksi@belajarsendiri.com BAB I. SEKILAS TENTANG PROSES PRODUKSI VIDEO Lisensi Dokumen : Hak Cipta 2006 BelajarSendiri.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

Laboratorium Bahasa Digital System Komputer

Laboratorium Bahasa Digital System Komputer LABORATORIUM BAHASA DIGITAL Laboratorium Bahasa Digital System Komputer Daftar Isi Spesifikasi Laboratorium Katalog Produk Fokus Usaha / Kegiatan Keunggulan Produk Proyek Sedang Berjalan Pengguna Layanan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II

REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II Untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang berperan penting dalam proses editing

Lebih terperinci

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi kualitas video dan audio v Mengetahui media penyimpanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB III. GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI

BAB III. GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI A. Gambaran Umum Usaha Rumah Produksi 1. Perkembangan Usaha Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat perkotaan saat ini memiliki banyak aktivitas dan kesibukan serta rutinitas sehari-hari yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Oleh karena itu, masyarakat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA Tugas Akhir Penciptaan Karya merupakan perwujudan konsep dan ide berdasarkan teori-teori yang telah diterima oleh Mahasiswa selama melaksanakan tugas Perkuliahan. Penciptaan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PEMBUATAN FILM PADA REMAJA YANG BERUSIA TAHUN

PENDIDIKAN PEMBUATAN FILM PADA REMAJA YANG BERUSIA TAHUN PENDIDIKAN PEMBUATAN FILM PADA REMAJA YANG BERUSIA 16-18 TAHUN Abstrak: Perkembangan teknologi membuat pembuatan film menjadi lebih murah dan mudah diakses oleh semua kalangan, bukan lagi terbatas pada

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian : I Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar pengetahuan bidang pertelevisian dan film : Pengetahuan pertelevisian merupakan mata kuliah teori yang berisi

Lebih terperinci

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr. Bab III 3.1 Deskripsi Proyek Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society Bandung Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi & Kegiatan Budaya Sifat : Fiktif Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi Timur

Lebih terperinci

5 Software Video Editor Terbaik

5 Software Video Editor Terbaik 5 Software Video Editor Terbaik Taufan Aditya Pratama Taufan@raharja.info Abstrak Editor Video digunakan untuk memaksimalkan hasil video yang sudah di rekam. Sudah banyak software untuk mengedit video

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai khasanah budaya yang luas. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya film Indonesia yang bermunculan saat ini, membuat para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara spektakuler. Film merupakan cabang seni yang paling muda, tetapi juga yang paling dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah

Lebih terperinci

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto mari membuat video cara praktis membuat video dan foto Edisi Pertama, versi Bahasa Indonesia 2010 Gede Sugiarta dan Yayasan IDEP Yayasan IDEP PO BOX 160 Ubud M e d i a U n i t @ i d e p f o u n d a t i

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Bab 1 Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Dewasa ini bidang jasa desain di Indonesia sedang mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Profesi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan perancangan karya pada proses pembuatan karya. 4.1 Pra Produksi Pra produksi yang dilakukan setelah segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengikuti perekembangan teknologi, penyebaran informasi begitu cepat dan mudah dengan berbagai sarana yang ada masa kini, siapapuhn dapat mengakses serta menjadi pemberi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.di

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci