BAB III. INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: Penerapan Instrumen. Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai di Kantor BNN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: Penerapan Instrumen. Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai di Kantor BNN."

Transkripsi

1 BAB III INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: Penerapan Instrumen Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai di Kantor BNN Kabupaten Ciamis Kinerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang saat ini sudah disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini tengah menjadi sorotan di kalangan masyarakat, karena seringkali diberitakan bahwa pada saat jam kerja banyak Aparatur Sipil Negara terdapat di pusat pusat keramaian, hal tersebut tentu menjadi tanda tanya bagi masyarakat mengenai bagaimana kinerja Aparatur Sipil Negara tersebut, disamping itu kinerja para Aparatur Sipil Negara disoroti juga dalam hal outputnya, Karena masih menjadi tanda tanya bahwa masyarakat mengharapkan output yang besar dampaknya bagi kehidupan masyarakat itu sendiri, sehingga dalam hal tersebut penilaian kinerja lah yang berperan dalam memonitor bagaimana Aparatur Sipil Negara itu bekerja, dan dari situ dapat diketahui prestasi daripada kinerja Aparatur Sipil Negara tersebut. Maka dari itu dalam bab ini akan dibahas mengenai Inovasi Penilaian Kinerja yang dilakukan oleh kantor BNN Kabupaten Ciamis. A. Inovasi Penilaian Kinerja Pegawai Dalam rangka pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan oleh Kantor BNN Kabupaten Ciamis, tentunya memerlukan kinerja yang baik dalam mencapai tujuan tersebut, dan kinerja dari para pegawai di kantor BNN Kabupaten Ciamis harus memiliki standar sesuai dengan peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan yang menjadi panduan dalam penilaian kinerja adalah Peraturan 55

2 56 Pemerintah No. 46 tahun 2011 yang dimana peraturan tersebut merupakan peraturan yang terbaru dan lebih relevan di terapkan di lingkungan birokrasi di Indonesia. Peraturan pemerintah tersebut merupakan peraturan yang lebih baru karena peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1979 dianggap sudah kurang relevan dengan lingkuan birokrasi yang ada di Indonesia. Sebagai instansi vertikal BNN Kabupaten Ciamis yang merupakan turunan dari BNN Provinsi Jawa Barat dan juga Badan Narkotika Nasional Indonesia. BNN Kabupaten Ciamis memiliki struktur organisasi yang ramping, maka dalam hal itu penilaian kinerja diprediksi akan lebih mudah dilakukan, sehingga hal tersebut akan menjadi bahasan dalam Bab ini. Inovasi yang dilakukan dalam penilaian kinerja di kantor BNN Kabupaten Ciamis merupakan inovasi yang serentak dilakukan di lingkungan birokrasi di Indonesia, karena hal tersebut merupakan keluaran dari Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011, yang dimana penilaian yang dilakukan terhadap kinerja pegawai dengan menggunakan indikator SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai), dan didalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai) terdapat beberapa aspek didalamnya untuk menilai bagaimana kinerja dari pegawai BNN Kabupaten Ciamis tersebut. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai inovasi terbaru karena dalam peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1979, penilaian kinerja pegawai dilakukan dengan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai), di dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai) menurut penulis penilaian yang dilakukan dirasa kurang memiliki point, apabila dibandingkan dengan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai), yang dimana indikator penilaian kinerja yang

3 57 terdapat di dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai) adalah sebagai berikut: 1. Kesetiaan (Ketaatan dan pengabdian terhadap Instansi). 2. Prestasi kerja (prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya). 3. Tanggung jawab (kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Dan berani memikul resiko terhadap keputusan yang diambilnya dan tindakan yang dilakukannya). 4. Ketaatan (menaati tata tertib perusahaan). 5. Kejujuran (Jujur dalam menjalankan tugas). 6. Kerja sama (mampu bekerja sama dengan orang lain dalam menjalankan tugas). 7. Prakarsa (kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan atau suatu tindakan). 8. Kepemimpinan (kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk pelaksanaan tugas pokok).

4 58 Gambar 3.1 Contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar diatas merupakan halaman pertama yang tercantum pada daftar penialaian kinerja yang terdahulu, yaitu Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai (DP3). Pada bagian tersebut tidak terlalu banyak perbedaan dengan lembar penilaian SKP dan PKP, didalamnya terdapat data mengenai pegawai yang dinilai, pejabat penilai, dan atasan pejabat penilai.

5 59 Gambar 3.2 Contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar diatas merupakan, halaman lanjutan dari halaman pertama yang terdapat dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai (DP3), dalam gambar diatas terapat kolom penilaian yang dilakukan oleh atasan kepada pegawai yang dinilai, didalamnya terdapat beberapa unsur, yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Kemudian pada bagian selanjutnya terdapat bagian keberatan dari pegawai negeri sipil yang

6 60 dinilai, hal tersebut disediakan apabila pegawai bersangkutan yang dinilai memiliki keberatan atas nilai yang diberikan oleh atasan, sehingga pegawai yang bersangkutan dapat memberikan keterangan keberatan apabila nilai yang didapatkan tidak sesuai, dan selanjutnya diberi pertimbangan oleh pejabat penilai. Gambar 3.3 Contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Pada gambar selanjutnya, merupakan lembaran selanjutnya yang terdapat dalam daftar penilaian pelaksanaan pegawai (DP3) pada lembar ini terdapat dua kolom dengan nomor urut 6, dan 7, dalam bagian no. 6 pejabat penilai menanggapi tentang keberatan yang telah disampaikan oleh pejabat penilai. Selanjutnya, pada

7 61 bagian no. 7 pejabat penilai memberikan keputusan atas keberatan yang telah diajukan oleh pegawai yang bersangkutan, apakah keberatan yang telah disampaikan menghasilkan hasil positif atau negative bagi pegawai yang bersangkutan. Gambar 3.4 Contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar selanjutnya merupakan halaman terakhir dalam lembar penilaian daftar penilaian pelaksanaan pegawai, yang didalamnya terdapat kolom lain lain dan kolom tanda tangan atas telah dilaksanakan pekerjaan dari pegawai yang

8 62 bersangkutan, dan ditanda tangani oleh Pejabat penilai, pegawai yang dinilai, dan atasan pejabat penilai. Menurut point point diatas dan hasil temuan penelitian, hal tersebut, terlalu subyektif dalam melakukan perannya sebagai penilai kinerja pegawai, terlebih sifat daripada hasil penilaian yang telah dilakukan adalah rahasia dan disampaikan kepada atasan pejabat penilai. Di dalam DP3 tersebut hanya terdapat penilaian mengenai perilaku pegawai saja, apabila di bandingkan dengan SKP dan PKP, maka perbedaannya sangatlah jauh, di dalam SKP sendiri terdapat beberapa rincian pekerjaan yang menjadi titik penilaian untuk seorang pegawai, sehingga dari SKP sendiri dapat dilihat apakah pegawai tersebut telah bekerja dengan memenuhi target atau belum, dan apakah telah sesuai dengan tugas jabatannya masing masing. Kemudian mengenai penilaian perilaku pegawai, dilakukan dengan PKP, di dalam PKP sendiri terdapat point penilaian untuk perilaku pegawai sehingga perilaku pegawai pun dapat tetap terawasi. Pendapat mengenai DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai) yang dinilai subyektif juga dikemukakan oleh Ibu Hj. Ida Kaidah sebagai Sub Bagian Umum BNN Kabupaten Ciamis menurut beliau: Iya, memang kalo DP3 terlalu subjektif bisa dibuat sendiri sekemauannya, juga disini yang menentukan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat ini ditentukan nilai-nilai disini batasannya misalkan kalo 76 itu nilai paling terendah minimal di SKP. Di DP3 pun sama 76 terndahnya. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak. Drs. Dedy Mudyana M, Si, selaku Kepala BNN Kab. Ciamis: Kalau DP3 itu masih secara universal tidak dapat diukur, sementara untuk SKP masing masing pegawai mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan selama satu tahun anggaran, Karena ketika salah seorang staff maupun

9 63 pimpinan dapat terlihat capaian kinerjanya (Hasil Wawancara Tanggal 20 Maret 2017) Dalam inovasi penilaian kinerja pegawai ini yang menjadi tolak ukur efektivitas seorang pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan adalah SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai) sehingga terdapat aspek di dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai). Di kantor BNN Kabupaten Ciamis, terdapat inovasi dalam melakukan pengisian SKP, inovasi tersebut dengan menggunakan software dalam pengisian SKP, hal tersebut ditujukan untuk menunjang kompatibilitas SKP, tentunya dengan menjalankan hal tersebut, pengisian SKP dapat lebih akurat dan menghemat waktu. Dalam pengisian SKP tersebut digunakan software Microsoft Excel, Karena di dalam SKP terdapat angka-angka, sehingga pengolahan angka tersebut akan lebih efisien apabila dilakukan dengan Microsoft Excel, dalam Microsoft Excel itu sendiri telah dimasukan rumus rumus untuk penghitungan SKP, sehingga dalam praktiknya hanya tinggal memasukan angka dengan memadukan rumus yang telah ditetapkan di dalam software tersebut. Dengan penggunaan software diatas tentunya menjadikan keuntungan tersendiri bagi pihak BNN Kabupaten Ciamis, baik dalam keakuratan data, maupun waktu yang diperlukan dalam penghitungan, sedangkan apabila menggunakan cara hitung manual, hal tersebut tidak memungkinkan akan terjadinya salah hitung yang dilakukan oleh pegawai.

10 64 Dari keseluruhan inovasi dalam penilaian kinerja yang telah dilakukan di kantor BNN kabupaten Ciamis sebagian besar telah sesuai dengan teori Inovasi yang dikemukakan oleh Evert Rogers diantaranya adalah: 1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif Dari inovasi yang telah dilakukan inovasi penilaian kinerja yang inovasi yang terbaru diyakini lebih memiliki keuntungan dalam penilaian kinerja yang sebelumnya yaitu DP3, dalam Inovasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kinerja Pegawai (PKP), menurut Kepala BNN Kabupaten Ciamis penilaian SKP dan PKP lebih terukur dibandingkan DP3 karena di dalam SKP dan PKP terdapat rincian pekerjaan yang akan dilakukan oleh setiap pegawai, sehingga hal tersebut dapat memudahkan dalam memonitor kinerja para pegawai, disamping itu apabila dibandingkan dengan DP3, SKP dan PKP dinilai lebih obyektif dalam hal penilaian kinerja pegawai, sehingga dengan menggunakan SKP dan PKP memiliki keuntungan di dalam penilaian dan dalam monitoring kinerja pegawai. Keuntungan lainnya yang didapat oleh BNN Kabupaten Ciamis adalah dalam hal pengisian data SKP, hal tersebut ditunjang oleh software yang sudah disesuaikan untuk penghitungan data data SKP pegawai, sehingga keuntungan yang didapat dapat berupa efisiensi waktu, dan akurasi data yang akan dimasukan kedalam SKP, Karena di kantor BNN itu sendiri menggunakan software Microsoft Excel dalam pengolahan angka angka yang terdapat pada SKP pegawai. 2. Compability atau Kesesuaian Penilaian berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kinerja Pegawai (PKP) dirasa telah sesuai dengan tujuan dibentuknya inovasi tersebut, dan inovasi tersebut juga telah sesuai dengan apa yang dilaksanakan di lapangan Karena

11 65 dengan adanya Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku kinerja Pegawai (PKP) pegawai dapat terfokus kepada pekerjaannya masing masing, sehingga keseluruhan pegawai dapat lebih terarahkan dalam hal pekerjaannya. Sebagaimana diungkapkan bapak Drs. Dedy Mudyana M.Si selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis: Pada prinsipnya penggunaan SKP dan PKP telah sesuai dengan apa yang diharapkan Karena para pegawai telah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan selama satu tahun (Hasil wawancara pada tanggal 23 Januari 2017) Senada dengan apa yang diungkapkan oleh kepala BNN Kabupaten Ciamis, Ibu Hj. Ida Kaidah selaku Kepala Sub Bagian Umum mengungkapkan : Ya kalau dibandingkan DP3 memang kalau efektif lebih efektif ini, secara penialaian yang sebenarnya memang ini yang bagus dengan cara SKP ini. Kalo secara DP3 bisa dibuat fiktif misalkan atasan dan bawahan ada rasa tidak senang dengan orang ini sebut saja si A nilai diberi kecil kalau tidak senang. Kalau kita senang dengan orang ini dari sisi DP3 bisalah diberi nilai baik misalnya sangat memuaskan kalo untuk DP3 itu. Nah kalau SKP ini sesuai dengan target yang dicapainya. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Selain itu, inovasi yang telah digunakan dalam hal penghitungan SKP yang digunakan oleh kantor BNN Kabupaten Ciamis dengan menggunakan software sebagai media penghitungan data, telah sesuai dengan keadaan yang terdapat di kantor BNN Kabupaten Ciamis, Karena hal tersebut dapat mengefektifkan waktu yang dapat digunakan untuk membuat SKP, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk membuat suatu SKP, Sebagaimana diungkapkan oleh ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala Sub Bagian Umum BNN Kab. Ciamis: Untuk pengisian SKP disini sudah menggunakan aplikasi di komputer jadi tidak perlu susah susah menghitung sendiri, Karena rumusnya sudah dimasukkan dalam aplikasi itu. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Dari hasil temuan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan SKP dan PKP dengan ditambahkan inovasi dalam penilaian SKP menggunakan perangkat lunak

12 66 komputer di kantor BNN Kabupaten Ciamis telah sesuai dengan tujuan dari dilakukannya inovasi tersebut, disamping itu BNN Kabupaten Ciamis sendiri membuat 2 lapis SKP dan PKP, Karena dokumen tersebut harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah dan BNN Provinsi Jawa Barat. 3. Complexity atau Kerumitan Dibandingkan dengan metode penilaian kinerja sebelumnya yaitu DP3 SKP dan PKP jelas lebih rumit adanya, Karena di dalam SKP dan PKP terdapat banyak hal yang lebih mendetail dalam penilaiannya, hal tersebut kemudian dapat memacu ke arah mana pegawai akan lebih terfokus, Karena di dalam SKP terdapat rincian pekerjaan bagi para pegawai, maka inilah yang akan dikatakan sebagai inovasi, dimana perubahan yang dilakukan daripada metode sebelumnya lebih dapat dilihat dengan mudah, hal tersebut juga diungkapkan oleh bapak Drs. Dedy Mudyana M.Si selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis sebagai berikut: Jelas penilaian SKP lebih rumit daripada DP3 karena di dalam SKP tersebut terdapat berbagai macam rincian pekerjaan, tetapi hal tersebut berdampak positif, Karena pegawai bisa mengetahui pekerjaan yang akan dilakkukannya selama satu tahun (Wawancara pada tanggal 23 Januari 2017) Mengenai kompleksitas ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala Sub Bagian Umum juga mengungkapkan : Karena SKP disesuaikan dengan pencapaian target yang ditargetkan pada tahun yang akan datang. Seperti di tahun 2016 kegiatan ini tercapai atau tidak, misalkan untuk pelayanan perkantoran, terealisasi tidak nanti otomatis itu ada nilainya nah dari sini nanti pelayanan. Seperti ini kan SKP nya Bapak Heri contohnya, mempelajari jenis komposisi surat, gambaran umum. Misalkan 40 kegiatan sesuai dengan kegiatan yang ada di bidangnya, kualitas mutunya 100% dalam waktu 12 bulan, disini karena mungkin tidak tercapai jadi nilainya kecil presentasinya juga jadi kecil (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017)

13 67 Sehingga berdasarkan hasil temuan dari wawancara diatas penilaian SKP dan PKP memang lebih kompleks adanya, Karena didalamnya terdapat aspek yang lebih banyak dalam hal penilaian kinerja pegawai, maka SKP dan PKP dapat disimpulkan lebih rumit daripada sistem penilaian kinerja yang dilakukan sebelumnya. 4. Triability atau Kemungkinan Diterapkan Inovasi penilaian kinerja dengan menggunakan SKP dan PKP memang sudah diterapkan di dalam penilaian kinerja yang dilakukan oleh kantor BNN Kabupaten Ciamis, bahkan penilaian kinerja berbasis SKP dan PKP tersebut sudah diterapkan di seluruh instansi di Indonesia selama beberapa tahun kebelakang, Karena hal tersebut merupakan peraturan resmi dari pemerintah pusat yang mengharuskan merubah sistem penilaian kinerja pegawai dari DP3 menjadi SKP dan PKP sehingga hal tersebut memang sudah diterapkan dan menjadi inovasi dalam hal penilaian kinerja di seluruh Instansi yang ada di Indonesia. 5. Observability atau Kemudahan Diamati Penilaian berbasis SKP dan PKP pada dasarnya lebih mudah untuk diamati, Karena dari situlah terdapat bagaimana performa pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya hal tersebut dapat diamati dari target yang telah di cantumkan sebelumnya dalam penyusunan SKP dengan Realisasi yang telah dicapai oleh pegawai tersebut dalam hal penilaian kinerja yang telah dilakukan, selain itu dalam hal PKP, pejabat penilai dapat melihat perilaku kinerja pegawai sehari hari untuk dapat dituangkan kedalam nilai di dalam PKP, sehingga seluruh hal diatas dapat menjadi kemudahan untuk diamati.

14 68 Dalam hal kemudahan diamati dengan menggunakan penilaian SKP Bapak Drs. Dedy Mudyana M,si. Juga mengungkapkan: SKP lebih mudah diamati, Karena ada atasan langsung yang memantau, jadi masing masing pelaksana, atau unsur staff, atau strukturalnya merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang diberikan kepada pegawai. (Hasil Wawancara 20 Maret 2017) Sehingga dari keseluruhan teori di atas, berdasarkan hasil pengamatan, penilaian kinerja berbasis Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kinerja Pegawai (PKP) merupakan inovasi yang telah di bentuk oleh pemerintah pusat untuk dapat memperbaiki sistem penilaian kinerja yang telah dibentuk sebelumnya, yaitu DP3, dari keseluruhan syarat sebagai sesuatu hal yang dapat disebut sebagai inovasi, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kinerja Pegawai (PKP) telah dapat dikatakan sebagai inovasi, Karena Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kinerja Pegawai (PKP) telah memenuhi syarat sebagai inovasi, sebagaimana dikemukakan oleh Everett Rogers bahwa inovasi memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi agar sesuatu tersebut dapat dikatakan sebagai inovasi. B. Jenis Inovasi Penilaian Kinerja Pegawai 1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Sasaran kerja pegawai adalah Sasaran Kerja Pegawai yang ada dalam salah satu unsur di dalam Penilaian Prestasi Kerja ASN yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.(BKN, 2017). Sasaran Kinerja Pegawai tersebut memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. Setiap ASN wajib menyusun SKP berdasarkan rencana kerja tahunan instansi.

15 69 Sasaran kerja pegawai yang telah disusun oleh pegawai dalam instansi yang bersangkutan harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai. Apabila sasaran kerja pegawai yang telah disusun tersebut tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final. Penilaian Sasaran Kerja tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target. Di dalam Sasaran Kerja pegawai terdapat beberapa aspek yang menjadi dasar untuk penilaian pegawai di suatu instansi, aspek yang dinilai dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) meliputi: 1. Kuantitas Dalam menentukan target kuantitas/output (TO) dapat berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, laporan dan sebagainya. 2. Kualitas Dalam menetapkan target kualitas (TK) harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, dalam hal ini nilai yang diberikan adalah 100 dengan sebutan Sangat Baik, misalnya target kualitas harus Waktu Dalam menetapkan target waktu (TW) harus memperhitungkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya satu bulan, triwulan, caturwulan, semester, 1 (satu) tahun dan lain-lain. 4. Biaya Dalam menetapkan target biaya (TB) harus memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam 1 (satu) tahun, misalnya jutaan, ratusan juta, milyaran dan lain-lain.

16 70 Di dalam SKP seorang pegawai terdapat aspek Kuantitas yang diisi oleh pegawai itu sendiri. Cara menentukan target kuantitas dalam pekerjaan yang tidak bisa diprediksi atau autputnya dariorang lain adalah dengan cara mempertimbangkan jumlah output yang masuk pada tahun-tahun sebelumnya. Kemudian munculah aspek kualitas yang menjadi tolak ukur bagaimana pekerjaan pegawai bersangkutan dilakukan. Cara menilai aspek kualitas dalam suatu pekerjaan /kegiatan adalah dengan mengacu pada parameter yang ada pada Peraturan Kepala BKN Noor 1 Tahun 2013 pada halaman 20.(BKN, 2017) Kemudian di dalam Sasaran Kerja Pegawai apabila pegawai tersebut melakukan tugas tambahan Kegiatan tugas tambahan yang dilakukan selama 1 (satu) tahun tersebut dapat dituangkan ke dalam formulir keterangan melaksanakan tugas tambahan yang ada pada Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013 halaman 84, sedangkan nilainya langsung dituangkan dalam penyusunan SKP pada akhir tahun dalam kolom nilai tugas tambahan. Gambar 3.5 Mekanisme Penilaian Kinerja Sumber:

17 71 Dari gambar diatas, dabat dilihat mengenai proses dari mekanisme penilaian kinerja yang diawali oleh pegawai itu sendiri, yang artinya dalam hal tersebut pegawai menyusun sendiri mengenai dokumen SKP tersebut dengan mengisi formulir yang telah disediakan, dengan didalamnya terdapat mengenai Uraian Pekerjaan dan Rencana Kerja dari Organisasi itu sendiri, yang selanjutnya dokumen yang telah disusun oleh pegawai tersebut diajukan kepada atasan pegawai untuk disetujui, kemudiaan selanjutnya setelah disetujui oleh atasan, pegawai yang bersangkutan melaksanakan pekerjaan yang telah disusun dan disetujui oleh atasan serta dipantau atau di monitor oleh atasan itu sendiri, dan dalam rangka melaksanakan pekerjaannya dalam menilai prestasi kerjanya digunakanlah SKP dengan memakai empat aspek, yaitu, Kuantitas, Kualitas, Waktu, dan Biaya, setelah mengukurnya dengan menggunakan SKP kinerja dari pegawai yang bersangkutan dapat dinilai oleh atasannya sendiri, apakah kinerja pegawai tersebut sudah sesuai dengan target yang telah disusun, kemudian dalam pengukuran perilaku kerja, atau sering disebut PKP, hal tersebut langsung diberikan dari atasan atau pejabat penilai kepada pegawai yang bersangkutan, lalu pada tahap akhir dapat dilihat bagaimana kinerja pegawai yang bersangkutan tersebut apakah sudah sesuai dengan target atau belum.

18 72 Gambar 3.6 Proses Penyusunan SKP ASN Sumber: Dalam proses penyusunan SKP seorang Aparatur Sipil Negara harus mengisi deskripsi tugas jabatannya pada formulir SKP kemudian formulir SKP yang telah disusun dan ditandatangani oleh pegawai yang dinilai diajukan kepada atasan langsung (Pejabat Penilai), dan oleh pejabat penilai akan disepakati mengenai Kegiatan Tugas Jabatan, Angka Kredit, dan Target yang meliputi Aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya. Apabila belum disetujui oleh atasan langsung atau pejabat penilai, maka sasaran kinerja pegawai dikembalikan kepada pegawai yang akan dinilai dengan perbaikan yang telah ditentukan oleh pejabat penilai, apabila telah disetujui maka akan ditandatangani oleh pejabat penilai. Kesepakatan daripada penyusunan SKP sendiri mengacu kepada renstra/renja yang telah disusun oleh atasan pejabat penilai.

19 73 Perbedaan antara DP3 dengan SKP adalah apabila DP3 yang dinilai lebih pada perilaku kerja ASN yang bersangkutan, sedangkan SKP lebih pada capaian kinerja ASN yang bersangkutan dalam setiap targetnya. Aspek biaya yang dimaksud di dalam aspek Sasaran Kinerja Pegawai hanya dapat digunakan oleh KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dalam hal ini yang bertindak selaku KPA di kantor BNN Kabupaten Ciamis adalahh Kepala BNN Kab. Ciamis hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Hj. Ida Kaidah selaku Kepala Sub Bagian Umum BNN Kabupaten Ciamis : Oh iya nah untuk biaya itu dikenakannya bagi KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) nah seperti bapak kepala. Untuk biaya ada kan KPA meliputi anggaran Satuan Kerja BNNK Ciamis berapa nih anggrannya DIPA untuk satu tahun, nah ini dimunculkan disini untuk pertama ini seperti Zaki ya bisa untuk dicontohkan yang ada biaya hanya untuk KPA aja. Contohnya bapak kepala badan ini kan di BBNK Ciamis ini eselon 3, jadi KPA nya turunannya kebawah ada kasubag dan para kasi. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Sehingga dapat dikatakan bahwa inovasi penilaian kinerja yang dilakukan oleh kantor BNN Kabupaten Ciamis adalah SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai) serta Penilaian SKP dengan menggunakan perangkat lunak komputer, hal tersebut sebagaimana di benarkan oleh Ibu Hj. Ida Kaidah sebagai Kepala Sub Bagian Umum kantor BNN Kabupaten Ciamis sebagai berikut: Iya jenis inovasinya SKP dan PKP, nanti setelah membuat SKP ada sasaran kerja selama satu tahun tercapai tidak realisasinya. Kemudian akhir tahun baru kemudian menyusun lagi awal tahun. Setelah ada SKP per-tahun di akhir tahun ada pencapaiannya sasarannya berapa nilai outputnya misalkan kualitas mutunya waktu yang dibutuhkan memenuhi tidak dari hasil SKP tersebut. Nanti penilaiannya muncul dibeberapa indikator seperti perilaku kerja misalkan nanti perilaku kerja ini termasuk ada beberapa orientasi pelayanan seperti integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, kepemimpinan

20 74 bagi yang punya eselon. Kalau misal untuk pelaksana disini tidak ada nilai kepemimpinan. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Inovasi penilaian SKP dengan menggunakan perangkat lunak komputer juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M,Si. Selaku Kepala BNN Kabupaten Ciamis: Di kantor BNN Kab. Ciamis ini pengolahan data dari nilai nilai SKP sudah memakai aplikasi di komputer, nanti ada juga orang yang mengolah data itu (Hasil wawancara tanggal 23 Januari 2017) Dalam menentukan efektivitas SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kerja Pegawai) dalam suatu kinerja pegawai tentunya harus dengan melalui perhitungan, hal tersebut dilakukan untuk dapat melihat apakah kinerja seorang pegawai tersebut baik atau belum baik, perhitungan yang dilakukan untuk menentukan jumlah SKP (Sasaran Kerja Pegawai) ditentukan melalui empat aspek, yaitu aspek kuantitas, aspek kualitas, aspek waktu, dan aspek biaya sehingga menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Aspek Kuantitas = 2. Aspek Kualitas = ( ) ( ) 100 ( ) ( ) 100

21 75 Lalu, untuk menentukan apakah output telah sesuai dengan apa yang diharapkan maka dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut Kriteria Keterangan Nilai Hasil kerja sempurna, dan pelayanan di atas tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, standar yang ditentukan dan lain-lain Hasil kerja mempunyai I (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain. 50 ke Bawah Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain. Tabel 3.1 Klasifikasi Penilaian SKP Sumber: Perka BKN No. 1 Tahun 2013

22 76 3. Aspek Waktu a) Apabila kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = 1,76 ( ) ( ) ( ) b) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan 24 % (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik. Dalam hal tingkat efisiensi waktu 24% (kurang dari atau sama dengan 24 persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus : ( 24%) = 1,76 ( ) ( ) ( ) 100 c) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi 24% (lebih dari dua puluh empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk. Dalam hal tingkat efisiensi waktu 24%(lebih dari dua puluh empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus: ( 24%) 1,76 ( ) ( ) = ( )

23 77 d) Untuk menghitung persentase tingkat efisiensi waktu penghitungannya menggunakan rumus : ( ) = 100% ( ) 100% 4. Aspek Biaya a) Apabila kegiatan tidak dilakukan maka realisasi 0 (nol), maka perhitungannya menggunakan rumus: = 1,76 ( ) ( ) ( ) b) Untuk aspek biaya tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan 24% (Kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik. Dalam hal tingkat efisiensi biaya 24% kurang dari sama dengan 24 persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus: ( 24%) = 1,76 ( ) ( ) ( ) 100

24 78 c) Untuk aspek biaya tingkat efisiensi > 24% (lebih dari dua puluh empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk. Dalam hal tingkat efisiensi biaya >24 (lebih dari dua puluh empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus: ( > 24%) 1,76 ( ) ( ) = ( ) d) Untuk menghitung tingkat presentasi efisiensi biaya dari target biaya penghitungannya menggunakan rumus: ( ) = 100% 100 ( ) Kemudian, dari keseluruhan aspek yang telah dihitung maka akan ada hasil dari tiap tiap aspek tersebut, untuk mengetahui hasil capaian SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) tersebut dibutuhkan perhitungan final dengan rumus sebagai berikut: = h 4 h Yang dimaksud hasil perhitungan ke 4 aspek adalah dimana hasil dari aspek Kuantitas, Kualitas, Waktu, dan Biaya di jumlahkan, sehingga akan menghasilkan angka yang akan dimasukan ke dalam nilai capaian SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) sehingga dari sana akan menghasilkan hasil dari penilaian SKP (Sasaran Kinerja

25 79 Pegawai) yang dimana dari hasil tersebut akan terlihat apakah pegawai tersebut telah melakukan pekerjaannya dengan efektif atau belum. a) Inovasi dalam Penghitungan SKP di Kantor Badan Narkotika Nasional Kab. Ciamis Dalam rangka mengoptimalkan program penilaian kinerja, BNN Kabupaten Ciamis menggunakan terobosan yang telah dicanangkan oleh BKD pemerintah daerah Kabupaten Ciamis inovasi tersebut dilakukan di dalam prosedur penilaian SKP, terobosan tersebut menggunakan perangkat lunak atau software yang terdapat pada komputer. Perangkat lunak yang digunakan oleh BNN Kabupaten Ciamis adalah Microsoft Excel, produk keluaran perusahaan Microsoft, perangkat lunak tersebut biasa digunakan untuk mengolah angka, dengan fitur-fitur yang bisa untuk mencantumkan rumus di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kiki Rizki sebagai Pembantu Pegawai Pengelola Kepegawaian: Awalnya menggunakan excel tuh dari BKD, biar mempermudah, jadi kan cukup satu data yang diisi dia akan sinkron ke data yang lain gitu, rumusnya saya susun sendiri, nah rumusnya sudah dikasih dari BKD, BKD itu dari pusat (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Dalam pelaksanaan penilaian kinerja ini tentunya ada kelebihan dan kekurangannya, dalam hal ini yang terdapat dalam kelebihannya adalah data dapat mudah di sinkronisasikan, sementara, untuk kekurangannya tidak semua paham mengenai rumus rumus yang terdapat pada perangkat lunak, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Kiki Rizki sebagai Pembantu Pegawai Pengelola Kepegawaian: Jadi kalau misalnya kelebihannya pakai excel lebih sederhana, jadi kalau kita masukin satu data si data itu nanti langsung sinkron, nah itu hemat waktu, cuman kalau di kerumitannya tidak semua orang paham rumusnya,

26 80 nanti kan kalau salah ngehapus jumlahnya juga jadi gagal (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Penggunaan perangkat lunak dalam penilaian SKP ini dimaksudkan untuk mempercepat, dan mempermudah pegawai dalam pengisian SKP, maka dengan menggunakan perangkat lunak ini disamping membutuhkan waktu yang lebih sedikit, maka tingkat akurasi pun akan meningkat, Karena dengan menggunakan software ini pegawai hanya tinggal memasukkan angka yang telah di dapat dengan SKP yang bersangkutan dengan rumus yang telah diatur sebelumnya di dalam perangkat lunak tersebut. Hal tersebut juga dapat menghindari kesalahan penghitungan apabila penghitungan yang berkaitan dilakukan secara manual. 2. Perilaku Kerja Pegawai (PKP) Inovasi penilaian kinerja yang selanjutnya adalah Penilaian Perilaku Kerja Pegawai, penilaian tersebut dilakukan oleh atasan langsung dari pegawai yang bersangkutan, di dalam PKP terdapat beberapa aspek, yaitu: 1. Orientasi pelayanan Orientasi Pelayanan dalam hal ini adalah sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pihak yang dilayani dalam hal ini misalnya, masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/ atau instansi lain. Pada lembaga BNN Kab Ciamis orientasi dibagi menjadi dua, yaitu pelayanan kepada pegawai itu sendiri, dan selanjutnya pelayanan kepada masyarakat, BNN Kab. Ciamis Sendiri sudah biasa memberikan layanan kepada masyarakat, sebagai contoh misalnya menyampaikan sosialisasi, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan,

27 81 sehingga seorang individu yang bersangkutan dengan bidangnya akan merencanakan mengenai pelayanan kepada masyarakat, termasuk juga dengan biayanya, sehingga yang dinilai dalam aspek orientasi pelayanan ini dilihat dari sejauh mana capaian seorang individu dalam hal pelayanan yang dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai mana diungkapkan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M. Si, selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis : Kalau di BNN Pegawai memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk pelayanan internal atau untuk staff itu ada di sub bagian umum, ketika akan dilakukan pelayanan kepada masyarakat ada di seksi rehabilitasi, seksi pencegahan dan dayamas, dan seksi brantas. (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Sementara itu ibu Hj. Ida Kaidah Selaku kepala sub Bagian Umum mengungkapkan : Mungkin semua pejabat juga sama kalau dalam hal ini, bisa dilihat dengan bagaimana dia melaksanakan kinerja, ketercapaian pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan di kantor tersebut, mungkin dilihat dari sisi itu. Untuk pelayanannya dia optimal tidak, apakah tercapai atau tidak. Nah kalau di BNN Sosialisasi ke masyarakat juga masuk ke pelayanan, nah disitu dilihat tercapai enggak, target berapakali sosialisasinya. (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Di BNN Kab. Ciamis sendiri terdapat beberapa jenis pelayanan, seperti misalnya pelayanan terhadap rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba, sosialisasi pencegahan kepada masyarakat, dan lain sebagainya, untuk memenuhi nilai di dalam PKP khususnya di dalam aspek orientasi pelayanan seorang pegawai yang bersangkutan harus bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai targen pelayanan yang telah ditentukan selama satu tahun tersebut, maka apabila target tersebut tercapai, nilai di dalam aspek orientasi pelayanan pun akan maksimal.

28 82 2. Integritas Integritas adalah kemampuan seorang pegawai yang bersangkutan untuk bertindak sesuai dengan perencanaan, aturan, nilai, norma dan etika dalam Lembaga. Di lembaga BNN Kabupaten Ciamis seorang pegawai diharuskan memiliki tingkatan integritas yang cukup tinggi Karena seorang individu diharuskan bekerja secara maksimal, dalam hal ini penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai atau atasan langsung melihat bagaimana perilaku mengenai integritas daripada pegawai yang dinilai tersebut, penilaian tersebut dapat dilihat dengan bagaimana seorang pegawai yang bersangkutan tersebut menjalankan program semaksimal mungkin baik itu dalam internal ataupun eksternal dari lembaga yang berkaitan, sebagaimana dikatakan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M. Si, selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis : Si Individu harus bekerja semaksimal mungkin, setelah dia merencanakan kegiatan selama satu tahun, kira kiranya dia optimis supaya terintegrasi dengan program yang digulirkan, misalnya kebijakan tingkat pusat, ini ada program rehabilitasi bagi 100 ribu penyalah guna narkotika, nah terintegrasi dengan program pusat, nah bisa juga terintegrasi dengan lingkungan kerja nya sendiri, atau dengan lingkungan kerja eksternalnya ada pemerintah daerah Kab. Ciamis (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Integritas merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang pegawai, hal tersebut untuk menunjang prestasi kerja yang telah dikerjakan oleh pegawai yang bersangkutan, khususnya integritas dari individu tersebut kepada lembaga. 3. Komitmen Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan dari pegawai yang bersangkutan untuk mewujudkan tujuan

29 83 organisasi secara sungguh sungguh dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, atau golongan. Dalam hal komitmen, di BNN Kab. Ciamis sendiri, seorang pegawai dituntut untuk bekerja dengan komitmen yang tinggi, dalam hal ini pegawai yang bersangkutan harus berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku dalam menjalankan tugas sesuai dengan tupoksinya, seperti misalnya bebas dari Pungli atau pungutan liar, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M. Si, selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis : Komitmennya si individu itu melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya dengan mengacu kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku, nah berarti pegawai itu harus menaati aturan apakah Undang undang ASN atau yang lainnya, sehingga dia tidak melakukan pelanggaran disiplin, contohnya jika ada masyarakat yang meminta pelayanan dari kita, kemudian si pegawai itu memungut uang, nah itu sudah salah, padahal kita tidak ada pungutan uang. (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Sementara Ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala sub bagian umum BNN Kab. Ciamis mengungkapkan: Untuk komitmen itu mungkin bagaimana ketercapaian kualitas kinerja, kinerja yang telah ditargetkan, nah contohnya bagaimana komitmen antara atasan dengan bawahan begitu (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Untuk menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan kepada lembaga tentulah sangat diperlukan komitmen yang baik untuk menjalankan pekerjaan, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai sebagaimana mestinya, apabila setiap pegawai memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya maka birokrasi akan menjadi lebih baik. 4. Disiplin Disiplin adalah kesanggupan Pegawai yang bersangkutan untuk menjalankan aturan yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

30 84 atau peraturan dari lembaga itu sendiri, dan apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Di lembaga lembaga daerah sendiri aspek kedisiplinan telah menjadi sorotan dan terus diperbaiki hingga saat ini, khususnya di Kantor BNN Kab. Ciamis sendiri seluruh pegawai sangatlah dituntut untuk disiplin, dalam hal ini, untuk contoh kecil, pegawai harus datang dan pulang secara tepat waktu, hal tersebut merupakan salah satu contoh perilaku disiplin, Karena di BNN Kabupaten Ciamis sendiri sudah melakukan absensi dengan menggunakan fingerprint atau sidik jari, dan mau tidak mau hal ini telah mendorong pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja, sehingga penilaian dalam aspek disiplin ini dapat mudah untuk diamati oleh pejabat penilai atau atasan langsung, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M. Si, selaku kepala BNN Kabupaten Ciamis : Disiplinnya mereka melaksanakn tugas setiap hari, melakukan absensi fingerprint, ontime jam 08.00, telat 1 detik tuunjangannya akan dipotong sebesar 1,5%, dan kalo pulangnya lebih awal nanti ditambah 1,5% lagi jadi kalua telat datang dan pulang lebih awal nanti dipotong jadi 3% (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Jadi di BNN Kab. Ciamis, kedisiplinan seorang pegawai dapat di lihat dengan mudah, hal tersebut melalui absensi yang menggunakan fingerprint atau sidik jari yang dimana ada catatan bagaimana pegawai yang ada di kantor tersebut taat terhadap waktu kerja yang telah ditentukan, disamping itu, kedisiplinan juga tidak hanya meliputi mengenai jam masuk kerja saja, tetapi juga disiplin dalam melaksanakan pekerjaan. 5. Kerjasama Kerjasama adalah kemauan dan kemampuan seorang pegawai untuk bekerja sama dengan rekan kerja, atasan, bawahan dalam lingkungan kerjanya serta diluar

31 85 lingkungan kerja dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Dalam kesempatan wawancara, ibu Hj. Ida Kaidah Mengungkapkan: Kerja sama ini dilihat dari keberhasilan menjalankan program yang dilihat apakah itu individua tau kelompok, Karena itu merupakan tim, untuk pencapaian tujuan secara bersama sama, jadi nanti kerjasamanya bagaimana (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Penilaian dalam hal kerjasama dilakukan dalam pekerjaan yang dilakukan secara tim, jika di BNN Kab. Ciamis dapat dilihat dari cara kerjasama seorang pegawai di dalam penyampaian sosialisasi sebagai contoh. Disamping itu kerjasama di BNN Kab. Ciamis juga diperlukan dalam hal penangkapan para penyalahguna narkoba, sehingga dalam penilaiannya dapat dilihat apakah individu yang bersangkutan dapat bekerja baik secara tim atau tidak. 6. Kepemimpinan. Aspek Kepemimpinan dalam hal ini adalah kemampuan dan kemauan seorang pimpinan dalam suatu bidang maupun lembaga untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan orgarnsasi. Di lingkungan BNN Kabupaten Ciamis yang memiliki atasan langsung ada 5 orang, dan penilaiannya didasarkan kepada bagaimana pegawai tersebut memimpin bidang atau lembaganya yang penilainya merupakan pejabat penilai di dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis, dan Juga BNN Provinsi Jawa Barat, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Drs. Dedy Mudyana M,Si Sebagai Kepala BNN Kabupaten Ciamis:

32 86 Cara penilaian dari pegawai yang memiliki aspek kepemimpinan dapat dilihat dengan cara melihat tingkat kedisiplinan, tanggung jawab, inovasi, kreativitas, jujur, transparan, akuntabel, semua itu harus dipertanggung jawabkan. (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Dan Ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala sub bagian umum BNN Kab. Ciamis Mengungkapkan: Untuk kepemimpinann itu secara dilihat dari objektifitias dan subjektifitasnya itu seperti gimana, nah untuk aspek kepemimpinan ini semua yang memiliki eselon dinilai aspek kepemimpinannya, atau pejabat penilai, untuk staff tidak ada unsur kepemimpinannya, disini di BNN ada 5 pegawai yang memiliki aspek kepemimpinan (Wawancara pada tanggal 20 Maret 2017) Dalam aspek kepemimpinan, para pemimpin pada bidangnya masing masing, dinilai dengan atasannya lagi sehingga aspek kepemimpinan ini hanya ada pada pegawai yang sudah memiliki eselon atau sudah memimpin seksi atau bidang di lembaganya. Gambar 3.7 Penilaian Kinerja ASN Sumber:

33 87 Dalam hal penilaian kinerja pegawai, untuk menentukan pegawai tersebut telah bekerja dengan baik, hal tersebut dilihat dari SKP dan PKP dengan keseluruhan aspke didalamnya, pada SKP, yang dilihat adalah, Kegiatan Tugas Jabatan, beserta Target yang telah ditentukan oleh pegawai itu sendiri, diantaranya, Kuantitas, Kualitas, Waktu dan Biaya. Kemudian dari perilaku kerja, yang penilaiannya dilakukan oleh atasan langsung atau pejabat penilai, aspek didalamnya terdiri dari, Orientasi Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan Kepemimpinan, untuk hal kepemimpinan sendiri hanya dilakukan kepada pegawai yang sudah memimpin suatu bidang. Kemudian apabila kinerja dari pegawai yang telah dinilai itu baik, maka dapat mendorong kepada Pengankatan Jabatan, Kenaikan Pangkat, Tunjangan, Promosi, dan Diklat. Namun, apabila pegawai yang dinilai memiliki kinerja yang buruk, maka dampaknya aka nada Sanksi, dan Mutasi. Dari keseluruhan inovasi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa Inovasi penilaian Kinerja yang dilakukan di kantor BNN Kabupaten Ciamis yaitu penilaian kinerja dengan menggunakan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan PKP (Perilaku Kinerja Pegawai) dilakukan setahun sekali, hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011, sebagaimana diungkapkan oleh ibu Hj. Ida Kaidah sebagai Kepala Sub Bagian Umum di Kantor BNN Kabupaten Ciamis: Penilaian kinerja menggunakan SKP dan PKP itu dilakukan setiap tahun mas, diawali dengan tahun yang akan dijalankan itu membuat sasaran kinerja target untuk per satu tahun yang akan dilaksanakan. Awal tahun membuat sasaran kinerja target untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan berjalan. Contohnya pada tahun 2017, di awal tahun ini pegawai masing-masing membuat SKP menurut PP 46 sesuai tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsinya).Kalo menurut jenis inovasi memang betul penilaian kinerja ini diperlukan sangat dibutuhkan (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017)

34 88 3. Pelaksanaan Sasaran Kinerja Pegawai dan Perilaku Kinerja Pegawai di Kantor BNN Kabupaten Ciamis Sebagai instansi vertikal yang merupakan turunan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), BNN kabupaten Ciamis tentu saja menerapkan aturan yang telah ditentukan dari pusat, hal tersebut merupakan aturan dalam hal penilaian kinerja, dalam penilaian kinerja terdapat beberapa tolak ukur yang menentukan bahwa pegawai tersebut benar benar bekerja dengan baik atau tidak, tolak ukur tersebut berupa Sasaran Kinerja Pegawai dan Perilaku Kinerja Pegawai atau SKP dan PKP, yang dimana hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun Di kantor BNN Kabupaten Ciamis penilaian kinerja berbasis SKP dan PKP ini telah di laksanakan sekitar 3 tahun terakhir, dalam pelaksanaannya di kantor BNN Kabupaten Ciamis penilaian berbasis SKP dan PKP mendapat respon yang lebih baik daripada dengnan menggunakan metode penilaian kinerja yang sebelumnya, Karena penilaian berbasis SKP dan PKP dirasakan lebih obyektif dibandingkan dengan menggunakan penilaian dengan metode DP3, hal tersebut juga diungkapkan oleh ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala sub bagian umum kantor BNN Kabupaten Ciamis: Iya lebih bagus ini dengan menggunakan SKP jadi lebih objektif. Memang kalo DP3 terlalu subjektif bisa dibuat sendiri sekemauannya, juga disini yang menentukan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat ini ditentukan nilai-nilai disini batasannya misalkan kalo 76 itu nilai paling terendah minimal di SKP. Di DP3 pun sama 76 terndahnya. Kalua mendapat angka 76 itukan angka merah seperti halnya disekolah ya 6,5 angka merah. Itu berarti penilaian kinerja yang bersangkutan ya mungkin dianggap tidak mampu. (Hasil wawancara tanggal 12 Januari 2017) Berdasarkan hasil temuan memang SKP dan PKP ini dinilai lebih efektif dijalankan di lembaga BNN Kabupaten Ciamis, Karena dari seorang pegawai pekerjaan beserta hasilnya dapat dipaparkan dalam laporannya, berbeda dengan

35 89 penilaian menggunakan DP3 yang masih sangat universal, dan dapat dikatakan obyektif, Karena dapat dipengaruhi dengan beberapa factor, seperti kedekatan dengan pegawai yang dapat memicu nilai yang baik terhadap pegawai yang bersangkutan, atau bahkan sebaliknya. Sebagai contoh, berikut adalah contoh Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pegawai BNN Kabupaten Ciamis: Gambar 3.8 Contoh Formulir SKP Pegawai Kantor BNN Kabupaten Ciamis Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar diatas merupakan contoh daripada formulir SKP yang telah disusun oleh pegawai yang bersangkutan, dari gambar diatas dapat dilihat pejabat penilai yaitu, bapak Deny Setiawan selaku kepala seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat di kantor BNN Kabupaten Ciamis, dan pejabat yang dinilai adalah Bapak Heri Kurniawan selaku Penyuluh narkoba ahli pertama.

36 90 Pada gambar 3.8 terdapat beberapa kolom, Dimulai dari kolom No. Kolom No. atau nomor adalah penomoran untuk deskripsi kerja yang akan diisi oleh pegawai yang bersangkutan, kemudian selanjutnya adalah kolom Kegiatan Tugas Jabatan, pada kolom ini diisi mengenai tugas apa saja yang akan dilakukan pegawai yang akan dinilai selama satu tahun, dengan berdasarkan kepada analisis jabatan dan Analisa beban kerja, selanjutnya ada kolom AK, AK adalah angka kredit untuk setiap tugas kegiatan yang akan dicapai, kemudian terdapat kolom target, yang didalamnya terdapat kolom kuantitas/output, kualitas/mutu, waktu, dan biaya. Pada kolom kuantitas/output diisi dengan target berapa kali kegiatan yang telah direncanakan akan dilakukan pada satu tahun tersebut, kemudian pada kolom kualitas/mutu diisi dengan target berapa presentase yang akan terlaksana pada satu tahun, selanjutnya terdapat kolom waktu, dalam kolom waktu diisi mengenai target berapa lama pekerjaan tersebut akan selesai dilaksanakan dalam rentan waktu selama 1 tahun, selanjutnya ada kolom biaya, dalam gambar diatas kolom biaya tidak terdapat isian, Karena aspek biaya didalam SKP hanya diisi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), sebagaimana diungkapkan oleh ibu Hj. Ida Kaidah selaku kepala sub bagian umum BNN Kabupaten Ciamis: Oh iya nah untuk biaya itu dikenakannya bagi KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) nah seperti bapak kepala. Untuk biaya ada kan KPA meliputi anggaran satker BNNK Ciamis berapa nih anggrannya, ada di DIPA untuk satu tahun nah ini dimunculkan disini untuk pertama ini seperti Zaki ya, bisa untuk dicontohkan yang ada biaya hanya untuk KPA aja. Contohnya bapak kepala badan ini di BNNK Ciamis ini eselon 3, jadi KPA nya turunannya kebawah ada kasubag dan para kasi. (Wawancara pada tanggal 12 Januari 2017)

37 91 Pada instansi BNN Kabupaten Ciamis itu sendiri yang berperan sebagai Kuasa Pengguana Anggaran (KPA) itu sendiri adalah kepala dari BNN Kabupaten Ciamis itu sendiri. Gambar 3.9 Contoh Capaian SKP Pegawai BNN Kabupaten Ciamis Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar diatas merupakan contoh capaian SKP seorang pegawai yang telah dilaksanakan selam satu tahun, yang didalamnya terdapat kolom realisasi yang menggambarkan keberhasilan dari suatu kegiatan tugas jabatan. Dalam gambar diatas terdapat beberapa kolom yang diawali dari kolom No. atau nomor yang merupakan penomoran untuk deskripsi kerja yang akan diisi oleh pegawai yang bersangkutan, selanjutnya ada kolom kegiatan tugas jabatan yang merupakan pemaparan mengenai kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam satu tahun, yang sebelumnya dicantumkan juga pada formulir SKP, selanjutnya ada AK, AK adalah angka kredit untuk setiap tugas kegiatan yang akan dicapai, kemudian

38 92 terdapat kolom target, yang didalamnya terdapat kolom kuantitas/output, kualitas/mutu, waktu, dan biaya. Pada kolom kuantitas/output diisi dengan target berapa kali kegiatan yang telah direncanakan akan dilakukan pada satu tahun tersebut, kemudian pada kolom kualitas/mutu diisi dengan target berapa presentase yang akan terlaksana pada satu tahun, selanjutnya terdapat kolom waktu, dalam kolom waktu diisi mengenai target berapa lama pekerjaan tersebut akan selesai dilaksanakan dalam rentan waktu selama 1 tahun, selanjutnya ada kolom biaya, dalam gambar diatas kolom biaya tidak terdapat isian, Karena aspek biaya didalam SKP hanya diisi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Didalam gambar diatas terdapat juga kolom realisasi, yang didalamnya berupa isian bagaimana kegiatan tugas jabatan tersebut sudah dilaksanakan, dan didalamnya terdapat kolom yang sama seperti pada kolom target, yaitu kolom kuantitas/output, kualitas/mutu, waktu, dan biaya. Tetapi perbedaannya jika kolom target diisi sebelum pekerjaan dari suatu jabatan tersebut dilakukan, kolom realisasi ini dilakukan setelah pekerjaan dari suatu jabatan tersebut dilakukan, dan dapat dikatakan bahwa kolom realisasi ini merupakan laporan atau hasil akhir dari pekerjaan yang telah dilakukan, kemudian dari kolom target dan realisasi ini dikomparasi untuk menjadi nilai dalam penilaian SKP tersebut.

39 93 Gambar 3.10 Contoh Hasil Penilaian SKP dan PKP Sumber: BNN Kabupaten Ciamis Gambar 3.6 ini memuat hasil akhir nilai nilai yang sudah dihitung menggunakan rumus yang tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 dalam penilaian SKP yang membandingkan antara Target dan Realisasi yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan. Untuk contoh daripada pengisian formulir dan hasil capaian Penilaian kinerja pegawai atau PKP keberadaan datanya sangat minim, dikarenakan hal tersebut rahasia, hal tersebut terkandung di dalam peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2011, sehingga dalam hasil temuan penelitian ini tidak dapat mencantumkan formulir PKP tersebut, tetapi, dalam gambar 3.6 terdapat hasil akhir nilai dari penilaian kinerja yang dilakukan oleh pejabat penilai.

INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI

INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI INOVASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus: Penerapan Instrumen Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai di Kantor Badan Narkotika Nasional Kab. Ciamis) Oleh: Mochamad Zaki Fadillah 20130520184

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Evaluasi kinerja sumber daya manusia berupa penilaian terhadap kinerja pegawai dalam suatu waktu tertentu. Penilaian kinerja

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA C:\Users\nanta.f.com\Desktop\upload SKP\PANDUAN PENYUSUNAN 0_letter.doc I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan penulis di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis penilaian prestasi kerja pegawai di Badan

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM 2013, No.121 4 A. UMUM LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dari temuan yang terdapat pada penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, adapun kesimpulan

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor 4 Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 21 BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 Dalam kenyataan sehari-hari, instansi-instansi pemerintahan sesungguhnya hanya mengharapkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. No. 273, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress. Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.com 081 668 9361 Apakah saya PNS yang BERKINERJA? Tergantung Nilai Prestasi

Lebih terperinci

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS Oleh : Akhyadi Wakil Sekretaris Pengadilan Agama Maros Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya Aturan Baru, Pengganti DP3 PNS. Kalau tulisan sebelumnya

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Dr. Ambar Rukmini UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU Daftar Penilaian Pelaksanaan

Lebih terperinci

Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag.

Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag. Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag. I. Dasar Penyusunan Tutorial dan Dasar Pelaksanaan SKP Bagi Guru. A. Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1142, 2017 KEMENAKER. Pemberian Tunjangan Kinerja. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SECARA ONLINE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Dr. Ambar Rukmini UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA PARADIGMA LAMA Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PARADIGMA BARU Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian Biro Organisasi dan Kepegawaian Latar Belakang 1. 7 Target Strategis Kementerian Pertanian; Padi, Jagung, Kedelai, Tebu, Daging Sapi, Cabe dan Bawang Merah 2. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 97, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA 1 NAMA APLIKASI Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Berbasis Web 2 PENDAHULUAN Dalam suatu Perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) OLEH AKHMAD DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN SELURUH PEJABAT ESELON III DAN IV UNHAS GEDUNG IPTEKS 14 SEPTEMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (STUDI KASUS PENGISIAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL ANTARA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO DENGAN PEGAWAI KANTOR KECAMATAN

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS LOGO PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS Berdasarkan PP 46 Tahun 201No. 1 Perka BKN No. 1 Tahun 2013 PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKASI MENUJU BIROKRASI YANG BERSIH DAN PROFESIONAL HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh : PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) Oleh : Biro Organisasi dan Kepegawaian Disampaikan pada Pembinaan SDM Aparatur Biro Organisasi dan Kepegawaian Kemtan,

Lebih terperinci

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. berdasarkan PP No. 46 Tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS yang

BAB III PENYAJIAN DATA. berdasarkan PP No. 46 Tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS yang BAB III PENYAJIAN DATA Penulis melakukan penelitian mengenai Penilaian Prestasi Kerja Pegawai berdasarkan PP No. 46 Tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS yang dilaksanakan di Dinas Koperasi dan

Lebih terperinci

Key : employee target performance, information system A. Pendahuluan

Key : employee target performance, information system A. Pendahuluan Untari Haryanti Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Yogyakarta Email : untari_ta@yahoo.co.id This system was build

Lebih terperinci

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan.

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PERKA BKN NO 1 TAHUN 2013 BIRO KEPEGAWAIAN, SETJEN KEMDIKBUD 2013 I. Dasar Hukum 1. UU Nomor 43 Tahun 1999 jo UU no 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 Trisno Zuardi - 2013 A. Latar Belakang Untuk mewujudkan pembinaan PNS berdasarkan sistem

Lebih terperinci

Implementasi Formulasi Penilaian Kinerja sebagai Dasar Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Tahun 2016

Implementasi Formulasi Penilaian Kinerja sebagai Dasar Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Tahun 2016 Implementasi Formulasi Penilaian Kinerja sebagai Dasar Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Tahun 2016 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta, 30 Desember 2015 Disiapkan : Achmad Supandi,

Lebih terperinci

FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LAMPIRAN Lampiran A FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI 1 Nama 1 Nama 2 NIP 2 NIP 3 Pangkat/Gol.Ruang 3 Pangkat/Gol.Ruang 4 Jabatan

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 G 1. UU 20 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. UU 5 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 3. PP 19 2005 Jo PP 32 2013 Jo PP 13 2015 Standar Nasional Pendidikan; 4. PP 74 2008 tentang Guru; 5. PP

Lebih terperinci

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PANDUAN Penilaian Prestasi Kerja Dosen dan Tenaga Kependidikan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dipersiapkan Oleh: BIRO PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA (BP-SDM) A. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011 penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011 Perkenalan Tego Sudarto, S.E., M.M. Analis Kompetensi & Kualifikasi Ketenagaan Kopertis Wilayah V Jenjang Jabatan dan Pangkat Dosen No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat/

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA SASARAN KERJA PEGAWAI

PENYUSUNAN RENCANA SASARAN KERJA PEGAWAI PENYUSUNAN RENCANA SASARAN KERJA PEGAWAI N A M A : BAMBANG SUPIANSYAH, S.IP.,M.Kes NIP : 19680905 198903 1 009 PANGKAT/GOL RUANG : PENATA (III/c) JABATAN : KA.SUB.BID. JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DINAS PENDIDIKAN KAB. JOMBANG TAHUN 2014

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DINAS PENDIDIKAN KAB. JOMBANG TAHUN 2014 PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DINAS PENDIDIKAN KAB. JOMBANG TAHUN 2014 Disusun Sebagai Pedoman bagi Pegawai Negeri Sipil dalam Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati.

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati. 1. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yg dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja & sistem karier, yg dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. 2. Penilaian

Lebih terperinci

PERKA BKN Nomor 1 Tahun 2013

PERKA BKN Nomor 1 Tahun 2013 PERKA BKN Nomor 1 Tahun 2013 PROSES TATA CARA PENGISIAN SKP PP NO 46 TAHUN 2011 DISUSUN BERDASARKAN SURAT EDARAN KEPALA BKN NOMOR 1 TAHUN 2013 TANGGAL 3 JANUARI 2013 1. PENETAPAN NAMA JABATAN Melakukan

Lebih terperinci

SOSIALISASI MANAJEMEN KINERJA DENGAN SKP ONLINE BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG 2016

SOSIALISASI MANAJEMEN KINERJA DENGAN SKP ONLINE BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG 2016 SOSIALISASI MANAJEMEN KINERJA DENGAN SKP ONLINE BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG 2016 LATAR BELAKANG SKP ON LINE PEGAWAI GAGAP TEKNOLOGY KINERJA PEGAWAI BELUM SESUAI DENGAN KINERJA KOTA BEUM ADANYA

Lebih terperinci

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati.

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati. 1. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yg dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja & sistem karier, yg dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. 2. Penilaian

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua Jumat, 27 Februari 2015 Abstrak Perkembangan teknologi, serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati.

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati. 1. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yg dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja & sistem karier, yg dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. 2. Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SASARAN KERJA PEGAWAI

SASARAN KERJA PEGAWAI Lampiran 1 Formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP) SASARAN KERJA PEGAWAI NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI 1 Nama 1 Nama 2 NIP 2 NIP 3 Pangkat/Gol.Ruang 3 Pangkat/Gol.Ruang 4

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

DAFTAR KEGIATAN TENAGA KEPENDIDIKAN FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS WAKTU PELAKSANAAN

DAFTAR KEGIATAN TENAGA KEPENDIDIKAN FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS WAKTU PELAKSANAAN DAFTAR KEGIATAN TENAGA KEPENDIDIKAN FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS NAMA : JABATAN : UNIT : HARI/TANGGAL : No 1. JENIS KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN MULAI SAMPAI HASIL YANG DICAPAI KETERANGAN CATATAN & PARAF ATASAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011 PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011 Oleh: Wakil Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Disampaikan dalam rangka Peningkatan Kapasitas dan Motivasi

Lebih terperinci

20, No.62 2 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembar

20, No.62 2 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.62, 20 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sasaran Kerja. Penilaian. Evaluasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-8.KP.05.02

Lebih terperinci

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2017 1 APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri

Lebih terperinci

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PEGAWAI UST YOGYAKARTA. UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 10 Desember 2014

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PEGAWAI UST YOGYAKARTA. UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 10 Desember 2014 DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PEGAWAI UST YOGYAKARTA UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 10 Desember 2014 1. Penilaian prestasi kerja pegawai secara sistematik menggabungkan

Lebih terperinci

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Dasar : Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tanggal 30 November 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS ; Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tanggal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja.

Lebih terperinci

DASAR HUKUM. 23 Jan 14

DASAR HUKUM. 23 Jan 14 DASAR HUKUM 1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 3. PP Nomor

Lebih terperinci

2. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target yang sudah direncanakan (kontrak kerja)

2. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target yang sudah direncanakan (kontrak kerja) C. PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) 1. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan sbb: a) 91 ke atas : Sangat baik b) 76 90 : Baik c) 61 75 : Cukup d) 51 60 : Kurang e) 50 ke bawah : Buruk

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 3A TAHUN 2016 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS DEPUTI BIDANG SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, 2013 2 Beberapa Istilah

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PENILAIAN

MANFAAT HASIL PENILAIAN MANFAAT HASIL PENILAIAN HASIL PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS DIMANFAATKAN SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN PENETAPAN KEPUTUSAN KEBIJAKAN PEMBINAAN KARIER PNS a. Bidang Pekerjaan Sebagai dasar pertimbangan dalam

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN

Lebih terperinci

Kriteria yang digunakan untuk pengukuran kualitas: Kriteria

Kriteria yang digunakan untuk pengukuran kualitas: Kriteria Lampiran Surat Nomor :3734/K5/KP/2014 Tanggal :27 November 2014 PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH V DIY BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011 DAN PERKA BKN NO. 1 TAHUN 2013

Lebih terperinci

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017 WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan organisasi maupun instansi yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan

Lebih terperinci

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang MAHKAMAH AGUNG RI 1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 3.

Lebih terperinci

Disusun Oleh: PROF.DR. IR. ZULKARNAIN, M.HORT.SC.

Disusun Oleh: PROF.DR. IR. ZULKARNAIN, M.HORT.SC. PEDOMAN PENYUSUNAN & PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) UNTUK DOSEN UNIVERSITAS JAMBI Disusun Oleh: PROF.DR. IR. ZULKARNAIN, M.HORT.SC. KATA PENGANTAR Pembinaan PNS Dosen berdasarkan sistem prestasi

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013 Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013 file : Penilaian Prestasi Kerja PNS-Medan-31-01-2013 PENILAIAN PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan obyektifitas penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi kerja PNS

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi kerja PNS File: PERKA BKN NO 1 TAHUN 2013- PENILAIAN PRESTASI KERJA-03-2013 I. DASAR HUKUM 1. UU Nomor 43 Tahun 1999 jo UU no 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2011)

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2011) PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2011) KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG SASARAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Yth : 1. Para Sekretaris Unit Eselon I dan Sekretaris Korpri Kementerian Sosial RI 2. Para Kepala Biro dan Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal 3. Para Kepala

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M 2 1/28/2014

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M 2 1/28/2014 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BIRO KEPEGAWAIAN & ORTALA K E M E N

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.406, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita

Lebih terperinci

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN 1 KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

Lebih terperinci

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK. URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK http://pemerintah.net/ Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan- RB) dalam waktu dekat akan mengeluarkan Peraturan

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

PETUNJUK OPERASIONAL PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG PETUNJUK OPERASIONAL PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 1. Membuka Sistem Informasi SKP (SimSKP) a. Membuka Aplikasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dinas Pendidikan adalah sebuah instansi

Lebih terperinci

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sasaran Kerja. Penilaian. Evaluasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu Perusahaan maupun Badan Kepegawaian. tentu membutuhkan karyawan agar mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu Perusahaan maupun Badan Kepegawaian. tentu membutuhkan karyawan agar mampu melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu Perusahaan maupun Badan Kepegawaian tentu membutuhkan karyawan agar mampu melaksanakan tujuan untuk mencapai target. Ketika para karyawan melakukan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Nomor: SOP /KP 03 01/SMO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Nomor: SOP /KP 03 01/SMO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2015 Halaman : 3 dari 30 DAFTAR DISTRIBUSI DISTRIBUSI NOMOR SALINAN Copy 1 Copy 2 JABATAN Kepala Biro/Pusat/Ketua STTN/Inspektur Kepala

Lebih terperinci

I. DASAR HUKUM 4/4/2013

I. DASAR HUKUM 4/4/2013 File: PERKA BKN NO 1 TAHUN 2013 PENILAIAN PRESTASI KERJA032013 I. DASAR HUKUM 1. UU Nomor 43 Tahun 1999 jo UU no 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian 2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PANDUAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PANDUAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat (2) UndangUndang Nomor 43 Tahun 999 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci