Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)"

Transkripsi

1 Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI BATU ALAM TERHADAP KUALITAS AIR IRIGASI DI KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON Arum Uktiani Suroso, Wahyu Setyaningsih Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Februari 2014 Disetujui Februari 2014 Dipublikasikan Desember 2014 Keywords: Impact, Waste, Irrigation Water Quality Abstrak Ada 38 industri batu alam di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon tidak mempunyai IPAL sehingga limbahnya langsung dibuang ke saluran irigasi Jamblang Kiri. Permasalahannya yaitu dampak pembuangan limbah industri batu alam terhadap kualitas air irigasi di Kecamatan Palimanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pembuangan limbah industri batu alam terhadap kualitas air irigasi di Kecamatan Palimanan. Lokasi yang diteliti lahan sawah yang dialiri irigasi Jamblang Kiri pada enam desa di Kecamatan Palimanan dengan populasi air irigasi Jamblang Kiri yang masuk ke lahan persawahan di Kecamatan Palimanan. Sampel yang digunakan sampling area sebanyak 8 sampel dengan variabel kualitas fisika dan kimia air irigasi. Metode pengumpulan datanya interpretasi peta dan uji laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan overlay. Limbah batu alam berdampak terhadap air irigasi karena nilai pada air irigasi mengalami kenaikan daripada nilai pada air sumber irigasi.walaupun limbah batu alam berdampak terhadap air irigasi, namun hanya dua dari tujuh yang menunjukkan kualitas buruk yaitu ph dan RSC. Di daerah penelitian, air irigasinya masih bisa digunakan untuk mengairi lahan persawahan karena memiliki tiga macam kualitas yaitu sangat baik, baik, dan cukup baik, tetapi terdapat ph dan RSC yang melebihi standar baku mutu, yaitu ph sebesar 9 dan RSC sebesar 2,639 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh. Apabila dibiarkan, maka dalam kurun waktu tertentu berpeluang menurunkan kualitas air irigasi. Abstract There are 38 natural stone industries in Palimanan District, Cirebon Regency which have no installation of waste water processing so that the wastewater is directly discharged into irrigation canals Left Jamblang. The problem was that there was waste disposal impact of the natural stone industries to the irrigation water quality in Palimanan District. The purpose of this study is to determine the waste disposal impact of the natural stone industries to the irrigation water quality in Palimanan District. The location studied was fields irrigated by Left Jamblang of six villages in Palimanan District with a population of Palimanan Left Jamblang irrigation water that went into the fields in Palimanan District. The sample used was the sampling area which had 8 samples with physics quality variable and irrigation of water chemistry. The methods of data collection were map interpretation and laboratory tests. The data analysis techniques used were the comparative analysis and overlay. The natural stone waste had an impact on irrigation water since the values in irrigation water had increased rather than the value on the source of irrigation water. Though the waste of natural stone had effect on the irrigation water, there were only two of the seven s which indicated poor quality, namely ph and RSC. In the study area, irrigation water could still be used to irrigate the fields because it had three types of quality, which are very good, good, and good enough, but there were ph and RSC s exceeding the quality standards which had ph 9 and RSC 2,639meq/l located in the Kepuh Village. If it is ignored, then in certain period, it is likely to degrade quality of irrigation water. Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, geografiunnes@gmail.com 2014 Universitas Negeri Semarang ISSN

2 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup seharihari, industri, untuk kebersihan sanitasi kota, untuk pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Air yang baik untuk dikonsumsi dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena banyaknya pencemaran oleh limbah dari kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Wardhana, 2004:71). Salah satu pemanfaatan air adalah untuk irigasi pertanian. Sumber air untuk lahan pertanian di daerah penelitian berasal dari sungai Jamblang. Saluran irigasi Jamblang Kiri saat ini telah terkontaminasi limbah dari industri batu alam. Ada 38 industri rakyat batu alam di sekitar daerah penelitian tidak mempunyai IPAL sehingga limbah dari kegiatan industri batu alam tersebut langsung dibuang ke saluran irigasi yang ada. Pencemaran yang terjadi pada saluran irigasi di daerah penelitian dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan secara fisik seperti warna serta dampak lainnya seperti menurunnya produktivitas hasil panen padi di daerah penelitian sejak berdirinya industri batu alam tersebut. Limbah batu alam adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan batu hias seperti hiasan dinding dan pagar yang terbuat dari batu yang mana bahan bakunya diambil dari Gunung Kuda yang berlokasi di perbatasan Cirebon-Majalengka dan daerah Bantarujeg- Majalengka. Limbah industri batu alam berupa lumpur dan serbuk halus yang bercampur dengan air pada saat pengolahan dibuang begitu saja ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran sungai dan air irigasi. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan, UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Palimanan bahwadi Kecamatan Palimanan mulai dari tahun mengalami penurunan produktivitas padi begitu juga di daerah penelitian di 6 desa yaitu Desa Palimanan Timur, Beberan, Cengkuang, Ciawi, Panongan, dan Kepuh. Sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Palimanan adalah 7,85 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 6,27 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Palimanan dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,58 (ton/ha GKG) atau 22,38 %. Begitu juga dengan penurunan ratarata produktivitas padi di daerah penelitian di 6 desa : 1) Desa Kepuh, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,89 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 6,10 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Kepuh dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 25,57 %. 2) Desa Panongan, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,67 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 6,00 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Panongan dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,67 (ton/ha GKG) atau 24,42 %. 3) Desa Beberan, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,23 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 5,62 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Beberan 2

3 dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,61 (ton/ha GKG) atau 25,04 %. 4) Desa Palimanan Timur, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,70 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 6,17 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Palimanan Timur dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,53 (ton/ha GKG) atau 22,05 %. 5) Desa Ciawi, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,56 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 6,11 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Ciawi dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,45 (ton/ha GKG) atau 21,20 %. 6) Desa Cengkuang, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 8,80 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun , rata-rata produktivitas padinya adalah 7,75 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Cengkuang dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,05 (ton/ha GKG) atau 12,68 %. Pada lahan pertanian di Kecamatan Palimanan khususnya di enam desa yaitu Desa Palimanan Timur, Beberan, Cengkuang, Ciawi, Panongan, dan Kepuh memanfaatkan air irigasi yang telah terkontaminasi limbah industri batu alam. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada lahan sawah yang dialiri saluran irigasi Jamblang Kiri pada enam desa di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah air irigasi yang masuk ke lahan persawahan di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang meliputi enam desa yaitu Desa Kepuh, Panongan, Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang.Sampel dalam penelitian ini adalah 6 sampel air irigasi di sekitar limbah industri batu alam yang dialiri oleh air irigasi Jamblang Kiri, 1 sampel air limbah, dan 1 sampel air sumber irigasi. Variabel dalam penelitian ini ada empat yaitu sebagai berikut. 1. Kualitas sumber air irigasi, dengan indikator sebagai berikut : Fisika : daya hantar listrik (DHL) dan total dissolved ratio (TDS) Kimia : natrium, kalsium, magnesium, kalium, boron, ph, dan karbonat, bikarbonat. 2. Kualitas air limbah, dengan indikator sebagai berikut : Kimia : natrium, kalsium, magnesium, kalium, boron, ph, dan karbonat, bikarbonat. 3. Kualitas air irigasi, dengan indikator sebagai berikut : Fisika : daya hantar listrik (DHL) dan total dissolved ratio (TDS) Kimia : SAR, boron, ph, persentase natrium (% Na), dan RSC. 4. Sebaran pemanfaatan air irigasi, dengan indikator sebagai berikut : Luas tanam/lahan sawah Lokasi Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara Interpretasi Peta dan Uji Laboratorium. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa komparatif dan overlay. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di Kabupaten Cirebon terdapat beberapa lokasi industri batu alam, diantaranya adalah di Kecamatan Palimanan yang memiliki 38 industri. Dengan banyaknya industri batu alam tersebut Kecamatan Palimanan merupakan 3

4 daerah yang terkena dampak cukup besar dari pembuangan limbah industri batu alam. Air irigasi yang banyak dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi lahan pertanian atau persawahan yang kualitasnya perlu diuji di laboratorium untuk mengetahui apakah air irigasi yang berada di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon layak digunakan untuk pertanian atau tidak. Irigasi Jamblang Kiri hanya mengairi sebagian Kecamatan Palimanan, diantaranya enam desa yaitu Desa Kepuh, Panongan, Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang. Dari keenam desa tersebut memiliki luas sawah yang berbedabeda. Desa Kepuh memiliki tanam/lahan sawah seluas 94,43 Ha, Desa Panongan seluas 45,289 Ha, Desa Beberan seluas 42,626 Ha, Desa Palimanan Timur seluas 71,229 Ha, Desa Ciawi seluas 96,459 Ha, dan Desa Cengkuang seluas 125,602 Ha. Jadi, irigasi Jamblang Kiri mengairi lahan persawahan/pertanian seluas 475,635 Ha. Air irigasi banyak yang tercemar oleh limbah industri batu alam, karena limbah industri batu alam langsung dialirkan ke saluran irigasi Jamblang Kiri. Untuk mengetahui bagaimana dampak limbah batu alam terhadap kualitas air irigasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Dampak Limbah Batu Alam terhadap Kualitas Air Irigasi di Kecamatan Palimanan Paramet er Fisika DHL Satua n µs/c m Standar Baku mutu Air Sumber Irigasi (01 SI) Air Limbah (02 AL) 03 IK 04 IP 05 IB Air Irigasi Analisis mutu Sumber : Hasil Uji Laboratorium BBTPPI dan Analisis Data Primer, PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Mahida (1984), Kartasapoetra dan Mul Mulyani (dalam Fitriyah, 2012). 06 IPT 07 ICW 08 ICK ,1 148, ,5 205,5 209, TDS mg/l Kimia Boron mg/l 2,5 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 ph - 8, SAR % Na RSC meq/ l meq/ l meq/ l 26 0,773 2,265 1,252 1,135 0,874 1,296 0,935 1, ,055 50,411 70,434 52, , , , ,05 1 2,5 0,766 1,167 2,639 2,267 0,244 1,223 0,988 0,992 Parameter ph pada sampel 03 IK dan 04 IP melebihi standar baku mutu Parameter RSC pada sampel 03 IK melebihi standar baku Berdasarkan Tabel 1 yang diperoleh dari uji laboratorium dan hasil analisis data primer bahwa limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi dikarenakan nilai dari - pada air irigasi lebih tinggi atau mengalami kenaikan setelah adanya limbah 4

5 batu alam jika dibandingkan dengan nilai - pada air sumber irigasi yang digunakan sebagai sampel kontrol. Hal ini tidak berlaku pada boron karena nilai dari boron pada air sumber irigasi dan limbah batu alam menunjukkan angka 0,015 mg/l sehingga pada air irigasi juga akan mempunyai nilai boron sebesar 0,015 mg/l. Parameter DHL pada air sumber irigasi dengan air irigasi mengalami kenaikan sebesar 81,9 µs/cm yang menunjukkan distribusi nilai nya yaitu semakin lokasinya jauh dari limbah, nilai pada air irigasinya semakin tinggi. Parameter boron pada air sumber irigasi dengan air irigasi mengalami kenaikan sebesar 0 mg/l yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan nilai pada air irigasinya. Parameter TDS, ph, SAR, % Na, dan RSC pada air sumber irigasi dengan air irigasi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 74 mg/l, 0.6, 0,523 meq/l, %, dan 1,863 meq/l yang semuanya menunjukkan distribusi nilai nya yaitu semakin lokasinya jauh dari limbah, nilai pada air irigasinya semakin rendah. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi akan tetapi tidak semua dari - air irigasinya memiliki kualitas buruk atau melebihi standar baku mutu. Ada dua dari tujuh yaitu ph dan RSC yang masing-masing memiliki nilai sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksmial 8,4 dan 2,50 meq/l menunjukkan kualitas buruk atau melebihi standar baku mutu air irigasi yang dimiliki oleh kode sampel 03 IK dan 04 IP. Tabel 2. Kualitas Air Irigasi Di Kecamatan Palimanan Sampel Air Irigasi Desa DHL TDS Boron SAR ph % Na RSC Skor Total Kualitas 03 IK Kepuh Cukup 04 IP Panongan IB Beberan Sangat Sampel Air Irigasi 06 IPT Desa DHL TDS Boron SAR ph Palimanan Timur % Na RSC Skor Total ICW Ciawi ICK Cengkuang Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Kualitas Sangat Sangat Sangat Berdasarkan Tabel 2 yang diperoleh dari hasil analisis uji laboratorium, komparatif, dan overlay, bahwa kualitas air irigasi di daerah penelitian dibagi menjadi tiga diantaranya; (a) kualitas sangat baik, dengan skor total berlokasi di Desa Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang; (b) kualitas baik, dengan skor total 25 berlokasi di Desa Panongan; dan (c) kualitas cukup baik, dengan skor total 23 berlokasi di Desa Kepuh. Air irigasi Jamblang Kiri yang ada di Kecamatan Palimanan masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan, akan tetapi ada dua dari tujuh yang menunjukkan kualitas buruk atau di atas ambang batas standar baku mutu air irigasi yaitu ph dan Residual Sodium Carbonate (RSC) yang dimiliki oleh sampel (03 IK) yang berada di desa yang letaknya paling dekat dengan lokasi pabrik batu alam yaitu Desa Kepuh. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2,5 meq/l 5

6 bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Dengan keadaan demikian, air irigasi di daerah penelitian tetap perlu harus mendapatkan perhatian karena apabila dibiarkan, maka dalam kurun waktu tertentu berpeluang menurunkan kualitas air irigasi dan kuantitas produktivitas dari tanaman yang dialiri oleh irigasi tersebut. Gambar 1. Peta Kualitas Air Irigasi Di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon 6

7 Limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi dikarenakan nilai dari - pada air irigasi lebih tinggi atau mengalami kenaikan setelah adanya limbah batu alam jika dibandingkan dengan nilai - pada air sumber irigasi yang digunakan sebagai sampel kontrol. Industri batu alam menghasilkan limbah berupa lumpur dan serbuk halus yang bercampur dengan air sehingga membentuk suatu suspensi.karena sifat limbahnya yang mengalami sedimentasi atau pengendapan, maka biasanya mempunyai tren bahwa semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) maka kandungan dari suspensi pada limbah tersebut akan semakin sedikit atau berkurang. Berdasarkan Tabel 1 kolom 6, hasil uji laboratorium dan analisis data primer yang telah dilakukan pada sampel air irigasi di daerah penelitian terdapat dua dari tujuh kualitas air irigasi yang tidak mengikuti tren tersebut yaitu daya hantar listrik (DHL) yang semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) justru memiliki nilai kandungan DHL semakin tinggi. Hal ini terjadi karena DHL merupakan kemampuan dari substansi untuk menghantarkan arus listrik. Substansi ini dapat berupa kadar garamgaram/salinitas yang terlarut dalam air. Limbah batu alam mengandung beberapa unsur-unsur kimia yang mempengaruhi kualitas pada air irigasi diantaranya seperti natrium, kalsium, magnesium, kalium, dan boron merupakan kelompok unsur logam atau garamgaraman/salinitas yang terlarut dalam air dan media paling kuat untuk menghantarkan arus listrik sehingga apabila terjadi tren semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) nilai kandungan nya semakin tinggi itu disebabkan karena sifat logam yang dimiliki dari limbahnya. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi di daerah penelitian, akan tetapi tidak semua dari air irigasinya memiliki kualitas buruk atau di atas standar baku mutu. Ada dua dari tujuh yaitu ph dan RSC dengan masing-masing mempunyai nilai sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksimal 8,4 dan 2,50 meq/l yang menunjukkan kualitas buruk atau melebihi ambang batas baku mutu air irigasi. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2,50 meq/l bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti adanya tanda-tanda perubahan warna yang putih pekat pada air irigasinya serta banyak pucuk padi yang baru tanam warnanya kuning sebagai indikasi mengalami keracunan terjadi di daerah yang terkena dampak dari limbah batu alam dengan jarak paling dekat dengan lokasi pabrik yaitu 30 meter - 2,5 km yang berlokasi di Desa Kepuh sehingga air irigasi di desa tersebut hanya memiliki kualitas cukup baik atau berada di perbatasan kualitas air irigasi, akibatnya desa ini mengalami penurunan produktivitas padi sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 25,57 % paling besar daripada kelima desa lainnya. Kandungan air sumber irigasi diperoleh melalui pengamatan lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Sampel yang diteliti adalah sebanyak 1 sampel. Hasil uji laboratorium fisika berupa DHL dengan standar baku mutu air irigasi yaitu sebesar 154,1 µs/cm dari maksimal 2000 µs/cm. Kandungan TDS sebesar 212 mg/l masih dengan standar baku mutu sebesar 500 mg/l. Kualitas kimia seperti boron, SAR, ph, persentase natrium, dan RSC pada sampel air sumber irigasi semuanya memiliki nilai kandungan di bawah standar baku mutu air irigasi sehingga kualitas fisika dan kimia pada sampel air sumber irigasi menunjukkan kualitas yang sangat baik dan cocok digunakan untuk mengairi semua jenis tanaman. Kondisi air limbah dengan sampel yang diteliti adalah sebanyak 1 sampel limbah industri batu alam. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kandungan unsur-unsur kimia pada limbah industri batu alam diantaranya Na sebesar 1,165 meq/l; Mg sebesar 0,401 meq/l; Ca sebesar 0,657 meq/l; B sebesar 0,150 meq/l; K sebesar 0,088 meq/l; CO3sebesar 0,005 meq/l; dan HCO3 sebesar 2,220 meq/l. 7

8 Kandungan kimia paling banyak dimiliki oleh HCO3 yaitu sebesar 2,220 meq/l. Dari semua kualitas fisika dan kimia air irigasi di daerah penelitian yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, analisa komparatif, dan overlay dari keenam sampel air irigasi, ada tiga karakteristik kualitas air irigasi diantaranya: (a) kualitas sangat baik, dengan skor total berlokasi di Desa Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang; (b) kualitas baik, dengan skor total 25 berlokasi di Desa Panongan; dan (c) kualitas cukup baik, dengan skor total 23 berlokasi di Desa Kepuh. Air irigasi Jamblang Kiri yang ada di Kecamatan Palimanan masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan, akan tetapi ada dua dari tujuh yang menunjukkan kualitas buruk atau di atas ambang batas standar baku mutu air irigasi yaitu ph dan RSC yang dimiliki oleh sampel (03 IK) yang berada di Desa yang letaknya paling dekat dengan lokasi pabrik batu alam yaitu Desa Kepuh. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2,5 meq/l bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Dengan keadaan demikian, air irigasi di daerah penelitian tetap perlu harus mendapatkan perhatian karena apabila dibiarkan begitu saja maka dalam kurun waktu tertentu akan lebih parah dalam mempengaruhi kualitas air irigasi dan kuantitas produktivitas dari tanaman yang dialiri oleh irigasi tersebut. Dan ini dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti adanya tanda-tanda perubahan warna yang putih pekat pada air irigasinya serta banyak pucuk padi yang baru tanam warnanya kuning sebagai indikasi mengalami keracunan serta pada desa ini megalami penurunan produtivitas padi 1,79 (ton/ha GKG) atau 25,57 %, mengalami penurunan paling besar daripada kelima desa yang lainnya. KESIMPULAN Pembuangan limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi karena setelah adanya limbah batu alam yang dibuang ke saluran irigasi, nilai dari - pada air irigasi mengalami kenaikan atau lebih tinggi daripada nilai dari - pada air sumber irigasi. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi, namun tidak semua kualitas air irigasinya menunjukkan kualitas buruk. Ada dua dari tujuh terkena dampak terbesar dari limbah yaitu ph dan RSC dengan masing-masing mempunyai nilai kandungan sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksimal 8,4 dan 2,50 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh, desa tersebut juga mengalami penurunan produktivitas padi sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 25,57 % paling besar daripada kelima desa lainnya. Di daerah penelitian, air irigasinya masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan karena memiliki tiga macam kualitas yaitu sangat baik, baik, dan cukup baik akan tetapi kualitas kimia air irigasi pada ph dan RSC berada di atas standar baku mutu air irigasi, yaitu ph sebesar 9 dan RSC sebesar 2,639 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh. Batas ambang ph dan RSC masing-masing adalah 8,4 dan 2,50 meq/l. DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Hasil Analisis Uji Laboratorium Parameter Kualitas Air Irigasi. Semarang. Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan, UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Palimanan. Data Produktivitas Padi Kecamatan Palimanan Tahun Cirebon. Fitriyah, Amin Dampak Limbah Cair Pabrik Gula Dan Pabrik Spritus (Pgps) Madukismo Terhadap Produktivitas Padi Di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu 8

9 Sosial UNY. Monografi Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon Tahun Cirebon. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Pasal 8 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Jakarta. Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi. 9

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (61 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI BATU ALAM TERHADAP KUALITAS AIR IRIGASI DI KECAMATAN

Lebih terperinci

DOKUMENTASI. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani

DOKUMENTASI. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani DOKUMENTASI Wawancara dengan petani Wawancara dengan petani Wawancara dengan petani Wawancara dengan petani DOKUMENTASI Lahan pertanian yang teraliri limbah spritus PGPS Madukismo Lahan yang Tidak teraliri

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan kualitas air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan kualitas air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perbedaan kualitas air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan kualitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN PASIR DI DESA PEGIRINGAN KECAMATAN BANTARBOLANG

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATUBARA Ivan Liharma Sinaga 1*, Jamilah 2, Mukhlis 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 6 (2) (2017) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI NON SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERLANJUTAN

Lebih terperinci

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.  ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5 Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5 Muhammad Nasrun Eko Wibowo, Eva Banuwati & Moch. Arifien Jurusan

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR PENDUDUK AKIBAT PENURUNAN MUKA AIR SUMUR DI DESA BANJARANYAR

Lebih terperinci

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS Daud Satria Putra, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan air permukaan dalam hal ini air sungai untuk irigasi merupakan salah satu diantara berbagai alternatif pemanfaatan air. Dengan penggunaan dan kualitas air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak

Lebih terperinci

Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat

Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 1 April 12: 21 Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat Condition of groundwater for irrigation in West Sumbawa Regency Bethy C. Matahelumual

Lebih terperinci

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan Oleh Nur Majid Nafiadi NIM :

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BENCANA ABRASI DENGAN PENANGGULANGANNYA DI DESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Hipotesis... 2

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Hipotesis... 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix Intisari... x Abstract... xi I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan pertanian di era reformasi menempatkan petani sebagai subjek dalam rangka mencapai tujuan nasional. Tujuan pembangunan pertanian adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Doso Sarwanto 1) dan Eko Hendarto 2) ABSTRAK Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.

Lebih terperinci

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography. Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PENGETAHUAN WARGA KAMPUS DI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Lebih terperinci

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S- Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL 59 PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL The Effect of Liquid Waste on The Content of Cu. Zn, Cn,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

Udayana, Denpasar. Alamat   (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 8,No. 2, Oktober 2017 ISSN: 2086-3861 E-ISSN: 2503-2283 KAJIAN KUALITAS AIR DAN PENILAIAN KESESUAIAN TAMBAK DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN : Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1 KESIMPULAN 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian. - Kedalaman airtanah pada daerah penelitian berkisar antara 0-7 m dari permukaan. - Elevasi muka airtanah pada daerah

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (5) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (2) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage DAMPAK PERKEMBANGAN INDUSTRI PERKAYUAN TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN

Lebih terperinci

RAPAEL BANJARNAHOR /ILMU TANAH

RAPAEL BANJARNAHOR /ILMU TANAH EVALUASI BASA-BASA TUKAR DAN KAPASITAS TUKAR KATION TANAH YANG DIAPLIKASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT SMART KEBUN PADANG HALABAN KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA SKRIPSI OLEH: RAPAEL BANJARNAHOR

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR WARGA DI KECAMATAN TEMBALANG

Lebih terperinci

Valuasi Ekonomi Limbah Cair Industri Gula dan Spiritus Di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY

Valuasi Ekonomi Limbah Cair Industri Gula dan Spiritus Di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Volume 8, Nomor 1, Januari 2016 Hal. 21-35 Valuasi Ekonomi Limbah Cair Industri Gula dan Spiritus Di Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR/FOTO... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1

Lebih terperinci

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin Tantowi Eko Prayogi Faizal Abdillah Janner Rahmat Nababan Enda Mora

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 ROWOKELE

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37 ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J F P F I http://journal.unnes.ac.id MONITORING DAERAH RESAPAN AIR DENGAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS KELURAHAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI, KOTA SEMARANG N. Millah*, Khumaedi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

KUALITAS AIR IRIGASI PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

KUALITAS AIR IRIGASI PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR KUALITAS AIR IRIGASI PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Sari Mukti Rohmawati 1), Sutarno 2), Mujiyo 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 7 (2) (2018) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage Pemetaan Risiko Bencana Longsor Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di Kecamatan Tembalang

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN

Lebih terperinci

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI MENGGUNAKAN TEKNIKPENGINDERAAN JAUH DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA PANGAN Ahmad Yazidun

Lebih terperinci

KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI DTA RAWA PENING

KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI DTA RAWA PENING KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI DTA RAWA PENING Alvian Febry Anggana dan Ugro Hari Murtiono Peneliti Pertama pada Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Kemen

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, pencemaran tadi tidak hanya berasal

Lebih terperinci

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU ISSN 2085-0050 ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU Subardi Bali, Abu Hanifah Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau e-mail:

Lebih terperinci

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities. Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities Dedy Muharwin Lubis, Nur El Fajri 2, Eni Sumiarsih 2 Email : dedymuh_lubis@yahoo.com This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KONDISI KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KEBISINGAN DI SEKITAR PABRIK ROKOK DI KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KESESUAIAN LAHAN UNTUK TEMPAT PERKEMAHAN DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Ali Mahmudi, Erni Suharini, Sriyono

Lebih terperinci

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang Bethy Carolina Matahelumual Pusat Lingkungan Geologi, Jln. Diponegoro No.

Lebih terperinci

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan oleh aktivitas manusia dan dipicu

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi 1.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Desa Talumopatu merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Mootilango, kabupaten Gorontalo mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri

Lebih terperinci

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 KAJIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH BANDUNG-SOREANG TAHUN 2007-2009 (STUDY ON

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH Geo Image 1 (1) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH Siti Masitoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya airtanah terbentuk akibat adanya proses siklus hidrologi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya airtanah terbentuk akibat adanya proses siklus hidrologi Genesa Komplek Mata Air Pablengan di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah BAB I BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumber daya airtanah terbentuk akibat adanya

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAJAH

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

Kualitas air untuk pertanian: : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah

Kualitas air untuk pertanian: : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah KUALITAS AIR Kualitas air untuk pertanian: Irigasi : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah memasuki areal pertanian, kualitas

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo KETERKAITAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PERUMAHAN MURIA INDAH DI

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Penelitian geokimia airtanah merupakan salah satu penelitian yang penting untuk dilakukan, karena dari penelitian ini dapat diketahui kualitas airtanah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK ) ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON 4.1 Tinjauan Umum Pada metoda geokimia, data yang digunakan untuk mengetahui potensi panasbumi suatu daerah adalah data kimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi STUDI PENCEMARAN AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CODE, YOGYAKARTA GUNA MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI AIRTANAH PASCA ERUPSI MERAPI 2010 T. Listyani R.A. 1) dan A. Isjudarto 2) 1) Jurusan Teknik Geologi STTNAS

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK (The Effect of Industry Waste in Josroyo, Karanganyar to Copper Concentration in

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN

KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN Muhammad Rifqi G. I muhammad.rifqi.g.i@mail.ugm.ac.id Sudarmadji sudarmadji@geo.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang keberadaannya sangat

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography. Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo ORIENTASI LAPANGAN KERJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK ANGKATAN KERJA DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK NITRAT PADA AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG

IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK NITRAT PADA AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK NITRAT PADA AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG Kanti Ratnaningrum 1, Merry Tiyas Anggraini 1, Hera Vinandika Purwagumilar 1, Pudjiati Syarif 2 1)

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo EFEKTIFITAS BONUS UPAH KERJA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA INDUSTRI GENTENG DI DESA

Lebih terperinci

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography. Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KLH (KETERAMPILAN LINGKUNGAN HIDUP) TERHADAP PARTISIPASI PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Ramliyus 1) ; Hendrik 2) ; Ridar Hendri 2) Gmail: ABSTRACT

Ramliyus 1) ; Hendrik 2) ; Ridar Hendri 2) Gmail: ABSTRACT IMPACT OF ILLEGAL GOLD MINING ( PETI ) TOWARD ENTERPRISES OF FISH FARMING IN PONDS IN THE SAWAH VILLAGE KUANTAN TENGAH DISTRICT, KUANTAN SINGINGI REGENCY RIAU PROVINCE Ramliyus 1) ; Hendrik 2) ; Ridar

Lebih terperinci