BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan layout umumnya dapat ditemukan pada perusahaan-perusahaan besar dikarenakan butuhnya stabilitas akan proses produksi. Dimana perusahaan membutuhkan perhatian terhadap layout guna menjaga efisiensi perusahaan. Dan juga operasional merupakan jantung suatu perusahaan yang membuktikan bahwa operasional yang baik tidak akan luput dari layout yang baik juga. Antara lain salah satu cara perusahaan yang menginginkan aktifitasnya tetap berjalan harus memperhatikan layoutnya. Bukti layout sangatlah penting untuk diperhatikan bagi perusahaan, yang dibuktikan oleh Pertamina dengan seriusnya memperhatikan juga memfasilitasi layout terhadap setiap SPPBE untuk pengecekan sisa gas pada tabung gas, karena pada hakikatnya penukaran tabung gas harus sama sekali tidak ada kandungan gas yang tersisa di dalamnya. Namun dilanjut pada pembahasan selanjutnya oleh pihak Pertamina dimana hal tersebut akan sulit dilakukan oleh masyarakat apabila tidak menggunakan alat khusus yang pada umumnya tidak dimiliki oleh khalayak (Kompas.com, 2015). Hal yang tentu saja tidak akan disadari oleh masyarakat terhadap layout SPPBE adalah Pertamina sudah memperhatikan sebegitu rupa sehingga SPPBE mampu mendistribusikan macam-macam produknya dengan baik. Layout yang tidak efisien akan memperngaruhi produksi dari perusahaan, Hal ini berkaitan dengan artikel yang membahas mengenai layout di antara lainnya adalah pada perusahaan sepatu mikro di Cibaduyut. Sesuai dengan pembahasan Dadang Rohdiyat pada Pikiranrakyat.com (04/01/15) bahwa terdapat menurunnya tingkat produksi sepatu kulit yang biasa stabil di kurang lebih 3000 pasang/bulan. Namun di 1

2 2 awal bulan Januari terjadi kemerosotan produksi hingga 20%, yang mengakibatkan berbanding lurus dengan turunya omset perusahaan. Hal ini sesuai dengan fakta aktual yang terjadi bahwa perusahaan tersebut melakukan tata letak yang baru pada divisi produksinya. Dari fenomena-fenomena yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhannya perusahaan dalam memperhatikan layout yang baik, maka penting bagi perusahaan dapat meningkatkan efisiensi pada perusahaan agar dapat terus melangsungkan aktifitasnya dalam berusaha. Namun tentu saja hal tersebut bukan menjadi permasalahan yang mudah diatasi oleh perusahaan, walaupun masalah ini bukan menjadi hal yang baru di dunia industri bagi perusahaan. Permasalahan layout juga dirasakan oleh Marsha Clothing Hijab sebagai salah satu perusahaan manufaktur. Dalam melakukan proses produksinya Marsha mengalami tidak efektifnya produksi disaat produktifitas waktunya yang kurang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari line layout produksi Marsha yang tidak efisien, dimana banyaknya ruang yang tidak dioptimalkan oleh pihak Marsa. Dan yang mungkin saja terjadi pada realitanya, pihak Marsha tidak menyadari akan ketidak efisiensi produksinya. Hal ini salah satunya dapat dipengaruhi oleh metode yang diterapkan oleh Marsha tidak mampu mendukung aktifitas produksinya agar lebih mengefisiensi waktu yang terjadi, yang berikutnya akan menghasilkan produksi berjalan dengan baik.

3 3 Gambar 1.1 Tahapan Produksi Marsha Desain Pembelian Bahan Penyimpana n (Gudang) Potong Bordir Jahit Pemasangan Aksesoris Quality Controll Perbaikan Packaging Adapun data yang diperoleh saat penelitian pada Marsha dengan range waktu kurang lebih 2 bulan. Terdapat standar yang dimiliki Marsha dengan rata-rata memproduksi 115 unit per 3-4 hari, yang umumnya merupakan satu kali proses produksi. Berikut adalah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang sudah penulis coba kumpulkan dari berbagai sumber.

4 4 No Nama Pengarang Tabel 1.1 Tabel Penelitian Layout Terdahulu Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian 1 Prakoso, ANALISIS Bobot Pada dasarnya Pratama Adi LAYOUT PROSES Waktu tipe layout yang (2015) PRODUKSI digunakan oleh SEPATU PADA PT. ARKA PT. ARKA FOOTWEAR FOOTWEAR INDONESIA ini INDONESIA adalah tipe layout BANDUNG yang berfokus pada produk atau product layout. Yaitu penggunaan layout yang pengaturan mesin mesin atau fasilitas fasilitas berdasarkan atas urutan proses produksi pembuatan sepatu. Penggunaan layout ini mengurangi proses perpindahan

5 5 No Nama Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian barang (yang akhirnya juga berkaitan dengan biaya) dan juga memudahkan pengawasan didalam aktivitas produksinya. Tetapi penerapan plant layout produksinya belum cukup baik,efektif dan efesiensi karena tingkat efisiensi produksi hanya 56,22% dan tingkat mengganggurnya 43,78%. 3 Komalasari, Analisis tentang Bobot layout yang Aida (2008) Pelaksanaan Plant Waktu digunakan adalah Layout pada layout by product Perusahaan Siroop atau layout garis Tjampolay dalam melakukan

6 6 No Nama Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Cirebon dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Produksi kegiatan produksinya. Dalam pelaksanaan plant layout pada perusahaan Tjampolay sebenarnya kurang optimal karena adanya pembagian beban stasiun kerja yang kurang seimbang yaitu membagi menjadi enam stasiun kerja, sehingga efisiensi yang diperoleh sebesar 68.60%. Melalui hasil penelitian, penulis memberikan usulan dengan membagi menjadi lima workstation yang akan

7 7 No Nama Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian menyeimbangkan beban dan mempersingkat jalur lintasan produksi, yang berarti akan meningkatkan efisiensi sebesar 13.71% yang akan mengurangi pemborosan baik segi waktu maupun biaya. 3 Susetyo, Joko Perancangan Relayout Dari perhitungan (2010) Ulang Tata Letak jarak antar mesin Produksi Untuk diketahui total Meminimalisasikan jarak perpindahan Ongkos Material material pada Handling layout adalah 984 meter, total jarak perpindahan material pada relayout adalah 868 meter. Pengurangan

8 8 No Nama Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian jarak dan ongkos material handling pada layout dengan relayout adalah 116 meter dengan presentase 13,36% Dari sumber penelitian di atas umumnya para perusahaan sudah berlaku baik terhadap produktifitas perusahaannya. Terlihat pada penelitian Prakoso, Pratama Ali (2015) bahwa penerapan layoutnya berpengaruh pada efisiensi tata ruang yang digunakan perusahaan sehingga pengawasan dalam aktivitas produksinya dapat lebih mudah. Hal ini diakibatkan karena penerapan layout yang sudah baik sehingga berpengaruh baik terhadap efisiensinya. Dan sesuai dengan pengamatan penelitian di atas juga bahwa terdapat macam-macam metode yang dilakukan peneliti sebelumnya. re-layout dan bobot waktu merupakan salah satu metode yang mampu digunakan peneliti guna menganilis suatu implementasi pada perusahaan. Metode tersebut juga selaras dengan metode yang penulis gunakan, khususnya metode bobot waktu. Banyak kecocokan antara perusahaan-perusahaan yang diteliti di atas dengan Marsha yang salah satunya dari fungsi layout yang diterapkan. Sejatinya Product Layout digunakan untuk perusahaan manufaktur. Dan juga merupakan pengaturan aktivitas dalam satu line berdasarkan urutan operasi yang dibutuhkan untuk membuat atau merakit produk tertentu, dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan demikian suatu pekerjaan akan diikuti oleh pekerjaan berikutnya sesuai dengan urutan-urutan prosesnya. Berpacu terhadap

9 9 analisis yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu bahwa metode bobot waktu dapat meningkatkan efisiensi dari perusahaan. Hal tersebut dimanfaatkan penulis untuk menerapkannya juga terhadap analisis yang dilakukan oleh penulis. Dan dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengambil tema model transportasi dengan judul Analisis Penerapan Plant Layout pada Perusahaan Marsha Hijab untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah di uraikan di atas maka ruang lingkup yang akan dibahas oleh penulis dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan Plant Layout pada Marsha? 2. Bagaimana efisiensi pada proses produksi di Marsha? 3. Bagaimana usulan rancangan layout mampu meningkatkan efisiensi pada Marsha? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah 1. Untuk mengetahui penerapaan Plant Layout pada Marsha 2. Untuk mengetahui pada proses produksi di Marsha 3. Untuk memberikan usulan rancangan layout guna meningkatkan efisiensi pada Marsha 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat berguna bagi pihak pihak sebagai berikut:

10 10 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah bahan masukan serta bahan pertumbangan yang berguna bagi perusahaan terutama dalam melakukan efisiensi waktu, agar dapat meningkatkan output perusahaan. 2. Penulis Berikut adalah harapan penulis dalam melakukan penelitian selain pengetahuan bagi penulis dalam memperluas wawasan mengenai persoalan produktivitas perusahaan dan dapat membandingkan antara teori yang telah penulis peroleh di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang ada mengenai Plant Layout. 3. Akademik atau pihak lain Sebagai bahan referensinya sehingga dapat meneliti lebih jauh dan mendalam agar didapat penelitina yang lebih baik lagi terkait dengan topik penelitian ini dan hasil peneltian ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai produktivitas perusahaan. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) mendefinisikan bahwa: Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Sedangkan menurut Arikunto (2009) menjelaskan bahwa, "Penelitian deskriptif tidak dimaksud untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan."

11 Metode Pengumpulan Data Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2010), bahwa metode pengumpulan data yaitu : Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang penting dalam langkah penelitian, terutama apabila peneliti menggunkana metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan. Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian yaitu berupa: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan melakukan wawancara pada pihak yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas dan meminta data-data sebagai sumber informasi yang berasal dari dokumen perusahaan. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan alat yang berupa literature-literatur yang berhubungan dengan analisis yang digunakan dengan mempelajari serta memahami literature yang digunakan sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih jelas dalam menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

12 12 Yaitu penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh informasi mengenai data-data yang diperlukan. a. Pengamatan (Observation) Yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti dengan melakukan pencatatan secara sistematis. b. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang dapat dipercaya untuk memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan cara menggunakan informasi dari buku-buku ataupun sumbersumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.