ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI EDGARDI MUHAMMAD ERNALDI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN EDGARDI MUHAMMAD ERNALDI. Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA). Agrowisata adalah salah satu sektor penggabungan antara sektor pertanian dan pariwisata. Agrowisata mulai banyak digemari masyarakat sebagai salah satu alternatif tempat wisata yang baru dan berbeda karena menawarkan konsep back to nature. Kawasan Cisarua, Puncak, Cipanas merupakan tempat yang tingkat persaingan bisnis agrowisatanya cukup tinggi, hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang memadati kawasan tersebut pada hari libur atau long weekend untuk berwisata. Selain itu, di kawasan ini banyak tempat tempat wisata yang menawarkan konsep agrowisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah salah satu agrowisata di kawasan Puncak yang juga memiliki potensi wisata yang bagus, namun menghadapi persaingan bisnis yang tinggi dengan usaha lain yang sejenis. Dengan demikian, Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas juga harus terus berinovasi dan memiliki strategi bisnis untuk menghadapi persaingan tersebut. Penerapan strategi bisnis dalam persaingan usaha yang tidak diterapkan secara baik, akan memberikan dampak pada keberlangsungan usaha seperti penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke agrowisata. Tingkat kunjungan wisatawan ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi kunjungan yang mana pada tahun 2006 dapat mencapai kunjungan. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pengembangan yang harus terus dilakukan sesuai dengan keadaan lingkungan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh terhadap Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas serta merumuskan dan menganalisis berbagai alternatif strategi yang tepat dan strategi yang diprioritaskan sesuai dengan kondisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Analisis data yang dilakukan mencakup (1) analisis faktor internal dan faktor eksternal perusahaan untuk memperoleh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan yang akan dimasukan kedalam matriks IFE dan matriks EFE, (2) posisi perusahaan diperoleh dari matriks IE, (3) alternatif strategi yang sesuai dengan keadaan internal dan keadaan eksternal perusahaan diperoleh dari matriks SWOT dan (4) alternatif strategi yang menjadi prioritas perusahaan diperoleh dari QSPM. Lingkungan internal yang menjadi kekuatan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah, lokasi wisata yang strategis, lokasi wisata yang luas dan terdiri dari berbagai macam objek wisata, memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond, mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata serta harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). Kelemahan yang dimilikinya adalah promosi yang belum intensif dan gencar,

3 kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada, potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal, belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi, belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah kecenderungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature, jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend, kecenderungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota, perkembangan teknologi, infrastruktur serta akses jalan yang bagus dan mudah. Ancaman dari faktor eksternalnya adalah konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain, banyaknya bermunculan agrowisata lain, perkembangan agrowisata baru yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu, hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah, intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. Hasil matriks IE menunjukkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas berada pada sel V yaitu daerah hold and maintain atau pelihara dan pertahankan dan strategi yang umum dilakukan pada sel ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis Matriks SWOT dilakukan untuk menentukan strategi apa saja yang cocok untuk diterapkan dalam pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Hasil analisis SWOT diperoleh enam alternatif strategi yaitu menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha, melakukan promosi lebih aktif dan gencar, menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi, meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas, dan melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar Puncak dan Cipanas. Berdasarkan hasil matriks QSPM diperoleh strategi yang diprioritaskan dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT tersebut. Strategi yang diprioritaskan tersebut adalah melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu. Strategi menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya adalah alternatif strategi yang juga paling diprioritaskan setelah strategi melakukan promosi yang lebih gencar tersebut.

4 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT EDGARDI MUHAMMAD ERNALDI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

5 Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat Nama : Edgardi Muhammad Ernaldi NIM : H Menyetujui, Pembimbing Dra. Yusalina, MSi NIP Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2010 Edgardi Muhammad Ernaldi H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bandung pada tanggal 29 Juni Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hadi Nurhadi dan Ibu Jang Yulanda. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Banjarsari 3 Bandung pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 2 Bandung. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 2 Bandung diselesaikan pada tahun Penulis diterima pada program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran pada tahun Program Diploma III Manajemen Agribisnis diselesaikan pada tahun 2007 dan melanjutkan pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunianya serta dengan segala kekuatannya senantiasa memberikan limpahan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh terhadap Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, merumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan menentukan prioritas alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juli 2010 Edgardi Muhammad Ernaldi

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran, waktu, kesabaran dan perhatiannya yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Suharno, M. Adev dan Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen penguji pada ujian sidang yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang membantu dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada seminar kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang membantu penulis dalam penyusunan penelitian ini. 4. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor serta seluruh dosen, asisten dosen dan staf Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 5. Papah dan Mamah serta seluruh keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 6. Pihak Agrowisata PT Perkebunan Nusantara VIII atas waktu, kesempatan, Informasi, dan dukungan yang diberikan. 7. Drs. H. Wahyu Gumelar Soeriawinata selaku manager Agrowisata PT Perkebunan Nusantara VIII yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. 8. Wachyuni Husni, B.Sc selaku Wakil Manager Unit I Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas serta telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam pengumpulan informasi dan data yang berguna dalam penelitian ini.

10 9. Bapak Yudi, Ibu Irawati Angga Kusumah, Bapak Taufik, Bapak Irwan, Bapak Yatna, Ibu Rani, Ibu Tini serta seluruh staf dan karyawan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam pengumpulan informasi dan data yang berguna dalam penelitian ini. 10. Seluruh staf dan karyawan Program Ekstensi Agribisnis yang telah membantu penulis. 11. Seluruh teman teman Program Ekstensi Agribisnis khususnya Angkatan II, III dan IV yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Bogor, Juli 2010 Edgardi Muhammad Ernaldi

11 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman xi xiii xiv xv I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Agrowisata 2.2. Manfaat Agrowisata 2.3. Pengembangan Agrowisata Strategi Pengembangan Agrowisata Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Strategi Konsep dan Proses Perumusan Manajemen Strategi Visi dan Misi Perusahaan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Konsep Perumusan Strategi Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Metode Penentuan Sampel Data dan Instrumentasi 4.4. Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Analisis Matriks IFE dan EFE Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks SWOT Matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM) V GAMBARAN UMUM AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII Sejarah singkat PTP Nusantara VIII Gunung Mas Sejarah Singkat Agrowisata 58 xi

12 5.3. Keadaan Fisik dan Geografis Kondisi Infrastruktur Sarana dan Prasarana Agrowisata Gunung Mas Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas 5.7. Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Gunung Mas. VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Pemasaran Keuangan Produksi dan Operasi Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis Lingkungan Jauh Analisis Lingkungan Industri 6.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelamahan, serta Peluang dan Ancaman Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi Peluang dan Ancaman VII PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Analisis Matriks Internal Ekstenal (IE) Analisis Matriks SWOT Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT Analisis Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Nomor 1. Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa di Indonesia Tahun (Miliar US$). 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara (WINUS) Tahun Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia Kawasan Agrowisata di Jawa Barat Tahun Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Perusahaan Matriks External Factor Evaluation (EFE).. 7. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 8. Penyusunan Strategi yang Diterapkan Berdasarkan Matriks SWOT 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Daftar Harga Fasilitas Wisata di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Daftar Harga Penginapan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tahun Rekapitulasi Data Induk Karyawan Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Tahun Pengeluaran Rata rata Per Kapita Sebulan di Beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Sebulan di DKI Jakarta Tahun Hasil Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII 16. Hasil Matriks Eksternal Factor Evaluation (IFE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. 17. Hasil Matriks SWOT Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII.. Halaman xiii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Jumlah Kunjungan Agrowisata Gunung Mas Tahun Model Komprehensif Manajemen Strategis Daftar Fenomena yang Menghasilkan Peluang dan Ancaman Kekuatan Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Promosi Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Tahun Matriks Internal Eksternal (IE) Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009 (Jiwa) Matriks Internal Eksternal (IE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Rata rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan ke Indonesia Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun (US$) Kuesioner Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal Kuesioner Penilaian Pengunjung Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Faktor Internal Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Faktor Eksternal Karakteristik Responden Dari Pihak Konsumen Skor Rata rata Tingkat Kepentingan Atribut Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Menurut Konsumen Skor Rata rata Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Hasil QSPM Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Tahun Rute Tea Walk Agrowisata Gunung Mas Tahun Lokasi Penginapan Agrowisata Tahun xv

16 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam dan hayati yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan dapat dijadikan sebagai salah satu produk andalan bagi perekonomian bangsa Indonesia. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan, keunikan dari kondisi alam Indonesia ini dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Dengan demikian, sektor pariwisata berpotensi untuk berkembang di Indonesia. Keberadaan industri pariwisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sektor pariwisata hendaknya juga diikuti dengan upaya pelestariannya, agar kekayaan alam dan hayati yang dimiliki oleh Indonesia tidak punah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan pengaruh besar dalam perekonomian bangsa Indonesia. Sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa negara yang cukup besar, hal tersebut dapat terlihat dari sumber penerimaan devisa negara selama kurun waktu , walaupun sempat menurun pada tetapi pada tahun 2007 sektor pariwisata kembali memberikan sumbangan devisa negara yang cukup besar dibandingkan sektor yang lainnya (Tabel 1). Sektor pariwisata dapat dikatakan memberikan sumbangsih terbesar setelah sektor minyak dan gas terhadap devisa negara, sehingga sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Tabel 1. Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa di Indonesia Tahun (Miliar US$) No. Sektor * 1 Minyak dan gas 12,29 13,65 15,59 19,23 21,20 17,46 2 Pariwisata 4,30 4,03 4,79 4,52 4,44 5,34 3 Garment 3,57 3,89 4,27 4,99 5,60 4,73 4 Industri kayu lapis 1,62 3,16 3,41 3,08 3,32 1,15 5 Industri elektonik - 3,12 3,23 4,36 4,44 3,94 *Keterangan: Bulan Januari Oktober 2007 Sumber: Badan Pusat Statistik (2007).

17 Kontribusi sektor pariwisata dalam perolehan devisa negara tersebut dapat dipengaruhi dari berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan devisa negara dari sektor pariwisata tersebut adalah pajak yang didapat ketika wisatawan asing atau pun wisatawan nusantara melakukan trasaksi ketika sedang melakukan perjalanan wisata. Dimana pajak yang didapat dari sektor pariwisata tersebut cukup besar, sehingga dapat memberikan sumbangan devisa negara yang cukup tinggi. Dengan demikian, peranan wisatawan sangatlah penting dalam pengembangan sektor pariwisata secara keseluruhan. Industri pariwisata Indonesia tidak hanya menarik wisatawan nusantara saja tetapi juga wisatawan mancanegara. Para wisatawan tersebut memberikan dampak yang baik bagi pendapatan atau devisa negara Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari rata rata pengeluaran wisatawan mancanegara yang terus meningkat setiap tahunnya yang tentunya akan mempengaruhi perolehan devisa negara Indonesia (Lampiran 1). Wisatawan nusantara juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perolehan devisa negara Indonesia. Berdasarkan data Pusat Analisis Informasi Pariwisata pada tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara mencapai orang dengan pengeluaran rata rata Rp sehingga total pengeluarannya diperkirakan mencapai Rp 79,85 triliun. Tahun 2008 diperkirakan total pengeluaran wisatawan nusantara tersebut dapat mencapai Rp 81,05 triliun 1. Tingginya pengeluaran yang berasal dari wisatawan mancanegara dan nusantara tersebut menandakan bahwa minat masyarakat Indonesia dan dunia untuk berwisata di Indonesia cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan terus meningkatnya jumlah wisatawan setiap tahunnya, seperti Jumlah Wisatawan Nusantara yang terus mengalami kenaikan (Tabel 2). Terdapatnya sebagian masyarakat yang mengalami peningkatan taraf perekonomian kehidupannya, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah wisatawan nusantara tersebut. Peningkatan jumlah wisatawan nusantara tentunya akan mempengaruhi tingkat pendapatan pemerintah dari sektor pariwisata. Pada tahun 1 Pusat Analisis Informasi Pariwisata Bagaimana Menghitung Jumlah Wisatawan Nusantara?. [7 Mei 2010]. 2

18 2004, jumlah Wisatawan Nusantara sebanyak orang. Pada tahun 2007 meningkat menjadi orang, dan pada tahun 2008 diperkirakan menjadi orang 2. Tingginya jumlah wisatawan nusantara juga diikuti dengan jumlah wisatawan mancanegara yang juga tinggi. Tabel 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara (WISNUS) Tahun Tahun Wisnus (ribuan orang) Perjalanan (ribuan orang) Rata rata Perjalanan (hari) Total Pengeluaran (triliun Rp) ,88 58, ,90 68, ,88 70, ,82 71, ,76 74, ,79 88, ,93 108, ,92 123,17 Sumber: Depertemen Kebudayaan dan Pariwisata (2009) Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selalu mengalami perubahan tiap tahunnya. Jumlah kunjungan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Beberapa faktor tersebut adalah peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia dan juga beberapa isu kesehatan seperti flu burung dan flu babi yang marak di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan beberapa negara memberlakukan travel warning atau larangan kunjungan wisata ke Indonesia. Kejadian tersebut berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2003 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara adalah yang terendah dalam satu dekade terakhir. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kejadian di atas, tetapi dengan berjalannya waktu kepercayaan dunia internasional berangsur angsur mulai pulih. Kepercayaan dunia internasional tersebut 2 Bapenas Data dan Informasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga: Perkembangan Jumlah Kedatangan Winus. id/files/-7- perkembangan%20jumlah%20kedatangan%20wisnus.pdf. [7 mei 2010]. 3

19 ditunjukan dengan jumlah wisatawan mancanegara yang terus meningkat dan mancapai puncaknya pada tahun 2008, walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun tahun sebelumnya (Tabel 3). Tabel 3. Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Pengeluaran Per Orang (US$) Per Per Kunjungan Hari Rata-rata Lama Linggal (hari) Penerimaan Devisa (Juta US$) ,18 92,59 12, , ,36 100,42 10, , ,26 91,29 9, , ,74 93,27 9, , ,66 95,17 9, , ,00 99,86 9, , ,09 100,48 9, , ,98 107,70 9, , ,54 137,38 8, ,39 Sumber: Depertemen Kebudayaan dan Pariwisata (2009) Membaiknya sektor pariwisata membuat para pelaku usaha atau pelaku bisnis dibidang pariwisata terus bertambah dan pelaku bisnis yang sudah ada pun terus meningkatkan kualitas usaha atau bisnis pariwisatanya tersebut. Peningkatan kualitas dari usaha pariwisata tersebut dilakukan untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke tempat tempat wisata yang ada di Indonesia. Peningkatan kualitas tersebut dapat berupa, perbaikan dalam setiap aspek objek wisata, promosi usaha, penambahan fasilitas objek wisata dan membuka jenis wisata yang baru. Perkembangan trend wisata semakin mengarah kepada konsep back to nature. Suasana alamiah yang dipandang oleh beberapa orang sangat cocok untuk dijadikan tempat liburan yang nyaman, karena pada dasarnya manusia adalah bagian dari alam dan membutuhkan alam sebagai tempat melepaskan dan melupakan segala masalah yang muncul dalam kehidupan sehari hari. Aspek 4

20 inilah yang dicermati oleh pengelola bisnis wisata untuk diterjemahkan sebagai peluang bisnis, sehingga berbagai alternatif wisata dengan konsep back to nature pun banyak bermunculan yang sesuai dengan selera konsumen. Indonesia yang merupakan negara agraris, tentu saja memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian yang terlihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dibidang pertanian. Ketergantungan akan sektor pertanian hendaknya membawa kebijakan pembangunan dengan menjadikan sektor pertanian sebagai leading sector. Hal ini logis kerena sektor pertaniaan dianggap sebuah representasi dari pengolahan kekayaan alam dan hayati, karena kebutuhan akan bahan pangan, serat, obat obatan, energi, dan sebagian bahan baku industri dipasok oleh kegiatan di sektor ini (Sabiham, 2004). Dengan demikian, sektor pertanian menjadi salah satu sektor utama yang menjadi tumpuan pembangunan. Pembangunan pertanian harus dilakukan secara maksimal disegala bidang usaha sektor pertanian, sehingga pembangunan pertaniaan serta segala bidang usahanya tersebut dapat dioptimalisasikan. Pendekatan optimalisasi pembangunan pertanian dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu diversifikasi, kualitas (quality), dan keunikan (uniqueness) (Islamiarani, 2008). Agrowisata adalah salah satu bidang usaha pertanian yang didasarkan atas konsep uniqueness. Agrowisata bukan hanya usaha jasa di bidang pertanian saja tetapi suatu usaha dibidang pertanian yang menawarkan konsep wisata dengan menjual keindahan alam dan pengetahuan mengenai alam dan pertaniaan. Selain itu, agrowisata juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan, dan menjadi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis. Sektor agrowisata merupakan perpaduan antara sektor pertanian dengan wisata. Konsep agrowisata yang berbeda dengan yang lainnya (uniqueness) menyebabkan agrowisata mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Perubahan persepsi masyarakat sekarang ini yang cenderung mengarah kepada konsep back to nature menyebabkan kebutuhan akan tempat berlibur yang alami cenderung meningkat. Agrowisata dapat menjadi media promosi bagi produk produk pertanian dan sumber penerimaan non-produksi bagi perusahaan pengelola. Hal 5

21 tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat menunjang perkembangan agrowisata (Herlita, 2008). Agrowisata yang mulai marak dan banyak digemari masyarakat belakangan ini, menyebabkan semakin banyak dan semakin berkembangnya tempat tempat wisata yang menawarkan agrowisata. Objek agrowisata yang ada di Indonesia sangat beragam, seperti Taman Safari, Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, Taman Buah Mekarsari yang terletak di Cipanas Kabupaten Cianjur merupakan agrowisata yang sudah maju dan yang paling digemari oleh masyarakat umum. Terdapat pula Agrowisata Stroberi Cihideung Bandung dan Kusuma Argowisata Batu Malang yang juga memiliki skala areal yang luas. Banyak agrowisata bermunculan dan menawarkan produk yang hampir serupa tetapi tetap menawarkan keunikannya masing masing. Bisnis argowisata tersebut bermunculan hampir diseluruh Indonesia. Jawa Barat adalah salah satu propinsi yang menjadi sentra produksi komoditas pertaniaan. Potensi sektor pertanian yang dimiliki Jawa Barat banyak dimanfaatkan sebagai usaha agrowisata oleh beberapa pihak atau pengusaha. Keberagaman agrowisata yang ada di Indonesia salah satunya seperti di Jawa Barat menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar agrowisata, sehingga setiap pelaku bisnis harus menyiapkan strategi strategi yang tepat dalam memasarkan produk dan jasanya. Hal tersebut bertujuan agar para pelaku bisnis dapat mempertahankan pasar dan merebut pasar pesaingnya. Keberagaman tempat wisata yang terdapat di Jawa Barat mendorong adanya pengembangan di sektor agrowisata. Banyaknya agrowisata yang terdapat di Jawa Barat (Tabel 4), memberikan banyak pilihan kepada masyarakat untuk memilih tempat agrowisata yang akan mereka kunjungi. Puncak adalah salah satu kawasan yang sangat ramai dilalui oleh masyarakat, walaupun sudah ada jalan tol yang menghubungkan Bandung dan Jakarta serta kota kota lain disekitarnya, Puncak masih dipadati oleh masyarakat yang ingin berlibur terutama pada saat libur panjang. Dengan demikian, jalur yang menghubungi Jakarta dan Bandung yang melewati puncak banyak terdapat tempat tempat agrowisata. Kawasan Puncak memiliki beberapa tempat wisata yang 6

22 menarik. Salah satu objek agrowisata yang menarik dan memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Tabel 4. Kawasan Agrowisata di Jawa Barat Tahun 2007 No. Agrowisata Lokasi Keterangan 1 Balai Penelitian Tanaman Hias Pacet, Cipanas Kebun Penelitian Tanaman Hias 2 Batulawang - Afdeling Cisaga Cisaga, Ciamis Perkebunan Teh dan Karet 3 Kebun Percobaan Pasir Sarongge Pacet, Cianjur Kebun dan Pabrik Teh 4 Peternakan Ayam Pelung Cianjur Budidaya dan Atraksi Ayam Pelung 5 Taman Bunga Nusantara Cipanas Taman bunga 6 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup, Bogor Kebun Buah dan Kolam Pemancingan 7 Seni Ketangkasan Domba Garut Budidaya Domba dan Kerajinan Kulit 8 Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung Budidaya Sapi Lembang 9 Horticulture Research Institut Lembang Cikole, Lembang Kebun Penelitian Hortikultura 10 Perkebunan Gambung Cisondari, Bandung Perkebunan Teh 11 Perkebunan Malabar PTP XII Pengalengan, Perkebunan Teh (PTPN VIII) Bandung 12 Perkebunan Rancabali PTP XII Ciwidey, Bandung Perkebunan Teh (PTPN VIII) 13 Perkebunan Gunung Mas PTP Puncak, Bogor Perkebunan Teh XII (PTPN VIII) 14 Perkebunan Kelapa Sawit Garut Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 15 Kebun Anggrek dan Tanaman Cikole, Lembang Kebun Anggrek Hias 16 Perkebunan Ciater (PTP XII) Nagarak, Subang Kebun Teh 17 Tambaksari Subang Pabrik Teh 18 BBT Hortikultura Pasir banteng, Tanjungsari Penjualan Bibit Tanaman Buah 19 Kebun Raya Bogor Bogor Taman dan Hutan Kota 20 Taman Wisata Mekarsari Cipanas Taman Buah Sumber: (2008) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas merupakan bagian dari PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), objek wisata tersebut terletak di kawasan Cisarua Bogor. PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) merupakan gabungan tiga PTPN (PTPXI, PTP XII, PTP XIII). Lokasi perkebunan teh yang 7

23 luas dan sejuk dimanfaatkan oleh PTPN VIII sebagai tempat usaha agrowisata. Selain sebagai kebun budidaya dengan tujuan penambahan sumber penerimaan perusahaan, hamparan kebun teh yang luas disertai kesejukan hawa pegunungan merupakan salah satu daya tarik Agrowisata Gunung Mas. Panorama alam pekebunan teh memberikan peluang besar bagi Agrowisata Gunung Mas untuk terus berkembang, mengingat tingginya minat konsumen untuk berlibur dengan suasana alam atau back to nature 1.2. Perumusan Masalah Persaingan dalam kegiatan bisnis merupakan hal yang biasa terjadi. Persaingan bisnis yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap jalannya usaha atau bisnis tersebut, karena persaingan usaha yang sehat dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha yang saling bersaing. Sehinga dapat menimbulkan upaya upaya peningkatan efisiensi, produktivitas, kualitas produk yang dipasarkan. Kompetisi persaingan untuk menarik konsumen lebih banyak, juga dilakukan dengan memberikan pelayanan yang baik dan senyaman mungkin. Tingkat persaingan bisnis agrowisata yang terjadi di kawasan Puncak dan sekitarnya cukup besar karena jumlah agrowisata yang cukup banyak di kawasan tersebut serta jumlah pengunjung atau wisatawan yang belum pasti jumlahnya setiap tahun. Sebagian besar dari pengunjung atau wisatawan yang akan ke tempat agrowisata biasanya memilih tempat agrowisata yang relatif sudah besar dan dikenal banyak orang seperti Taman Safari, Taman Buah Mekar Sari, Kebun Raya Cibodas, dan Taman Bunga Nusantara. Persaingan bisnis atau usaha agrowisata di kawasan Puncak, Cianjur dan sekitarnya sangat terlihat jelas, taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas memang bukan yang menguasai persaingan. Salah satu agrowisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Taman Buah Mekarasari. Berdasarkan data dari PT Mekar Unggul Sari atau Taman Buah Mekarsari bahwa jumlah pengunjung pada tahun 2006 sebanyak orang dan akan terus berpotensi untuk bertambah pada tahun tahun berikutnya. Jumlah pengunjung Taman Buah Mekarsari pada hari hari biasa berkisar orang per bulannya, dan pada saat libur sekolah dan libur panjang seperti pada tanggal 21 Juni 2009 hingga 12 Juli 2009, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Buah 8

24 Mekarsari mencapai pengunjung atau meningkat hampir 100 persen dibandingkan hari biasa 3. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Taman Buah Mekarsari adalah 1,2 juta hingga 1,5 juta orang pada satu tahun terakhir. Taman Safari juga salah satu pesaing dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Taman Safari merupakan tempat wisata yang manawarkan keindahan fauna dan juga mengembangkan usahanya dengan menyediakan fasilitas fasilitas hiburan bagi anak anak dan juga orang dewasa. Setiap tahunnya jumlah konsumen yang berkunjung ke Taman Safari berkisar 1,2 juta wisatawan 4. Hal ini mengindikasikan bahwa Taman Safari adalah salah satu pesaing utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Pelaku usaha dalam bisnis agrowisata yang juga merupakan pesaing kuat Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah Kebun Raya Cibodas. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Cibodas dapat dikatakan cukup banyak, tahun 2005 jumlah pengunjung mencapai wisatawan, sedangkan pada tahun 2008 menjadi wisatawan 5. Dengan demikian Kebun Raya Cibodas juga dapat dikatakan sebagai salah satu agrowisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan Selain Taman Wisata Mekarsari dan Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara juga merupakan salah satu pesaing utama karena jumlah pengunjungnya yang juga relatif banyak. Setiap long weekend atau libur panjang pada tahun 2009 jumlah pengunjung Taman Bunga Nusantara dapat mencapai orang 6. Taman Bunga Nusantara sedikit berbeda dengan taman wisata yang lainnya, kerena Taman Bunga Nusantara lebih menawarkan keindahan 3 Ugi Mekarsari Kebanjiran Kunjungan. [5 januari 2010]. 4 Endy Turis Timur Tengah dan India 'Serbu' Taman Safari Bogor. [5 Februari 2010]. 5 Handoko A Cipanas-Puncak, Siap Manjakan Wisatawan. com /read. [29 september 2009]. 6 Zulka. A Kunjungan Ke KRC Mencapai 20 Ribu Wisatawan. [5 januari 2010]. 9

25 taman bunga dengan landscape yang bermacam macam bentuknya dengan bunga bunga yang beragam. Terdapat pula tempat wisata yang dapat dikatakan pendatang baru dan memiliki potensi untuk mengungguli Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, yaitu Taman Wisata Matahari. Taman Wisata Matahari yang baru dibuka pada tahun 2007, merupakan taman wisata yang perkembangnya cukup cepat. Berdasarkan data dari manajemen Taman Wisata Matahari jumlah rata rata wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Matahari pada tahun 2007 hingga 2008 berkisar antara orang orang per bulannya. Jumlah kunjungan tersebut dapat dikatakan cukup tinggi bagi pendatang baru dalam persaingan bisnis wisata ini. Selain Taman Wisata Matahari juga terdapat pendatang baru lain yang juga dapat memberikan ancaman terhadap bisnis atau usaha Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, yaitu Cimory. Cimory memang tidak dapat dikategorikan sebagai tempat agrowisata, karena pada awalnya Cimory adalah tempat indusri pengolahan susu yang kemudian dikembangkan sebagai restoran yang menampilkan makan dan minuman dari susu olahan serta makanan lainnya. Cimory menawarkan produk Cimory Educational Tour yang memberikan kesempatan pada konsumen untuk melihat serta mencoba proses memerah susu sapi. Cara yang dilakukan Cimory tersebut berdampak pada jumlah konsumen yang terus meningkat setiap bulannya. Menurut manajemen Cimory jumlah pengunjung dapat mencapai 500 hingga 700 orang perharinya. Taman Wisata Matahari dan Cimory dapat dikatakan pesaing baru bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, karena dapat berkembang dengan cepat dalam waktu yang relatif singkat dan dapat mengancam keberlangsungan usaha taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Persaingan antar obyek agrowisata yang ada di Jawa Barat terutama di kawasan Puncak, Cipanas, Cisarua dan sekitarnya menuntut inovasi yang kreatif dari pihak pengelola. Inovasi dan kreatifitas tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan daya tarik taman Agrowisata Gunung Mas ditengah persaingan yang sangat ketat dengan Taman Safari, Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekarsari, Kebun Raya Cibodas dan Taman Wisata Matahari. Dengan demikian, 10

26 Pengelola Agrowisata Gunung Mas perlu melakukan pengembangan agar bisnis agrowisata tersebut dapat tetap bersaing dengan agrowisata yang lainnya. Kecenderungan penurunan angka kunjungan di Agrowisata Gunung Mas pada tahun (Gambar 1) dan jumlah kunjungan yang tidak sebanyak taman agrowisata yang lainnya atau pesaing utamanya membuktikan bahwa Agrowisata Gunung Mas membutuhkan suatu startegi untuk medapatkan konsumen yang lebih banyak dan dapat bersaing dengan pesaing utamanya, seperti Taman Wisata Mekarsari, Kebun Raya Cibodas dan Taman Safari. Salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak adalah dengan melakukan pengembangan Agrowisata Gunung Mas dengan keunikan keunikan yang dimilikinya agar dapat menarik minat konsumen untuk bekunjung. Dengan demikian, diperlukan suatu strategi pengembangan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis bagi taman Agrowisata Gunung Mas yang dapat memberikan dampak seperti pada tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Agrowisata Gunung Mas. 400, , , , , , ,000 50, Jumlah Kunjungan 322, , , , ,206 Tahun Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Agrowisata Gunung Mas Tahun Sumber: Laporan Tahunan Agrowisata Gunung Mas (2008). (diolah) Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Gunung Mas dalam menjalankan usahanya seperti persaingan usaha yang cukup besar, maka Agrowisata Gunung Mas harus membuat dan merumuskan strategi pengembangan yang kompeten dan tepat untuk keberlangsungan usaha sebagai salah satu upaya 11

27 menarik perhatian konsumen. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dikemukakan perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, adalah : 1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas? 2. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dan menjadi prioritas dalam upaya pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas? 1.3. Tujuan Setelah menyampaikan latar belakang yang mendasari perumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. 2. Menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan dan diprioritaskan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan informasi berkaitan dengan agrowisata dan strategi pengembangan atau strategi bersaiang pada sektor pariwisata, pertanian atau agrowisata seperti pengusaha dibidang pertanian dan kepariwisataan, pemerintah, mahasiswa, dan perguruan tinggi. Bagi pengusaha dibidang pertanian dan kepariwisataan terutama manajemen taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan yang bermanfaat dalam hal merumuskan strategi pengembangan untuk menghadapi persaingan bisnis. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat keputusan atau kebijakan dalam hal pengembangan di sektor pariwisata dan pertaniaan. Manfaat bagi mahasiswa dan Peruguruan Tinggi adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi atau pembanding bagi studi studi mengenai strategi pengembangan khususnya dibidang agrowisata. 12

28 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup dan pembahasan dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan dari taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, identifikasi faktor lingkukan internal dan eksternal, dan perumusan strategi pengembangan yang dapat dijalankan perusahaan sebagai upaya dalam menghadapi persaingan usaha. Ketebatasan bahasan yang telah diuraikan tersebut diharapkan tidak mengurangi esensi dari penelitian ini guna mengukur kinerja yang dapat mengakomodasi stakeholder dan sampai sejauh manakah keberhasilan yang diraih mampu memuaskan pihak pihak terkait. 13

29 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agrowisata Agrowisata adalah suatu jenis sektor usaha percampuran antara pertanian (agriculture) dan wisata. Wisata merupakan suatu kegiatan singkat dengan sukarela untuk menikmati objek wisata, sehingga agrowisata merupakan suatu kegiatan singkat dengan sukarela untuk menikmati objek wisata yang berbasis pertanian (Islamiarani, 2008). Pengertian agrowisata berdasarkan keputusan Menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No.KM.47/PW.DWO/MPPT-89 dan No.204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertaniaan (Tirtawinata dan Fachrudin, 1996). Sehingga agrowisata ini dapat dikatakan sektor usaha baru yang merupakan penggabungan sektor pertanian dan wisata yang dapat terus dikembangkan. Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris agrotourism. Berdasarkan asal katanya, agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertaniaan. Pertaniaan dalam arti luas mencakup pertaniaan rakyat perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Tidak hanya dilihat dari hasilnya, namun terkait lebih luas dengan ekosistemnya, bahkan lingkungan secara umum (Septiani, 2001). Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi wisatawan asing maupun lokal, yang tentunya meningkatkan kunjungan wisata Indonesia. Masyarakat setempat juga bisa menjadi pemandu wisata. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.

30 Menurut Subowo (2002) Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian 1. Bisnis atau usaha agrowisata sebenarnya juga menawarkan sesuatu yang berbeda kepada wisatawan. Sajian yang diberikan kepada wisatawan tidak hanya berupa pemandangan kawasan pertanian dan kenyamanan di alam pertanian saja, tapi juga menyajikan aktivitas petani dengan teknologi yang digunakannya dan dilakukan dalam lahan pertanian atau tempat produksi. Sebagian besar tempat agrowisata menawarkan kepada konsumen untuk mengikuti aktivitas tersebut, menikmati produk pertanian yang baru saja diproses setelah panen, mempelajari cara memproduksi suatu hasil pertanian, mempelajari historik lokasi, arsitektur, atau budaya pertaniaan yang khas dan kombinasi dari berbagai ciri dan keunikan yang di tawarkan agrowisata tersebut. Dalam aktivitas agrowisata ini, petani yang berada dalam kawasan agrowisata, dapat menjadi objek atau bagian dari sistem pertanian yang ditawarkan pada aktivitas wisata. Agrowisata adalah kegiatan wisata yang menjadikan pertanian dalam arti luas sebagai objek wisata, tidak hanya terbatas pada pemandangan agraris saja tetapi juga aktivitasnya, produksi dan budaya masyarakat agraris tersebut. Agrowisata bukan semata merupakan usaha dibidang jasa untuk memenuhi kebutuhan pengunjung akan keindahan alam dan udara segar, namun berperan juga sebagai promosi bagi produk pertaniaan dan menjadi salah satu media pendidikan masyarakat yang potensial serta memberikan sinyal positif bagi prospek pengembangan diversifikasi produk pertanian pada umunya dan agribisnis pada khususnya (Fitriani, 2008). Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. wisata ekologi (eco-toursm) meliputi serangkaian jenis wisata yang berlandaskan pada pengkaitan antara kegiatan wisata dengan konservasi alam. Berdasarkan 1 Subowo Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. [29 september 2009]. 15

31 pengertian mengenai agrowisata tersebut di atas, maka agrowisata dapat dikatakan sebagai suatu bidang atau sektor yang merupakan penggabungan sektor pertanian dan pariwisata menjadi suatu bidang usaha yang memanfaatkan keindahan alam pertaniaan dan bisnis pariwisata. Dengan demikian, sektor agrowisata adalah sektor yang cukup berpotensi untuk dikembangkan karena usaha di bidang agrowisata ini menawarkan sesuatu yang berbeda, unik dan juga bermanfaat Manfaat Agrowisata Berkembangnya bisnis atau usaha agrowisata juga harus memperhatiakan manfaat dan fungsi dari agrowisata itu sendiri. Pemanfaatan dari adanya agrowisata akan memberikan keuntungan yang banyak bagi beberapa orang, seperti petani sekitar dan juga akan bermanfaat bagi kelestarian alam. Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1996) agrowisata mempunyai beberapa fungsi, antara lain: 1. Meningkatkan konservasi lingkungan; daerah agrowisata diharapkan memiliki existence effect (efek nyata) yang berguna bagi lingkungan karena keberadaannya mempengaruhi cuaca dan iklim sekitarnya. 2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam; keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna dan arsitektur bangunan yang tesusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam. Kondisi ini didukung pula oleh kebersihan lingkungan. 3. Memberikan nilai rekreasi; rekreasi ditengah alam yang indah dan nyaman perlu didukung oleh fasilitas fasilitas pengunjung serta paket acara. 4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuaan; pengunjung dapat mempelajari kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hingga menjadi produk yang dapat dikonsumsi. 5. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat, pemerintah daerah maupun negara; keuntungan bagi daerah dan masyarakat antara lain membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah serta meningkatkan produksi. Manfaat yang hampir menyentuh ke beberbagai bidang terutama di sekitar tempat agrowisata tersebut akan sangat bermanfaat jika fungsi dari agrowisata itu sendiri berjalan dengan baik. Fungsi dari agrowisata itu tidak hanya sebagai 16

32 tempat rekreasi saja, tetapi juga memiliki fungsi lain. Menurut keputusan Menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi No.KM.98/Pw.102/MPPT-87 tentang ketentuan usaha objek pariwisata, fungsi dari agrowisata sebagai berikut: 1. Pusat informasi pariwisata setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menghayati peristiwa kehidupan dan perikehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu. 2. Pusat promosi pariwisata setempat karena sarana dan fasilitasnya dapat didayagunakan untuk penampilan dan peragaan kegiatan kagiatan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. 3. Pusat kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kegiatan bersama yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut. 4. Pemusatan kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dapat diarahakan dan mewakili semua sektor kegiatan bersama yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut. 5. Sebagai arena yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya aspirasi yang dikaitkan dengan seni dan budaya masyarakat setempat dengan budaya pertanian yang dilakukan secara turun temurun. Manfaat dari adanya agrowisata selain dapat mengembangkan dan memperkenalkan bidang pariwisata dan pertanian secara bersamaan ke masyarakat, juga dapat menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat sekitar. Manfaat yang paling dirasakan konsumen dari adanya agrowisata adalah konsumen atau wisatawan dapat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh, beristirahat dan menghilangkan kejenuhan, mendapatkan petualangan yang mengagumkan, mendapatkan makanan yang benar benar alami (organic food), mendapatkan suasana yang benar-benar berbeda Pengembangan Agrowisata Pengembangan merupakan sesuatu upaya terhadap pemanfaatan potensi yang dimiliki, sehingga tercipta sesuatu yang lebih baru dari sebelumnya. Pengembangan dapat dilakukan dengan menambahkan dan memperbaharui sesuatu yang ada. Pengembangan dalam suatu bisnis atau usaha yaitu melakukan penambahan usaha atau pun produk baru yang berasal dan masih berkaitan dari 17

33 bisnis yang sudah ada, tentunya pengembangan tersebut didasari dari potensi bisnis yang ada serta dilakukan dengan terencana. Pengembangan dalam bisnis tersebut dilakukan selain karena potensi yang ada, juga dapat dilakukan dalam upaya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan persaingan bisnis. Bisnis pariwisata adalah salah satu usaha yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Perkembangan bisnis pariwisata pun dapat disatukan dengan sektor lain dalam pelaksanaannya, seperti sektor pertanian dengan kegiatan konservasi alam yang tentunya terdapat unsur wisata didalamnya atau dapat disebut ekowisata. Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat kaitannya dengan konservasi alam. Dengan demikian, ekowisata sangat tepat dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Pada hakekatnya ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lahan yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budava bagi masyarakat setempat. Kegiatan ekowisata lebih menitik beratkan pada kegiatan konservasi alam tetapi juga memasukkan unsur bisnis didalamnya, sebaliknya agrowisata lebih menitik beratkan pada bisnis wisata alam dengan tujuan mendapatkan keuntungan dan juga memasukan unsur konservasi alam didalamnya. Menurut Fandeli dan Nurdin (2005) terdapat arah pengembangan dasar ekowisata yang dapat diterapkan dalam pengembangan agrowisata, yaitu : 1. Lingkungan alam dan sosial budaya harus menjadi dasar pengembangan pariwisata dengan tidak membahayakan kelestariannya. 2. Agrowisata bergantung pada kualitas lingkungan alam dan sosial budaya yang baik. Keduanya menjadi fondasi untuk meningkatkan ekonomi lokal dan kualitas kehidupan masyarakat yang timbul dari industri pariwisata. 3. Keberadaan organisasi yang mengelola agar tetap terjaga kelestariannya, berkaitan dengan pengelolaan yang baik untuk wisatawan; saling memberikan informasi dan pengelolaan dengan operator wisata, masyarakat lokal dan mengembangkan potensi ekonomi yang sesuai. 4. Di kawasan agrowisata, wisatawan menikmati seluruh fasilitas yang ada, dan aktifitas kegiatan yang dapat memberikan pengetahuan baru dalam berwisata hanya saja tidak semua kebutuhan wisatawan tersebut dapat dipenuhi karena 18

34 dalam beberapa hal mungkin terdapat harapan yang tidak sesuai dengan kondisi agrowisata yang bersangkutan. 5. Wisatawan cenderung mengharapkan kualitas pelayanan yang baik, sesuai dengan biaya yang dikeluarkan dan mereka tidak selalu tertarik pada pelayanan yang murah harganya. 6. Keinginan wisatawan cenderung bermacam macam tergantung karakteristik wisatawan, tidak semuanya dapat dipenuhi. 7. Perencanaan harus lebih cepat dilakukan dan disempurnakan terus menerus seiring dengan perkembangan pariwisata, termasuk juga menginventarisir komponen komponen yang ada di sekitar agrowisata terutama yang berpengaruh terhadap kebutuhan wisatawan. Kegiatan pengembangan agrowisata menurut Deasy (1994) diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah pengembangan ini disesuaikan dengan potensi dan prioritas pembangunan pertanian suatu daerah. Pengembangan agrowisata pada hakikatnya merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi wisata pertanian. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar lokasi wisata. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta 19

35 memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya 2. Pengembangan agrowisata ini juga perlu dukungan dari pemerintah daerah terutama dari Departemen Pertanian dan Departeman Pariwisata yang diharapkan bersama sama merumuskan suatu kebijakan kebijakan untuk pengembangan sektor agrowisata. Banyak sekali bidang dalam pertanian yang dapat dijadikan tempat agrowisata dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata yang sangat besar dan akan memberikan keuntungan yang besar pula untuk pemerintah daerah dan pusat serta para petani yang juga turut berperan langsung dalam pengembangan agrowisata. Menurut Utama (2007) Potensi budidaya pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain : 1. Perkebunan Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik agrowisata adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil produksinya. Perkebunan sebagai objek agrowisata terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, teh, kopi, kakao, tebu, dan lain-lain. Pada dasarnya luas suatu perkebunan ada batasnya, namun perkekbunan yang dijadikan sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi, dengan kata lain luasnya sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk menunjukkan kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, seyogyanya dalam objek wisata dilengkapi dengan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan prasarana. 2. Tanaman pangan dan Hortikultura 2 Harun R Mengembangkan Agrowisata (Wisata Pertanian). september 2009]. 20

36 Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain kebun bunga bungaan, kebun buah buahan, kebun sayur sayuran, kebun tanaman obat obatan/jamu. 3. Peternakan Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam pemeliharaan ternak, aspek kekhasan/keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh. 4. Perikanan Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. Secara garis besar kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi objek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya Air Payau (tambak), budidaya laut (kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara) 3. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman, maupun pemandangan), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usaha tani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pasca panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. 3 Utama R Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. / _buku_agrowisata.doc. [29 september 2009]. 21

37 Teknologi budi daya pertanian tradisional sebagai perwujudan keserasian hasil seleksi alam yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang dapat menjadi paket atraksi wisata yang potensial untuk dipasarkan 4. Pengembangan agrowisata di berbagai aspek yang terdapat didalam agrowisata tersebut sangatlah dibutuhkan, karena dengan adanya pengembangan tersebut akan meningkatkan kualitas dari agrowisata itu sendiri. Salah satu dampak dari adanya pengembangan agrowisata tersebut adalah peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan perusahaan untuk menarik minat konsumen Strategi Pengembangan Agrowisata Strategi pengembangan dalam agrowisata harus memperhatikan peningkatkan kemampuan para pelaku agribisnis dibidang agrowisata untuk mengidentifikasi peluang pasar sehingga para pelaku usaha tersebut dapat dengan mudah membuka dan mengembangkan bisnis agrowisatanya. Berjalannya bisnis agrowisata didukung dengan minat konsumen yang ingin berkunjung ke tempat agrowisata, sehingga para pelaku usaha perlu melakukan promosi untuk memperkenalkan usaha agrowisatanya tersebut. Peran promosi usaha dalam pengembangan dan jalannya usaha suatu agrowisata cukup penting karena dengam promosi maka konsumen akan lebih mengenal dan mengetahui tempat agrowisata yang akan mereka kunjungi. Semua hal tersebut, tentunya akan mempengaruhi perumusan strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pengembangan Agrowisata secara garis besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan promosi. Kemampuan pengelola Agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket paket wisata serta promosi yang terus menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Sehingga Kegiatan promosi dapat dikatakan kunci dalam mendorong kegiatan Agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), 4 Harun R Mengembangkan Agrowisata (Wisata Pertanian). september 2009]. 22

38 serta penyediaan informasi pada tempat umum (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Dalam kaitan ini kerjasama antara objek Agrowisata dengan Biro Perjalanan, Perhotelan, dan Jasa Angkutan sangat berperan. Promosi memang salah satu cara atau strategi untuk memperkenalkan suatu usaha, tetapi strategi pengembangan yang akan dirumuskan dalam suatu perusahaan harus dilihat berdasarkan faktor faktor internal dan eksternal dari perusahaan tersebut. Strategi bersaing menjadi salah satu kendala yang dihadapi taman Agrowisata Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas, hal tersebut dapat terlihat dari jumlah konsumen taman Agrowisata Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas yang tidak lebih banyak dari jumlah konsumen agrowisata yang lainnya seperti Taman Safari, Taman Bunga Nusantara, Taman Buah Mekarsari, dan Kebun Raya Cibodas, yang memiliki strategi pengembangan untuk bersaing dengan agrowisata lainnya, sehingga dapat menarik konsumen yang lebih banyak. Strategi bersaing yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas dapat dikatakan terbatas, di mana Agrowisata Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas hanya mengandalkan pada lingkukan alam yang indah, komoditi teh dan perkebunan teh, serta penginapan (bungalow) saja untuk memperkenalkan potensi agrowisata yang mereka miliki. Sedangkan potensi yang lainya belum dioptimalkan secara maksimal. Dalam hal ini peran pormosi usaha juga penting untuk memperkenalkan kepada masyarakat, agar Agrowisata Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas dapat lebih diketahui oleh masyarakat banyak. Peranan pengembangan agrowisata juga harus diutamankan sebelum mempromosikan usaha yang telah dikembangkan sebelumnya berdasarkan strategi pengembangan yang telah dirumusakan Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Berdasarkan kajian penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan dapat dikatakan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada penelitian analisis strategi pengembangan mengenai agrowisata, yaitu penurunan konsumen atau pun penurunan tingkat pendapatan yang dikarenakan banyaknya pesaing baru yang bermunculan. Hal ini, dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan Wijaya (2005), Masang (2006), Muttaqien (2007) dan Lestari (2008) dikarenakan permasalahan yang dirumuskan hampir serupa, yaitu tingkat persaingan yang meningkat karena 23

39 pendatang baru yang banyak sehingga menyebabkan penurunan konsumen dan memerluakan suatu strategi pengembangan untuk menghadapai persaingan. Penelitian yang dilakukan Sinaga (2008) sedikit berbeda karena dalam penelitian ini lebih menganalisis strategi bersaing yang akan diterapkan dalam melakukan ekspor produk teh hitam dari perkebunan teh Gunung Mas PTPN VIII. Penelitian Sinaga (2008) tersebut juga memiliki sedikit kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Wijaya (2005), Masang (2006), Muttaqien (2007) dan Lestari (2008) yaitu mengenai penurunan, jika penelitian tersebut merumuskan masalah mengenai penurunan konsumen maka penelitian Sinaga (2008) merumusakan masalah mengenai penurunan tingkat ekspor teh hitam. Pada intinya penelitian yang mereka lakukan adalah untuk meneliti suatu strategi yang tepat untuk diterapkan dalam sebuah perusahaan yang diteliti dalam menghadapai suatu persaingan usaha yang semakin ketat. Hasil akhir penelitian yang dilakukan Wijaya (2005) dan Sinaga (2008) menyatakan bahwa prioritas strategi yang cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang diteliti adalah kerja sama dengan pihak lain yang bertujuan untuk mengembangkan usaha. Wijaya (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa strategi yang menjadi prioritas pada Wisata Agro Durian Warso Farm adalah kerja sama dengan pihak Asosiasi Wisata Agro Indonesia dan biro perjalanan wisata. Kemudian Sinaga (2008) dalam penelitiannya juga menghasilkan hal yang hampir serupa, strategi yang diprioritaskan dalam penelitiannya mengenai strategi bersaing teh hitam adalah meningkatkan kerjasama dengan lembaga lembaga terkait guna meningkatkan mutu dan teknologi. Strategi yang menjadi prioritas dalam penelitian Wijaya (2005) dan Sinaga (2008) akan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan faktor internalnya. Sedikit berbeda dengan hasil akhir penelitian yang dilakukan Wijaya (2005) dan Sinaga (2008). Hasil akhir penelitian Masang (2006) menyatakan bahwa strategi yang diprioritaskan lebih kepada sisi manajemen internal yang memberikan pengaruh kuat terhadap strategi yang menjadi prioritas. Strategi yang menjadi prioritas dalam penelitian Masang (2006) adalah mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan agrowisata. 24

40 Hasil akhir penelitian yang dilakukan Muttaqien (2007) menyatakan bahwa strategi yang diprioritaskan adalah menciptakan paket agrowisata dengan muatan edukasi yang lebih baik dan menarik. Pengaruh eksternal dan internal terhadap strategi yang menjadi prioritas dalam penelitian Muttaqien (2007) tersebut sama kuatnya dikarenakan dalam mencipatakan paket agrowisata dengan muatan edukasi tersebut juga harus mempertimbangkan keinginan konsumen yaitu pihak eksternal. Perbedaan dan kesamaan yang terdapat pada penelitian penelitian tersebut diatas menandakan bahwa strategi yang diprioritaskan pada setiap penelitan tersebut sesuai dengan keadaan internal dan eksternal yang dihadapi setiap perusahaan yang diteliti. Berdasarkan penelitian penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa, pada umumnya penelitian strategi pengembangan didasari dari tingkat persaingan usaha yang terjadi. Dengan demikian dalam penelitian strategi pengembangan, faktor eksternal seperti tingkat persaingan serta faktor internal harus diperhatikan dengan serius dalam pengambilan keputusan penelitian atau pun data yang akan diteliti dan diolah. Berikut ini adalah sedikit pemaparan dari penelitian penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan terutama yang berkaitan dengan agrowisata. Wijaya (2005) dalam penelitiannya membahas mengenai strategi pengembangan dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Wisata Agro Durian pada Warso Farm di Cihideung, Bogor. Menjelaskan strategi pengembangan dengan mengunakan analisi tiga tahap formulasi strategi yaitu mengunakan matriks IFE dan EFE kemudian matriks SWOT serta matriks IE, dan terakhir tahap pencocokan atau keputusan dengan mengunakan QSPM. Berdasarkan hasil analisis penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa posisi Wisata Agro Durian pada Warso Farm dalam matriks IE berada pada sel II, hal tersebut menunjukan bahwa faktor internal Wisata Agro Durian Pada Warso Farm berada diatas rata rata, sedangkan faktor eksternal berpengaruh cukup tinggi. Dengan demikian strategi yang dapat dilaksanakan pada sel ini adalah strategi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang dapat dilakukan Wisata Agro Durian pada Warso Farm adalah strategi intensif (pengembangan pasar). 25

41 Berdasarkan pengolahan QSPM pada pernelitian tersebut, Wisata Agro Durian Pada Warso Farm sangat cocok menerapkan strategi pengembangan, seperti (1) strategi integrasi kedepan dengan bekerja sama dengan AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) dan biro perjalanan wisata agar kegiatan Wisata Agro Durian Warso Farm dapat menjadi bagian dari paket wisata Wisata Agro Durian Pada Warso Farm, serta (2) membangun sarana penginapan atau menambah fasilitas seperti yang terdapat pada kampung wisata. Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan pembutan produk produk yang berciri khas durian. Kemudian strategi integrasi horizontal dilakukan dengan cara bekerja sama dengan hotel dan tempat wisata lainnya untuk melakukan paket paket wisata. Penelitian yang dilakukan oleh Masang (2006) yang berjudul Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis mengenai identifikasi unsur unsur strategis dan analisis dalam pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis. Penelitian ini mengunakan IFE dan EFE matriks untuk menunjukan kekuatan dan kelemahan dari Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis dan mengunakan IE serta SWOT dalam pencocokan dan perumusan strateginya. Hasil analisis dari penelitian ini didapat bahwa Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis berada pada sel IV dalam matriks IE yang merupakan daerah tumbuh dan kembangkan, posisi ini menggambarkan bahwa Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis dalam kondisi internal yang kuat dan respon Taman Sringanis terhadap faktor faktor eksternal yang dihadapi tergolong tinggi. Difisi dalam sel ini dapat menerapkan strategi intensif dan strategi integerasi. Berdasarkan dari rumusan analisi SWOT dalam penelitian tersebut, didapat empat strategi alternatif yang dapat dijadikan pilihan bagi Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis dalam memperbaiki/meningkatkan kinerjanya, diantaranya adalah mengoptimalkan keungulan dan pengelolaan agrowisata serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat. Memanfaatkan selera wisata konsumen yang berubah dari mass tourism ke nice tourusm berbasis lingkungan. Memanfaatkan kualitas produk, citra baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi 26

42 pemerintah untuk mengntisipasi adanya pengunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri. Mempertahankan harga produk, meningkatka kegiatan promosi secara optimal, memperbaiki sistem manajemen perusahaan, mencoba memasarkan produk di daerah bandung dengan mutu dan kualitas yang sama dengan pesaing, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan manajemennya, mengikutsertakan produk pada pameran perdagangan untuk mempromosikan produk. Muttaqien (2007) juga menganalisis mengenai strategi pengembangan dengan judul Analsis Strategi Bersaing Agrowisata Vin s Berry Park Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua-Lembang Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian tersebut menjelasakan bahwa faktor internal perusahaan yaitu kekuatan utama Vin s Berry Park adalah dalam budidaya stroberi, dan kelemahan utamanya adalah promosi belum optimal. Sedangkan faktor eksternal perusahaan yaitu peluang utama Vin s Berry Park adalah meningkatnya minat berwisata back to nature, dan ancaman utamanya adalah tingkat persaingan yang tinggi. Berdasarkan analisis matriks IE dalam penelitian ini menunjukan bahwa Vin s Berry Park berada pada kuadran V yakni pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa alternatif strategi yang nantinya akan diprioritaskan dengan mengunakan analisis QSPM. Alternatif strategi yang menjadi prioritas tersebut adalah menciptakan paket agrowisata dengan edukasi yang lebih baik dan menarik, meningkatkan personal selling kepada pengunjung group khususnya kepada para decision maker untuk kegiatan field trip dengan memaksimalkan network yang dimiliki. Kesimpulan utama yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan keunggulan bersaing yang akan dibangun Vin s Berry Park yaitu menjadi agrowisata stroberi dengan konten edutainment yang baik dan terjangkau. Strategi bersaing yang dipilih adalah menciptakan paket agrowisata dengan edukasi yang lebih baik dan menarik. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) dengan judul Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Galeri Tanaman Hias Kebun Raya 27

43 Cibodas menjelaskan bahwa strategi yang dirumuskan menggunakan tiga tahap perumusan strategi, yaitu matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM untuk menentukan strategi yang diprioritaskan. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa kekuatan utama Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas adalah posisi yang strategis dan citra baik di mata konsumen. Kelemahan utamanya adalah banyaknya aktivitas non-provit dan kontinuitas pasokan saprotan tidak bisa diandalkan. Peluang utama dari Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas adalah daya tawar menawar konsumen Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas yang lemah, sedangkan ancaman utamanya adalah jumlah pesaing yang banyak. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa terdapat empat alternatif strategi utama yang relevan untuk dilaksanakan oleh Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas, yaitu; (1) berusaha meraih lebih besar share dari segmen pasar pengunjung Kebun Raya Cibodas, (2) memperbaiki produk, (3) melakukan pemasaran lebih intensif dan terintegerasi, serta (4) mengembangkan penyediaan produk komplemen. Strategi yang paling prioritas untuk dijalankan adalah strategi perbaikan produk. Sinaga (2008) melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan yang dilakukan di Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, dengan judul Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam pada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitiannya yang mengunakan IFE, EFE, IE dan SWOT didapat beberapa strategi yang cocok dalam pengembangan ekspor teh hitam dari Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, strategi tersebut yaitu; memperluas pangsa pasar, meningkatkan kualitas produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk substitusi, meningkatkan produktivitas pemetik, memperluas areal perkebunan yang masih tersisa, menekan biaya operasional perusahaan, dan meningkatkan kerjsama dengan lembaga lembaga terkait guna meningkatkan mutu dan teknologi. Kajian penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan tersebut, dilakukan untuk mengetahui variabel atau faktor apa saja yang biasa terdapat pada penelitian analisis strategi pengembangan terutama pada bidang usaha agrowisata. Faktor yang terdapat pada penelitian terdahulu tersebut dapat dijadikan faktor 28

44 sementara pada penelitian yang akan dilakukan sebelum menentukan faktor penentu yang sebenarnya. Dengan demikian, penelitian terdahulu tersebut juga dapat dijadikan bahan acuan dalam menentukan faktor atau variabel sebelum penelitian dilakukan. Faktor faktor strategis internal dan eksternal yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2005), Masang (2006) dan Sinaga (2008), memberikan suatu ide bagi peneliti dalam menentukan faktor faktor stratregis internal dan eksternal dalam penelitia yang akan dilakukan. Faktor strategis tersebut seperti faktor minat konsumen yang mulai beralih kewisata back to nature serta faktor persaingan bisnis yang tinggi yang terdapat pada penelitian terdahulu tersebut dapat diterapkan pada penelitian yang akan dilakukan sebelum menentukan faktor strategis yang sebenarnya, dikarenakan faktor tersebut cukup cocok dengan keadaan lingkungan perusahaan yang akan diteliti. Kajian dari penelitian terdahulu juga dapat membantu dalam memberikan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang akan dilakukan. Jawaban sementara berdasarkan penelitian terdahulu tersebut terhadap tujuan penelitian yang akan dilakukan, akan memudahkan dalam melakukan analisis penelitian dilapangan karena mendapatkan gambaran dari penelitian terdahulu yang temanya hampir serupa. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi umum yang digunakan untuk analisis strategi pengembangan adalah keadaan persaingan bisnis yang terjadi serta faktor faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut diatas, terdapat beberapa kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemiripan terletak pada metode yang digunakan, yaitu menggunakan tiga tahapan perumusan strategi. Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan beberapa penelitian tersebut diatas terletak pada permasalahan dan objek yang akan diteliti. 29

45 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Strategi Membuat sebuah strategi usaha dalam suatu bisnis merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memajukan dan mengembangkan sebuah usaha atau bisnis tersebut, dan strategi tersebut dapat diterapkan hampir disegala bidang dalam usaha tersebut sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan. Strategi usaha juga menjadi sesuatu yang sangat penting dalam berjalannya usaha jika dilihat dari tujuan yang akan dicapai dan jika strategi tersebut berhasil. Telah banyak yang mengartikan dan mendefinisikan manajemen strategi, salah satunya David (2006) mendefinisikan manajemen strategis sebagai sebuah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi yang dibuat atau direncanakan juga ditujukan untuk memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, serta bagaimana strategi tersebut dilaksanakan. Manajemen strategi juga bertujuan untuk memanfaatkan dan menciptakan peluang baru dan berbeda untuk masa mendatang. Menurut Pearce dan Robinson (1997) manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia harus bersaing, melawan siapa, dan untuk maksud (porpose) apa. Hunger dan Wheelen (2001) juga mendefinisiskan mengenai manajemen strategi, menajemen strategi menurut mereka adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dengan menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Strategi adalah suatu arahan dalam mengklasifikasikan visi, misi dan tujuan, membuat tujuan organisasi yang jelas, penyesuaian dan momentum, strategi juga dikatakan sebagai pilihan dalam menentukan dimana dan bagaimana cara berkompetisi, memprioritaskan pasar, pelanggan, merk dan produk yang akan

46 difokuskan. Selain itu, strategi juga dikatakan masalah diferensiasi dalam menemukan sumber sumber keunggulan kompetitif yang bertahan lama dan bagaimana mengakarkannya dengan cara yang menguntungkan (Fisk, 2006). Pengertian pengertian manajemen strategi tersebut diatas mengungkapkan bahwa suatu strategi yang akan diterapkan untuk menyelesaikan masalah haruslah melewati suatu perencanaan yang matang agar strategi tersebut sesuai dengan tujuannya dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapai suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya Konsep dan Proses Perumusan Manajemen Strategi Proses manajemen strategi menurut David (2006) terdiri atas tiga tahap, yaitu; formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Suatu perubahan dalam satu komponen utama dalam model dapat menyebabkan perubahan dalam salah satu atau semua komponen lainnya. Maka, aktivitas formulasi, implementasi, dan evaluasi strategis harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Formulasi strategi meliputi pengembangan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakanan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan system informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Sedangkan tahap evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahuai kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah; (1) Meninjau faktor faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) Mengukur prestasi, dan (3) Mengambil tindakan korektif. Proses manajemen strategik menurut Pearce dan Robinson (1997) terdiri dari Sembilan tugas penting, yaitu: 31

47 1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal). 2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal dan kapabilitasnya. 3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor faktor kontekstual umum. 4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal. 5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikendaki dengan mengevalusi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. 6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. 7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih. 8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan sumberdaya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, teknologi, dan sistem imbalan. 9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengembilan keputusan yang akan datang. Model manajemen strategi dapat digunakan untuk memberikan gambaran pendekatan yang jelas dan praktis mengenai proses manajemen strategi. Cara paling baik untuk mempelajari dan menerapkan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan model komprehensif dari proses manajemen strategi (Gambar 2). Model tersebut menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi. Proses manajemen strategis bersifat dinamis dan berkelanjutan. Suatu perubahan dalam salah satu atau semua komponen utaman dalam model dapat memaksa perubahan dalam salah satu atau semua komponen yang lain. Sehingga kagiatan merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi harus dilaksanakan secara terus menerus. 32

48 Menjalankan audit eksternal Mengembangkan pernyatan visi dan misi Menetapkan tujuan jangka panjang Implemetasi strategi, isu manajemen Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih strategi Implemetasi strategi, isu pemasaran, keuangan akuntansi SIM Mengukur dan mengevaluasi kinerja Menjalankan audit internal Formulasi strategi Implementasi strategi Evaluasi strategi Gambar 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber: David (2006) Langkah langkan dalam model komprehensif manajemen strategis akan memudahkan perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sesuai tujuan yang diinginkan. Rumusan strategi tersebut harus diimplementasikan dan dievaluasi terebih dahulu, karena adanya strategi baru dari perumusan tersebut akan terjadi suatu perubahan. Dalam menjalankan strategi yang terpilih, perusahaan juga melihat seberapa efektifkah tingkat pelaksanaan dan kepentingan dari strategi tersebut, kemudian dilakukan evaluasi kembali apakah strategi tersebut masih layak untuk dijalankan Visi dan Misi Perusahaan Penetapan visi dan misi dalam suatu perusahaan sangatlah dibutuhkan, karena visi merupakan suatu cita cita yang diinginkan perusahaan dimasa yang akan datang, sedangkan misi merupakan suatu tujuan dari perusahaan untuk mendukung tercapainya visi yang telah ditetapkan sehingga visi dan misi perusahaan saling berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai keinginan dan 33

49 tujuan perusahaan. Menurut David (2006), pernyataan misi yang jelas diperlukan sebelum strategi alternatif dapat dirumuskan dan diimplementasikan. Pernyataan misi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi, pemikiran untuk bertahan, falsafah, konsep diri, pemikiran untuk citra publik, dan pemikiran untuk karyawan. Menurut Pearce dan Robinson (1997), misi perusahaan didevinisikan sebagai tujuan mendasar (fundamental purpose) yang membedakan suatu perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis, dan yang menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar. Pernyataan misi menjawab Apa bisnis kita?, pernyataan visi menjawab pertanyaan Apa yang ingin kita capai?. Visi diperlukan untuk memotivasi tenaga kerja secara efektif. Visi bersama antara manajer dan karyawan menciptakan perhatian bersama yang dapat mengangkat pekerja dari kebosanan kerja dan menetapkan mereka ke dunia baru yang penuh peluang dan tantangan (David, 2006) Analisis Lingkungan Eksternal Sebuah perusahaan harus dapat melihat dan menganalisis lingkungan eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan tersebut, karena perusahaan yang dapat berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya akan mempermudah dalam merealisasikan misi perusahaannya. Faktor eksternal perusahaan adalah berbagai faktor yang berada di luar kendali perusahaann, dan memberikan peluang, ancaman dan kendala yang harus dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Perusahaan juga harus memonitor faktor faktor dalam lingkungan umum (ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintah, teknologi dan ekologi), lingkungan industri (hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan subtitusi, dan persaingan antar perusahaan) dan lingkungan operasional (pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok). Faktor faktor tersebut adalah landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Peluang adalah suatu keadaan yang penting dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam lingkungannya, sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak memberikan keuntungan dalam lingkungan perusahaan. 34

50 Menurut David (2006) bahwa analisis eksternal adalah pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapai perusahaan, sehingga dengan adanya peluang maka akan didapat keuntungan, sebaliknya dengan adanya ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Kekuatan faktor faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat kategori atau yang disebut dengan analisis lingkungan jauh, yaitu: a. Faktor Politik Arah dan stabilitas faktor faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer perusahaan dalam merumuskan strategi perusahaan. Menurut Masang (2006) faktor faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha demikian juga sebaliknya. Faktor faktor politik seperti stabilitas politik, kebijakan dan peraturan pemerintah yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam merumuskan strategi. David (2006) mengatakan bahwa dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain. Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu waktu. Tindakan pemerintah juga mempengaruhhi pilihan strategi usaha. Tindakan ini dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha keduanya. b. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara akan sangat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk pula iklim berbisnis. Sehingga tempat suatu perusahaan beroperasi juga akan sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi disekitarnya. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar. perencanaan strategi perusahaan harus mempertimbankan kecendrungan ekonomi di segmen segmen yang mempengaruhi industrinya. Oleh karena itu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat sebaiknya bersama sama mempertahankan dan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi 35

51 perusahaan adalah tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, kecendrungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi serta kecendrungan pertumbuhan pendapatan nasional bruto (PNB). Setiap segi ekonomi tersebut dapat membantu atau menghambat upaya pencapaian tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan strategi. Setiap segi ekonomi juga dapat merupakan peluang atau pun ancaman. Setiap perubahan faktor ekonomi akan mempengaruhi industri secara berbeda beda. Sehingga perubahan kondisi perekonomian dapat berpengaruh baik pada suatu perusahaan tetapi belum tentu baik bagi perusahaan lain. c. Faktor Sosial Kebutuhan masyarakat untuk memuaskan keinginannya akan mempengaruhi faktor lingkungannya karena keinginan mereka dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, sehingga berakibat terhadap perubahan kondisi sosial masyarakat. Perubahan sikap sosial diiringi dengan perubahan permintaan terhadap berbagai jenis barang atau jasa. Perusahaan harus dapat memanfaatkan perubahan tersebut dalam merumuskan strategi perusahaan. Perubahan kondisi sosial masyarakat yang terjadi akan mempengaruhi perusahaan dan harus dapat diantisipasi oleh perusahaan. Beberapa faktor dari kondisi sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan orang orang di lingkungan eksternal perusahaan, ekologis, demografi, religius, pendidikan dan etnis. d. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan inovasi inovasi yang terus bermunculan akan berdampak pada perilaku pembelanjaan dan kinerja pemasaran. Mengadaptasi teknologi yang kreatif tersebut dapat memberikan dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui perkembangan produk baru atau perbaikan produk yang telah ada, serta melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk perusahaan. Persoalan yang berkaitan dengan teknologi akan mendasari hampir setiap keputusan penting yang dibuat perencana strategi. Strategi teknologi yang efektif dibuat berdasarkan analisis penetrasi dari peluang dan ancaman teknologi, dan penilaian seberapa penting faktor faktor ini tehadap strategi korporasi secara keseluruhan. Sehingga perubahan teknologi ini 36

52 merupakan trend yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam merumuskan strategi. Faktor faktor analisis lingkungan jauh tersebut dimaksudkan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dapat diamati oleh suatu perusahaan, sehingga dapat digunakan dalam merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki dan menghindari ancaman yang dihadapi. Lingkungan eksternal dapat dikatakan sebagai aspek-aspek yang cenderung berada diluar jangkauan perusahaan, tetapi dapat mempengaruhi perusahaan. Analisis lingkungan jauh yang mempengaruhi perusahaan, dapat dilihat pada Gambar 3. Politik - Situasi politik negara - Kebijakan politik - Regulasi pemerintah - Peraturan pajak, tarif dan bea - Peraturan tenaga kerja - Kebijakan impor Sosial-Budaya - Perkembangan budaya - Perkembangan media - Pertumbuhan penduduk - Jumlah penduduk - Perilaku terhadap Pemerintah Ekonomi - Tingkat inflasi - GNP - Pola konsumsi - Kurs mata uang - Tingkat pajak - Trend pertumbuhan ekonomi Teknologi - Perkembangan teknologi informasi - Kecenderungan perkembangan teknologi yang unik dalam industri - Perkembangan perilaku masyarakat terhadap teknologi Gambar 3. Daftar Fenomena yang Menghasilkan Peluang dan Ancaman Sumber: David (2006) Mempertahankan perusahaan agar terus kontinyu memproduksi barang dan jasanya sebagai keberlangsungan perusahaan bukanlah hal yang mudah. Perusahaan akan bertahan dalam jangka panjang jika perusahaan berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur persaingan dalam industri yang terdiri dari ancaman pendatang baru, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk substitusi dan persaingan diantara anggota industri (Gambar 4). 37

53 Ancaman masuknya pendatang baru Kekuatan tawar menawar pemasok Strategi persaingan perusahaan Kekuatan tawar menawar pembeli Ancaman produk pengganti atau substitusi Gambar 4. Kekuatan Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1991) Ancaman masuknya pendatang baru; pendatang baru yang masuk ke dalam suatu industri memunculkan persaingan yang lebih besar, karena setiap pendatang baru yang masuk kedalam industri merupakan pesaing yang mempunyai keinginan untuk merebut bagian pasar (konsumen). Menurut David (2006) ketika perusahaan pendatang baru masuk, terkadang perusahaan tersebut menawarkan produk yang lebih berkualitas, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat itu. Kekuatan tawar menawar pemasok; setiap pemasok mempunyai kekuatan tawar masing masing yang bergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjualannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya. Kekuatan tawar menawar pemasok juga mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Seringkali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya 38

54 persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak (David, 2006). Kekuatan tawar menawar pembeli; kekuatan daya tawar pembeli atau pelanggan dapat menekan harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan dapat mengadu domba sesama anggota industri, yang semuanya dapat menurunkan laba. Pembeli sebagai konsumen cendrung lebih peka terhadap harga jika mereka membeli produk yang tidak terdiferensiasi, relatif mahal terhadap penghasilan, atau jika kualitas tidak terlalu penting bagi mereka. Kakuatan tawar menawar pembeli tersebut tentunya dapat mempengaruhi persaingan bisnis, sehingga pembuat strategi dalam suatu perusahaan harus juga mempertimbangkan kekuatan tawar menawar pembeli tersebut dalam menyusun strategi perusahaan. Ancaman produk pengganti atau substitusi; produk pengganti atau substitusi juga dapat mempengaruhi persaingan industri. Dengan menetapkan harga batas tertinggi, produk atau jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas atau mendeferensiasikannya, laba dan pertumbuhan industrin dapat terancam. Produk pengganti yang secara strategik layak diperhatikan adalah produk yang kualitasnya mampu menandingi kualitas produk industri dan yang dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi. Faktor faktor yang menentukan ancaman produk pengganti atau substitusi adalah kinerja harga yang relatif terhadap produk pengganti serta kecendrungan pembeli terhadap produk pengganti. Persaingan diantara para anggota industri; persaingan di kalangan anggota industri terjadi karena adanya perebutan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk dan perang iklan. Persaingan akan semakin tajam jika jumlah anggota dalam industi banyak, produk tidak terdeferensiasi dan adanya hambatan untuk keluar. Faktor faktor yang menentukan persaingan tersebut adalah pertumbuhan industri, biaya tetap atau biaya penyimpanan penambahan nilai, kelebihan kapasitas sementara, prebedaan perbedaan produk, dan brand identity. 39

55 Analisis Lingkungan Internal Pemahaman tehadap kondisi eksternal sangatlah penting, tetapi juga harus memahami keadaan kondisi internal secara luas dan mendalam. Sehingga strategi yang dirumuskan akan bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisi. Analisis lingkungan internal adalah suatu proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang bidang fungsional, termasuk pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen yang semuanya menjadi landasan bagi strategi perusahaan. a. Pemasaran. Menurut David (2006), riset pemasaran adalah mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis secara sistematis data mengenai masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa yang dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang penting. Faktor faktor yang harus diperhatikan oleh pengusaha atau perusahaan dalam pemasaran agar produk di pasar sesuai dengan harapan yang diinginkan adalah: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. Dengan menganalisis dan memahami pemasaran yang sudah berjalan, maka pembuat strategi harus mempertimbangkan pula kondisi pemasaran yang ada beserta faktor faktornya dalam merumuskan strategi yang baru dan lebih berkembang. b. Keuangan. Pengelolaan sistem keuangan harus diperhatikan secara cermat dan dikelola dengan sebaik mungkin sehingga dana dapat diedarkan kesemua bagian kegiatan usaha. Penyediaan dana yang cukup dan tepat akan berdampak pada jalannya perusahaan. Terjadinya kekurangan atau pun kelebihan dana merupakan tanda kurang tepatnya pengelolaan keuangan. Kekurangan dana akan berdampak pada program program dari perusahaan yang akan terbengkalai dan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Dana yang berlebihan berarti banyak sumber dana yang menganggur dan tidak efisien, terlebih lagi bila dana itu dari pinjaman berbunga. Kekuatan keuangan juga penting untuk diperhatikan 40

56 dalam merumuskan strategi, kekuatan keuangan yang lemah dapat menghilangkan beberapa strategi alternatif yang suatu saat akan sangat bermafaat dalam berjalannya suatu perusahaan. c. Produksi dan operasi. Produksi terdiri dari seluruh aktivitas yang mentransformasikan input menjadi produk atau jasa. Sistem produksi menyusun program untuk dilaksanakan dan melakukan pengendalian produksi mencakup perbekalan, proses muatan, perawatan sarana produksi, pengendalian mutu. Pada sebagian besar industri, biaya utama disebabkan oleh proses menghasilkan produk atau jasa dari operasi, jadi produksi dapat mempunyai nilai tinggi sebagai senjata persaingan dalan strategi perusahaan secara keseluruhan. Menurut Jauch dan Gleuck (1997) bahwa jika perusahaan dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah dan mampu menjalankan bisnis sedangkan yang lain tidak atau dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang menguntungkan, maka perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing. d. Penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan dapat merupakan suatu keunggulan bersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan dapat menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dalam suatu perusahaan sangatlah memegang peranan penting dalam ketahanan perusahaan untuk menghadapi persaingan. Perusahaan melakukan investasi untuk penelitian dan pengembangan produk atau jasa superior untuk mendapatkan keunggulan bersaing. e. Sistem informasi manajemen. Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sebuah sistem informasi yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehinga dapat menjawab pertanyaan operasional dan strategi yang penting. Sistem ini mengumpulkan data mengenai pemasaran, keuangan, produksi, dan personalia internal, serta faktor faktor sosial budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. 41

57 Konsep Perumusan Strategi Menurut David (2006), teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi kerangka kerja keputusan yang dapat dipakai untuk semua ukuran dan tipe organisasi serta dapat membantu ahli strategi, mengevaluasi dan memilih strategi. Kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta pernyataan misi yang jelas merupakan landasan untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahannya. Terdapat tiga tahapan yang harus dilalui Untuk dapat merumuskan strategi yang tepat berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta pernyataan misi yang jelas tersebut. Tahap input Tahap input merupakan tahap pertama dalam merumuskan strategi. Tahap input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik sangat diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. Teknik dalam perumusan strategi pada tahap input adalah dengan analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE). Tahap pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap ke dua yang berfungsi untuk mencocokan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta pelung dan ancaman dari faktor eksternal. Pada tahap pencocokan terdapat lima cara yang dapat digunakan berdasarkan kerangka penyusunan strategi, yaitu matriks SWOT, SPACE, BCG, IE, dan Grand Strategy. Seluruh cara tersebut dapat digunakan tergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokan faktor faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang cocok bagi perusahaan untuk diterapkan. Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan salah satu perangkat yang cukup baik untuk digunakan karena matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai EFE dan total nilai IFE, selain itu matrik IE juga salah satu alat analisi yang 42

58 dapat meminimalkan hasil strategi alternatif yang memiliki subjektifitas cukup tinggi. Sehingga, pengunaan Matriks Internal-Eksternal (IE) adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih baik dengan mengetahui posisi perusahaan. Matriks IE merupakan alat analisis yang berperan dalam pemetaan divisi-divisi perusahaan dalam sebuah diagram skematis, sehingga dapat digolongkan ke dalam matriks portofolio. Tahap keputusan Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan yang merupakan tahapan membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas dari strategi strategi alternatif yang akan dijalankan. Informasi yang diperoleh pada tahap input dan pencocokan, digunakan dalam tahap keputusan ini. Dalam tahap keputusan ini digunakan analisis Matriks Perencanaan Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic Matriks (QSPM), teknik ini secara objektif menunjukan strategi alternatif yang paling baik. Menurut David (2006), analisis matriks QSPM dirancang untuk mendapatkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukan strategi alternatif mana yang terbaik. Sifat positif yang lain dari QSPM adalah bahwa strategi yang dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan dan tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus Kerangka Pemikiran Operasional Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri jasa yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Terus berkembangnya sektor pariwisata yang juga memasukan unsur pertanian sangat mempengaruhi persaingan bisnis di bidang pariwisata tersebut terutama agrowisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas yang merupakan 43

59 bagian dari PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) adalah salah satu bisnis agrowisata yang berada dikawasan Puncak atau jalur Jakarta Bandung. Persaingan bisnis agrowisata di kawasan Puncak atau jalur Jakarta Bandung merupakan persaingan bisnis yang sangat ketat, karena beberapa tahun belakangan ini banyak sekali bisnis bisnis yang menawarkan agrowisata, serta banyaknya jumlah pengunjung ke daerah tersebut baik dari luar kota atau dari daerah sekitarnya terutama pada libur libur panjang. Sehingga setiap bisnis agrowisata dituntut untuk terus melakukan dan menemukan inovasi inovasi baru yang akan mempengaruhhi keberlangsungan bisnis agrowisata tersebut. Salah satu cara untuk memasarkan produk produk yang ditawarkan agrowisata tersebut adalah melakukan promosi. Karena promosi adalah salah satu kunci utama dalam memasarka suatu produk. Semakin tingginya persaingan bisnis agrowisata tersebut, maka promosi yang baik dan selalu menerapkan promosi promosi yang inovatif sangatlah dibutuhkan oleh setiap bisnis agrowisata, juga tidak terkecuali Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Pengembangan strategi dalam bisnis agrowisata menjadi sesuatu hal yang sangat penting dalam upaya mendapatkan hati konsumen, sehingga penelitian dan analisis mengenai strategi pengembangan tersebut penting untuk dilakukan. Hasil dari analisi tersebut dapat berupa strategi pengembangan yang baru. Penentuan awal dalam analisis strategi tersebut adalah melakukan analisi lingkungan internal dan eksternal sebagi cara untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi keberadaan dan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Tahap berikutnya dalah memasukakn faktor faktor lingkungan internal kedalam matriks IFE dan faktor faktor lingkungan eksternal kedalam matriks EFE. Berdasarkan hasil dari matriks IFE dan EFE kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan matriks IE yang bertujuan untuk mendapatkan strategi bisnis yang lebih spesifik pada tingkat korporat, serta analisi dengan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Tahap akhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSPM, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan prioritas strategi yang akan digunakan oleh perusahaan, yang diperoleh dari matriks 44

60 SWOT. Nilai TAS (Total Attractiveness Score) yang paling tinggi adalah alternatif strategi yang terbaik dengan kondisi perusahaan tersebut. 45

61 Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: Meningkatnya persaingan usaha agrowisata, menuntut sebuah strategi perusahaan yang baru agar tetap dapat bersaing. Lingkungan Perusahaan Analisi Lingkungan Eksternal Analisi Lingkungan Internal Analisis lingkungan eksternal perusahaan: 1. Analisis lingkungan jauh - Politik - Ekonomi - Sosial-Budaya - Teknologi 2. Analisis lingkungan industri: - Ancaman masuknya pendatang baru - Ancaman produk pengganti - Kekuatan tawar-menawar pemasok - Kekuatan tawar-menawar pembeli - Tingkat persaingan Analisis lingkungan internal perusahaan: - Pemasaran - Keuangan/akunting - Produksi/operasi - Sumber daya manusia - Penelitian dan pengembangan - Sistem informasi manajemen Matriks IFE Matriks EFE Matriks IE Analisis SWOT Alternatif Strategi Pengembangan Analisis QSPM Alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Tahun

62 IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Agrowisata Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Agrowisata Gunung Mas memiliki potensi yang cukup besar sebagai obyek agrowisata, selain itu Agrowisata Gunung Mas terletak di lokasi yang sangat strategis serta memiliki peluang besar untuk dikunjungi oleh banyak wisatawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan. Teknik purposive sampling digunakan karena kajian penelitian ini membahas tentang perumusan strategi kebijakan suatu perusahaan sehingga pemilihan responden ditujukan kepada pihak pihak internal perusahaan yang terkait dalam penentuan strategi dan kebijakan perusahaan. Responden pihak internal adalah manajer dan wakil manajer Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Responden dari pihak eksternal yaitu berasal dari Dinas Pariwisata. Responden dari pihak eksternal tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dari responden pihak internal. Responden dipilih secara sengaja dan memiliki kontribusi besar dalam perumusan strategi dan dapat mewakili perusahaan serta wewenang mengenai data data yang dibutuhkan dalam penelitian. Terdapat pula responden dari pihak konsumen, yang juga sebagai responden dari pihak eksternal. Terdapat sebanyak 40 orang responden dari konsumen agar mendapatkan data yang lebih sesuai, berdasarkan pendapat yang diberikan para responden dari pihak konsuemen tersebut. Data dari responden konsumen ditujukan untuk menguatkan faktor faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam perumusan strategi.

63 4.3. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data yang langsung diperoleh dari pengamatan di lapangan (observasi) dan berdasarkan wawancara dengan pihak Taman Agrowisata Gunung Mas, serta dari hasil kuisioner oleh pihak manajemen yang terkait didalamnya. Data sekunder berupa laporan tahunan pengunjung yang diperoleh dari pihak pengelola, selain itu data diperoleh juga dari instansi lainnya dan studi literatur yang terkait dengan penelitian. Instrumentasi (alat pengumpulan data atau alat pengukur data) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema penelitian dan ditujukan kepada responden yang sudah ditentukan (Lampiran 2 dan 3) Metode Pengumpulan Data Metode pengolahan dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi bagi perusahaan. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui strategi yang tepat bagi perusahaan Metode Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif serta di sajikan dalam bentuk tabel, gambar dan uraian. Data yang terkumpul dalam tahap pengumpulan data perlu diolah dahulu. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan disajikan dalam susunan yang baik dan rapih untuk kemudian dianalisis. Pengolahan data diperlukan untuk menterjemahkan angka angka yang didapat dari hasil penelitian. Analisis data menggunakan analisis tiga tahapa formulasi strategi. Pertama tahap input dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal kemudian dievaluasi dengan menggunakan matriks EFE dan IFE. Tahap kedua yaitu tahap 48

64 pencocokan dengan melakukan analisis matriks IE dan SWOT, dan ketiga adalah tahap keputusan menggunakan QSPM. Matriks ini menggunakan input dari analisis tahap 1 (matriks EFE dan IFE) dan hasil pencocokan tahap 2 (matriks IE dan SWOT) untuk strategi alternatif yang akan dipilih Analisis Matriks IFE dan EFE Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang termasuk kedalam faktor internal sangat penting untuk dilakukan. Menurut David (2006) langkah ringkas untuk mengidentifikasi Internal Factor Evalution (IFE) yang meringkas dan mengevaluasi faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang bidang fungsional termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi. Tujuan dari penilaian faktor eksternal adalah mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Langkah yang ringkas dalam melakukan penelitian eksternal adalah dengan menggunakan matriks External Factor Evaluation (EFE). Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan matriks IFE maupun matriks EFE, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi daftar kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 2. Penentuan bobot setiap variabel. Penentuan bobot pada analisi eksternal dan internal perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dengan menggunakan metode paired comparison (perbandingan berpasangan). Metode ini di gunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bentuk penilaian pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah; 1 = jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal, 2 = jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal, 3 = jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal. 49

65 Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Perusahaan. Faktor Strategi Internal A B C Total Bobot A B C Faktor Strategi Eksternal K L M Total Bobot K L M Total Sumber: David (2006) 3. Penentuan peringkat (rating). Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen dari perusahaan dilakukan terhadap faktor faktor dari hasil analisis situasi perusahaan. Untuk mengukur pengaruh masing masing faktor terhadap kondisi perusahaan digunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4 terhadap masing masing faktor strategis yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini. Pemberian nilai rating kekuatan pada matriks IFE menggunakan skala; 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, 4 = sangat kuat. Pemberian nilai rating untuk faktor kelemahan merupakan kebalikan dari faktor kekuatan. Sedangkan pemberian nilai rating peluang pada matriks EFE menggunakan skala; 1 = rendah (respon kurang), 2 = sedang (respon sama dengan rata rata), 3 = (respon diatas rata rata), 4 = sangat tinggi (respon superior). Pemberian rating untuk faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor peluang. 4. Mengkalikan setiap bobot dengan rating untuk mendapatkan pembobotan. Hasil perkalian setiap bobot dengan rating tersebut, berupa skor pembobotan untuk masing masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 sampai 1,00. kemudian menjumlahkan pembobotan untuk mendapatkan total skor pembobotan perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan 50

66 tertentu bereaksi terhadap faktor faktor strategis internal dan eksternalnya. Total pembobotan akan berkisar antara 1 sampai dengan 4 dengan rata rata 2,5. nilai 1 pada matriks EFE menunjukan bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang peluang untuk menghindari ancaman ancaman. Nilai 4 mengidentifikasi bahwa perusahaan saat ini telah dengan sangat baik memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman ancaman. Niali 2,5 menggambarkan bahwa perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara rata rata. Model matriks EFE terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat Skor (bobot peringkat) Peluang Ancaman Total 1,00 Sumber: David (2006) Matriks IFE juga hampir serupa dengan matriks EFE, hanya saja yang menjadi faktor kunci adalah kekuatan dan kelemahan. Nilai 1 pada matriks IFE menunjukan situasi internal perusahaan yang sangat buruk. Nilai 4 mengindikasikan bahwa situasi internal perusahaan sangat baik. Nilai 2,5 untuk matriks IFE menunjukan situasi internal perusahaan berada pada tingkat rata rata. Model matriks EFE terdapat pada Tabel 7. 51

67 Tabel 7. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Skor (bobot peringkat) Kekuatan Kelemahan Total 1,00 Sumber: David (2006) Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks IE merupakan pemetaan skor dari matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan pada tahap input. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor bobot IFE pada sumbu horizontal dan total skor bobot EFE pada sumbu vertikal. Pada sumbu horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,00 hingga 2,99 menunjukan posisi internal yang rata rata, dan skor 3,00 hingga 4,00 menunjukan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor 1,00 sampai 1,99 menunjukan posisi eksternal yang rendah, skor dari 2,00 hingga 2,99 menunjukan pengaruh sedang, dan skor dari 3,00 sampai 4,00 menunjukan pegaruh eksternal yang tinggi. Gambar 5 menunjukan bentuk matriks IE. Matriks IE terbagi dalam tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda yaitu; 1. Growth and build (tumbuh dan kembangkan) terdiri dari sel I, II, dan IV. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan intergrasi horizontal) merupakan strategi yang sesuai untuk daerah ini 2. Hold and maintain (jaga dan pertahankan) terdiri dari sel III, V, dan VII. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk daerah ini. 52

68 3. Harvest or divest (panen atau divestasi), daerah ini terdiri dari sel VI, VIII, dan IX. Strategi yang dapat digunakan diantaranya adalah strategi divestasi dan strategi likuidasi. TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR INTERNAL Kuat 3,0 4,0 Rata rata 2,0 2,99 Lemah 1,0 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 4,0 I II III TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL Sedang 2,0 2,99 3,0 2,0 IV V VI Rendah 1,0 1,99 VII VIII IX 1,0 Gambar 6. Matriks Internal Eksternal (IE) Sumber: David (2006) Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Matriks SWOT diperoleh dari hasil identifikasi matriks IFE dan matriks EFE, matriks SWOT juga memperlihatkan kesesuaian antara kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang cukup penting dalam membantu manager mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. langkah langkah dalam menganalisis SWOT adalah: 53

69 a. Menuliskan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. b. Menuliskan peluang dan ancaman eksternal perusahaan. c. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi SO. d. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi WO. e. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil strategi ST. f. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal den mencatat hasil strategi WT. Berdasarkan hasil persilangan keempat faktor tersebut maka terdapat empat kemungkinan alternatif strategi seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penyusunan Strategi yang Diterapkan Berdasarkan Matriks SWOT EKSTERNAL INTERNAL Peluang atau Opportunities (O) Ancaman atau Threats (T) Sumber : David (2006) Kekuatan atau Strengths (S) Strategi SO Strategi yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Kelemahan atau Weaknesses (W) Strategi WO Strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matriks) Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM) merupakan tahap terakhir dari ketiga tahap kerangka kerja analitik perumusan strategi. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM) adalah alat yang dapat menyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah 54

70 diidentifikasikan sebelumnya. Langkah dalam pembuatan tahap keputusan ini dengan membuat daftar peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal. Terdapat enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM adalah: 1. Mendaftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal dari perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberikan bobot untuk masing masing faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut sama dengan yang ada di matris EFE dan IFE. Bobot disajikan dalam kolom persis disamping kanan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. 3. Memeriksa tahap perumusan strategi dan mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. 4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score/AS). Tentukan nilai numerik yang menunjukan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif strategi strategi tersebut. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor sukses kritis internal dan eksternal, satu persatu. Bila faktor suskses tersebut mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat maka strategi harus dibandingkan relatif terhadap faktor kunci. Nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi yang lain. Nilai daya tarik tersebut adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = amat menarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score/TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik. Semakin tinggi TAS, maka semakin menarik alternatif strategi itu. 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah total daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi TAS menunjukan strategi tersebut semakin menarik dengan mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategi (Tabel 9). 55

71 Tabel 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Faktor faktor kunci Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Total nilai daya tarik Sumber : David (2006) Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS 56

72 V GAMBARAN UMUM AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII 5.1. Sejarah singkat PTP Nusantara VIII Gunung Mas Pada tahun 1910 Perkebunan Gunung Mas didirikan yang merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dan berlokasi di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pada awalnya terdapat dua perkebunan yaitu Perkebunan Gunung Mas dan Perkebunan Cikopo Selatan yang kemudian pada tahun 1972 digabung dengan nama Perkebunan Gunung Mas. Perkebunan Cikopo Selatan mulai beroperasi pada tahun 1912 oleh Perusahaan Jerman dengan nama NV. CULTUR TJIKOPO ZSUID. Pada tahun 1949 perkebunan tersebut diambil alih oleh pemerintah Belanda karena pemerintah Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, kemudian pengelolaannya diserahkan atau dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara. Pada tahun 1963 dilakukan reorganisasi dan dimasukan dalam PPN Antan VII dan pada tahun 1971 dimasukan dalam PNP XII. Perkebunan Gunung Mas mulai beroperasi pada tahun 1910 oleh sebuah maskapai Prancis dengan nama Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise de Culture Etde Commerce, dan pada tahun 1954 pengelolaanya diserahkan kepada Perusahaan Belanda yaitu NV TIEDEMAN K VAN KERCHEM (TVK) yang berkantor pusat di Bandung. Tahun 1958 perkebunan ini diambil alih oleh pemerintah republik Indonesia (nasionalisasi) dan dimasukan dalam PPN Baru Kesatuan Jabar II. Tahun 1963 diadakan reorganisasi perusahaan dan Perkebunan Gunung Mas dimasukan dalam PPN Antan VII. Status PPN Antan VII hanya berlangsung tujuh tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan pemerintah perusahaan negara menjadi PNP XII. Sejak tanggal 01 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT Perkebunan XII (Persero). Kemudian terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, diadakan penggabungan (merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII, dan PTP XIII) menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi wilayah propinsi Jawa Barat dan Banten sehingga Perkebunan Gunung Mas di bawah manajemen PTP Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna No.4 Bandung.

73 PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2/8336 HT TH.1996 tanggal 08 Agustus 1996, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI. PTP XII, dan PTP XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Sejarah Singkat Agrowisata Agrowisata Gunung Mas didirikan secara bertahap diawali dengan pendirian Wisma Ir. H. Achmad Affandi, sekitar tahun 1983 yang terletak di sekitar areal kompleks perkantoran dan pabrik pengolahan teh. Wisma ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan sendiri yakni tamu dari Departemen Pertanian, serta dinas dinas yang terkait atau kepentingan internal perusahaan, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, rapat, seminar dan berbagai kegiatan lainnya. Menyadari potensi yang dimiliki oleh perkebunan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi perusahaan, pada tahun 1992 lokasi ini mulai dikembangkan untuk daerah tujuan wisata. Menunjang kegiatan pemerintah sebagai pelaksanaan surat keputusan bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Parpostel), di perkebunan Gunung Mas telah diusahakan bidang pariwisata yang telah menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Tahun 1993, Direksi PTPN VIII (pada waktu itu masih PTP XII) mengeluarkan SK No.4:1:1-040/1993 tanggal 23 Februari 1993, tentang pembentukan Bagian Agrowisata di Perkebunan Gunung Mas beserta kepala bagian. Saat itu Kantor Agrowisata mulai dibuka dengan ditunjukkannya beberapa petugas urusan Agrowisata serta dilakukan kerjasama dengan beberapa biro perjalanan. Pengelolaan Agrowisata semula dikelola oleh Pusat Koperasi Karyawan (Puskopar), namun sesuai dengan surat direksi E.1/SK/247/1995 pada tanggal 1 Februari 1995 pengelolaan Agrowisata di Perkebunan Gunung Mas ditangani oleh seorang kepala urusan yang bertanggung jawab pada Kepala Administrasi. Perkebunan Gunung Mas juga telah memiliki ijin kepariwisataan dengan nomor 53/sk.005. Diparda/0691. Tahun 1996 dengan pertimbangan jumlah pengunjung 58

74 yang cenderung meningkat dan pengelolaan yang baik Agrowisata Gunung Mas mendapat penghargaan Adhi Karya Utama Propinsi Jawa Barat Keadaan Fisik dan Geografis Perkebunan Gunung Mas terletak pada ketinggian ± m di atas permukaan laut, terletak di dua Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Perkebunan Gunung Mas terletak sekitar 80 Km dari Ibu Kota Jakarta atau sekitar 90 Km dari Bandung. Iklim di Perkebunan Gunung Mas termasuk iklim sedang dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun antara sampai mm per tahun. Kawasan ini memiliki temperatur minimum ºC. Salah satu unsur iklim adalah curah hujan. Curah hujan bulanan sebesar 50 mm lebih dari 2 bulan. Rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir yang sesuai untuk tanaman teh adalah mm per tahun, bulan kemarau (< 60 mm) setiap tahun 2 bulan serta tidak ada bulan yang sama sekali tidak hujan. Menurut data laporan manajemen, selama tahun , curah hujan rata-rata Kebun Gunung Mas adalah mm per tahun, rata rata bulan basah ( 100mm/per bulan) 10 bulan, dua bulan lembab (60-100mm/bulan), dan tidak ada bulan kering (<60 mm/bulan). Rata rata jumlah hari hujan per tahun adalah 200 hari dengan sebaran 15 hari hujan (hh) per bulan. Pola sebaran curah hujan per tahun di Kebun Teh Gunung Mas memiliki dua puncak hujan, yaitu terjadi pada bulan Februari (puncak pertama) dan pada bulan November (puncak kedua). Pola sebaran curah hujan merupakan tipe curah hujan Simple Woves atau monomodal atau pola tunggal. Pola seperti ini terdapat perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim penghujan dengan musim kemarau. Bulan basah dengan rata-rata jumlah curah hujan >250 mm per bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 10 per bulan terdiri atas bulan: Januari, Februari, Maret, April, Mei, juni, Juli, Oktober, November, dan Desember. Bulan Agustus dan September merupakan bulan lembab dengan jumlah curah hujan rata-rata 80 mm per bulan. Tingkat kelembaban nisbi udara rata-rata Kebun Teh Gunung Mas adalah 85,8 persen. Tiga unsur radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran matahari. 59

75 Perkebunan Gunung Mas mempunyai luas areal sekitar 1.703,65 Ha. Luas areal diusahakan sebagai kawasan Agrowisata adalah ± 300 Ha yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk kegiatan seperti hiking, olah raga alam bebas, berkemah, berkuda, outbone dan tea walk dengan rute yang mengelilingi perkebunan teh (Lampiran 10) Kondisi Infrastruktur PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas selain terdapat hamparan kebun teh juga tedapat sarana dan prasarana yang disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan sistem produksi agar menjadi lebih baik dan lancar sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu tinggi dan mampu bersaing dipasaran. Sarana dan prasarana yang tersedia tersebut antara lain: a. Bangunan emplasemen yang terdiri dari rumah administratur, rumah sinder, rumah karyawan, kantor adfeling, kantor induk, gudang, sarana pabrik dan kesenian serta tempat beribadah. b. Sarana jalan, air, dan tempat penitipan anak (TPA). c. Sarana pendidikan seperti TK, Madrasah dan Sekolah Dasar d. Sarana kesehatan berupa puskesmas dan poliklinik. e. Sarana pemenuhan kesehjahteraan yaitu adanya koperasi karyawan serta organisasi keluarga karyawan misalnya Ikatan Keluarga Besar Ibu-Ibu (IKBI). f. Kantor Agrowisata yang berada di Gunung Mas I. Keberadaan kantor Agrowisata merupakan salah satu sarana penunjang berkaitan dengan telah diresmikannya kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata dan dibuka untuk umum. Keberadaan Kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata telah memiliki izin usaha kepariwisataan berdasarkan surat No 503/SK.005/Diperda/0691 bahwa Perkebunan Gunung Mas dapat dijadikan obyek wisata. Agrowisata didirikan sebagai penunjang kegiatan perusahaan dan pelaksanaan SK bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. 60

76 5.5. Sarana dan Prasarana Agrowisata Gunung Mas Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Agrowisata Gunung Mas adalah: a. Kawasan terbuka yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk pelaksanaan kegiatan seperti tea walk atau jalan santai diareal Gunung Mas dengan jalur lintasan yang ditawarkan adalah 4 km, 6 km, dan 10 km. b. Pabrik pengelolaan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh untuk wisata ilmiah. c. Penginapan terdiri dari: Bungalow satu (lima kamar), Bungalow dua (tujuh kamar) dan Bungalow tiga (tiga kamar). Fasilitas yang didapat adanya ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan kamar mandi. Pondokan yang memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi pada setiap pondokan. Lokasi penginapan (bungalow, pondokan dan kamar) dapat dilihat pada Lampiran 11. d. Ruang pertemuan yang terdiri dari aula wisma, aula camelia, aula pondokan. Kapasitas aula pondokan sebesar orang. e. Lapangan olah raga tenis, bola voli, bulu tangkis, sepak bola, areal berkuda dan areal kemping. f. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta mas yaitu tempat yang menjual produk teh baik teh celup maupun teh hitam kualitas ekspor juga menjual minuman teh seduh dan makanan lainnya. g. Katering yang terdiri dari prasmanan, box, snack, sarapan dan lain-lain. h. Perlengkapan untuk kegiatan seperti sound system, OHP, listrik, tenda unit, kursi, meja, spanduk dan umbul-umbul. i. Areal parkir dan sarana komunikasi (telepon umum dan faksimil) serta musholla. j. Petugas keamanan dan pemandu. k. Air bersih dan toilet. Sarana dan prasarana yang tersedia di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut, tentunya digunakan untuk kegiatan wisata. 61

77 Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas jarang menyediakan paket paket wisata tertentu dari sarana dan prasarana yang ada, dengan biaya yang sudah termasuk penginapan dan beberapa objek objek wisata yang diinginkan dirasakan konsumen. Dengan demikian, konsumen harus mengeluarkan biaya untuk setiap objek wisata dan penginapan yang ingin mereka rasakan. Pengembangan agrowisata dengan bentuk paket paket wisata yang baru dan berbeda pun harus terus dilakukan. Paket paket wisata tersebut dapat dibuat sesuai keinginan konsumen dan fasilitas yang ada. Paket paket wisata dapat dibuat dan dibagi kedalam beberapa paket wisata, seperti paket wisata keluarga, paket wisata sport yang sebagian besar diperuntukan bagi anak remaja dan orang dewasa, paket wisata untuk kegiatan bisnis dan paket paket wisata lainnya. Paket wisata untuk keluarga dapat termasuk penginapan (bungalow atau pondokan), kolam renang, tea walk, dan kunjungan ke pabrik teh serta gratis wecome drink pada saat masuk kawasan agrowisata. Biaya dari paket wisata keluarga tentunya sudah termasuk seluruh objek wisata yang ada dalam paket wisata keluarga tersebut, sehingga konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya lainnya untuk menikmati objek wisata lain karena sudah termasuk kedalam paket wisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas juga dapat membuat dan memperkenalkan paket wisata sport yang sebagian besar diperuntukan bagi anak remaja dan orang dewasa, tentunya biaya dari paket wisata sport juga sudah termasuk seluruh objek wisata yang terdapat dalam paket wisata tersebut. Paket wisata sport dapat berupa olah raga paralayang, MTB (mountain bike), point ball dan outbond, serta fasilitas pendukung bagi paket wisata sport yang sudah disediakan dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Paket wisata yang khusus diperuntukan bagi kegiatan bisnis atau pun kegiatan pekerjaan dapat berupa penginapan seperti kamar atau pun bungalow disertai aula untuk rapat yang dilengkapi dengan koneksi internet, objek wisata kunjungan ke pabrik teh, tea walk, serta gratis makan siang di tea café. Paket wisata tersebut juga harus didukung dengan fasilitas penunjang lainnya seperti sound system dan snak untuk rapat dan fasilitas penunjang yang lainnya. Biaya dari paket wisata tersebut juga sudah termasuk seluruh objek wisata yang terdapat 62

78 dalam paket wisata tersebut. Selain paket paket wisata tersebut konsumen juga dapat melakukan wisata sesuai keinginannya di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tanpa harus mengambil paket wisata tertentu. Pengembangan produk wisata dengan paket paket tertentu, seharusnya dapat dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII karena didukung dengan sarana dan prasaran yang cukup memadai. Paket paket wisata tersebut diatas adalah beberapa paket wisata yang dapat dibuat berdasarkan keinginan konsumen serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Paket paket wisata yang sudah ada juga dapat dimodifikasi dengan menggabungkan paket wisata lainnya, sehingga dapat dibentuk paket wisata yang baru Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas PTP Nusantara VIII (Persero) Gunung Mas memiliki Visi untuk menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh dalam bidang agribisnis, agroindustri, dan agrowisata untuk memuaskan stakeholder (antara lain pelanggan, pemilik saham, karyawan, dan masyarakat) serta peduli akan lingkungan. Perusahaan ini memiliki misi untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas luasnya. Misi tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut. a. Sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perkebunan yaitu: Menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara dengan cara seefisiennya. Memenuhi fungsi sosial yang diantaranya berupa penyediaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia. Memelihara kekayaan alam berupa memelihara dan peningkatan kesuburan tanah, sumber air dan tanamannya. b. Agent Of Develompment (Wahana pembangunan). c. Pengabdian kepada masyarakat (Pembinaan ekonomi lemah koperasi). 63

79 5.7. Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Gunung Mas Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab pada Direksi PTP Nusantara VIII Gunung Mas. Administratur dalam menjalankan tugasnya mempergunakan sistem organisasi garis yang membagi kekuasaan dalam setiap tingkat. Kekuasaan yang didelegasi menjadi suatu tanggung jawab bagi pemegangnya sekaligus memberikan wewenang untuk menentukan kebijaksanaan operasional tugasnya, menjalankan tugasnya seharihari administratur dibantu oleh Sinder Agrowisata, dan Sinder TUK. Jumlah tenaga kerja di PTP Nusantara VIII Gunung Mas sampai tahun 2008 sebanyak 684 orang, yang terdiri dari karyawan unsur pimpinan sebanyak 11 orang, karyawan golongan I B sampai dengan II D sebanyak 114 orang, karyawan golongan I A sebanyak 559 orang, karyawan honorer sebanyak 709 orang. Dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas kerja para karyawan, berbagai upaya untuk meningkatkan kesehjahteraan keluarga dan lingkungan terus dilaksanakan, antara lain meliputi: penyediaan sarana perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat pengasuhan anak (TPA), koperasi, olahraga dan kesenian, organisasi karyawan/keluarga karyawan, serta pembinaan mental dan kerohanian. 64

80 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Menganalisis lingkungan internal perusahaan pada akhirnya akan berujung pada suatu faktor faktor kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan pasti memiliki kelemahan dan kekuatan, sehingga perusahaan tersebut harus mampu memanfaatkan kekuatannya untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal adalah suatu kondisi didalam perusahaan yang dapat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan. Terdapat beberapa aspek dalam menganalisis lingkungan internal perusahaan yang berpengaruh terhadap perusahaan, aspek aspek tersebut adalah pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan serta yang terakhir adalah sistem informasi manajemen. Identifikasi aspek aspek tersebut ditujukan untuk mendapatkan faktor strategis internal atau faktor penentu yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. Sehingga dalam menganalisis lingkungan internal dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga perlu melakukan identifikasi aspek aspek tersebut Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahan untuk memperoleh pendapatan. Pemasaran juga merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perusahaan. Sistem pemasaran dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah menawarkan suatu produk yang memang memiliki ciri khas tersendiri dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Produk tersebut adalah produk jasa berupa panorama alam perkebunan teh, wisata alam serta tempat penginapan (bungalow). Produk jasa yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII kepada konsumen bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sehingga Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menawarkan produk produk lainnya untuk lebih memuaskan konsumen.

81 Produk produk tersebut seperti wisata kunjungan ke pabrik teh untuk melihat pemrosesan produksi teh, café café (tea café, tea corner), tea walk, kuda tunggang, areal kemping, sarana olah raga, terbang layang, dan produk produk jasa wisata lainnya. Produk produk jasa yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut dapat dikatakan merupakan suatu keungulan, karena agrowisata lain di sekitar kawasan Puncak dan Cipanas belum tentu memiliki objek wisata yang sama kualitasnya dengan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terutama pada produk jasa wisata kebun teh dan pabrik teh. Tabel 10. Daftar Harga Fasilitas Wisata di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Tahun 2010 No. Tarif Fasilitas Tea Walk Harga (Rp) 1. Tarif Masuk Per Orang Tarif Masuk Mahasiswa atau Pelajar Tarif Masuk Pabrik; - Umum Mahasiswa atau Pelajar Turis Asing Tarif Pemandu Tea Walk Tarif Pemandu Pabrik; - Umum - Mahasiswa atau Pelajar - Turis Asing 6. Tarif Masuk Kendaraan; - Bis - Kendaraan Kecil - Motor Sumber : Bagian Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII (2009) Harga Produk produk yang ditawarkan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tergolong Murah. Penetuan harga yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII didasari pada keinginan untuk mendapatkan pasar yang lebih luas seperti dari kalangan mengengah-atas dan kalangan menengah-bawah, sehingga harganya pun disesuaikan agar dapat terjangkau oleh semua kalangan. Penentuan harga juga dilakukan berdasarkan pertimbangan biaya produksi dan biaya jasa yang dikeluarkan. Harga yang 66

82 tergolong murah tersebut dapat dilihat dari harga tiket masuk yang dapat terjangkau harganya bagi samua kalangan (bawah, menengah dan atas) yaitu Rp 6.000,00 per orang (Tabel 10). Berdasarkan data hasil kuisioner tingkat kepuasan konsumen yang ditujukan kepada konsumen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, diketahui bahwa rata rata tingkat kepuasan konsumen terhadap harga tiket masuk dan harga penginapan adalah sebesar 3,5 dan 2,9 hal tersebut menandakan bahwa konsumen merasa puas atas harga yang ditawarkan (Lampiran 8). Jika dibandingkan harga tiket masuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dengan beberapa pesaing utamanya, maka dapat dikatakan bahwa harga tiket masuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung tergolong murah. Dikarenakan Taman Safari manawarkan tiket masuk yang cukup mahal berkisar antara Rp sampai dengan Rp per orang 1, dan Taman Bunga Nusantara menawarkan harga tike masuk sebesar Rp per orang 2. Sedangkan Taman Buah Mekarsari menawarkan harga tiket masuk berkisar antara Rp sampai dengan Rp per orang 3 serta Taman Wisata Matahari yang menawarkan harga tiket masuk yang juga dapat dikatakan murah yaitu Rp sampai dengan Rp per orang 4. Harga penginapan yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII seperti bungalow, pondokan dan lainnya berkisar Rp sampai Rp per rumah (Tabel 11). Harga harga penginapan tersebut juga sudah disesuaikan dengan biaya produksi dan biaya jasa yang dikeluarkan. Harga penginapan tersebut dapat dikatakan sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan, seperti fasilitas yang ditawarkan Bungalow dua dengan tujuh kamar dan dapat memenuhi kapasitas mencapai 14 orang sampai dengan 21 orang. Tempat wisata lain yang juga menawarkan fasilitas penginapan 1 Taman Safari Indonesia Cisarua, bogor Entrance Fee. safari.com/entrance_fee.html. [11 Mei 2010]. 2 Taman Bunga Nusantara Informasi Harga. nusantara. com/webv3/?q=node/8. [11 Mei 2010]. 3 Taman Buah Mekarsari Fasilitas Wisata; Tiket Tanda Masuk. [11 Mei 2010]. 4 Taman Wisata Matahari Informasi Harga. html. [11 Mei 2010]. 67

83 menetapkan harga yang tidak jauh berbeda dengan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, seperti harga penginapan yang ditawarkan Taman Wisata Matahari berkisar antara Rp sampai Rp per rumah 5. Sistem pembayaran untuk penginapan tersebut dapat dilakukan dengan membayar uang muka terlebih dahulu ketika konsumen melakukan pemesanan untuk penginapan atau fasilitas lainnya dan kemudian dilunasi setelahnya atau konsumen juga dapat membayar lunas pada saat pemesanan penginapan. Tabel 11. Daftar Harga Penginapan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tahun 2010 Harga (Rp) No. Tarif Penginapan Hari Libur Lebaran, Hari Biasa (Sabtu dan Minggu) Natal dan Tahun Baru 1. Kamar Standar Bungalow Bungalow Bungalow Pondokan Rumah Kayu Kelapa Sumber : Bagian Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII (2009) Salah satu kelemahan dalam pemasaran Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah promosi yang kurang agresif. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII melakukan promosi hanya melalui brosur, leafleat, serta melakukan promosi melalui media cetak dan juga media elektonik (TV) hanya saja kurang gencar dan aktif sehingga sangat jarang terlihat. Padahal pesaing perusahaan cukup gencar dalam mempromosikan produk mereka, baik promosi melalui media cetak, ataupu televisi dan radio. Selain promosi melalui media setak dan elektronik, promosi yang dilakukan pesaing Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah dengan memberikan diskon atau penawaran khusus kepada pelanggannya. Perusahaan yang gencar melakukan 5 Taman Wisata Matahari Promotion Package. package.html#package. [11 Mei 2010]. 68

84 promosi tersebut adalah Taman Safari, Taman Wisata Matahari, dan Taman Buah Mekarsari. Promosi penjualan merupakan suatu bentuk penawaran yang ditujukan kepada pembeli maupun pedagang dan dirancang untuk memperoleh respon konsumen. Hal tersebut penting untuk mempengaruhi respon konsumen berupa perilaku pembelian suatu produk tertentu dan menanamkan suatu merek dalam benak konsumen. Mengingat pentingnya promosi maka Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII harus lebih aktif dan gencar melakukan promosi agar konsumen lebih banyak mengetahui tentang Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Promosi yang lemah dan tidak aktif dapat dimanfaatkan oleh para pesaing untuk lebih menguasi persaingan dengan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, hal ini tentunya dapat menjadi ancaman serius apabila Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tidak mengatasi kelemahan mereka didalam bidang pemasaran ini Keuangan Sistem manajeman keuangan yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat dikatakan sudah baik dan terstruktur dengan baik. Data keuangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menggunakan sistem akuntasi sederhana yang baik. Setiap transaksi keluar dan masuknya uang selain dicatat didalam buku keuangan perusahaan juga menggunakan nota dari perusahaan, sehingga ada bukti untuk setiap keluar masuknya kas perusahaan. Sumberdaya keuangan merupakan aspek penting bagi perkembangan perusahaan. Karena tanpa sumberdaya keuangan yang baik, tidak mungkin perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik. Sumber pembiayaan yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat dikatakan mencukupi segala kebutuhan usaha. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas masih bagian dari PTPN VIII yang merupakan BUMN yang memiliki dana yang sangat cukup untuk pembiayaan semua unit usahaanya, sehingga Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tidak memiliki masalah serius dalam hal pembiayaan. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sendiri merupakan unit usaha yang memiliki pendapatan cukup besar dibandingkan dengan unit usaha PTPN VIII lainnya yang ada di 69

85 perkebunan teh Gunung Mas, dengan omset berkisar Rp ,00 per bulannya. Pendapatan dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut sebagian besar berasal dari penginapan serta beberapa objek wisata lainya. Pendapatan dari tiket masuk juga mempengarui hanya saja pendapatan yang diperoleh dari penginapan lebih mempengaruhi omset yang didapat Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Produksi dan Operasi Produksi merupakan suatu kegiatan menghasilkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah tempat wisata yang tentu saja menawarkan jasa wisata, sehingga Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga menghasilkan produk jasa wisata. Pada awalnya Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII hanya perkebunan teh milik PTPN VIII yang kemudian didirikan juga tempat wisata alam dikarenakan banyaknya masyarakan yang berminat untuk berwisata di alam seperti perkebunan teh. Sehingga jasa wisata yang diproduksi adalah berwisata ke perkebunan teh dan melihat pemrosesan teh di pabrik serta produk produk jasa lainnya. Berbeda dengan perusahaan yang menawarkan produk barang kepada konsumennya, yang mana perusahaan tersebut hampir selalu melakukan produksi dalam jangka waktu tertentu seperti perusahaan pembenihan ikan dan perusahaan yang menawarkan produk makan olahan atau pun perusahaan sejenis lainnya yang juga menawarkan produk barang. Perusahaan yang menawarkan produk jasa tidak selalu melakukan proses produksi suatu produk yang ditawarkannya. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, produksi jasa yang dilakukan adalah perawatan dan pemeliharaan fasilitas fasilitas yang ada. Pengoperasian jalannya produk jasa wisata tersebut dilakukan dengan membuka tempat Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII setiap hari mulai dari pagi hari hingga malam, hal tersebut dilakukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Pengunjung pun dapat melakukan pemesanan melalui telphon atau datang langsung ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen atau 70

86 pengunjung dilakukan sebaik mungkin agar konsumen merasa puas, salah satu pelayanan yang diberikan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang juga sangat membantu pengunjung adalah disediakannya pemandu untuk melakukan wisata tea walk. Selain melakukan perawatan dan pemeliharaan fasilitas fasilitas yang ada serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga terus berusaha melakukan penambahan fasilitas fasilitas yang ada di tempat wisata, seperti penambahan kapasitas tempat penginapan untuk mengatasi banyaknya pesanan penginapan. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga selalu melakukan penyesuaian jadwal kunjungan konsumen ke pabrik dengan pihak manajemen pabrik, agar pabrik tidak terganggu oleh padatnya kunjungan konsumen ke pabrik, selain itu pula agar konsumen dapat melihat pemrosesan teh pada saat yang tepat ketika pabrik melakukan proses pengolahan teh Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan bagian penting dari jalannya suatu perusahaan dan keberhasilan suatu perusahaan tersebut, sehingga sumber daya manusia merupakan asset penting bagi suatu perusahaan. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan harus dapat dikelola dengan baik, mengingat pentingnya peran dari sumber daya manusia tersebut. Kualitas dari sumber daya manusia merupakan modal penting bagi setiap organisasi yang ingin mencapai keunggulan bersaing dalam merebut pasar yang akan dijutu. Sumber daya manusia yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas merupakan bagian dari tenaga kerja PTPN VIII sehingga perlakuan dan hak yang diberikan kepada tenaga kerja baik itu karyawan Agrowisata, Kebun, IHT (industri hilir teh) dan lainnya relatif sama berdasarkan kewajiban dan tangung jawab yang dilakukan setiap tenaga kerja tersebut. Secara umum PTPN VIII di perkebunan teh Gunung Mas Memiliki sumber daya manusia yang terdiri karyawan pimpinan, karyawan pelaksana dan karyawan golongan IA. Karyawan yang dimiliki Agrowisata Perkebunan teh Gunung Mas sendiri adalah sebanyak 62 orang karyawan (Tabel 12) dengan kualitas dan kemampuan yang cukup mumpuni. 71

87 Tabel 12. Rekapitulasi Data Induk Karyawan Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Tahun 2008 No. Bagian I. Karyawan Pimpinan Jenis kelamin Laki laki Perempuan Jumlah Karyawan 1. Staf II. Karyawan Pelaksana I 2. Agrowisata Kantor Induk Gunung Mas I Gunung Mas II Cikopo Selatan Pengolahan Teknik III. Karyawan Golongan IA 8. Agrowisata Kantor Induk Gunung Mas I Gunung Mas II Cikopo Selatan Pengolahan Teknik Total Sumber: Perkebunan Gunung Mas (2009) Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berorientasi pada peningkatan mutu dan diversifikasi produk. Konsumen merupakan faktor utama dalam melakukan penelitian dan pengembangan, karena kegiatan tersebut dimulai dengan adanya penilaian dari konsumen. Pengembangan yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga berdasarkan pengalaman konsumen dan informasi yang diperoleh dari hasil kunjungan keberbagai. 72

88 Pabrik pengolahan teh dan panorama alam perkebunan teh serta didukung dengan objek objek wisata lainnya adalah suatu kekuatan yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII untuk dapat menarik minat konsumen agar berkunjung dan berlibur ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Kekuatan yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut juga harus dapat menutupi kelemahan yang ada, maka diperlukan suatu penelitian dan pengembangan agar kelemahan yang ada dapat dijadikan kekuatan bagi perusahaan. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebernarnya memiliki beberapa potensi wisata lain yang dapat dikembangkan. Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah banyaknya potensi yang belum dikembangkan seperti air terjun, mata air, dan potensi potensi lain yang terdapat di sekitar kawasan perkebunan teh Gunung Mas. Potensi potensi wisata ini yang nantinya dapat dikembangkan menjadi suatu kekuatan. Sehingga penelitian dan pengembangan sangat perlu dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, dimana penelitian dan pengambangan itu juga harus mempertimbangkan keinginan dan minat konsumen Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen yang diterapkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam sistem kerja sudah mengunakan komputer serta telephon dan faxmile dalam sistem kegiatan kerja dan transaksi. Memang sistem informasi manajemen yang diterapkan dapat dikatakan cukup mendukung dalam kegiatan kerja tersebut, tetapi terdapat suatu kelemahan dalam sistem informasi manajemen yang terdapat di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Sistem pendataan pemesanan yang dilakukan di front office hanya dilakukan dengan cara pencatatan dan pembukuan secara manual. Sistem informasi manajemen yang diterapkan seperti pemesanan tempat yang biasa dilakukan di front office akan lebih mudah dilakukan jika diterapkan sistem komputerisasi dengan program khusus yang memang diperuntukan untuk pendataan pemesanan tempat, dimana data tersebut dapat terkoneksi otomatis ke beberapa komputer di kantor manajemen suatu perusahaan. Sistem manajemen 73

89 informasi seperti ini belum diterpakan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sehingga hal ini dapat dikatakan menjadi suatu kelemahan terutama pada saat pemesanan tempat yang sangat banyak, akan mengalami suatu kesulitan tanpa dibantu dengan suatu sistem konputerisasi. Sistem informasi manajeman yang juga belum diterapkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan dapat menjadi suatu kelemahan perusahaan terutama dalam sistem informasi pemasaran dan promosi yang dilakukan perusahaan, yaitu pengunaan website internet. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tidak memiliki website sendiri untuk memudahkan promosi, trasnsaksi, pemesanan dan bahkan untuk kegiatan atau pun urusan manajemen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sendiri, sehingga hal tersebut merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Karena jika didukung dengan adanya fasilitas website yang dimiliki sendiri oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII akan memudahkan konsumen untuk melihat dan bahkan melakukan pemesanan malelui website yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, terutama konsumen yang berda di luar kota atau pun luar negeri Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkunagn eksternal dilakukan berdasarkan faktor faktor yang terdapat di luar lingkungan perusahaan. Identifikasi faktor eksternal ini sangat dibutuhkan, karena merupakan keadan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan. Faktor faktor eksternal tersebut memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan dalam menentukan suatu strategi dalam upaya pengembangan usaha. Analisis lingkungan eksternal perusahaan akan berujung faktor faktor yang merupakan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Perusahaan dapat menyusun suatu strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman tersebut. Analisis lingkungan eksternal dalam perusahaan terbagi kedalam dua bagian yaitu analisis lingkungan jauh dan analisis lingkungan industri. Analisis lingkungan jauh terdiri dari politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi. Analisis lingkungan industri terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, ancaman produk 74

90 pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, tingkat persaingan Analisis Lingkungan Jauh Peluang dan ancaman merupakan faktor faktor yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. Faktor faktor eksternal tersebut akan mempengaruhi jalannya usaha dalam suatu perusahaan. Faktor faktor eksternal itu juga relatif tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan jauh perusahaan merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari faktor faktor yang pada dasarnya berada jauh atau terlepas dari perusahaan, tetapi dapat mempengaruhi perusahaan. Analisis lingkungan ini dapat menciptakan peluang dan ancaman untuk suatu perusahaan. 1. Politik Sektor pembangunan diberbagia bidang secara langsung atau pun tidak langsung akan sangat dipengaruhi oleh kondisi politik di suatu negara dan kebijakan pemerintah. Lingkungan politik dan hukum dibentuk oleh lembaga hukun dan badan pemerintahan yang berwenang melalui peraturan (regulasi) dan kebijakan. Kondisi politik yang stabil akan mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang sehat dan dinamis, sebaliknya jika kondisi politik tidak stabil sering kali berdampak negatif terhadap pembangunan termasuk dalam upaya pengembangan sektor agrowisata. Kondisi politik yang tidak stabil, terkadang juga memiliki dampak positif terhadap pembangunan dan pengembangan dibeberapa sektor tertentu. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang dipengaruhi oleh keadaan politik dan kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan dan pengembangannya. Selama bertahuan tahun perhatian pemerintah Indonesia terhadapa kegiatan pertanian hanya terbatas pada peningkatan kegiatan produksi. Keadaan ini menyebabkan sektor pertanian tidak diberdayakan secara optimal. Fokus pemerintah disektor pertanian hanya pada pemenuhan kebutuhan pangan, padahal Indonesia sebagai negara tropis memiliki lahan pertanian (persawahan, perkebunan dan hutan alam) yang cukup luas, kegiatan hortikultura berbagai komoditi, sumber daya perikanan dan peternakan yang berpotensi tidak hanya 75

91 untuk pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai lokasi agrowisata. Pada tahun 1989 pemerintah memberikan perhatiannya terhadap kegiatan agrowisata, yaitu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB), Menteri Pertanian serta Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi tanggal 6 April 1989 No. KM.47/PW.004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK.0504/4/1989. Perhatian pemerintah ketika itu adalah memberikan fasilitas penunjang bagi perkembangan agrowisata. Pemerintah kemudian melihat peluang yang besar untuk percepatan pengembangan agrowisata, sebagai peningkatan nilai tambah bagi sektor pertanian. Perhatian pemerintah terhadap bidang agrowisata semakin serius ketika dibentuknya Komisi Agrowisata Departemen Pertanian. Kegiatan lokakarya agrowisata kerap kali dilaksanakan oleh pemerintah bekerja sama dengan AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) yang bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kepada para pengelola objek wisata. Kebijakan pemerintah yang juga terasa dampaknya terhadap pengembangan sektor agrowisata adalah ketika pemerintah mengeluarkan peraturan tentang otonomi daerah dalam Undang Undanga No. 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom. Adanya peraturan tersebut memberikan peluang yang signifikan bagi pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya lebih optimal. Kebijakan tersebut juga akan membawa dampak positif bagi dunia pariwisata, khususnya agrowisata karena untuk mengurus izin pembuakaan areal wisata, pembangunan hotel dan penginapan tidak perlu lagi mengurus ke pemerintah pusat. Hal ini juga akan mempermudah perkembangan tempat wisata seperti agrowisata dan tempat wisata lainnya di daerah tersebut serta diharpakan akan memberikan kontribusi terhadap pemerintah daerah. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berfungsi sebagai pembina, dengan melakukan penyuluhan kepada para pengelola wisata. 76

92 2. Ekonomi Keadaan perekonomian suatu negara akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat memberikan peluang sekaligus ancaman bagi dunia usaha di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan adanya peningkatan kesejahterahan dan kesempatan kerja, perbaikan distribusi pendapatan dan merupakan persiapan pertumbuhan perekonomian jangka panjang atau pun jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga konstan. PDB merupakan nilai moneter (uang) dari total output yang dihasilkan di suatu negara. Selama lima tahun terakhir perekonomian Indonesia terus menunjukkan trend yang meningkat walaupun pada tahun 2006 mengalami sedikit perlambatan. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 mencapai angka tertinggi sejak tahun 2003 yaitu sebesar 6,32 persen. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan asumsi APBN-P 2007 maupun proyeksi Bank Indonesia 6. Pertumbuhan ekonomi yang sangat mempengaruhi perkembangan jasa wisata atau pariwisata seperti agrowisata adalah pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Industri pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional. Data Depbudpar menunjukkan, bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun 2004 sampai Pada tahun 2004 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar Rp 113,78 triliyun atau 5,01 persen dari total PDB Rp 2.273,14 triliyun. Pada tahun 2005 kontribusi pariwisata meningkat menjadi Rp 146,80 triliyun atau 5,27 persen dari total PDB nasional Rp 2.784,90 triliyun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 143,62 triliyun atau 4,30 persen dari total PDB Rp 3.339,50 triliyun. Sementara pada tahun 2007, persentase kontribusi pariwisata turun tipis menjadi 4,29 persen bila dibandingkan dengan total PDB nasional, meskipun jumlah 6 [BI] Bank Indonesia Perkembanga Produk Domestik Bruto Tahun [9 Mei 2010]. 77

93 kontribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,67 triliyun 7. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang terus meningkat tentunya memberikan dampak yang positif bagi pengembangan sektor usaha dan industri. Salah satu indikasi dari pertumbuhan ekonomi adalah adanya peningkatan kesejahterahan. Salah satu ukuran yang dapat dilihat dari peningkatan kesejahterahan adalah adanya peningkatan pendapatan per kapita yang berarti peningkatan daya beli. Peningkatan daya beli yang dimiliki konsumen tersebutlah yang akan memberikan dampak terhadap usaha barang dan jasa. Konsumen yang memiliki daya beli tinggi pun akan bertambah jumlahnya seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut, walaupun jumlahnya tidak sebanyak konsumen yang memiliki daya beli rendah. Hal ini juga akan memberikan peluang bagi usaha jasa seperti usaha agrowisata dengan meningkatnya konsumen yang ingin berwisata. Konsumen yang memiliki daya beli cukup tinggi cendrung akan mengkonsumsi barang dan jasa yang bukan saja kebutuhan utama tetapi juga kebutuhan sekunder seperti kebutuhan untuk berwisata, baik itu agrowisata atau pun wisata lainnya. 3. Sosial-Budaya Faktor sosial dan budaya merupakan faktor yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan dalam melakukan pemasaran dan pengembangan usaha. Jumlah penduduk dari suatu daerah dan perubahan pola konsumsinya merupakan bagian dari faktor sosial budaya yang akan mempengaruhi jalannya suatu usaha di daerah tertentu. Jumlah populasi sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Pertumbuhan dan jumlah penduduk yang sangat mempengaruhi perkembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah jumlah penduduk DKI Jakarta dan Jawa Barat, karena sebagian besar konsumen yang datang ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berasal dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya serta sebagian Jawa Barat. 7 Bapenas Data dan Informasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga: Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Nasional. [8 Juli 2010]. 78

94 Jumlah penduduk DKI Jakarta dalam periode terus mengalami peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002 jumlah penduduk DKI Jakarta sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96 juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1 juta orang, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai jiwa 8. Jumlah penduduk di Jawa Barat berdasarkan hasil Suseda 2009 berjumlah jiwa. Daerah dengan jumlah penduduk terbesar adalah di Kabupaten Bogor (4, jiwa), Kabupaten Bandung (3, jiwa), Kabupaten Garut (2, jiwa), Kota Bandung (2, jiwa) dan Kabupaten Sukabumi (2, jiwa) 9 (Gambar 7). Gambar 7. Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009 (Jiwa) Sumber : Data Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Jumlah penduduk DKI Jakarta dan Jawa Barat yang cukup besar dapat dijadikan peluang pasar bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam upaya pengembangan jika diimbangi dengan peningkatan daya beli 8 Anonim Demografi Jakarta. index. php/en/tentangjakarta/demografi-jakarta. [10 Januari 2010]. 9 Data Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun [10 Januari 2010]. 79

95 masyarakatnya. Hal tersebut dimungkinkan karena rata rata pengeluaran rumah tangga perkapita dalam satu bulan di DKI Jakarta dan dibeberapa kota dan kabuaten di Jawa Barat lebih banyak dikeluarkan untuk kebutuhan non-pangan atau bukan makanan dimana produk jasa seperti Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII termasuk didalamnya. Rata rata pengeluaran rumah tangga perkapita dalam satu bulan di kota Bogor pada tahun 2007 adalah Rp untuk kebutuhan pangan dan kebutuhan non pangannya adalah Rp (Tabel 13). Tabel 13. Pengeluaran Rata rata Per Kapita Sebulan di Beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2007 No. Kabupaten/Kota Makanan (Rupiah) Persentase (%) Bukan Makanan (Rupiah) Persentase (%) Jumlah Pengeluaran (Rupiah) Kabupaten 1. Bandung , , Bekasi , , Kota 3. Bogor , , Bandung , , Cirebon , , Bekasi , , Depok , , Cimahi , , Tasikmalaya , , Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2008) Rata rata pengeluaran rumah tangga perkapita dalam satu bulan bagi penduduk DKI Jakarta pada tahun 2008 sebesar Rp untuk kebutuhan non-pangan, sedangkan untuk kebutuhan pangan adalah Rp (Tabel 14). Lebih besarnya pengeluaran untuk kebutuhan non-pangan seperti jasa wisata yang dikeluarkan masyarakan DKI Jakarta dan sekitarnya serta beberapa kota di Jawa Barat, mengindikasikan bahwa konsumen dibeberapa kota besar juga mementingkan kebutuhan non-pangan seperti jasa wisata sebagai salah satu kebutuhan utama selain kebutuhan makanan. Tingkat pengeluaran untuk kebutuhan non-pangan yang cukup tinggi di beberapa kota dan kabupaten tersebut juga akan memberikan peluang terhadap usaha jasa wisata seperti agowisata. Hal ini dikarenakan kebutuhan konsumen akan tempat wisata terutama agrowisata 80

96 cendrung akan meningkat dikarenakan pengeluaran yang dikeluarkan konsumen untuk kebutuhan non-pangan seperti jasa wisata juga cukup tinggi. Tabel 14. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Sebulan di DKI Jakarta Tahun Perubahan No. Uraian Share Share Pengeluaran Rupiah Rupiah (%) (%) (%) Makanan , ,72 42,89 1 Padi padian , ,50 19,90 2 Umbi umbian , ,20 39,80 3 Ikan , ,87 14,27 4 Daging , ,67 18,12 5 Telur dan susu , ,27 23,96 6 Sayur sayuran , ,79 31,12 7 Kacang kacangan , ,83 17,72 8 Buah buahan , ,40 35,85 9 Minyak dan lemak , ,00 31,62 10 Bahan minuman , ,91 16,54 11 Bumbu bumbuan 441 0, ,50 20,95 12 Konsumsi lainnya , ,06 35,46 13 Makanan dan minuman jadi , ,10 89,59 14 Minuman alkohol 396 0, ,01-62,12 15 Tembakau dan sirih , ,11 10,50 Bukan Makanan , ,28 69,65 1 Perumahan , ,53 64,53 2 Aneka barang dan jasa , ,77 8,09 3 Biaya pendidikan , ,52 53,75 4 Biaya kesehatan , ,31 162,01 5 Pakaian, alas kaki dan tutup kepala , ,86 76,62 6 Barang tahan lama , ,45-7 Pajak dan asuransi , ,04 69,07 8 Keperluan pesta dan upacara , ,81 - Total Konsumsi , ,00 59,01 Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta (2009) Peningkatan jumlah penduduk dan didukung tingginya konsumsi masyarakat di beberapa daerah terhadap produk non-pangan seperti jasa wisata akan berdampak positif terhadap perkembangan wisata terutama agrowisata. Perkembangan agrowisata pun didukung dengan perubahan minat konsumen dari wisata perkotaan yang sudah seringkali di kunjungi konsumen, beralaih ke wisata 81

97 alam seperti agrowisata. Perubahan minat konsumen yang mulai beralih ke agrowisata memberikan peluang kepada pengusaha agrowisata untuk menawarkan paket paket wisata yang menarik dengan ciri khas suasana alam yang belum tentu didapatkan jika berwisata di daerah perkotaan. 4. Teknologi Salah satu kemajuan dunia globalisasi adalah cepatnya perkembangan teknologi informasi. Teknologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada perumusan strategi. Perusahaan harus dapat melihat peluang dan memanfaatkan teknologi yang paling sesuai dengan jenis usahanya. Teknologi yang sesuai adalah yang dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin dengan biaya yang seminimal mungkin. Teknologi informasi dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat sesuai kebutuhan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai produk yang akan dibeli atau pun produk yang akan dipasarkan. Konsumen saat ini semakin umum menggunakan internet sebagai sarana informasi yang cepat. Perkembangan teknologi terutama internet mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam dunia pariwisata. Internet sangat berguna untuk melakukan promosi produk jasa wisata dan pemasaran. Perkembangan teknologi internet ini tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Promosi dan pemasaran akan lebih mudah jika di lakukan melalui internet. Perkembangan internet yang pesat ini merupakan peluang yang dapat mempengaruhi pengembangan agrowisata. Apabila perkembangan teknologi internet ini di terapkan dengan baik oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, maka akan memudahkan kegiatan usaha seperti pemesanan tempat dan transaksi usaha serta hubungan antar tempat wisata lain dan konsumen Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri juga menciptakan peluang dan ancaman seperti dalam analisis lingkungan jauh. Lingkungan industri berada di sekitar usaha yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan 82

98 lingkungannya (Porter, 1991). Walupun lingkungan yang relevan sangat luas mencakup kekuatan kekuatan sosial dan juga kekuatan kekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. kekuatan persaingan akan menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industry dan kekuatan dan kelemahan yang sangat penting didalam merumuskan strategi. 1. Ancaman masuknya pendatang baru Ancaman masuknya pendatang baru kedalam suatu industri sangat tergantung pada hambatan hambatan dalam memasuki suatu industri atau bisnis. Terdapat beberapa pendatang baru pada suatu industri yang memiliki kemampuan produksi yang lebih baik dibandingkang perusahaan yang sudah ada. Hal ini tentunya merupakan ancaman bagi perusahaan yang telah ada, sebab pendatang baru tersebut tentunya memiliki keinginan untuk merebut pasar serta sering kali mempunyai sumberdaya yang lebih besar. Beberapa hambatan dalam memasuki suatu lingkungan industri seperti modal, kebutuhan produk, dan kebijakan pemerintah. Ancaman masuknya pendatang baru pada industi agarowisata seperti yang terjadi di daerah kabupaten Bogor dan Cipanas akan menjadi suatu ancaman bagi industri agrowisata yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dikarenakan hambatan masuk ke industri ini relatif rendah, serta didukung dengan kebijakan pemerintah menggenai otonomi derah sehingga memudahkan perijinan pembukaan usaha di tingkat pemerintah daerah. Pesatnya perkembangan agrowisata di daerah Bogor, Puncak dan Cipanas menyebabkan persaingan yang cukup tinggi termasuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Banyaknya agrowisata yang menawarkan wisata alam dengan ciri khasnya masing masing memberikan konsumen keleluasaan dalam memilih tempat arowisata yang ingin dikunjungi. Hambatan masuk yang juga harus diperhatika dalam memasuki usaha agrowisata adalah modal, kerena modal yang dibutuhkan dalam pembukaan usaha agrowisata cukup besar. Modal yang sangat besar tersebut tidak serta merta akan langsung memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan suatu usaha agrowisata. Mengingat banyaknya konsumen yang ingin beralih ke wisata alam seprti kawasan Puncak dan Cipanas yang memiliki potensi wisata alam yang besar, maka para stake holders pun akan dengan mudah mengeluarkan uang untuk 83

99 modal usaha agrowisata. Hambatan masuk dalam memasuki usaha agrowisata ini relatif ringan selain hambatan modal tersebut. Sehingga akan cukup mudah bagi pendatang baru untuk membuka suatu usaha agrowisata yang baru untuk bersaing dengan pesaing yang sudah ada sebelumnya. 2. Ancaman produk pengganti Produk subtitusi atau produk pengganti juga harus dipertimbangkan oleh perusahaan perusahaan dalam suatu industi. Produk pengganti yang harus diperhatikan tersebut adalah produk yang kualitasnya dapat menandingi kualitas produk industri atau produk tersebut dihasilkan oleh industi yang memiliki laba tinggi. Usaha agrowisata relatif tidak ada produk pengganti yang pasti, dikarenakan agrowisata sendiri adalah merupakan produk pengganti dari wisata yang berupa non-alam yang sudah banyak berkembang sebelumnya. Produk pengganti sangat mempengaruhi pengembangan industri agrowisata. Objek wisata pengganti dari agrowisata dapat berupa wisata ilmiah seperti Taman Kupu kupu di Cisarua yang tidak hanya menawarkan keindahan kuku kupu, tetapi juga penangkaran dan budidaya kupu kupu itu sendiri. Wisata bahari seperti objek wisata Taman Bunaken yang menawarkan keindahan alam bawah laut. Wisata sejarah seperti Museum Geologi di Bandung yang menawarkan wisata sejarah pembentukan bumi dan Museum Sri Baduga di Bandung yang menawarkan wisata sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan jenis jenis wisata lainnya. Keberadaan wisata wisata alternatif tersebut harus dipandang sebagai mitra dan kegiatannya diharapkan saling mendukung dengan agrowisata. Agrowisata memiliki kekuatan tersendiri yang membuatnya tetap menarik, terutama dengan adanya kecendrungan wisata yang kembali ke alam dan produk yang khas. 3. Kekuatan tawar-menawar pemasok Kekuatan tawar pemasok adalah kemampuan pemasok dalam mempengaruhi proses produksi suatu perusahaan yang berkaitan dengan harga dan kualitas produk yang dihasilkan. Pemasok memiliki peran yang penting bagi suatu perusahaan sebagai mitra usahanya. Terkadang kekuatan tawar menawar pemasok juga mempengaruhi intensitas persaingan bisnis dalam suatu industri. 84

100 Pemasok jasa wisata pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII salah satunya adalah penyewaan jasa trampoline dari pihak luar sebagai salah satu objek wisata, kuda tunggang dan bebrapa objek wisata lainnya. Pemasok jasa wisata pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut lebih bersifat mitra dan berbagi keuntungan yang telah disepakati sebelumnya dengan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. 4. Kekuatan tawar-menawar pembeli Saat ini berwisata telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sebagian masyarakat. kondisi lingkungan yang sudah tidak nyaman (polusi, kemacetan, kepadatan dan panas) terutama di wilayah perkotaan membuat masyarakan yang tinggal diwilayah perkotaan memilih untuk berlibur ke tempat yang lebih nyaman untuk menghidari dari aktifitas sehari hari yang melelahkan dan membosankan. Wisata alam atau agrowisatalah yang sering di kunjungi oleh masyarakat perkotaan yang ingin menghidari dari aktifitas sehari harinya. Kecendrungan sikap masyarakat perkotaan yang ingin berlibur ke agrowisata juga harus diperhatikan, karena konsumen juga berhak memilih tempat wisata yang diinginkannya dan hal ini sering di sebut kekuatan tawar menawar pembeli. Kekuatan tawar menawar pembeli akan sangat mempengaruhi perkembangan agrowisata. Pembeli memiliki hak untuk memilih tempat wisata yang ingin meraka kunjungi. Pemilihan tempat wisata yang dilakukan konsumen dapat didasari oleh berbagai hal, seperti keinginan dari konsumen itu sendiri, harga tempat wisata yang ingin dikunjungi terlalu mahal, kualitas jasa yang ditawarkan oleh tempat wisata kurang nyaman, atau bahkan tempat wisata yang terlalu jauh sehingga menyulitkan konsumen untuk mencapainya tempat wisata yang diinginkan. Hal hal tersebut diatas dapat menyebabkan konsumen dapar memilih secara bebas tempat wisata atau pun agrowisat yang ingin mereka nikmati. Kekuatan tawar menawar pembeli tersebut dapat mempengaruhi persaingan bisnis, sehingga faktor kekuatan dari segi konsumen tersebut juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam upaya pengembangan agrowisata. 85

101 5. Tingkat persaingan Persaingan berarti terdapat beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki produk yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan tersebut. Jika jumlah perusahaan yang bersaing terus bertambah maka intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing tersebut cenderung meningkat, dikarena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan promosi potongan harga sering dilakukan suatu perusahaan agar dapat terus bersaing. Persaingan bisnis agrowisata yang terjadi dikawasan Puncak, Bogor, Cipanas dan Cianjur dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah tempat wisata yang terdapat di kawasan tersebut. Pesaing utama yang cukup diperhitungkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah Taman Safari, Taman Wisata Matahari, Taman Buah Mekar Sari dan Taman Bunga Nusantara. Minat konsumen yang tinggi terhadap tempat wisata yang terdapat dikawasan Puncak, Bogor, Cipanas dan Cianjur dapat terlihat dari padatnya masyarakat yang datang untuk berlibur, hal tersebut juga meningkatkan iklim persaingan bisnis agrowisata dikawasan tersebut Identifikasi Kekuatan dan Kelamahan, Serta Peluang dan Ancaman Faktor faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman berasal dari identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya. Peluang dan ancaman berasal dari lingkungan ekonomi, sosial, teknologi, pemerintah, pelanggan, pemasok dan pesaing. Kekuatan dan kelemahan berasal dari fungsional perusahaan berupa produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia serta organisasi perusahaan. Hasil identifiasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman tersebut nantinya akan digunakan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matris Eksternal Factor Evaluation (EFE). 86

102 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dapat dilhat dari kondisi umum Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil identifikasi faktor faktor internal perusahaan dan juga berdasarkan informasi dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta keadan lingkungan internal yang ada, diperoleh kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan: A. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah satu satunya agrowisata yang memiliki kebun teh milik sendiri sebagai salah satu objek wisata utama yang belum tentu dimiliki oleh agrowisata lainnya di kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur. Sehingga panorama alam perkebunan teh yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII merupakan salah satu kekuatan utama dan menjadi ciri khas bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Berdasarkan data hasil kuisioner tingkat kepuasan konsumen yang ditujukan kepada konsumen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, diketahui bahwa rata rata tingkat kepuasan konsumen terhadap keindahan dan panaroma alam Perkebuanan Teh Gunung Mas adalah sebesar 3,4 hal tersebut menandakan bahwa konsumen merasa puas atas keindahan panorama alam yang ditawarkan (Lampiran 8). B. Lokasi wisata yang strategis. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terlatak dilokasi yang sangat strategis karena lokasi wisata tersebut berada di jalur yang banyak dilalui masyarakat pada umumnya. Sehingga memudahkan konsumen untuk datang dan berkunjung ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. C. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memiliki lokasi wisata yang luas, sehingga memungkinkan bagi pengelola untuk mengembangkan 87

103 agrowisata. Lokasi wisata yang luas tersebut banyak memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata lain di dalam kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. D. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga menawarkan fasilitas penginapan dan fasilitas fasilitas wisata lainnya untuk lebih memuaskan konsumen E. Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. Adanya pabrik pengolah teh di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menjadi kekuatan utama, karena Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah satu satunya agrowisata yang memiliki pabrik pengolah teh sendiri dan konsumen dapat masuk ke pabrik untuk melihat proses pengolahan teh tersebut sambil berwisata. F. Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menetapkan harga tiket masuk yang murah. Hal ini dimaksudkan agar harga tiket tersebut dapat terjangkau oleh konsumen kalangan menengah-bawah dan menengah-atas. Shingga faktor ini pun dapat menjadi kekuatan dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, karena agrowisata lain menetapkan harga tiket masuh yang jauh lebih mahal. Kelemahan G. Promosi yang belum intensif dan gencar. Promosi merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Promosi yang dilakukan hanya melalu brosur, leaflet, dan infor masi dari mulut ke mulut. Promosi resmi yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII melalui media elektonik pun sangat jarang baik itu televisi dan internet. Kemudian spanduk dan iklan yang berada di jalan menuju Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sangat jarang di temui. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII kurang intensif. 88

104 H. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. Berdasarkan keadaan lingkungan yang ada di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terlihat bahwa pengawasan terhadap lokasi usaha kurang optimal, dikarenakan banyaknya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat serta pedangang yang sering keluar-masuk seenaknya. I. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. Banyak terdapat potensi wisata didalam kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang belum dioptimalkan secara maksimal, seperti adanya air terjun (curuk) yang belum dikembangkan untuk dikomersilkan sebagi salah satu objek wisata serta terdapat peninggalan sejarah yang masih dibiarkan. J. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. Belum diterpakannya secara optimal suatu kemajuan teknologi dalam sistem kerja, sehingga pencatatan dan pendataan pemensanan yang dilakukan di front office pun masih menggunakan cara manual seperti pencatatan pada buku, dan tidak diterapkannya sistem komputerisasi. K. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Kemajuan teknologi seperti internet juga belum diterapkan secara maksimal oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, sehingga tidak adanya promosi dan pemasaran yang dilakukan melalui internet, dikarenakan tidak adanya alamat website yang dimiliki sendiri oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Identifikasi Peluang dan Ancaman Identifikasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada. Identifikasi peluang dan ancaman dapat dilhat dari kondisi yang ada di luar Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan mempengaruhi jalannya usaha agrowisata tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi faktor faktor eksternal perusahaan dan juga berdasarkan informasi dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta keadan lingkungan eksternal yang ada, diperoleh peluang dan ancaman perusahaan. 89

105 Peluang A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. Beberapa tahun belakangan ini minat konsumen terhadap wisata yang menawarkan panorama dan keindahan alam terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah kejenuhan konsumen yang sudah sering berwisata ke tempat tempat hiburan yang sudah sering mereka kunjungi. Sehingga dengan keinginan konsumen yang tinggi untuk beralih ke tempat wisata yang menawarkan keindahan alam atau agrowisata, maka akan menjadi pelung usaha yang potensial bagi pelaku usaha agrowisata. B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. Minat konsumen untuk berwisata terus meningkat dengan terus bertambahnya jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur pada saat libur panjang atau pun long weekend. Hampir setiap tahun jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur tersebut terus meningkat dengan semakin padatnya arus lalu lintas yang menuju ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur pada saat libur panjang atau pun long weekend tersebut. C. Kecendrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. Banyaknya masyarakat yang ingin melakukan acara kumpul keluarga ditempat wisata seperti Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta acara pertemuan atau pun rapat dari berbagai instansi pemerintah mapun swasta yang juga sering dilakukan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memberikan peluang yang baik dalam usaha pengembangan agrowisata. D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. Perkembangan teknologi yang pesat bukan hanya internet saja tetapi tekologi teknologi lainnya akan dapat membantu jalannya usaha agrowisata serta membantu pengembangan yang akan dilakukan. 90

106 E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Ancaman F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. Berdasarkan kekuatan tawar menawar pembeli, konsumen dapat dengan bebas menentukan akan berkunjung ke tempat wisata mana saja yang ingin di kunjungi konsumen. Hal ini bisa disebabkan oleh keinginan konsumen untuk mendapatkan kualitas jasa wisata yang lebih baik dan harga yang murah. G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. Hambatan masuk dalam bisnis yang relatif rendah menyebabkan banyaknya usaha agrowisata yang bermunculan baik itu di kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur atau pun dikawasan kabupaten bogor lainnya. H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. Tingginya minat konsumen untuk berwisata baik itu agrowisata atau pun wisata lainnya, menyebabkan beberapa agrowisata dan tempat wisata dapat berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun belakangan ini, sehingga dapat menjadi pesaing bisnis yang juga harus diperhatikan. I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. Kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah serta dukungan pemeritah terhadap sektor agrowisata menyebabkan hambatan masuk kedalam bisnis agrowisata ini relatif rendah, serta didukung hambatan hambatan masuk lainnya yang juga relatif rendah. J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. Intensitas persaingan dalam bisnis agrowisata ini cukup tinggi karena banyaknya agrowisata agrowisata lain yang bermunculan, sehingga meningkatkan iklim persaingan antar agrowisata. Didukung dengan kebebasan konsumen memilih tempat wisata yang ingin dikunjungi juga mempengaruhi tingkat persaingan bisnis agrowisata ini. 91

107 VII PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI 7.1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman melalui analisis lingkungan internal dan eksternal dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, maka dibuat matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) berdasarkan hasil analisis lingkungan tersebut, untuk mengetahui rating dan bobot dari setiap faktor internal dan eksternal. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki oleh perusahaan. Matriks External Factor Evaluation (EFE) terdiri dari peluang (Opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh perusahaan. Faktor faktor penentu atau faktor strategis dalam setiap matriks IFE dan EFE diberi bobot dan rating terlebih dahulu kemudian diolah dan dimasukan ke dalam matriks IFE atau pun EFE (Lampiran 4 dan 5). Penetapan bobot dan rating dilakukan oleh beberapa orang dari pihak manajemen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebagai reponden, juga beberapa orang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai responden eksternal, agar terdapat penilaian yang lebih netral dibandingkan responden internal yaitu berasal dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Penetapan bobot dan rating yang dilakukan responden tersebut melalui kuesioner yang telah dibagikan sebelumnya Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Evaluasi faktor internal merupakan langkah untuk merencanakan dan mengarahkan tindakan yang akan diambil perusahaan berdasarkan perkembangan faktor internal yang mempengaruhinya. Analisis internal perusahaan mengidentifikasi faktor faktor kunci kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan identifikasi faktor faktor internal yang mempengaruhi strategi bersaing perusahaan, maka selanjutnya dievaluasi sikap perusahaan terhadap masing masing faktor sehingga diketahui seberapa besar sikap perusahaan terhadap faktor faktor strategi internal tersebut. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal,

108 kemudian memberikan bobot dan rating setiap faktor tersebut, sehingga didapat hasil seperti pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. No. Faktor Strategis Internal Kekuatan A. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. Rata rata Bobot Rating Skor 0,0952 4,000 0,3807 B. Lokasi wisata yang strategis. 0,0982 3,833 0,3763 C. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. 0,0951 4,000 0,3805 D. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana 0,0966 olah raga, serta serta fasilitas outbond. 3,833 0,3703 E. Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. 0,0839 3,833 0,3216 F. Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). 0,1012 3,167 0,3204 Total Skor Faktor Kekuatan 2,1499 Kelemahan G. Promosi yang belum intensif dan gencar. 0,0764 1,333 0,1018 H. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. I. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. J. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. K. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. 0,0921 1,833 0,1688 0,0936 1,500 0,1405 0,0846 1,667 0,1411 0,0831 1,500 0,1247 Total Skor Faktor Kelemahan 0,6768 Total Skor IFE 2,8267 Berdasarkan pada hasil matriks Internal Factor Evaluation (IFE), yang menjadi kekuatan utama dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah panorama alam perkebunan teh dan faktor lokasi wisata yang luas dengan skor yang tertinggi yaitu 0,3807 dan 0,3805. Kedua faktor strategis tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan internal perusahaan dan menjadi kekuatan utama bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII untuk besaing dalam industri wisata atau pun agrowisata. Panorama alam perkebunan teh dan faktor lokasi wisata yang luas dapat menjadi kekuatan utama dikarenakan perkebunan teh sudah menjadi suatu ciri khas pemandangan di Puncak dan tempat wisata yang menawarkan wisata alam 93

109 perkebunan teh hanya Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Karena Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas merupakan bagian dari PTPN VIII sehingga manajemen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dapat dengan mudah menggunkan perkebunan teh sebagai objek wisata utama. Selain itu, rata rata tujuan utama para wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah untuk berlibur dengan panorama alam yang sejuk seperti perkebunan teh. Hal ini, menjadikan faktor panorama alam perkebunan teh yang indah menjadi salah satu kekuatan utama dari faktor faktor strategis internal lainnya. Lokasi wisata yang luas juga merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berdasarkam matriks IFE, dengan skor 0,3805. Karena dengan lokasi wisata yang luas dapat memungkinkan pengembangan agrowisata yang lebih baik. Selai itu, juga dapat memudahkan pembangunan sarana dan prasarana yang lebih baik karena ketersediaan lahan yang mencukupi. Tempat wisata yang luas serta sarana dan prasarna yang memadai akan memberikan suatu kenyamanan bagi konsumen, sehingga lokasi wisata yang luas pun menjadi salah satu kekuatan utama dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam upaya pengembangan agrowisata untuk bersaing dengan tempat wisata lainnya. Faktor kelemahan utama dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berdasarkan hasil matriks IFE adalah Promosi yang belum intensif dan gencar dengan skor 0,1018. Faktor promosi yang belum intensif dan gencar tersebut menjadi suatu kelemahan, dikarenakan manajemen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas tidak membuat suatu bagian dari manajemen yang khusus menangani promosi usaha terutama di perkebunan Gunung Mas. Hal ini, menyebabkan promosi yang dilakukan tidak maksimal. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dengan promosi usaha yang tidak maksimal tersebut akan menyebabkan sulitnya bersaing dengan tempat wisata lainnya yang merupakan pesaing utama dimana mereka selalu melakukan promosi usaha yang menarik dan berbeda beda. Berdasarkan analisis matriks IFE diketahui bahwa total skor kekuatan untuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 2,1499 dan 94

110 total skor untuk kelemahannya adalah sebesar 0,6768. Hal ini, menunjukan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk kelemahan. Total skor matriks IFE sebesar 2,8267 menunjukkan bahwa kondisi internal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada dalam kondisi yang kuat atau diatas rata rata, karena skor kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor kelemahan mengindikasikan bahwa dalam pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut mampu memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelamahan yang ada Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Evaluasi faktor eksternal merupakan langkah untuk merencanakan dan mengarahkan tindakan yang akan diambil perusahaan berdasarkan perkembangan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Analisis eksternal perusahaan menidentifikasi faktor faktor kunci peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dimana faktor faktor tersebut digunakan dalam menganalisis matriks EFE. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan. Pengisian matriks EFE dilakukan dengan cara yang sama dengan matriks IFE. Berdasarkan hasil matriks EFE, diketahui bahwa faktor peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan akan berdampak baik terhadap perkembangan agrowisata tersebu adalah faktor infrastruktur serta akses jalan yang bagus dan mudah serta jumlah wisatawan yang terus bertambah pada saat long weekend dengan skor masing masing adalah 0,3785 dan 0,3535 (Tabel 16). Faktor infrastruktur jalan yang cukup baik serta akses menuju tempat Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang mudah sangat mendukung terhadap perkembangan industri agrowisata terutama di Puncak. Perkembangan industri agrowisata terutama di Puncak tidak terlepas dari tingginya minat konsumen yang ingin berlibur dengan suasana alam perkebunan sehingga infrastuktur dan akses jalan yang baik di kawasan puncak tersebut akan sangat memudahkan perjalanan konsumen untuk berlibur ke tempat tempat wisata yang diinginkannya. 95

111 Tabel 16. Hasil Matriks Eksternal Factor Evaluation (IFE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. No. Faktor Strategis Eksternal Peluang A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. C. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Rata rata Bobot Rating Skor 0,0895 2,667 0,2386 0,0922 3,833 0,3535 0,0959 3,500 0,3356 0,0988 3,000 0,2963 0,0987 3,833 0,3785 Total Skor Faktor Kekuatan 1,6025 Ancaman F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. 0,0885 3,000 0,2656 G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. 0,1006 2,500 0,2515 H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. 0,0941 2,500 0,2353 I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. 0,1245 2,000 0,2490 J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha 0,1171 2,333 0,2733 agrowisata yang relatif tinggi. Total Skor Faktor Kelemahan 1,2748 Total Skor EFE 2,8773 Faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman utama bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah faktor konsumen yang memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain serta intensitas persaingan bisnis agrowisata yang relatif tinggi dengan skor masing masing adalah 0,2656 dan 0,2733. Intensitas persaingan bisnis agrowisata yang cukup tinggi dapat terlihat dari banyaknya bisnis agrowisata yang ada dan berada tidak hanya dikawasan Puncak saja. Bisnis agrowisata tersebut juga banyak bermunculan dikawasan lain seperti Cipanas, Cianjur, Cisarua dan dibeberapa kawasan wisata lainnya di Kabupaten Bogor. Tingginya persaingan bisnis agrowisata tersebut juga didukung dengan konsumen yang bebas memilih tempat wisata yang mereka inginkan. Konsumen yang bebas memilih tempat wisata yang mereka inginkan dapat meningkatkan 96

112 persaingan usaha, dikarenakan setiap agrowisata yang ada akan berusaha mendapatkan konsumen dengan cara seperti melakukan promosi usaha. Hal ini menyebabakan para pelaku usaha agrowisata seperti Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII harus berupaya melakukan promosi usaha untuk menarik minat konsumen agar lebih sering berlibur ke tempat Agrowisata Gunung Mas dibandingkan ketempat agrowisata lainnya. Berdasarkan analisis matriks EFE diketahui bahwa total skor peluang untuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 1,6025 dan total skor untuk kelemahannya adalah sebesar 1,2748 dan total skor matriks EFE sebesar 2,8773. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi eksternal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam kondisi yang baik, karena peluang usaha yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat mengatasi ancaman yang ada Analisis Matriks Internal Ekstenal (IE) Tahap selanjutnya dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan adalah melakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks Internal eksternal (IE). Analisis internal eksternal dilakukan untuk mempertajam hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis yang akan menghasilkan matriks Internal ekstenal (IE) ini berguna untuk mengetahui posisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII saat ini didalam matrik IE, sehingga dapat memberikan pilihan alternatif strategi. Matriks IE akan menunjukkan posisi kekuatan dan keberhasilan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan dengan melihat skor pada sel sel dalam matriks IE. Berdasarkan hasil penjumlahan total skor pada matriks IFE dan EFE maka didapatkan skor masing masing sebesar 2,8267 dan 2,8773. Skor tersebut merupakan input bagi analisis matriks IE yang nantinya dipetakan pada matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan saat ini. Penentuan posisi perusahaan sangat penting bagi perusahaan dalam memilih alternatif strategi untuk menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam usaha yang dijalankan. Nilai skor matriks IFE sebesar 2,8267 menggambarkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada pada kondisi internal diatas rata 97

113 rata. Sedangakan nilai skor matrik EFE sebesar 2,8773 mengambarkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Pemetaan terhadap masing masing total skor dari faktor faktor internal dan eksternal menggambarkan posisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII saat ini, yaitu pada sel V dalam matriks Internal eksternal (IE) (Gambar 8). Posisi ini memberikan gambaran keadaan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang berada pada kondisi hold and maintain atau pelihara dan pertahankan. TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR INTERNAL Kuat 3,0 4,0 Rata rata 2,0 2,99 Lemah 1,0 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 4,0 I II III TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL Sedang 2,0 2,99 3,0 2,0 IV V VI Rendah 1,0 1,99 VII VIII IX 1,0 Gambar 8. Matriks Internal Eksternal (IE) Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Strategi yang umumnya diterapkan oleh perusahaan pada posisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang bertujuan meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Peningkatan pangsa pasar ini dapat dilakukan dengan menjangkau pasar pasar yang sebelumnya belum disentuh oleh pesaing pesaing lain. Hal ini dapat dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan promosi usaha. Penetrasi pasar sebaiknya 98

114 dilakukan dengan memperluas pasar yang baru dan mempertahankan pasar yang sudah ada. Strategi pengembangan produk adalah strategi untuk meningkatkan penjualan dengan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Strategi pengembangan produk dapat dilakukana dengan cara selalu membuat produk produk baru yang memiliki cirri khas tersendiri dan berbeda dengan para pesaing. Strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya menghasilkan alternatif strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matriks SWOT agar strategi yang dihasilkan dapat lebih dikembangkan pada analisis matriks SWOT tersebut Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat analisis yang menggabungkan faktor faktor strategis internal dan eksternal yang terdapat pada matriks IFE dan EFE. Matriks SWOT mengembangkan empat alternatif strategi berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity), dan ancaman (treats) bagi perusahaan. Keempat alternatif strategi tersebut adalah strategi SO (strengthopportunity), strategi ST (strength-treats), strategi WO (weaknesses-opportunity), dan strategi WT (weaknesses-threat). Tujuan dari matriks SWOT adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin strategi strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh perusahaan. Pemilihan strategi utama dari matriks SWOT disesuaikan dengan posisi perusahaan dan bersifat melengkapi analisis matriks IE yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, diperoleh enam alternatif strategi yang terdiri dari dua alternatif strategi SO, dua alternatif strategi WO, satu alternatif strategi ST dan satu alternatif strategi WT (Tabel 17). Tabel 17. Hasil Matriks SWOT Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas 99

115 EKSTERNAL PTPN VIII INTERNAL Peluang : (O) 1. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. 2. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. 3. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. 4. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. 5. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Ancaman : (T) 1. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. 2. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. 3. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. 4. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. 5. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. Kekuatan : (S) 1. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. 2. Lokasi wisata yang strategis. 3. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. 4. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. 5. Mempunyai perkebunan dan pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. 6. Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). Stategi SO: Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, sehingga dapat menerima pesanan konsumen lebih banyak lagi dan melakukan pengembangan objek objek wisata baru yang lebih inovatif. (S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1, O2, O3, O4) Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha untuk menjaga dan memelihara infrastruktur jalan serta lalu lintasnya agar memudahkan konsumen yang akan berkunjung ke Agrowisata Gunung Mas. (S2, S6, O5) Strategi ST: Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. (S1, S2, S3, S4, S5, T1, T2, T3, T4, T5) Kelemahan : (W) 1. Promosi yang belum intensif dan gencar. 2. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. 3. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. 4. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. 5. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Strategi WO: Melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu. (W1, O1,O2, O3, O5) Menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi dalam setiap objek wisata dan dalam sistem kerja agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara maksimal. (W2, W3, W4, W5, O4) Strategi WT: Melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar puncak dan cipanas agar dapat membuat paket wisata yang berbeda atau pun melakukan paket wisata bersama. (W1, W2, W3, W4, W5, T1, T2, T3, T4, T5) 100

116 Strategi SO Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaaan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada agar memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi SO yaitu: Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, sehingga dapat menerima pesanan konsumen lebih banyak lagi dan melakukan pengembangan objek objek wisata baru yang lebih inovatif. Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya merupakan strategi yang dapat memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini, dikarenakan jumlah wisatawan yang terus bertambah serta tingginya keinginan konsumen untuk berwisata back to nature akan meningkatkan jumlah konsumen yang ingin berwisata. Kekuatan kekuatan yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sudah mendukung keinginan konsumen tersebut. Sehingga strategi menambah fasilitas baik itu penginapan atau pun fasilitas lainnya akan sangat membantu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terutama pada saat jumlah konsumen meningkat. Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha untuk menjaga dan memelihara infrastruktur jalan serta lalu lintasnya agar memudahkan konsumen yang akan berkunjung ke Agrowisata Gunung Mas. Lokasi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang strategis akan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk berkunjung, karena didukung dengan infrastuktur dan akses jalan yang baik. Sering terjadinya kepadatan lalu lintas dikawasan Puncak dapat diatasi oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dengan melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah dan warga setempat agar kepadatan lalu lintas dapat diatasi. Karena dengan lalu lintas yang lancar menuju tempat wisata akan menghilangkan stres yang bisa saja dialami konsumen dalam perjalanan. Selain itu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga dapat memberikan kenyamanan kepada konsumen tidak hanya dalam kawasan wisata saja. Kenyamanan dapat dirasakan oleh konsumen mulai dari perjalanan menuju 101

117 tempat wisata karena dilakukannya kerja sama dengan beberpa pihak tersebut. Kerja sama tersebut dapat dilakukan dengan beberpa pihak seperti kepolisia untuk mempermudah perjalanan konsumen yang akan menuju ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Strategi WO Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu : Melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu. Strategi ini memanfaatkan peluang peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Peluang tersebut seperti faktor minat konsumen yang mulai beralih ke wisata back to nature, jumlah wisatawan yang meningkat terutama pada saat long weekend dan beberapa faktor peluang lainnya. Dengan demikian, kelemahan yang ada dapat dikurangi dengan melakukan promosi usaha, karena banyaknya konsumen yang ingin berwisata dengan suasana alamiah. Promosi yang telah dilakukan Agrowisata Perkebuanan Teh Gunung Mas dapat dikatakan belum maksimal. Dikarenakan promosi yang dilakukan selama ini hanya promosi yang sederhana seperti menggunakan brosur, leaflet, spanduk yang hanya disebarakan dan dipasang di daerah kawasan wisata saja. Promosi yang dilakukan melalui media elektronik pun sangat jarang dilakukan sehingga tidak heran jika Agrowisata Perkebuanan Teh Gunung Mas hanya diketahui oleh masyarakat di Jawa Barat, DKI Jakarta dan sekitarnya saja. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat memanfaatkan peluang peluang yang ada untuk melakukan promosi. Pemanfaatan peluang tersebut dapat dilakukan dengan cara menawarkan dan mempromosikan objek objek wisata alam seperti kebun dan pabrik teh, outbone dan wisata alam lainnya. Hal ini didukung dengan tingginya konsumen yang datang ke kawasan Puncak untuk berlibur. Salah satu promosi yang dapat dilakukan adalah memasang iklan di sepanjang jalan menuju Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan juga pemasangan iklan (spanduk, neonbox dan lain lain) di beberapa kota besar yang berpotensi memiliki wisatawan yang banyak. 102

118 Penyebaran brosur dan leaflet juga harus dilakukan tidak hanya di kawasan wisata saja tetapi juga menyebarkan sampai ke daerah daerah lainnya. Promosi yang juga paling banyak pengaruhnya terhadap tingkat kunjungan wisatawan adalah iklan televisi. Pemasangan iklan ditelevisi juga harus diperhatikan, dikarenakan banyak masyarakat dan juga anak anak yang tertarik berkunjung ketempat wisata setelah melihat promosi produk melalui iklan televisi. Memasang iklan di televisi juga harus menggunakan strategi tertentu, seperti lebih banyak memasang iklan mengenai agrowisata pada saat saat libur sekolah atau pun pada saat libur panjang seperti tahun baru. Salah satu cara pomosi yang juga efektif adalah dengan mengadakan acara televisi yang sedang banyak digemari masyarakat dengan lokasi di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, dikarenakan dalam acara tersebut dapat dipomosikan lokasi wisata alam, objek wisata Mata Air Ciburial yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, objek wisata tea walk dan produk produk wisata lainnya serta promosi produk teh yang juga diproduksi oleh PTPN VIII. Promosi usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan fasilitas yang ditawarkan, dikarenakan promosi yang baik juga harus diiringi dengan pengembangan produk yang kontinyu. Dengan demikian, fasilitas wisata, fasilitas penginapan dan fasilitas fasilitas lainnya harus memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan yang dipromosikan sehingga konsumen merasa puas dengan fasilitas yang ditawarkan seperti pada promosi yang diiklankan. Menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi dalam setiap objek wisata dan dalam sistem kerja agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara maksimal. Perkembangan teknologi yang pesat, akan sangat memudahkan suatu industri dalam melakuakan pengembangan usaha. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga dapat menerapkan perkembangan ternologi tersebut dalam melakukan pengembangan agrowisata. Perkembangan tekonologi yang dapat diterapkan seperti pemasangan kamera kamera pengawas dibeberapa sudut ditempat wisata untuk mempermudah pengawasan terhadap kawasan wisata. Potensi potensi wisata alam yang belum dioptimalkan secara maksimal pun dapat diotimalkan dengan mengunakan bantuan teknologi dalam proses 103

119 pembangunan objek wisata baru yang ada dan pencarian potensi wisata alam lainnya yang belum diperhatikan secara serius. Perkembangan teknologi komputer tentunya akan sangat membantu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam sistem kerjannya, serta dalam membuat website yang juga sangat penting untuk media promosi dan sistem kerja internal perusahaan atau pun eksternal. Perkembangan tekonlogi yang cepat dalam hal apapun akan berdampak positif dan akan sangat membantu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dalam upaya pengembangan agrowisata untuk menghadapi persaingan bisnis Strategi ST Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari berbagai ancaman yang ada. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu: Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. Tingginya tingkat persaingan bisnis dan banyaknya tempat wisata yang menawarkan wisata alam, menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan untuk berwisata ke tempat mana saja yang diinginkannya. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan yang menawarkan produk jasa yang hampir serupa harus melakukan suatu strategi dengan memanfaatkan kekuatan mereka masing masing untuk menghadapi persaingan bisnis. Kekuatan yang dimiliki miliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sudah mencukupi untuk dapat bersaing dengan agrowisata lainnya. Peningkatan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata adalah sesuatu yang dapat dilakukan agar tidak mengalami penurunan tingkat konsumen dalam persaingan bisnis tersebut Strategi WT Strategi WT menunjukkan strategi yang meminimalkan kelemahan perusahaan untuk menghindari berbagai ancaman yang ada, atau dapat dikatakan strategi bertahan bagi perusahaan. Strategi yang dapat digunakan, yaitu: 104

120 Melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar Puncak dan Cipanas agar dapat membuat paket wisata yang berbeda atau pun melakukan paket wisata bersama. Pada strategi ini, yang dapat dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah melakuakan kerja sama dengan agrowisata lainnya untuk dapat menguragi persaingan bisnis. Selain itu, strategi ini juga dapat membantu setiap agrowisata yang saling bekerja sama dalam melakukan promosi usaha dan pengembangan potensi wisata alam lainnya. Pada strategi ini, contoh yang dapat dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah melakukan kerjasama dengan Taman Wisata Matahari sepagai salah satu pesaing. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan Taman Wisata Matahari untuk saling mendukung dan mempromosikan tempat wisata serta penginapan secara bersama sama dengan paket wisata yang saling menguntungkan kedua pihak. Paket wisata tersebut dapat berupa paket peginapan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII disertai gatis menikmati wahana permainan di Taman Wisata Matahari, dimana paket wisata tersebut sudah termasuk harga menikmati wahana permainan di Taman Wisata Matahari dan harga penginapan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Adanya kerja sama antar agrowisata tersebut dapat memudahkan setiap agrowisata dalam pembuatan paket wisata, agar paket paket wisata yang mereka buat berbeda satu sama lainnya sehingga tingkat persaingan pun akan sedikit berkurang Analisis Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) Analisis matriks QSPM merupakan Tahap keputusan yang menentukan prioritas dari alternatif strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Matriks QSPM menggunakan input dari tahapan sebelumnya, yaitu berupa alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT. Selain itu, matriks QSPM juga menggunakan input dari matriks IFE dan EFE berupa faktor faktor strategis internal yang digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan prioritas strategi. 105

121 Analisis matriks SWOT menghasilkan enam alternatif strategi, keenam alternatif strategi tersebut dipilih dengan mengacu kepada strategi yang dihasilkan dari analisis matriks IE yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada analisis QSPM, alternatif strategi tersebut diprioritaskan berdasarkan tingkat keterkaitan kepada lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga alternatif strategi dapat dilakukan berdasarkan tingkat prioritas kepentingannya. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII (Lampiran 9), diketahui bahwa alternatif strategi yang paling diprioritaskan adalah strategi yang memiliki nilai penjumlahan Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi. Berikut adalah alternatif strategi yang diurut berdasarkan penjumlahan total nilai daya tarik: 1. Melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4, Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, sehingga dapat menerima pesanan konsumen lebih banyak lagi dan melakukan pengembangan objek objek wisata baru yang lebih inovatif, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4, Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri, sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4, Menerapkan penggunaan dan perkembangan teknologi dalam sistem kerja dan dalam setiap objek wisata, agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara maksimal, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4, Melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar puncak dan cipanas agar dapat membuat paket wisata yang berbeda atau pun melakukan paket wisata bersama, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4, Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha untuk menjaga dan memelihara infrastruktur jalan serta lalu 106

122 lintasnya agar memudahkan konsumen yang akan berkunjung ke Agrowisata Gunung Mas, dengan penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 3,449. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM tersebut, alternatif strategi yang memiliki penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) tertinggi adalah strategi melakukan promosi lebih aktif dan gencar serta strategi menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya. Sehingga kedua alternatif strategi tersebut adalah strategi yang paling diprioritaskan dibandingkan alternatif strategi yang lainnya dalam upaya pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Strategi pengembangan agrowisata dengan melakukan promosi lebih aktif dan gencar tersebut dapat diterapkan dan dipetimbangkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebagai suatu strategi dalam menghadapai persaingan bisnis. Hal ini, dikarenakan dengan melakukan promosi yang lebih aktif diharapkan tingkat kunjungan konsumen pun akan terus meningkat. Strategi promosi yang lebih aktif dan gencar juga cocok bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, dikarenakan promosi yang selama ini dijalankan masih sangat jarang terutama melalui media elektronik seperti televisi dan radio serta melalui media cetak seperti majalah dan koran. Promosi melalu brosur yang disebarkan pun hanya dilakukan di kawasan agrowisata saja. Promosi yang aktif dan gencar akan mempengaruhi peningkatan jumlah konsumen yang juga akan berdampak pada perkembangan usaha, dikarenakan jumlah konsumen yang terus meningkat akan menuntut Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terus melakukan perbaikan dan pengembangan agrowisata yang ada. Sehingga strategi penambahan fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, seperti objek wisata merupakan suatu strategi yang tepat dalam menghadapai persaingan bisnis, dan strategi tersebut juga dapat diterapkan dan dipetimbangkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebagai suatu strategi dalam menghadapai persaingan bisnis. Penerapan prioritas kedua alternatif strategi tersebut sangat cocok, dikarenakan dalam prakteknya kedua alternatif strategi tersebut sangat berkaitan antra promosi usaha dan 107

123 penambahan fasilitas. Hal ini, menyebabkan kedua alternatif strategi tersebut sangat tepat jika dilakukan beriringan dalam upaya pengembangan agrowisata. 108

124 VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE yang menjadi kekuatan utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah panorama alam perkebunan teh yang indah dan faktor lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. Sedangkan kelemahan utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah promosi yang belum intensif dan gencar. Hasil matriks IFE juga menunjukan bahwa kondisi internal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada dalam kondisi yang kuat atau diatas rata rata, karena skor kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor kelemahan mengindikasikan bahwa dalam pengembangan usaha Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut mampu memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelamahan yang ada. Analsis matriks EFE menunjukan bahwa lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah faktor infrastruktur serta akses jalan yang bagus dan mudah serta faktor jumlah wisatawan yang terus bertambah pada saat long weekend, sedangkan ancaman utamanya adalah faktor konsumen yang memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain serta faktor intensitas persaingan bisnis agrowisata yang relatif tinggi. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE menunjukan bahwa kondisi eksternal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam kondisi yang baik, karena peluang usaha yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat mengatasi ancaman yang ada. 2. Hasil matriks IE menunjukkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada pada sel V, yaitu berada pada kondisi hold and maintain atau pelihara dan pertahankan. Strategi yang umumnya diterapkan

125 pada kondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang diperoleh dari hasil matriks SWOT, terdiri dari enam alternatif strategi yaitu menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha, melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu, menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi, meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri dan yang terakhir adalah melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar puncak dan cipanas. Penentuan strategi yang diprioritaskan mengunakan analisis matriks QSPM, dan hasil analisis matriks tersebut menunjukan bahwa strategi melakukan promosi lebih aktif dan gencar serta strategi menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya merupakan strategi yang diprioritaskan atau diutamakan dibandingkan alternatif strategi yang lainnya. Kedua alternatif strategi yang dipriotaskan tersebut dapat dipertimbangkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII untuk diterapkan dalam upaya pengembangan usaha, karena memperhatikan kondisi industri agrowisata dikawasan Puncak yang semakin tinggi tingkat persaingannya Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan kepada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dengan mengacu pada kesimpulan di atas adalah sebagai berikut: 1. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas hendaknya dalam melakukan promosi usaha, dilakukan melalui berbagai media cetak dan elektronik serta pemasangan iklan di sepanjang jalan menuju tempat wisata, kemudian juga rutin mengadakan acara atau event tertentu seperti live music dan menghadirkan maskot dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas yang khas dan mencirikan tempat wisata tersebut sebagai salah satu promosi produk wisata. Pembuatan logo baru yang lebih menarik pun dapat dilakukan dalam upaya melakukan promosi usaha. Selain itu dalam melakukan promosi juga 110

126 disarankan membuat beberapa counter atau agen dibeberapa kota yang memiliki potensi wisatawan yang banyak, sehingga wisatawan tersebut dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. 2. Penambahan dan pengembangan fasilitas penginapan, fasilitas wisata dan fasilitas lainnya hendaknya dilakukan berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti penambahan rumah penginapan (bungalow dan pondokan) dengan bentuk yang unik seperti rumah adat dari berbagai macam daerah. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas juga hendaknya memasang mesin penarik uang (ATM) sebagai salah satu fasilitas penunjang dibeberapa sudut tempat wisata untuk memudahkan konsumen yang tidak membawa uang banyak. Pengembangan fasilitas wisata pun harus dilakukan secara rutin dengan inovasi inovasi yang baru sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan fasilitas wisata yang sudah sering mereka rasakan dan lihat. 111

127 DAFTAR PUSTAK [BPS] Badan Pusat Statistik Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa di Indonesia. [5 September 2009]. [Depbudpar] Deperteman Kebudayaan dan Pariwisata Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia. [5 September 2009]. [Depbudpar] Deperteman Kebudayaan dan Pariwisata Perkembangan Wisatawan Nusantara (WISNUS) Tahun go.id/page.php?ic=521&id=5428. [7 Mei 2009]. Deasy, S Potensi dan Kendala Pengembangan Agrowisata di Indonesia. Bogor : Institut Pertanian Bogor. David, FR Strategic Management : concepts and cases, 10 th ed. Jakarta : Salemba Empat. Fandeli, C dan Nurdin, Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan dan Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada. Fisk, P Marketing Jenius. Jakarta : PT Gramedia. Fitriani, Y Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari dengan Menggunakan Metode Kontingensi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Herlita R.K Analisis Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hunger, dan Wheelen Manajemen Strategis. Yogyakarta : ANDI. Islamiarani Analisis Kinerja Agrowisata Dengan Pendekatan Balanced Scorecard di Kampong Wisata Cinangneng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jauch, G Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta : Erlangga. Lestari, T.R Analaisis Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Masang, L Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

128 Muttaqien, A Analisis Strategi Bersaing Agrowisata Vin s Berry Park Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua-Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Pearce J.A, dan Robinson Manajemen Strategik : formulasi, implementasi, dan pengendalian. Jakarta : Binarupa Aksara. Porter, M.E., Strategi Bersaing : teknik menganalisis industri dan pesaing. Jakarta : Erlangga. Sabiham, S dan Mulyanto Paradikma Baru Pengembangan Pendidikan Tinggi Pertanian Indonesia dalam Pertanian Mandiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Septiani, M.R Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Wisata Agro Gunung Mas [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sinaga, S.E Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam pada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tirtawinata, M.R dan Fachrudin Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Wijaya Strategi Pengembangan Usaha Wisata Agro Durian pada Warso Farm di Cihideung, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 113

129 LAMPIRAN

130 Lampiran 1. Rata rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan ke Indonesia Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun (US$). No. Negara Asal Brunei Darussalam 640, ,23 564,94 822,60 550,87 828,72 2 Malaysia 589,05 698,13 511,58 526,81 474,80 585,99 3 Filipina 636,18 835, ,01 965,56 586,40 668,14 4 Singapura 526,74 538,85 457,79 507,78 507,82 593,02 5 Thailand 919,88 748,77 698,72 672,31 876,84 893,86 6 Hongkong 914,45 934,88 836,34 871,53 789,87 844,58 7 India 1046,61 767,33 855,19 903,99 962, ,72 8 Jepang 957,55 966,69 887,02 838,50 968,36 741,00 9 Rep. Korea 649, ,31 910,13 872,89 858,79 930,07 10 Pakistan 999,20 699, ,16 754,65 899, ,64 11 Bangladesh 1273,48 773,37 839, , ,89 892,50 12 Srilanka 940, , ,40 997,25 704,03 909,55 13 Taiwan 1151, ,33 747,71 810,63 728,61 781,96 14 Rep. Cina 986, ,60 875,68 654,73 779,24 971,27 15 Arab Saudi 2122, , , , , ,44 16 Austria 1286, , , , , ,10 17 Belgia 1071, , , , , ,35 18 Denmark 1195, , ,52 733,17 493, ,38 19 Perancis 995, , , , , ,98 20 Jerman 1017, , , , , ,91 21 Italia 964, , , , , ,48 22 Belanda 1075, , , , , ,16 23 Spanyol&Portugal 937, , , , , ,16 24 Swedia 910,48 994, , ,16 991, ,82 25 Swiss 806,59 785, , , , ,17 26 Inggris Raya 1067, , , , , ,18 27 Finlandia 832,07 738, ,82 682, , ,40 28 Norwegia 2843,43 826, , ,24 846, ,41 29 Rusia 1863, , , , , ,25 30 Amerika Serikat 1413, , , , , ,93 31 Kanada 1427, , , , , ,99 32 Amerika Tengah 1117,85 683,60 609, , ,94 941,11 33 Amerika Selatan 1235, , , , , ,09 34 Australia 946, , , , , ,98 35 Selandia Baru 705,48 849, , , , ,09 36 Mesir 1696,00 680,33 452, ,96 855, ,57 37 Negara Lainnya 1068, , ,31 995,62 586, ,78 Rata-rata 893,26 903,74 901,66 904,00 913,09 970,98 Sumber : Passenger Exit Survey, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, (2009).

131 Lampiran 2. Kuesioner Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Faktor Internal dan Eksternal. KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PEMBERIAN BOBOT DAN PENETAPAN RATING FAKTOR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT Peneliti : Edgardi M. Ernaldi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Saya sangat berharap dan memohon agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara obyektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Pendidikan : I. Kuesioner Penentuan/Pemberian Bobot Faktor Internal dan Eksternal Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor faktor internal maupun eksternal taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan strategi bersaing usaha atau bisnis agrowisata. Petunjuk Umum : 1. Pengisian Kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten.

132 Petunjuk Khusus : Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan atau usaha taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan. 1. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandinagan antara suku elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan eleman yang ada di baris atas. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen elemen yang dibandingkan. 3. Skala penilaian perbandingan berpasangan yang diberikan mempunyai nilai antara 1 sampai 3. 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal dan sebaliknya) Penentuan/Pemberian Bobot Faktor Internal Dalam penentuan prioritas faktor internal atribut yang harus diperbandingkan adalah: Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Penentu A B C D E F G H I J K Total A B C D E F G H I J K Total Keterangan : Kekuatan A. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. B. Lokasi wisata yang strategis. C. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. D. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. E. Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. F. Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). Kelemahan G. Promosi yang belum intensif dan gencar.

133 H. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. I. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. J. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. K. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Penentuan/Pemberian Bobot Faktor Esternal Dalam penentuan prioritas faktor eksternal atribut yang harus diperbandingkan adalah: Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total A B C D E F G H I J Total Keterangan : Peluang A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. C. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Ancaman F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi.

134 II. Kuesioner Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal Penentuan/penetapan rating faktor internal Berilah rating pada masing-masing faktor internal yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keadaan sekarang. Nilai 1 = kelemahan utama Nilai 2 = kelemahan kecil Nilai 3 = kekuatan kecil Nilai 4 = kekuatan utama Pertanyaan : Bagaimana faktor-faktor kekuatan dan kelemahan internal di bawah ini mempengaruhi perusahaan? Analisis Faktor faktor Lingkungan Internal Faktor Strategis Internal KEKUATAN A. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. B. Lokasi wisata yang strategis. C. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. D. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. E. Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. F. Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). KELEMAHAN G. Promosi yang belum intensif dan gencar. H. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. I. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. J. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. K. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Rating Penentuan/penetapan rating faktor eksternal Berilah rating pada masing-masing faktor eksternal yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keadaan sekarang. Nilai 1 = tidak berpengaruh Nilai 2 = kurang kuat pengaruhnya Nilai 3 = kuat pengaruhnya Nilai 4 = sangat kuat

135 Pertanyaan : Bagaimana faktor-faktor kekuatan dan kelemahan eksternal di bawah ini mempengaruhi perusahaan? Analisis Faktor faktor Lingkungan Eksternal Faktor Strategis Internal PELUANG A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. C. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. ANCAMAN F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. K. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. Rating

136 Lampiran 3. Kuesioner Penilaian Pengunjung. KUESIONER PENELITIAN PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP TAMAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT Peneliti : Edgardi M. Ernaldi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor DATA RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin : Laki laki/perempuan.* Alamat : Usia : Tahun. Status : Menikah/Belum Menikah.* Jumlah Anggota Keluarga : Orang. Stratus dalam Keluarga : Suami/Istri/Anak.*/Lainnya, ** Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMU/Diploma/Akademi/Sarjana/Pasca Sarjana.*/Lainnya, ** Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar/Pegawai Negeri/ Pegawai Swasta/Wiraswasta/Ibu RumahTangga/ Pensiunan.*/Lainnya, ** Pendapatan per Bulan : Kurang dari Rp /Rp Rp 1 juta/ Rp 1 juta Rp 1,5 juta/rp 2 juta/rp 3 juta/ Lebih dari Rp 3 juta.* Keterangan: (*); Coret yang tidak perlu. (**); Sebutkan.

137 Petunjuk Umum : Isilah/berikan tanda ( ) pada tempat yang sudah disediakan PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP TAMAN AGROWISATA PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS 1. Tujuan anda berkunjung ke lokasi taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Berlibur/rekreasi saja b. Tambahan pengetahuan c. Membeli produk teh d. Menginap e. Lainnya, 2. Sudah berapa kali anda berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Satu kali b. Dua kali c. Tiga kali d. Lebih dari tiga kali 3. Manfaat apa yang dicari dari kegiatan anda di taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Hiburan b. Pengetahuan c. Beristirahat d. Lainnya,. 4. Hal hal apa saja yang membuat anda pertama kali memutuskan untuk mencoba berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Lokasi yang mudah dicapai b. Objek wisata perkebunan teh c. Dekat dengan rumah d. Pelayanan yang memuaskan e. Nyaman dan praktis f. Lainnya, 5. Apakah kondisi lancar tidaknya arus lalu lintas mempengaruhi keinginan anda untuk berkunjung ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas? a. Ya b. Tidak 6. Hari apa saja biasanya anda berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Hari libur b. Hari kerja c. Sabtu d. Minggu 7. Bersama siapa biasanya anda berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Keluarga b. Rombongan c. Teman - teman d. Pasangan e. Sendiri 8. Dari mana anda tahu tentang taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Brosur/leaflet b. Radio/TV c. Majalah/koran d. Orang lain e. Iklan f. Lainnya,.. 9. Siapakah yang mempengaruhi anda berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Diri sendiri b. Keluarga c. Orang lain d. Selebaran/spanduk e. Lainnya,

138 10. Cara anda memutuskan untuk mengunjungi taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Terencana (sudah direncanakan dari rumah) b. Mendadak (niat berkunjung terjadi ketika dijalan/melewati taman wisata) 11. Pertimbangan utama apa yang anda gunakan dalam memilih objek wisata yang akan dikunjungi: a. Lokasi yang mudah dicapai b. Harga c. Kenyamanan d. Pelayanan e. Kelengkapan fasilitas penunjang dan objek wisata f. Lainnya, Ketika anda dihadapkan pada berbagai pilihan objek wisata, apakah Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas akan menjadi prioritas utama pilihan anda? a. Ya b. Tidak 13. Berapa besar pengeluaran yang anda keluarkan selama berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Kurang dari Rp 25 ribu b. Rp 25 ribu Rp 50 ribu c. Rp 50 ribu Rp 100 ribu d. Rp 100 ribu Rp 150 ribu e. Rp 150 ribu Rp 200 ribu f. Lebih dari Rp 200 ribu 14. Objek apa saja yang anda kunjungi/ikuti selama berwisata di taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Pemandangan alam b. Tea walk c. Sarana olahraga sepeda gunung d. Areal berkuda (kuda tunggang) e. Pabrik pengelolaan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh sebagai wisata ilmiah f. Tempat penginapan g. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta h. Kegiatan Outbound i. Lainnya, 15. Menurut anda apakah harga penginapan (Rp sampai dengan Rp ) yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas tergolong murah? a. Ya b. Tidak 16. Fasilitas apa saja yang anda sarankan untuk dibuat di taman Agrowisata Perkebunan

139 Teh Gunung Mas: a. Jalur khusus berkuda, dilengkapi dengan tempat pembuangan kotoran kuda b. Menyediakan mobil/kereta keliling c. Menambah sarana permainan anak anak d. Pembuatan paket paket outbond yang menarik e. Penjualan souvenir yang berhubungan dengan Agrowisata Gunung Mas f. Panggung hiburan seperti live music. g. Fasilitas ATM h. Lainnya, Jika harga produk serta biaya berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas mengalami kenaikan, maka anda: a. Akan tetap berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas b. Akan mencari alternatif lain 18. Selain taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, objek wisata manakah yang pernah anda kunjungi: (jawaban boleh lebih dari satu) a. Kebun Raya Bogor b. Taman Buah Mekarsari c. Kebun Raya Cibodas d. Taman Bunga Nusantara e. Taman Wisata Matahari f. Lainnya, (1). (2). (3). 19. Apakah anda merasa puas setelah berkunjun dan menikmati taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: a. Sangat tidak puas b. Tidak puas c. Puas d. Sangat puas

140 Tingkat Kepentingan Petunjuk pengisian: - Tingkat kepentingan; Seberapa penting setiap atribut menjadi pertimbangan anda untuk berkunjung ke taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Beri tanda ( ) pada tabel atribut yang anda pilih No. Atribut 1. Keindahan kawasan 2. Kegiatan produksi teh 3. Kegiatan berkuda 4. Kegiatan outbond 5. Harga tiket 6. Area tea walk 7. Kondisi jalan menuju Agrowisata 8. Fasilitas Agrowisata 9. Keamanan kawasan 10. Kebersihan kawasan 11. Pelayanan dan informasi dari petugas 12. Sarana peribadatan 13. Pelataran parkir 14. Toilet 15. Pemandu wisata 16. Promosi 17. Harga penginapan 1 (tidak penting) Kepentingan 2 (kurang penting) 3 (penting) 4 (sangat penting)

141 109 Tingkat Kepuasan Petunjuk pengisian: - Tingkat kepuasan; Berdasarkan atribut, sejauh mana objek taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas memberikan kepuasan bagi anda. Beri tanda ( ) pada tabel atribut yang anda pilih. No. Atribut 1. Keindahan kawasan 2. Kegiatan produksi teh 3. Kegiatan berkuda 4. Kegiatan outbond 5. Harga tiket 6. Area tea walk 7. Kondisi jalan menuju Agrowisata 8. Fasilitas Agrowisata 9. Keamanan kawasan 10. Kebersihan kawasan 11. Pelayanan dan informasi dari petugas 12. Sarana peribadatan 13. Pelataran parkir 14. Toilet 15. Pemandu wisata 16. Promosi 17. Harga penginapan 1 (tidak puas) 2 (kurang puas) Kepuasan 3 (puas) 4 (sangat puas)

142 Lampiran 4. Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Faktor Internal. Faktor Responden 1 den 2 den 3 den 4 den 5 den 6 Respon- Respon- Respon- Respon- Respon- Internal Rata rata BOBOT A 0,0872 0,0955 0,0955 0,0885 0,1091 0,0955 0,0952 B 0,0872 0,0955 0,1136 0,0973 0,1000 0,0955 0,0982 C 0,0917 0,1000 0,0909 0,1018 0,0955 0,0909 0,0951 D 0,0917 0,0909 0,0818 0,1106 0,1136 0,0909 0,0966 E 0,0780 0,0955 0,0864 0,0708 0,0818 0,0909 0,0839 F 0,1193 0,0682 0,1273 0,1106 0,0864 0,0955 0,1012 G 0,0780 0,0909 0,0682 0,0619 0,1000 0,0591 0,0764 H 0,0917 0,0909 0,1182 0,1062 0,0500 0,0955 0,0921 I 0,0917 0,0909 0,0727 0,0973 0,1136 0,0955 0,0936 J 0,0917 0,0909 0,0727 0,0752 0,0818 0,0955 0,0846 K 0,0917 0,0909 0,0727 0,0796 0,0682 0,0955 0,0831 TOTAL BOBOT FAKTOR INTERNAL 1,0000 RATING A ,0000 B ,8333 C ,0000 D ,8333 E ,8333 F ,1667 G ,3333 H ,8333 I ,5000 J ,6667 K ,5000 Keterangan : Responden 1; Manager Agrowisata Responden 2; Wakil Manager Unit II Responden 3; Wakil Manager Unit I Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Responden 4; Kepala Koordinator Sarana dan Prasarana Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Responden 5; Kepala Seksi Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Responden 6; Staf Seksi Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

143 Lampiran 5. Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor Faktor Eksternal. Faktor Responden 1 den 2 den 3 den 4 den 5 den 6 Respon- Respon- Respon- Respon- Respon- Internal Rata rata BOBOT A 0,0833 0,1000 0,0778 0,0870 0,0889 0,1000 0,0895 B 0,0889 0,1000 0,0722 0,1033 0,0889 0,1000 0,0922 C 0,0833 0,1000 0,0944 0,1087 0,0889 0,1000 0,0959 D 0,1111 0,1000 0,1056 0,0870 0,0889 0,1000 0,0988 E 0,0889 0,1000 0,1167 0,0924 0,0944 0,1000 0,0987 F 0,0778 0,1000 0,0833 0,0924 0,0778 0,1000 0,0885 G 0,1278 0,1000 0,0833 0,0870 0,1056 0,1000 0,1006 H 0,0944 0,1000 0,0833 0,0870 0,1000 0,1000 0,0941 I 0,1444 0,1000 0,1389 0,1304 0,1333 0,1000 0,1245 J 0,1000 0,1000 0,1444 0,1250 0,1333 0,1000 0,1171 TOTAL BOBOT FAKTOR INTERNAL 1,0000 RATING A ,6667 B ,8333 C ,5000 D ,0000 E ,8333 F ,0000 G ,5000 H ,5000 I ,0000 J ,3333 Keterangan : Responden 1; Manager Agrowisata Responden 2; Wakil Manager Unit II Responden 3; Wakil Manager Unit I Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Responden 4; Kepala Koordinator Sarana dan Prasarana Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Responden 5; Kepala Seksi Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Responden 6; Staf Seksi Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

144 Lampiran 6. Karakteristik Responden Dari Pihak Konsumen. No. Uraian Jumlah (orang) 1 Jenis kelamin a. Laki laki 28 b. Perempuan 12 2 Umur a b c d e. >58-3 Pendidikan terakhir a. SLTP - b. SLTA 4 c. D3 5 d. Sarjana 28 e. S2 3 4 Jenis Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa - b. Pegawai Negeri (PNS) 8 c. Pegawai Swasta 31 d. Ibu Rumah Tangga 1 e. Wiraswasta - 5 Pendapatan perbulan a. Kurang dari Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. Rp Rp f. Lebih dari Rp Status Pernikahan a. Belum Menikah 12 b. Menikah 28 7 Daerah Asal Kedatangan a. DKI Jakarta 32 b. Jawa Barat 5 c. Banten 3 d. Luar Jawa Barat dan pulau Jawa -

145 Lampiran 7. Skor Rata rata Tingkat Kepentingan Atribut Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Menurut Konsumen. No. Atribut Skor Rata rata kepentingan Keterangan 1. Keindahan kawasan 3,8 Sangat penting 2. Kegiatan produksi teh 3,2 Penting 3. Kegiatan berkuda 2 Kurang penting 4. Kegiatan outbond 2,9 Penting 5. Harga tiket 3,7 Sangat penting 6. Area tea walk 3,7 Sangat penting 7. Kondisi jalan menuju Agrowisata 3,8 Sangat penting 8. Fasilitas Agrowisata 3,6 Sangat penting 9. Keamanan kawasan 3,5 Penting 10. Kebersihan kawasan 3,5 Penting 11. Pelayanan dan informasi dari petugas 3,6 Sangat penting 12. Sarana peribadatan 3,7 Sangat penting 13. Pelataran parkir 3,7 Sangat penting 14. Toilet 3,4 Penting 15. Pemandu wisata 3,3 Penting 16. Promosi 3,8 Sangat penting 17. Harga penginapan 3,6 Sangat Penting

146 Lampiran 8. Skor Rata rata Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. No. Atribut Skor Rata rata Kepuasan Keterangan 1. Keindahan kawasan 3,4 Puas 2. Kegiatan produksi teh 3 Puas 3. Kegiatan berkuda 2,1 Kurang puas 4. Kegiatan outbond 2,9 Puas 5. Harga tiket 3,5 Puas 6. Area tea corner 3,4 Puas 7. Kondisi jalan menuju Agrowisata 2,6 Puas 8. Fasilitas Agrowisata 2,8 Puas 9. Keamanan kawasan 2,8 Puas 10. Kebersihan kawasan 2,5 Kurang puas 11. Pelayanan dan informasi dari petugas 2,6 Puas 12. Sarana peribadatan 2,4 Kurang puas 13. Pelataran parkir 3,1 Puas 14. Toilet 2,7 Puas 15. Pemandu wisata 2,6 Puas 16. Promosi 2,7 Puas 17. Harga penginapan 2,9 Puas

147 Keterangan : Kekuatan - Strengths (S) S1: Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. S2: Lokasi wisata yang strategis. S3: Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. S4: Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. S5: Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. S6: Harga tiket masuk yang tegolong murah (berkisar dibawah Rp ). Kelemahan - Weaknesses (W) W1: Promosi yang belum intensif dan gencar. W2: Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek objek wisata yang ada. W3: Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. W4: Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. W5: Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Peluang - Opportunities (O) O1: Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature. O2: Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat saat libur panjang atau long weekend. O3: Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. O4: Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. O5: Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor Puncak Cianjur Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Ancaman - Threats (T) T1: Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. T2: Banyaknya bermunculan agrowisata lain. T3: Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. T4: T5: Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. SO-1 = Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya sehingga dapat menerima pesanan konsumen lebih banyak dan melakukan pengembangan objek wisata baru yang lebih inovatif. (strategi SO-1) SO-2 = Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha untuk menjaga dan memelihara infrastruktur jalan serta lalu lintasnya agar memudahkan konsumen yang akan berkunjung ke Agrowisata Gunung Mas. (strategi SO-2) WO-1 = Melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket paket liburan tertentu. (strategi WO-1)

148 WO-2 = Menerapkan penggunaan dan perkembangan teknologi dalam sistem kerja dan dalam setiap objek wisata, agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara maksimal. (strategi WO-2) ST-1 = Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri, sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. (strategi ST-1) WT-1 = Melakukan kerja sama dengan tempat tempat wisata lain di sekitar puncak dan cipanas agar dapat membuat paket wisata yang berbeda atau pun melakukan paket wisata bersama. (strategi WT-1)

149 85 Lampiran 10. Rute Tea Walk Agrowisata Gunung Mas Tahun 2010 Sumber : Pengelola Agrowisata Gunung Mas (2010)

150 Lampiran 11. Lokasi Penginapan Agrowisata Gunung Mas Tahun 2010 Sumber : Pengelola Agrowisata Gunung Mas (2010)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR Oleh : LUTHER MASANG A 14101678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RIWAYAT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir slogan back to nature semakin populer di kalangan masyarakat. Hal ini kemudian memunculkan trend baru yaitu dijadikannya sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar 439 juta, maka dalam

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri di Indonesia yang prospeknya memiliki nilai yang cerah dimana industri pariwisata di Indonesia ini memiliki potensi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.2. Kelayakan Proyek Perkembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa. Produk yang ditawarkan berupa atraksi wisata, tempat hiburan, sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponenkomponennya terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis (man) yang berarti rumah,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, panorama alam yang menawan, sejarah, budaya serta kuliner yang beragam, menjadikannya sebagai salah

Lebih terperinci

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor penting yang bisa menunjang pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, mendorong pemerataan pembangunan nasional dan mempercepat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012). 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Tugas Akhir untuk Skripsi S-1

LAPORAN TUGAS AKHIR. Tugas Akhir untuk Skripsi S-1 LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Tugas Akhir untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro 1. Latar Balakang. Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bogor merupakan bagian integral dan berkesinambungan antara tahapan pembangunan yang telah dilalui dan yang akan dilaksanakan baik dalam Rencana

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar 439 juta, maka dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat) BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan persmasalahan, tujuan, sasaran dan manfaat studi, ruang lingkup studi yang mencakup ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah,

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci