DESKRIPSI BIONOMIK NYAMUK Anopheles Sp DI WILAYAH KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016
|
|
- Widya Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DESKRIPSI BIONOMIK NYAMUK Anopheles Sp DI WILAYAH KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 Ulfah Kusuma 1), Arif Widyanto 2) Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, Jl. Raya Baturaden KM 12 Purwokerto, Indonesia Abstrak Kondisi Desa Cibenda yang berada di dataran rendah dan berbatasan langsung dengan pantai yang menjadi muara sungai dan perairan Samudera Indonesia memungkinkan nyamuk Anopheles Spp untuk berkembangbiak, karakteristik umum habitat yang ditemukan adalah berupa rawa-rawa, kolam bekas tambak udang, lahan pertanian atau persawahan yang mendominasi juga habitat ideal bagi beberapa nyamuk Anopheles lain. Dengan metode observasional menggambarkan atau mengamati bionomik nyamuk Anopheles Spp di wilayah Kecamatan Parigi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan pengamatan nyamuk yang dilakukan mulai pukul WIB dengan metode penangkapan nyamuk hinggap HLC (Human landing Collection) di dalam dan di luar rumah oleh 6 orang kolektor. Penangkapan dilakukan selama 40 menit, dilanjutkan dengan penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah dan di sekitar kandang ternak (kerbau atau sapi) selama 10 menit. Hasil penelitian mengenai deskripsi bionomik nyamuk Anopheles Spp di wilayah Kecamatan Parigi yaitu di temukan 3 spesies nyamuk diantaranya An.vagus, An.barbirostris dan An.subpictus. Menurut penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik lingkungan Desa Cibenda Kecamatan Parigi merupakan habitat yang ideal bagi perkembangbiakan Anopheles Spp dan fauna yang ditemukan diantaranya An.vagus 42 ekor (85,7%), An.barbirostris 6 ekor (12,3%) dan An.subpictus 1 ekor (2%). Kata Kunci : Nyamuk Anopheles Spp, Malaria Abstract [Bionomics Description of Anopheles Spp in Parigi, Pangandaran District, West java 2016].The condition of Cibenda village, located in the lowland and adjacent to coast which become an estuary and the waters of the Hindia Ocean, allows the Anopheles spp to breed. The general characteristics of habitat found are swamps, ponds used to be a shrimp farming, farmland or paddy field that dominate also an ideal habitat for the Anopheles mosquitoes. The method used is observational by describing and observing the bionomics of Anopheles spp mosquitoes in Parigi district. The data used in this study are secondary data and mosquitoes observation which starts from local time by using a mosquito catching method HLC (Human landing Collection) inside and outside a house, done by 6 collectors. The result of study on the bionomics of Anopheles spp in Parigi district is the discovery of three species of mosquitoes; An.vagus, An.barbirostris and An.subpictus. Conclusion of the study is the environmental characteristics of Cibenda village of Parigi district is an ideal habitat for the breeding of Anopheles spp and the fauna found there namely 42 An.vagus (85.7%), 6 An.barbirostris (12.3%) and an An. subpictus (2%). Keywords : Anopheles Spp, Malaria I. PENDAHULUAN Menurut teori H.L.Blum, ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Diantara faktor tersebut, faktor lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Slamet Ryadi dan Wijayanti, 2011, h. 22). Faktor lingkungan suhu udara geografis (ketinggian dari permukaan laut, musim) bisa berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor. Plasmodium tidak bisa hidup dan 1) 2) berkembang pada suhu < 16 C. Kelembaban udara 60-80% optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang. Jika nyamuk sebagai vektor semakin padat (misalnya hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin antropofilik (lebih suka menggigit dan mengisap darah manusia) semakin panjang umurnya (>2 minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan parasit malaria setempat, maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria, mungkin pada musim tertentu. Faktorfaktor diatas merupakan suatu kesatuan epidemiologis yang perlu dicermati dan diteliti ulfahkusumawardhani@yahoo.com arifwidyanto74@yahoo.com Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
2 sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat malaria (jurnal penyakit bersumber binatang, 2013). Bionomik nyamuk merupakan gambaran nyamuk yang meliputi perilaku nyamuk dan kondisi lingkungan. Salah satu perilaku nyamuk adalah kebiasaan nyamuk keluar untuk mencari mangsa. Pemahaman terhadap kebiasaan nyamuk untuk mencari darah, akan memudahkan kita pada waktu potensi bahaya akan terjadi, karena setiap spesies nyamuk Anopheles Spp mempunyai kemampuan infektif yang berbeda (Aris Santjaka,2013) Dilandasi dari salah satu permasalahan tersebut maka dilakukan pengamatan secara observasi untuk mengetahui bionomik vektor nyamuk Anopheles spp yang ada di daerah endemik dan untuk mengetahui penyebaran dan kelimpahan suatu spesies dari nyamuk tersebut. Pangandaran merupakan kabupaten termuda di Provinsi Jawa Barat, sehingga diperlukan data atau riset mengenai berbagai macam penyakit yang menyerang kawasan Pangandaran. Kondisi Desa Cibenda yang berada di dataran rendah dan berbatasan dengan pantai yang menjadi muara sungai dan perairan Samudera Indonesia memungkinkan nyamuk Anopheles Spp untuk berkembang-biak. Perairan payau merupakan kondisi yang sesuai bagi perkembangan beberapa spesies nyamuk dari genus Anopheles yang mampu berperan sebagai vektor malaria. Karakteristik umum habitat yang ditemukan adalah berupa rawa-rawa, kolam bekas tambak udang, lahan pertanian atau persawahan yang mendominasi juga habitat ideal bagi beberapa nyamuk Anopheles lain. II. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Desa Cibenda Dusun Sucen Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran selama setengah malam, pada tanggal 9 April 2016 dengan metode observasional, yang merupakan daerah pantai di Kabupaten Pangandaran. Survai dimulai dengan menentukan tiga rumah dan satu sebagai Catching station dengan kategori berdasarkan dengan tempat perkembang- biakkan nyamuk Anopheles Spp dengan jarak maksimal 500 meter atau rumah yang mempunyai kandang ternak. Survai dilakukan mulai pukul WIB dengan metode penangkapan nyamuk HLC (Human Landing Collection) di dalam dan di luar rumah oleh 6 kolektor. Penangkapan dilakukan selama 40 menit, dilanjutkan dengan penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah dan di sekitar kandang ternak (kerbau atau sapi) selama 10 menit. Sisa waktu 10 menitdi setiap jamnya, digunakan untuk istirahat kolektor dan persiapan penangkapan untuk istirahat kolektor dan persiapan penangkapan pada jam selanjutnya. Nyamuk yang tertangkap dikelompokkan berdasarkan jam penangkapan (luar dan salam rumah) serta istirahat didinding dan kandang. Nyamuk yang hinggap di badan ditangkap menggunakan aspirator, kemudian nyamuk dibunuh menggunakan cloroform, dihitung jumlahnya dan diiden-tifikasi spesiesnya menggunakan microskop stereo. Identifikasi nyamuk menggunakan kunci identifikasi nyamuk Anopheles dari O Connor dan Soepanto (1999) III.HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kondisi lingkungan seperti suhu, faktor fisik dan kimia merupakan faktor abiotik yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan penyebaran nyamuk. Berdasarkan hasil pengamatan pada malam hari penangkapan. Suhu luar dan suhu dalam ruangan pada saat penangkapan nyamuk berkisar antara 26 o C 29 o C dan rata-rata suhu luar 28,7 o C, sedangkan ratarata suhu dalam 27 o C, hal tersebut terlihat dari ke enam jam yang dimulai dari jam pertama (18.00) sampai jam terakhir (24.00) yang memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan, begitu juga dengan suhu dalam ruangan dengan hasil rata-rata 27,5 C suhu tersebut optimum untuk perkembangan nyamuk. Nyamuk tersebut masih bertahan hidup dalam suhu rendah, tetapi proses metabolismenya menurun atau bahkan terhenti bila suhu turun sampai dibawah suhu kritis kurang dari 16 C dan lebih tinggi dari 32 C akan mengalami peubahan proses fisiologinya (Saputro Eko, 2010) Peningkatan suhu akan mem-pengaruhi perubahan bionomik atau perilaku menggigit dari populasi nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting rate), kegiatan reproduksi nyamuk berubah yang ditandai dengan perkembang-biakan nyamuk semakin cepat, masa ke-matangan parasit dalam nyamuk akan semakin pendek. Secara teori suhu yang tinggi menyebabkan transmisi nyamuk meningkat, kemungkinan ini dikarena-kan berkurangnya masa inkubasi (Mouchet, 1998). Kelembaban mempengaruhi kecepatan berkembangbiak, kebisaan mengggigit dan istirahat nyamuk (Harijanto, 2000). Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan penyakit malaria. Kelembaban yang optimum yang diperlukan untuk perkembang-biakan nyamuk di atas 60% (Chwatt-Bruce, 1985). Pada malam penangkapan rata-rata kelembaban relatif berkisar 83% Secara tidak langsung, faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara menentukan tingkat keanekaragaman suatu spesies. Korelasi negatif dan tidak signifikan ditunjukan antara keanekaragaman dengan suhu dan kelembaban relatif pada penelitian ini. Beberapa studi telah mengemukakan hal yang sama (Pramanik, et al, 2006) maupun sebaliknya. Faktor musim dan keberadaan serta kesesuaian habitat adalah beberapa dari sekian faktor yang mempengaruhi sebaran dan kelimpahan suatu jenis di Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
3 suatu daerah (Devi dan Jauhari, 2006: Munga, et al, 2006) Ketinggian tempat, seperti yang di-jelaskan bahwa ketinggian tempat mem-pengaruhi terhadap kerapatan nyamuk sehingga jenis nyamuk yang didapatkan akan beragam. Ketinggian tempat di daerah Desa Cibenda 5 mdpl. Desa Cibenda dusun Sucen secara umum, malaria berkurang pada ketinggian yang bertambah, hal ini berkaitan dengan menurunnya suhu rata-rata, pada tempat perindukan Anopheles spp rata-rata ketinggian hingga 7 mdpl dan pada tempat penangkapan nyamuk rata-rata ketinggian hingga 15 mdpl. Pada ketinggian diatas mdpl jarang ada transmisi malaria. Ketinggian paling tinggi masih memungkinkan transmisi malaria ialah meter di atas permukaan laut Curah hujan Data curah hujan didapatkan di lokasi Kecamatan Parigi Desa Cibenda Sucen Parigi. Data dicatat selama 5 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan Data curah hujan dianalisis untuk menghitung indeks curah hujan (ICH) per bulan dan dihitung rata-ratanya selama 5 tahun. Pada wilayah Kecamatan Parigi, puncak curah hujan ada pada bulan Juli dan bulan November dengan maksimal ICH 376,1 pada bulan Juli, minimal ICH 0, mean ICH 143,12 serta median ICH 12,77 sedangkan ICH maksimal pada bulan November adalah 504,4, minimal ICH adalah 159,58, mean ICH 68,84, serta median ICH 407,55 Pola curah hujan pada periode tahun 2011 sampai 2015 tidak berbeda dengan pola pada periode 10 tahun sebelumnya. Unit pelayanan kesehatan untuk menanggulangi masalah malaria di wilayah Kabupaten Pangandaran sudah cukup memadai karena sudah bisa menjangkau seluruh daerah endemis malaria. Hujan yang diselingi oleh panas akan memperbesar perkembangbiakan Anopheles. Hujan dapat juga meningkatkan kelembapan relatif, sehingga memperpanjang usia nyamuk dewasa. Curah hujan minimum yang dibutuhkan oleh nyamuk untuk berkembangbiak adalah sekitar 1,5 mm per hari. Curah hujan 150 mm perbulan mengakibatkan perkembangan yang pesat. Data curah hujan diperlukan karena berkaitan dengan timbulnya perindukan nyamuk dan berpengaruh terhadap habitat, fluktuasi kepadatan vektor dan kesakitan malaria serta merupakan faktor penentu penyebaran malaria (Bates, 1970). Setiap turun hujan, akan terjadi genangan air dan ini memberikan keadaaan yang menguntungkan bagi nyamuk dengan memberinya tempat perindukan. Tinggi rendahnya curah hujan akan mempengaruhi keberadaan habitat vektor malaria (Mouchet, 1998). Curah hujan berhubungan dengan perkembangbiakan larva nyamuk. Curah hujan yang berlebihan dapat mengubah aliran kecil air menjadi aliran yang deras hingga banyak larva dan pupa serta telur-telur terbawa arus air. Sebaliknya, curah hujan yang sedikit, kolam yang tidak terawat akan mempengaruhi jenis Anopheles tertentu sehingga dapat berkembang biak sangat banyak. Nyamuk Anopheles berkembang biak dalam jumlah besar jika terjadi hujan dengan di selingi panas. Intensitas cahaya Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda seperti An.barbi-rostris dapat hidup baik di tempat teduh maupun terkena sinar matahari dan tempat terbuka dengan intensitas cahaya Lux, sedangkan tempat perindukan An.vagus dan An subpictus intensitas cahaya Lux. Spesies nyamuk yang tertangkap Nyamuk paling banyak tertangkap adalah An.vagus sebanyak 42 ekor (85,7%) yaitu pada penangkapan UOL (1 ekor), pada penangkapan istirahat kandang (41 ekor) berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Lukman hakim dkk, 2015 mengatakan paling banyak ditangkap kedua adalah An.vagus walaupun nyamuk An.vagus belum diidentifikasi sebagai vektor malaria di Pangandaran, sedangkan nyamuk yang sudah diidentifikasi sebagai vektor malaria di Pangandaran seperti An.sundaicus dan An.aconitus tidak ditemukan saat penangkapan dilaksanakan. Selanjutnya nyamuk An.barbirostris sebanyak 6 ekor (12,3%) semuanya pada penangkapan istirahat kandang, urutan selanjutnya adalah nyamuk An.subpictus sebanyak 1 ekor (2%) Spesies ini terdapat di seluruh Indonesia, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Jentik An.barbirostris biasanya berkembang dalam air jernih, alirannya tidak begitu cepat, ada tumbuhtumbuhan air dan pada tempat yang agak teduh seperti sawah, bekas kolam dan parit. Nyamuk An.barbirostris, An.vagus dan An.subpictus adalah tiga jenis Anopheles spp yang cukup melimpah di Desa Cibenda. Keberadaanya dimungkinkan karena adanya area persawahan, sungai, parit serta hutan sekunder dataran rendah. Kondisi topografi serupa denga hasil studi di Sukabumi (Munif, et al. 2007). Desa Cibenda mempunyai wilayah persawahan dan perkebunan sehingga kedua spesies ini ditemukan di lokasi tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian fauna di Kabupaten Donggala, bahwa di tempat lokasi survey ditemukan adanya An.barbirostris dan An.vagus. Hasill penelitian di Halmahera sejalan dengan penelitian ini, yaitu nyamuk An.vagus ditemukan di wilayah persawahan baik larva maupun dewasa denagn kadar salinitas habitatnya adalah 0,9 (Soekirno et al., 1997). Spesies nyamuk An.vagus dan An.barbirostris juga ditemukan di habitat sawah dan rawa-rawa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (Meomanu, 2012). Urutan selanjutnya adalah nyamuk An.subpictus sebanyak 1 ekor (2%). Hasil penelitian ini yang menunjukan terdapat perbedaan keragaman fauna Anopheles spp, pada keadaan geografis yang berbeda. Tabel 5.4 Kepadatan Anopheles yang berhasil ditangkap di Wilayah pantai Kec.Parigi pada bulan April 2016 Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
4 Spesies Kepadatan Anopheles Indoor Outdoor Total % An.vagus ,7 An.barbirostris ,3 An.subpictus Jumlah Lebih dari separuh nyamuk Anopheles spp tertangkap melalui penangkapan metode kandang (48 ekor) dengan metode Umpan Orang Luar (UOL) (1 ekor). Nyamuk yang tertangkap di luar rumah 1 kali lebih banyak dibandingkan yang tertangkap di dalam rumah. Sedangkan pada penangkapan resting, lebih dari 90% nyamuk tertangkap di kandang ternak. Gambar 4.6 Fluktuasi kepadatan Anopheles per orang per jam (MHD) di Desa Cibenda Kec. Parigi Kab. Pangandaran Jawa Barat Tahun 2016 Nyamuk Anopheles vagus dan Anopheles barbirostris adalah dua jenis nyamuk yang selalu ditemukan pada malam penangkapan, sebaliknya Anopheles subpictus merupakan spesies nyamuk dengan frekuensi terendah selama pengamatan. Hasil penangkapan di Desa Cibenda Dusun Sucen menunjukkan nyamuk Anopheles spp yang tertangkap dengan metode resting kandang, lebih banyak dibanding metode lain. Angka kelimpahan nisbi An.vagus adalah yang tertinggi yaitu 42 kemudian nyamuk An.barbirostris sebesar 6 dan nyamuk An.subpictus sebesar 1 Nyamuk Anopheles spp yang tertangkap di desa Cibenda dusun Sucen dominan ditemukan pada metode resting kandang,dan ada 1 spesies ditemukan pada metode umpan orang luar. An.vagus lebih dominan dibanding dengan spesies lainnya yaitu 42 ekor. Tempat Berkembangbiak (Breeding site) nyamuk Anopheles spp. Tempat per-kembangbiakan nyamuk di Desa Cibenda Sucen Kecamatan Parigi dengan positif larva Anopheles instar I-III penular penyakit malaria (Anopheles) adalah dengan karakteristik habitat berupa kolam-kolam bekas tambak yang tidak dikelola dengan baik, parit yang tergenang, adanya penebangan hutan bakau secara liar merupakan habitat yang potensial bagi perkembangbiakan nyamuk seperti An.sundaicus dan An.subpictus hidup di air payau, An.aconitus dan An.vagus hidup di air sawah dan bekas kolam udang, dan banyak aliran sungai yang tertutup pasir (laguna) yang merupakan tempat perindukan nyamuk An.sundaicus. Tempat perindukan jentik paling tinggi pada kolam bekas tambak udang dengan ketinggian ratarata habitat antara 7 meter di atas permukaan laut. Hasil pengukuran salinitas air berkisar antara 0,9-5,1 permil dan suhu air 36 C dan kedalaman atau tinggi permukaan air cm. Tanaman yang sering ditemukan di tempat-tempat perkembangbiakan tersebut, antara lain seperti rumput air, lumut, pohon kelapa, teratai, kangkung, serta tanaman padi dengan suhu 30 C Sementara itu, jenis hewan predator yang ditemukan diantaranya ikan kepala timah, kumbang, kupu-kupu, larva udang, capung. Ikan kepala timah merupakan pemakan larva nyamuk dan juga keberadaan ikan pada tempat perindukkan mempengaruhi kepadatan larva nyamuk, makin banyak ikan maka kepadatan larva semakin kecil demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, dengan mengetahui jenis nyamuk dan berbagai aktifitasnya di daerah staratifikasi endemisitas tinggi malaria merupakan langkah awal dalam usaha pengendalian malaria yang ditularkan oleh serangga ini. Perilaku nyamuk dalam mencari makan sebanyak tiga jenis nyamuk Anopheles Spp ditemukan pada penangkapan nyamuk resting di sekitar kandang ternak. Nyamuk An.vagus merupakan jenis nyamuk yang suka menggigit lebih suka berada di luar rumah dan menggigit di waktu senja sampai dengan dini hari (eksofagik), puncakya pada pukul WIB serta mempunyai jarak terbang yang jauh 1,6 km sampai dengn 2 km. Nyamuk ini bersifat suka menggigit binatang (zoofilik) dari pada sifat suka gigit manusia (antrophofilik) IV. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Deskripsi Bionomik nyamuk Anopheles Spp di Wilayah Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut a. Karakteristik lingkungan Desa Cibenda Dusun Sucen Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran merupakan habitat yang ideal bagi perkembangbiakan Anopheles Spp. Tiap habitat didominasi oleh kolam bekas tambak, parit, hutan sekunder dataran rendah dan persawahan tadah hujan yang terletak pada ketinggian meter diatas permukaan laut dengan salinitas 0,9-5 permil. Suhu dan kelembaban udara yang dominan di Desa Cibenda yang merupakan daerah pantai berkisar antara 26 o C-29 o C dan kelembaban berkisar antara 82%- 84%. Pada Desa Cibenda dominan nyamuk Anopheles vagus keberadaannya dimungkinkan karena adanya area persawahan, kolam bekas tambak, parit, serta hutan sekunder daratan rendah. Faktor suhu dan kelembaban tidak secara langsung menentukan Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
5 kelimpahan jenis. b. Fauna nyamuk Anopheles Spp yang terdapat di Desa Cibenda Dusun Sucen Kecamatan Parigi Kabupaten Pangan-daran diantaranya spesies Anopheles vagus, Anopheles barbirostris, Anopheles subpictus. Anopheles vagus me-rupakan jenis nyamuk dengan jumlah terbanyak mencapai 85,7% dari jumlah seluruh jenis yang ditemukan di Desa Cibenda Dusun Sucen. c. Spesies nyamuk Anopheles vagus ditemukan menggigit mulai awal malam dan cenderung tidak ditemukan meng-gigit setelah tengah malam dan puncak menggigit terjadi antara pukul atau jam ke 6 dengan metode resting kandang sebanyak 14 ekor nyamuk. Sedangkan yang kedua pada pukul atau jam 1 dengan metode resting kandang dan UOL (umpan orang luar) yaitu nyamuk An.vagus 8 ekor, An.barbirostris 2 ekor dan An.subpictus 1 ekor. d. Habitat ideal pada Dusun Sucen yang potensial bagi perkembangbiakan nya-muk Anopheles spp yang ditemukan berupa kolam-kolam bekas tambak yang tidak dikelola dengan baik dan persawahan. e. Sebanyak 3 spesies nyamuk yang Anopheles spp ditemukan pada penang-kapan nyamuk metode resting di sekitar kandang ternak. Dan bersifat suka menggigit binatang (zoofilik). Saran Salah satu upaya dalam mengurangi malaria dengan penggunaan kelambu ketika tidur malam hari sebagai upaya mengurangi kontak dengan nyamuk dalam upaya menekan penularan malaria. Serta mengurangi aktivitas pada malam hari, apabila telah melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari sebaiknya menggunakan obat anti nyamuk. Dan penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) lebih ditingkatkan lagi. Penutupan habitat perkembangbiakan dan pembersihan tumbuhan air yang dapat memudahkan berkembangbiaknya larva dan nyamuk dewasa. Selain itu, memanfaatkan musuh alami (predator larva) dan larvasida sangat membutuhkan informasi mengenai tepat perindukkan sehingga upaya tersebut tepat sasaran. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis tetapi hendaknya re-konfirmasi vektor perlu di-lakukan melalui penelitian lanjutan terhadap spesies-spesies Anopheles yang ditemukan untuk memastikan vektor malaria di Desa Cibenda Dusun Sucen Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Kementerian Kesehatan; Amrul Munif dan Moch.Imron, 2010, Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria cet.pertama, Jakarta: Sagung Seto Aris Santjaka, 2013, Malaria Pendekatan Model Kausalitas cet. pertama, Yogyakarta; Nuha Medika Azrul Aswar, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan cet. 4, Jakarta : Mutiara Sumber Widya Badan Litbangkes Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat tahun Jakarta : Badan Litbangkes, Depkes RI. Badan Litbangkes. Riskesdas Jakarta : Badan Litbangkes, Kementrian Kesehatan RI, 2010 Depkes RI, Ditjen PPM dan PLP, 1983, Malaria Entomologi 10, Jakarta: Ditjen P3M Depkes RI, Ditjen PPM dan PLP, 1987, Ekologi Vektor dan Beberapa Aspek Perilaku, Jakarta Depkes RI, 1993, Malaria Entomoogi 10, Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes RI, 1999, Modul Entomologi Malaria 3, Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes RI,2000, Pemberantasa Penyakit Menular dan Penyehatan,Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Departemen Kesehatan. Dirjen P2PL. Pedoman Vektor Malaria di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Depkes RI, Dit.Jen.PP & PL, 2007, Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Jakarta: Dit.Jen.PP &PL Dhewantara PW, Astuti EP, Pradani FY, Studi bioekologi nyamuk Anopheles sundaicus di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Ciamis. Buletin Peneliti Kesehatan h.41 Ditjen PPM Dan PLP, 2003, Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Jakarta: Depkes RI 5/4/Chapter%2011.pdf, diakses 1 January 2016, pukul Indonesia, Depkes RI, 1993, Epidemiologi Malaria, Jakarta: Depkes RI Indonesia, Depkes RI, 2009, Pedoman PenatalaksanaanKasus Malaria Di Indonesia, Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
6 Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2007, Vektor Malaria di Indonesia, Jakarta: Ditjen PPM dan PLP, 2001, Pedoman Ekologi Dan Aspek Perilaku Vektor, Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Iskandar, Adang, dkk, 1985, Pedoman Bidang Studi Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat Joshi,G.P.,Self,L.S.,Usman,S.Pant,G.P.,Nelson,M.J and Supalin,1977,Ecologi studies on Anopheles aconitus Donitz in Semarang of Central Java,WHO/VBC/77, Kusnarti, 2003, Nyamuk, Diklat Kumpulan Mata Kuliah Entomologi, Purwokerto; Depkes RI Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Lukman dkk, 2015, Penentuan Potensi Keberadaan dan Kemunculan Kembali Malaria di Wilayah Pengembangan Pariwisata dan Pemerintah Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Ciamis: Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) Ciamis Mardjan et al. Jenis-jenis Nyamuk yang Ditemukan di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2002; 5 Munif, A. Panduan pengamatan nyamuk vektor malaria. Jakarta: Sagung Seto, 2010 O Connor dan Soepanto A Kunci Bergambar untuk Anopheles Betina di Indonesia. Jakarta : Ditjen P2M & PLP, Depkes Raharjo M, Sutikno SJ, Mardihusodo. Karakteristik Wilayah sebagai Determinan Sebaran Anopheles aconitusdi Kabupaten Jepara. Dalam Firs Congress of Indonesia Mosquito Control Association in the Commemoration of Mosquito Day. Yogyakarta; 2003 : Setyaningrum.E.,Aspek Ekologi Tempat Perindukkan Nyamuk Anopheles sundaicus di Pulau Legundi Padang Cermin, Lampung.,Jumal manajemen dan Kualitas Lingkungan Vol 1(3).,1998 Soekimo., M Bang J.H., Sudomo., Pamayun CP, and G.A. Fleming Bionomic of sundaicus and other Anophelines associated with malaria coastal area ofbali (Indonesia).,Sirkuler WHO IVBC/ , 1983 Sukowati S. Pendekatan ekosistem dalam pengendalian nyamuk (vektor penyakit). Proceding Seminar Nasional dan Symposium Strategi Pengendalian Nyamuk sebagai Vektor Tular Penyakit dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2006.h Sushanti, N, et.al, 1999, Fauna Anopheles di Daerah Pantai Bekas Hutan Mangrove Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan,Buletin Penelitian Kesehatan, vol26 no 1, Jakarta: Depkes RI,Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan Keslingmas Vol. 35 Hal Desember
I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan derajat dan berat infeksi
Lebih terperinciARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI
ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI Lukman Hakim, Mara Ipa* Abstrak Malaria merupakan penyakit yang muncul sesuai
Lebih terperinciGAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA
GAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA Description Activities of Anopheles Mosquitoes in Humans and Animals Subdistrict Bontobahari Bulukumba
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini banyak ditemukan dengan derajat dan infeksi yang bervariasi. Malaria
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian
3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di desa Doro yang terletak di wilayah pesisir barat Pulau Halmahera Bagian Selatan. Secara administratif Desa Doro termasuk ke dalam wilayah
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Lokasi Penelitian. Kec.
3 BAHAN DAN METODE 3. 1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Riau, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Gambar 1). Secara geografis desa ini terletak di wilayah bagian
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian
13 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bulukumba secara geografis terletak di jazirah selatan Propinsi Sulawesi Selatan (+150 Km dari Kota Makassar), yaitu antara 0,5 o 20 sampai 0,5 o 40
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 Frekuensi = Dominasi Spesies Angka dominasi spesies dihitung berdasarkan hasil perkalian antara kelimpahan nisbi dengan frekuensi nyamuk tertangkap spesies tersebut dalam satu waktu penangkapan. Dominasi
Lebih terperinciPERILAKU MENGHISAP DARAH AN. BARBIROSTRIS DI LOKASI TAMBAK IKAN BANDENG DAN KAMPUNG SALUPU DESA TUADALE KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010
PERILAKU MENGHISAP DARAH AN. BARBIROSTRIS DI LOKASI TAMBAK IKAN BANDENG DAN KAMPUNG SALUPU DESA TUADALE KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010 ANOPHELES BARBIROSTRIS BITING HABIT LOCATION ON MILKFISH FISHING POND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit tular vektor yang sangat luas distribusi dan persebarannya di dunia, terutama daerah tropis dan subtropis. Data statistik WHO
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini menjadi masalah bagi kesehatan di Indonesia karena dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi, balita,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka
Lebih terperinciGAMBARAN POPULASI DAN BIONOMI Anopheles spp DI PULAU DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016
GAMBARAN POPULASI DAN BIONOMI Anopheles spp DI PULAU DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016 MOHD ABD RAHMAN, Martini, Retno Hestiningsih PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN MALARIA Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium yang ditularkan kepada manusia oleh nyamuk Anopheles dengan gejala demam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyamuk merupakan serangga yang penting dalam ilmu kedokteran karena lebih dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang meninggal
Lebih terperinciARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.
ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A. Wigati* Abstrak Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang muncul
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk
16 Identifikasi Nyamuk HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis nyamuk yang ditemukan pada penangkapan nyamuk berumpan orang dan nyamuk istirahat adalah Ae. aegypti, Ae. albopictus, Culex, dan Armigeres. Jenis nyamuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK)
Ririh Y., Gambaran Faktor Lingkungan Daerah Endemis Malaria GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK) Environmental Factor
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar
3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi penelitian dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Lembah Sari Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit penyebab masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan sub tropis yang sedang berkembang. Pertumbuhan penduduk yang
Lebih terperinciFauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 17 (3) : 218-234 (29) Fauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah The Anopheles fauna in Buayan and Ayah Villages of Kebumen District, Central Java
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Kurang lebih satu miliar penduduk dunia pada 104 negara (40%
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub tropis serta dapat mematikan (membunuh) lebih dari satu juta manusia di
Lebih terperinciSURVEILANS VEKTOR MALARIA DI DESA ANEKA MARGA, KECAMATAN ROROWATU UTARA, KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Sunaryo, SKM, M.
Hasil Penelitian SURVEILANS VEKTOR MALARIA DI DESA ANEKA MARGA, KECAMATAN ROROWATU UTARA, KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Sunaryo, SKM, M.Sc* ABSTRACT One of the intensification of malaria
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. Sarmi. Kota. Waropen. Jayapura. Senta. Ars. Jayapura. Keerom. Puncak Jaya. Tolikara. Pegunungan. Yahukimo.
3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Dulanpokpok Kecamatan Fakfak Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Desa Dulanpokpok merupakan daerah pantai, yang dikelilingi
Lebih terperinciBionomik Nyamuk Anopheles spp di Desa Sumare dan Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011
Bionomik Nyamuk Anopheles spp di Desa Sumare dan Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011 Andri Dwi Hernawan 1, Syarifuddin Hamal 2 Bionomics of Anopheles spp
Lebih terperinciIdentifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011
584 Artikel Penelitian Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011 Rezka Gustya Sari 1, Nurhayati 2, Rosfita Rasyid 3 Abstrak Malaria adalah
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian
17 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1).
Lebih terperinciTABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.
TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM Nur Rahma 1, Syahribulan 2, Isra Wahid 3 1,2 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Parasitologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Malaria adalah salah satu penyakit yang mempunyai penyebaran luas, sampai saat ini malaria menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Berdasarkan Survei
Lebih terperinciProses Penularan Penyakit
Bab II Filariasis Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Filariasis disebabkan
Lebih terperinciEKOLOGI Anopheles spp. DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Ecology of Anopheles spp. in Central Lombok Regency. Majematang Mading 1*, Muhammad Kazwaini 1
Aspirator, Vol. 6, No. 1, 2014 : 13-20 EKOLOGI Anopheles spp. DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Ecology of Anopheles spp. in Central Lombok Regency Majematang Mading 1*, Muhammad Kazwaini 1 1 Loka Litbang P2B2
Lebih terperinciHubungan Kepadatan dan Biting Behaviour Nyamuk Anopheles farauti Dengan Kasus Malaria di Ekosistem Pantai dan Rawa (Kabupaten Biak Numfor dan Asmat)
Biota Vol. 19 (1): 27 35, Februari 2014 ISSN 0853-8670 Hubungan Kepadatan dan Biting Behaviour Nyamuk Anopheles farauti Dengan Kasus Malaria di Ekosistem Pantai dan Rawa (Kabupaten Biak Numfor dan Asmat)
Lebih terperinciDistribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013
Al-Sihah : Public Health Science Journal 410-423 Distribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013 ABSTRAK Muh. Saleh Jastam 1 1 Bagian Keselamatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciSpecies diversity and biting activity of malaria vectors (Anopheles spp.) in Lifuleo Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara
Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 September 214, Vol. 11 No. 2, 53 64 Online version: http://journal.ipb.ac.id/index.php/entomologi DOI: 1.5994/jei.11.2.53 Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta menimbulkan Kejadian
Lebih terperinciKONFIRMASI ENTOMOLOGI KASUS MALARIA PADA SEPULUH WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUKUMBA
KONFIRMASI ENTOMOLOGI KASUS MALARIA PADA SEPULUH WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUKUMBA ENTOMOLOGY CONFIRMATION OF MALARIA CASES IN TEN REGIONAL HEALTH CENTER IN THE BULUKUMBA DISTRICT Andi Asniar 1,
Lebih terperinciPengaruh curah hujan, kelembaban, dan temperatur terhadap prevalensi Malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan
JHECDs, 3 (1), 2017, hal. 22-27 Penelitian Pengaruh curah hujan, kelembaban, dan temperatur terhadap prevalensi Malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan The effect of rainfall, humidity, and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD),
Lebih terperinciBEBERAPA ASPEK BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles vagus DI DESA SELONG BELANAK KABUPATEN LOMBOK TENGAH
SPIRAKEL, Vol 6, Desember 214: 26-32 BEBERAPA ASPEK BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles vagus DI DESA SELONG BELANAK KABUPATEN LOMBOK TENGAH Majematang Mading 1 dan Ira Indriaty P.B. Sopi 1 1 Loka Penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat dunia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan lama yang muncul kembali (re-emerging).
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di 106 negara dan diperkirakan
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di 106 negara dan diperkirakan menyerang 216 juta orang serta menyebabkan kematian 655.000 jiwa setiap tahunnya Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan dan berinteraksi, ketiga nya adalah host, agent dan lingkungan. Ketiga komponen ini dapat
Lebih terperinciSTUDI BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles sundaicus DI DESA SUKARESIK KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN CIAMIS
Studi Bioekologi Nyamuk... (Pandji et. al) STUDI BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles sundaicus DI DESA SUKARESIK KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN CIAMIS Pandji Wibawa Dhewantara*, Endang Puji Astuti dan Firda Yanuar
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
32 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keragaman dan Kelimpahan Nisbi Larva Anopheles spp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 11 spesies Anopheles yang ditemukan berdasarkan survei larva, 1 spesies di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua dan paling melemahkan yang dikenal dunia. Filariasis limfatik diidentifikasikan sebagai penyebab kecacatan menetap dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Iklim dan Cuaca Pesisir Selatan
6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Iklim dan Cuaca Pesisir Selatan Pantai Batu Kalang terletak di pinggir pantai selatan Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium sp yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium sp yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp betina. Penyakit malaria bersifat reemerging disease
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas. Di Indonesia, penyakit malaria ditemukan tersebar luas di seluruh pulau dengan derajat dan berat infeksi
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
20 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian menunjukk an keragaman jenis nyamuk Anopheles spp yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Agustus 2011 di Kelurahan Caile dan Kelurahan Ela-Ela
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 4 (2) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH DAN PRAKTIK PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KENDAGA KECAMATAN
Lebih terperinciFaktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
J Kesehat Lingkung Indones Vol.8 No.1 April 2009 Faktor Risiko Kejadian Malaria Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan
Lebih terperinciSummery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )
Summery ABSTRAK Nianastiti Modeong. 2012. Deskripsi Lingkungan Fisik Daerah Endemik Malaria di Desa Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciKajian Epidemiologi Limfatikfilariasis Di Kabupaten Sumba Barat (Desa Gaura) dan Sumba Tengah (Desa Ole Ate) Tahun Hanani M.
Kajian Epidemiologi Limfatikfilariasis Di Kabupaten Sumba Barat (Desa Gaura) dan Sumba Tengah (Desa Ole Ate) Tahun 2012 Hanani M. Laumalay Loka Litbang P2B2 Waikabubak, Jl. Basuki Rahmat, Km. 5 Puu Weri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk dan menyebar dengan cepat. Data menunjukkan peningkatan 30 kali lipat dalam
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang dominan di daerah tropis dan sub tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari
Lebih terperinciRisk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No. 4, Desember 2013 Hal : 175-180 Penulis : 1. Junus Widjaja 2. Hayani Anastasia 3. Samarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2013) penyakit infeksi oleh parasit yang terdapat di daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Lebih terperinciKERAGAMAN SPESIES NYAMUK DI DESA PEMETUNG BASUKI DAN DESA TANJUNG KEMALA BARAT KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
KERAGAMAN SPESIES NYAMUK DI DESA PEMETUNG BASUKI DAN DESA TANJUNG KEMALA BARAT KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR Reni Oktarina 1, Yahya 1, Milana Salim 1, Irfan Pahlevi 1 1 Loka Litbang P2B2 Baturaja,
Lebih terperinciHABITAT YANG POTENSIAL UNTUK ANOPHELES VAGUS DI KECAMATAN LABUAN DAN KECAMATAN SUMUR KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN
HABITAT YANG POTENSIAL UNTUK ANOPHELES VAGUS DI KECAMATAN LABUAN DAN KECAMATAN SUMUR KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN Potential Habitat Of Anopheles vagus In Labuan And Sumur Sub-Districts In Pandeglang
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN UMUM
132 BAB 6 PEMBAHASAN UMUM Angka annual malaria incidence (AMI) di Kabupaten Halmahera Selatan merupakan yang tertinggi di Provinsi Maluku. Pada tahun 2010 angka AMI mencapai 54,0 (Dinkes Kab. Halmahera
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 2.1. Kota Pangkalpinang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kota Pangkalpinang merupakan daerah otonomi yang letaknya di bagian timur Pulau Bangka. Secara astronomi, daerah ini berada pada garis 106 4 sampai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014 HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT Masriadi Idrus*, Getrudis**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia, memiliki 10 Kabupaten dengan status malaria dikategorikan endemis tinggi (>50 kasus per 1000 penduduk),
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ukuran Stadium Larva Telur nyamuk Ae. aegyti menetas akan menjadi larva. Stadium larva nyamuk mengalami empat kali moulting menjadi instar 1, 2, 3 dan 4, selanjutnya menjadi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI NYAMUK ANOPHELES SP DEWASA DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS MALARIA KECAMATAN BONTO BAHARI BULUKUMBA
IDENTIFIKASI NYAMUK ANOPHELES SP DEWASA DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS MALARIA KECAMATAN BONTO BAHARI BULUKUMBA Identification of Anopheles sp Adult Anopheles sp in Endemic Areas and Non-Endemic Malaria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas penyebarannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian global. Malaria termasuk dalam 3 penyebab kematian tertinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciKERAGAMAN Anopheles spp PADA EKOSISTEM PEDALAMAN DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH
Keragaman Anopheles spp pada... (Yusran Udin, et. al) KERAGAMAN Anopheles spp PADA EKOSISTEM PEDALAMAN DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH Yusran Udin, Malonda Maksud, Risti, Yuyun Srikandi,
Lebih terperinciKAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL Catur Pangesti Nawangsasi
KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL 2012 * ) Alumnus FKM UNDIP, ** ) Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP, ***) Dosen Bagian
Lebih terperinciNYAMUK Anopheles sp DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KECAMATAN RAJABASA, LAMPUNG SELATAN
[ ARTIKEL REVIEW ] NYAMUK Anopheles sp DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KECAMATAN RAJABASA, LAMPUNG SELATAN Gilang Yoghi Pratama Faculty of medicine, Lampung University Abstract Malaria is an infectious
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPADATAN POPULASINYAMUK ANOPHELES SUNDAICUS DENGAN TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN DI KABUPATEN CIAMIS
_ Culict HUBUNGAN KEPADATAN POPULASINYAMUK ANOPHELES SUNDAICUS DENGAN TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN DI KABUPATEN CIAMIS Relationship between Mosquito Population Density of Anopheles sundaicus and its breeding
Lebih terperinciSURVEI ENTOMOLOGI DALAM RANGKA KEWASPADAAN DINI PENULARAN MALARIA DI DESA KENDAGA, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012
SURVEI ENTOMOLOGI DALAM RANGKA KEWASPADAAN DINI PENULARAN MALARIA DI DESA KENDAGA, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 01 ENTOMOLOGY SURVEY AS EARLY WARNING OF MALARIA TRANSMISION IN KENDAGA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
Lebih terperinciAktivitas Menggigit Nyamuk Culex quinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah
Aktivitas enggigit Nyamuk Culex quinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah Tri Ramadhani 1, Bambang Yunianto 1 Biting Activities of Culex
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran penyakit malaria sangat diperlukan bagi penduduk maupun daerah yang masuk pada wilayah endemis malaria, dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fungsi ekologi hutan mangrove merupakan satu dari dua fungsi lain ekosistem
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi ekologi hutan mangrove merupakan satu dari dua fungsi lain ekosistem mangrove, yakni sebagai fungsi ekonomi dan fungsi sosial (Kustanti, 2011). Ketiga pengkategorian
Lebih terperinciIdentifikasi Nyamuk Anopheles Sebagai Vektor Malaria dari Survei Larva di Kenagarian Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
656 Artikel Penelitian Identifikasi Nyamuk Anopheles Sebagai Vektor Malaria dari Survei Larva di Kenagarian Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Suci Lestari 1, Adrial 2, Rosfita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULl1AN Latar Belakang
BAB I PENDAHULl1AN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dlll1ia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis termasuk di Indonesia. Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang disebabkan infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya sangat luas di dunia. Menurut laporan tahunan WHO, diperkirakan 3,3 miliar penduduk dunia berisiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus dengue merupakan Anthropode-Borne Virus (Arbovirus) keluarga Flaviviridae 1, virus ini dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang dapat berakibat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anopheles sp. a. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda
Lebih terperinci4. SEBARAN DAERAH RENTAN PENYAKIT DBD MENURUT KEADAAN IKLIM MAUPUN NON IKLIM
4. SEBARAN DAERAH RENTAN PENYAKIT DBD MENURUT KEADAAN IKLIM MAUPUN NON IKLIM 4.1. PENDAHULUAN 4.1.1. Latar Belakang DBD termasuk salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sebagai patogen dan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciJENIS DAN STATUS ANOPHELES SPP. SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL MALARIA DI PULAU SUMBA PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR
Jenis dan status anopheles spp...(muhammad K & Majematang M) JENIS DAN STATUS ANOPHELES SPP. SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL MALARIA DI PULAU SUMBA PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR The Type and Status of Anopheles
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten sebelumnya
Lebih terperinciABSTRAK
IDENTIFIKASI NYAMUK spp. DI DELTA LAKKANG KECAMATAN TALLO MAKASSAR SULAWESI SELATAN Andi Sitti Rahma 1, Syahribulan 2, dr. Isra Wahid 3, 1,2 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan
Lebih terperinciBalai Litbang P2B2 Banjarnegara. SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD
SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mampu menjelaskan, merencanakan dan melaksanakan survei entomologi malaria TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1.Mampu menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi, diperkirakan pada 2009 dari 225
Lebih terperinciC030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA
C030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA Nurhadi 1,2, Soenarto Notosoedarmo 1, Martanto Martosupono 1 1 Program Pascasarjana Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi parasit yaitu Plasmodium yang menyerang eritrosit.malaria dapat berlangsung akut maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Culex sp Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
Lebih terperinci3 METODOLOGI. untuk menentukan lokasi tempat perindukan larva nyamuk Anopheles. Penelitian
3 METODOLOGI 1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di desa Lengkong kecamatan Lengkong kabupaten Sukabumi dan di mulai pda tanggal 10 Mei sampai &ngan 20 Oktober 2001. Sebelum dilakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Iklim tropis menyebabkan timbulnya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk dan sering
Lebih terperinciPotensi Penularan Malaria di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara
Potensi Penularan Malaria di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara Potential Malaria Transmission in Sigeblog Village, Banjarmangu Subdistrict, Banjarnegara District Nova Pramestuti*,
Lebih terperinci