BAB I PENDAHULUAN. sehingga lembaga- lembaga harus dapat segera berbenah diri dan menemukan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, kompetisi antar lembaga menjadi semakin ketat, sehingga lembaga- lembaga harus dapat segera berbenah diri dan menemukan keunggulan sebagai daya saing. Kompetisi tersebut terus berkembang seiring masuknya China ASEAN Free Trade Area (CAFTA). Banyak produk dan jasa dari luar negeri masuk ke Indonesia. Seperti negara- negara tetangga yang menawarkan banyak pilihan produk dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik. Didukung dengan karakter masyarakat di Indonesia yang belum mengakui kualitas dalam negeri, hal ini yang membuat masyarakat lebih bangga menggunakan produk luar negeri. Bukan hanya produk tetapi jasa dari luar negeri juga ikut meramaikan era globalisasi ini. Salah satunya adalah industri RS. Banyak praktek kedokteran dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Mereka diperkenankan buka praktek, bahkan memasang iklan, sedangkan menurut Perhimpunan Kedokteran Komplementer dan Alternatif Indonesia (PPKAI) yang berada di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), adanya peraturan melarang ber-iklan. RS dalam perkembangannya termasuk dalam dunia bisnis meski tujuan utamanya adalah melayani masyarakat. Sekarang tidak jarang ditemukan RS internasional di Indonesia, dengan sumber dana dari luar negeri. Bagaimana RS dalam negeri 1

2 2 menyikapi hal tersebut, siapkah bersaing dengan RS dari luar negeri yang dikenal mengutamakan pelayanannya dan kualitas produknya. Bagaimana para dokter juga dapat bersaing dengan tenaga dokter dari luar negeri lainnya. Banyak pertanyaan yang muncul dan RS tentunya segera melakukan action untuk kelangsungan hidup RS tersebut. Dalam kompetisi yang ketat ini ada keunggulan yang seharusnya dimiliki setiap RS di Indonesia adalah sistem informasi. Pembangunan sistem informasi ini dipengaruhi oleh faktor menejemen, teknologi dan organisasi. Sistem informasi ini dinilai sebagai kebutuhan pokok.informasi dapat diibaratkan sebagai nafas yang dihirup oleh setiap manusia, karena informasi sangat penting dalam menunjang perkembangan RS tersebut. Jika ada kesalahan dalam informasi tersebut maka dapat mempengaruhi aktivitas yang terjadi dalam RS. Oleh karena itu dibutuhkan informasi yang dapat mendukung kinerja perusahaan dan kegiatan operasional yang terjadi di dalamnya. Contohnya saja dalam penerimaan informasi yang didapat oleh pihak manajerial RS berbeda denga realita yang terjadi. Pihak manajerial RS mendapat informasi bahwa pelayanan RS sudah cukup baik, dari dokter, karyawan serta fasilitas mendukung dan membantu banyak pasien. Dalam kenyataan yang terjadi tidak jarang pasien masih mengeluhkan pelayanan RS, khususnya prosedur yang lama untuk pasien. Pasien mengeluhkan untuk mendaftarkan diri dalam rawat jalan membutuhkan waktu yang cukup panjang, sedangkan kondisi pasien sudah lemah. Keluhan yang lainnya adalah pelayanan

3 3 dalam pembayaran biaya RS, apalagi pasien tersebut menggunakan fasilitas jamsostek maka lebih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk prosesnya. Kasus ini adalah salah satu saja yang dialami pasien dari beberapa kasus yang terjadi pada RS di Indonesia. Baru- baru ini timbul kasus yang disebabkan oleh kesalahan RS dalam menanggapi informasi keluhan pasien melalui pesan elektronik ataupun internet. Kasus yang dialami Prita ini menjadi pelajaran berharga bagi banyak RS dalam menanggapi keluhan pasien. Bukan hanya pihak pasien yang mengalami kesulitan, pihak RSpun mengalami kesulitan dikarenakan informasi yang berjalan tidak lancar. Seperti perhitungan biaya yang berbeda untuk pasien yang menggunakan jamsostek. Hal ini dikarenakan oleh kebijakan pemberi jamsostek berbeda- beda. Batas maksimal dari pemberian jamsostek terkadang membuat lamanya membuat nota biaya pasien. Kasir RS harus melakukan cek pada data pasien dan lembaga pemberi jamsostek. Selain itu, terkadang terdapat kasus piutang tak tertagih yang merugikan RS, serta beberapa kasus lainnya yang disebabkan oleh belum adanya sistem informasi yang baik di RS. Pihak RS sudah menggunakan sistem informasi terkomputerisasi, namun manfaatnya belum dapat dirasakan. Seharusnya dengan komputerisasi diberbagai bidang diharapkan RS semakin efektif dan efisien. Khususnya dalam pembuatan laporan keuangan yang membutuhkan waktu cukup lama, meski sudah terkomputerisasi, pihak RS masih melakukan lembur dan menghitung manual lagi dalam pembuatan laporan keuangan. Ini menyebabkan adanya double action serta menambah biaya yang dikeluarkan

4 4 RS dalam biaya gaji. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam sistem informasi di RS. Sejalannya perkembangan informasi dan komputerisasi ini membawa dampak juga terhadap kegiatan audit atau pemeriksaan. Audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberi banyak manfaat bagi dunia bisnis antara lain mengevaluasi kinerja suatu perusahaan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan secara efektif dan efisien, sesuai dengan standar yang perusahaan tetapkan, juga dapat meningkatkan kredibilitas dari informasi yang akan diproses yang akan digunakan oleh pihak manajerial. Demikian pula audit seharusnya memberikan manfaat kepada RS yang juga memiliki proses audit. Dengan informasi yang berkualitas menejemen RS dapat menerapkan sistem pengendalian intern agar mencapai kinerja yang efektif dan efisien termasuk membantu desain dan mengimplementasikan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) yang memberikan kontribusi pada tujuan RS. Audit sistem informasi semakin dikenal seiring berkembangnya sistem informasi dalam suatu RS yang berbasis komputer. Audit sistem informasi ini termasuk bagian dari komponen audit manajemen. Hasil audit sistem informasi itu sendiri berupa rekomendasi perbaikan-perbaikan atas kekurangan atau kelemahan dari Sistem Pengendalian manajemen yang ada. Dari hal tersebut, audit sistem informasi akan memberi masukan pada audit manajemen sebagai evaluasi serta memberikan rekomendasi perbaikan bagi RS. Berdasarkan alasan diatas penulis tertarik mengambil kesempatan untuk mengaudit sistem informasi persediaan farmasi pada RS. Penulis memilih RS

5 5 sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan dagang ini, karena dalam RS terdapat banyak sekali informasi yang dibutuhkan oleh banyak pihak. Audit sistem informasi ini diharapkan berguna untuk memberi rekomendasi dalam pembangunan sistem informasi di RS tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi RS Ludira Husada, antara lain: a. Apakah sistem informasi persediaan farmasi RS Ludira Husada telah berlangsung dengan efektif dan efisien? b. Rekomendasi apakah yang sesuai untuk sistem informasi persediaan farmasi RS Ludira Husada? 1.3 Tujuan a. Mengetahui efektivitas dan efisiensi dalam siklus persediaan farmasi pada RS Ludira Husada. b. Memberikan rekomendasi untuk pengembangan sistem informasi persediaan farmasi RS Ludira Husada.

6 6 1.4 Kontribusi Penelitian a. Secara akademis: Dapat menerapkan teori Auditing, Manajemen Audit, Audit Forensik, Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Informasi Akuntansi. Selain itu menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa. b. Secara praktek : Mengaudit sistem informasi pada RS Ludira Husada dan merekomendasikan sistem informasi yang baru agar RS lebih efektif dan efisien dalam berlangsungnya kegitan RS, dengan ini RS dapat meningkatkan kinerja dan pendapatan serta meningkatkan daya saing RS. Serta merekomendasikan pembangunan sistem informasi siklus persediaan farmasi berbasis komputer yang ada di RS. Meminimalisasi adanya kecurangan dalam RS melalui deteksi sistem informasi yang akan dibuat. 1.5 Batasan Masalah Skripsi Audit ini difokuskan pada audit sistem informasi persediaan farmasi pada RS Ludira Husada. Denga mengetahui efektivitas dan efisiensi dalam siklus persediaan farmasi, maka dapat dirumuskan rekomendasi untuk pengembangan sistem informasi persediaan farmasi RS Ludira Husada.