STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA SAMARINDA

Transkripsi

1 ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): ISSN , ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA SAMARINDA Malah Luaq 1, Muh. Jamal Amin 2, Syahrani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) di Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) di Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda telah diimplementasikan cukup optimal sesuai dengan ketentuan. Pada aspek komunikasi, program disosialisasikan dengan baik kepada seluruh pegawai negeri sipil. Pada aspek sumber daya, program didukung oleh aparatur dan pendanaan yang cukup. Pada aspek kecenderungan prilaku, para pelaksana melaksanakan prosedur secara konsisten. Terakhir, pada aspek struktur birokrasi memperlihatkan bahwa impelentasi peraturan walikota ini mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terutama dari Pemerintah Daerah Kota Samarinda. Kata Kunci: Tunjangan Tambahan Penghasilan, Implementasi Abstract This study aims to analyze the Implementation of Mayor Regulation of Samarinda No. 12 of 2016 About Supplementary Income of Civil Servants (TTP-PNS) in Food Security Department of Samarinda City. Data analysis used in this research is interactive data model analysis. The results showed that Implementation of Regulation of Mayor of Samarinda Number 12 Year 2016 About Supplementary Income of Civil Servant (TTP-PNS) in Food Security Department of Samarinda City has been implemented optimally in accordance with the provisions. In the communication aspect, the program is well socialized to all civil servants. In the aspect of resources, the program is supported by sufficient apparatus and funding. In the aspect of behavioral tendency, the implementers carry out the procedure consistently. Finally, on the aspect of bureaucratic structure shows that the imple- mentation of this mayoral regulation has received strong support from various parties, especially from the Local Government of Samarinda City. Keywords: Supplementary Income, Implementation 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda

2 Studi Tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan. (Malah Luaq) Pendahuluan Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagai mana tercantum dalam pembukaan undang undang dasar 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial tersebut maka seluruh warga Negara Republik Indonesia terlebih para aparatur sipil negara atau pegawai negeri sipil merupakan unsure utama sumber daya manusia yang memiliki peran yang sangat strategis dalam mengembang tugas pemerintahan dan pembangunan. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai adalah dengan pemberian tambahan penghasilan berupa tunjangan kinerja daerah. Tujuan dari pemberian tunjangan kinerja daerah ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai yang diharapkan akan ikut meningkatkan disiplin dan kualitas kinerja pegawai sehingga dapat bekerja lebih giat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada Pemerintah Kota Samarinda TPP yang diterima Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkot Samarinda tiap tanggal 15 setiap bulannya, dana tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK), sehingga apabila anggaran untuk Dana Alokasi Khusus ini diturunkan dengan otomatis TPP juga menurun bahkan bisa saja kedepan TPP ditiadakan. Pemberian TPP terbaru diatur dalam Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/335/HK-KS/VII/2016 tentang Penetapan besaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai negeri sipil di Lingkungan Pemkot Samarinda tertanggal 25 Juli Kerangka Teori Implementasi Kebijakan Menurut Grindle (dalam Winarno, 2007:146), tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, tugas implementasi mencakup terbentuknya a policy delivery system di mana sarana-sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada tujuan-tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, kebijakan publik, pernyataanpernyataan secara luas tentang tujuan, sasaran, dan sarana diterjemahkan ke dalam program-program tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuantujuan yang dinyatakan dalam kebijakan. Dalam mendefinisikan konsep kebijakan publik penulis mengutip pendapat beberapa ahli yang digunakan bahan perbandingan. Menurut Dunn (1994:132) kebijakan publik adalah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah. Sedangkan kebijakan pemerintah dapat diartikan setiap keputusan yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah atau negara atas nama instansi yang dipimpinnya (Presiden, Menteri, 491

3 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: Gubernur, Sekjen, dan seterusnya) dalam rangka melaksanakan fungsi umum pemerintah atau pembangunan, guna mengatasi permasalahan tertentu atau mencapai tujuan tertentu atau dalam rangka melaksanakan produk-produk keputusan dan atau perundang-undangan yang telah ditentukan dan lazimnya dituangkan dalam bentuk aturan perundang-undangan atau bentuk keputusan formal. Sementara menurut Meter dan Horn (dalam Agustino, 2008:139), implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan. Implementasi kebijakan atau pelaksanaan kebijakan merupakan langkah yang sangat penting dalam proses kebijakan. Tanpa pelaksanaan, suatu kebijakan hanyalah sekedar sebuah dokumen yang tidak bermakna dalam kehidupan bermasyarakat.banyak kebijakan yang baik, yang mampu dibuat suatu pemerintah, baik yang dirumuskan dengan menggunakan tenaga ahli dalam negeri maupun luar negeri, tetapi kemudian ternyata tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam kehidupan negara tersebut karena tidak mampu dilaksanakan, atau tidak dilaksanakan. Tambahan Penghasilan Penerapan pemberian tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu cara yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan pembangunan daerah. Tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu elemen penting dalam dalam hubungan kerja dan pencapaian pembangunan. Dalam hal ini tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1980 Tanggal 13 Maret 1980 pemerintah dalam Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai negeri dan Pejabat Negara dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi kerja serta untuk mencapai daya guna yang sebesar-besarnya, maka dipandang perlu untuk memberikan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Walikota Samarinda Pasal 1 Ayat (7) yang berbunyi Tunjangan Tambahan Penghasilan yang selanjutnya disingkat TTP adalah Tambahan penghasilan yang diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan PNS berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas atau kondisi kerja atau kelangkaan profesi atau prestasi kerja. Kriteria pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) dalam Peraturan Walikota Samarinda nomor 12 tahun 2016 Pasal 4. Tambahan penghasilan diberikan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kemampuan keuangan daerah dengan kriteria: a. Beban kerja dan b. Kelangkaan Profesi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Pemberian TTP terbaru diatur dalam Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/335/HK-KS/VII/2016 tentang 492

4 Studi Tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan. (Malah Luaq) Penetapan besaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai negeri sipil di Lingkungan Pemkot Samarinda tertanggal 25 Juli Tunjangan Tambahan Penghasilan diberikan kepada masing-masing pegawai negeri sipil kelompok jabatan manajerial dan kelompok jabatan non manajerial melalui juru bayar atau bendaharawan gaji pada SKPD atau unit kerja yang bersangkutan dengan tetap berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil Kelompok Jabatan Non Manajerial ditetapkan oleh Kepala Satuan Perangkat Daerah yang divalidasi oleh Tim Evaluasi Implementasi Tunjangan Tambahan Penghasilan yang ditetapkan oleh Walikota. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian deskriptif dan akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud menggambarkan /mendeskripsikan relasi sebuah peristiwa/gejala untuk memperoleh informasi mengenai fenomena yang terjadi dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif. Hasil Penelitian Analisis jabatan merupakan salah satu fungsi manajemen kepegawaian yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar untuk menganalisis pekerjaan, apakah ada keselarasan antara bidang keahlian, keterampilan, kemampuan, dan kecakapan dengan jenis dan beban kerja yang akan dilakukan. Apabila analisis jabatan diterapkan secara tepat dan benar maka akan mendorong setiap bagian dari organisasi berfungsi secara optimal karena didukung dengan personalia yang memiliki kapasistas dan kapabilitas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Persiapan Pada tahapan persiapan ini akan menguraikan dasar hukum, sumber-sumber keuangan dan prosedur pemberian tambahan penghasilan sebagai berikut : Dasar hukum dari Peraturan Walikota Samarinda Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) di Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda mengacu pada Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah. Sebagai tindak lanjut dari implementasi peraturan tersebut maka peraturan pemberian dan besaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai negeri sipil ditentukan sesuai dengan Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/334/HK-KS/VII/2016. Pada Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda, kedisiplinan dan kinerja menjadi tolak ukur yang digunakan sebagai acuan dasar hukum dalam pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipil adalah Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/334/HK-KS/VII/2016. Selanjutnya mengenai sumber-sumber penghasilan dari pemberian dan besaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai negeri sipil ditentukan sesuai 493

5 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: dengan Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/335/HK-KS/VII/2016 bagi pegawai negeri di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda, biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Samarinda. Dan prosedur pemberian tambahan penghasilan untuk masing-masing daerah tentu berbeda-beda, tergantung peraturan pelaksana yang dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah. besaran tunjangan tambahan penghasilan (TTP) yang diterima pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan dihitung berdasarkan tingkat kehadiran dan prestasi kerja PNS, tingkat kehadiran dilakukan dengan menggunakan mesin absensi sidik jari (finger print) dan pengolahan menggunakan system elektronik kehadiran pegawai yang dapat diakses secara online. Prestasi kerja dihitung berdasarkan pada nilai capaian aktivitas harian dengan menggunakan e-logbook sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kedinasan dengan akumulasi tingkat kehadiran dan capaian aktivitas harian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kedinasan. Bobot kehadiran diperhitungkan sebesar 70 % dan nilai capaian aktivitas harian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kedinasan sebesar 30 %. Pelaksanaan Pada tahapan pelaksanaan ini akan menguraikan pendataan pegawai yang mendapatkan penghasilan, penilaian pihak-pihak yang berwenang dan pendistribusian tambahan penghasilan sebagai berikut : Pendataan bagi pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda dilakukan dengan melihat dari tingkat kehadiran yang telah diproses dan dicetak menggunakan system absensi kehadiran pegawai, data kehadiran pegawai negeri sipil pada perangkat finger print diunggah ke flashdisk kemudian diunggah ke database presensi atau sinkronisasi secara manual antara perangkat absensi finger print dengan computer SKPD, sedangkan pendataan pencapaian aktivitas harian untuk prestasi kerja dilihat dari aplikasi E-Logbook. Mengenai peran dari pihak-pihak yang berwenang dalam memberikan penilaian berkaitan dengan pemberian jumlah tunjangan tambahan penghasilan yang disesuaikan dengan tingkat kehadiran dan prestasi kerja pegawai negeri sipil. Maupun pertimbangan yang lainnya. Untuk pendistribusian tunjangan tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipil dari pemerintah kota sudah berjalan dengan baik, tidak ada pengecualian, semua pegawai mendapatkannya. Tunjangan tersebut diberikan setiap bulan sekali,akan tetapi dicairkan tidak bersama-sama dengan gaji bulanan. Pasca Pelaksanaan Pada tahapan pasca pelaksanaan ini akan menguraikan kesesuaian jumlah tambahan penghasilan dan jumlah pegawai yang mendapatkan penghasilan. Mengenai kesesuaian jumlah tambahan penghasilan yang diterima oleh pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda jumlah tunjangan tambahan penghasilan yang diberikan Pemerintah Kota Samarinda sudah sesuai beban kerja 494

6 Studi Tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan. (Malah Luaq) dan tanggung jawab masing-masing pegawai, meskipun terdapat harapan agar jumlah tersebut bisa ditingkatkan lagi. Hal tersebut dikarenakan menurut pegawai, pada setiap tahunnya, terdapat pengeluaran yang tidak terduga, seperti biaya pengobatan, maupun biaya-biaya lainnya. Untuk jumlah tambahan penghasilan pegawai yang berupa honor kepanitiaan tersebut juga sudah sesuai dengan beban kerja yang diberikan kepada tiap-tiap pegawai dalam pelaksanaan kegiatan kepanitiaan. Honor tersebut sudah sesuai dengan standarisasi dan sudah dipotong oleh pajak. Tunjangan Tambahan penghasilan dari Pemerintah Kota Samarinda diberikan kepada seluruh pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan, mulai dari Kepala Dinas sampai staf-staf. Bahkan staf yang berstatus Pegawai Tidak Tetap Bulanan (PTTB) pun diberikan tunjangan. Tapi untuk honor kegiatan, itu tergantung bagian masing-masing, apakah memiliki kegiatan atau tidak. Selain itu, tergantung pegawai masing-masing, terlibat atau tidak dalam kegiatan tersebut. Selama terlibat, sudah pasti mendapatkan honor tersebut. Jumlah dan besarannya sesuai dengan kategori masing-masing jabatan. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Secara umum faktor pendukung kecenderungan pelaksana dalam implementasi pemberian tunjangan tambahan penghasilan sudah berjalan baik. Para pegawai penerima tunjangan tambahan penghasilan memiliki sikap atau perspektif yang mendukung kebijakan sehingga proses implementasi pemberian tunjangan tambahan penghasilan berjalan efektif. Pendataan bagi pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda dilakukan dengan melihat dari tingkat kehadiran yang telah diproses dan dicetak menggunakan system absensi kehadiran pegawai, data kehadiran pegawai negeri sipil pada perangkat finger print diunggah ke flashdisk kemudian diunggah ke database presensi atau sinkronisasi secara manual antara perangkat absensi finger print dengan computer SKPD, sedangkan pendataan pencapaian aktivitas harian untuk prestasi kerja dilihat dari aplikasi E-Logbook. Sedangkan faktor penghambat saat ini yaitu mengenai pencairan dana tunjangan tambahan penghasilan tidak lagi berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya hal ini dikarenakan pemerintah kota Samarinda mengalami defisit anggaran, banyak anggaran yang ada dipangkas sehingga pencairan dana tersebut menjadi lambat untuk dicairkan, tetapi walaupun mengalami keterlambatan pencairan dana tersebut tidak hilang tetap ada hanya saja proses pencairannya tidak lancar seperti tahun-tahun sebelumnya. Terlebih untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sangat dibatasi mengingat anggaran yang sangat terbatas. Kesimpulan 1. Implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TTP-PNS) bagi pegawai negeri sipil daerah telah dilaksanakan di Kota Samarinda, khusunya di Dinas Ketahanan Kota Samarinda sebagaimana pemberian dan besaran tunjangan 495

7 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: tambahan penghasilan pegawai negeri sipil ditentukan sesuai dengan Keputusan Walikota Samarinda Nomor 840/335/HK-KS/VII/2016 bagi pegawai negeri di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda. 2. Sumber biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Samarinda yang sudah dianggarkan dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda. Prosedur pemberian tunjangan tambahan penghasilan maupun jumlah tambahan penghasilan yang diberikan bagi pegawai negeri sipil untuk masing-masing daerah tentu berbeda-beda, tergantung peraturan pelaksana yang dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah dan tergantung kemampuan keuangan masing- masing daerah. 3. Proses pencairan dana tunjangan tambahan penghasilan tidak lagi berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya hal ini dikarenakan pemerintah kota Samarinda mengalami defisit anggaran, banyak anggaran yang ada dipangkas sehingga pencairan dana tersebut menjadi lambat untuk dicairkan. 4. Tunjangan tambahan penghasilan dari Pemerintah Kota Samarinda yang diberikan, jumlahnya sudah sesuai dengan tingkat kehadiran dan prestasi kerja pegawai negeri sipil masing-masing. Jumlahnya juga sudah sesuai dengan yang tercantum di SK Walikota. Saran-Saran 1. Untuk meningkatkan kedisiplinan dan kinerja pegawai, sebaiknya jumlah tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai tidak hanya ditentukan melalui penilaian tingkat kedisiplinan dengan melihat daftar hadir atau absensi harian, tetapi juga melihat dari hasil kerja dan prestasi kerja. Pegawai yang disiplin sudah seharusnya mendapatkan tambahan penghasilan yang lebih besar dibandingkan yang tidak disiplin. Cara yang dapat digunakan melalui pemotongan tunjangan sebesar beberapa persen sesuai dengan jumlah kehadiran. Kemudian hasil potongan tersebut akan ditambahkan untuk penghasilan pegawai yang disiplin. 2. Terdapat kecendrungan pegawai bersikap apatis terhadap cara pemberian tambahan penghasilan yang berdasarkan penilaian kedisiplinan. Hal ini disebabkan karena jumlah tambahan penghasilan dianggap yang tidak terlalu besar. Untuk menyikapi hal ini, maka sebaiknya jumlah tambahan penghasilan yang diberikan ditambah antara 40-50%, dengan konsekuensi persentasi potongan yang lebih besar daripada persentasi penambahan. 3. Sikap tegas dari pimpinan, baik kepala dinas, sekretaris maupun kepala bagian, perlu ditingkatkan lagi. Kewenangan pimpinan dalam melibatkan pegawai dalam pelaksanaan kegiatan dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai, karena bila pegawai dianggap tidak disiplin dan memiliki motivasi kerja yang rendah, maka pimpinan memiliki hak untuk tidak mengikutsertakan pegawai tersebut dalam kegiatan kepanitiaan yang 496

8 Studi Tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan. (Malah Luaq) secara otomatis akan mengurangi bahkan menghilangkan tambahan penghasilan lainnya yang berupa honorarium kegiatan. 4. Sebaiknya harus ada evaluasi berjenjang mulai eselon terendah sampai eselon tertinggi untuk menempatkan pegawai yang tepat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan adanya sanksi bagi para pegawai yang tidak bisa mencapai kinerja dengan baik. Daftar Pustaka Dunn, William Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Grindle, Merilee S Politics and Policy Implementation in the Third World. Princeton University Press: New Jersey. Khairuddin.H.S.S Sosiologi Keluarga. Liberty: Malang. Miles, Matthew B, A. Michael Huberman dan Johnny Saldana Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook. Edisi Ketiga. Sage Publications: Inc. New York. Tjokrowinoto, Moeljarto Pembangunan Dilema Dan Tantangan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Winarno, Budi Kebijakan Publik : Teori dan Proses. Buku Kita: Jakarta. 497