STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR"

Transkripsi

1 ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): ISSN , ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR Kartini 1, Masjaya 2, Hartutiningsih 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan analisis jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian termasuk jenis diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penarikan kesimpulan penelitian berasal dari data yang diolah dengan menggunakan analisis data model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil dari analisis jabatan belum sepenuhnya diterapkan dalam pengangkatan dan penempatan pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. Pada syarat jabatan pendidikan dan pangkat/golongan, telah terpenuhi dengan baik, namun syarat jabatan pada aspek legalitas pendidikan dan pelatihan belum seluruhnya terpenuhi dalam pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural di Sekretariat Daerah Kutai Timur. Kata Kunci: Analisis Jabatan, Uraian dan Syarat Jabatan, Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur Abstract The purpose of this study is to describe and analyze the implementation of job analysis in the Secretariat of Kutai Timur Regency together with supporting and inhibiting factors. The study included the type of descriptive qualitative approach. Drawing conclusions derived from the research data that is processed by using data analysis interactive model. Based on the results of this study concluded that the results of job analysis has not been fully implemented in the appointment and deployment of staff in the Secretariat of the Kutai Timur Regency. In terms of office of education and rank / class, have been met, but the terms of office on the legality of education and training have not been fully met in the appointment of employees in the structural position in East Kutai Regional Secretariat. Keywords: Job Analysis, Job Description and Requirements, Secretariat of Kutai Timur Regency Pendahuluan Dengan diterapkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat membawa perubahan dalam manajemen kepegawaian serta pengembangan kapasitas pegawai di Indonesia yang 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda

2 Studi Tentang Analisis Jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten. (Kartini) berdampak pada kinerja pegawai ASN yang nantinya akan diukur setiap tahun secara individual dan sistem penggajian yang berdasar pada beban kerja yang diberikan. Alasan lain pembuatan UU ASN ini juga karena di era sekarang kebanyakan birokrasi lebih mengabdi pada kepentingan politik yang sedang berkuasa, bukan untuk melayani kepentingan publik. Padahal pada hakekatnya birokrasi merupakan abdi negara yang memenuhi dan melayani kepentingan publik. Menurut Eko Prasojo, UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan dasar dalam manajemen SDM. Pertama, perubahan dari pendekatan personel administrasi yang hanya berupa pencatatan administratif kepegawaian kepada human resource management yang menganggap adalah sumber daya manusia dan sebagai aset negara yang harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik. Kedua, perubahan dari pendekatan closed career system yang sangat berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada open career system yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. Hal ini menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi. Profesi ASN/pegawai ini juga akan terdiri dari profesi-profesi spesifik yang lazimnya dikenal sebagai jabatan fungsional seperti dosen, guru, auditor, perencana, dan analis kebijakan. Untuk itu maka penempatan kerja pegawai secara professional sepatutnya dilakukan, dalam artinya setiap aparatur dalam menjalankan tugas memililki profesionalitas yang sesuai dengan jenis dan beban kerjanya yang ditetapkan melalui proses analisis jabatan. Pada dasarnya analisis jabatan menjelaskan suatu prosedur analisis jabatan yaitu meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan diskusi hasil pengolahan. Proses tersebut memiliki beberapa prinsip, yaitu meliputi : a). dapat memberikan semua fakta yang penting, b). dapat memberikan informasi atau fakta untuk banyak tujuan, c). sering ditinjau kembali, d). dapat memberikan informasi yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya. Pelaksanaan analisis jabatan juga dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. Namun hasil observasi penulis menunjukkan bahwa belum sepenuhnya pegawai yang menjabat dalam struktur Sekretariat Daerah memiliki kemampuan dalam menyelesaian tugas dan fungsinya dengan baik. Fenomena tersebut didasarkan hasil pengamatan penulis terhadap beberapa pegawai yang ditempatkan pada jabatan tertentu, yang menunjukkan indikasi lemahnya kepemimpinan, kurang optimalnya hasil kerja dan tanggungjawab dalam penyelesaian tugas dan pokok masih lemah. Penataan kepegawaian yang demikian akan menyebabkan pegawai kesulitan dalam mengembangkan bakat dan profesinya sehingga akan berdampak pada kinerja organisasi sekretariat daerah Kabupaten Kutai Timur dan lemahnya kaderisasi kepemimpinan birokrasi di daerah, namun juga menyebabkan suatu kondisi yang tidak pasti bagi pengembangan karir pegawai juga, padahal 481

3 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: organisasi Sekretariat Daerah Kutai Timur merupakan sebagai salah satu organisasi pemerintah daerah yang memiliki posisi strategis dalam proses pemerintahan di daerah. yaitu: 1) Pengkoordinasian Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah. 2) Penyelenggara Administrasi Pemerintahan 3) Pengelola sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintah daerah. 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bahkan dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kutai Timur Nomor 2 Tahun 2013 bahwa Penyusunan Organisasi Sekretariat Daerah dilakukan dalam rangka penguatan pelaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien berdasarkan semangat otonomi daerah. Untuk itu maka pelaksanaan analisis jabatan tentunya akan sangat berguna bagi organisasi Sekretariat Daerah Kutai Timur dalam memberi informasi tentang jabatan, persyaratan jabatan dan rekrutmen pegawai dalam menduduki jabatan tersebut sesuai dengan kompetensi jabatan sebagai persyaratan jabatan. Kerangka Teori Konsep Analisis Jabatan Dalam pembahasan tentang analisis jabatan lebih ditekankan kepada peran personalia, karena bidang ini khusus menangani semua pegawai, baik dari segi pembinaan maupun pengembangan. Keefektifan bidang tersebut untuk menghasilan pegawai yang produktif tergantung pada tingkat kemampuan didalam memainkan perannya sebagai manajemen personalia. Dengan kata lain, bila manajemen personalia mampu menganalisa tugas-tugas pegawai secara objektif maka kecenderungan untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai relatif lebih baik. Sebenarnya kajian analisa jabatan tidak perlu diragukan lagi hampir semua organisasi, baik organisasi publik maupun swasta dalam rangka untuk mendapatkan keluaran yang lebih baik, telah menggunakan metode tersebut. Karena secara teoritis konsep analisa jabatan (job description) bukan saja membedakan duplikasi tugas di antara berbagai jabatan, tetapi juga mempermudah penyusunan struktur organisasi (Manullang, 1999 : 31). Dalam penerapan analisis jabatan bagi organisasi pemerintah mengacu pada Peraturan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan maka dalam hak ini mencakup berbagai uraian jabatan dan secara jelas menerangkan jenis dan kualifikasi pegawai sekaligus syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan menurut Peraturan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Keterampilan kerja, yaitu tingkat kecakapan kerja yang dimiliki. 2. Pengetahuan kerja 482

4 Studi Tentang Analisis Jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten. (Kartini) 3. Pendidikan formal 4. Pelatihan kursus 5. Bakat kerja, yaitu potensi kemampuan relevan dengan jabatan. 6. Temperamen kerja, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan sifat jabatan. 7. Minat kerja, yaitu kecenderungan terserap dalam suatu pengalaman yang relevan dengan jabatan. Seperti yang telah dikemukakan, persyaratan jabatan menitik beratkan pada syarat- syarat perseorangan yang diperlukan untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Persyaratan jabatan terutama dipergunakan sebagai dasar untuk penarikan tenaga kerja, penempatan, pemindahan, dan promosi. Menurut Peraturan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan, persyaratan jabatan merupakan hasil analisis jabatan dan gambaran jabatan. Persyaratan jabatan juga memberikan ikhtisar mengenai syaratsyarat kerja khusus dari suatu unsure jabatan (task, menunjukkan garis-garis promosi kepada dan dari jabatan itu, dan mencatat semua syarat lainnya yang penting untuk mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan untuk jabatan itu. Tujuan dan Manfaat Analisis Jabatan Analisis jabatan adalah untuk memperoleh mutu pekerja yang lebih baik. Karena cara ini dengan mudah untuk mengidentifikasikan antara kebutuhan organisasi dengan kemampuan pekerja. Apabila hal tersebut sudah memenuhi kriteria organisasi maka pengembangannya akan lebih mudah, bahkan dapat menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik. Sedangkan manfaat dilakukannya analisis jabatan menurut Komaruddin, (1995 : 10-11) sebagai berikut : 1. Analisis jabatan akan menentukan klasifikasi pekerjaan yang direncakan dan dilaksanakan, Perencanaan klasifikasi pekerjaan dianggap penting sebab bilamana penggolongan pekerjaan tidak dilakukan, maka setiap pekerjaan (jabatan) perlu dinilai sendiri. 2. Analisis jabatan akan membantu untuk mengukur memperkirakan, dan menen-tukan tingkat balas jasa analisis jabatan membantu menilai jabatan sehingga manajemen dapat membandingkan nilai suatu jabatan dengan nilai jabatan lainnya. 3. Analisis jabatan banyak bantuannya dalam penempatan perlengkapan yang dibutuhkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulan, bahwa manfaat analisis jabatan adalah dapat menentukan klasifiksi pekerjaan mana yang perlu mendapat skala prioritas untuk dilakukan, dan analisis jabatan juga dapat membantu membuat prakiraan manajeman dalam tingkat balas jasa, serta dapat menentukan penempatkan perlengkapan yang dibutuhkan. Dengan analisa jabatan dapat mendorong ke arah motivasi kerja yang lebih baik, tanpa menimbulkan kecurigaan di antara pegawai, karena masing-masing pegawai mengerti apa yang harus dikerjakan dan kepada siapa ia bertanggung jawab. Jadi pegawai dengan 483

5 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: jelas mengetahui pekerjaan yang harus diselesaikan, tanpa menunggu komando dari atasan. Kondisi yang demikian dapat menghilangkan kecemburuan diantara para pegawai, karena masing-masing pegawai mempunyai uraian pekerjaan atau batasan tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Metode Penelitian Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, yaitu menggambarkan tentang data dan fakta mengenai objek penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman dan Johnny Saldana (2014) menjelaskan bahwa di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data Condensation, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verifications. Hasil Penelitian Analisis jabatan merupakan salah satu fungsi manajemen kepegawaian yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar untuk menganalisis pekerjaan, apakah ada keselarasan antara bidang keahlian, keterampilan, kemampuan, dan kecakapan dengan jenis dan beban kerja yang akan dilakukan. Apabila analisis jabatan diterapkan secara tepat dan benar maka akan mendorong setiap bagian dari organisasi berfungsi secara optimal karena didukung dengan personalia yang memiliki kapasistas dan kapabilitas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Kesesuaian antara Kapasitas Pegawai dengan Beban Kerja Salah satu persyaratan untuk menduduki jabatan bagi pegawai negeri sipil di Sekretariat Daerah Kutai Timur terntunya harus mempertimbangkan tingkat pendidikan, bahkan latar belakang bidang pemerintahan atau disiplin ilmu yang dimiliki tersebut relevan atau tidak dengan jabatan yang akan diduduki. Pertimbangan untuk memperhatikan tingkat pendidikan sangat beralasan dijadikan sebagai persyaratan yang menentukan layak atau tidaknya pegawai untuk menduduki jabatan karena pertimbangan yang salah akan fatal atau membawa konsekuensi terhadap hasil kerja yang kurang efektif. Selain itu sudah selayaknya pegawai yang akan menduduki jabatan memiliki tanggung jawab yang tinggi maka alangkah baiknya jika pegawai tersebut didukung dengan tingkat pendidikan yang sesuai dengan jabatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persyaratan jabatan pada aspek pendidikan telah diterapkan dalam penempatan pegawai dalam jabatan. Semua pegawai yang menjabat di setiap jabatan di Sekretariat Daerah Kutai Timur seluruhnya telah sesuai dengan persyaratan pendidikan minimal yang telah ditetapkan dalam analisis jabatan. Dengan hasil penelitian pada sub fokus ini dapat dikatakan bahwa telah ada kesesuaian antara kapasitas pegawai dengan beban kerja di Sekretariat Daerah Kutai Timur 484

6 Studi Tentang Analisis Jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten. (Kartini) Pentingnya identifikasi kebutuhan persyaratan jabatan pada aspek pendidikan dalam analisis jabatan. Sebagaimana yang dikemukakan Tulus (1999 : 50) bahwa kurang tepatnya dalam menentukan mengidentifikasi persyaratan jabatan dengan tingkat pendidikan, akan menimbulkan ketidak mampuan dalam menjalankan tugas, bahkan dampak lain adalah membawa konsekuensi terhadap hasil kerja yang kurang optimal. Dengan adanya kesesuaian antara pendidikan dengan beban tugas yang telah dijabarkan dalam jabatan (job description) ini senyatanya penempatan pegawai dalam jabatan struktural di Setda Kabupaten Kutai Timur telah sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya sebagian besar pegawai yang menduduki jabatan sesuai dengan persyaratan pendidikan bahwa melampaui beberapa pegawai telah melampaui persyaratan pendidikan. Namun demikian persyaratan jenjang pendidikan minimal sebagai hasil dari analisis jabatan masih bersifat umum, karena hanya menjelaskan jenjang pendidikan. Padahal untuk jenjang pendidikan tingkat kesarjanaan atau pasca sarjana telah mengerucut pada bidang studi tertentu. Misalnya sarjana pertanian, kehutanan, sospol, ekonomi, hukum dan sebagainya. Dengan fakta tersebut, dapat saja seseorang lulusan sarjana sospol misalnya menjabat bidang ekonomi, atau sebaliknya pegawai dengan gelar sarjana kehutanan menjadi menjadi pada bidang umum, dan sebagainya. Untuk itu maka untuk kedepannya, tim dari BKD Kabupaten Kutai Timur perlu mempertimbangkan persyaratan jabatan pada aspek pendidikan dengan lebih mendetail, misalnya untuk ruang lingkup jabatan bidang administrasi dipersyaratkan dijabat oleh pegawai yang berlatar pendidikan sarjana administrasi atau pemerintahan. Kesesuaian antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Jenis Pekerjaan Keterampilan dan keahlian pegawai merupakan salah satu pertimbangan untuk menentukan tempat atau posisi mana pegawai tersebut akan ditempatkan. Scara ideal dalam penempatan pegawai harus dipertimbangkan keterampilan dan keahlian yang dimilikinya, kemudian ditentukan pada posisi mana ia akan ditempatkan. Jika terjadi ketidakselarasan justru akan menurunkan semangat kerja pegawai untuk berprestasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli bahwa pegawai yang memiliki legalitas pelatihan cenderung akan memiliki hasil kerja yang lebih baik. Memang ada perubahan atau perbedaan yang berarti bagi pegawai yang sudah memiliki legalitas pelatihan bila dibandingkan sebelum memiliki legalitas diklat karena cenderung hasil kerjanya lebih baik. Hasil penelitian, dalam hal penempatan pegawai di lingkungan kerja Sekretariat Daerah Kutai Timur dilihat dari keterampilan dan keahlian ternyata belum semuanya PNS yang menduduki jabatan yang ada dalam struktur memiliki legalitas diklat yang dipersyaratkan. Hasil penelitian menunjukkan masih ada 7 jabatan dalam organisasi Setda Kutai Timur diduduki oleh pegawai yang belum mengikuti Diklat PIM, yaitu Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Tugas 485

7 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: Perbantuan, Kepala Sub Bagian Umum dan Telkomda, Kepala Sub Bagian Ketatalaksanaan, Kepala Sub Bagian Pengelolaan Aset, Kepala Sub Bina Pemuda dan Olah Raga, Kepala Sub Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagakerjaan, Penanggulangan Bencana dan Rehabilitasi Sosial Masyarakat. Meskipun belum seluruhnya jabatan ditempati oleh pejabat yang memiliki persyaratan minimal secara implementatif masih tergolong cukup baik karena sebagai besar penempatan pegawai sesuai dengan kualifikasi diklat bahkan beberapa pejabat telah memiliki legalitas diklat yang melebih persyaratan minimal sebagaimana hasil analisis jabatan yang telah dilakukan oleh BKD Kutai Timur. Faktor keterampilan dan keahlian yang diperoleh melalui diklat walaupun sebagai salah satu persyaratan dalam jabatan, bukan berarti pegawai yang memiliki legalitas pelatihan secara otomatis akan mendapatkan jabatan. Faktor keterampilan dan keahlian pegawai dapat dijadikan pertimbangan bilamana formasi memungkinkan yang bersangkutan untuk diangkat dalam jabatan. Nampaknya penerapan persyaratan jabatan yang didukung dengan keterampilan dan keahlian ternyata hal tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya. Padahal seperti dikemukakan oleh Manulang (1999) bahwa penempatan pegawai yang sesuai dengan bidang keahlian cenderung hasil kerjanya akan lebih baik. Kesesuaian antara Kompetensi dengan Kualitas Pekerjaan Sebagai parameter untuk mengukur ketepatan seseorang untuk menduduki jabatan harus mempertimbangan atas kapasitas dan kompetensi yang bersangkutan dengan pekerjaan yang dibutuhkan. Ketidakseimbangan dalam memberikan pekerjaan justru akan terjadinya distorsi pekerjaan dan pada akhirnya hasil kerja yang dicapai kurang optimal. Salah satu alat untuk membuat analisis kebutuhan pegawai negeri sipil adalah adanya uraian jabatan (job description) yang tersusun rapi. Dengan uraian jabatan tersebut maka dapatlah diketahui jenis jabatan, ruang lingkup tugas yang akan dilaksanakan, sifat pekerjaan, syaratsyarat pejabat, dan dapat pula diketahui perkiraan kapasitas pegawai dalam jangka waktu tertentu. Uraian jabatan secara lebih rinci menguraikan pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pegawai sebelum dibuatkan analisis pekerjaannya. Dalam job description sudah harus dimuat pula tentang persyaratkan yang diperlukan untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut. Dengan adanya uraian jabatan yang jelas maka pegawai akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta kewenangannya. Jika manajemen memahami dan mengetahui hal tersebut maka kinerja dapat direalisasikan. Sebagai tolok ukur tentang analisis jabatan di tinjau dari aspek uraian jabatan maka hal tersebut dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu kesesuaian antara bidang pekerjaan dengan latar belakang pemerintahan dan kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan keterampilan dan keahlian pegawai. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis jabatan di Setda Kutai Timur belum diterapkan sepenuhnya dalam pengangkatan pegawai dalam jabatan. 486

8 Studi Tentang Analisis Jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten. (Kartini) Untuk pesyaratan pada aspek pangkat/golongan dan aspek pendidikan, seluruh pejabat telah memenuhi persyaratan jabatan. Namun kurang optimalnya penerapan analisis jabatan terindikasi dari belum semua pegawai yang menduduki jabatan memiliki legalitas diklat yang dipersyaratkan. Dengan hasil penelitian ini seluruh proses analisis jabatan termasuk cukup baik. Karena sebagian besar pegawai yang diangkat dalam jabatan telah memenuhi persyaratan jabatan, Pentingnya penerapan analisis secara tepat agar pegawai tersebut dapat didayagunakan untuk menghasilkan keluaran yang lebih besar. Karena itu penempatan yang tepat bagi pegawai merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan. Maka dari itu analisis jabatan sangat penting, baik arti dan peranannya dalam menempatkan para pegawai agar benar-benar sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman, ketrampilan atau keahlian yang dimilikinya (Siagian, 1999 : 80). Dengan demikian cukup beralasan jika analisis jabatan lebih mempertimbangkan keserasian dalam pengangkatan dalam jabatan dengan tingkat Pendidikan. Ketidak seimbangan antara dua hal tersebut justru akan mempengaruhi hasil kerja pegawai. Secara ideal, perlu ada keseimbangan antara kemampuan pegawai dengan jenis pekerjaan jika terjadi ketidak seimbangan justru akan menimbulkan masalah, yaitu selain hasil pekerjaannya kurang efektif juga akan terjadinya inefisiensi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penempatan kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kutai Timur meskipun belum diterapkan secara totalitas pada semua pegawai tetapi sebagian besar sudah memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Dengan demikian penempatan pegawai ditinjau dari aspek uraian pekerjaan telah menunjukkan indikasi cukup baik. Sebagian besar pegawai dalam memikul tanggung jawab telah disesuaikan dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki, sehingga jarang terjadinya distorsi pekerjaan. Hal tersebut terindikasi oleh kesesuaian antara kapasitas pegawai dengan beban kerja, kesesuaian antara keterampilan & keahlian dengan jenis pekerjaan, dan kesesuain kompetensi pegawai dengan kualitas pekerjaan dan kesemuanya itu akan merefleksi pada hasil kerja/prestasi kerja. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dari Identifikasi terhadap faktor yang mendukung, penulis menemukan bahwa berjalannya pelaksanaan analisis jabatan pada organisasi Sekretariat Daerah Kutai Timur didukung peraturan perundang-undangan mengenai pemerintahan di daerah sehingga daerah dapat memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya dalam usaha penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan umum. Tanpa adanya dasar hukum tersebut maka desentralisasi dan otonomi daerah termasuk di dalamnya manajemen kepegawaian daerah tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kutai Timur. 487

9 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: Selain itu faktor pendukung lainnya adalah adanya usaha dari Badan Kepegawaian Daerah Kutai Timur agar hasil analisis jabatan disetiap organisasi di lingkungan pemerintah daerah Kutai Timur. Hasil analisis jabatan dari BKD juga menjadi rujukan bagi penempatan PNS termasuk di Sekretariat Daerah dalam mengisi kekosongan jabatan pada struktur organisasi Sekretariat Daerah. Pelaksanaan analisis jabatan di Sekretariat Daerah Kutai Timur juga terlaksana dengan adanya komitmen Pimpinan Setda Kutai Timur. Komitmen pimpinan merupakan faktor yang cukup menentukan terlaksananya berbagai kebijakan kepegawaian, termasuk dalam penerapan analisis jabatan. Pimpinan mendorong agar penempatan pegawai sesuai dengan persyaratan jabatan yang telah ditetapkan oleh BKD. Sementara itu, faktor penghambat yang terindikasi masih menjadi persoalan dalam penerapan analisis jabatan di Setda Kutai Timur adalah belum jelasnya penerapan UU ASN. Penerapan UU ASN yang secara bertahap pada lembaga pemerintah, menyebabkan sebagian dari proses analisis jabatan masih menggunakan peraturan yang lama yaitu Peraturan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan. Temuan penelitian lainnya adalah masih rendahnya minat pegawai dalam mengikuti diklat pegawai (PIM) sehingga seringkali karena kekurangan PNS yang memenuhi persyaratan Diklat, maka pihak lembaga dan BKD mengabaikan persyaratan legalitas diklat tersebut. Sedangkan temuan penulis dari faktor penghambat dalam pelaksanaan analisis adalah kurangnya pengetahuan Pegawai tentang Analisis Jabatan. Para pegawai Setda Kutai Timur cenderung mengacuhkan pentingnya analisis jabatan yang akan pegawai gunakan dalam menapak karir di lembaga publik. Bahkan sebagai pegawai masih beranggapan bahwa hasil analisis jabatan pegawai hanya formalitas saja karena pengangkatan pegawai dalam jabatan tertentu bersifat politis. Kesimpulan 1. Analisis jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur belum seluruhnya menjadi dasar dalam penempatan pegawai dalam struktur jabatan. a. Pada syarat jabatan aspek pendidikan, seluruh PNS yang menduduki jabatan telah memenuhi syarat pendidikan minimal sehingga kapasitas pegawai telah sesuai dengan beban kerja; b. Pada syarat jabatan aspek diklat, belum seluruh PNS yang menduduki jabatan memenuhi syarat pendidikan dan pelatihan (diklat) minimal, sehingga pemahaman pejabat terhadap jenis pekerjaannya belum optimal. c. Pada syarat jabatan aspek pangkat/golongan, seluruh PNS yang menduduki jabatan telah memenuhi syarat pangkat/golongan sehingga kompetensi pegawai telah sesuai dengan kualitas pekerjaannya. 488

10 Studi Tentang Analisis Jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten. (Kartini) 2. Faktor-faktor yang mendukung dalam analisis jabatan di Sekretariat Daerah Kutai Timur adalah dasar peraturan mengenai Pemerintahan Daerah, Peranan BKD Kutai Timur yang cukup aktif, Komitmen Pimpinan Setda dalam Penerapan Analisis Jabatan. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah belum jelasnya penerapan UU ASN dalam analisis Jabatan, Kurang Aktifnya Pegawai mengikuti Diklat dan Kurangnya pengetahuan pegawai tentang Analisis Jabatan. Saran-Saran Terkait dengan kesimpulan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya lebih mendorong penerapan hasil analisis jabatan secara optimal, maka diharapkan pihak Sekretariat Daerah dalam hal ini adalah bidang kepegawaian mendorong kepada seluruh pegawai meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuannya serta memperhatikan pangkat golongannya. Diantaranya dengan cara menyampaikan surat pemberitahuan kepada seluruh PNS di Setda Kutim mengenai peluang melanjutkan pendidikan formal, kesempatan mengikuti diklat dan memfasilitasi pegawai untuk kenaikan pangkat. 2. Untuk menghilangkan kesan bahwa pengangkatan pegawai dalam jabatan di Setda Kutim bersifat politis dan menggunakan hasil analisis jabatan bukan hanya formalitas, maka pimpinan hendaknya membuka kesempatan secara terbuka dengan cara melakukan lelang jabatan pada seluruh pegawai yang telah memenuhi persyaratan jabatan yang telah ditentukan. 3. Terhadap pegawai yang menduduki jabatan akan tetapi belum memenuhi syarat jabatan pada aspek diklat, maka hendaknya bagian kepegawaian segera memprioritaskan pegawai tersebut untuk segera mengikuti Diklat dalam rangka menjaga semangat kerja dan rasa keadilan antar pegawai. 4. Kepada pihak BKD agar segera mensosialisasikan UU tentang ASN kepada seluruh pegawai di lingkungan Setda Kutim dalam kaitannya dengan analisis jabatan dan sistem karir pegawai dalam struktur jabatan aparatur pemerintah daerah. Daftar Pustaka Komaruddin Pengadaan Personalia. Rajawali Pers: Jakarta. Manullang Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia: Jakarta. Milles, M. B, A. M. Huberman and Johnny Saldana Qualitative Data Analysis: A Sourcebook Methods. Third Edition. Arizona State University: AS. Siagian S, P Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Cetakan II. Bumi Aksara: Jakarta. 489

PENERAPAN ANALISIS JABATAN DALAM PENEMPATAN PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG TELIHAN KECAMATAN BONTANG BARAT

PENERAPAN ANALISIS JABATAN DALAM PENEMPATAN PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG TELIHAN KECAMATAN BONTANG BARAT ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): 449-456 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENERAPAN ANALISIS JABATAN DALAM PENEMPATAN PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG TELIHAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang dinamis dalam era globalisasi membawa berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah dalam ranah pemerintahan

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 14 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya merupakan aparatur institusi atau abdi negara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (public

Lebih terperinci

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dibutuhkan tenaga dan pikirannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada dan bekerja di dalam organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG TALENT POOL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu lembaga teknis daerah yang dibentuk

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): 396-405 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA BAGIAN HUMAS DAN

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA SAMARINDA ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): 490-497 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMBINAAN PNS DAERAH YANG DIPERBANTUKAN PADA SEKRETARIAT KPU

PEMBINAAN PNS DAERAH YANG DIPERBANTUKAN PADA SEKRETARIAT KPU 159 PEMBINAAN PNS DAERAH YANG DIPERBANTUKAN PADA SEKRETARIAT KPU Oktaviyanus Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 3A TAHUN 2016 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat)

PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat) ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (3): 1379-1391 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Pada Kantor Sekretariat

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI 7 REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI Andrizul dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Employee Recruitment and Placement. This study

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal Administrative Reform, 2016,4 (2): 169-180 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KORPRI KABUPATEN KUTAI TIMUR

KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KORPRI KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 910-921 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

M A N A J E M E N A S N

M A N A J E M E N A S N ader PNS BAHAN AJAR PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III M A N A J E M E N A S N Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19561112 198503 1 006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Perjanjian kinerja atau yang pada beberapa waktu lalu disebut dengan Penetapak kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tebing Tinggi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Empat Lawang,

KATA PENGANTAR. Tebing Tinggi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Empat Lawang, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan ridho-nya penyusunan Rencana Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Empat tahun

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN RB @2017 PENDAHULUAN BAGAIMANA TRANSFORMASI BIROKRASI INDONESIA? 2025 2018 2013 Dynamics bureaucracy Vision and Performance based

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negeri sipil dalam jabatan struktural menjelaskan untuk mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. negeri sipil dalam jabatan struktural menjelaskan untuk mewujudkan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pembangunan nasional dibutuhkan peranan pegawai atau aparatur pemerintah yang memiliki kemampuan, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi dalam

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa berpendapatan menengah dan memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi, mempunyai kehidupan politik yang semakin demokratis, serta rakyat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Pangkalpinang, April 2014 POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam memilih pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintah atau di instansi

BAB I PENDAHULUAN. di dalam memilih pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintah atau di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Oleh sebab itu, di dalam memilih pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintah atau di instansi terkait,

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 13 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH A. STRUKTUR ORGANISASI Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari Kepala Sekretariat Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian PERENCANAAN SDM ASN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 4 MENENTUKAN ASUMSI DASAR Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara Reformasi Mendasar : Mewujudkan PNS dan PPPK sebagai

Lebih terperinci

PEMBINAAN KARIER PNS JABATAN ESSELON II DAN III

PEMBINAAN KARIER PNS JABATAN ESSELON II DAN III 61 PEMBINAAN KARIER PNS JABATAN ESSELON II DAN III Erdiansyah dan Zaili Rusli FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Career Coaching Position PNS

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (3): 1157-1166 ISSN 2338-3615, ejournal.ip.fisip.unmul.ac.id Copyright 2013 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU Charlis EJournal

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI DI KOTA BATU (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Batu)

PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI DI KOTA BATU (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Batu) PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI DI KOTA BATU (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Batu) Bunga Ilka Pratiwi, Abdul Hakim, Siswidiyanto Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN Dra. Nadimah, MBA. ASISTEN DEPUTI STANDARISASI JABATAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para anggotanya.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 SALINAN Menimbang BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai DiklatPim Magelang Abstrak: Undang-undang ASN mendorong dan memotivasi setiap

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) 1. Sejarah singkat Sesuai dengan Qanun* kota Langsa no.4 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Penataan Susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi pemerintah yang digunakan untuk menggerakkan atau mengelola sumber daya lainnya

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah daerah 2010-2015

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KECAMATAN KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KECAMATAN KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KECAMATAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dalam Jabatan Struktural Pada UPTD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Penempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dalam Jabatan Struktural Pada UPTD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Penempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dalam Jabatan Struktural Pada UPTD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Taufiq Kurrahman Alumni Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI SEKRETARIS

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN ejournal Administrasi Negara, 2013,1 (3) : 977-988 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

Lebih terperinci

TUPOKSI. Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. kinerja Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan.

TUPOKSI. Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. kinerja Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan. TUPOKSI Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan. Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya yang ada yaitu manusia,

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN

Lebih terperinci

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 36 TAHUN 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 8 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 36 TAHUN 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 8 TAHUN 2002 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 36 TAHUN 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1/2015 28 January 2015 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA PERATURAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ejournal Administrative Reform, 2016, 4 (4): 761-772 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR M. Gozali Rahman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KORELASI BEBAN KERJA DENGAN HASIL PEKERJAAN PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KORELASI BEBAN KERJA DENGAN HASIL PEKERJAAN PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal Administrative Reform, 2014,2(4): 2382-2395 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 KORELASI BEBAN KERJA DENGAN HASIL PEKERJAAN PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT (Studi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah   Alnis Dwipayana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dan di Negara-negara berkembang lainnya, pemerintah memiliki peran yang sangat dominan. Peran tersebut mencakup sebagai agen pelayanan, agen perubahan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu organisasi sangat didukung adanya tiga pilar utama agar dapat berjalan dengan baik. Tiga pilar itu terdiri dari keberadaan SDM yang baik, sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 39 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT DENGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R No.788, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Karier Pegawai. Manajemen. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci