Wahidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Wahidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS STRATEGI BELAJAR METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN MELISANKAN INTERPRETASI MAKNA TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS SISWA KELAS XI SMK AS SHIFAK KALIPARE MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Wahidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Strategi belajar metakognitif adalah tindakan yang berlangsung di luar alat pemahaman secara murni, dan memberikan suatu cara bagi pembelajar untuk mengkoordinasikan proses pembelajaran mereka sendiri. Strategi-strategi metakognitif meliputi tiga rangkaian strategi, yaitu: memusatkan pembelajaran, menyusun dan merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Penggunaan bahan ajar sebagai media pembelajaran sangat membantu bagi guru dan juga bagin siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimental desaign one group prates-pascates).teknik pengumpulan data yang gunakan adalah tes, tes yang digunakan berupa pretes dan postes dengan model soal uraian yang telah disesuaikan dengan KD dan KI. Untuk teknik perhitungan menggunakan SPSS 23 Uji -t sampel berpasangan dan juga anova. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI TJK dengan jumlah 25 siswa. Sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif rata-rata nilai aspek kebahasaan 59 dan aspek non kebahasaan 54 dan setelah diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif ratarata nilai siswa pada aspek kebahasaan dengan rata-rata 84.4 dan aspek non kebahasaan dengan rata-rata Perbedaan kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar strategi belajar metakognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung pada penelitian sebesar lebih besar dibandingkan dengan t table sebesar pada aspek kebahasaan sedangkan pada aspek non kebahasaan t hitung lebih besar dari t tabel Pada perhitungan anova juga terdapat signifikasi antara pretes dan postes pada aspek kebahasaan dengan nilai sig (2 tailed) adalah 96,280 > 0.05 dan non kebahasaan hasil dari uji anova nilai sig (2 tailed) adalah > 0.05 ini menunjukkan perbedaan dalam kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks menggunakan strategi belajar metakognitif. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 223

2 Kata kunci: pengaruh, bahan ajar, strategi belajar metakognitif, melisankan, interpretasi mkna, teks eksplanasi kompleks. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan dapat menyerap pengetahuan yang disebarkan tersebut hanya bila menguasai bahasa yang dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim. Ketidak sempurnaan pemahaman bahasa akan menyebabkan terjadainya distorsi dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila bahasa yang dipergunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Hal ini karena bahasa merupakan sarana penting untuk berkomunikasi antar manusia. Selain itu, bahasa juga sebagai alat komunikasi dalam memenuhi sifat manusia yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya. Berkaitan dengan fungsinya tersebut, maka bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Menurut Tarigan (2008:16) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab melalui sebuah aktivitas berbicara seseorang mampu berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Melalui aktivitas berbicara seseorang menyampaikan keinginan, informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan, mengajak, dan menghibur. Berdasarkan penjabaran diatas menegnai keterampilan berbicara, secara jelas bahwa keterampilan berbicara memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan manusia, apabila kita mampu berbicara dengan baik maka suatu tujuan dalam komunikasi itu akan terjadi tercapai, selain itu dengan melatih keterampilan berbicara kita mampu meningkatkan rasa percaya diri. Sesuai dengan Kurikulum 2013 peserta didik kelas XI dituntut dapat menginterpretasikan makna teks eksplanasi kompleks baik secara tulisan maupun lisan Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini dikaji bagaimanakah kemampuan keterampilan berbicara teks eksplanasi kompleks. Penilaian yang akan menjadi patokan dalam mengukur hasil keterampilan berbicara siswa meliputi dua aspek yaitu, aspek kebahasaan dan juga aspek non kebahasaan. Kedua aspek tersebut sangat penting dalam tolak ukur keberhasilan dalam keterampilan berbicara teks eksplanasi kompleks. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 224

3 Menurut Oxford (1990:11) strategi belajar merupakan operasioperasi yang digunakan oleh pelajar untuk membantu pemahaman, penyiapan, pemulihan, dan penggunaan informasi. Selain itu, strategi pembelajaran adalah tindakan-tindakan khusus yang diambil pelajar untuk membuat pembelajar menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih dapat dinikmati, lebih terarah, lebih efektif, dan lebih dapat ditransfer pada situasi-situasi baru. Werdiningsih (2011:101) mengemukakan bahwa strategi belajar digunakan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan terwujud dalam berbagai jenis. Penggunaan strategi belajar ini tampak pada tindakan-tindakan atau perilakuperilakukhusus yang dilakukan pembelajar untuk meningkatkan kemampuan bahasanya, misalnya dengan meniru, mengulang-ulang, mentrasfer ke dalam bahas lain, memeperbaiki tuturan, meminta klarifikasi dan lain-lain. Pada penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan strategi metakognitif terhadap kemampuan melisankan atau berbicara teks eksplanasi kompleks bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh seberapa besar pengaruh penggunaan strategi belajar khususnya strategi metakognitif yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat di ketahui efektivitas penggunaan strategi metakognitif dalam kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks. Menurut Oxford (1990: 30) strategi metakognitif merupakan strategi tidak langsung yang menijinkan pembelajar mengendalikan pemahaman mereka sendiri. metakognitif berarti di luar, disamping, atau bersama dengan kognitif. Oleh karena itu, strategi metakognitif adalah tindakan yang berlangsung di luar alat pemahaman secara murni, dan memberikan suatu cara bagi pembelajar untuk mengkoordinasikan proses pembelajaran mereka sendiri. Strategi-strategi metakognitif meliputi tiga rangkaian strategi, yaitu: memusatkan pembelajaran anda, menyusun dan merencanakan pembelajaran anda, dan mengevaluasi pembelajaran anda. Berbagai penjelasan diatas sudah cukup jelas bahwa dalam pembelajaran membutuhkan suatu strategi yang harus disesuaikan dengan karakter siswa yang memang sangat berbeda-beda, salah satu strategi yang bisa digunakan adalah strategi metakognitif yang di implekmentasikan dalam bahan ajar sebagai salag satu media yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar di sekolah atau bahkan di rumah. Sehingga siswa mampu belajar secara mandiri tidak terpaku hanya pada guru di sekolah. Stretegi metakognitif adalah segala perilaku pembelajaran yang berhubungan dengan taktik atau cara pembelajaran untuk menhadapi dan mengelola bahan belajar mengajar. Dalam penelitian in, strategi metakognitif diwujudkan berbagai macam kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam tiga katagori berikut: memusatkan perhatian, merencanakan dasn menyusun kegiatan belajar mengajar, dan NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 225

4 mengevaluasi proses belajar mengajar. Semua cara ini harus datang dari dan dikerjakan oleh pembelajaran. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaanpertanyaan yang ada di dalam penelitiannya. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan yaitu mempeeroleh data yang objektif tentang pengaruh penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rencana eksperimen. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen semu (quasi exsperimental desaign one group prates-pascates), karena penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara variabel bebas ( pengaruh penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif ) dan variabel terikat (hasil kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks) dengan membandingkan dua kelompok subjek yang diasumsikan memiliki sifat karakteristik dan kemampuan yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan berbeda yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satu kelas eksperimen dalam pembelajaran kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dutetapkan (Sugiyono, 2012:13). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:81). Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah clustering random sampling, pada kelas XI terdapat 4 kelas kemudian diambil secara clustering random sampling yaitu kelas XI TJK. Pada tingkat individu yaitu penarikan sampel yang tidak dilakukan pada tingkat individu melainkan tingkat kelompok, sehingga dengan menggunakan teknik tersebut yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah kelompok kelas XI TKJ yang berjumlah 25 siswa. Dalam penelitian ini menggunkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan juga variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan melissankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks. Data penelitian adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa angka-angka maupun fakta-fakta NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 226

5 Dengan demikian data dalam penelitian ini meliputi (1) data berupa skor mengenai kemampuan berbicara teks eksplanasi sebelum diterapkan penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif, dan ( 2) data berupa skor mengenai kemampuan berbicara teks eksplanasi sesudah diterapkan penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian itu sendiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang pertama yaitu tes yang dilakukan sebelum diberi penjelasan (pratest), tes kedua yaitu tes yang dilakukan sesudah diberi penjelasan (postes). Prates adalah tes yang dilakukan sebelum menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran berbicara teks eksplanasi kompleks. Sedangkan postes adalah tes yang dilakukan setelah menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks. Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah peneliti ajukan, peneliti menggunakan teknik statistik SPSS 23. HASIL DAN PEMBAHASAN Prates dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 bertempat di kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare, untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam kemampuan melisasnkan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks sebelum penggunaan bahan ajar berbasis strategi metakognitif. Tes yang diujikan sebelum menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif berjumlah 3 soal yang disesuaikan dengan RPP dan Kompetensi dasar. Dengan demikian didapatkan nilai atau hasil dari pretest. Penilaian keterampilan berbicara dilakukan sebanyak dua kali yaitu, penilaian aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Analisis hasil pretes melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan siswa kelas XI TJK SMK As Shifak Kalipare. Berdasarkan skor dan penilaian komulatif perolehan nilai pretes pada aspek kebahasaan pada kemampuan melisankan makna teks ekplanasi kompleks, maka dapat ditentukan dengan rata-rata nilai pretes sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif pada siswa kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare Malang termasuk kategori kurang. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata 5.9. Nilai Pretes Aspek Kebahasaan Sangat Baik 0% 20% Baik 16% Cukup 64% NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 227 Kurang

6 Berdasarkan skor dan penilaian komulatif perolehan nilai pretes pada aspek nonkebahasaan pada kemampuan lisan teks ekplanasi kompleks, maka dapat ditentukan dengan rata-rata nilai pretes sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif pada siswa kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare Malang termasuk kategori sangat kurang. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata 5.4 Nilai Pretes Aspek NonKebahasaan Kemampuan Berbicara Sangat Baik 0% 84% 0% 8% 8% Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Pada pembahasan dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran dan data tes prestasi belajar yang disajikan di atas, merupakan data yang disajikan hanya untuk gambaran hasil tes secara global, sebelum mendapat perlakuan dengan menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif. Dalam pelaksanaan pretest terdapat beberapa kekurangan diantaranya.(1) Nilai rata-rata hasil pembelajaran keterampilan lisan teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan adalah 5.9 dan aspek non kebahasaan 5.4. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Hal ini terjadi karena siswa kurang memahami dan kurang antusias dalam pembelajaran teks eksplanasi kompleks. (2) Pada rencana pelaksanaan pembelajaran belum terdapat penggunaan strategi metakognitif. (3) Metode pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode ceramah dan tugas. Ketiga alasan di atas dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan pelaksanaan pembelajaran guru di kelas yakni diantaranya dengan menggunakan strategi belajar metakognitif. Hal ini dilakukan karena setiap siswa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan belajar maka, siswa memerlukan strategi belajar metakognitif dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Postes dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2017 bertempat di kelas XI TKJ SMK As Shifak Kalipare Malang, untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks sesudah penggunaan strategi metakognitif berbasis bahan ajar. Tes yang diujikan sesudah menggunakan strategi belajar metakognitif berbasis bahan ajar berjumlah 3 soal yang disesuaikan dengan RPP dan Kompetensi dasar. Dengan demikian didapatkan nilai atau hasil dari postes. Penilaian kemampuan berbicara dilakukan NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 228

7 sebanyak dua kali yaitu, penilaian aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Analisis hasil postes kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan siswa kelas XI TJK SMK As Shifak Kalipare. Berdasarkan hasil rata-rata yang dioeroleh siswa pada tahap postes aspek kebahasaan yaitu Nilai Postes Aspek Kebahasaan 76% 0% 0% 0% 24% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sedangkan pada aspek nonkebahasaan memperoleh ratarata86.2 Berikut adalah diagram yang menunjukkan adanya perbedaan antara sesudah dan sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipate Malang. Aspek Kebahasaan Pretes Postes Aspek Nonkebahasaan Nilai Postes Aspek Non Kebahasaan 5 4 Sangat Baik 3 0% 0% Series 1 Baik 2 36% Series 2 Cukup 1 64% Kurang 0 NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 229

8 Sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif ratarata nilai aspek kebahasaan 59 dan aspek non kebahasaan 54 dan setelah diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif ratarata nilai siswa pada aspek kebahasaan dengan rata-rata 84.4 dan aspek non kebahasaan dengan rata-rata Perbedaan kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar strategi belajar metakognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung pada penelitian sebesar lebih besar dibandingkan dengan t table sebesar pada aspek kebahasaan sedangkan pada aspek non kebahasaan t hitung lebih besar dari t tabel Pada perhitungan anova juga terdapat signifikasi antara pretes dan postes pada aspek kebahasaan dengan nilai sig (2 tailed) adalah 96,280 > 0.05 dan non kebahasaan hasil dari uji anova nilai sig (2 tailed) adalah > 0.05 ini menunjukkan perbedaan dalam kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks menggunakan strategi belajar metakognitif. Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas menjelaskan bahwa terjadi signifikansi yang cukup baik antara sesudah dan sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif, sejalan dengan penelitian diatas Hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas sejalan dengan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Mistar&Umama (2014: 210) yang menyatakan general speaking the present study confirms that gender difference brings abaout differencers inthe startegy use and that the contribution of learning strategies to speaking skillis signifikan pernyataan tersebut sangat mendukung bahwa suatu strategi sangat berpengaruh dalam keteampilan berbicara dengan hasil yang sangat signifikan antara siswa yang penggunaan strategi dengan siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajran dalam keterampilan berbicara (lisan). Selain itu juga Suherman (dalam Werdiningsih, 2014: 719) menyatakan bahwa perkembangan metkognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasikan tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa dia observasi. Oleh karena itu sangat penting mengajar dan mendidik untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran ataupun mengembangkan kebiasaan di rumah. Setelah diperoleh hasil penelitian diharapkan dapat memberikan model yang aplikatif bagi guru sehingga dapat membantu aktivitas proses belajar-mengajar di sekolah masing-masing. Selain itu juga dapat menginspirasi dan memotivasi guru untuk mengkaji strategi metakognitif dan mengembangkan model-model pengembangan metakognitif siswa untuk mendukung kemandirian siswa dalam mencapai kompetensi NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 230

9 komunikasi yang ditargetkan dalam kurikulum. SIMPULAN Kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang sebelum diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif (prates) termasuk kategori kurang pada aspek kebahasaan dan pada sapek non kebahasaan masuk kategori sangat kurang. Hal ini bias dilihat dari rata-rata nilai siswa yaitu 59 untuk aspek kebahasaan teks eksplanasi kompleks dan pada aspek non kebahasaan sebesar 54. Selain itu, bias dilihat dari persentase siswa yang menguasai kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan yaitu 0% sangat baik (0 siswa), 20% baik (5 siswa), 12% cukup (3 siswa), dan 68% kurang (17 siswa), dan juga aspek nonkebahasaan dengan presentase 0% sangat baik (0 siswa), 8% baik (2 siswa), 8% cukup (2 siswa), 84% kurang (21 siswa) dan 0% sangat kurang (0 siswa) Kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi pada siswa kelas XI SMK As Shifak Kalipare Malang sesudah diterapkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif (postes) termasuk kategori baik pada aspek kebahsaan sedangkan pada aspek non kebahasaan masuk kategori sangat baik. Hal ini bias dilihat dari ratarata nilai siswa yaitu pada aspek kebahasaan dengan presentase 84.4 dan aspek non kebahasaan dengan presentase 86.2 Selain itu, bisa dilihat dari persentase siswa yang menguasai kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks pada aspek kebahasaan yaitu 28% sangat baik (6 siswa), 76% baik (19siswa), 0% cukup (0 siswa), 0% kurang (0 siswa), dan 0% sangat kurang (0 siswa). Selanjutnya pada aspek non kebahasaan terdapat presentase sebagai berikut yaitu 36% sangat baik (9 siswa), 64% baik (16 siswa), 0% cukup (0 siswa), 0% kurang (0 siswa), dan 0% (sangat kurang). Hasil nilai perbandingan sebelum penggunaan bahan ajar berbasis strategi metakognitif dan sesudah penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif bisa dilihat bisa dilihat dari nilai rata-rata pretes dan postes aspek kebahasaan juga aspek non kebahasaan, yaitu pada postes aspek kebahasaan dengan rata-rata 84.4 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pretes aspek kebahasaan 59. Berdasarkan nilai t hitung dengan menggunakan SPSS 23 dengan harga t statistik > t tabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes pada aspek kebahasaan teks eksplanasi kompleks. Untuk perhitungan anova juga terjadi signikansi atau terjadi pengaruh pada saat diterapkannya bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara, hal ini tergambar dari nilai t hitung sedangkan nilai sig (2 tailed) adalah < 0.05, hasil dari uji anova nilai signifikasi lebih kecil dari t tabel Perhitungan anova pada aspek non kebahasan juga terjadi signifikasi atau terjadi pengaruh pada saat penerapan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara yaitu nilai t hitung NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 231

10 sedangkan nilai sig (2 tailed) adalah < 0.05, hasil dari uji anova nilai signifikasi lebih kecil dari t tabel SARAN Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) bagi guru, menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru bahasa Indonesia tentang inovasi baru dalam kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif sebagai salah satu strateginya, (2) b agi siswa, diharapkan bisa manfaatkan bahan ajar untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicara dan kemauan dalam pembelajaran teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan metakognitif sebagai strategi belajar, dan (3) bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan dapat mengembangkan bahan ajar berbasis strategi belajar metakognitif terhadap kemampuan berbicara teks eksplanasi kompleks, sehingga hasil penelitian ini jauh lebih efektif dan sempurna. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 232

11 DAFTAR RUJUKAN Mistar, Junaidi & Umama, Atik Strategies of Learning Speaking Skill By Indonesian Learners of English and Their Contribution to Speaking Proficiency. TEFLIN Juornal, (Online) vo 2, no 2, July (http, diakses 20 Januari 2016). Oxford, L. Rebecca Laguage Learning Strategis: What Every Teacher Should Know. New York: Newbury Hoause Publishers. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kaulitatif, dan R & B. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Werdiningsih, Dyah Strategi Pembelajar Bahasa Anak. Jakarta: Nirmana Media. Werdiningsih, Dyah Strategi Metakognitif Pembelajaran Anak Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan, (Online), vol 34, no 1, Februari ( http, diakses 24 Mei 2016 NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 233

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dan peserta didik dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai dengan yang dikehendaki. Sebelum melaksanakan sebuah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI MENULIS TEKS CERITA PETUALANGAN SDN PURWANTORO 4 KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ulfah Khamidah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk mencapai tujuannya. Tujuan mata pelajaran fisika di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lara Susilawati 1, Upit Yulianti²,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu: 1) Tahap Persiapan Adapun persiapan mengajar yang telah disusun mencakup beberapa kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI Rina Tri Wulandari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI AFEKTIF DENGAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMPN

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI AFEKTIF DENGAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMPN HUBUNGAN ANTARA STRATEGI AFEKTIF DENGAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMPN Liya Puspitasari (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unisma) Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

Nurul Fatimah (Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia)

Nurul Fatimah (Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia) PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI METAKOGNITIF, AFEKTIF, DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS XI MIA 2 MAN I MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Nurul Fatimah (Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2015, hlm. 6), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk kemampuan dan cara berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi dalam Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan landasan atau acuan bagi setiap proses pembelajaran di sekolah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran mendemonstrasikan teks fabel dengan menggunakan model pembelajaran role playing pada siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Penulis

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan

Lebih terperinci

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III SDN SETIADARMA 01 KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI Yudi Budianti* Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment). Eksperimen semu diartikan

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKANSARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi dengan menggunakan model skemata-kritis di kelas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh: Bambang Riadi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dan deskriptif analitis. Dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Musfiqon (2012, hlm. 1), penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang memiliki kontribusi dan kepentingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Antara

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Setiap peneliti memilih suatu metode yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh Yayan Antono

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh Yayan Antono KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SUGESTI-IMAJINASI BERBANTUAN MEDIA VIDEO KLIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KALASAN, SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT

Lebih terperinci

Sujono, Yezinta Dewimaharani. Kata-kata Kunci: open ended, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar.

Sujono, Yezinta Dewimaharani. Kata-kata Kunci: open ended, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar. Sujono, Dewimaharani; Pengaruh Penerapan Pembelajaran Open Ended Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Pada Kompetensi Kejuruan Basis Data di Kelas XII TKJ PENGARUH PENERAPAN

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru. Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru Arifa Rahmi, Depriwana Rahmi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian harus menggunakan suatu metode penelitian.metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Dengan adanya metode penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK Karin Ajeng Febriani, Nanang Heryana, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu proses atau cara untuk mendapatkan suatu data yang akan diteliti oleh penulis. Metode penelitian merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menggunaan analisis data kuantitatif. Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL Riama Novriyanti Sihombing Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia surel:

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Oleh: Eni Fatma Wulandari 1, Irfani Basri 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan subyek penelitian dilakukan secara sampel total. Penelitian dilakukan terhadap tiga

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.4 (2016) : 208-218 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebelum melaksanakan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode atau cara-cara yang akan digunakannya. Menurut Sugiyono (2016: 2), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui penerapan suatu pendekatan pembelajaran, maka dalam pelaksanaannya penelitian harus dilakukan dengan

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (Paikem) Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli Siswa Kelas Xi Rpl Smkn 2 Kota Bandung Lucky Ginanjar, Yunyun Yudiana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SD Negeri Cieunteung 2, yang terletak di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Arikunto (2010:, hlm. 03) mengatakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitian Metode penelitian adalah cara yang digunanakan peneliti dalam mengumpulkan data penilaiannya. Sugiyono (2013: 3) menyatakan, secara umum dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Puragabaya Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Andiyannita Khrishandiri Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitaf dengan menggunakan eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen melihat ke depan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh

Lebih terperinci

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan Honggowiyono, Arif Budiman; Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Expert Group Dengan Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Jaringan Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode penelitian juga merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 51 UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V dengan pertimbangan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian awal naik kelas menjadi

Lebih terperinci

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Vera Puspita Liangsari NIM 209311084 ABSTRAK

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara singkat metode merupakan cara kerja. Apabila dihubungkan dengan konteks penelitian, maka metode ini berarti cara kerja yang dilakukan saat penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP DAN KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG 1 Alesa Martin 1, Eddy Supramono,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Romauli Sinurat (romaulisinurat94@gmail.com) Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd. Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan 24 III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menyangkut perilaku manusia, dimana variabel yang dapat diteliti

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan dan mencapai suatu tujuan. Metode penelitian ini merupakan cara pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian ini menggunakan desain Pretest-postest control group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Metode tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Metode tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setiap desain penelitian harus memiliki metode atau prosedur tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan alat bantu untuk memecahkan permasalahan supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

Joko Setiyono* Kata kunci: inkuiri, menulis teks berita, multikultural

Joko Setiyono* Kata kunci: inkuiri, menulis teks berita, multikultural PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA BERWAWASAN MULTIKULTURAL DENGAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP PGRI TUMBRASANOM TAHUN AJARAN 2014/2015 Joko Setiyono* Abstrak : Penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online ARTIKEL Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Poster terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran 2012/2013 Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment). Syamsuddin dan Vismaia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Fluida Dinamis di SMAN 5 Banda Aceh 1* Intan Putriana, 2 Yusrizal,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Perbedaan Pemahaman Konsep... (Vini Rahayu) 1 PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermunculan di sekitar kita. Seperti diantaranya, Winaerno (Prastowo, 2011: 17),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermunculan di sekitar kita. Seperti diantaranya, Winaerno (Prastowo, 2011: 17), BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Mengenai pengertian metode penelitian, ada berbagai pendapat yang bermunculan di sekitar kita. Seperti diantaranya, Winaerno (Prastowo, 2011: 17), mengemukakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS Wahyu Wulansari SMK Bhakti Mulia Kediri wahyuwulansari@yahoo.com Abstract: The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang dipilih dan digunakan yaitu pendekatan kuntitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada fenomenafenomena objektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian untuk dijadikan suatu cara peneliti dalam mengolah data. Metode penelitian merupakan strategi yang

Lebih terperinci

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK PROSES PENYANDIAN BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN DAYA INGAT (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SD NEGERI CIARO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen 79 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa 1. Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen Sebelum dan Sesudah Tindakan Data hasil pretes terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD Oleh Cerianing Putri Pratiwi cerianingputrip@ikippgrimadiun.ac.id ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI TAJUK RENCANA OLEH KELAS XI SMA NEGERI 21 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/ 2015 Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap 36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan. Tahap-tahap tersebut digambarkan dalam bagan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : DANGDANG KUSWANDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran mengonstruksi resensi cerpen dengan menggunakan model inkuiri pada siswa kelas XI SMA 4 Pasundan

Lebih terperinci