BAB I PENDAHULUAN. Sebagian diantaranya mengganggu operasi perusahaan. Tentu hal ini tidak kita. produksi dan produktivitas dari suatu perusahaan.
|
|
- Hendri Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sejumlah masalah perselisihan industrial mencuat ke atas permukaan. Sebagian diantaranya mengganggu operasi perusahaan. Tentu hal ini tidak kita harapkan dikala ekonomi Indonesia sedang berbenah. Hal ini juga dapat menurunkan produksi dan produktivitas dari suatu perusahaan. Dalam dunia usaha, perlu adanya negosiasi antara pengusaha dan pekerja yang dilandasi oleh persepsi yang sama dan itikad yang baik untuk menumbuhkan dan memelihara hubungan ketenagakerjaan yang serasi, harmonis dan seimbang. Pengusaha harus melihat pekerja sebagai mitra (partner). Konsekuensinya maka, pengusaha harus mengetahui, memahami dan memenuhi hak-hak dari pada pekerjanya. Pada kenyataannya, banyak persepsi yang kurang tepat tentang hubungan ketenagakerjaan antara para pekerja dengan pengusaha/perusahaan, banyak yang beranggapan bahwa hubungan keduanya adalah berlawanan. Bagi pengusaha ataupun perusahaan adanya serikat buruh/serikat pekerja akan selalu dicurigai dengan sederetan tuntutan. Sedangkan bagi pekerja pengusaha hanya akan selalu mengeksploitasi mereka dengan penuh ketidakadilan. Persepsi ini lah yang selalu menyulut ketidakharmonisan antara para pekerja dan pengusaha atau pun perusahaan 1
2 sehingga selalu ada konflik antara keduanya. Padahal sekecil apa pun itu masalahnya harus diselesaikan, dan hubungan antara keduanya harus dikelola dengan baik. Karena kedudukan pekerja yang lemah ini maka dibutuhkan adanya wadah bagi mereka untuk menguatkan diri dalam mempertahankan hak-haknya. Wadah yang ada saat ini disebut dengan serikat pekerja/serikat buruh. Dalam hal ini wadah ini bertujuan untuk menyeimbangkan posisi buruh dengan atau perusahaan. Karena melalui keterwakilan pekerja/buruh di dalam serikat pekerja/serikat buruh diharapkan aspirasi para pekerja dapat sampai kepada perusahaan. Diharapkan pula wadah ini dapat berperan dalam peningkatan produksi serta produktivitas. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hubungan industrial di tingkat perusahaan. 1 Dengan memperhatikan arah kondisi ketenagakerjaan yang diinginkan tersebut, kiranya perlu ada suatu perangkat hukum bagi sarana perlindungan dan kepastian hukum bagi tenaga kerja, terutama bagi mereka yang akan atau sedang mencari pekerjaan atau akan dan sedang melaksanakan hubungan kerja maupun setelah berakhirnya hubungan kerja Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, h. Jakarta, h Djumadi, 1995, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, cet. III, Raja Grafindo Persada, 2
3 Pada dasarnya serikat pekerja sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan perjuangan para pekerja/buruh dalam serikat pekerja masih terus berlangsung sampai dengan saat ini. Dan saat ini keberadaan serikat pekerja lebih terjamin dengan adanya kepastian hukum dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh. Fungsi Serikat Pekerja/Buruh selalu dikaitkan dengan hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah. Adapun fungsi dari serikat Pekerja/Buruh seperti yang tertuang dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No.21 tahun 2000 ialah: 1. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial; 2. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama dibidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya; 3. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya, 5. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan. 3
4 Dalam pembuatan perjanjian kerja bersama buruh melakukan negosiasi dengan perusahaan/pengusaha untuk upah yang layak, jaminan keselamatan kerja, pembayaran upah lembur serta hak-hak yang diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun Perjanjian Kerja Bersama merupakan salah satu prasarana penunjang peningkatan produksi dan produktivitas. Kerap kali karena tidak jelasnya Perjanjian Kerja Bersama antara pekerja/buruh dengan pengusaha menimbulkan perselisihan. Hal ini dikarenakan ketidaksamaan persepsi terhadap klausul-klausul yang terdapat dalam Perjanjian Kerja Bersama atau pun ketidaksanggupan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya. Hakikatnya Perjanjian Kerja Bersama bertujuan untuk peningkatan produktivitas, kesejahteraan serta kestabilisan pembangunan. Peningkatan produksivitas akan meningkatkan keuntungan dalam pemasukan perusahaan. Dengan adanya peningkatan keuntungan, diharapkan juga pengingkatan kesejahteraan terhadap pekerja. Kesejahteraan tidak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi semua pihak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul Efektifitas Serikat Pekerja Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama Pada PT. Perkebunan Nusantara IV. Untuk memperkecil objek penelitian dalam penulisan skripsi ini, maka harus 4
5 menggunakan objek penelitian yang khusus dan spesifik. Penelitian ini akan meneliti efektifitas serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan dan perjanjian kerja bersama guna mendukung peningkatan produktivitas di PT. Perkebunan Nusantara IV yang beralamatkan di Jl. Letjend Soeprapto No. 2 Medan, Sumatera Utara. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahannya antara lain : 1. Bagaimana efektivitas Serikat Pekerja dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama di PT. Perkebunan Nusantara IV? 2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan fungsi serikat pekerja dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama di PT. Perkebunan NusantaraIV? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Di dalam suatu tulisan perlu kiranya ditentukan secara tegas mengenai batasan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar yang dibahas tidak menyimpang dari pokok bahasan, sehingga terhadap pokok permasalahannya dapat diuraikan secara sistematis yang sekaligus akan menjadi syarat adanya isi dari penulisan suatu karya ilmiah. 5
6 Di dalam pembahasan ini ruang lingkupnya akan dibatasi mengenai sejarah dari Serikat Pekerja, manfaat Serikat Pekerja dalam pembuatan perjanjian kerja, dan keefektifan Serikat Pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja bersama. 1.4 Tujuan penelitian a. Tujuan umum 1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. 2. Melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis. 3. Untuk mengetahui peranan serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja bersama untuk meningkatkan produktivitas b. Tujuan khusus 1. Untuk memahami efektifitas serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja guna mendukung peningkatan dan produktifitas kerja 2. Untuk memahami faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja guna mendukung produktifitas kerja. 6
7 3. Untuk memahami segala permasalahan yang di hadapi dalam pembuatan perjanjian kerja bersama antara pekerja dan pengusaha. 1.5 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini akan memberikan manfaat dalam ilmu pengetahuan hukum, melatih untuk membandingkan hal-hal secara teori yang tertuang di dalam kepustakaan maupun perundang-undangan dengan pelaksanaan teori di lapangan. Selain itu juga bermanfaat bagi penulis sendiri dalam mengembangkan pemikiran dan menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang ketenagakerjaan. b. Manfaat praktis Secara praktis penulisan skripsi ini, diharapkan bermanfaat sebagai pedoman, sumber pemikiran maupun saran dalam pembuatan perjanjian kerja bersama serta penyelesain permasalahan yang timbul bagi para pihak-pihak yang terkait yakni tenaga kerja dan perusahaan, praktisi hukum serta masyarakat luas. 1.6 Landasan teoritis Sebelum memulai membahas permasalahan diatas secara lebih mendalam. Maka dapat diuraikan beberapa teori atau landasan-landasan yang dimungkinkan untuk menentukan pembahasan permsalahan yang ada dengan adanya landasan teori 7
8 yang menunjang diharapkan dapat memperkuat, memperjelas dan mendukung untuk menyelesaikan permasalahan. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh Pasal 1 angka (6) mendefinisikan pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, definisi pekerja/buruh memiliki pengertian yang sama dengan apa yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun Sedangkan Pengertian Tenaga Kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka (2) adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka (17) yang dimaksud dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk oleh, dari, dan untuk pekerja/ buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan buruh/pekerja dan keluarganya. Sedangkan menurut undang-undang yang lain yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, definisi Serikat Pekerja/Serikat Buruh memiliki pengertian yang sama dengan apa yang disebutkan dalam Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Ini menunjukkan bahwa 8
9 kedua Undang-Undang ini memiliki pemahaman yang sama tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Untuk definisi dari para ahli tidak banyak ditemukan definisi Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Salah satunya yaitu Pendapat Semaoen dimana Serikat Pekerja/Serikat Buruh berasal dari kata Vakbond atau Vak Vereeniging yaitu suatu perkumpulan dalam bidang pekerjaan yang disebabkan karena kesamaan pekerjaan. 3 Pengertian Perjanjian berdasarkan Undang-Undang yaitu KUHPerdata tidak dikenal adanya istilah perjanjian, yang ada hanya perikatan atau verbintenis ( Pasal 1233) dan persetujuan atau overeenkomst (Pasal 1313). Jika menggunakan Pasal 1313 KUH Perdata batasan pengertian perjanjan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau lebih mengikatkan diri pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu hal. 4 Perjanjian Perburuhan menurut Pasal 1601a KUHPerdata adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu, si buruh, mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain, si majikan, untuk sesuatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah. 5 Selanjutnya, Rahmad berpendapat bahwa perjanjian kerja ialah suatu perjanjian dimana seseorang mengikatkan diri untuk bekerja pada orang lain dengan 3 Semaon, 2000, Penuntun Kaum Buruh, Jendela, Yogyakarta, hal R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 1992, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Terjemahan), Pradnya Paramita, Jakarta, h Ibid, h
10 menerima imbalan berupa upah sesuai dengan syarat-syarat yang dijanjikan atau disetujui bersama. 6 Prinsip yang menonjol dalam perjanjian kerja adalah adanya keterikatan seseorang (pekerja/buruh) kepada orang lain (pengusaha) untuk bekerja dibawah perintah dengan menerima upah, jadi bila seseorang telah mengikatkan diri dalam suatu perjanjian kerja, berarti dia secara pribadi otomatis harus bersedia bekerja dibawah perintah orang lain. Hal ini yang disebutkan ahli hukum sebagai hubungan diperatas (dienstverhoeding). Setelah mendapat pengertian mengenai Perjanjian kerja maka Perjanjian Kerja Bersama memiliki pengertiannya sendiri pula. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 1 Angka (21) menyebutkan definisi Perjanjian Kerja Bersama adalah Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja/Serikat Buruh atau beberapa Serikat Pekerja/ Serikat Buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenangakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Sedangkan pengertian lainnya yaitu menurut Pedoman Penyuluhan Kesepakatan Kerja Bersama (Depnaker RI, 1996/1997:2) ialah Perjanjian yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja atau serikat-serikat pekerja yang terdaftar pada Departemen tenaga Kerja dengan Pengusaha-Pengusaha, perkumpulan pengusaha berbadan 6 Abdul Khakim, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Ed.Revisi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, h
11 hukum yang pada umumnya atau semata-mata memuat syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam perjanjian kerja. Namun yang menjadi acuan buku-buku pada saat ini mencantumkan definisi Perjanjian Kerja Bersama sesuai yang disebutkan pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Produksi adalah segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas sesuatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melewati pertukaran. Dari studi Literatur diketahui Produktivitas adalah ukuran efisiensi dengan mana modal,material, peralatan (teknologi), manajemen, sumber daya manusia informasi dan waktu yang digunakan dengan tujuan memproduksi barang dan jasa secara ekonomis Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hypo dan tesis. Jadi hipotesis adalah pernyataaan yang masih lemah, maka perlu dibuktikan untuk menegaskan apakah hipotesis diterima atau ditolak. 8 Adapun hipotesis dalam penulisan skripsi ini, ialah : 1. Peranan serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja bersama guna mendukung peningkatan produktivitas kerja 7 Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, 1985, Produktivitas dan Manajemen, Jakarta, h Amiruddin dan Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, h
12 2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Perkebunan Nusantara IV dalam peningkatan produktifitas baik faktor penghambat maupun faktor pendukungnya. 1.8 Metode penelitian Dalam setiap penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan bersifat ilmiah, harus menggunakan metode tertentu dalam penulisannya yang maksudnya agar karya tulis tersebut dapat memenuhi syarat-syarat dari suatu karya ilmiah yang intinya dapat dipertanggungjawabkan. Kata metode berasal dari meta yang artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti. Dan thodos yang artinya cara, jalan, atau arah. 9 Penelitian (research) berarti pencarian kembali. Pencarian yang dimaksud adalah pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab permasalah tertentu. 10 Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untu proses pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah) yang nantinya dapat digunakan dalam menjawab permasalahan tertentu. Sedangkan metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian hukum. Berdasarkan pandangan dan pengertian yang dikemukakan oleh para penulis tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian hukum Lasiyo dan Yuwono, 1984, Pengantar Ilmu Filsafat, Edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta, h. 10 Oemar Hamalik, 2001, Proes Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, h
13 adalah proses untuk menukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrindoktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi Jenis penelitian Dalam penelitian hukum, dibagi atas 2, yaitu: 1. Penelitian hukum secara normatif 2. Penelitian hukum secara empiris Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini menggunakan penelitian hukum empiris dimana data-data yang diperoleh berasal dari fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat/ lapangan. Berdasarkan sifatnya penelitian empiris dibagi 3: 1. Penelitian yang bersifat eksploratif (penjajakan atau penjelajahan) Peneliatian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu atau untuk mendapatkan ide-ide baru mengenai suatu gejala itu. Penelitian ini, umumnya dilakukan terhadap pengetahuan yang masih baru; belum banyak informasi mengenai masalah yang akan diteliti, atau bahkan belum sama sekali. 2. Penelitian yang bersifat deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk 11 Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h
14 menentukan penyebaran suatu gejala, atau menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyrakat. 3. Penelitian yang bersifat eksplanatif (menerangkan) Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti. Penelitian tersebut baru dapat dilakukan apabila informasi tentang masalah yang diteliti sudah cukup banyak. Sifat penelitian yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini mengacu pada penelitian yang bersifat deskriptif yakni untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyrakat. Gejala yang dimaksud ialah adanya kesenjangan antara peraturan perundang-undangan tentang serikat pekerja dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja bersama guna mendukung peningkatan produktivitas sejauh mana efektifitasnya. 2. Jenis pendekatan Adapun jenis pendekatan dalam penulisan penelitian hukum, yakni: 1. Pendekatan kasus ( The Case Approach) 2. Pendekatan perundang-undangan (The Statue Approach) 3. Pendekatan fakta (The Fact Approach) 4.Pendekatan Analisis Konsep Hukum (Analitical and Conseptual Approach) 14
15 5. Pendekatan Frasa (Word and Pharase Approach) 6. Pendekatan Sejarah (Historical Approach) 7. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini mengunakan pendekatan perundang-undangan yang dalam hal ini yang menjadi undang pokok perundang-undangan yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, dan Pedoman Penyuluhan Kesepakatan Kerja Bersama (Depnaker RI, 1996/1997:2). Pendekatan lain yang digunakan dalam penelitian skripsi ini mengunakan pendekatan fakta ( The Fact Approach), dikarenakan pengumpulan, analisa menggunakan fakta-fakta yang nyata dilapangan yakni dari PT. Perkebunan Nusantara IV. 3. Sumber bahan hukum/ data Sumber data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini diperoleh melalui dua sumber, yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dilapangan yaitu berupa dokumen-dokumen dan juga hasil wawancara baik responden maupun informan. Penelitian langsung di PT. Perkebunan Nusantara IV. 15
16 2. Data Sekunder Data sekunder adalah suatu data yang bersumber dari kepusatakaan/ bersumber dari bahan hukum: 12 a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer dalam penelitian skripsi ini antara lain peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan antara lain Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder dalam penelitian skirpsi ini antara lain yakni literature maupun artikel-artikel hukum ketenagakerjaan yang dimuat dimedia cetak maupun elektronik. c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier antara lain yakni kamus hukum, maupun bahanbahan yang diambil dari internet. d. Teknik pengumpulan bahan hukum/data Metode/teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data sekunder ini adalah dengan cara : 12 Ronny Hannitijo Soemitro, 1982, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Ghalia Indonesia, Semarang, (selanjutnya disingkat Ronny Hannitjo Soemitro I), h
17 1. Studi dokumen. Yakni bahwa dalam penelitian ini akan dikumpulkan data-data kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan memahami, selanjutnya dilakukan pencatatan dengan mengutip teori dan penjelasan yang penting dari bahan bacaan yang relevan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. 2. Wawancara (interview) Wawancara merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data guna mencari informasi dengan cara mengadakan suatu percakapan atau tanya jawab secara lisan dengan informan maupun informan. 3. Studi kepustakaan (library research) Yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap bahan-bahan pustaka, perundang-undangan, data atau dokumen-dokumen dari lembaga terkait dan data dari media massa baik cetak maupun elektronik dengan mencari konsep-konsep, teori-teori, pendapat-pendapat, yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan. 13 e. Teknik pengolahan dan analisis bahan hukum/data Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting karena dengan pengolahan, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam 13 Rony Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, (selanjutnya disingkat Ronny Hannitjo Soemitro II), h
18 memecahkan masalah penelitian. Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Data yang sudah dikumpulkan, kemudian diolah secara kualitatif. Adapun maksud dari kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, serta menonjolkan proses dan makna. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif. Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkat data sehingga mudah untuk dibaca. Secara deskripsi kualitatif artinya menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi data. 18
BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu Serikat Pekerja / Serikat Buruh. Tujuan dibentuknya Serikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan buruh yang lemah membutuhkan suatu wadah supaya menjadi kuat. Wadah itu adalah adanya pelaksanaan hak berserikat dan berkumpul di dalam suatu Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Baru kemudian setelah kemerdekaan. Indonesia mulai bangkit gerakan buruh. Serikat buruh yang kuat pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman penjajahan Jepang gerakan buruh sempat terhenti dan tidak berkembang. Situasi ini terjadi karena adanya tindakan represif dan ditambah dimatikannya banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai tujuan dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negaranya. Konstitusi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk memenuhi semua kebutuhannya, manusia dituntut untuk memiliki pekerjaan, baik pekerjaan yang dibuat sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, yang kemudian berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis budaya, krisis keamanan, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau
Lebih terperinciLex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 1 Oleh : Ruben L. Situmorang 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kehidupan manusia merupakan kelangsungan hidup yang berkaitan dengan kebutuhan hidup yang layak. Melihat tuntutan untuk hidup yang layak tersebut manusia
Lebih terperincidiperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan industrial antara pemilik modal dengan buruh. Namun seringkali perusahaan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja dari tahun ke tahun menarik perhatian banyak pihak. Permasalahan tenaga kerja yang menimbulkan konflik-konflik pada buruh, seperti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan era globalisasi pekerja dituntut untuk saling berlomba mempersiapkan dirinya supaya mendapat pekerjaan yang terbaik bagi dirinya sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum pada dasarnya tidak membedakan antara pria dan perempuan, terutama dalam hal pekerjaan. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 angka 16 didefinisikan sebagai Suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO
0 PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai sifat, watak dan kehendak sendiri-sendiri. Namun di dalam masyarakat manusia mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan kerjasama, tolong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon), yakni makhluk yang tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi alumunium batangan, dengan mutu sesuai standar internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik semakin meningkat terutama kebutuhan atas kualitas informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) sudah mulai dikenal dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia ialah negara yang saat ini memiliki perkembangan perekonomian yang pesat, hampir setiap bidang kehidupan di Indonesia selalu mengalami perkembangan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam tesis ini, yaitu : 1. Pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serikat pekerja dan partai buruh. Dalam kongresnya pada bulan September 1945 yang dihadiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Barisan Buruh Indonesia (selanjutnya BBI) lahir pada 15 September 1945 sebuah organisasi massa buruh. BBI mengutamakan barisan buruh untuk memudahkan mobilisasi oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah
Lebih terperinciPEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH
PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH oleh Michele Agustine I Gusti Ketut Ariawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Wages play an important
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya peradaban dan pola hidup manusia dewasa ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Manusia hidup selalu bersama dimulai dari keluarga, masyarakat, hingga membentuk satu suku bangsa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 2.1 Perjanjian secara Umum Pada umumnya, suatu hubungan hukum terjadi karena suatu
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur
BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS A. Tinjauan Umum Perjanjian Kerja Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK), maka keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak dan kepemilikan atas tanah yang pelaksanaannya memiliki aturan dan persyaratan serta prosedur tersendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dengan saling berdampingan satu dengan yang lainnya, saling membutuhkan dan saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beranekaragam, untuk dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk bekerja. Baik pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang, merupakan faktor yang amat mempengaruhi tentang masalah ketenagakerjaan di Tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin dengan cara menyediakan lapangan atau kesempatan kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya yang melimpah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sebagai negara yang berkembang
Lebih terperinciFAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1
FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 1. Apa itu Demonstrasi? Pasal 1 ayat 3 UU No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum. Unjuk rasa atau Demonstrasi adalah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mendapatkan biaya hidup seseorang perlu bekerja, secara mandiri atau bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13
BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, yang merata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh membutuhkan suatu wadah yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah adanya pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 terdapat dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu petugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai kebutuhan sosial yang harus dipenuhi, oleh karena itu mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan semakin ketat dan penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik
Lebih terperinciKONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Oleh Suyanto ABSTRAK Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang
11 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, sehingga membutuhkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk menyerap tenaga
Lebih terperinciPELAKSANAA PASAL 106 UNDUNG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DI MERCURE RESORT SANUR BALI
PELAKSANAA PASAL 106 UNDUNG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DI MERCURE RESORT SANUR BALI Oleh: Andi Lukman Hakim I Made Udiana I Made Pujawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seabagai sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu Negara yang sedang membangun, keberadaan tenaga kerja seabagai sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dari berbagai komponen pembangunan yang satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian kerja dalam Bahasa Belanda biasa disebut Arbeidsovereenkomst, dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang pertama disebutkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari bumi, yang disebut permukaan bumi. 1 Tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia yang telah dikaruniakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah Pada awal tahun 1997 pembangunan di Indonesia mengalami cobaan yang cukup berat. Diawali dengan runtuhnya pemerintah yang berkuasa, bersamaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. 1. Pengertian hubungan industrial dan kaitannya dengan hubungan industrial
15 BAB II TINJAUAN UMUM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 1. Pengertian hubungan industrial dan kaitannya dengan hubungan industrial Pancasila Berdasarkan Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengupahan merupakan masalah yang sangat krusial dalam bidang ketenagakerjaan bahkan apabila tidak profesional dalam menangani tidak jarang akan menjadi potensi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :
40 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang akan di bahas dan dapat di pertanggung jawabkan kebenaranya maka dalam penelitian ini di perlukan metode
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945), dilaksanakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dalam usaha untuk mendapatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang dimiliki oleh masing-masing manusia tersebut nantinya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang secara terus-menerus akan berubah seiring berjalannya waktu, akan menyadarkan manusia bahwa ada suatu persaingan antara manusia satu dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan standar
Lebih terperinciFAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1
FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1 1. Apa itu unjuk rasa? 2. Apakah seorang Pekerja boleh melakukan aksi demonstrasi? Pasal 102 ayat (2) UU Ketenagakerjaan menyatakan : Dalam melaksanakan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah unsur penting yang menunjang kehidupan manusia. Tanah berfungsi sebagai tempat tinggal dan beraktivitas manusia. Begitu pentingnya tanah, maka setiap
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING
TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING Dhevy Nayasari Sastradinata *) *) Dosen Fakultas hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa faktor ketenagakerjaan
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi antara Serikat Pekerja dengan PT Andalan Fluid di Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
36 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian
III. METODE PENELITIAN Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian dibutuhkan metode ilmiah yang merupakan suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan suatu penelitian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang sangat sering dihadapi oleh negara-negara seperti halnya Indonesia. Persoalan yang paling mendasar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum secara filosofi berupaya mencari kebenaran hakiki dari setiap gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1 Peneltian sangat diperlukan untuk memperoleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
24 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan proses kegiatan berpikir dan bertindak logis, metodis, dan sistematis mengenai gejala yuridis, peristiwa hukum, atau fakta empiris yang terjadi, atau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Usaha pencarian data untuk pembahasan masalah maka dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 1. Pengertian Tenaga Kerja Pengertian Tenaga Kerja dapat di tinjau dari 2 (dua)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Sifat, Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Hal yang cukup penting dalam penelitian hukum sebagai suatu kegiatan ilmiah adalah proses analisa yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum bukanlah semata-mata sekedar sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati.hukum harus dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah
38 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah secara yuridis normatif, yaitu dengan cara melihat dan menelaah perbandingan asas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah bukan hanya dalam kehidupannya, untuk matipun manusia masih memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang merdeka di dalam wadah Negara Republik Indonesia sudah berumur lebih dari setengah abad, tetapi setua umur tersebut hukum nasional yang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN Oleh I Dewa Ayu Trisna Anggita Pratiwi I Ketut Keneng Bagian Hukum Perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian semua manusia yang telah memiliki usia produkuktif tentunya membutuhkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA Oleh: Ida Ayu Dwi Utami I Ketut Sandi Sudarsana I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan saat ini bangsa Indonesia sedang menuju proses demokratisasi dan transparansi dalam proses menuju masyarakat adil dan makmur yang merata,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak 2.1.1 Pengertian pekerja Istilah buruh sudah dipergunakan sejak lama dan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. II/No.1/Jan Mar/2014
PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN SETELAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 1 Oleh : Moh. Iswanto Sumaga 2 A B S T R A K Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimanakah bentukbentuk sengketa setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang ini disebut sebagai Blue Collar. Sedangkan yang melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah buruh sangat populer dalam dunia perburuhan/ketenagakerjaan, selain istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman penjajahan belanda juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan
Lebih terperinciASPEK PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) DALAM HUBUNGAN KERJA
LIGA HUKUM Vol.1 No. 1 JANUARI 2009 ASPEK PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) DALAM HUBUNGAN KERJA Eko Wahyudi Fakultas Hukum UPN Veteran Jatim Abstrak Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan hal yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa
Lebih terperinci