ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS"

Transkripsi

1 i

2 ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS Astuti Karya Dewi, Dosen STIE-MURA Prodi Akutansi Shelly Eka Desiana, Mahasiswa STIE-MURA Prodi Akutansi ABSTRACT The purpose of this study was to determine the determination of production costs which should tempeh chips in Tempe Chips Craftsmen Enterprises Cipto Roso Megang Way Musi Rawas. Based on the results of research and discussion conducted by researchers determination of the cost of production is by totaling the cost of raw materials, direct labor costs and factory overhead costs. The production costs should at Tempe Chips Craftsmen Enterprises Cipto Roso in 2012 amounted to / kg in raw material costs of Rp , - direct labor costs amounting to Rp , - overhead costs Rp million, - in 2013 amounted to / kg in raw material costs of Rp , - direct labor costs amounting to Rp , - overhead costs Rp , -, 2014 amounted to / kg in raw material costs of Rp , - direct labor costs amounting to Rp , - overhead costs Rp , -. The difference occurs because the cost of this production overhead costs on businesses craftsmen tempeh chips cipto Roso holding magic calculate overall overhead costs, this has resulted in increased production costs than they should. Keywords: Production Cost, Full Costing ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti Penentuan biaya produksi adalah dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso di tahun 2012 adalah sebesar /Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp ,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp ,- biaya overhead pabrik sebesar Rp ,-, tahun 2013 sebesar /Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp ,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp ,- biaya overhead pabrik sebesar Rp ,-, tahun 2014 sebesar /Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp ,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp ,- biaya overhead pabrik sebesar Rp ,-. Perbedaan biaya produksi ini terjadi karena biaya overhead pabrik pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti menghitung secara keseluruhan biaya overhead pabrik, hal ini mengakibatkan biaya produksi juga mengalami kenaikan dari yang seharusnya. Kata Kunci: Biaya Produksi, Full Costing ii

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. i ABSTRAK.. ii DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Teori Yang Mendukung Pengertian Biaya Produksi Pengertian Biaya Bahan Baku Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengertian Biaya Overhead Pabrik Metode Penentuan Biaya Produksi Kerangka Pemikiran Hasil Penelitian Yang Relevan. 9 BAB III METODELOGI PENELITIAN Variabel Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitian Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Struktur Organisasi Perusahaan Deskripsi Penelitian Pembahasan Perhitungan Biaya Produksi Keripik Tempe Yang Seharusnya Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti Besarnya Perbedaan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dan Menurut Perhitungan Seharusnya.. 28 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran. 30 DAFTAR PUSTAKA.. vi iii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Jumlah Produksi Keripik Tempe Tahun Tabel 1.2 Biaya Produksi Menurut Perusahaan. 3 Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 10 Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun Tabel 4.7 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun Tabel 4.10 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun Tabel 4.11 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun Tabel 4.13 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun Tabel 4.14 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun Tabel 4.15 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun Tabel 4.16 Rekapitulasi Biaya Produksi Tabel 4.17 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun Tabel 4.18 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun Tabel 4.19 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun Tabel 4.20 Perbandingan Harga Pokok Produksi PerKg Keripik Tempe Cipto Roso. 28 iv

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran.. 8 Gambar 2 Struktur Organisasi Perusahaan 13 v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Pengaruh dari banyak berdirinya perusahaan ini adalah semakin kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi. Salah satunya adalah masalah tingginya biaya operasi perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus melakukan efisiensi disemua aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut agar efisiensi dan efektivitas dapat dicapai. Untuk menghadapi kondisi seperti ini diperlukan sistem manajemen yang baik yang dapat menunjang suatu perusahaan. Para pemimpin perusahaan dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan mereka mempunyai kemampuan bersaing dengan perusahaan yang sejenis, terutama dalam menghadapi para pesaing yang mengelola perusahaannya dengan cara yang lebih baik, dalam arti telah mengikuti dan menerapkan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga efisiensi dan efektivitas usaha dapat dicapai untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Fungsi manajemen yang utama dalam menciptakan system pengendalian yang baik adalah fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Biaya produksi mendukung dalam kegiatan produksi, oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian yang tepat terhadap biaya yaitu melalui anggaran biaya produksi. Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil kegiatan produksi, yang mana biaya produksi ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dalam proses dari bahan baku menjadi produk jadi. Maka dibutuhkan anggaran biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Usaha pengrajin keripik tempe cipto roso yang terdapat diwilayah Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas adalah usaha yang bergerak di bidang industri makanan dan sebagian besar pemasarannya meliputi daerah kecamatan Megang Sakti dan sekitarnya. Home industri ini dalam melangsungkan kegiatan produksinya belum melakukan pencatatan biaya produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya. Pencatatan yang dilakukan masih sebatas pencatatan jumlah uang yang dikeluarkan dan diterima, jumlah bahan yang dibeli dan dijual. 1

7 Tabel 1.1 Jumlah Produksi Keripik Tempe Tahun Bulan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total perkilogram Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso 2

8 Tabel 1.2 Biaya Produksi Menurut Perusahaan No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp) Kedelai Kg Kg Kg Sagu Kg Kg Kg Ragi 25.2 Kg 33.6 Kg 42 Kg Garam 336 Bks 504 Bks 672 Bks Ketumbar 25.2 Kg 33.6 Kg 42 Kg Bawang Putih 42 Kg 84 Kg Kg Minyak Goreng Kg Kg Kg Kayu Bakar 12 Set 14 Set 16 Set Bensin 24 Liter 24 Liter 24 Liter Label 84 Rim 96 Rim 168 Rim Plastik 168 Kg 336 Kg 504 Kg Tepung Beras Bks Bks Bks 13. Listrik 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan Tenaga Kerja 336 Hari 336 Hari 336 Hari Penyusutan Peralatan 1Tahun 1 Tahun 1 Tahun Total Biaya Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso 3

9 Berdasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti adapun data yang diperoleh berkaitan dengan jumlah produksi pada tabel 1.1 tahun 2012 sebesar Kg, tahun 2013 sebesar Kg, dan tahun 2014 sebesar Kg. Dengan biaya produksi pada tabel 1.2 tahun 2012 sebesar Rp ,-, tahun 2013 Rp ,-, dan tahun 2014 Rp dari hasil data yang diperoleh. Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan belum menentukan berdasarkan perhitungan biaya produksi yang sesuai standar umum hal ini dapat terlihat dari belum adanya perhitungan secara full costing ataupun variabel costing. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penentuan Biaya Produksi Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengidentifikasikan masalah yaitu perhitungan biaya produksi keripik tempe masih menggunakan metode yang sederhana, agar penentuan biaya produksinya menghasilkan informasi yang tepat dan akurat maka peneliti menggunakan metode full costing Batasan Masalah Agar pembahasan tidak menyimpang dan analisis menjadi terarah, maka pembahasan dibatasi pada Penentuan Biaya Produksi Keripik Tempe pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan pendekatan full costing, dari tahun Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas? 2. Berapa besar perbedaan biaya produksi per unit menurut perhitungan Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan biaya produksi dengan metode full costing? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. 2. Untuk mengetahui besarnya perbedaan penentuan biaya produksi per unit menurut perhitungan Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan biaya produksi dengan metode full costing. 4

10 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi aspek-aspek sebagai berikut : a. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah referensi dalam pengembangan penelitian yang lebih luas mengenai penentuan biaya produksi serta sebagai bahan kajian dalam proses belajar mengajar pada program studi akuntansi. b. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak perusahaan dalam menerapkan penentuan biaya produksi pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. 5

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori yang Mendukung Pengertian Biaya Produksi Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 28) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya produksi adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik. Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, h. 40) biaya produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2012, h. 14) biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik Pengertian Biaya Bahan Baku Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku utama yang dipakai untuk memproduksi barang. Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan kedalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi. Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya bahan baku adalah biaya perolehan dari bahan baku yang secara integral telah membentuk barang jadi seperti kayu dalam membuat meja dan kursi. Menurut M. Nafarin (2009, h. 23) biaya bahan baku adalah bahan baku dipakai dalam satuan uang. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya bahan baku adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya bahan baku merupakan bagian penting dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jadi Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi. 6

12 Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi. Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah biaya upah dari tenaga kerja yang secara langsung ikut dalam proses produksi, seperti upah operator mesin pabrik. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi Pengertian Biaya Overhead Pabrik Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya overhead pabrik adalah semua biaya untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya tidak langsung lainnya. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik merupakan bagian yang terdapat dalam proses produksi tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung dan tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau kegiatan tertentu Metode Penentuan Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2012, h ) full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur berikut ini : Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Kos produksi xxx 7

13 2.2 Kerangka Pemikiran Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti merupakan Industri rumah tangga yang bergerak di bidang usaha pengolahan keripik tempe. Dalam suatu perusahaan di butuhkan penentuan biaya produksi, dalam menentukan biaya produksi perlu adanya ketepatan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, agar dapat menghadapi para pesaing dari perusahaan sejenis, serta mengharuskan adanya keahlian dalam menentukan perhitungan unsur biaya produksi untuk menetapkan biaya produksi. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penentuan Biaya Produksi Penentuan Biaya Produksi Perusahaan: - Biaya bahan baku - Biaya Tenaga Kerja Langsung - Biaya Overhead Pabrik Penentuan biaya produksi seharusnya (Full Costing): - Biaya Bahan Baku - Biaya Tenaga Kerja Langsung - Biaya Overhead Pabrik (BOP Variabel dan BOP Tetap). Perbedaan : - Penentuan biaya produksi seharusnya (full costing) lebih terperinci dan terdapat selisih dengan penentuan biaya produksi perusahaan Gambar 1. Kerangka Pemikiran 8

14 2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Thelbic Lasut pada tahun 2015 dengan judul Analisis Biaya Produksi Dalam Rangka Penentuan Harga Jual Makanan Pada Rumah Makan Ragey Poppy Di Tomohon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perhitungan biaya produksi dan penentuan harga jual pada RM. Ragey Poppy. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif juga dapat menggunakan penelitian untuk perhitungan harga harga pokok produksi dan pengumpulan biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha makanan. Penelitian menunjukkan bahwa RM. Ragey poppy mengalami kondisi keuangan yang stabil bahkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Biaya yang telah dikeluarkan ini seharusnya dipakai sebagai elemen perhitungan pembentukan harga pokok produksi dan penentuan harga jual. Penelitian yang dilakukan oleh Sitty Rahmi Lasena pada tahun 2013 dengan judul Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengenalkan penentuan harga pokok produksi pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Dimembe Nyiur Agripro menerapkan metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi. Penelitian yang dilakukan oleh NienikHsamsul pada tahun 2013 dengan judul Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variabel Costing Untuk Harga Jual CV. Pyramid. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbandingan metode full costing dan variabel costing dalam perhitungan harga pokok produksi untuk penentuan harga jual pada CV. Pyramid. Metode analisis yang digunakan metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.hasil penelitian dan perhitungan, adanya kelemahan dalam perhitungan harga pokok perusahaan. 9

15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi variabel Indikator Biaya Produksi Keripik Tempe Sumber : Data diolah 2016 Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe. 1. Standar biaya bahan baku. 2. Standar biaya tenaga kerja langsung. 3. Standar biaya overhead pabrik. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dimulai dari bulan Juli 2016 sampai bulan Desember Tempat Penelitian Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini yaitu Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti yang beralamat di Jl. Sugito No. 16 Lk. 3 Kelurahan Megang Sakti 1, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas. 3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Menurut Sugiyono (2011, h. 225) Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. 1. Sumber Primer Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 2. Sumber Sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Berdasarkan pengertian tersebut, data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari pemilik perusahaan mengenai data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tahun

16 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Menurut Abdurrahmat Fathoni (2011, h. 104) data merupakan informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Secara metodologis dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya : 1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. 2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan yang datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. 3. Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadai responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan melakukan pencatatan terhadap penggunaan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya tidak langsung (BOP). 2. Metode Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan terhadap penggunaan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biayabiaya tidak langsung (BOP). 2.4 Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2011, h. 8) teknik analisis data ada dua yaitu : 1. Metode Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 2. Metode Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif terlebih menekankan makna daripada generalisasi. Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan data kuantitatif dengan menyajikan data biaya produksi selama tiga tahun terakhir, dari tahun Dengan menghitung biaya produksi menurut perusahaan dan menurut standar umum kemudian dibandingkan perbedaannya. 11

17 Metode yang peneliti gunakan dalam pembahasan ini yaitu: 1. Penentuan Biaya Produksi Metode full costing adalah metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut Mulyadi (2012, h ) kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx + Kos produksi xxx 12

18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Usaha Keripik Tempe Cipto Roso merupakan industri rumah tangga, yang bergerak dalam bidang pembuatan keripik tempe. Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso beralamatkan di Jl. Sugito No. 16 Lk. 3 Kelurahan Megang Sakti 1, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas. Usaha Pengrajin Keripik Tempe ini dipimpin oleh Bapak Sulikan sebagai pemilik tunggal usaha pengrajin keripik tempe ini dengan dibantu oleh beberapa karyawan. Usaha ini didirikan pada 2003 pada awalnya usaha ini didirikan hanya untuk lingkungan tempat tinggalnya saja. Setelah mengetahui keuntungan yang didapat dari menjual tahu tersebut lumayan besar maka pemilik usaha berinisiatif untuk memasarkan usahanya tersebut keluar daerah, maka pemilik usaha pengrajin keripik tempe menambahkan modalnya. Seiring berjalannya waktu usaha ini mengalami kemajuan yang dahulunya hanya untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tempat tinggalnya saja, namun sekarang usaha ini sudah dipasarkan dibeberapa wilayah di Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu Struktur Organisasi Perusahaan Untuk mencapai tujuan perusahaan perlu adanya suatu struktur organisasi yang menunjang segala aktivitas perusahaan. Struktur organisasi Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti adalah sebagai berikut: KEPALA PIMPINAN BAGIAN PENGIRISAN TEMPE BAGIAN PENGGORENGAN KERIPIK TEMPE BAGIAN PEMBUNGKUSAN KERIPIK TEMPE Gambar 2 Struktur Organisasi Perusahaan 13

19 4.1.3 Deskripsi Penelitian Untuk menentukan biaya produksi dengan teliti, perlu dipahami proses pembuatan produk, yang lebiih dikenal dengan istilah kegiatan atau proses produksi. Penentuan biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Data biaya produksi Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti, yng berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2012 No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp) 1 Kedelai Kg Sagu Kg Ragi 25.2 Kg Garam 336 Bgkus Ketumbar 25.2 Kg Bawang Putih 42 Kg Minyak Goreng Kg Kayu Bakar 12 Set Bensin 24 Liter Label 84 Rim Plastik 168 Kg Tepung Beras Bgkus Listrik 12 Bulan Tenaga Kerja 336 Hari Penyusutan Alat 1 Tahun Total Biaya Jumlah Keripik Tempe (Kg) HPP per unit Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso 14

20 Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2013 No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp) 1 Kedelai Kg Sagu Kg Ragi 33.6 Kg Garam 504 Bgkus Ketumbar 33.6 Kg Bawang Putih 84 Kg Minyak Goreng Kg Kayu Bakar 14 Set Bensin 24 Liter Label 96 Rim Plastik 336 Kg Tepung Beras Bgkus Listrik 12 Bulan Tenaga Kerja 336 Hari Penyusutan Alat 1 Tahun Total Biaya Jumlah Keripik Tempe (Kg) HPP per unit Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso 15

21 Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2014 No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp) 1 Kedelai Kg Sagu Kg Ragi 42 Kg Garam 672 Bgkus Ketumbar 42 Kg Bawang Putih Kg Minyak Goreng Kg Kayu Bakar 16 Set Bensin 24 Liter Label 168 Rim Plastik 504 Kg Tepung Beras Bgkus Listrik 12 Bulan Tenaga Kerja 336 Hari Penyusutan Alat 1 Tahun Total Biaya Jumlah Keripik Tempe (Kg) HPP per unit Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso 4.2 Pembahasan Perhitungan Biaya Produksi Keripik Tempe yang Seharusnya Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti, diketahui bahwa Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso dalam melangsungkan kegiatan produksinya belum melakukan pencatatan biaya produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya. Pencatatan yang dilakukan masih sebatas pencatatan jumlah uang yang dikeluarkan dan diterima, jumlah bahan yang dibeli dan dijual. Perhitungan biaya produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya biaya produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada suatu periode. Untuk menghitung biaya produksi secara tepat dan teliti, biaya yang dikeluarkan haruslah diklasifikasikan menurut aliran aliran biaya itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, maka perlu dilakukan perhitungan dengan benar dalam menentukan biaya produksi. Berikut merupakan penyajian biaya produksi berdasarkan metode full costing. A. Biaya Bahan Baku Berdasarkan tinjauan pustaka, biaya bahan baku adalah bagian penting dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Biaya bahan baku biasanya adalah biaya untuk bahan bahan yang dapat dengan mudah dan 16

22 langsung diidentifikasikan dengan barang jadi atau bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari produk jadi yang dihasilkan. Tetapi, bahan baku dari suatu perusahaan mungkin sudah menjadi produk jadi bagi perusahaan lainnya. Misalnya, bahan baku kayu untuk perusahaan furnitur atau bahan baku tembakau untuk perushaan rokok. Biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam pembuatan keripik tempe pada pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, meliputi biaya bahan baku tempe yaitu kedelai, ragi, dan sagu. Biaya biaya tersebut ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan baku yang dipakai dengan biaya produksi bahan baku. Perhitungan biaya bahan baku langsung yang terjadi dalam proses produksi keripik tempe dari tahun dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2012 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1. Kedelai Kg x Rp ,- 2. Sagu Kg x Rp ,- 3. Ragi 25.2 Kg x Rp ,- Total biaya bahan baku Rp ,- Hasil Produksi Kg Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2012 pertahunnya berjumlah Rp ,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.6 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak Kg per tahun produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilonya Rp ,-. Tabel 4.4 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan tabel 4.4 tersebut juga menunjukkan rincian rincian biaya bahan baku langsung dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp ,-/5.040 Kg, dengan harga per kilonya Rp ,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp ,-/6.720 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp /25.2 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2013 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1. Kedelai Kg x Rp ,- 2. Sagu Kg x Rp ,- 3. Ragi 33.6 Kg x Rp ,- Total biaya bahan baku Rp ,- Hasil Produksi Kg Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun

23 Tabel 4.5 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe tahun 2013 pertahunnya berjumlah Rp ,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.5 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak Kg per produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilogramnya sebesar Rp Tabel 4.5 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan, tabel 4.5 tersebut juga menunjukkan rincian rincian biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp ,-/ Kg, dengan harga beli perkilogramnya Rp ,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp ,-/ Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp ,-/ 33.6 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2014 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1. Kedelai Kg x Rp ,- 2. Sagu 8400 Kg x Rp ,- 3. Ragi 42 Kg x Rp ,- Total biaya bahan baku Rp ,- Hasil Produksi Kg Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.6 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe tahun 2013 pertahunnya berjumlah Rp ,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.6 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak Kg per produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilogramnya sebesar Rp Tabel 4.6 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan, tabel 4.6 tersebut juga menunjukkan rincian rincian biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp ,-/ Kg, dengan harga beli perkilogramnya Rp ,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp ,-/ Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp ,-/ 42 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp ,-. B. Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan pada tinjauan pustaka, biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung ini termasuk upah untuk para pekerja yang secara langsung membuat produk dan 18

24 jasanya dapat langsung diperhitungkan kedalam biaya produksi. Penjelasan lainnya adalah biaya untuk tenaga kerja langsung yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi, seperti upah tukang. Tenaga kerja langsung yang terlibat kegiatan produksi keripik tempe pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, dalam proses produksi adalah tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian ini berjumlah 6 orang, dengan upah harian tahun 2012 Rp ,- tahun 2013 Rp ,- tahun 2014 Rp perorang. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang telah ditetapkan. Penghitungan biaya tenaga kerja langsung dalam tahun proses produksi keripik tempe dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2012 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Tenaga kerja 6 orang x x 336 hari Rp langsung Total biaya tenaga kerja langsung Rp Hasil produksi Kg Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2012 produksi pertahun sebesar Rp ,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp ,-. Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.7, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp ,-. Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2013 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Tenaga kerja 6 orang x x 336 hari Rp langsung Total biaya tenaga kerja langsung Rp Hasil produksi Kg Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2013 produksi pertahun sebesar Rp ,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp ,-. Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.8, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp ,-. 19

25 Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2014 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Tenaga kerja 6 orang x x 336 hari Rp langsung Total biaya tenaga kerja langsung Rp Hasil produksi Kg Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2014 produksi pertahun sebesar Rp ,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp ,-. Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.9, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp ,-. C. Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan pada tinjauan pustaka bab dua, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang terdapat dalam proses produksi tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung dan tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau kegiatan tertentu. Kegiatan produksi keripik tempe pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, membebankan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Biaya overhead pabrik variabel tersebut meliputi garam, ketumbar, bawang putih, minyak goreng, kayu bakar, bensin, label, plastic, tepung beras, dan listrik. Biaya overhead pabrik tetap adalah penyusutan peralatan. Rincian biaya overhead pabrik proses produksi keripik tempe tahun dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.10 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2012 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Garam 336 bgks x 750 Rp Ketumbar 25.2 kg x Rp Bawang putih 42 Kg x Rp Minyak goreng kg x Rp Kayu bakar 12 set x Rp Bensin 24 liter/tahun x = : Rp hari = : 2 = Label 84 rim x = : Rp, lembar = 110/lembar x = : 5 = Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian. 8 Plastik 168 kg x Rp

26 9 Tepung beras bgks x Rp Listrik 1 tahun Rp : 336 hari = : 2 = (dibulatkan ) Rp Total Bop Variabel Rp Hasil produksi kg BOP Variabel per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2012 proses produksi sebesar Rp ,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 336 bungkus tahun 2012 (harga perbungkus Rp. 750,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp ,-, berikutnya ketumbar 25.2 Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp ,- tahun Bawang putih 42 Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp ,- tahun Minyak goreng Kg tahun 2012 (harga perkilogram Rp.8.000,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp ,- tahun Biaya plastik 168 Kg (harga perkilogram Rp ,-) jumlah rupiah tahun 2012 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp ,-. Tepung beras tahun 2012 yaitu bungkus (harga perbungkus Rp ,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2012 sebesar Rp ,-. Kayu bakar tahun 2012 yaitu 12 set (harga per set Rp ) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2012 sebesar Rp ,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp ,- (harga per liter Rp ,-) Rp ,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 500,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 250,-/hari. Label 84 rim adalah Rp ,- berisi lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 110,- selanjutnya Rp. 110,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2012 yaitu Kg maka hasil perkalian tersebut adalah Rp ,-, karena 1 lembar kertas dibagi 5 bagian maka Rp ,-, dibagi 5 menjadi Rp ,- (inilah biaya kertas pertahun 2012). Biaya overhead pabrik variabel berikutnya yaitu listrik dalam tahun 2012 sebesar Rp ,-. Rincian biaya listrik tahun 2012 ini adalah sebagai berikut, dimulai dari pembagian biaya listrik selama satu tahun yaitu sebesar Rp ,- dibagi 336 hari, maka jumlah perhari biaya listrik adalah Rp ,- biaya ini masih dibagi 2 karena ada 2 produksi yang menggunakan tenaga listrik. Hasil pembagian tersebut sebesar Rp ,-, inilah biaya listrik yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe pertahunnya. Biaya biaya tersebut pada tabel 4.10 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2012 mampu menghasil produksi keripik tempe dalam satu tahun produksi berjumlah Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp ,-. 21

27 Tabel 4.11 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2012 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Penyusutan peralatan 1 tahun Rp Total Bop Tetap Rp Hasil produksi kg BOP Tetap per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap tahun 2012 dalam pembuatan keripik tempe sebesar Rp ,- dengan rincian biaya overehead pabrik tetap untuk penyusutan peralatan sebesar Rp ,- biaya tersebut pada tabel 4.11 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe pada tahun 2012 mampu menghasilkan produksi keripik tempe sebanyak Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.05,-. Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2013 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Garam 504 bgks x 750 Rp Ketumbar 33.6 kg x Rp Bawang putih 84 Kg x Rp Minyak goreng kg x Rp Kayu bakar 14 set x Rp Bensin 24 liter/tahun x = : Rp hari = 607,1 (dibulatkan 607) 607 : 2 = 303,5 (dibulatkan 304) 7 Label 96 rim x = : Rp, lembar = 110/lembar x = : 5 = Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian. 8 Plastik 336 kg x Rp Tepung beras bgks x Rp Listrik 1 tahun Rp : 336 hari = : 2 = (dibulatkan 2.009) Rp Total Bop Variabel Rp Hasil produksi kg BOP Variabel per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2013 proses produksi sebesar Rp ,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 504 bungkus tahun 2013 (harga perbungkus Rp. 750,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp ,-, berikutnya ketumbar 33.6 Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp ,- tahun Bawang 22

28 putih 84 Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp ,- tahun Minyak goreng Kg tahun 2013 (harga perkilogram Rp.9.000,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp ,- tahun Biaya plastik 336 Kg (harga perkilogram Rp ,-) jumlah rupiah tahun 2013 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp ,-. Tepung beras tahun 2013 yaitu bungkus (harga perbungkus Rp ,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2013 sebesar Rp ,-. Kayu bakar tahun 2013 yaitu 14 set (harga per set Rp ) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2013 sebesar Rp ,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp ,- (harga per liter Rp ,-) Rp ,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 607,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 304,-/hari. Label 96 rim adalah Rp ,- berisi lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 110,- selanjutnya Rp. 110,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2013 yaitu Kg maka hasil perkalian tersebut adalah Rp ,-, karena 1 lembar kertas dibagi 5 bagian maka Rp ,-, dibagi 5 menjadi Rp ,- (inilah biaya kertas pertahun 2013). Biaya overhead pabrik variabel berikutnya yaitu listrik dalam tahun 2013 sebesar Rp ,-. Rincian biaya listrik tahun 2013 ini adalah sebagai berikut, dimulai dari pembagian biaya listrik selama satu tahun yaitu sebesar Rp ,- dibagi 336 hari, maka jumlah perhari biaya listrik adalah Rp ,- biaya ini masih dibagi 2 karena ada 2 produksi yang menggunakan tenaga listrik. Hasil pembagian tersebut sebesar Rp ,-, inilah biaya listrik yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe pertahunnya. Biaya biaya tersebut pada tabel 4.12 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2013 mampu menghasil produksi keripik tempe dalam satu tahun produksi berjumlah Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp ,-. Tabel 4.13 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2013 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Penyusutan peralatan 1 tahun Rp Total Bop Tetap Rp Hasil produksi kg BOP Tetap per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap tahun 2013 dalam pembuatan keripik tempe sebesar Rp ,- dengan rincian biaya overehead pabrik tetap untuk penyusutan peralatan sebesar Rp ,- biaya tersebut pada tabel 4.15 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe pada tahun 2013 mampu menghasilkan produksi keripik tempe sebanyak Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 0.33,-. 23

29 Tabel 4.14 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2014 No Keterangan Kebutuhan Biaya 1 Garam 672 bgks x 1000 Rp Ketumbar 42 kg x Rp Bawang putih Kg x Rp Minyak goreng kg x Rp Kayu bakar 16 set x Rp Bensin 24 liter/tahun x = : Rp hari = (dibulatkan 571) 571 : 2 = 286 (dibulatkan 285) 7 Label 168 rim x = : Rp, lembar = 120/lembar x = : 5 = Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian. 8 Plastik 504 kg x Rp Tepung beras bgks x Rp Listrik 1 tahun Rp : 336 hari = : 2 = 2.142,5 (dibulatkan 2.143) Rp Total Bop Variabel Rp Hasil produksi kg BOP Variabel per Kg Rp Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2014 proses produksi sebesar Rp ,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 6672 bungkus tahun 2014 (harga perbungkus Rp ,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp ,-, berikutnya ketumbar 42 Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp ,- tahun Bawang putih Kg (harga perkilogramnya Rp ,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp ,- tahun Minyak goreng Kg tahun 2014 (harga perkilogram Rp ,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp ,- tahun Biaya plastik 504 Kg (harga perkilogram Rp ,-) jumlah rupiah tahun 2014 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp ,-. Tepung beras tahun 2014 yaitu bungkus (harga perbungkus Rp ,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2014 sebesar Rp ,-. Kayu bakar tahun 2014 yaitu 16 set (harga per set Rp ) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2014 sebesar Rp ,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp ,- (harga per liter Rp ,-) Rp ,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 571,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 286,-/hari. Label 168 rim adalah Rp ,- berisi lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 120,- selanjutnya Rp. 120,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2014 yaitu Kg maka hasil perkalian 24

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru) 20 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7, Desember 2014, 20-27 Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO Putri Sri Wulandari, Widya Susanti, Arief Rahman Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. Rina Hasyim Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan tingkat kemajuan yang begitu pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ( Studi kasus pada PT. Hanin Designs Indonesia - Indonesian Legal Wood) Oleh: Utcik Anita Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO Siti Nur Aisyah, Widya Susanti, Tri Lestari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN Dian Rini Beutari 1 & Laelisneni 1 * 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634 Fax.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang ditetapkan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA Oleh : Nanang Wahyu Gunanto B12.2010.01687 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA INDUSTRI RUMAHAN BUNDA SULI Nama : Erning Findiani NPM : 22210419 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD. BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD. Al- Mubarok Harga pokok produksi adalah biaya yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai gelar setara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) Oleh: Hilda Waringga Pastarina H.P Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA

PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA Putu Lina Mariani1, Made Ary Meitriana1, Anjuman Zukhri2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) 1 PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) FENTIN ADRIANA ROSALY ocalygreen@gmail.com ABSTRAK Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO Andri Eka Permatasari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dari penyusunan biaya produksi dan mengambil dari beberapa referensi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang) PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang) Endah Setyo Susilowati Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAKSI Di dalam perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen untuk melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi pada masa datang. Perencanaan

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Keripik Singkong Pada Home Industri Binangkit

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Keripik Singkong Pada Home Industri Binangkit Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Keripik Singkong Pada Home Industri Binangkit Mira Hertika Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, mirahertika@gmail.com Abstrak Tujuan_Penelitian ini bertujuan untukmengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA Nurlela 1 & Chairunnisa Rangkuti 1 * 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634 Fax. 061-7322649

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk memajukan perusahaannya. Persaingan tersebut menuntut pihak manajemen perusahaan

Lebih terperinci

PRODUCTION COST ANALYSIS OF SUMBER GIZI NABATI ENTERPRISE IN PEKANBARU CITY

PRODUCTION COST ANALYSIS OF SUMBER GIZI NABATI ENTERPRISE IN PEKANBARU CITY 1 PRODUCTION COST ANALYSIS OF SUMBER GIZI NABATI ENTERPRISE IN PEKANBARU CITY Uli Yamasari 1, Makhdalena 2,Hendripides 3 E-mail: uli_yamasari@yahoo.com, gelatik14@yahoo.co.id, nursal86@gmail.com Telepon:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Hal ini tentu

Lebih terperinci

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI PENERAPAN BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT BAKSO DAGING PADA BAKSO ONO ROSO KHURIYATI NINGSIH 22209009 EKONOMI / AKUNTANSI Latar Belakang Pencapaian tujuan badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat Bayu Putra Pratama1, Anjuman Zukhri2, Luh Indrayani3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangatlah pesat dan menyebabkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan, dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN Utami Putri Lestari (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRACT This research was conducted

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 2 (2) (2012) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PABRIK KERUPUK LANGGENG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM : ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG Nama : Rizki Nur Oktavia NPM : 29214640 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Lista Kuspriatni, SE.,

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU Mimelientesa Irman dan Desi Lestari Program Studi Akuntansi Sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR Misubargo Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur

Lebih terperinci

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN : 54 PERANAN SISTEM PEMBIAYAAN PESANAN DALAM PENINGKATAN KEAKURASIAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT X Thomas Khrisna Sidharta 1 Prodi Akuntansi, Politeknik NSC Surabaya 1 khrisna4@gmail.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena pembahasannya disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA PADA USAHA KERUPUK IKAN ASLI KOTA LUBUKLINGGAU

HASIL PENELITIAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA PADA USAHA KERUPUK IKAN ASLI KOTA LUBUKLINGGAU HASIL PENELITIAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA PADA USAHA KERUPUK IKAN ASLI KOTA LUBUKLINGGAU DISUSUN : KETUA ANGGOTA : ERI TRIHARYATI, M.Si : NOVI YANTI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Trissi Ritani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universits Dian Nuswantoro ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini sudah berkembang dengan cukup baik. Hal ini dapat di buktikan dengan banyaknya perusahaan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO CALCULATION OF PRODUCTION COST TO DETERMINE SELL PRICE IN CV. NUSANTARA METALINDO Oleh: VICKY SANDY ZEDDA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKS I DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PABRIK TAHU W DI DESA JAPANAN KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Email:wiwinidahyani@undar.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM Gunawan 1 *, Selamat Kurnia 2 & Muhammad Siddik Hasibuan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Komputer, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING CV PUTRA JAYA ROTAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING CV PUTRA JAYA ROTAN ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING CV PUTRA JAYA ROTAN Ayu Desi Ratnawati 1) Rispantyo 2) Dewi Saptantinah Puji Astuti 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Nienik H. Samsul, Perbandingan Harga Pokok.. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV.

Nienik H. Samsul, Perbandingan Harga Pokok.. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV. PYRAMID Oleh: Nienik H Samsul Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado. email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan usaha yang berkembang dengan cepat, memberi kesempatan bagi negara-negara di dunia khususnya di Indonesia untuk melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

Analisis Harga Pokok Produksi Roti Berdasarkan Metode Full Costing dan Variable Costing

Analisis Harga Pokok Produksi Roti Berdasarkan Metode Full Costing dan Variable Costing JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.2 Desember 2017, 229-236 E-ISSN: 2528-0163 229 Analisis Harga Pokok Produksi Roti Berdasarkan Metode Full Costing dan Variable Costing Yuliyanti 1, Rishi Septa Saputra

Lebih terperinci

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI. Vina Chris Lady 28210376 ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO AJIB BAKERY Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh :

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD Oleh : Maria Susana Ika Adi Lis Tyaningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

C.R. F.Worotitjan., J. Morassa. Penerapan Konsep Sunk ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO)

C.R. F.Worotitjan., J. Morassa. Penerapan Konsep Sunk ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO) ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO) ANALYSIS OF PRODUCTION COST IN PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO) Oleh: Calvin Riedel Fredrik Worotitjan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengklasifikasian

Lebih terperinci

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone ANALISIS PERBANDINGAN METODE TRADISIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT.PYRAMID MEGAH SAKTI DI MAKASSAR) Risma Yurnita, Holly Deviarti Universitas

Lebih terperinci

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang)

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang) NAMA ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang) NPM : 27213456 JURUSAN : RETNO TRI RAHMAWATI : AKUNTANSI PEMBIMBING

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 Nama : Nur Fitri Sulistyandiani NPM :

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA NYIUR INDAH DI DESA PETANDAKAN KABUPATEN BULELENG BERBASIS METODE FULL COSTING

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA NYIUR INDAH DI DESA PETANDAKAN KABUPATEN BULELENG BERBASIS METODE FULL COSTING PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA NYIUR INDAH DI DESA PETANDAKAN KABUPATEN BULELENG BERBASIS METODE FULL COSTING 1 I Gusti Ayu Widi Purnama Sari, 1 Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2 I Putu Eka Dianita

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV LANGGANAN Raysa Machfud Diana 1) Arifin Puji Widodo 2) Teguh Sutanto 3) Fakultas Teknologi dan Informatika Program Studi S1 Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS UKM KERIPIK SINGKONG) DI PEKANBARU

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS UKM KERIPIK SINGKONG) DI PEKANBARU ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS UKM KERIPIK SINGKONG) DI PEKANBARU Irawati dan Andy Sutrisno Program Studi S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci