BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Susanti Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Klakson (Horn) Fungsi horn atau klakson adalah untuk memberikan isyarat dengan bunyi atau suara yang ditimbulkannya. Terdapat beberapa tipe klakson, yaitu; 1) Klakson listrik, 2) klakson udara, dan 3) klakson hampa udara. Klakson listrik terdiri atas diafragma (diaphragm), lilitan kawat (coil), kontak platina (contact), dan pemutus (armature). Konstruksi klakson listrik seperti diperlihatkan pada gambar. Gambar 2.1: Horn Assy Universitas Mercu Buana Page 5
2 Cara kerja horn saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke coil (solenoid), menuju platina dan selanjutnya ke massa. Solenoid menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus. Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada solenoid hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan resonansi suara. Berikut gambar diafragma horn. Gambar 2.2: Diafragma Horn 2.2 Pneumatik Pneumatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatic. Jadi media penggerak yang digunakan pada sistem pneumatic adalah udara, semua gerakan yang dihasilkan dilakukan dengan mengontrol keluar masuknya udara dengan mengatur buka tutup aliran udara. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan dalam sistem otomasi. Universitas Mercu Buana Page 6
3 2.2.1 Perbedaan Pneumatik dan Elektropneumatik Pneumatik dan elektropneumatik menggunakan udara bertekanan sebagai media penggeraknya. Pneumatik dan elektropneumatik mempunyai perbedaan dalam sistem kontrolnya. Pada pneumatik sistem kontrolnya menggunakan komponen mekanik seperti bermacam-macam katup kendali, sequencers, air barriers atau komponen lainnya. Sedangkan pada elektropneumatik sistem kendalinya menggunakan komponen-komponen kelistrikan seperti electrical input buttons, proximity switch, relays, atau PLC Komponen pada Sistem Pneumatik Komponen pada sistem pneumatik terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: A. Unit Tenaga (Energy Supply) Penggunaan sistem pneumatik memerlukan udara bertekanan yang memadai dan memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini diperlukan unit tenaga yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga yaitu berupa aliran udara bertekanan. Unit tenaga terdiri dari kompresor, tangki udara, dan kelengkapannya serta unit pelayanan udara. 1. Kompresor Kompresor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan sampai pada tekanan kerja yang diinginkan, dilengkapi tabung untuk menyimpan udara bertekanan sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Udara yang bersih jauh dari lingkungan debu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap ketahanan kompresor. 2. Penampung Udara Tekanan Penampung udara bertekanan berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga pada tekanan yang ditentukan, kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu saat diperlukan. Universitas Mercu Buana Page 7
4 Gambar 2.3:Penampung Udara Tekanan dan Simbolnya (Sumber : 3. Air Service Unit a) Filter Udara (Air Filter) Filter udara berfungsi sebagai alat penyaring udara yang diambil dari udara luar yang masih banyak mengandung kotoran. Filter berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang terbawa seperti debu, oli residu, dsb. Gambar 2.4: Filter Udara (Air Filter) (Sumber : b) Pemisah Air Udara bertekanan yang keluar melalui filter masih mengandung uap air. Kelembaban dalam udara bertekanan dapat menyebabkan korosi pada semua saluran, sambungan, katup, alat-alat yang tidak dilindungi sehingga harus Universitas Mercu Buana Page 8
5 dikeringkan dengan cara memisahkan air melalui tabung pemisah air. Gambar 2.5: Pemisah Air (Sumber : c) Tabung Pelumas Komponen sistem pneumatik memerlukan pelumasan (lubrication) agar tidak cepat aus, serta dapat mengurangi panas yang timbul akibat gesekan. Oleh karena itu udara bertekanan harus mengandung pelumas yang diperoleh dari tabung pelumas pada regulator. Gambar 2.6: Tabung Pelumas (Sumber : d) Pengukur Tekanan Universitas Mercu Buana Page 9
6 Biasanya pengatur tekanan dipasang atau dilengkapi dengan sebuah pengukur tekanan yang menunjukkan besarnya tekanan udara yang mengalir masuk ke pengatur tekanan. Gambar 2.7: Pengukur Tekanan (Sumber : B. Unit Penggerak (Actuator) Bagian actuator merupakan bagian output dari sistem pneumatik setelah sinyal diproses atau dikendalikan. Unit penggerak adalah suatu alat pneumatik yang digerakkan dan akan menghasilkan suatu kerja dan usaha. Antara lain: gerak lurus, gerak putar, dan lain-lain. Jadi prinsipnya adalah udara bertekanan diubah menjadi gerakan lurus bolak-balik (straight line reciprocating) oleh silinder pneumatik atau gerakan putar (rotary) oleh motor pneumatik. Silinder pneumatik dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder) Silinder kerja tunggal digerakkan hanya dari satu sisi saja. Silinder jenis ini dapat menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Untuk gerak baliknya digunakan tenaga yang didapat dari pegas yang telah terpasang di dalam silinder tersebut, sehingga besar kecepatannya tergantung dari pegas yang dipakai. Macam-macam silinder kerja tunggal antara lain: silinder diafragma dan silinder rol diafragma. Universitas Mercu Buana Page 10
7 Gambar 2.8: Silinder Kerja Tunggal (Sumber : 2. Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinder) Silinder kerja ganda akan bekerja/bergerak maju atau mundur disebabkan adanya udara bertekanan yang disalurkan kesalah satu sisi dari dua saluran yang ada. Silinder ini digunakan apabila torak diperlukan untuk melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju, tetapi juga pada gerakan mundur. Macam-macam silinder kerja ganda antara lain: silinder berbantalan pelindung, silinder dengan dua sisi batang torak, silinder tandem, silinder mempunyai banyak posisi, silinder kejut, silinder rotari, dan silinder kabel. Gambar 2.9: Silinder Kerja Ganda (Sumber : C. Katup-katup Penggerak Katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol atau pengatur, baik untuk memulai (start), berhenti (stop), arah aliran, tekanan aliran dari suatu tekanan perantara yang dibawa oleh pompa atau disimpan dalam suatu bejana. Katup-katup pneumatik secara garis besar dibedakan menjadi lima kelompok menurut fungsinya, yaitu: Universitas Mercu Buana Page 11
8 1. Katup pengarah (Directional way valves) Katup pengarah adalah perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran udara bertekanan, terutama untuk mulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu. Jumlah katup-katup pengarah cukup banyak, untuk itu dapat dilihat ringkasan pada gambar berikut: Gambar 2.10: Ringkasan katup pengarah dari macam-macam katup pneumatic (Sumber : 2. Katup pengontrol aliran (Flow control valves) Katup-katup pengontrol aliran adalah peralatan pneumatik yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali aliran udara bertekanan khususnya udara yang harus masuk ke dalam silinder-silinder pneumatik. Aliran udara tersebut harus dikontrol untuk peralatan pengendali katup-katup pneumatik. Gambar 2.11: Katup pengontrol aliran (Flow control valves) (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 12
9 3. Katup pengontrol dan pengarah tekanan (pressure control valve) Katup-katup pengontrol dan pengarah tekanan adalah bagian dari komponen pneumatic yang dikontrol oleh besarnya tekanan. Katup tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: a. Katup pengatur tekanan (pressure regulating valve) b. Katup pembatas tekanan (pressure limiting valve) c. Katup rangkai (sequence valve) 4. Katup penutup (shut-off valve) Katup ini berfungsi untuk memberi atau mencegah aliran udara yang tak terbatas. Artinya, jika aliran udara harus dihentikan, maka katup akan menutup. Tetapi jika dibutuhkan aliran kecil, maka katup akan membuka sedikit saja. Penggunaan sederhana adalah pada keran air. Gambar 2.12: Katup penutup (shut-off valves) (Sumber : 5. Katup-katup kombinasi/gabungan (combination valve) Katup kombinasi merupakan katup pneumatik yang tersusun sedemikian rupa hingga kerjanya menjadi sangat spesifik. Keberadaan katup-katup ini memang dirancang untuk maksudmaksud tertentu yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan operasi dalam segi otomatisasi. Universitas Mercu Buana Page 13
10 2.2.3 Sistem Elektropneumatik Prinsip kerja elektropneumatik hampir sama dengan pneumatik, yang membedakan adalah pada sistem kendalinya. Pada pneumatik sistem kendalinya berupa katup-katup kendali yang diaktifkan secara mekanis, misal dengan push button. Sedangkan pada elektropneumatik sistem kendalinya berupa katup-katup kendali yang dilengkapi dengan solenoid yang akan aktif apabila dialiri arus listrik. Udara bertekanan dari kompresor dialirkan melalui peralatan air service unit sehingga akan dihasilkan kualitas udara yang bersih dan kering dengan tekanan yang tepat. Untuk mengatur udara bertekanan yang akan masuk ke sistem diperlukan adanya sinyal masukan dengan komponen seperti push button, control switch, limit switch, reed switch, inductive proximity sensor, cap proximity switch, light barrier, pressure actuated switch atau komponen lainnya yang akan mengendalikan aliran arus listrik. Komponen-komponen tersebut akan memberikan sinyal ke pemrosesan sinyal dengan komponen seperti relay, contactor, atau PLC. Komponen-komponen prosesor sinyal akan aktif dan menghasilkan sinyal keluaran yang mengatur elemen kendali. Elemen kendali berupa katup kendali yang dilengkapi dengan solenoid. Solenoid akan aktif apabila dialiri arus listrik. Saat aktif, solenoid akan menarik katup sehingga aliran udara bertekanan dapat diatur. Dengan diaturnya pergerakan aliran udara bertekanan maka komponen alat aktuasi dapat dioperasikan. Elektropneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, prinsip kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik. Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan saklar, sensor ataupun saklar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung atau pemutus sinyal. Sinyal yang dikirim ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnet dan akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Universitas Mercu Buana Page 14
11 2.2.4 Komponen Elektropneumatik Komponen Elektropneumatik terbagi menjadi dua yaitu: A. Sinyal Masukan (Electrical Signal Input) Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada yang disebut Normally Open (NO, kondisi normal sambungan tidak tersambung), Normally Closed (NC, kondisi normal sambungan tersambung) dan Change Over (tersambung bergantian, kombinasi dari NO dan NC). 1. Saklar Tekan (Push Button Switch) Saklar dipasang pada sirkuit untuk mengatur arah arus listrik. Saklar ini akan dibagi dalam tombol tekan dan saklar kendali. Saklar kendali akan dipasang secara mekanis pada posisi yang telah dipilih. Posisi saklar tetap tidak berubah sampai suatu saat posisi saklar yang baru telah dipilih. Sedangkan saklar tombol tekan hanya dapat mempertahankan posisi yang dipilih sepanjang saklar tersebut telah diaktuasikan (ditekan). Gambar 2.13: Push button Normally Open Gambar 2.14: Push button Normally Close (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 15
12 2. Saklar tekan mengunci (Latching Push-button switches) Saklar ini diaktuasikan atau diaktifkan dengan tombol yang mengunci. Menguncinya saklar ini disebabkan kerja mekanik. Untuk mengembalikan ke posisi semula (posisi tidak aktif) maka saklar ini harus ditekan lagi. Simbol-simbol yang digunakan: 1) Saklar mengunci manual, diaktifkan dengan cara ditekan untuk kontak NO. Gambar 2.15: Simbol saklar Normally Close (Sumber : 2) Saklar mengunci manual, diaktifkan dengan caratekan untuk kontak NC. Gambar 2.16: Simbol saklar Normally Open (Sumber : 3. Saklar Pembatas (Limit Switch) Saklar pembatas ini dipakai sebagai indikasi dalam kontrol otomasi yang menyatakan bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin atau untuk silinder. Biasanya sistem kontak yang dipakai adalah sistem tersambung bergantian (change over). Saklar pembatas ini akan bekerja bila tuas saklar tertekan. Universitas Mercu Buana Page 16
13 Gambar 2.17: Limit Switch (Sumber : B. Pengolah Sinyal Listrik Komponen pengolah sinyal listrik terdiri dari beberapa komponen: 1. Relay Relay adalah suatu saklar yang digerakkan secara elektromagnetik. Apabila ada arus listrik pada koil solenoid, terjadi suatu medan elektromagnetik. Hal ini menyebabkan armature tertarik ke inti koil. Armature tersebut menggerakkan kontak relay, apakah menutup atau membuka tergantung dari desain. Suatu pegas pengembali, mengembalikan armature ke posisi semula apabila arus koil terputus. Gambar 2.18: Konstruksi relay (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 17
14 Gambar 2.19: Relay danterminal relay (Sumber : 2. Solenoid Valve Solenoid valve berfungsi untuk mengatur keluar masuknya udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakkan silinder. Pada prinsipnya solenoid valve merupakan salah satu komponen pengontrol aliran fluida pneumatik yang di dalamnya terdapat katup listrik menggunakan koil sebagai penggeraknya. Ketika koil mendapat supply tegangan listrik, maka koil tersebut akan menimbulkan medan magnet sehingga menggerakan piston di dalam solenoid tersebut. Ketika piston berpindah posisi maka lubang outletakan terbuka, sehingga fluida yang masuk dari inlet akan keluar melalui saluran outlet. Gambar 2.20: Solenoid valve dan manifold (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 18
15 3. Sensor Sensor adalah jenis tranducer yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Berikut adalah macam-macam sensor: 1. Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besarancahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi foton menjadi elektron. 2. Sensor temperatur adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran listrik. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan temperaturnya. 2.3 Gaya Piston Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang dapat mengubah kecepatan suatu benda.definisi ini sesuai dengan istilah dorongan atau tarikan bahkan berlaku untuk benda benda yang tidak bersentuhan. Gaya termasuk besaran vektor yang mempunyai besar dan arah tertentu gaya dapat diukur dengan mengunakan neraca pegas. Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara, diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston secara teoritis dihitung menurut rumus berikut : (Sumber : F = A x P... (2.1) Untuk silinder kerja tunggal : Universitas Mercu Buana Page 19
16 F = ( )... (2.2) Untuk silinder kerja ganda : Langkah Maju : F = D 2.p... (2.3) Langkah mundur: F = (D 2 -d 2 ).p... (2.4) Keterangan : Pada silinder kerja tunggal, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada gaya piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh pegas. Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas penampang piston. Sekitar 3 10 % adalah tahanan gesekan. Berikut ini adalah gaya piston silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 10 bar. Universitas Mercu Buana Page 20
17 Tabel 2.1 Gaya piston silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1-10 bar (Sumber : Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani lebih besar dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder diam. 2.4 Massa Benda Massa benda adalah banyaknya materi yang terkandung pada benda tersebut. Massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh letak benda. Massa benda diukur menggunakan neraca atau timbangan. Apabila diketahui dimensi benda maka bisa dihitung dengan menggunakan rumus perbandingan berat jenis benda dan volume benda. (Sumber : ρ = m/v... (2.5) massa jenis benda bisa diketahui dengan tabel massa jenis. Universitas Mercu Buana Page 21
18 Tabel 2.2 Tabel massa jenis material [7] 2.5 Gaya Pegas Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Dinyatakan dalam Hukum Hooke bahwa pengaruh gaya pada pegas yaitu suatu benda yang di kenai gaya akan mengalami perubahan bentuk. misalnya pegas akan bertambah panjang apabila diberi beban sampai batas tertentu. (Sumber : Rumus F =k.δl... (2.6) Dalam penggunaanya pegas tarik pada alat ini digunakan sebagai penahan bidang ayun ketika silinder dalam kondisi naik sehingga bidang yang mendorong diaphragm tidak cenderung jatuh.untuk memudahkan pemilihan spesifikasi pegas yang akan dibutuhkan maka bisa menggunakan tabel katalog misumi. Universitas Mercu Buana Page 22
19 Tabel 2.3 Tabel pegas tarik atau tension spring (Sumber : Katalog Misumi Automation) 2.6 Tegangan Pada Poros Pivot Pin Gandar (berputar atau diam) atau poros adalah untuk menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan denga demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek juga disebut sebagai baut. Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar (dan poros) disebut tap. Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momenputar dan mendapat tegangan puntir dan tekuk. Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros yang bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros Universitas Mercu Buana Page 23
20 berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profil K). Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain. Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari poros dan naf serta poros dengan poros. Pembuatan poros sampai diameter 150 mmadalah dari baja bulat (St 42, St 50, St 70 dan baja campuran) yang diputar atau ditarik.dari lebih tebal ditempa menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam hal dikehendaki bulatan yang tepat. Tempat bantalan dan peralihan menurut persyaratan diputar halus digosok, dipoles, dicetak dan pada pengaretan tinggi kemudian dikeraskan. Pemilihan bahan poros selain diarahkan menurut beban yang dikenakan dan kekakuan bentuk yang diperlukan juga menurut kondisi pemasangannya, contohnya pada poros rituel yang bahannya dipilih setelah untuk roda giginya. Pada bantalan luncur maka keausan dan sifat putaran darurat memegang perangkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan takikan menurun (kepekaan takikan lebih tinggi). Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau gandar dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasang). Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari berbagai pengaruh takikan. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan poros ini diantaranya : 1. Gandar diam dapat ditahan jauh lebih ringan daripada poros yangberputar yang diputar. 2. Poros dari baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti dari St.42 yang semacam itu (modulus E sama), hanya kekuatan tekuk berubahubah atau kekuatan torsi berubah-ubah yang lebih besar, kalau pengaruh takikan yang tajam dihindarkan. 3. Poros berlubang denagn d1 = 0,5d beratnya hanya 75%, tetapi tahanan momennya 94% dari poros pejal. Universitas Mercu Buana Page 24
21 4. Poros berputar yang kencang berlubang kencang memerlukan kekuatan yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang kaku. 5. Panjang konstruksi dari mesin seringkali sangat tergantung pada panjang dari tap bantalan, naf dan sil. Pengamanan Poros dan gandar terhadap peggeseran memanjang diperoleh melalui peralihan poros pada tempat bantalan atau cincin pengaman. Pengaman memanjang dari bantalan, naf, dan piringan dapat diperoleh seperti melalui pemutaran satu sisi, melalui mur poros atau cincin pengaman, kadang-kadang bentuk sambungan tidak meminta pengamanan memanjang (dudukan pres dan sebagainya). Dalam penjelasan selanjutnya akan kami jabarkan secara jelas, diantaranya: A. Fungsi Poros Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda keran berputar gerobak. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Kekuatan poros Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros balingbaling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi. 2. Kekakuan poros Universitas Mercu Buana Page 25
22 Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi). 3. Putaran kritis Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis. 4. Korosi Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama. 5. Bahan poros Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum. B. Macam Macam Poros Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut: 1. Poros transmisi Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi Universitas Mercu Buana Page 26
23 untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Gambar 2.21: Poros Transmisi untuk Roda Gigi (Sumber : Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain. 2. Spindle Poros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta ukuranya harus teliti. 3. Gandar Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban punter,bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dan poros sebagai penghubung 2 bidang yang berayun. Dalam penggunaanya tujuan pivot pindibuat adalahsebagaimedia atau poros penghubung bidang silinder dengan bidang ayun yang mendorong diaphragm. Ketika silinder bergerak naikdan bidang ayun tertahan oleh pegas maka diperlukan pivot pin yang kuat yang mampu menahan sesuai dengan beban yang diakibatkan oleh tarikan pegas. Kekuatan pivot pin dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: Universitas Mercu Buana Page 27
24 Tegangan lentur yang terjadi pada poros = =... (2.7) F (Sugiono, 2003:33) Gambar 2.22 : Momen bending pada poros l Mb =...(2.8) Ix = (Sugiono, 2003:33) Mb = Momen bending F = Beban yang diterima poros l = Panjang poros yang menerima beban r = jari-jari poros Gambar 2.23 : Moment of resistance d 2.7 Mur dan Baut Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baut antara lain : Gambar 2.24 : Kerusakan pada baut (Just, 1976:296) Universitas Mercu Buana Page 28
25 W W t...(2.9) A ( / 4) d 2 1 Dengan (Just, 1976:296) t = tegangan tarik bagian inti ulir (kg/mm 2 ) W d 1 d = beban tarik aksial (kg) = 0,8 d (untuk mur dengan d>3) (mm) = diameter mur bagian luar (mm) d = 2. W a Faktor keamanan yang dipakai adalah 6-8 untuk baut yang difinis tinggi dan 8-10 untuk baut yang difinis biasa. Tegangan kontak yang terjadi pada ulir W q. d 2. h. z <q a... (2.10) Dengan (Just, 1976:297) q = tekanan kontak yang terjadi pada permukaan ulir (kg/mm 2 ) w d 2 z h = gaya tarik yang terjadi pada baut (kg) = diameter efektif ulir bagian luar (mm) = jumlah ulir = tinggi profil yang menahan gaya (mm) q a = tekanan kontak yang diijinkan (kg/mm 2 ) Untuk menghitung jumlah ulir, digunakan rumus Z W. d 2. h. q a... (2.11) Tinggi baut dapat dihitung dengan rumus: (Just, 1976:297) H = z. P... (2.12) Dengan (Just, 1976:297) P = pitch (jarak bagi) Universitas Mercu Buana Page 29
26 Tabel 2.4 Bilangan kekuatan baut/sekrup mesin dan mur (Just, 1976:293) 2.8 Gaya Gesek Gaya Gesekan yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang dan selalu berlawanan dengan arah gerak relatif antara ke dua benda tersebut. Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada benda, yaitu: Gaya Gesekan Statis ( fs ) Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja pada benda Universitas Mercu Buana Page 30
27 mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekan statis maksimum adalah : (sumber : Fs = µs.n...(2.13) dimana µs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya Normal. Besarnya gaya normal( N ) tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap bidang secara tegak lurus Gaya gesekan kinetis ( fk ) Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan dirumuskan dengan : (sumber : fk = µs.n...(2.14) dimana µk adalah koefisien gesekan kinetis benda Antara koefisien gesekan statis dan kinetis mempunyai nilai yang berbeda, nilai koefisien gesekan statis selalu lebih besar daripada nilai koefisien gesekan kinetis benda. Untuk sebuah benda diam yang terletak diatas sebuah bidang datar kasar dan diberi gaya F, maka : Gambar2.25 :Ilustrasi Gaya Gesek pada Bidang Datar (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 31
28 Koefisien gesekan statis lebih besar daripada koefisien gesekan kinetis, karenanya yang dimaksudkan dengan koefisien gesekan maksimum adalah koefisien gesekan statis maksimum. Gambar2.26 : Ilustrasi Gaya Gesek pada Bidang Miring (Sumber : Benda tidak bergerak pada arah vertikal : Gantikan f s pada persamaan 1 dengan f s pada persamaan 2. Besarnya gaya normal yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan berat bendanya, sebab pada benda hanya bekerja gaya berat yang terdapat di Universitas Mercu Buana Page 32
29 permukaannya. Sehingga secara matematis besarnya gaya normal sama dengan gaya beratnya, (sumber : N = w = m.g....(2.15) Tabel 2.5 Nilai Koefisien Gesekan Benda Baik maupun adalah konstanta tidak berdimensi, keduanya merupakan perbandingan dua buah gaya. Nilai dan dapat berharga lebih dari satu, meskipun umumnya mempunyai nilai kurang dari satu. Tentunya hal ini tergantung pada sifat kedua permukaan benda yang bersentuhan. 2.9 Production Routing Proses ( Routing Sheet ) Ruoting sheet merupakan suatu usaha untuk menentukan urutan operasi yang dilakukan oleh setiap satuan kerja dalam suatu proses pembuatan suatu mesin atau alat mulai dari bahan baku hingga barang barang jadi. Routing sheet meliputi perencanaan dan penentuan dimana, dengan apa dan oleh siapa operasi akan dikerjakan. Seseorang pelaksana harus menyiapkan daftar kegiatan yang diperlukan untuk membuat sebuah mesin atau alat dengan meneliti gambar kerja terlebih dahulu guna menentukan langkah selanjutnya. Beberapa informasi yang harus ada dalam routing sheet : 1) Nama dan nomor komponen yang akan dibuat Universitas Mercu Buana Page 33
30 2) Nomor gambar kerja dari komponen tersebut 3) Macam operasi kerja dan nama operasinya 4) Mesin atau peralatan yang dipakai 5) Waktu standar yang dipakai untuk masing masing operasi Tabel. 2.6 Contoh Routing Sheet Daftar no : Tanggal: Order no : Dibuat oleh : Gambar no : Diperiksa : Nama benda : Top Plate Jumlah mesin : Ukuran : Jumlah baut : Bahan baku : Jumlah waktu standart : Jumlah : Jumlah waktu produksi : Kegiatan : Ttd : Cara : Sekarang / usulan Tempat kerja : NO OPERASI WAKTU MESIN TOOLS KERJA (menit) 1 Memeriksa bahan Mistar ukur, - Mistar sorong 5 Jangka 2 Menandai bahan - berpegas, 10 Penitik, palu 3 Memotong bahan Mesin Sharing Gergaji, Gunting 34 4 Membuat lubang Mesin Bor Mata bor 13 5 Merakit bahan Mesin Las Elektroda 20 Universitas Mercu Buana Page 34
31 2.10 Operating Plan Operating plan merupakan lembar rencana operasi pembuatan komponen alat atau mesin yang akan dibuat yang bertujuan mempermudah operator dalam proses pengerjaannya. Di dalam operating plan diberikan petunjuk petunjuk yang harus dilakukan oleh operator dalam proses pembuatan komponen komponen tersebut sehingga pekerjaannya dapat berjalan dengan cepat dan efisien Dasar Perhitungan Waktu Permesinan Dalam pembuatan alat cetak sistem tekan ini, dilakukan dengan berbagai macam pengerjaan. Pengerjaan yang dilakukan dapat berupa pengerjaan permesinan (machining process) maupun kerja bangku (bench work). Proses permesinan yang dilakukan adalah proses permesinan dengan mesin-mesin konvensional, antara lain dengan mesin bor (drilling machine), mesin las (welding machine). Pada pengerjaan permesinan terdapat hal yang perlu diperhitungkan yaitu waktu permesinan (machining time). Waktu permesinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan mengerjakan benda kerja atau elemenelemen alat yang dikerjakan melalui proses permesinan Mesin bor (drilling machine) Mesin bor adalah suatu mesin perkakas yang berfungsi untuk membuat lubang silinder. Cara kerjanya dengan mengumpankan perkakas potong yang berputar yang dipasang pada spindel bornya. Untuk waktu permesinan mesin bor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (sumber : Tm L Sr. n... (2.16) L = l + 0,3.d... (2.17) N = V c (2.18). d... Universitas Mercu Buana Page 35
32 Keterangan : L = Panjang langkah mata bor (mm) l = Panjang yang akan dibor (mm) d = Diameter mata bor (mm) Sr = Feeding (mm/put) N = Putaran mata bor (rpm) v c = Kecepatan potong (m/menit) Tabel 2.7 Tabel kecepatan potong Mesin Frais (milling machine) Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin frais. Universitas Mercu Buana Page 36
33 Kerja bangku (bench work) Kerja bangku adalah cara pengerjaan logam tanpa menggunakan mesin atau secara manual. Karena termasuk inti dari proses pengerjaan logam maka proses kerja bangku diperlukan keahlian yang khusus. Sehingga perhitung waktu pengerjaan kerja bangku banyak dipengaruhi oleh factor-faktor manusia diantaranya keterampilan dan keahlian, semangat kerja, kwalitas alat yang digunakan dan kekerasan material Surface of Blackened (SOB) SOB merupakan proses melapisi benda kerja dengan tujuan memenuhi unsur estetika atau keindahan serta mencegah korosi dari alat. SOB yang baik sangat mempengaruhi terhadap harga jual. Cepat atau lambatnya seorang melakukan proses ini tergantung keterampilan yang dimiliki sehingga waktu SOB tidak dapat ditentukan dengan rumus seperti mesin-mesin lainnya seperti halnya mesin bubut, frais, bor dan sebagainya Perhitungan Harga Bahan Baku Yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga jual peralatan ini adalah biaya bahan baku, biaya pengerjaan, biaya perancangan, keuntungan yang diambil serta pajak penjualan. Di mana perincian biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut : Biaya produksi alat meliputi : 1) Biaya bahan baku 2) Biaya pemesinan 3) Biaya perakitan 4) Biaya perancangan ditentukan 30% dari [ biaya bahan baku + biaya pemesinan + biaya perakitan ] Semua biaya di atas dijumlahkan, sehingga biaya produksi dapat diketahui. Keuntungan yang diambil Keuntungan yang diambil 30% dari biaya produksi. Harga jual alat sebelum terkena pajak Universitas Mercu Buana Page 37
34 Harga jual alat sebelum terkena pajak didapatkan dari penjumlahan antara biaya produksi alat dengan keuntungan yang diambil. Pajak Pajak ditentukan sebesar 10% dari harga jual alat sebelum kena pajak. Harga jual alat setelah kena pajak Harga jual setelah kena pajak didapatkan dari harga jual alat sebelum kena pajak + pajak Dasar Perhitungan Titik Pulang Pokok (Break Event Point) Break even point atau yang disebut dengan Cost Volume Profit Analysis adalah sangat penting bagi perusahaan, karena memungkinkan perusahaan dapat menentukan operasi yang harus dilakukan agar semua operating cost dapat tertutup, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan tertentu dalam hubungannnya dengan tingkat keuntungan. Untuk dapat menganalisa tingkat break even point dengan benar, maka terlebih dahulu harus menggolongkan menurut sifat-sifatnya. Ada tiga biaya menurut sifatnya : Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah atau tidak bergantung pada volume produksi, atau tingkat aktivitas yang dilakukan. Yang termasuk biaya tetap adalah biaya pembuatan, biaya produksi, pajak aktiva. Biaya variabel (variable cost) Biaya variabel merupakan biaya pada umumnya berubah dibandingkan dengan perubahan volume produksi. Misalnya biaya transportasi, biaya administrasi, biaya perawatan dan lain-lain Biaya semi variabel Biaya ini sama dengan gabungan dari biaya tetap dan biaya variabel. Akan tetapi biaya ini tidak digunakan dalam perhitungan BEP. Misalnya komisi terhadap salesman yang akan berubah tergantung dari volume penjualan. Universitas Mercu Buana Page 38
35 Break even point dapat ditentukan baik dengan persamaan atau pendekatan grafik. Analisa BEP dengan persamaan sebagai berikut : Titik pulang pokok adalah titik jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Titik impas ini sangat penting untuk diketahui, karena menunjukkan kapasitas proses produksi untuk memperoleh laba atau rugi. Dengan acuan titik ini maka perusahaan akan beroprasi diatas titik impas tersebut untuk memperoleh laba yang diharapkan. Titik impas dapat dihitung dengan satuan unit volume atau dalam satuan rupiah. Analisa titik impas dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : (Sumber : BEP unit... Biayatetap Biayatetap (2.19) Kontribusi penjualan Penjualan Biayaberubah rupiah penjualan untung biaya total Y BEP biaya berubah biaya tetap rugi kg X Gambar 2.27 : Contoh diagram BEP (Sumber : Universitas Mercu Buana Page 39
36 Universitas Mercu Buana Page 40
SKRIPSI PERANCANGAN ALAT EJEKTOR BAHAN OTOMATIS PADA MESIN SERVO POWER PRESS DIAPHRAGM DENGAN SISTEM BIDANG AYUN PENDORONG SILINDER OLEH:
SKRIPSI PERANCANGAN ALAT EJEKTOR BAHAN OTOMATIS PADA MESIN SERVO POWER PRESS DIAPHRAGM DENGAN SISTEM BIDANG AYUN PENDORONG SILINDER OLEH: PUPUN KURNIAWAN 41312120031 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di
Lebih terperinciBAB VI POROS DAN PASAK
BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciElektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan
Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian
Lebih terperinciKomponen Sistem Pneumatik
Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran:
P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros
Lebih terperinciLembar Latihan. Lembar Jawaban.
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar
Lebih terperinciDAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip
Lebih terperinciBAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya
BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,
BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu
TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori PLC 2.1.1 Pengertian dan Cara Kerja PLC PLC adalah peralatan elektronik yang beroperasi secara digital menggunakan memori yang dapat diprogram untuk memberikan instruksi
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciMekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik
Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gasket Gasket adalah perapat statis untuk menahan cairan, benda padat, dan gas pada seluruh jenis mesin, bejana dan sistem perpipaan. Gasket normalnya ditempatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperinciMESIN BOR. Gambar Chamfer
MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya
Lebih terperinciA. Dasar-dasar Pemilihan Bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang
BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah sejenis makanan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang kemudian ditambahkan dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting
Lebih terperinciGambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic
A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply
Lebih terperincic = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciMEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciGambar 2.1 Mesin Pemarut Serbaguna
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai mesin pemarut yang ada di pasar. Mesin pemarut digunakan untuk memarut kelapa dan sebagainya. Mesin pemarut adalah
Lebih terperinciGambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa (2.1, Lit. 3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.3 diunduh
Lebih terperinciPERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)
PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS
PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut
Lebih terperinciGambar 2.32 Full pneumatik element
2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciBAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH
BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciB. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA
A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER
TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciRANGKAIAN DASAR PNEUMATIK
RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA
BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR
BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian
Lebih terperinci4.4 Elektro Pneumatik
4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut
Lebih terperinciGambar 2.1. Struktur buah kelapa muda
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Kelapa Muda Kelapa muda (cocos nucifera), merupakan buah dari pohon kelapa yang sengaja dipetik lebih cepat (sebelum buah kelapa itu tua atau jatuh sendiri dari pohonnya) dengan
Lebih terperinciBAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]
BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy
Lebih terperinciGambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet
Lebih terperinciBAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN
BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat
BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,
Lebih terperinciMODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciMekatronika Modul 11 Pneumatik (1)
Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam
KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pandangan Umum 2.1.1 Definisi Paving-Block Paving-block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continous improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 SOAL NAS: F018-PAKET A-08/09 1. Sebuah poros kendaraan terbuat dari bahan St
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciPneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup
Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan
Lebih terperinci