BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertanian tembakau di Desa Senden Desa Senden merupakan salah satu desa di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Desa Senden terdiri dari sebelas dusun antara lain Pasah, Argosari, Gunung Sari, Muntuk, Brajan, Tegalsari, Sengon, Senden, Gragah Ombo, Sidomulyo dan Kemangen. Luas wilayah Desa Senden secara keseluruhan adalah Ha. 39 Secara administratif batas wilayah Desa Senden adalah Sebelah Utara : Desa Sebelah Selatan : Desa Sebelah Timur : Desa Sebelah Barat : Desa Jrakah 40 Desa Senden berada di daerah pegunungan tepatnya antara lereng Gunung Merapi dan lereng Gunung Merbabu. Ketinggian wilayah Desa Senden dari permukaan laut adalah kurang lebih meter di atas permukaan laut. Daerah ini memiliki suhu minimun 18 Celcius dan suhu maksimum 23 Celcius, kondisi tersebut menjadikan Desa Senden sebagai wilayah yang sangat ideal bagi tanaman tembakau untuk tumbuh dan berkembang....rata-rata suhu optimal untuk tanaman tembakau adalah Celcius Data Monografi Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. 40 Data Monografi Desa Senden, Ibid

2 40 Secara keseluruhan mata pencaharian penduduk Desa Senden adalah sebagai petani selain juga sebagai peternak. Komoditas tanaman yang dikembangkan di Desa Senden adalah tembakau. Pertanian tembakau di Desa Senden termasuk memiliki tingkat kemajuan yang cukup tinggi. Besarnya jumlah penduduk yang menjadi petani tembakau ini menandakan bahwa besar pula usaha pertanian tembakau di Desa Senden. Pertanian tembakau menjadi pilihan utama masyarakat di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali karena hasil dari pertanian sayuran yang biasa petani usahakan tidak dapat mencukupi biaya hidup rumah tangga mereka sehari-hari. Saat ini, satu petani di Desa Senden, Kecamata Selo, Kabupaten Boyolali rata-rata memiliki satu sampai dua hektare lahan untuk menanam tembakau. Pertanian tembakau di Desa Senden masih tergolong sebagai pertanian tembakau tradisional. Pengelolaan lahan yang dilakukan oleh petani belum banyak melibatkan produk-produk hasil perkembangan teknologi. Pengelolaan tembakau di Desa Senden termasuk sederhana. Petani mengusahakan bibit tembakau sendiri dalam usahanya. Namun, benih sebagai bakal bibit dibeli dari toko pertanian atau dari para pengumpul yang menyediakan. Bibit diletakkan di dalam polybag yaitu plastik khusus untuk pembibitan tanaman. Petani lebih suka melakukan pembibitan di dalam polybag karena dapat mengurangi kerusakan akar pada saat bibit dipindah ke lahan penanaman tembakau. Media untuk pembibitan adalah tanah yang dicampur dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 3 : 1 atau lima kilogram tanah dicampur dengan tiga kilogram pasir dan satu kilogram pupuk kandang. Bibit tembakau disiram dengan air setiap

3 41 hari pada pagi dan sore. Setelah bibit berumur satu bulan di dalam polybag, selanjutnya bibit dipindah ke lahan penanaman yang sebelumnya tanah sudah dicangkul dan diberi pupuk kandang. Bibit tembakau yang sudah berada di lahan penanaman untuk selanjutnya dirawat secara rutin. Perawatan yang dilakukan oleh petani antara lain mencabut rumput yang tumbuh disekitar tanaman tembakau dan mencangkul tanah disekitar tanaman. Tujuan mencabut rumput disekitar tanaman tersebut agar pertumbuhan tanaman tembakau tidak terganggu oleh tumbuhnya rumput dan mencangkul tanah disekitar tanaman agar udara dapat masuk kedalam tanah. pencabutan rumput dilakukan tanpa menggunakan alat bantu atau menggunakan tangan dan pencangkulan dilakukan dengan alat bantu berupa cangkul atau oleh masyarakat sekitar lebih terkenal dengan sebutan pacul. Hal ini membuktikan bahwa masih tradisionalnya pertanian tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Selain mencabut rumput dan mencangkul tanah disekitar tanaman tembakau, petani juga memberikan pupuk kepada tanaman tembakaunya. Jenis pupuk yang diberikan pada umumnya adalah pupuk kandang berupa kotoran ayam dan pupuk urea. Pupuk tersebut biasanya didapatkan petani di toko pertanian dan bisa juga dari pengumpul-pengumpul tembakau yang ada di daerah mereka. Pemberian pupuk biasanya dilakukan hanya tiga kali selama masa tanam, pemupukan pertama dilakukan saat memindahkan bibit yang berada di polybag ke ladang, sebelumnya ladang dicangkul dan diberi pupuk kandang, pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman tembakau dua bulan berada diladang diberikan

4 42 pupuk kandang untuk kedua kalinya. Setelah tanaman tembakau berumur sekitar empat bulan berada di ladang di berikan pupuk urea. Pemeliharan lain yang dilakukan adalah pemberantasan terhadap hama ulat dan wereng. Petani pada umumnya setiap dua atau tiga hari sekali pergi ke ladang untuk mengontrol apakah tanaman tembakau diserang oleh hama ulat atau wereng. Pembasmian hama wereng dilakukan dengan cara menyemprot tanaman tembakau dengan pestisida, namun untuk ulat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan membunuh ulat satu persatu karena ulat biasanya tahan terhadap pestisida. Pemanenan tembakau masih dilakukan dengan peralatan sederhana. Petani di Desa Senden, Kecamata Selo, Kabupaten Boyolali sebagian besar belum menggunakan peralatan yang berbasis teknologi dalam memanen tembakau. Petani memetik daun tembakau menggunakan sabit. Perajangan daun tembakau pun menggunakan peralatan tradisional, petani menggunakan cacag yaitu papan yang dirancang khusus untuk menjepit daun tembakau dan untuk merajang daun menggunakan pisau besar yang biasa disebut badik. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani asal Dusun Sidomulyo, merajang daun tembakau menggunakan cacag dan badik hasil rajangannya lebih baik dan rapi jika dibandingkan dengan menggunakan mesin Produk Pertanian Tembakau di Desa Senden Usaha tani tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali selama ini menghasilkan tembakau rajangan sebagai produk utamanya. Setiap tembakau yang dihasilkan oleh petani satu dengan yang lain berbeda baik kualitas

5 43 maupun kuantitasnya. Umumnya, tembakau hasil produksi petani di Desa Senden diburu oleh para pengumpul tembakau untuk dijadikan barang dagangannya. Produk lain dari pertanian tembakau adalah batang pohon tembakau. Beberapa pihak menganggap bahwa batang pohon tembakau adalah limbah yang tidak berguna. Namun, bagi beberapa pihak yang lain, batang pohon tembakau yang sudah kering memiliki nilai guna. Batang pohon tembakau yang sudah kering dapat dimanfaatkan oleh petani untuk kayu bakar, dengan demikian petani dapat berhemat dengan menggunakan batang pohon tembakau yang sudah kering sebagai barang pengganti minyak tanah atau gas LPG yang biasa digunakan untuk kegiatan memasak sehari-hari Pemasaran Tembakau di Desa Senden Tembakau menjadi komoditas dagang yang oleh masyarakat Desa Senden dimanfaatkan dalam memperoleh pendapatan. Selama ini, tembakau hasil produksi petani di Desa Senden hanya diperjualbelikan dalam bentuk tembakau rajangan. Belum ada yang mengolah tembakau untuk dijadikan produk yang lebih bernilai seperti mengolah tembakau menjadi pestisida. Beberapa pihak di Desa Senden menjadikan tembakau sebagai komoditas dagang dari usaha yang mereka tekuni sebagai mata pencaharian, antara lain petani tembakau dan pengumpul tembakau. Petani tembakau tentu mengharapkan pendapatan dari hasil mereka menanam tembakau. Petani tentu saja menjual tembakau mereka setelah panen yang biasanya pada bulan Agustus. Penjualan tembakau digunakan petani untuk

6 44 memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan juga untuk biaya penanaman tembakau periode berikutnya. Petani di Desa Senden dalam menjual tembakau tidak langsung kepada konsumen. Ada pihak yang menjadi penyalur dari tembakau yang mereka produksi. Penyalur-penyalur ini adalah para pengumpul tembakau yang berhubungan langsung dengan petani ataupu yang tidak berhubungan langsung dengan petani. Beberapa petani tembakau di Desa Senden menjual tembakau hasil produksi mereka kepada pengumpul tembakau yang ada di wilayah mereka masing-masing. Ada juga beberapa petani yang menjual tembakau mereka kepada pengumpul yang berasal dari daerah lain atau kepada pengumpul yang berkeliling di daerah mereka. Petani terlebih dahulu merajang tembakau tanpa menambahkan sesuatu kedalam tembakau sebelum dijual. Selanjutnya pengumpul-pengumpul tembakau ini akan menjual tembakau yang sudah mereka beli dari petani kepada pengumpul yang lebih besar atau kepada perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai bahan bakunya. Pengumpul mengambil keuntungan dari selisih harga jual yang mereka dapat dari pembeli tembakau yang mereka kumpulkan dengan harga yang mereka berlakukan dalam membeli tembakau dari petani tembakau Pengumpul Tembakau di Desa Senden Pengumpul tembakau di Desa Senden merupakan saluran pemasaran yang membeli tembakau dari petani dan menjualnya kepada saluran pemasaran lain tanpa mengubah bentuk tembakau menjadi produk lain. Ada beberapa jenis pengumpul di Desa Senden. Ada pengumpul tembakau yang membeli tembakau

7 45 dari petani saja, yang disebut pengumpul kecil. Ada juga pengumpul yang selain membeli tembakau dari petani juga membeli tembakau dari pengumpul yang lain, yang disebut pengumpul besar. Jumlah pengumpul besar lebih sedikit daripada pengumpul kecil. Tujuan menjadi pengumpul tembakau antara lain untuk memperoleh pendapatan dan untuk membantu petani dalam memasarkan tembakau yang diproduksi oleh petani tembakau. Ada beberapa pengumpul yang juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada para petani tentang pertanian tembakau yang baik agar petani dapat mengalami perubahan baik secara finansial maupun strategi pertanian yang dapat memperbaiki sistem pertanian yang diterapkan oleh petani. Pengumpul tembakau umumnya membeli tembakau dari petani disekitar daerah mereka masing-masing, namun ada juga dari mereka yang berusaha untuk membeli tembakau dari daerah yang jaraknya relatif jauh. Pengumpul mempersiapkan alat dan sarana supaya mereka dapat menjangkau wilayahwilayah yang jauh. Kendaraan bermotor menjadi alat penting dalam usaha mereka. Kendaraan yang biasa dipakai antara lain sepeda motor, mobil pick up dan truk. Pengumpul tembakau berperan mengumpulkan tembakau dari petani pada saat musim panen, pada umumnya panen raya tanaman tembakau adalah sekitar bulan agustus. Setelah pengumpul membeli tembakau dari petani dalam jumlah tertentu untuk selanjutnya menjual tembakau yang sudah mereka kumpulkan kepada pengumpul lain yang lebih besar tanpa merubah bentuk tembakau atau kepada perusahaan-perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai bahan baku

8 46 produksi. Dalam hal ini pengumpul berperan sebagai pemesan tembakau dari petani untuk kemudian dijual kepada pengumpul yang lebih besar atau kepada perusahaan pengolah tembakau. Selama proses pengumpulan tembakau, pengumpul melakukan beberapa hal terkait dengan usaha mereka dalam mengumpulkan tembakau dari petani. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup pengujian mutu tembakau yang akan mereka beli. Pengujian ini umumnya dilakukan secara manual dengan cara mengandalkan panca indera. Parameter mutu tembakau yang diukur secara manual ini diantaranya warna, aroma, pegangan, kerapian rajangan, dan kebersihan Standar Mutu Tembakau di Desa Senden Standar mutu tembakau digunakan sebagai acuan dalam menentukan seberapa tinggi mutu tembakau. Standar mutu tembakau diterapkan oleh seluruh pelaku pemasaran tembakau di Desa Senden. Standar mutu yang diterapkan oleh satu pelaku dengan pelaku yang lain secara umum hampir sama baik dari indikator atau parameter yang dipakai sama antara satu standar mutu yang ditetapkan satu pihak dengan standar mutu yang ditetapkan oleh pihak lain. Petani sebagai produsen tembakau adalah pihak pertama yang paling terbebani dengan adanya standar mutu. Petani dituntut untuk menghasilkan tembakau yang memenuhi standar mutu yang diterapkan oleh pembeli tembakau mereka. Indikator-indikator yang ada dalam standar mutu tembakau yang diterapkan dikalangan petani antara lain aroma, warna, pegangan dan kebersihan

9 47 tembakau. Besaran angka yang diterapkan antara pembeli satu dengan pembeli yang lain berbeda termasuk standar yang diterapkan juga relatif berbeda-beda. Umumnya, petani dituntut untuk dapat menghasilkan tembakau yang mempunyai aroma yang wangi, segar dan tidak menyengat, warnanya coklat kehitaman, pegangan tebal, mantap dan tidak mudah menggumpal, tembakau bersih dari campuran apapun. Pengukuran standar mutu dilakukan dengan panca indera dan semua standar mutu tersebut sebagai dasar laku tidaknya tembakau yang diproduksi oleh petani. Standar mutu yang diterapkan oleh pengumpul biasanya didasarkan pada standar mutu yang diterapkan oleh pembeli tembakau yang sudah mereka kumpulkan seperti standar mutu dari pengumpul yang lebih besar atau standar mutu dari perusahaan-perusahaan pengolah tembakau Harga Tembakau di Desa Senden Harga menjadi salah satu faktor yang dominan dalam pemasaran tembakau di Desa Senden. Harga merupakan satu-satunya faktor yang menentukan pendapatan masing-masing pelaku usaha pada pemasaran tembakau di Desa Senden. Harga tembakau pada masing-masing level berbeda-beda. Tembakau mencapai harga tertinggi pada level pembelian yang dilakukan konsumen akhir tembakau. Harga tembakau akan terus turun sampai pada level terendah pada level petani tembakau sebagai produsen tembakau saat mereka menjual tembakau hasil produksinya kepada pengumpul. Hal ini terjadi pada pola saluran pemasaran

10 48 yang melibatkan petani, pengumpul baik besar maupun kecil dan perusahaan pengolah tembakau sebagai konsumen akhir. Perbedaan harga ditemukan pada level pengumpul tembakau yang membeli tembakau dari petani. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, terbukti ada dua pengumpul tembakau yang berasal dari desa yang sama dan sama-sama membeli tembakau dari petani menerapkan harga yang berbeda. Satu pengumpul menerapkan harga yang berkisar antara Rp sampai Rp sedangkan pengumpul yang lain menerapkan harga yang berkisar antara Rp sampai Rp Temuan lain dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah harga pada level pengumpul bisa saja setara dengan harga pada level perusahaan. Hanya saja perbedaan ini terjadi ketika memperhatikan pola saluran pemasaran yang berbeda Pembahasan Pemasaran tembakau di Desa Senden terkait dengan beberapa hali antara lain pengumpul,standar mutu dan harga tembakau. Hal-hal tersebut mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam pemasaran tembakau. Pengumpul merupakan saluran pemasaran tembakau di Desa Senden. Sementara itu standar mutu dan harga tembakau merupakan dua hal yang senantiasa menyertai perpindahan kepemilikan tembakau dari satu pihak ke pihak yang lain. Penulis menemukan informasi dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan, untuk itu penulis

11 49 akan membahas berbagai temuan untuk menjawab pertanyaan masalah dalam penelitian ini Pertanian Tembakau di Desa Senden Pertanian tembakau di Desa Senden bisa digolongkan menjadi pertanian tembakau tradisional karena petani masih menggunakan cara-cara yang sederhana dalam manajemen pertaniannya. Manajemen pertanian meliputi beberapa hal, diantaranya adalah pembibitan, perawatan, pemupukan, tindakan pasca panen. Perawatan masih menggunakan alat-alat sederhana dan belum melibatkan mesin. Berdasarkan data monografi Desa Senden, jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani ada 567 orang dan mereka adalah seluruh kepala keluarga yang berada di Desa Senden. Tembakau menjadi salah satu komoditas pertanian yang di usahakan. Luas ladang yang digunakan untuk penanaman tembakau rata-rata satu sampai dua hektare. Hal ini membuat Desa Senden menjadi salah satu wilayah yang produksi tembakaunya melimpah setiap tahunnya. Penduduk yang membudidayakan tanaman tembakau bertambah setiap tahunnya, hal ini terjadi karena jumlah permintaan akan tembakau juga meningkat setiap tahunnya. Dilihat dari meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi petani tembakau, maka jumlah ladang yang digunakan untuk menanam tembakau meningkat dan jumlah produksi tembakau juga besar. Pembibitan diusahakan sendiri oleh petani. Benih dibeli oleh petani dari pengumpul yang menyediakan benih tembakau atau membeli di toko pertanian.

12 50 Petani melakukan pembibitan dengan sistem polybag, sistem ini menjadi pilihan petani karena dengan menggunakan polybag kemungkinan kerusakan akar bibit tembakau sangat kecil. Media yang digunakan untuk pembibitan tembakau adalah tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 5:3:1 yaitu tanah lima kilogram dicampur dengan pasir tiga kilogram dan pupuk sebanyak satu kilogram. Perawatan dilakukan secara rutin dengan menyiram bibit tembakau dengan air setiap hari pada pagi dan sore hari. Bibit dipindah diladang kira-kira setelah bibit berumur satu bulan didalam polybag atau tinggi bibit mencapai dua sampai empat sentimeter. Sebelum pemindahan dilakukan, ladang dipersiapkan dahulu oleh petani dengan mencangkul tanah dan membuat lubang-lubang untuk penanaman bibit tembakau dan ditabur dengan pupuk kandang. Perawatan yang dilakukan petani setelah bibit berada diladang adalah pendangiran, yaitu mencangkul tanah disekitar tanaman. Pendangiran dimaksudkan untuk memperbaiki susunan udara dalam tanah, memudahkan perembesan air dan mengendalikan gulma. Pendangiran dilakukan tiga sampai lima kali tergantung kondisi tanah pada ladang. Petani melakukan pendangiran secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada didalam tanah. Perawatan selanjutnya yang dilakukan oleh petani adalah pemangkasan. Pemangkasan dilakukan oleh petani saat bunga tembakau mulai tumbuh. Pemangkasan bunga tembakau dilakukan dengan tujuan menghentikan pengangkutan bahan makanan ke mahkota bunga sehingga seluruh bahan makanan dapat terakumulasi pada daun tembakau dan diperoleh produk tembakau

13 51 yang memiliki kualitas yang tinggi. Pemangkasan dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan dan dilakukan tiga sampai empat kali atau selama bunga tembakau tumbuh. Pemupukan juga dilakukan petani untuk memenuhi unsur hara dalam tanah sehingga tanaman tembakau dapat tumbuh tinggi baik jumlah maupun kualitasnya. Umumnya pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk urea. Pupuk kandang diberikan dua kali, pemupukan pertama kali diberikan saat pemindahan bibit dari polybag ke ladang untuk selanjutnya dua bulan setelah tanaman tembakau berada di ladang. Dua bulan berikutnya tanaman tembakau diberi pupuk urea dengan komposisi dua sendok makan pupuk urea untuk satu tanaman tembakau. Pupuk ini dibeli oleh petani dari pengumpul tembakau yang menyediakan atau dari toko pertanian yang ada. Namun, untuk mendapat harga yang lebih rendah tidak jarang petani membeli pupuk dalam jumlah yang besar dari agen penyedia pupuk. Pemberian pupuk untuk tanaman ini jelas berhubungan dengan tujuan pemeliharaan tanaman yang terkait dengan produksi tembakau. Petani ingin memproduksi tembakau yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pembeli tembakau dengan tetap memperhatikan harga bibit, harga pupuk dan harga tembakau. Hal ini penting supaya mereka tidak mengalami kerugian dalam usahanya memelihara tanaman tembakau. Besarnya keuntungan atau kerugian yang ditanggung oleh petani ditentukan oleh produk yang dihasilkan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Produk yang dihasilkan oleh petani adalah sama yaitu tembakau rajangan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pertanian antara

14 52 lain adalah biaya pembibitan, biaya pemupukan dan biaya pasca panen. Semua biaya tersebut harus dikeluarkan oleh petani dalam upayanya memelihara tembakau. Biaya pembibitan mencakup biaya pengadaan bibit dan perawatannya. Biaya ini biasanya relatif kecil jumlahnya dan selalu dikeluarkan setiap kali petani memasuki masa tanam. Biaya ini meliputi biaya pembelian benih tembakau sebagai bakal bibit, biaya pembelian polybag sebagai tempat pembibitan dan biaya pembelian pupuk kandang. Biaya pembibitan jika dilihat dari nilainya memang kecil, namun biaya ini merupakan biaya yang rutin harus dikeluarkan oleh petani setiap kali menanam tembakau. Setiap kali melakukan pembibitan disertai dengan peralatan yang digunakan dalam menjalankan usaha pertanian. Tidak semua peralatan dibeli oleh petani, ada beberapa peralatan yang dibuat sendiri oleh petani demi menghemat biaya. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah sekop, cangkul, ember dan gayung. Cangkul digunakan untuk mengolah dan mencampurkan media penanaman tembakau seperti tanah, pasir dan pupuk kandang. Sekop digunakan untuk memasukkan tanah yang sudah dicampur dengan pasir dan pupuk kandang kedalam polybag. Ember dan gayung digunakan untuk menyiram bibit tembakau yang sudah berada di dalam polybag setiap pagi dan sore hari. Peralatan untuk pembibitan belum banyak menggunakan peralatan canggih. Oleh karena itu, biaya untuk penyediaan peralatan relatif kecil dan tidak dikeluarkan secara rutin. Biaya lain yang diperhitungkan oleh petani adalah biaya pembelian pupuk. Biaya pembelian pupuk menjadi satu perhatian penting bagi petani karena biaya

15 53 pembelian pupuk merupakan biaya yang relatif besar dan harus dikeluarkan secara rutin supaya tujuan pertanian dapat tercapai. Petani harus memberikan pupuk pada tanaman tembakau supaya nantinya mereka dapat menghasilkan daun tembakau dengan jumlah dan mutu tertentu. Biaya pembelian pupuk yang ditanggung oleh petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali saat ini bisa dikatakan memberatkan petani. Petani dihadapkan pada tuntutan untuk menghasilkan tembakau yang bermutu tinggi, untuk itu dibutuhkan pupuk yang bermutu juga supaya jumlah dan mutu tembakau dapat tercapai. Pupuk yang bermutu tinggi juga lebih tinggi harganya. Saat ini, pupuk kandang yang berupa kotoran ayam harganya mencapai Rp satu truk. Sedangkan untuk pupuk urea harganya mencapai Rp satu karung berisi 50 kilogram. Padahal, satu kilogram pupuk urea digunakan untuk satu tanaman tembakau. Sementara itu, harga tembakau pada level petani dinilai rendah sehingga keuntungan petani menjadi tidak maksimal. Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani senantiasa diperhitungkan oleh petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali walaupun perhitungannya dilakukan secara sederhana. Semua biaya ini akan dibandingkan dengan hasil dari pertanian mereka. Pertanian tembakau menghasilkan produk utama daun tembakau. Daun tembakau inilah yang menjadi sumber pendapatan bagi petani. Pendapatan akan diperoleh setelah petani memanen daun tembakau dengan cara memetik. Tindakan pasca panen merupakan faktor penentu seberapa besar pendapatan yang akan diterima oleh petani. Petani di Desa Senden Kecamatan Selo

16 54 Kabupaten Boyolali ada yang menjual daun tembakau kepada pengumpul berupa lembaran tanpa melakukan tindakan apapaun. Namun, petani lebih banyak menjual daun tembakau yang mereka petik dalam keadaan rajangan. Artinya, mereka telah mengolah daun tembakau yang sudah dipetik dan merajangnya sebelum menjual kepada pengumpul. Hal ini akan membuat harga tembakau meningkat dibandingkan kalau mereka menjual secara lembaran. Tindakan lain yang dilakukan petani di Desa Senden adalah menaburkan gula pasir pada tembakau yang sudah dirajang dan mengakibatkan berat tembakau bertambah. Hali ini akan mengakibatkan mutu tembakau menjadi turun. Penanganan dan tindakan pasca panen tembakau akan turut menentukan pendapatan yang diperoleh petani. Hal ini terjadi karena tindakan pasca panen akan menentukan mutu tembakau yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu dasar penetapan harga tembakau yang akan menentukan besaran pendapatan petani. Mutu tembakau menjadi salah satu faktor paling menentukan dalam kesuksesan seorang petani. Oleh karena itu mutu tembakau yang dihasilkan oleh petani menjadi perhatian penting dari petani. Perhatian tersebut diwujudkan dalam beberap hal seperti pemilihan bibit tembakau, pemberian pupuk, manajemen pemeliharaan, pembiayaaan pertanian dan penanganan pasca panen. Semua hal ini harus dilakukan secara efektif dan efisien agar mutu tembakau yang diharapkan dapat tercapai yang akan membuat tembakau tersebut mendapat harga yang sesuai pula saat dijual. Hasil penjualan tembakau inilah yang nantinya akan menjadi sumber pendapatan bagi petani tembakau.

17 55 Selain melakukan efisiensi biaya pemeliharaan, petani juga mengupayakan untuk memperoleh laba maksimal melaluai pemilihan pembeli tembakau. Petani tembakau cenderung menjual tembakau yang sudah mereka produksi kepada pengumpul tembakau yang menerapkan harga beli lebih tinggi. Hal ini dilakukan petani dalam upaya memperoleh laba yang lebih besar. Petani menghendaki adanya keuntungan yang lebih besar dalam usahanya. Beberapa petani berpindah menjual tembakau dari satu pengumpul ke pengumpul yang lain karena perbedaan harga. Namun, tidak semua petani dengan mudah berpindah dari satu pembeli ke pembeli yang lain. Ada petani yang menolak berpindah karena merasa bahwa pembeli tembakau mereka berjasa telah membantu mereka dalam menjalankan usaha pertanian tembakaunya. Ada pula yang terpaksa tidak berpindah pembeli karena ada tanggung jawab terhadap utang kepada pembeli tembakau. Namun, pada dasarnya semua petani ingin menjual tembakau yang sudah mereka produksi kepada pembeli yang menerapkan harga beli lebih tinggi Peran Pengumpul dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden Pengumpul tembakau di Desa Senden merupakan saluran pemasaran yang memperjualbelikan tembakau. Ada pengumpul tembakau yang membeli tembakau dari petani sebagai produsen tembakau dan ada pula pengumpul yang membeli tembakau dari pengumpul tembakau yang lain. Pengumpul tembakau menjual tembakau kepada beberapa pihak. Ada yang menjual kepada pengumpul tembakau yang lebih besar dan ada juga yang menjual tembakau kepada perusahaan yang menggunakan tembakau dalam produksinya.

18 56 Sebagai salah satu saluran pemasaran tembakau di Desa Senden, pengumpul melakukan banyak hal dalam aktivitas mereka. Berdasarkan temuan dilapangan, ada beberapa hal yang dikerjakan oleh pengumpul tembakau. Selain memperjualbelikan tembakau, pengumpul juga melakukan aktivitas lain berkaitan dengan pekerjaan mereka. Pengumpul melakukan pengujian mutu tembakau yang akan mereka beli baik dari petani maupun dari pengumpul yang lain. Kegiatan pengumpul tembakau tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan jual beli tembakau, tetapi juga pelayanan untuk petani dan sesama pengumpul. Semua kegiatan ini mereka lakukan untuk menjaga eksistensi usaha mereka sebagai pengumpul tembakau. Berkaitan dengan adanya pengumpul tembakau beserta kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, pengumpul tembakau mempunyai peranan dalam pemasaran tembakau di Desa Senden tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengumpul tembakau adalah membeli dan menjual tembakau. Kegiatan jual beli ini dilakukan dengan petani, sesama pengumpul yang lebih besar atau lebih kecil dan perusahaan pengolah tembakau. Pembelian tembakau dilakukan pengumpul dengan petani atau pengumpul yang lebih kecil. Sementara itu, penjualan tembakau dilakukan pengumpul dengan pengumpul tembakau yang lebih besar atau perusahaan pengolah tembakau. Kegiatan yang menyertai kegiatan jual beli ini salah satunya adalah kegiatan pengujian mutu tembakau. Pengujian mutu tembakau dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi mutu tembakau yang diperjualbelikan.

19 57 Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan beberapa cara. Berdasarkan temuan dilapangan, pengujian dilakukan secara manual dengan mengandalkan panca indera untuk mengukur parameter mutu tembakau seperti warna, aroma, pegangan, dan kebersihan. Pengujian mutu tembakau didasarkan pada standar mutu tembakau yang berlaku. Standar mutu yang berlaku berbeda antar pengumpul satu dengan pengumpul yan lain. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan strategi dan kebijakan yang diambil oleh masing-masing pengumpul tembakau. Panjang pola saluran pemasaran juga mempengaruhi tinggi rendahnya standar mutu tembakau yang ditetapkan oleh pengumpul tembakau. Standar mutu tembakau yang terendah terletak pada saat pengumpul menjual tembakau kepada perusahaan yang mengolah tembakau. Hal ini terjadi karena perusahaan pengolah tembakau membutuhkan tembakau pada mutu tertentu untuk proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan menuntut pengumpul yang menjual tembakau kepada mereka untuk memperoleh tembakau pada level mutu tersebut. Standar mutu yang diterapkan perusahaan pengolah tembakau tersebut untuk selanjutnya diikuti oleh pengumpul yang ada dibawahnya sampai pada level pengumpul yang membeli tembakau dari petani. Standar mutu terendah terletak pada level perusahaan pengolah tembakau, sementara yang tertinggi terletak pada level pengumpul tembakau yang membeli tembakau dari petani. Hal ini terjadi karena setiap tingkatan pengumpul mengubah standar mutu tembakau yang dituntut oleh pembeli tembakau yang mereka kumpulkan. Pengumpul tembakau yang menjual tembakau kepada perusahaan pengolah tembakau menaikkan standar yang

20 58 ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan tembakau yang mereka beli dari pengumpul tembakau yang lebih kecil. Hal seperti ini akan terus terjadi sampai pada level pengumpul tembakau yang membeli tembakau dari petani. Pengumpul tembakau menaikkan standar mutu tembakau karena adanya resiko kerusakan tembakau. Penetapan standar mutu tembakau oleh pengumpul tembakau ini menunjukkan adannya peranan pengumpul tembakau dalam pemasaran tembakau di Desa Senden. Pengumpul tembakau dalam membeli tembakau dari petani harus memberikan kompensasi atas tembakau dari petani. Bentuk kompensasi yang dimaksud adalah berupa uang. Kompensasi ini diberikan kepada petani dalam bentuk uang melalui proses pembayaran atas tembakau yang dibeli pengumpul tembakau dari petani tembakau di Desa Senden. Pembayaran tidak hanya dilakukan oleh pengumpul kepada perani saja, ada pula pengumpul yang melakukan pembayaran kepada pengumpul yang lebih kecil. Hal ini terjadi karena pengumpul yang melakukan pembayaran tersebut membeli tembakau dari pengumpul tembakau yang lebih kecil. Pembayaran ini dilakukan melalui sistem yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli. Melalui pemahaman terhadap pembayaran atas pembelian tembakau yang dilakukan oleh pengumpul tembakau ini, dapat diketahui bahwa pengumpul tembakau berperan dalam menjalankan pembayaran saluran pemasaran. Melalui pembayaran yang dilakukan oleh pengumpul tembakau ini, pihak yang menjual tembakau dapat memperoleh pendapatan. Sementara itu, penetapan standar mutu yang dinaikkan dari penetapan standar mutu tembakau yang dalam hal ini adalah

21 59 perusahaan pengolah tembakau, pengumpul tembakau tampak berperan dalam pemesanan saluran pemasaran. Pengumpul menetapkan standar mutu yang tidak lebih rendah dari standar mutu tembakau yang ditetapkan oleh perusahaan pengolah tembakau supaya mereka mampu memenuhi tuntutan dari perusahaan pengolah tembakau tersebut. Jika dilihat dari pola saluran pemasaran yang ada di Desa Senden, jelas tampak bahwa pengumpul tembakau berperan dalam menyalurkan tembakau dari petani sebagai produsen kepada perusahaan pengolah tembakau untuk selanjutnya diolah menjadi produk tertentu yang akan dipasarkan kepada konsumen. Jual beli yang dilakukan oleh pengumpul tembakau dengan petani maupun antara pengumpul tembakau dengan pengumpul tembakau yang lebih besar membuat terjadinya perpindahan tangan. Setiap transaksi menyebabkan perpindahan kepemilikan. Pengumpul tembakau juga mempunyai peranan dalam proses ini. Pengumpul ikut berperan dalam perpindahan kepemilikan karena mereka membeli tembakau dari petani dan pengumpul yang lebih kecil. Perpindahan kepemilikan ini juga menyebabkan hak dan tanggung jawab terhadap tembakau yang diperdagangkan juga ikut berpindah. Pengumpul tembakau sebagai salah satu pihak yang ada dalam pola saluran pemasaran juga mengalami hal tersebut. Ini membuktikan bahwa pengumpul tembakau juga berperan dalam pengambilan resiko pemasaran tembakau di Desa Senden. Risiko-risiko yang dihadapi oleh pengumpul tembakau baik yang membeli dari petani maupun yang dibeli dari pengumpul yang lebih kecil antara lain penurunan mutu tembakau dan kerusakan tembakau. Risiko-risiko ini harus diatasi oleh pengumpul selama

22 60 mereka memegang hak kepemilikan atas tembakau yang selanjutnya akan mereka jual kembali. Peran pengumpul dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara lain adalah sebagai saluran pemasaran yang memperjualbelikan tembakau. Pengumpul juga berperan sebagai penguji mutu tembakau, hal ini dilakukan untuk menjaga eksistensi usaha mereka sebagai pengumpul tembakau. Pengumpul menjalankan peran pembayaran dalam bentuk uang sebagai konpensasi atas tembakau yang dibeli dari petani maupun pengumpul kecil, pengumpul menjalankan peran pemesanan dari pihak yang menjadikan tembakau sebagai dagangannya atau bahan baku produksi. pengumpul menjalankan peran peralihan kepemilikan, setiap transaksi yang dilakukan menyebabkan peralihan kepemilikan atas barang dagangan. Setiap peralihan kepemilikan juga menyebabkan perubahan akan mutu dan harga barang, untuk itu pengumpul dalam hal ini berperan dalam pengambilan resiko Fungsi Standar Mutu dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden Standar mutu tembakau merupakan patokan bagi para pelaku pemasaran tembakau di Desa Senden dalam menentukan seberapa tinggi mutu tembakau. Standar mutu tembakau digunakan dalam jual beli tembaku. Umumnya, standar mutu tembakau digunakan saat satu pihak ini mengukur mutu tembakau yang akan mereka perjualbelikan. Standar mutu tembakau ini digunakan oleh hampir seluruh pelaku pemasaran dalam menentukan mutu tembakau.

23 61 Menentukan seberapa tinggi mutu tembakau dapat diketahui melalui pengujian mutu tembakau. Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan beberapa cara yang digunakan. Pengujian mutu tembakau dilakukan dengan menggunakan panca indera. Parameter mutu tembakau yang umumnya diuji antara lain adalah aroma yang diuji dengan hidung, warna yang diuji dengan mata, pegangan yang diuji dengan tangan, kebersihan tembakau yang diuji dengan mata. Hasil pengujian mutu ini akan dibandingkan dengan standar tembakau yang diterapkan masing-masing penguji. Standar mutu tembakau yang diterapkan satu saluran pemasaran dengan saluran pemasaran yang lain berbeda pada tingkat derajat dari paramater-parameter mutu tembakau. Standar mutu yang ditetapkan oleh satu pengumpul susu sapi dengan pengumpul susu sapi lain berbeda. Perbedaan ini terjadi karena beberapa sebab. Perbedaan standar antara ujung satu pola saluran pemasaran dengan pola saluran pemasaran yang lain juga akan membuat standar mutu susu sapi berbeda. Panjang pendeknya pola saluran pemasaran tembakau juga membuat standar yang diterapkan satu pengumpul tembakau dengan pengumpul tembakau yang lain mempunyai standar mutu tembakau yang berbeda. Hal ini terjadi karena standar mutu tembakau yang digunakan dalam penjualan akan dinaikkan kemudian digunakan dalam membeli tembakau. Standar mutu pembelian lebih tinggi dari penjualan disebabkan karena adanya risiko penurunan mutu tembakau. Pengumpul-pengumpul menaikkan standar mutu tembakau karena lama kelamaan mutu tembakau tidak akan bertambah namun cenderung menurun.

24 62 Standar mutu tembakau sangat penting bagi pemasaran tembakau di Desa Senden, terutama bagi perusahaan-perusahaan pengolah tembakau. Perusahaanperusahaan ini membutuhkan tembakau pada tingkatan mutu tertentu untuk dapat memproduksi suatu produk. Pentingnya standar mutu tembakau ini menandakan bahwa standar mutu tembakau mempunyai beberapa fungsi dalam pemasaran tembakau di Desa Senden. Standar mutu tembakau digunakan dalam menentukan seberapa tinggi mutu tembakau yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar utama penetapan harga tembakau. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa pengumpul tembakau, pengumpul tembakau menggunakan standar mutu sebagai dasar dalam menentukan harga yang mereka berlakukan dalam membeli tembakau dari petani. Selain sebagai dasar dalam penetapan harga tembakau, standar mutu tembakau juga berfungsi sebagai patokan bagi petani dalam menentukan strategi pemeliharaan tembakau. Petani menganggap bahwa standar mutu tembakau merupakan bentuk tuntutan bagi mereka. Mereka menganggap bahwa mereka diharuskan untuk menghasilkan tembakau yang mempunyai mutu tertentu. Adanya tuntutan tersebut membuat petani tembakau mengupayakan agar tembakau yang mereka produksi mempunyai mutu yang memenuhi tuntutan supaya tembakau yang mereka produksi dapat mereka jual dengan harga yang baik. Petani melakukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut. Mereka melakukan upaya-upaya seperti pemberian pupuk yang dapat mempengaruhi mutu tembakau yang dihasilkan, perawatan dan pemeliharaan juga mereka lakukan supaya mereka mampu memenuhi tuntutan yang ada.

25 63 Pandangan para pengumpul tembakau menyebutkan bahwa standar mutu tembakau ini sangat berguna dalam membina petani tembakau. Pembinaan petani sangat penting bagi pemasaran tembakau secara umum di Desa Senden karena petani merupakan produsen tembakau. Petani dianggap mendapatkan pembinaan secara tidak langsung dari adanya standar mutu tembakau yang ditetapkan oleh pembeli tembakau yang mereka produksi. Pembinaan petani akan membuat petani mengerti cara penanganan tanaman tembakau dan tindakan pasca panen yang benar dan tepat. Hal ini penting mengingat banyak petani yang melakukan kecurangan. Kecurangan-kecurangan seperti mencampurkan gula pasir dalam tembakau untuk menambah bobot, tidak memberikan pupuk dengan kadar yang sesuai atau bentuk-bentuk kecurangan yang lain. Pembinaan yang terjadi secara tidak langsung ini membuat petani menjadi semakin baik dalam bertani tembakau. Mereka juga melakukan tindakan-tindakan yang tidak membuat mutu tembakau menjadi turun. Fungsi standar mutu dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara lain adalah sebagai pengukur seberapa tinggi mutu tembakau. standar mutu menjalankan fungsi penetapan harga dalam pembelian tembakau dari petani. Standar mutu berfungsi sebagai patokan dalam menentukan strategi pemeliharaan tembakau. Standar mutu juga berfungsi sebagai alat pembinaan bagi petani dalam pemeliharaan dan pemasaran tembakau.

26 Funsi Harga dalam Pemasaran Tembakau di Desa Senden Harga tembakau menjadi salah satu hal yang paling penting dalam pemasaran tembakau di Desa Senden. Harga menjadi faktor yang akan menentukan pendapatan dan biaya yang harus ditanggung oleh masing-masing saluran pemasaran tembakau dalam menjalankan usahanya, baik sebagai petani, pengumpul, maupun perusahaan pengolah tembakau. Harga mempunyai arti penting bagi setiap saluran pemasaran tembakau di Desa Senden. Pentingnya harga menunjukkan bahwa harga mempunyai beberapa fungsi dalam pemasaran tembakau di Desa Senden. Harga bagi petani memiliki arti penting karena dari hargalah mereka memperoleh pendapatan. Harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang menjadi sumber pendapatan bagi petani tembakau. Harga tembakau juga akan menjadi dasar pertimbangan bagi petani dalam menentukan keberlangsungan usahanya. Banyak petani yang mengeluhkan rendahnya harga tembakau saat ini. Keuntungan yang diperoleh petani sangat minim, bahkan petani tidak memperoleh keuntungan dari usaha mereka bertani tembakau. Petani akan terus menanam dan memelihara tanaman tembakau jika mereka memperoleh pendapatan yang mampu mencukupi kebutuhan mereka. Jika petani tidak mampu memperoleh pendapatan yan dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, bisa jadi mereka mengalihkan usahanya. Harga bagi hampir semua petani dijadikan sebagai dasar menentukan kepada siapa mereka akan menjual tembakau yang mereka produksi. Petani ingin menjual tembakau yang mereka produksi kepada pembeli yang menawarkan harga

27 65 lebih tinggi. Hal ini terjadi karena petani mengharapkan pendapatan yang lebih besar supaya keuntungan mereka dari hasil bertani tembakau juga semakin besar. Banyak ditemukan petani yang berpindah-pindah dalam menjual tembakau hasil produksi mereka kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi dalam membeli tembakau mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga memiliki fungsi penting dalam menentukan kepada siapa petani menjual tembakau yang mereka produksi. Pengumpul tembakau juga menjadikan harga sebagai dasar dalam menentukan kepada siapa mereka menjual tembakau yang telah mereka kumpulkan. Pengumpul tembakau ingin menjual tembakau yang telah mereka kumpulkan kepada pembeli yang menawarkan harga lebih tinggi. Hal ini terjadi karena pengumpul mengharapkan pendapatan yang lebih besar supaya keuntungan mereka dari hasil usaha menjadi pengumpul tembakau juga menjadi semakin besar. Banyak ditemukan pengumpul tembakau yang berpindah-pindah menjual tembakau kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi dalam membeli tembakau dari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga memiliki fungsi penting dalam menentukan kepada siapa pengumpul tembakau menjual tembakau yang telah mereka kumpulkan baik dari petani maupun dari pengumpul yan lebih kecil Fungsi harga dalam pemasaran tembakau di Desa Senden antara lain adalah sebagai patokan dalam menentukan seberapa besar pendapatan untuk tiap-tiap saluran pemasaran. Harga juga akan menjadi dasar pertimbangan bagi petani dalam menentukan keberlangsungan usahanya, jika harga tembakau cenderung

28 66 turun dari waktu ke waktu maka petani akan beralih menanam komoditas yang lain selain tembakau. Fungsi harga sebagai dasar menentukan kepada siapa mereka akan menjual tembakau yang mereka produksi. Petani selalu ingin menjual tembakau mereka kepada pengumpul yang menawarkan harga tinggi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif terlebih dahulu. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif terlebih dahulu. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai : 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, diulas tentang definisi dari

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi. dan manfaat. Tembakau adalah tumbuhan berdauh lebar, daunnya

BAB I PENDAHULUAN. daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi. dan manfaat. Tembakau adalah tumbuhan berdauh lebar, daunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tembakau merupakan salah satu hasil pertanian yang berasal dari daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi dan manfaat. Tembakau adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan Percobaan dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK DISUSUN OLEH : NAMA : YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELAS : 11-S1TI-11 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah dan Keadaan Alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1.1. Peternakan Sapi Pedaging di Dusun Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

1 SET A. INDIVIDU PETANI

1 SET A. INDIVIDU PETANI 1 SET A. INDIVIDU PETANI Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani sehamparan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN 1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci